Anda di halaman 1dari 4

MENJADIKAN RASULULLAH SEBAGAI IDOLA

Sang Idola. Begitulah masarakat sekarang melihat bintang film, atlit, atau tokoh-tokoh
muda yang terkenal lewat layar kaca. Biasanya faktor yang paling menarik perhatian
para remaja dan masarakat secara umum ketika mengidolakan seseorang adalah
fisiknya. Ganteng atau Cantik. Baru talent atau bakat yang dimiliki seperti
kemampuannya berakting, bernyanyi, atau prestasi di bidang-bidang lainnya. Jarang
ditemukan orang yang secara fisik biasa-biasa saja, tetapi menjadi idola para remaja
kebanyakan. Begitu juga kepribadian atau karakter yang dimiliki, merupakan nomor
kesekian yang dijadikan bahan pertimbangan ketika seseorang remaja mengidolakan
seorang bintang.

Hasil dari pengidolaan ini bermacam-macam, dari mulai mengikuti apa yang dikenakan
sang idola, mengunjungi tempat-tempat yang sering dikunjungi sang idola, sampai
meniru segala sesuatu yang dilakukan oleh sang idola. Sampai ada suatu kejadian tragis,
ketika seorang bintang idola meninggal, beberapa orang fansnya rela ikut membunuh
dirinya karena kesetiaan yang di luar akal sehat. Allah Ta’ala berfirman tentang mereka,

ً‫) َو َقا َل ا َّلذِينَ اتَّ َبعُوا لَ ْو أَ َّن لَنَا ك ََّرة‬166( ُ‫ت ِب ِه ُم ْاْل َ ْس َباب‬ َ َ‫ِإذْ ت َ َب َّرأ َ الَّذِينَ ات ُّ ِبعُوا ِمنَ الَّذِينَ ات َّ َبعُوا َو َرأَ ُوا ْال َعذ‬
َّ َ‫اب َوتَق‬
ْ ‫ط َع‬
ِ َّ‫ار ِجينَ ِمنَ الن‬
‫ار‬ ِ ‫ت َعلَ ْي ِه ْم َو َما ُه ْم بِ َخ‬ َ َّ ‫فَنَتَبَ َّرأ َ ِم ْن ُه ْم َك َما تَبَ َّر ُءوا ِمنَّا َكذَلِكَ ي ُِري ِه ُم‬
َ ‫َّللاُ أ ْع َمالَ ُه ْم َح‬
ٍ ‫س َرا‬

(yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang
mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka
terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya Kami
dapat kembali (ke dunia), pasti Kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana
mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka
amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan
keluar dari api neraka. [ QS. Albaqarah : 166 – 167 ]

Ma’asyirol muslimin yang dimulyakan Allah Ta’ala

Bila kita memperhatikan fenomena memasyarakat saat ini di dalam mencari panutan
atau sang idola, maka kita akan menemukan hal yang sangat kontras dengan apa yang
terjadi pada abad-abad terdahulu.
Kalau dulu, orang begitu mengidolakan manusia-manusia pilihan dan berakhlaq mulia
di kalangan mereka seperti para ulama dan orang-orang yang shalih. Maka, kondisi itu
sekarang sudah berubah total. Orang-orang sekarang cenderung menjadikan manusia-
manusia yang tidak karuan dari segala aspeknya sebagai idola. Mereka mengidolakan
para pemain sepakbola, kaum selebritis, paranormal dan tokoh-tokoh maksiat pada
umumnya. Anehnya, hal ini didukung oleh keluarga bahkan diberi spirit sedemikian
rupa agar anaknya kelak bisa menjadi si fulanah yang artis, atau si fulan yang pemain
sepakbola dan seterusnya. Lebih aneh lagi bahwa mereka berbangga-bangga dengan hal
itu.

Tentunya ini sangat ironis karena sebagai umat Islam yang mayoritas seharusnya
mereka harus memahami ajaran agama secara benar. Dengan memahami agama secara
benar, maka ia akan tahu siapa yang harus dijadikan idola, dan siapa yang seharusnya
dijauhi dan tidak pantas menjadi idola. Sungguh kesalahan yang fatal jika seseorang
salah dalam menentukan idolanya. Karena ia akan dikumpulkan diakhirat bersama
orang yang diidolakan. Rasulullah  bersabda :

‫ْف ت ََرى فِى َر ُج ٍل أ َ َحبَّ قَ ْو ًما‬


َ ‫َّللاِ َكي‬ ُ ‫ فَ َقا َل يَا َر‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َّللاِ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى َر‬
َّ ‫سو ِل‬ َّ ‫َع ْن َع ْب ِد‬
َ ْ ْ
َّ‫ « ال َم ْر ُء َم َع َمن أ َحب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫سول َّللا‬ َّ ُ َ ْ ْ َ
ُ ‫« َول َّما يَل َحق بِ ِه ْم قا َل َر‬.
Dari Abu Wâ-il dari ‘Abdullah )bin Mas’ud(, dia berkata: “seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah sembari berkata: ‘wahai Rasulullah! Apa pendapatmu terhadap
seorang laki-laki yang mencintai suatu kaum padahal dia belum pernah (sama sekali)
berjumpa dengan mereka?’. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“seseorang itu adalah bersama orang yang dia cintai”. [H.R.Muslim].

Jama’ah shalat jum’ah yang dimulyakan Allah Ta’ala

Anas bin Malik mengomentarinya: “Setelah keislaman kami, tidak ada lagi hal yang
membuat kami lebih gembira daripada ucapan Rasulullah: ‘engkau bersama orang yang
engkau cintai’ ”. Lalu Anas melanjutkan: “Kalau begitu, aku mencintai Allah dan
Rasul-Nya, Abu Bakar serta ‘Umar. Aku berharap kelak dikumpulkan oleh Allah
bersama mereka meskipun aku belum berbuat seperti yang telah mereka perbuat”.
Allah Ta’ala juga memerintahkan kita mengikuti idola yang paling baik yaitu
Rasulullah  . Allah berfirman :

َّ ‫َّللاَ َو ْاليَ ْو َم ْاْلَ ِخ َر َوذَك ََر‬


ً ِ‫َّللاَ َكث‬
‫يرا‬ َ ‫َّللاِ أُس َْوة ٌ َح‬
َّ ‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو‬ ُ ‫لَقَدْ َكانَ لَ ُك ْم فِي َر‬
َّ ‫سو ِل‬
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah. [ QS. Al Ahzab : 21 ].

Bahkan pada sebagian masyarakat kita, telah muncul gejala yang lebih serius dan
mengkhawatirkan lagi, yaitu pengkultusan terhadap sosok yang dianggap sebagai tokoh
tanpa menyelidiki terlebih dahulu sisi ‘aqidah dan akhlaqnya. Tokoh idola ini diikuti
semua perkataan dan ditiru semua perbuatannya tanpa ditimbang-timbang lagi, apakah
yang dikatakan atau dilakukan itu benar atau salah menurut agama bahkan sebaliknya,
perkataan dan perbuatannya justru menjadi acuan benar tidaknya menurut
agama…naûdzu billâhi min dzâlik.

Yang lebih memilukan lagi, sang idola yang tidak ketahuan juntrungannya tersebut
memposisikan dirinya sebagaimana yang dianggap oleh para pengidolanya. Mereka
berlagak sebagai manusia-manusia suci pada momen-momen yang memang suci seperti
pada bulan Ramadhan, hari Raya ‘Iedul Fithri dan ‘Iedul Adlha. Bahkan ada diantara
mereka yang berlagak menjadi seorang ustadz dalam rangka mengelabuhi para
penggemarnya.

Keliru idola bisa jadi musyrik

jama’ah jum’ah rahimakumullah…….


Dalam Islam, bentuk pengidolaan sampai mengikuti seluruh sepak terjang sang idola
selain kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, bisa dikategorikan sebagai salah
satu dosa besar. Dan bahkan bisa menjadikan seseorang terjerumus pada kemurkaan
Allah Ta’ala dan kesyirikan. Ada beberapa hal yang bisa menjadikan seseorang
terjerumus diantaranya ;

Pertama, jika seseorang mengikuti segala perilaku sang idola dalam hal-hal yang
dimurkai Allah. Misalnya, bila sang idola menganggap dugem itu adalah sesuatu yang
‘cool’, maka para remaja ikut-ikutan menyenangi tempat dugem seperti yang
diidolakan. Contoh lain, bila sang idola memakai baju seksi, yang memperlihatkan
seluruh bentuk tubuhnya. Dengan serta merta para fans mengikuti gaya berpakaian sang
idola tersebut.

Inilah yang disebut dengan tasyabbuh, yaitu meniru-niru kebiasaan orang-orang kafir.
islam sangat melarang hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu alaihi
wasallam :
‫ش َّبهَ ِبقَ ْو ٍم فَ ُه َو ِم ْن ُه ْم‬
َ َ ‫ « َم ْن ت‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ ُ ‫ع َم َر قَا َل قَا َل َر‬
َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫« َع ِن اب ِْن‬.
Dari Ibnu ‘Umar berkata, bersabda rasulullah sallallahu alaihi wasallam : Barangsiapa
meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka. [ HR. Abu Daud ].

Kedua, jika seseorang mencintai sang idola melebihi cintanya kepada Allah dan Rasul-
Nya. Sehingga mereka rela melakukan apa pun untuk hanya sekedar bertemu sang idola.
Bahkan sampai mengorbankan nyawa dan harta untuk bertemu sang idola. Bila tingkat
kecintaan seseorang kepada sang idola melebihi cintanya kepada Allah, sampai-sampai
bersedia melakukan apa pun agar bisa diperhatikan sang idola, maka jatuhlah ia kepada
syirik yang dimurkai Allah. Allah Ta’ala berfirman :

َ َ‫شدُّ ُحبًّا ِ َّّلِلِ َولَ ْو َي َرى ا َّلذِين‬


ْ‫ظلَ ُموا ِإذ‬ َ َ ‫َّللاِ َوا َّلذِينَ آ َ َمنُوا أ‬
َّ ‫ب‬ ِ ‫َّللاِ أ َ ْندَادًا ي ُِحبُّونَ ُه ْم َك ُح‬ ِ ‫اس َم ْن َيت َّ ِخذ ُ ِم ْن د‬
َّ ‫ُون‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
ْ
ِ ‫شدِيدُ العَذَا‬
‫ب‬ َ ْ َ
َّ ‫اب أ َّن القُ َّوةَ ِ َّّلِلِ َج ِميعًا َوأ َّن‬
َ َ‫َّللا‬ ْ
َ َ‫يَ َر ْونَ العَذ‬
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang
yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-
Nya (niscaya mereka menyesal). [ QS. Al Baqarah : 165 ].

Ibnu Katsir menjelaskan : yang dimaksud andad adalah tandingan yang mereka ibadahi
bersamaan dengan Allah, dan mereka mencitai sebagaimana cinta mereka pada Allah.
Dialah Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, dan tidak ada lawan serta tandingan bagi-
Nya. Dan tidak ada serikat bagi-Nya. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda :

َ‫َّللاِ قَا َل « أ َ ْن تَجْ عَ َل ِ َّّلِلِ نِدًّا َو ْه َو َخلَقَك‬ َ ‫ب أ َ ْع‬


َّ َ‫ظ ُم ِع ْند‬ ِ ‫ى الذَّ ْن‬ َّ ِ‫سأ َ ْلتُ النَّب‬
ُّ َ ‫ى – صلى هللا عليه وسلم – أ‬ َ ‫َّللاِ قَا َل‬
َّ ‫« َع ْن َع ْب ِد‬
Dari Abdullah )Abdullah bin Mas’ud( aku bertanya pada Nabi sallallahu alaihi
wasallam : Dosa apakah yang paling besar ?. beliau berkata : engkau jadikan untuk
Allah tandingan sedangkan dia menciptakanmu. [HR. Bukhori ].

Jangan jadikan selain Allah sesuatu yang lebih kita cintai, dan jadikanlah Allah dan
rasul-Nya sesuatu yang paling kita cintai.
Rambu-rambu dalam memilih idola

Kaum Muslimin sidang jum’ah rahimakumullah…….


Ada beberapa rambu-rambu yang harus diketahui setiap muslim dalam menjadikan
seseorang sebagai idola. Karena menjadikan seseorang idola itu diperbolehkan dengan
beberapa catatan di bawah ini.
Pertama, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam harus kita jadikan idola sebelum yang
lainnya. Karena memang beliau adalah sebaik-baik idola. Apa pun yang dilakukan oleh
Rasulullah, selalu berdampak baik untuk kita. Lebih dari itu, mengikuti setiap gerak-
gerik Rasulullah sallallahu alaihi wasallam akan mendatangkan pahala bagi kita. Hal ini
tidak akan terwujud kecuali dengan mendalami kehidupan beliau lewat kitab-kitab
sirah.

Kedua, bila kita mengidolakan seseorang, semuanya karena ingin mencari ridho Allah
Ta’ala. Artinya, jika mengidolakan seseorang pasti idola tersebut seseorang yang
mencintai Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu adalah para ulama’ dan sholihin. Bukan
para bintang film dan senetron yang dibenci Allah karena banyak melanggar aturan-
aturan Islam.

Ketiga, meskipun kita mengidolakan seorang ulama’, kita harus tetap mengingat, bahwa
ia juga manusia. Tentu banyak sekali kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Bisa
saja orang tersebut terkenal lewat berbagai media. Padahal mungkin banyak kekurangan
yang tersembunyi, yang kita tidak mengetahuinya. Islam telah menetapkan bahwa tidak
ada yang ma’sum kecuali rasulullah sallallahu alaihi wasallam .
Keempat, menyadari bahwa kelebihan yang dimiliki sang idola, berupa ilmu yang
banyak serta hikmah merupakan anugerah dari Allah Ta’ala. Semua itu sebagai ujian
baik untuk diri sang idola sendiri, maupun orang-orang yang mengidolakannya.

Sebagai penutup, marilah kita amalkan do’a yang diajarkan Rasulullah sallallahu alaihi
wasallam sebagaimana disebutkan dalam hadist beliau,

‫ي ِم ْن نَ ْفسِي َو أَ ْه ِلي‬
َّ َ‫ب اجْ عَ ْل ُحبَّكَ أَ َحبُّ إِل‬ ْ ‫ب اَسْأَلُكَ ُحبَّكَ َو حُبَّ َم ْن ي ُِحبُّكَ َو ْالعَ َم َل ال ِذ‬
ِ ‫ي يُبَ ِلغُنِي ُحبُّكَ َر‬ ِ ‫َر‬
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu cintamu, dan cinta orang-orang yang mencintaimu,
dan amalan yang menyampaikanku pada kecintaan-Mu, ya Allah jadikanlah cinta
kepada-Mu lebih aku cintai kepadaku dari pada diriku dan hartaku. [ HR. Hakim ]. …..

Demikianlah khutbah yang kami sampaikan. Semoga dapat meningkatkan iman dan
takwa kita pada Allah Ta’ala.

ْ ‫صا ِل ِحيْنَ * فقـد قَا َل تَ َعالَى * َو ْال َع‬


‫ص ِر‬ َّ ‫ْلم ِنيْنَ * َوأَدْ َخلَنَا َو ِإيَّا ُك ْم ِفى ُز ْم َر ِة ِع َبا ِد ِه ال‬
ِ ْ‫َج َعلَنَا هللاُ َو ِإيَّا ُك ْم ِمنَ اْلفَا ِئ ِزيْنَ ا‬
)*( ‫ص ْب ِر‬ َّ ‫ص ْوا بِال‬
َ ‫ق َوت ََوا‬ ْ
ِ ‫ص ْوا بِال َح‬
َ ‫ت َوت ََوا‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ ُ َّ َّ
َّ ‫سانَ لَ ِفي ُخس ٍْر (*) إَِّل الذِينَ آ َمنُوا َو َع ِملوا ال‬ ِ ْ ‫إِ َّن‬
َ ‫اْل ْن‬
[ amru ].

Anda mungkin juga menyukai