Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSTIAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

SATUAN ACARA PENYULUHAN CEDERA KEPALA


RSUD Prof.Dr.H. Aloe Saboe

Topik : Cedera Kepala


Sasaran : Pasien daan Keluarga Pasien
Waktu : 30 menit
Tempat :
Hari/Tanggal :

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran mampu
memahami tentang cedera kepala.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran mampu :
a. Menjelaskan pengertian cedera kepala
b. Menjelaskan penyebab cedera kepala
c. Menjelaskan tanda dan gejala cedera kepala
d. Menjelaskan jenis cedera kepala
e. Menjelaskan dampak cedera kepala

3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

4. Alat Bantu
a. Leaflet
b. Banner
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSTIAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
a. Membuka acara dengan a. Menjawab salam
mengucapkan salam kepada b. Memperhatikan
pasien dan keluarga penyuluh
b. Memperkenalkan diri kepada c. Mendengarkan
pasien dan keluarga penyuluh
c. Menyampaikan topik, maksud menyampaikan topik
5 menit Pendahuluan
dan tujuan penkes kepada dan tujuan.
pasien dan keluarga d. Menyetujui
d. Kontrak waktu untuk kesepakatan waktu
kesepakatan pelaksanaan pelaksanaan penkes
penkes dengan pasien dan
keluarga
a. Menggali kemampuan pasien a. Menyampaikan
dan keluarga tentang materi pengetahuannya
yang akan disampaikan. tentang materi
b. Memberikan penjelasan penyuluhan
tentang materi yang akan b. Mendengarkan
diberikan kepada pasien dan penyuluh
keluarga dengan menyampaikan materi
15 Kegiatan
menggunakan leaflet c. Bertanya tentang
menit inti
c. Memberikan kesempatan materi yang telah
kepada pasien dan keluarga diberikan
untuk bertanya. d. Menjawab pertanyaan
d. Memberikan pertanyaan
kepada sasaran tentang materi
yang sudah disampaikan
penyuluh
a. Menyimpulkan dan a. Mendengarkan
mengklarifikasi materi b. Menyepakati
penyuluhan yang telah perencanaan tindak
disampaikan kepada sasaran lanjut.
10
Penutup b. Membuat perencanaan dari c. Mendengarkan
menit
materi yang telah disampaikan. penyuluh menutup
c. Menutup acara dan acara dan menjawab
mengucapkan salam serta salam
terima kasih kepada sasaran.
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSTIAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

5. Materi Cedera Kepala


1. Pengertian
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai pendarahan interstil dalam substansi otak tanpa diikuti
terputusnya kontinuitas otak (Bouma 2013 dalam Padila, 2018).
2. Etiologi
a. Trauma tumpul
Terjadi ketika kekuatan mekanik eksternal menyebabkan percepatan
atau perlambatan yang berdampak pada otak. Hal ini biasanya
ditemukan dalam cedera akibat kedraan bermotor, jatuh, luka bakar atau
alterasi fisik.
b. Tarauma tajam
Terjadi saat sebuah bentu menembus duramater yang terlihat pada luka
tembah dan tusukan.
c. Cedera kepala ledak
Umumnya terjadi setelah pengeboman dan peperangan. Karena
kombinasi antara gaya kontak dan inersia, tekanan berlebih dan
gelombang akustik.
3. Patofisiologi cedera
Berdasarkan besarnya gaya dan lamanya gaya pada kepala manusia maka
mekanisme terjadinya cedera kepala tumpul dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Statik loading
Gaya langsung bekerja pada kepala lamanya gaya yang berkerja lambat
lebih dari 200 milidetik. Mekanisme stastik loding jarang terjadi tetapi
kerusakan yang terjadi sangat berat mulai dari cedera pada kulit kepala
sampai kerusakan tulang kepala, jaringan dan pembulu darah otak.
b. Dinamik loding
Gaya yang bekerja pada kepala secara cepat (<50 milidetik). Gaya
bekerja pada kepala dapat secara langsung (infark injuri) ataupun gaya
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSTIAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

tersebut bekerja tidak langsung. Mekanisme cedera kepala dinamik


loding ini paling sering terjadi.
1) Infark injuri, gaya langsung bekerja pada kepala gaya terjadi akan
diteruskan kesegala arah jika mengenai jaringan lunak akan
diserap sebagian dan sebagian yang lain, akan teruskan ,
sedangkan jika mengenai jaringan yang keras akan dipantulkan
kembali. Tetapi gaya infark ini dapat juga mjenyebabkan lesi
akselerasi dan diselerasi
2) Lesi akselerasi-deeselerasi, gaya tidak langsung bekerja pada
kepala tetapi mengenai bagian tubuh yang lain tetapi kepala tetap
ikut bergerak akibat adanya perbedaan densitas antara tulang
kepala dengan densitas yang tinggi dan jaringan otak dengan
densitas yang lebih rendah. Maka jika terjadi gaya tidak langsung
maka tulang kepala bergerak lebih dahulu sedangkan jaringan
otak dan isinya tetap berhenti sehingga pada saat tulang kepala
berhenti bergerak mulai bergerak dan oleh karena pada dasar
tengkorak terdapat tonjolan-tonjolan maka akan terjadi gesekan
antar jaringan otak tonjolan tulang kepala tersebut akibatnya
terjadi lesi intrakranial berupa hematom subsdural, hematom
intraserebral, hematom intraventrikell, contracoucontisio. Selain
gaya akselerasi dan diselerasi akan menyebabkan terikan ataupun
robekan yang menyebabkan lesi difusi berupa conticiocerebri,
difuksi axonal injuri (umar dan kasan, 1998 dalam padila 2018).
4. Manisfetasi Klinik
Menurut judha (2011), tanda dan gejala dari cedera kepala antara :
a. Skull fracture
Gejala yang didapatkan CSF atau cairan lain keluar lain keluar dari
telinga daqn hidung (othorrea, rhinorhea), darah dibelakang membran
timpani, periobital ecimos (brill hematoma), memar didaerah mastoid
(battel sign), perubahan penglihatan, hilang pendengara, hilang indra
penciuman, pupil dilatasi, berkurangnya gerakan mata dan vertigo.
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSTIAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

b. Concussion
Tanda yang didapat adalah menurunnya tingkat kesadaran < 5 menit,
amnesia, retrograrade, pusing, sakit kepala, mual dan muntah, contusins
dibagi menjadi dua yaitu cerebral contusion, brainsteang.
5. Jenis cedera kepala
Berdasrkan GCS (Glow Coma Scale) maka cedera kepala dapat dibagi
menjadi menjadi 3 yaitu :
a. Cedera Kepala ringan : 13-15
b. Cedera Kepala sedang : 9-12
c. Cedera kepala berat :<8
Penilaiyan GCS :
a. Mata
1) Membuka mata sponta :4
2) Membuka mata dengan rangsangan suara :3
3) Membuka dengan rangsangan nyeri :2
4) Tidak membuka mata :1
b. Verbal
1) Orientasi baik (komunikasi baik) :5
2) Bigung, disorientasi waktu dan ruang :4
3) Dengan rangsangan nyeri keluar kata-kata :3
4) Keluar suara tanpa kata-kata :2
5) Tidak ada suara :1
c. Motorik
1) Mampu melakuakan perintah :6
2) Melokalisir nyeri :5
3) Menarik tubuhnya bila ada rangsangan nyeri : 4
4) Reaksi flesi abnormal dengan rangsangan nyeri : 3
5) Reaksi ekstensi abnormal dengan rangsangan nyeri : 2
6) Tidak ada gerakan :1
6. Dampak pada trauma kepala
Dampak yang sering muncul pada trauma kepala :
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSTIAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

a. Peningkatan intrakranial
b. Penumpukkan darah pada subdura (subdura hematom)
c. edema serebri
d. Amnesia
e. Epilepsi
f. Apasia (gagu)
g. Apraksia (susah berpikir/kosentrasi)
h. Aknosia (penurunan pemahaman)

6. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
b. Peserta turut serta dalam kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan
b. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi Hasil
a. Pasien dan keluarga mampu mengetahui pengertian cedera kepala
b. Pasien dan keluarga dapat mengetahui penyebab cedera kepala
c. Pasien dan keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala cedera kepala
d. Pasien dan keluarga mampu mengetahui jenis cedera kepala
e. Pasien dan keluarga mampu memahami dampak cedera kepala

Anda mungkin juga menyukai