Anda di halaman 1dari 4

I.

Judul Praktikum : Hidrolisis Etil Asetat Dalam Suasana Asam Lemah &
Hidrolisis Etil Asetat Dalam Suasana Asam Kuat
II. Tanggal Praktikum : Jum,at/ 28 Maret 2014
III. Tujuan Praktikum : menentukan orde reaksi dan hidrolisis etil asetat dalam
suasana asam lemah dan asam kuat
IV. Dasar Teori
Hidrolisis adalah suatu reaksi antara senyawa dan air yang membentuk reaksi
kesetimbangan. Senyawa yang digunakan dapat berupa senyawa organik maupun
anorganik. Pada proses hidrolisis, garam akan terurai oleh air menghasilkan larutan yang
bersifat asam atau basa. Persamaan reaksi pada proses hidrolisis etil asetat adalah :

O H2
O
+ H2O + H3C C OH
H3C C
H2 H 3C C
O C CH3
OH

Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa ini
merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna,
memiliki aroma khas. Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah
menguap), tidak beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan
hidrogen yang lemah, dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena tidak adanya proton
yang bersifat asam. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air
hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih
tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air yang mengandung
basa atau asam. Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan
asam asetat dan etanol kembali. Katalis asam seperti asam sulfat dapat menghambat
hidrolisis karena berlangsungnya reaksi kebalikan hidrolisis yaitu esterifikasi Fischer.
Volume NaOH yang digunakan berbeda. Ketika menghidrolisis dengan
menggunakan asam asetat volume NaOH yang dibutuhkan hanya sedikit karena dalam
hidrolisis etil asetat hasilnya adalah asam asetat dan etanol, sehingga mempengaruhi
kecepatan reaksi dari hidrolisis tersebut maka volume NaOH yang digunakan hanya
sedikit. Sementara pada hidrolisis menggunakan HCl dibutuhkan volume NaOH yang
banyak karena diperlukan untuk menetralkan HCl itu dulu. Disini HCl dan asam astetat
bertindak sebagai katalis.
Untuk memperoleh rasio hasil yang tinggi, biasanya digunakan basa kuat dengan
proporsi stoikiometris, misalnya natrium hidroksida. Reaksi ini akan membentuk
etanol dan natrium asetat, yang tidak dapat bereaksi lagi dengan etanol:

CH3COOC2H5 + NaOH → C2H5OH + CH3COONa


Untuk menghitung laju reaksi jika diperoleh data konsentrasi, maka dapat
digunakan metode integral baik secara grafik maupun non-grafik. Dengan metode non-
grafik, dapat ditentukan konstanta laju (k) dari beberapa orde secara trial dan error. Nilai k
yang berdekatan menunjukkan orde yang sesuai. Sedangkan untuk metode grafik, orde
yang sesuai diketahui dengan nilai regresi linier yang mendekati 1.
Secara teori laju hidrolisis etil asetat memiliki orde 2. Artinya, setiap penambahan
konsentrasi pereaktan sebesar 2 kali semula, maka laju akan bertambah menjadi 22 kali
laju semula, dan begitu seterusnya untuk penambahan pereaktan sebesar n-kali. Hukum
laju reaksi untuk orde 2 adalah :

( )( )

dimana, a = konsentrasi awal (mol/L)

b = konsentrasi awal OH- (mol/L)

x = konsentrasi ester atau basa (M)

k = konstanta laju reaksi

Intregasi :

1 ba  x 
k2  ln
t a  b  a b  x 

2,303 ba  x 
k2  log
t a  b  a b  x 

Untuk dapat menentukan apakah suatu reaksi orde dua atau bukan dapat diselidiki
seperti pada reaksi tingkat satu yaitu :
1. Dengan memasukkan harga a, b, t dan x pada persamaan :
1 ba  x 
k2  ln
t(a  b) a b  x 

Bila harga-harga k2 tetap maka reaksi orde dua.


2. Secara grafik
2,303 ba  x  2,303 b
t log  log
k 2 a  b  a b  x  k 2 a  b  a

Bila reaksi orde dua maka grafik t terhadap log


a  x  merupakan garis lurus tangen atau
b  x 
slope :

2,303
slope 
k 2 a  b 
2,303
k2 
slopea  b 

Untuk konsentrasi sama :

1 1
k2  
ax a
1 1
t 
k 2 a  b  k 2 a

1
Jadi grafik harus lurus bila reaksi orde dua.
ax
V. Jawaban Pertanyaan
Jika dilihat dari hasil percobaan apa yang membedakan antara percobaan 5A dan
percobaan 5B? Berikan penjelasan dan kaitkan dengan kajian pustaka anda!

Jawaban :
Yang membedakan antara hidrolisis etil asetat dalam suasana asam lemah dan asam
kuat adalah volume NaOH yang dibutuhkan dalam suasana asam lemah lebih sedikit dari
pada volume NaOH yang dibutuhkan dalam susana asam kuat. Hal ini dikarenakan dalam
suasana asam kuat, H+ yang dikeluarkan lebih banyak dari pada H+ dalam suasana asam
lemah sehingga untuk menetralkannnya dibutuhkan volume NaOH yang lebih banyak dalam
suasana asam kuat.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Kimia Fisika. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika III. Surabaya:
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
SK, Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal, Edisi 5.Jakarta: Universitas Indonesia.
Anonim. 2010. Etil Asetat. http://www.chem-is-try.org. Diakses tanggal 12Oktober
2012.
Hadiyanti, Meilina Rizky. 2011. Hidrolisis Etil Asetat. http://mel-rizky.blogspot.com.
Diakses tanggal 12Oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai