Anda di halaman 1dari 26

0

BAHAN KULIAH TERSTRUKTUR KIMIA FISIKA 3


UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PENGARUH FAKTOR KONSENTRASI


TERHADAP LAJU REAKSI

Oleh
Prof. Dr. Suyono, M.Pd.
Dr. Harun Nasrudin, M.S.
Bertha Yonata, S.Pd., M.Pd.

JURUSAN KIMIA FMIPA


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


1

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Illahi Robbi, Allah Yang


Maha pemberi rezeki, nikmat kesehatan jasmani dan rohani. Berkat segala
petunjuk dan karunia-Nya, pengembangan Bahan Kuliah Terstruktur untuk
melatihkan Keterampilan Proses Sains pada Konten Kimia Fisika 3 telah berhasil
diselesaikan. Bahan kuliah ini selanjutnya diberi nama akronim BKT-KF3 KPS.
Proses pengembangan BKT-KF3 KPS dilakukan melalui skema Penelitian
Kompetitif Guru Besar dengan sumber dana PNBP (Penghasilan Negara Bukan
Pajak) Unesa tahun 2019. Dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih
kepada Rektor Unesa atas kebijakan penganggaran yang diberikan. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Ketua LP2M Unesa yang telah mengelola
keberlangsungan penelitian ini sejak awal hingga akhir. Semoga Allah mencatat
seluruh amalan ini sebagai kebaikan yang diridloi.
Tim peneliti telah berusaha sekuat tenaga untuk menghasilkan karya terbaik.
Tim peneliti menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan BKT-KF3 KPS ini.
Bimbingan dari dari para senior di bidang pembelajaran Kimia Fisika masih
sangat diharapkan. Kritik dan saran membangun dari pihak-pihak terkait juga
kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan bahan kuliah terstruktur ini.
Semoga BKT-KF3 KPS yang telah dikembangkan dapat digunakan dalam
mendukung pembelajaran KF3 sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan
itu adalah menciptakan keterampilan berpikir mahasiswa, khususnya keterampilan
proses sains (KPS) bersamaan dengan penguasaan konten Kimia Fisika 3 yang
maksimal. Amin YRA.
Surabaya, Agustus 2019
Ketua Tim Pengembang,

Prof. Dr. Suyono, M.Pd.

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


2

BAGIAN I
EKSISTENSI DAN URGENSI BKT-KF3 KPS BAGI MAHASISWA

A. Eksistensi BKT-KF3 Keterampilan Proses Sains


BKT-KF3 KPS dipersiapkan untuk mendukung perkuliahan KF3 yang
berfokus kepada terjadinya latihan dan peningkatan keterampilan prioses sains
pada masing-masing individu (mahasiswa). Keterampilan proses sains (KPS)
adalah keterampilan berpikir moderator bagi keterampilan pemecahan masalah
(KPM) yang merupakan salah satu keterampilan berpikir tuntutan abad 21
(Trilling & Fadel, 2009).
Kepada para mahasiswa peserta Mata Kuliah KF 3, diwajibkan membaca,
memahami isi yang tersurat dan tersirat di dalam BKT ini, serta mengerjakan
tugas-tugas yang harus diselesaikan sesuai petunjuk. Ketika Anda mengerjakan
tugas-tugas tersurat di dalam BKT ini, maka sebenarnya Anda telah melakukan
kewajiban dalam memenuhi tuntutan SKS sebagai mana diamanatkan dalam
Permenristekdikti RI No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi. Dalam pasal 17 ayat (1) permen ini dinyatakan bahwa 1 (satu) sks pada
pembelajaran bentuk kuliah, responsi, atau tutorial terdiri atas: (a) kegiatan tatap
muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester, (b) kegiatan penugasan
terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per semester, dan (c) kegiatan
mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester. Eksistensi BKT ini
untuk membantu belajar Anda dalam memenuhi kewajiban pada point (b) ayat (1).
Belajar hukumnya wajib, artinya jika tidak dilakukan akan menimbulkan dosa.
Eksistensi BKT ini menolong Anda untuk tidak terjebak pada dosa-dosa yang
bersumber dari wilayah pembelajaran. Dosa yang sering tidak disadari mahasiswa.
Jika Anda simak kembali capaian pembelajaranan mata kuliah KF3 yang
ditulis dalam RPS (Rencana Perkuliahan Semester), terdapat sejumlah
keterampilan berpikir yang harus dikuasai mahasiswa di antaranya: (1)

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


3

keterampilan mengajukan argumentasi teoretik untuk mengeksplanasi fakta-fakta


kinetika reaksi, (2) mengembangkan kerangka konseptual untuk merumuskan
tindakan dalam memecahkan problematika kimia dalam kehidupan, dan (3)
mengkomunikasikan hasil-hasil eksperimen. Seperti telah diungkapkan pada
paragraph pertama sub bagian ini, bahwa salah satu keterampilan berpikir
moderator bagi keterampilan pemecahan masalah (KPM) adalah keterampilan
proses sains (KPS). Pada kesempatan ini KPS akan dilatihkan kepada Anda
melalui BKT-KF3 ini.
Lakukan sesuatu yang ending-nya adalah kebaikan bagi Anda, sesuatu yang
menjadi kebutuhan dalam hidup Anda, selama tidak bertentangan dengan norma
kehidupan dan Agama. Keterampilan proses sains adalah satu di antara
keterampilan berpikir yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk hidup di abad 21.
Lakukan tugas-tugas yang tersurat di dalam BKT-KF3 KPS yang ending-nya
sesuatu yang Anda butuhkan untuk hidup di abad 21, yaitu keterampilan proses
sains dan/atau keterampilan pemecahan masalah.

B. Urgensi Keterampilan Proses Sains bagi Anda


Di dalam perkuliahan penting dilatihkan keterampilan proses sains (KPS).
Argumentasi atas pernyataan ini adalah seperti berikut. Ongowo & Indushi (2013)
menyatakan bahwa ada kebutuhan untuk melakukan upaya yang disengaja untuk
mengembangkan KPS terintegrasi selama proses pembelajaran/perkuliahan. Jika
KPS tidak diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran, jika KPS tidak dilatihkan
di dalam pembelajaran, dikawatirkan peserta didik akan menghafal fakta dan
berkembang sikap negatif peserta didik terhadap sains (Jack, 2018). Lebih lanjut
Jack (2018) menyatakan bahwa KPS memiliki pengaruh besar pada pendidikan
karena membantu peserta didik untuk mengembangkan proses mental yang lebih
tinggi seperti pemecahan masalah, berpikir kritis dan membuat keputusan. KPS
adalah elemen penting di dalam scientific method (Suriasumantri, 2013).
Pemecahan masalah di dalam sains adalah scientific method (Lumsdaine &

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


4

Lumsdaine, 1995). Berdasar dua proposisi ini, maka KPS adalah bagian integral
dari KPM. Woolfolk (2009) menyatakan apabila peserta didik dilatih KPS dengan
mengeksplorasi, menguji, mengobservasi, dan mengorganisasikan informasi maka
dapat mengubah proses berpikir peserta didik dan menyebabkan berkembangnya
pikiran yang lebih kompleks. Menurut Ozgelen (2012 di dalam Ongowo &
Indushi, 2013), KPS adalah keterampilan berpikir yang digunakan para ilmuwan
untuk membangun pengetahuan dalam rangka memecahkan problem dan
memformulasikan hasilnya.

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


5

BAGIAN II
INDIKATOR KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN
PETUNJUK OPERASIONAL

A. Indikator Keterampilan Proses Sains


Agar yang Anda lakukan terarah kepada suatu target yang diharapkan
kiranya perlu disajikan indikator bagi Keterampilan Proses Sains. Indikator KPS
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1 mengadaptasi pendapat-pendapat yang
diajukan oleh Kheng (2008); Monica (2005); dan Glencoe (2002).
Tabel 1 Indikator Keterampilan Proses Sains

No Komponen KPS Pernyataan Indikator KPS

Asking questions Mahasiswa dapat menulis rumusan masalah dengan


1. (Mengajukan benar.
pertanyaan)
Formulating a Mahasiswa dapat menuliskan hipotesis dengan
hypothesis menggunakan format “Jika …, maka …”
2.
(Merumuskan
hipotesis)
Controlling Mahasiswa dapat menuliskan variabel manipulasi,
variables variabel kontrol, dan variabel respon dengan benar.
3.
(pengontrolan
variabel)
Menuliskan definisi Mahasiswa dapat menuliskan definisi variabel
4.
operasional variabel. manipulasi dan variabel respon.
Evaluating a Mahasiswa dapat menuliskan rancangan eksperimen
hypothesis yang diajukan untuk menjawab permasalahan atau
(Mengevaluasi/meng pertanyaan yang diberikan.
5. uji sebuah hipotesis).
Designing an
experiment
(Merancang
eksperimen)
6. Carrying out a Mahasiswa dapat menuliskan rancangan organisasi
strategy and data.
collecting data
(Melakukan sebuah

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


6

No Komponen KPS Pernyataan Indikator KPS

strategi dan
mengumpulkan
data).
7. Analysing the data Mahasiswa dapat menuliskan tahapan analisis yang
(Menganalisis data) akan dilakukan.
Membuat prediksi Mahasiswa dapat menuliskan prediksi yang mungkin
8. berdasar simpulan dapat dilakukan.
yang dibuat.
Mengkomunikasikan Mahasiswa dapat menuliskan rancangan presentasi
9. untuk mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah
yang telah dilakukan (dapat melalui virtual lab).

Untuk mencegah terjadinya perbedaan persepsi antara apa yang sebenarnya


dimaksudkan dalam pernyataan indikator dan apa yang dipahami mahasiswa,
maka berikut ini diberikan narasi yang diharapkan dapat memberikan penjelasan
atas istilah atau term kunci yang terkandung di dalam pernyataan indikator. Term
itu di antaranya:
 Masalah dan cara menuliskan rumusan masalah. Masalah adalah suatu
pertanyaan tentang sesuatu, tentang situasi yang memerlukan pemecahan
melalui pendekatan ilmiah (eksperimen/penelitian). Rumusan masalah
penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan yang memuat minimal dua
variabel, yaitu variabel manipulasi (independent variable) dan variabel
respon (dependent variable).
 Kerangka Konseptual Penelitian (KKP) atau Kerangka Berpikir (KB).
Penyusunan KKP adalah salah satu tahap penting dalam metode ilmiah,
walaupun di dalam Tabel 1 tidak secara eksplisit ditulis sebagai indikator
KPS. Tidak diijinkan begitu saja diajukan hipotesis setelah dimiliki rumusan
masalah. KKP disintesis, diabstraksi, dan diekstrapolasi dari berbagai teori
dan pemikiran ilmiah yang mencerminkan paradigma sekaligus tuntunan
untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan hipotesis. KKP
dapat diformulasikan dalam bentuk narasi, bagan, model matematika atau
persamaan fungsional yang dilengkapi dengan uraian kualitatif.

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


7

 Hipotesis dan cara menulis rumusan hipotesis. Hipotesis berasal dari


bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pernyataan, pendapat yang
ditegakkan. Hipotesis merupakan proposisi keilmuan yang dilandasi oleh
KKP dan merupakan jawaban (yang masih lemah, hypo) thd permasalahan
yang dihadapi, yang dapat diuji kebenarannya berdasar fakta empiris. Kriteria
rumusan hipotesis, menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih,
dirumuskan secara jelas dan padat, hendaknya dinyatakan dalam bentuk
kalimat deklaratif, dan dapat diuji kebenarannya. Dalam upaya pembuktian
hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan
suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Rumusan
hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan yang memuat minimal dua
variabel, yaitu variabel manipulasi (independent variable) dan variabel
respon (dependent variable). Rumusan hipotesis “Jika …, maka ….” sangat
direkomendasikan dengan segala kemanfaatannya. Perhatikan contoh
perumusan hipotesis yang direkomendasikan itu. Contoh:

 Variabel. Variabel adalah kondisi atau sifat-sifat yang dimanipulasi (variabel


bebas), dikontrol (variabel kontrol = kendali), dan diamati oleh peneliti.

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


8

Variabel yang diamati peneliti sebagai akibat variabel yang dimanipulasi


disebut variabel tergantung.
 Definisi Operasional Variabel (DOV). Berikut disajikan narasi agak
panjang tentang DOV, Anda diberi kesempatan untuk mencermatinya dan
diharapkan memperoleh pemahaman yang baik dan benar. DOV merupakan
pernyataan unik yang dibuat dan dikembangkan oleh peneliti, yang memandu
peneliti untuk mengumpulkan data/melaksanakan penelitian dan
mengembangkan instrument. Definisi yang menjelaskan bagaimana suatu
objek tertentu atau benda tertentu dioperasikan. DOV dirumuskan berdasar
atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diukur. DOV
menunjukkan alat pengambil data yang digunakan. DOV disusun dengan
menekankan kegiatan (operation) apa yang perlu dilakukan, menekankan
bagaimana (operation) itu dilakukan, atau menekankan sifat-sifat statis hal
yang didefinisikan. Makna setiap istilah ilmiah harus dapat dispesifikasikan
dengan menunjukkan uji operasi yang terbatas sehingga memberikan kriteria
bagi aplikasinya. Contoh: asam adalah cairan yang jika dan hanya jika kertas
litmus biru dimasukkan ke dalamnya berubah warna menjadi merah. Dalam
contoh ini, operasi pengujiannya adalah memasukkan kertas litmus berwarna
biru, sedangkan kertas litmus biru berubah menjadi merah merupakan hasil
uji yang spesifik.
 Rancangan Percobaan. Rancangan percobaan/penelitian pada hakekatnya
merupakan suatu strategi dalam mengatur setting penelitian agar dapat
diperoleh data maupun simpulan penelitian dengan kemungkinan kontaminasi
yang paling kecil dari variabel lain. Dalam penelitian eksperimen, rancangan
penelitian merupakan usaha untuk mengontrol variabel-variabel yang tidak
diteliti sehingga hasilnya dapat memiliki kesahihan internal yang tinggi.
Dalam penelitian non eksperimen setidak-tidaknya perlu ada analisis
kemungkinan-kemungkinan masuknya variabel lain yang ikut mempengaruhi
hasil penelitian.

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


9

 Organisasi data dan Analisis data. Organisasi data menguraikan cara-cara


yang harus dilakukan untuk memperoleh data, menseleksi data, dan menata
data dalam bentuk tabel atau grafik. Analisis data memuat teknik analisis
yang dipergunakan dalam mengolah data penelitian serta alasan
penggunaannya.
 Simpulan. Simpulan adalah rangkuman semua hasil-hasil percobaan.
Diharapkan dengan membaca simpulan ini setiap orang dalam waktu singkat
dapat memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai hasil percobaan
yang telah dilakukan. Berkait dengan uji hipotesis, maka simpulan merupakan
kepastian atas diterimanya hipotesis atau ditolaknya hopotesis. Penerimaan
atau penolakan hipotesis sangat tergantung kepada data percobaan.
 Prediksi. Prediksi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis
tentang sesuatu yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan
informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki, agar kesalahannya (selisih
antara sesuatu yang terjadi dengan hasil perkiraan) dapat diperkecil.
Informasi sekarang yang dimiliki dapat saja berupa simpulan yang telah
dibuat berdasar hasil percobaan atau hukum-hukum kimia yang telah berhasil
dikembangkan berdasar data percobaan. Anda dapat melakukan prediksi-
prediksi berdasar simpulan yang telah Anda miliki.
 Virtual Lab. Yang dimaksud dengan Virtual laboratory atau vlab adalah
proses pembelajaran elektronik dengan menggunakan simulasi komputer.
Vlab merupakan media yang digunakan untuk membantu memahami suatu
pokok bahasan dan dapat mensolusi keterbatasan atau ketiadaan
perangkat laboratorium.

B. Petunjuk Operasional Pengerjaan BKT-KF3 KA


BKT-KF3 KPS memuat informasi dan/atau daftar tugas yang harus
dilakukan/dikerjakan oleh mahasiswa peserta mata kuliah KF3 di luar jam tatap
muka. Informasi dan/atau daftar tugas yang ditulis menjadi pengarah atau pemicu
mahasiswa untuk melakukan aktivitas kognitif yang merepresentasi

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


10

berlangsungnya latihan keterampilan proses sains dengan wahana berupa konten-


konten Kimia Fisika 3. Indikator aktivitas kognitif itu adalah “karya tulis”
mahasiswa yang terdokumentasi di dalam borang BKT-KF3 KPS. Karya tulis itu
merupakan pengejawantahan dari pernyataan indikator yang tercantum di dalam
Tabel 1.
Oleh karena itu, Anda sebagai perserta mata kuliah KF 3 harus secara
bersungguh-sungguh menjalankan tugas-tugas yang tersurat di dalam BKT ini.
Tulislah “karya-pikir” Anda sesuai dengan tugas yang diminta dengan lugas.
Tulisan dinyatakan lugas, jika dipenuhinya syarat padat isi, fokus (tidak keluar
dari koridor pertanyaan/tugas), dan tidak bertele-tele. Permintaan membuat tulisan
yang lugas jangan kemudian mematikan semangat Anda, misalnya untuk
meratifikasi nasehat Socrates. Nasehat Socrates, dalam kajian keilmuan janganlah
sekedar menjawab pertanyaan tetapi sampai kepada mempertanyakan jawaban itu.
Permintaan membuat tulisan yang lugas jangan kemudian mematikan semangat
Anda untuk menjawab pertanyaan secara komprehensif yang meliputi sisi
ontologi, epeistemologi, dan aksiologi. Sebelum mengumpulkan tugas yang
dipandu BKT ini alangkah baiknya jika Anda mengingat kembali nasehat Rene
Descartes. Ragukan dulu hasil karyamu sebelum diserahkan kepada dosen
pengampu mata kuliah. Selamat bekerja, sukses hanya akan dimenangkan oleh
orang-orang yang “mengadilkan cara berpikir.”

BAGIAN III
AKTIVITAS PROSES SAINS-01

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


11

LATIHAN MERUMUSKAN MASALAH

A. Situasi yang Memerlukan Pemecahan


Pada sub-bagian ini dikemukakan sesuatu yang pada awalnya
menampakkan adanya kesenjangan antara harapan (das Sollen) dan kenyataan
(das Sein), fakta-fakta yang menolak keberlakuan suatu simpulan dari hasil
penelitian sebelumnya. Masalah terlahirkan akibat dari adanya kesenjangan (gap)
antara harapan dan kenyataan.

1. Fakta Kimia 01: Fakta Kimia pada Reaksi antara Gas H2 dan Gas I2

Persamaan stoikiometri reaksi antara gas hidrogen dan gas iodin adalah sebagai
berikiut:
H2 (gas) + I2 (gas) = 2 HI (gas)

Fakta Pertama: Bahwa setiap 1 mol gas H2 bereaksi dengan 1 mol gas I2 dan
dihasilkan 2 mol gas HI. Melekularita (kemolekulan) reaksi ini adalah 2, satu
berasal dari H2 dan satu lagi dari I2.
Fakta Kedua. Reaksi ini diketahui memiliki orde reaksi total (n) = 2, orde satu
terhadap H2 dan orde satu terhadap I2. Orde reaksi adalah derajat kontribusi
konsentrasi pereaksi terhadap besaran laju reaksi (r) yang dalam contoh ini
bersesuaian dengan koefisien stoikhiometri reaksi.
Simpulan sementara 01. Berdasar fakta pertama dan fakta kedua di atas, kiranya
dapat diajukan simpulan sementara bahwa “Orde reaksi dapat ditetapkan berdasar
nilai koefisien stoikiometri reaksi.” Dengan kata lain “orde reaksi total sama
dengan kemolekulan (molekularita).”

2. Fakta Kimia 02: Fakta Kimia pada Reaksi antara Gas N2 dan Gas O2

Simpulan sementara sebagaimana dituliskan di atas (Simpulan sementara 01)


yang menyatakan bahwa “Orde reaksi dapat ditetapkan berdasar nilai koefisien

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


12

stoikiometri reaksi,” atau dengan kata lain “orde reaksi total sama dengan
kemolekulan (molekularita)” nampaknya mendapat penguatan oleh fakta kimia
yang berlaku pada reaksi antara gas N2 dengan gas O2.
Persamaan stoikiometri reaksi antara gas N2 dan gas O2 adalah sebagai berikut:

N2 (gas) + O2 (gas) = 2 NO (gas)

Fakta pertama. Bahwa setiap 1 mol gas N2 bereaksi dengan 1 mol gas O2 dan
dihasilkan 2 mol gas NO. Melekularita (kemolekulan) reaksi ini adalah 2, satu
berasal dari N2 dan satu lagi dari O2.
Fakta Kedua. Reaksi ini diketahui memiliki orde reaksi total (n) = 2, orde satu
terhadap N2 dan orde satu terhadap O2. Orde reaksi adalah derajat kontribusi
konsentrasi pereaksi terhadap besaran laju reaksi (r) yang dalam contoh ini
bersesuaian dengan koefisien stoikhiometri reaksi.
Simpulan sementara 02. Berdasar fakta pertama dan fakta kedua ini, kiranya
dapat diajukan simpulan sementara bahwa “Orde reaksi dapat ditetapkan berdasar
nilai koefisien stoikiometri reaksi.” Dengan kata lain “orde reaksi total sama
dengan kemolekulan (molekularita).”

3. Simpulan Berdasar Fakta Kimia 01 dan Fakta Kimia 02

Orde reaksi bersesuaian dengan koefisien stoikhiometri reaksi. Orde reaksi dapat
ditetapkan berdasar nilai koefisien stoikiometri reaksi. Dengan kata lain “orde
reaksi total sama dengan kemolekulan (molekularita).”

4. Fakta Kimia 03: Fakta Kimia pada Reaksi yang Lain

Tabel 2 menampilkan fakta kimia yang berlaku pada 4 (empat) reaksi kimia.

Tabel 2 Stoikhiometri Reaksi dan Hukum Laju Eksperimen

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


13

Catatan: Br2 dan I2 adalah unsur segolongan dalam sistem periodik unsur.

Berdasar simpulan yang pernah dibuat sebelumnya, maka:


 Reaksi 2 akan memiliki orde reaksi 1 terhadap gas H2 dan orde reaksi 1
terhadap gas Br2, sehingga orde reaksi total sama dengan 2. Hukum laju
reaksinya dapat ditulis r = k [H2][Br2]. Fakta kimia yang terjadi tidak
demikian, seperti dilaporkan dalam Tabel 2. Hukum laju reaksinya sangat
kompleks. Orde reaksi bagi reaksi gas H2 dan gas Br2 tidak sesederhana
seperti yang terjadi pada reaksi 1. Orde reaksi keseluruhan bagi reaksi gas
H2 dan gas Br2 tidak mudah dinyatakan.
 Reaksi 3 akan memiliki orde reaksi 1 terhadap COCl2. Hukum laju reaksinta
dapat ditulis r = k [COCl2]. Reaksi 3 adalah salah satu contoh reaksi
unimolekuler, reaksi dengan kemolekulan tunggal. Fakta kimia yang terjadi
tidak demikian, seperti dilaporkan dalam Tabel 2. Besaran laju reaksi
ternyata juga dipengaruhi oleh konsentrasi hasil reaksi. Reaksi dekomposisi
COCl2, unimolekul yang memiliki orde total 3/2.
 Reaksi 4 setidaknya akan memiliki orde reaksi 1 terhadap (CH 3)2CO dan
orde 3 terhadap Br2. Namun, yang berlaku tidak demikian. Reaksi 4 pun

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


14

tidak memiliki orde reaksi sesuai dengan koefisien stoikhiometri reaksinya.


Besaran laju reaksi selain dipengaruhi konsentrasi ternyata dipengaruhi pula
oleh konsentrasi substansi yang tidak ada dalam persamaan stoikhiometri
reaksinya. Pada kasus ini dipengaruhi oleh konsentrasi OH- yang adalah
suasana sistem reaksi (suasana basa). Suasana basa dalam reaksi ini
mengambil peran sebagai katalis.

B. Latiham Merumuskan Masalah


Dengan demikian apa yang awalnya diharapkan pasti berlaku, yaitu “orde reaksi
sesuai dengan koefisien stoikhiometri atau orde reaksi total sama dengan
kemolekulan,” tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Ada gap antara apa yang
diharapkan terjadi atau berlaku dengan kenyataan yang terjadi secara empiris.
Ada masalah pada kesesuaian antara koefisien persamaan stoikhiometri
reaksi dan/atau kemolekulan reaksi dengan orde reaksi. Situasi seperti ini
memerlukan pemecahan. Untuk melakukan tahapan atau proses pemecahan
masalah perlu mengidentitikasi masalah yang ada dan merumuskan masalah yang
akan dicari solusinya atau dipastikan pembenarannya.

Tugas Anda: Identifikasikan masalah itu dan tuliskan rumusan masalah yang
akan dipecahkan!

Sebelum Anda memberikan respon terhadap tugas yang harus diselesaikan,


sebaiknya Anda memahami kembali tentang masalah dan cara perumusannya.

Masalah
 Masalah adalah suatu pertanyaan tentang sesuatu, tentang situasi yang
memerlukan pemecahan melalui pendekatan ilmiah (eksperimen/penelitian).
Rumusan Masalah
 Rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan yang
memuat minimal dua variabel, yaitu variabel manipulasi (independent
variable) dan variabel respon (dependent variable).

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


15

 Harus spesifik, singkat, dan jelas yg dilandasi oleh pemikiran teoretis yang
kebenarannya perlu dibuktikan.
 Masalah yang dirumuskan hendaknya memberi petunjuk mengenai
bagaimana menjawabnya.

Jawaban atas tugas Anda:


 Rumuskan pertanyaan tentang situasi ketidaksesuaian antara simpulan
yang pada awalnya diyakini kebenaran dengan fakta kimia (lihat Tabel 2)
yang kemudian menurut Anda perlu dicari bukti-bukti lain untuk
menerima simpulan yang lebih benar sebagai sebuah solusi. Dalam kajian
ilmiah, yang benar adalah yang didukung oleh fakta. Ingat pesan Einstein.
 Rumusan Pertanyaan saya:

 Tuliskan Rumusan Masalah. Rumusan pertanyaan yang telah Anda tulis


di atas dapat dikemas menjadi rumusan masalah, asal rumusannya
dinyatakan dalam kalimat pertanyaan yang memuat minimal dua variabel,
yaitu variabel manipulasi (independent variable) dan variabel respon
(dependent variable).
 Rumusan Masalah yang saya ajukan adalah:

 Landasan Teori. Rumusan masalah yang Anda ajukan harus dilandasi


oleh pemikiran teoretis yang kebenarannya perlu dibuktikan.
 Landasan pemikiran teoretis yang kebenarannya perlu dibuktikan, menurut
saya adalah seperti berikut:

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


16

 Bagaimana tahapan pemecahan masalah? Rumusan masalah yang


dibuat hendaknya memberi petunjuk mengenai bagaimana menjawabnya.
Menurut saya tahapan yang harus dilakukan dalam memecahkan masalah
yang telah saya rumuskan adalah sebagai berikut:
 Tahapan Pemecahan Masalah

BAGIAN IV
AKTIVITAS PROSES SAINS-02

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


17

LATIHAN MERUMUSKAN MASALAH, MEMBUAT


KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A.Awal dari Kebenaran yang Bukan Kebetulan


Tabel 3 adalah replika dari Tabel 2 yang ditambahkan jumlah reaksi yang
ada di dalamnya.

Tabel 3 Hukum Laju Empiris Enam Reaksi Kimia

Hukum laju reaksi empiris adalah persamaan matematis yang


menghubungkan antara besaran laju reaksi (r) dengan besaran konsentrasi-
konsentrasi pereaksi dan/atau hasil reaksi berpangkat yang ditetapkan berdasar
data eksperimen. Pangkat dari konsentrasi pereaksi dan/atau hasil reaksi itu adalah
orde reaksi. Dalam hukum laju reaksi ini besaran laju reaksi (r) sebagai variabel
dependent sedangkan besaran konsentrasi-konsentrasi pereaksi dan/atau hasil
reaksi sebagai variabel independent.

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


18

Hukum laju reaksi yang berlaku pada reaksi nomor 1 dan reaksi nomor 2
dalam Tabel 3 juga ditetapkan berdasar data ekperimen. Orde reaksi bagi pereaksi-
pereaksi yang terlibat pada reaksi nomor 1 dan reaksi nomor 2 juga ditetapkan
oleh para ahli Kimia Fisika berdasar data eksperimen. Ketika orde reaksi pada
kedua reaksi itu bersesuaian atau sama dengan koefisien persamaan
stoikhiometerinya adalah sebuah kebetulan. Kebetulan hasil perhitungan orde
reaksi yang didasarkan data eksperimen memberikan angka-angka yang sama
dengan koefisien persamaan stoikhiometri reaksinya. Kenapa dapat dinyatakan
kebetulan? Anda dapat melihat bukti lain yang berlaku pada reaksi nomor 3
hingga reaksi nomor 6 yang mana besaran orde reaksi yang didapat dari data
eksperimen terbukti tidak sama dengan koefisien persamaan stoikhiometri
reaksinya. Jadi, besaran orde reaksi tidak dapat dengan serta merta ditetapkan
berdasar persamaan stoikhiometrinya atau sesuai dengan kemolekulan reaksi.
Orde reaksi hanya dan hanya ditetapkan berdasar data eksperimen. Bukti-bukti
yang ditemukan oleh para ahli Kimia Fisika ini boleh dikatakan sebagai awal
kebenaran yang bukan kebetulan.

B. Berani Berkomentar karena Paham

Berikan komentar tertulis terhadap pernyataan berikut ini!


Pernyataan 1
Hukum laju reaksi yang berlaku bagi reaksi dengan persamaan stoikhiometri
reaksi: 2 NO (gas) + O2 (gas) = 2 NO2 (gas) dapat dipastikan adalah r = k
[NO]2[O2].

Komentar saya:

Pernyataan 2

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


19

Hukum laju reaksi yang dikembangkan berdasar data eksperimen untuk reaksi
dengan persamaan stoikhiometri reaksi: 2 NO (gas) + O 2 (gas) = 2 NO 2 (gas)
dapat dipastikan adalah r = k [NO]2[O2].

Komentar saya:

Pernyataan 3
Hukum laju reaksi yang dikembangkan berdasar data eksperimen untuk reaksi
dengan persamaan stoikhiometri reaksi: 2 NO (gas) + O 2 (gas) = 2 NO 2 (gas)
boleh jadi adalah r = k [NO]2[O2].

Komentar saya:

C. Saatnya Memahami Kembali Bagaimana Merumuskan


Hipotesis?
Coba Anda membaca kembali dan mencermati Pernyataan 3 di atas. Ketika
Anda belum memiliki data eksperimen yang berlaku bagi reaksi: 2 NO (gas) +
O2 (gas) = 2 NO2 (gas), maka Anda diizinkan menyataan bahwa hukum laju
reaksi yang berlaku bagi reaksi ini boleh jadi r = k [NO]2[O2]. Status hubungan r =
k [NO]2[O2] masih sangat lemah (disebut hipotesis), masih membutuhkan
pembuktian melalui kegiatan eksperimen untuk memperoleh data. Berdasar data
ini hipotesis akan diuji (uji hipotesis). Hasil uji ini dapat menghasilkan simpulan
menerima hipotesis atau menolak hipotesis.

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


20

Kita Ingat Kembali tentang Hipotesis dan Posisinya dalam Scientific Method
Hipotesis dan cara menulis rumusan hipotesis.
 Hipotesis merupakan proposisi keilmuan yang dapat diuji kebenarannya
berdasar fakta empiris. Hubungan r = k [NO]2[O2] adalah proposisi keilmuan
yang dapat diuji kebenarannya berdasar data eksperimen. Kriteria rumusan
hipotesis, menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam kasus
ini r (laju reaksi) adalah dependent variable, sedangkan konsentrasi-
konsentrasi NO dan konsentrasi O2 adalah independent variable.
 Rumusan hipotesis r = k [NO]2[O2] dalam format matematis ini dapat ditulis
dalam kalimat pernyataan dengan format “Jika …, maka ….” seperti telah
dicontohkan di bagian awal BKT ini (Baca dan cermati kembali, jangan
TIDAK ANDA LAKUKAN).

Contoh Perumusan Hipotesis dalam Kalimat Deklaratif


 Hipotesis 1: Jika besaran laju reaksi dipengaruhi/dikontribusi oleh
konsentrasi NO, maka reaksi gas NO dan gas O2 dengan konsentrasi NO
diperbesar pada konsentrasi O2 yang dibuat tetap (diisolasi) besaran r akan
membesar. Jika konsentrasi NO diperbesar dua kali dan laju reaksi membesar
empat kali, maka orde reaksi terhadap NO adalah 2.
 Hipotesis 2: Jika besaran laju reaksi dipengaruhi/dikontribusi oleh
konsentrasi O2, maka reaksi gas NO dan gas O2 dengan konsentrasi O2
diperbesar pada konsentrasi NO yang dibuat tetap (diisolasi) besaran r akan
membesar. Jika konsentrasi O2 diperbesar dua kali dan laju reaksi membesar
dua kali, maka orde reaksi terhadap O2 adalah 1.

Posisi Hipotesis dalam Scientific Method


Perhatikan Gambar 1 yang menunjukkan tahapan yang seharusnya dilakukan
ketika kita mengimplementasikan metode ilmiah.

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


21

Gambar 1 Diagram Alir Metode Ilmiah

Jika Anda perhatikan Gambar 1, maka Anda hanya diizinkan merumuskan


hipotesis setelah memiliki dan merumuskan kerangka berpikir yang
melandasinya. Anda tidak diizinkan dengan serta merta merumuskan hipotesis
setelah memiliki rumusan masalah, dikawatirkan hanya akan sekedar merubah
kalimat pertanyaan yang menjadi karakteristik rumusan masalah menjadi kalimat
pernyataan yang merupakan karakteristik rumusan hipotesis. Jika kasus terakhir
yang Anda lakukan, maka Anda telah kehilangan kesempatan untuk melakukan
kajian khasanah keilmuan Anda, kehilangan kebiasaan berpikir deduktif dengan
logika sebagai tool of science, dan akhirnya tidak terbiasa membangun kerangka
berpikir.

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


22

D. Saatnya Latihan Merumuskan Masalah, Menuliskan


Kerangka Berpikir, dan Hipotesis
1. Rumusan Masalah yang Dibuat Orang lain
Ketika mencermati sebuah reaksi dengan persamaan stoikhiometri reaksi
seperti berikut ini:
A + 2B = AB2

Si Pulan kemudian menuliskan beberapa rumusan masalah terkait dengan hukum


laju reaksi seperti dituliskan di bawah. Anda diminta memberikan komentar
terhadap setiap rumusan masalah yang ditulis oleh si Pulan.

Rumusan Masalah a:
Apakah A bereaksi dengan pereaksi B membentuk produk AB2?

Komentar saya terhadap rumusan masalah a:

Rumusan Masalah b:
Apakah konsentrasi A dan konsentrasi B berkontribusi dalam reaksi pembentukan
AB2?

Komentar saya terhadap rumusan masalah b:

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


23

Rumusan Masalah c:
Apakah konsentrasi A dan konsentrasi B berkontribusi terhadap laju reaksi
pembentukan AB2?

Komentar saya terhadap rumusan masalah c:

2. Rumusan Masalah yang Benar Menurut Anda


Jika ketiga rumusan masalah yang diajukan si Pulan menurut Anda tidak ada
yang benar, saatnya Anda memberikan koreksi. Cara memberikan koreksinya
adalah Anda diminta menuliskan rumusan masalah yang menurut Anda benar.

Rumusan Masalah yang benar bagi reaksi di atas menurut saya adalah sebagai
berikut:

Rumusan Masalah:

Argumentasi yang dapat saya tuliskan atas rumusan masalah ini adalah sebagai
berikut:

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


24

3. Kerangka Berpikir untuk Dasar Pemecahan Masalah, Perumusan


Hipotesis, dan Perancangan Eksperimen Hingga Analisis Data

Untuk memecahkan atau menjawab rumusan masalah yang telah Anda


ajukan diwajibkan bagi Anda untuk mengembangkan Kerangka Berpikir yang
akan dipakai sebagai: (1) Landasan bagi proses pemecahan masalah, (2) Landasan
bagi perumusan hipotesis, dan (3) Arahan atau petunjuk bagi penetapan langkah-
langkah yang harus dikerjakan dalam rangka pengujian hipotesis. Perhatikan
kembali Gambar 1 di atas.

a. Kerangka Berpikir yang Berhasil Saya Kembangkan:

b. Rumusan Hipotesis yang Akan Saya Uji:

c. Variabel-variabel Terkait dengan Hipotesis yang Saya Ajukan:

d. Definisi Operasional Variabel-variabel Percobaan Saya:

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


25

e. Rancangan Eksperimen yang Akan Saya Lakukan:

f. Tahapan Operasional yang Akan Saya Lakukan dalam Pemerolehan


Data dan Pengorganisasiannya:

g. Rencana Analisis Data yang Akan Saya Lakukan:

Catatan: space dapat diekspansi dengan enter

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA

Anda mungkin juga menyukai