Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2

BAB I.................................................................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 4

BAB II ................................................................................................................................................ 5

A. Hakikat Pemimpin ....................................................................................................................... 5

B. Tipe-Tipe Kepemimpinan ........................................................................................................... 6

C. Tugas dan Fungsi Kepemimpinan Pendidikan ............................................................................ 8

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin dalam Manajemen Pendidikan ..... 10

C. Peran Kepemimpinan dalam Pendidikan .................................................................................. 12

BAB III ............................................................................................................................................. 14

A. Kesimpulan................................................................................................................................ 15

B. Saran-saran ................................................................................................................................ 15

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas Manajemen pendidikan bentuk
makalah yang berjudul “Kepemimpinana Pendidikan”.
Kelompok menyadari bahwa masih ada kekurangan, baik dari susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat memperbaiki tugas ini.
Akhir kata, kelompok berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Tondano, April 2019

Kelompok 6

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi
pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia
ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al
Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
Malaikat”; “Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka
Bumi”.
Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan
Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau
memimpin sesuatu”.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus
tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan
pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang
semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan
relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia
untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan
tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau
pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen
pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi
seorang pemimpin.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini terdiri dari:

a. Menjelaskan Hakikat Pepemimpin Pendidikan?

b. Apa saja tipe-tipe kepemimpinan?

c. Apa saja Tugas dan fungsi kepemimpinan Pendidikan?

d. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin dalam manejemen


Pendidikan?
3
e. Menjelaskan tentang peran kepemimpinan Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini
diarahkan untuk :
a. Untuk mengetahui hakikat pemimpin
b. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan
c. Apa saja Tugas dan fungsi kepemimpinan Pendidikan?
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam
manajemen pendidikan.
e. Menjelaskan tentang peran kepemimpinan Pendidikan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pemimpin
“Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.”
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan
mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada
tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas,
agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di
antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan
anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya
dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi
bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang
saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan
timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam
menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan untuk
memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.

5
B. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya
terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal
sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi
tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini,
segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu
dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang
bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu
kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi
baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya
bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-
peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis
menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan
kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama.
Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam
segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap
anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini
dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan
kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti
halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari
kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan
adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang
bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di
antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur
berkecimpung.

6
Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe
kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan


tertib.Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-
instruksinya harus ditaati.

2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari


kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab
tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-
kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota
dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang
diinginkan.

3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada
bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan
menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau
tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan
prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat
memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.

Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe


kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh
para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah
dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang
pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau
tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya,
yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin,
terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang
pemimpinan yang profesional.

7
C. Tugas dan fungsi kepemimpinan Pendidikan

Menurut Keating (1986:9) menyatakan bahwa tugas kepemimpinan pendidikan sebagai


berikut :

1. Memulai (Initiating) usaha kelompok agar memulai kegiatan atau gerakan tertentu.

2. Mengatur (Regulating) tindakan untuk mengatur arah dan langkah kegiatan.

3. Memberitahu (Informating) yaitu kegiatan memberi infirmasi, data, fakta, dan


pendapat yang diperlukan.

4. Mendukung ( suporting) yaitu usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul dari
bawah dan menyempurnakannya dengan menambah atau mengurangi untuk digunakan
dalam rangka penyelesaian tugas bersama.

5. Menilai (evaluating) yaitu tindakan untuk menguji gagassan yang muncul atau cara
kerja yang diambil dengan menunjukkan konsekuensi-konsekoensinya dan utung
ruginya.

6. Menyimpulkan (summrizing) yaitu kegiatan untuk mengumpulkan dan merumuskan


gagasan, pendapat dan usul yang mncul, menyingkat lalu menyimpulkannya sebagai
landasan untuk memikirkan lebih lanjut.
Menurut Keating tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kekompakan dalam
kelompok meliputi:
1. Mendorong (encourraging) yaitu bersikap hangat, bersahabat menerima oarang-orang.
2. Mengungkapkan perasaan (expresing feeling) yaitu indakan menyatakan perasaan
terhadap kerja dan kekompakan kelompopk. Seperti rasa puas, rasa senang, rasa
bangga dan ikut seperasaaa dengan orang-orang yang dipimpinnya pada waktu
mengalami kesulitan, kegagalan dll.
3. Mendamaikan (harmonizing) yaitu tindakan mempertemukan dan mendamaikan
pendapat-pendapat yang berbeda dan menurunkan orang-orang yang bersitegang satu
sama lain.
4. Mengalah (Compromizing) yaitu kemampuan untuk mengubah dan menyesuaikan
pendapat dan perasaan sendiri dengan pendapat perasaan orang-orang yang
dipimpinnya.

8
5. Memperlancar (Gatekeeping) yaitu kesediaan membantu mempermudah keikutsertaan
para anggota dalam kelompok, sehingga semua secara iklas menyumbangkan dan
mengungkapakan gagasan-gagasan.
6. Memasang Aturan Main (Setting Standarts) yaitu tindakan menyampaikan aturan dan
tata tertib yang membantu kehidupan kelompok.
Menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi (Administrasi Pendiidkan Sekolah, 1991: 89-90)
adapun fungsi kepemimpinan kependidikan adalah:
1. Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan befikir dan mengeluarkan pendapat, baik
secara perseorangan maupun kelompok sebagai usaha mengumpulkan data/bahan dari
anggota kelompok/organisasi/lembaga dalam menetapkan keputusan yang mampu
memenuhi aspirasi didalam kelompok organisasi atau lembaga.
2. Mengembangkan susasana kerjasama yang efektif dengan memberikan penghargaan
dan kesediaan menghargai oranglain sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3. Mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat/buah pikiran dengan
sikap harga menghargai sehingga timbul perasaan terlibat didalam kelompok
organisasi/lembaga dan tumbuh perasaan bertanggungjawab atas terwujudnya pekerjaan
masing-masing sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan.
4. Membantu menyelasaikan masalah-masalah, baik yang dihadapi secara perorangan
maupun kelompok dengan memberikan petunjuk-petunjuk dalam mengatasinya
sehingga berkembang kesediaan untuk memecahkannya dengan kemampuan sendiri.
Menurut Hendyat Soetopo (1988:5-6) adapun fungsi kepemimpinan pendidikan yang
berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai antara lain
1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai
antara lain:
a. Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya
anggota-anggota selalu dapat menyadari dalam bekerja sama mencapai tujuan itu.
b. Memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta menjelaskan situasi dengan
maksud untuk dapat ditemukan rencana-rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat
memberi harapan baik
c. Membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan-keterangan yang
perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan-pertimbangan yang sehat.
d. Menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari anggota kelompok
9
e. Memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan, pikiran dan
,memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi
oleh kelompok.
f. Memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan masing-masing demi kepentingabn
bersama (Hendyat Soetopo,1988:4-5).
2. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan penciptaan suasana pekerjaan
yang sehat, antara lain :
a. Memupuk dan memelihara kesediaan kerjasama didalam kelompok demi tercapainya
tujuan bersama.
b. Menanamkan dan memupuk perasaan pada anggota masing-masing melalui
penghargaan terhadap usaha-usahanya.
c. Mengusahakan suatu tempat pekerjaan yang menyenangkan baik ruangan, baik fasilitas
maupun situasi.
d. Menggunakan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada pimpinan untuk memberi
sumbangan dalam kelompok menuju pencapaian tujuan bersama

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin dalam Manajemen


Pendidikan
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) yang
dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut :
1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini
mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan
akan gaya kepemimpinan.
2. Harapan dan perilaku atasan.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa
gaya kepemimpinan.
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan.

10
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam
aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu
kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan
dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping
dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk
berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap
hubungan manusiawi.

Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan
harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa pemimpin
memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut
:

1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.

2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-
benar dapat dicapai.

3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang
realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.

11
E. Peran kepemimpinan dalam Pendidikan
Peranan seorang pemimpin yang baik dapat disimpulkan menjadi 13 macam, yaitu
1. Sebagai Pelaksana (Executive)
Seorang pemimpin tidak boleh hanya memaksakan kehendak sendiri terhadap
kelompoknya. Ia harus berusaha menjalankan/memenuhi kehendak dan
kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan
bersama.
2. Sebagai Perencana (Planner)
Seorang pemimpin yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan,
sehingga segala sesuatu yang diperbuatnya bukan secara ngawur saja, tetapi
segala tindakannya diperhitungkan dan bertujuan
3. Sebagai Seorang Ahli (Expert)
Ia haruslah mempunyai keahlian, terutama keahlian yang berhubungan dengan
tugas jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.
4. Mewakili Kelompok dalam Tindakannya ke Luar (External Group Representatif)
Ia harus menyadari bahwa baik buruknya tindakan diluar kelompoknya
mencerminkan baik dan buruk kelompok yang dipimpinnya.
5. Mengawasi Hubungan Anggota Kelompok (Controller of Internal Relationship)
Seorang pemimpin harus bisa menjaga jangan sampai terjadi perselisihan, dan
berusaha membangun hubungan yang harmonis dan menimbulkan semangat
bekerja kelompok.
6. Bertindak sebagai Pemberi Ganjaran/Pujian dan Hukuman (Purveyor of Reward
andPunishment)
Ia harus dapat membesarkan hati anggota-anggotanya yang giat bekerja dan
banyak sumbangannya terhadap kelompoknya, dan berani pula menghukum
anggotanya yang berbuat merugikan kelompok.
7. Bertindak sebagai Wasit dan Penengah (Arbitrator and Mediator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan-pengaduan diantara
anggota-anggotanya, ia harus tegas, tidak pilih kasih ataupun mementingkan salah
satu golongan.
8. Merupakan bagian dari Kelompok (Exemplar)

12
Pemimpin bukanlah seorang yang bediri di luar atau di atas kelompoknya.
Ia merupakanbagian yang tak terpisahkan dari kelompoknya. Dengan demikian,
segala tindakan dan usahanya hendaklah dilakukan demi tujuan kelompoknya.
9. Merupakan Lambang Kelompok (Symbol of The Group)
Sebagai lambang kelompok, ia hendaknya menyadari bahwa baik buruknya
kelompok yang dipimpinnya tercermin pada dirinya.
10. Pemegang Tanggung jawab para Anggota Kelompoknya (Surrogate for Individual
Responsibility)
Ia harus bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggotanya yang
dilakukan atas nama kelompok
11. Sebagai Pencipta / Memiliki Cita-cita (Ideologis)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai suatu konsepsi yang baik dan realistis
sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas
menuju arah yang telah dicita-citakan
12. Bertindak sebagai Seorang Ayah (Father Figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya
hendaklah mencerminkantindakan seorang ayah terhadap anak-anak/anggota
keluarga.
13. Sebagai Kambing Hitam (Scape Goat)
Seorang pemimpin haruslah menyadari bahwa dirinya merupakan tempat
pelemparankesalahan/keburukan yang terjadi di dalam kelompoknya. Oleh
karena itu dia harus pula mau dan berani turut bertanggung jawab tentang
kesalahan orang lain/anggota kelompoknya.
Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami
akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam
proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai
pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang
profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan
mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan pribadi, Tipe
kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis,
tipe kepemimpinan paternalistis, tipe kepemimpinan menurut bakat. Disamping tipe-tipe
kepemimpinan tersebut juga ada pendapat yang mengemukakan menjadi tiga tipe antara lain
: Otokratis, Demokratis, dan Laisezfaire. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas
pemimpin meliputi ; kepribadian (personality), harapan dan perilaku atasan, karakteristik,
kebutuhan tugas, iklim dan kebijakan organisasi, dan harapan dan perilaku rekan. Yang
selanjutnya bahwa factor- faktor tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam
melaksanakan aktivitasnya.
Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi ; menyelami kebutuhan-kebutuhan
kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang
benar- benar dapat dicapai, meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi
kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan
khayalan.Pemimpin yang professional adalah pemimpin yang memahami akan tugas dan
kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan,
sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan
memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan
bersama yang telah ditetapkan.

14
B. Saran-saran
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai
berikut :
1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan dalam
melaksanakan aktivitas kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya
berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.
2. Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para pemimpin
memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam
pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
3. Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin.
4. Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpin menjalin suatu
hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi atau instnasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,


2004). Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang : Bumi
Aksara, 1994). Dadang Sulaeman dan Sunaryo, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP
Bandung, 1983).
I.Nyoman Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung, 1983).
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber2 Benih
Kecerdasan, 1981). Maman Suherman, Pengembangan Sarana Belajar, (Jakarta : Karunia,
1986).
Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999).
Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir, (Surabaya
: 1982). Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996).

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, (Bandung :
Angkasa, 1983).

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung : Alfabeta, 2005).

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,


(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995.

16

Anda mungkin juga menyukai