Anda di halaman 1dari 4

PENILAIAN NONTES MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI DAN

PERMASALAHAN-PERMASALAHANNYA
Rara Astria Rusdhiana
140731605131/ off D
S1 Pendidikan Sejarah

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan


data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola
proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan
melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui
kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan
keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil
penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang
harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta
didik untuk berprestasi lebih baik.

Pada umumnya alat penilaian dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu test dan non test. Kedua
jenis ini dapat digunakan untuk menilai sasaran penilaian. Pada umumnya penilaian non test
adalah penilaian pengamatan perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan apa yang dapat
diperbuat atau dikerjakan oleh peserta didik dibandingkan dengan apa yang diketahui atau
dipahaminya. Dengan kata lain penilaian non test behubungan dengan penampilan yang dapat
diamati dibandingkan dengan pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati
oleh indera.

Sejalan dengan pengertian tentang penilaian non test yang dikemukakan oleh Hasyim
(1997:6), penilaian non test berfungsi antara lain sebagai berikut:

1. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka
penilaiain dapat mengacu pada rumusan-rumusan instruksional.

2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar, perbaikan mungkin dilakukan dalam
hal tujuan instruksional, kegiatan siswa, strategi mengajar guru, dan lain-lain.
3. Dalam menyusun laporan pengajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan
tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi
dalam bentuk nila-nilaii prestasi yang didapatinya.

4. Dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan
psikomotorik.

5. Dapat memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah pada pihak
pihak yang lain, karena diperoleh langsung dari proses belajar baik di kelas, laboratorium,
lapangan, dan lain-lain.

TEKNIK PENILAIAN

Dalam pelaksanaan proses penilaian dibutuhkan suatu teknik atau cara agar hasil yang
didapat lebih fokus dan akurat. Begitupun dengan penilaian menggunakan nontes, juga
diperlukan suatu teknik tertentu. Teknik non-tes merupakan prosedur mengumpulkan data
untuk memahami pribadi siswa pada umumnya bersifat kualitatif. Salah satu teknik penilaian
nontes yang sering digunakan adalah metode Observasi (pengamatan). Observasi
(pengamatan) yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah
laku). Yang paling berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra
penglihatan. Selain itu observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa
dengan memperhatikan tingkah lakunya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran
pengamatan.

PEMBAGIAN OBSERVASI

Menurut cara dan tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:

1) Observasi partisipatif dan nonpartisipatif

Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut
ambil bagian alam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi
nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh
objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka. Contoh
observasi partisipatif : Misalnya guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif,
guru hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.
2) Observasi sistematis dan observasi nonsitematis

Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur
sruktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati. Sedangkan observasi
nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan
diamati.

Contoh observasi sistematis misalnya guru yang sedang mengamati anak-anak menanam
bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang
akan diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan
kebersihan. Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam
menanam bunga.

Kalau observasi nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas, tetapi
langsung mengamati anak yang sedang menanam bunga.

3) Observasi Eksperimental

Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi


sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat
dari situasi yang sengaja diadakan.

Sebagai alat evaluasi , observasi digunakan untuk:

a. Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.

b. Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.

c. Suatu tes essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat
menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa
dalam mengumpulkan data.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN OBSERVASI


Observasi sebagai alat penilain nontes, mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
1. Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak.

2. Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala
atau kejadian yang penting

3. Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik
lain, misalnya wawancara atau angket
4. Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati,
kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung memegang peran.
Selain keuntungan diatas, observer juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:

1. Observer tiidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang sangat dirahasiakan.
Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan kehidupannya maka tidak dapat
diketahui dengan observasi. Misalnya mengamati anak yang menyayi, dia kelihatan gembira,
lincah . Tetapi belum tentu hatinya gembira, dan bahagia. Mungkin sebaliknya, dia sedih dan
duka tetapi dirahasiakan.

2. Apabila si objek yang diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka tidak
mustahil tingkah lakunya dibuat-buat, agar observer merasa senang.

3. Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dapat dikontrol
sebelumya.
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN

Dalam suatu observasi tentunya akan dijumpai beberapa permasalahan, entah itu
permasalahan yang berskala kecil maupun berskala besar. Salah satu permasalahan jika
menggunakan metode observasi adalah, dalam pelaksanaan observasi tentunya penilaian hanya
dilakukan melalui pengamatan saja, dan berdasarkan sudut pandang yang terlihat. Bagaimana
jika penilaian tersebut tidak akurat, mengingat terkadang sikap dan kepandaian seseorang
kadang tidak singkron. Misalnya pada suatu kasus ada seorang anak yang cenderung nakal dan
pemalas, akan tetapi jika disekolah dia selalu mendapat peringkat. Kadang pula ada seorang
anak yang cenderung merahasiakan sifat aslinya, mereka cenderung bersikap yang diluar sifat
aslinya. Jika ada permasalahan seperti itu, bagaimana observer dapat memberikan penilaian
yang akurat?

Anda mungkin juga menyukai