Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korupsi adalah memperkaya diri sendiri maupun orang lain dengan cara
merugikan pihak ketiga dan ini merupakan permaslahan yang muncul sejak
berdirinya negara-negara di dunia. Hal ini menjadi cukup serius dialami suatu
negara karena dampaknya sangatlah luar biasa karena mampu merugikan
keuangan suatu negara dan dibilang menjadi momok yang menakutkan, sebagai
salah satu bentuk tindak pidana dalam ruang lingkupnya sekarang ini serta
memiliki metode yang dibilang lebih modern dan bahkan belum ada sejarah pada
manusia sebelumnya.
Tindak pidana korupsi merupakan masalah besar yang selalu menjadi sorotan
dan sekaligus keprihatinan masyarakat. Tidak hanya keprihatinan nasional, tetapi
juga menjadi keprihatinan dunia internasional. Dalam resolusi tentang
“corruption in government” yang diterima kongres PBB ke-8 mengenai “the
Prevention of Crime and the Treatment of Offenders”di hanava (cuba) tahun 1990,
dinyatakan bahwa: “Korupsi di kalangan pejabat public (corrupt activities of
public official)” dapat menghancurkan efektifitas potensial dari semua jenis
program pemerintah” ( Barda Nawawi Arief,14:1998 ) Perilaku korup ini terdapat
di negara yang menganut paham demokrasi terutama negara diktator militeristik,
dalam setiap tahap pembangunan system ekonomi dari negara kapitalis terbuka
yang pernah terjadi dinegara Indonesia pasca 2 kemerdekaan diera demokrasi
terpimpin era Presiden Soeharto pada tahun 1956 sampai 1998.
Di Indonesia sendiri korupsi sudah ada jauh sebelum negara ini terbentuk,
seperti yang terjadi masa kolonial Belanda pada waktu itu korupsi menjadi salah
satu ancaman bobroknya birokrasi dan tata pemerintahan bahkan korupsi telah
mampu menghancurkan hubungan persekutuan dagang kompeni (VOC) dan
kemudian menjadi semacam peninggalan setelah terbentuknya negara kesatuan
republik Indonesia korupsi kembali menyebar dalam pemerintah baik
pemerintahan pusat maupun pemerintah daerah yang semakin merata. Banyak
berbagai cara digunakan untuk menggalakan pemberantasan tindak pidana
korupsi guna menjaga stabilitas ekonomi serta wajah birokrasi yang terbentuk,
bahkan karena begitu ganasnya virus korupsi di indonesia sehingga mampu
menurunkan sebuah rezim yang sedang berkuasa.
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat
parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek
korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah
kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis,
canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat.
Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa
bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada
kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak
pidana korupsi di Indonesia, tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan
bagaimana. Tidak hanya pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan
tindak pidana korupsi, baik di sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana
korupsi sudah menjadi suatu fenomena. Penyelenggaraan negara yang bersih
menjadi penting dan sangat diperlukan untuk menghindari praktek-praktek
korupsi yang tidak saja melibatkan pejabat bersangkutan, tetapi juga oleh
keluarga dan kroninya, yang apabila dibiarkan, maka rakyat Indonesia akan
berada dalam posisi yang sangat dirugikan. Menurut Nyoman Serikat Putra Jaya
menyebutkan bahwa tindak pidana korupsi tidak hanya dilakukan oleh
penyelenggara negara, antar penyelenggara negara, melainkan juga
penyelenggara negara dengan pihak lain
Perkembangan korupsi di Indonesia masih tergolong tinggi, sedangkan
pemberantasannya masih sangat lamban. Romli Atmasasmita menyatakan bahwa
korupsi di Indonesia sudah merupakan virus flu yang menyebar ke seluruh tubuh
pemerintahan sejak tahun 1960-an langkah-langkah pemberantasannya pun masih
tersendat-sendat sampai sekarang. Selanjutnya, dikatakan bahwa korupsi
berkaitan pula dengan kekuasaan karena dengan kekuasaan itu penguasa dapat
menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, keluarga dan
kroninya.

1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan :
1. Untuk memenuhi tugas Budaya Anti Korupsi
2. Untuk dapat menganalisa bentuk-bentuk korupsi
3. Untuk mengetahui masalah inti dari kasus korupsi yang didapat
4. Untuk mengetahui regulasi yang dilanggar
5. Untuk mendapatkan solusi dari kasus korupsi yang terjadi di Indonesia

BAB II
ISI

2.1 Kasus Korupsi di Indonesia


Mantan Dirut Garuda akhirnya ditahan KPK setelah 2 tahun lebih menjadi
tersangka. Dalam kasus ini, Hadinoto Soedigno selaku Direktur Teknik dan
Pengelolaan Armada Garuda Indonesia periode 2007-2012 disangka menerima
suap bersama dengan mantan Dirut Garuda Emirsyah Satar. Suap itu diberikan
Beneficial Owner Connaught Internasional Pte Ltd Soetikno Soedarjo. Emirsyah
dan Soetikno lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 19 Januari
2017. Kala itu, Emir yang menjabat Dirut Garuda 2005-2014 diduga menerima
suap dari Soetikno sebesar EUR 1,2 juta dan USD 180 ribu.
Wakil ketua KPK Laode M. Syarif menyebut pihaknya menemukan banyak
fakta baru terkait perkara itu yaitu dugaan penerimaan lain untuk Emir dan Hadi
yang mendapatkan hadiah dari pabrikan lain bukan hanya Rolls-Royce.
KPK telah menahan Emirsyah dan Soetikno. Untuk 20 hari pertama, Emir
ditahan di Rutan KPK sedangkan Soetikno ditahan di Rutan Pongdam Jaya
Guntur.

2.2. Analisa Masalah Inti


Pada kasus ini, mantan Dirut Garuda ditahan karena kasus suap terkait
peremajaan pesawat terbang dan pembelian armada baru. Pihak-pihak pemenang
tender dari pembelian pesawat ini diduga telah memberikan fee kepada Emir dan
Soetikno.
Seorang pimpinan dalam hal ini telah mendapatkan komisi melebihi dari
yang telah diatur dalam perundang-undangan dan hal ini termasuk memperkaya
diri sendiri. Tindakan mereka ini telah merugikan negara karena Garuda
merupakan pesawat terbang BUMN

2.3 Regulasi yang Dilanggar Menurut UU No. 20 Tahun 2001


 Pasal 2 UU No. 31 tahun 1999
 Pasal 3 UU No. 31 tahun 1999
 Pasal 20 UU No. 31 tahun 1999 ayat 1 dan 2

Anda mungkin juga menyukai