A. Latar Belakang
Susu dan telur juga kulit dikenal sebagai bahan pangan yang bernilai
gizi tinggi namun mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu usaha
pasca panen sekaligus memperoleh nilai tambah dari produk yang dihasilkan.
tambah dan cita rasa suatu produk, serta meningkatkan kualitas produk. Oleh
karena itu perlu di lakukan suatu usaha agar kandungan gizi pada produk
olahan daging telah banyak beredar dalam masyarakat. Variasi yang terus
susu dapat diolah menjadi produk olahan es krim, telur dapat diolah menjadi
menjadi produk olahan telur asin dan kulit dapat diolah menjadi produk olahan
Asin dan Kerupuk Kulit adalah agar dapat mengetahui teknik pengawetan telur,
Susu (milk) adalah sekresi dari kelenjar susu pada mamalia yang
makanan hewan muda. Susu adalah cairan yang sangat kompleks dengan lebih
dari 50 zat yang berbeda tetapi hanya 6 yang merupakan bagian utama yaitu air
sekitar 87 %, lemak 3,9 %, laktosa 4,9 %, kasein 2,9 %, albumin 0,6 % dan abu
0,7%. Bagian ini disebut total padatan. Setelah air dan lemak dari susu
dikeluarkan, maka disebut padatan susu tanpa lemak (milk solids non fat,
Air susu adalah salah satu sumber protein hewani yang sangat baik
untuk kesehatan. Di samping itu, air susu juga sangat baik sebagai media
pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu untuk mempertahankan kualitas air susu
yang optimal dan mudah dicerna. Sifat-sifat fisik air susu sangat unik dan
sebagai makanan tunggal bagi mahluk yang baru dilahirkan dan mulai tumbuh,
susu mempunyai nilai gizi yang sempurna. Dalam susu terdapat semuia zat gizi
Susu yang dihasilkan oleh sapi perah merupakan salah satu sumber
protein dalam memenuhi kebutuhan hidup. Selama periode laktasi kandungan
lemaknya mula-mula menurun sampai bulan ketiga laktasi kemudian naik lagi.
Komposisi air susu berubah pada tiap tingkat laktasi dimana perubahan yang
terbesar terjadi pada saat permulaan dan terakhir periode laktasi (Sangbara,
2011).
dibutuhkan oleh tubuh. Susu tidak mampu bertahan lama pada suhu ruang,
bila dibiarkan selama 6 jam maka akan mengalami penurunan kualitas susu.
Laktoferin (LF) disebut sebagai protein anti mikrobia, merupakan salah satu
protein yang secara alami ditemukan dalam susu (Kesuma et al., 2013).
Telur merupakan sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat,
mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %,
serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya.
Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral
seperti: besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein
dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur
yang jumlahnya sekitar dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein
bahwa telur merupakan lauk yang bergizi tinggi. Telur merupakan bahan pangan
yang padat gizi dan enak rasanya, mudah diolah serta harganya relatif murah
remaja maupun dewasa, telur merupakan makanan ideal dan sangat mudah
didapatkan. Telur memiliki komposisi zat gizi yang lengkap (Soedjana, 2010).
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang
lezat dan bergizi tinggi. Selain itu, telur mudah diperoleh dan harganya relatif
murah. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur
mengandung asam amino esensial serta mineral seperti: besi, fosfor, sedikit
kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak
terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 %
dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat
(Nurrahmawati, 2011).
sebagai berikut:
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain
daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis
unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang
sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur mempunyai citarasa yang
enak sehingga digemari oleh banyak orang. Telur juga berfungsi dalam aneka
ragam pengolahan bahan makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan
sumber protein yang relatif murah dan mudah ditemukan (Syahrir, 2012).
Kulit mentah adalah segala macam bentuk kulit yang berasal dari
hewan baik yang diternakkan maupun hewan liar. kulit yang belum diolah
disebut kulit mentah yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kulit yang
berasal dari hewan besar seperti sapi, kerbau dan hewan kecil misalnya
Kulit merupakan rgan tunggal tubuh paling berat, pada sapi sekitar 6-8
% dan domba 8-12 %, dengan demikian kulit meruakan hasil ikutan ternak yang
paling tinggi nilai ekonomisnya. Pengolahan kulit dapat dalam bentuk pangan
maupun nonpangan diantaranya kerupuk kulit dan kulit samak (Abustam et al.,
2014).
makluk hidup termasuk pada sapi. Kulit banyak dimanfaatkan sebagai bahan
pangan juga aneka kerajinan. Kulit yang digunakan biasanya didapat dari
mempunyai kulit yang berbeda sesuai dengan bentuk tubuhnya. Pada umumnya
kulit dibagi menjadi tiga lapisan yaitu mulai dari lapisan terluar yaitu lapisan
epidermis, dermis (corium) dan lapisan subkutis (Lewar, 2012).
Dalam pengolahan, dari bahan dasar sampai menjadi kulit tersamak dan
antara lain berupa kulit hasil pengapuran yang berasal dari anggota badan,
kulit buangan ini sebagian dipakai sebagai bahan rambak, kerajinan tangan dan
sebagian yang lain dibuang. Kulit hewan terdiri atas sebagian besar protein,
yang bila dihidrolisis dapat menghasilkan gelatin yang sangat baik untuk bahan
Es krim merupakan sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara
pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani atau nabati, gula
dan dengan atau tanpa bahan makanan lain. Permasalahan yang sering timbul
pada proses pembuatan es krim adalah kecepatan melelehnya yang relatif cepat.
Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk mencapai kondisi kecepatan leleh
pembentuk gel (gelling agents) atau bahan pengental yang banyak dimanfaatkan
produk susu dengan persentase lemak susu yang tertentu ukurannya, dan
dicampur dengan telur, ditambah dengan bahan penegascita rasa dan pewarna
mengandung 5-6 % jumlah pewarna dan bahan cita rasa darivolume bagian es
krimyangtidak beku (Saleh, 2004).
Es krim adalah sebuah makanan beku yang dibuat dari dairy product,
seperti krim digabungkan dengan perasa dan pemanis. Makanan ini terbuat dari
campuran lemak, padatan susu tanpa lemak, gula, bahan penstabil, pembentuk
merupakan suatu hidangan yang berbentuk emulsi air dalam minyak. Bahan-
bahan yang digunakan untuk pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan
susu tanpa lemak, gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa.
Komponen terpenting dari es krim adalah lemak susu dan susu skim. Dan jika
dicampur dengan buah maka kandungan lemak susu 5 % atau 7,5 %, kandungan
susu skim 7,5 % atau 2,0 %. Komposisi es krim yang memenuhi syarat mutu es
protein minimum 2,7 % dan jumlahan padatan minimum 3,4 % (Hartatie, 2011).
yang diasin. Sebagaimana diketahui, aroma asli telur itik lebih anyir
dibandingkan dengan telur ayam. Keanyiran ini bukan hanya ada pada telur
yang dihasilkan oleh itik-itik yang digembalakan di sawah tetapi juga pada
telur itik yang diternakan secara iontensif. Dengan kata lain, sudah
bawaannya telur itik itu anyir. Keanyiran telur itik pun tetap tercium pada
telur yang diasinkan. Tetapi, sesungguhnya bau khas telur itik ini dapat
dikurangi dengan bahan alami. Sebut saja bawang putih misalnya (Dinoto,
2009).
Ada banyak macam pengasinan telur, secara tradisional
komponen lainnya seperti abu gosok, batu bata merah, kapur, tanah liat dan
menggunakan media cair yaitu dengan larutan garam jenuh (Wicaksono et al.,
2012).
asin aneka rasa yaitu: penyediaan bahan dan alat produksi, pembersihan bahan/
telur itik, pembuatan adonan pengasinan: larutan garam di campurkan pada batu
yang di asinkan, penyuntikan ekstrak rasa ke dalam telur serta pengocokan dan
Telur asin adalah salah satu bentuk pengawetan immersion liquid. Telur
asin adalah telur utuh yang diawetkan dengan adonan yang dibubuhi garam.
Terdapat tiga cara pembuatan telur asin yaitu: (1) telur asin dengan adonan
garam berbentuk padat atau kering, (2) telur asin dengan adonan garam
ditambah ekstrak daun teh, (3) telur asin dengan adonan garam dan kemudian
Kerupuk kulit atau yang dikenal dengan nama kerupuk rambak adalah
kerupuk yang tidak dibuat dari adonan tepung tapioka, melainkan dari
kulit sapi, kerbau, kelinci, ayam atau kulit ikan yang dikeringkan. Proses
Kandungan non nutrisi (yaitu kolesterol, kadar lemak, asam urat dan
kulit sapi maupun kulit kerbau, tidak dijumpai adanya senyawa kolesterol
(Amertaningtyas, 2012).
luas. Kerupuk rambak ini sering digunakan sebagai makanan selingan dan
pelengkap makanan nasi, bahkan tidak sedikit orang yang menganggap sebagai
Kadungan yang ada didalam kerupuk rambak meliputi 82,9 % protein, 16%
karbohidrat, 3,84% lemak per 100 gram serta 0,04 % mineral (Jaya, 2012).
Kerupuk rambak merupakan salah satu produk kerupuk yang paling
(Iryadini, 2010).
dasar pengetahuan dan pengalaman secara turun temurun. Umumnya kulit yang
digunakan sebagian besar berasal dari kulit awetan. Untuk memperbaiki kualitas
kerupuk kulit dapat dilakukan dengan menggunakan kulit segar sebagai bahan
komposisi kimia yang berbeda dengan kulit awetan. Pada kulit segar masih
terdapat zat-zat gizi lain selain protein fibrous dan protein globular seperti air,
Kulit dilakukan pada hari Rabu, 16 April 2014 pukul 14.00 WITA – selesai
B. Materi Praktikum
baskom, mixer, panci, kompor, thermometer, freezer, sendok, cetakan cup dan
gelas ukur. Pada Praktikum Pembuatan Telur Asin rak telur, baskom, talang,
Pembuatan Telur Asin yaitu telur itik 8 butir, abu gosok 1 kg, garam 600 gr,
batu-bata halus 600 gr dan air secukupnya. Pada Praktikum Pembuatan Kerupuk
Kulit yaitu kulit kerbau ?? gr, bawang putih 2 %, garam 5 % dan masako
secukupnya.
C. Prosedur Kerja
dengan baik lalu dipasteurisasi dengan teknik HTST (High Temperature Short
Pada pembuatan telur asin terdiri atas 2 teknik yaitu teknik perendaman
mencampur abu gosok dan batu-bata lalu tambahkan air yang telah dilaruti
ditimbang, mencampur abu gosok, batu-bata dan garam lalu menambahkan air.
Balut telur dengan adonan tersebut hingga bagian telur tertutup oleh adonan
merebusnya.
kulit yang telah dibersihkan dari bulunya dan telah direbus, lalu kulit dipotong-
potong tipis, kemudian direndam di larutan yang telah diberi bumbu bawang
putih, garam dan masako selama 15 menit. Kemudian mengoven kulit tersebut
D. Uji Organoleptik
Uji Organoleptik (uji indera atau uji sensori) merupakan cara pengujian
penerimaan Es Krim, Telur Asin dan Kerupuk Kulit yang telah dibuat dengan 5
panelis dengan teknik skala pengujian sebagai berikut:
1) Es Krim
Rasa
1 2 3 4 5 6
tidak manis
manis
Tekstur
1 2 3 4 5 6
kasar halus
Kesukaan
1 2 3 4 5 6
tidak suka suka
2) Telur Asin
Warna Yolk
1 2 3 4 5 6
pucat kuning terang
Kemasiran
1 2 3 4 5 6
tidak masir masir
Kesukaan
1 2 3 4 5 6
tidak suka suka
3) Kerupuk Kulit
Rasa
1 2 3 4 5 6
tidak terasa bumbu terasa bumbu
Kerenyahan
1 2 3 4 5 6
lempeng renyah
Kesukaan
1 2 3 4 5 6
tidak suka suka
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Es Krim
1) Uji Organoleptik Es Krim
rasa pada es krim yaitu 6 (sangat manis). Rasa es krim tersebut dipengaruhi oleh
pemberian rasa gula pada es krim yang sangat disukai. Hal ini sesuai dengan
krim. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Octaviany (2010) yang menyatakan
kelembutan es krim
suka). Kesukaan panelis terhadap es krim dipengaruhi oleh rasa dari es krim itu
sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Handayani dan Sutrisno (2006) yang
menyatakan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesukaan
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil uji leleh es krim baik pada
sampel A dan sampel B sama-sama meleleh pada menit ke 15. Hal ini
disebabkan karena makin banyak agar-agar yang diberikan maka waktu leleh es
krimnya semakin lama. Hal ini sesuai dengan pendapat Sundari dan Saati
akan menyebabkan pelelehan yang lambat. Selain itu, bahan-bahan serta kondisi
B. Telur Asin
rasa pada telur asin baik pada metode perendaman dan pembalutan yaitu 5
(asin). Karena kedua metode menghasilkan rasa yang sama yaitu asin, maka
yang berpengaruh yaitu lama penyimpanan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wikanastri dan Nurrahman (2012) yang menyatakan bahwa kadar garam dan
lama penyimpanan berpengaruh nyata pada citarasa telur asin secara umum
semakin lama telur asin disimpan maka citarasanya mengalami penurunan. Hal
ini disebabkan oleh daya simpan telur asin yang mempunyai batas kadaluarsa,
sehingga semakin lama disimpan maka citarasa telur asin akan semakin
menurun.
Pada hasil pengujian organoleptik kemasiran pada telur asin yaitu pada
yaitu 5 (masir). Kemasiran pada telur disebabkan dari pengaruh pemberian abu
gosok dan batu bata pada pembuatan telur asin. Hal ini tidak sesuai dengan
pendapat Nurhidayat et al. (2013) yang menyatakan bahwa Kemasiran telur asin
dapat terjadi karena kemampuan NaCl untuk mengikat air mempunyai afinitas
yang lebih besar dari pada protein menyebabkan ikatan antar molekul protein
Pada hasil pengujian organoleptik kesukaan pada telur asin baik pada
kesukaan pada telur asin, panelis mempertimbangkan baik dari segi rasa dan
aromanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Apendi et al. (2013) yang
menyatakan bahwa tingkat kesukaan dinilai dari rasa, warna dan aroma
terhadap telur asin asap kemudian barulah panelis menyimpulkan kesukaanya
Pada hasil pengujian organoleptik warna yolk pada telur asin pada
4 (agak kuning). Hal ini menunjukkan bahwa warna yolk (kuning telur) yang
disukai yaitu kuning terang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sahara (2011) yang
menyatakan bahwa warna kuning telur yang pucat kurang diminati oleh
kurang menarik.
C. Kerupuk Kulit
rasa pada kerupuk kulit yaitu 6 (sangat terasa daging). Rasa kerupuk kulit
tersebut dapat dipengaruhi oleh kulit kerbau yang digunakan masih memiliki
bagian lemak sehingga menjadi gurih dan disukai panelis. Hal ini sesuai dengan
penggorengan dan pemberian bumbu. Proses inilah yang paling sulit, karena
(suka). Kesukaan kerupuk kulit tersebut dipengaruhi oleh bahan baku yang
digunakan yaitu kulit kerbau. Hal ini sesuai dengan pendapat Ernawati (2012)
yang menyatakan bahwa rambak atau kerupuk kulit yang berasal dari kulit
kerbau lebih disukai konsumen dibandingkan dengan rambak yang berasal dari
A. Kesimpulan
sangat manis dan sangat disukai oleh panelis dengan tekstur yang halus.
2) Pada pembuatan telur asin dengan hasil organoleptik pada metode
perendamaan yaitu dengan rasa asin, agak masir, disukai dan yolknya
berwarna kuning sedangkan pada metode pembalutan yaitu rasa asin, masir,
hasilnya.
3) Pada pembuatan kerupuk kulit dengan hasil organoleptik dengan citarasa
B. Saran
pembuatannya, tidak hanya dari kulit kerbau, tetapi dari kulit ayam juga sapi.
DAFTAR PUSTAKA
Abustam, E., R. Malaka, M.I. Said, E. Murpiningrum dan Tim Asisten. 2014.
Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak. Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Ako, Ambo. 2013. Ilmu Ternak Perah Daerah Tropis. IPB Press. Bogor.
Baihaqi, Aqil. 2013. Peranan Sosial Ekonomi Industri Rumahan Kerupuk Usek
Di Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Dinoto. 2009. Membuat Telur Asin Tanpa Bau Anyir. Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Indramayu. Indramayu.
Hartatie, Endang Sri. 2011. Kajian Formulasi (Bahan Baku, Bahan Pemantap)
dan Metode Pembuatan Terhadap Kualitas Es Krim. GAMMA
Volume 7, Nomor 1, September 2011: 20 - 26.
Hidayat, Nur. 2009. Industri Pengolahan Telur Asin Aneka Rasa. UMM.
Malang.
Lewar, Oktavianus A.P. 2012. Tugas Ilmu dan Teknologi Pengolahan Hasil
Samping. Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
Malang.
Nurrahmawati, Kiky. 2011. Uji Protein Dan Kalsium Pada Telur Asin Hasil
Pengasinan Menggunakan Abu Pelepah Kelapa Dan Perendaman
Dalam Larutan Teh Berbagai Konsentrasi. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Semarang.
Oktora, Y.S., V. Rizky dan E.E. Lasades. 2010. Es Krim Jagung Sebagai Salah
Satu Makanan Rendah Lemak Untuk Menciptakan Peluang Usaha
Di Masyarakat Kota Malang. Universitas Negeri Malang. Malang.
Sahara, Eli. 2011. Penggunaan Kepala Udang Sebagai Sumber Pigmen Dan
Kitin Dalam Pakan Ternak. AGRINAK Vol. 01 No.1 September
2011:31-35.
Said, Muhammad Irfan. 2012. Ilmu dan Teknologi Pengolahan Kulit. Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Sari, Widya Mayang. 2012. Deteksi Imunoglobulin Y Pada Telur Asin Anti
Diare Dan Flu Burung Dengan Metode Agar Gel Precipitation Test
(AGPT). IPB (Bogor Agricultural University). Bogor.
Sundari, T dan E.A. Saati. 2009. Pembuatan Es Krim Lidah Buaya (Aloe
Chinensis) Dengan Penambahan Gelling Agents. Jurnal 123-129-1-
PB.
Varcania, D.R.. 2008. Penetapan Kadar Telur yang Mengandung Analit dan
Plasebo Dari Kandungan yang Diharapkan. Skripsi. FMIPA UI.
Jakarta.
Wicaksono, A.D., F. Cordova, P.A. Utomo, I.S. Hardi dan U.N. Hayati. 2012.
Pembuatan Telur Itik Asin Hemat Energi Dengan Teknik
Pendinginan Nitrogen. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Yoko, S. dan Liliani. 2009. Analisa SWOT La Reassa Ice Cream and Cake
Dalam Berbagai Hasil Produknya. Skripsi. Universitas Negeri
Jakarta. Jakarta.
LAMPIRAN
Rumus:
1) Es Krim
Rasa
Pembalutan
,4 = 6
Rasa
Keempukan
=5
Keempukan
Kesukaan
,4 = 6
Kesukaan
2) Telur Asin
Perendaman
Warna Yolk
Warna Yolk
Kemasiran
3) Kerupuk Kulit
Rasa
Kesukaan
Keempukan
Warna Yolk
Kesukaan
DOKUMENTASI
1) Es Krim
2) Telur Asin
3) Kerupuk Kulit