Anda di halaman 1dari 4

Tugas Akuntansi Sektor Publik

“Amerika Shutdown”

Oleh Kelompok 11 :

 Ni Kadek Sri Widari [01]


 Ni Putu Henny Kusuma Wardani [19]
 Ni Putu Nita Satyani [29]
 Devila Asih Rahma Susanti [39]

Akuntansi G
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mahasaraswati Denpasar
2018
Pemerintahan Amerika Serikat 'ShutDown'

Terhitung sejak Jumat tengah malam, 19 Januari 2018, pemerintah Amerika


Serikat shutdown alias berhenti beroperasi. Senat AS gagal menghasilkan kesepakatan terkait
anggaran karena itu, pemerintah Amerika Serikat tak punya dana untuk menjalankan
pemerintahan.
Meski shutdown pernah terjadi sebelumnya, seperti dikutip dari CNN, ini adalah kali
pertama menimpa pemerintahan yang didukung partai yang berkuasa di Kongres sekaligus
Gedung Putih. Gedung Putih dan Donald Trump langsung menyalahkan pihak lawan, Partai
Demokrat.
"Malam ini, mereka (Demokrat) mementingkan politik di atas keamanan nasional,
keluarga militer, anak-anak kita yang rentan, juga kemampuan negara kita untuk melayani semua
orang Amerika," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Sanders, dalam pernyataannya sesaat
sebelum tengah malam.
Sebelumnya, Demokrat tidak mau memberi dukungan kecuali jika ada solusi atas
persoalan imigrasi dan prioritas belanja tertentu lainnya."Kami tidak akan menegosiasikan status
imigran yang melanggar hukum, sementara Demokrat menyandera warga negara kita dan
mengajukan tuntutan sembrono."

Sebuah pertemuan yang dilakukan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan
para petinggi Demokrat di Senat, gagal menghasilkan mufakat yang dinilai bisa mencegah
penutupan operasi pemerintah. Meski sempat menggelar rapat bipartisan pada menit-menit
terakhir, RUU yang akan digunakan untuk mendanai pemerintah hingga 16 Februari itu tidak
mendapat 60 suara yang disyaratkan.
Akibatnya, akan banyak layanan pemerintah Amerika Serikat yang di-shutdown sampai
anggaran disepakati. Para pemimpin Partai Republik di Kongres, meskipun menguasai Senat dan
DPR, kesulitan untuk mengumpulkan dukungan bagi anggaran tersebut.Mereka menghadapi
tentangan dari pihak Republik konservatif yang menginginkan anggaran lebih besar bagi
program pertahanan. Tak hanya itu, beberapa anggota parlemen juga tak sudi mendukung
kembali undang-undang pendanaan sementara.
Sebenarnya, DPR telah meloloskan RUU itu pada hari Kamis, tetapi hanya didukung oleh
Partai Republik. Di Senat, di mana tiga perlima mayoritas suara dibutuhkan untuk meloloskan
RUU, Demokrat tidak mau memberi dukungan, kecuali ada solusi atas imigrasi dan prioritas
belanja tertentu.
Ini bukan penutupan pertama dalam sejarah Amerika Serikat. Shutdown pernah terjadi
pada 2013 dan berlangsung selama 16 hari, di mana banyak pegawai federal mengambil cuti
karena dipaksa meinggalkan tempat kerjanya. Namun, layanan esensial lainnya masih tetap aktif,
seperti keamanan nasional, layanan pos, pengendalian lalu lintas udara, layanan medis rawat
inap, pengobatan rawat jalan darurat, bantuan bencana, penjara, perpajakan, dan pembangkit
listrik. Liputan6.com, Washington D.C. –

Pada hari Selasa 23 Januari 2018 pemerintah dijadwalkan dibuka kembali sepenuhnya
dan Amerika Serikat kembali 'normal,' setidaknya untuk sementara. Ribuan pegawai federal yang
telah diliburkan tanpa dibayar untuk sementara, menarik napas lega. "Itu pada dasarnya ibarat
istirahat makan siang," kata Tom Chapel, seorang pakar di Centers for Disease Control and
Prevention di Atlanta, Georgia, kepada kantor berita Reuters.
Menurut Anthony Zurcher, BBC News, Washington, “Shutdown itu sudah berakhir,
namun pertempuran tentang imigrasi dan anggaran terus berlanjut. Kedua belah pihak akan trus
mencoba untuk mengklaim kemenangan, dengan berbagai tingkat keberhasilan masing-masing”.
Partai Republik sangat senang bahwa - tidak seperti pertarungan di masa lalu - mereka lolos
dengan relatif tanpa cedera. Pemimpin Mayoritas Senat MitchMcConnell menjanjikan sebuah
debat terbuka dan memberikan suara untuk program perlindungan imigran muda yang disebut
Dreamers, namun kenyataannya bisa berbeda jika tiga minggu berselang Demokrat memaksa
dilakukannya lagi penutupan layanan pemerintah.
Demokrat, di sisi lain, dapat mengklaim bahwa mereka mengambil sikap konfrontatif -
setidaknya untuk beberapa hari - demi sebuah topik yang sangat menyentuh jantung basis
pemilih mereka. Entah itu cukup untuk memuaskan para pemimpin garis keras progresif atau pun
para aktivis akar rumput, masih belum jelas. Namun dalam pemungutan suara itu, hampir setiap
calon presiden 2020 dari Demokrat di Senat menolak kesepakatan itu. Bagi mereka, jaminan
McConnell itu omong kosong yang ditulis di pasir.
Sementara itu, Donald Trump hampir sepenuhnya dikesampingkan dalam proses ini.
Demokrat, dan bahkan beberapa Republikan, mengeluh bahwa dia tak bisa memberi kejelasan
mengenai prioritas-prioritasnya. Namun, beberapa hari lepas dari sorotan mungkin tidak
sepenuhnya buruk.
Publik Amerika mungkin akan segera melupakan penutupan layanan pemerintah ini.
Pertarungan selanjutnya, yang akan terjadi hanya beberapa minggu lagi, mungkin akan berbeda.

Anda mungkin juga menyukai