Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Metabolisme Vitamin Larut Lemak
2.1.1 Vitamin A
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai manfaat yang
sangat penting bagi tubuh manusia, terutama dalam penglihatan manusia. Secara
kimia, vitamin A berupa kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam lemak
atau pelarut lemak (Azrimaidaliza, 2007).
Dalam makanan, vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester retinil,
yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam tubuh, vitamin A
berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alcohol),
retinal (aldehida) dan asam retinoat (bentuk asam). Retinol bila dioksidasi
berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi menjadi retinol.
Selanjutnya, retinal dapat dioksidasi menjadi asam retinoat (Azrimaidaliza, 2007).
2.1.1.1 Pengertian Vitamin A
Vitamin A merupakan senyawa berikatan rangkap dan memiliki gugus
aromatik. Struktur retinol yang unik, mengandung lima ikatan ganda terkonjugasi
dalam cincin enam (aromatik) karbon (β-ionone
Vitamin A mempunyai sifat tahan terhadap panas cahaya dan alkali, tetapi
tidak tahan terhadap asam dan oksidasi. Dalam proses memasak biasa vitamin A
tidak banyak yang hilang. Tapi pada suhu tinggi untuk menggoreng dapat
merusak vitamin A, begitupun oksidasi yang terjadi pada minyak yang tengik.
Pengeringan buah di matahari dan cara dehidrasi lain menyebabkan kehilangan
sebagian dari vitamin A (Azrimaidaliza, 2007).
Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan
nabati mengandung karotenoid yang merupakan precursor (provitamin) vitamin
A. Diantara ratusan karotenoid yang terdapat di alam, hanya bentuk alfa, beta dan
gama serta kriptosantin yang berperan sebagai provitamin A (Azrimaidaliza,
2007).
2.1.1.2 Kebutuhan Vitamin A
Kebutuhan vitamin A yang dianjurkan untuk anak balita 250 mikrogram
retinol (vitamin A) atau 750 mikrogram beta-karotin sehari (Kardjati, dan
Alisjahbana, 2005). Sedangkan kebutuhan wanita menyusui berumur 19 tahun
keatas dianjurkan mengkonsumsi 1.300 mikrogram vitamin A per hari. Vitamin A
atau aseroftol mempunyai fungsi-fungsi penting di dalam tubuh yaitu
(Kartasapoetra dan Marsetyo, 2003)
Konsumsi vitamin A untuk setiap orang akan berbeda tergantung dari
kondisi tubuh masing-masing. Hal ini berkaitan dengan keadaan berat badan,
fungsi adsorpsi, fungsi tubuh yang berkaitan dan ketahanan tubuh pada batas
maksimum atau minimum konsumsi vitamin A. Pada orang – orang yang
memiliki disfungsi organ yang terkait dengan metabolisme vitamin A maka
dianjurkan disesuaikan berdasarkan pemeriksaan medis (Sumbono,2016).
2.1.1.3 Sumber Vitamin A
Vitamin A dalam hampir semua bahan makanan nabati dan sayuran berada
dalam bentuk provitamin A, terutama sebagai β-karoten. Sedangkan dari bahan
makanan hewani (burung dan ikan) dalam bentuk retinal (ester) (Linder, 1992).
Berikut beberapa bahan pangan yang mengandung vitamin A
(Sumbono,2016).

Tinggi Sedang Rendah

Bahan Vitamin A Bahan Vitamin A Bahan Vitamin A


Pangan Pangan Pangan

Minyak 30.000 µg Hati Ayam 3.296 µg Telur 140 µg


Ikan

Ubi Jalar 961 µg Pepaya 55 µg

Wortel 835 µg Susu 28 µg

Bayam 469 µg

2.1.1.4 Fungsi Vitamin A


Ada 4 fungsi utama dari vitamin A yaitu (Gambar 1) :

1. Penglihatan (Vision)
Vitamin A sangat dibutuhkan oleh retina mata dalam bentuk retinal, yang
bergabung dengan protein membentuk suatu molekul yang menyerap cahaya
(Linder, 1992).
2. Diferensiasi Sel
Terjadi bila sel – sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat dan fungsi
semulanya (Almatsier, 2010). Defisiensi vitamin ini menyebabkan sekresi sel
mukosa dan terjadinya pergantian sel-sel kolumnar epitel dengan lapisan tebal
dan bertanduk (Linder, 1992).
3. Fungsi Kekebalan
Retinol berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi sel limfosit B
(leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral) (Almatsier, 2010).
4. Fungsi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesa protein sehingga akan berpengaruh
juga terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan
tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi
(Almatsier, 2010).
5. Fungsi Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada
tikus. Pembentukan sperma dan pembentukan sel telur dan perkembangan janin
dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol (Almatsier,
2010).
6. Sebagai Antioksidan
Yang membantu merangsang dan memperkuat daya tahan tubuh dalam
meningkatkan aktivitas sel pembunuh kuman (natural killer cell), memproduksi
limfosit, fagosit, dan antibodi (Sumbono,2016).
2.1.1.5 Metabolisme Vitamin A
2.1.1.6 Kelebihan Vitamin A
Akan menyebabkan toksisitas dan jarang terjadi pada usia lanjut,
sedangkan kekurangan vitamin A akan menyebabkan respons kekebalan yang
menurun (sering terkena penyakit infeksi), terhambatnya perkembangan mental
dan yang lebih parah adalah terjadinya xeroftalmia (Fatmah,2010).
2.1.1.7 Kekurangan vitamin A
Efek kekurangan vitamin A terhadap pertahanan tubuh sebagai berikut
(Semba, 2002) :
1. Keratin yang abnormal pada saluran pernapasan, saluran genitourinary dan
permukaan mata
2. Kehilangan silia dari respiratori epithelium
3. Kehilangan mikrofili dari usus kecil
4. Penurunan sel goblets dan produksi mucin dalam mucosal epitel
5. Rusaknya fungsi neutropil
6. Rusaknya fungsi sel Natural Killer (NK) dan penurunan jumlah sel NK
7. Rusaknya aspek hematopoisis
8. Perubahan T helper tipe 1 dalam respon imun
9. Penurunan jumlah dan fungsi limfosit B
10. Rusaknya respon antibodi terhadap T-cell dependen dan antigen independen
2.2 Metabolisme Vitamin Larut Air
2.2.1 Vitamin B1
Vitamin B1 atau Tiamin atau disebut juga tio-vitamin adalah vitamin yang
larut dalam air. Awal nama vitamin B1 adalah aneurin yakni karena efek
neurologis yang merugikan apabila tidak ada dalam makanan.. vitamin B1 yang
merupakan derivat fosfat ikut andil dalam banyak proses seluler seperti tiamin
pirofosfat (TPP), koenzim dalam katabolisme gula dan asam amino
(Sumbono,2016).
2.2.1.1 PengertianVitamin B1
Tiamin merupakan senyawa organosulfur berwarna dengan rumus kimia
C12H17N4OS. Bentuk molekul vitamin B1 ditampilkan pada Gambar 2.
Strukturnya terdiri dari aminopirimidin dan cincin tiazol yang dikaitkan oleh
ametilen. Tiazol yang digantikan dengan metil dan rant6ai samping hidroksietil.
Tiamin larut dalam air, metanol, dan gliserol, tetapi tidak larut dalam pelarut
organik kurang polar (Sumbono,2016).
Gambar struktur
Tiamin stabil pada pH asam, dan pada suhu rendah. Tiamin tidak stabil bila
terkena sinar ultraviolet dan iradiasi gamma (Sumbono,2016).
2.2.1.2 Kebutuhan Vitamin B1
Tiamin memiliki peran sentral dalam metabolisme karbohidrat, maka
kebutuhan vitamin berkaitan erat dengan karbohidrat itu sendiri. Kebutuhan
vitamin B1 yakni 0,2 mg per 1.000 kkal untuk mempertahankan ekskresi urin
normal (Sumbono, 2016).
2.2.1.3 Sumber Vitamin B1
Tiamin ditemukan di dalam berbagai macam makanan pada konsentrasi
rendah. Ragi, ekstrak ragi, adalah sumber tiamin yang paling tinggi. Secara
umum, biji-bijian yang belum diolah merupakan sumber makanan yang
mengandung banyak tiamin bila dibandingkan dengan biji-bijian olahan, karena
tiamin kebanyakan ditemukan pada lapisan luar dari gandum dan kulit ari biji-
bijian (yang dihilangkan selama proses pemurnian/pengolahan). Misalnya, 100 g
tepung gandum utuh mengandung 0,55 mg tiamin, sementara 100 g tepung putih
hanya mengandung 0,06 mg tiamin (Combs,2008).
Beberapa makanan lainnya yang kaya akan kandungan tiamin adalah
oatmeal, rami dan biji bunga matahari, beras merah, gandum utuh gandum,
asparagus, kubis kembang kol, kentang, jeruk, hati (sapi, babi, dan ayam), dan
telur (Combs,2008).
2.2.1.4 Fungsi Vitamin B1
Fungsi metabolik tiamin antara lain pada reaksi oksidasi piruvat-asetil-
KoA, reaksi oksidasi α-ketoglutarat dan raeksi transketolasi-HMP (Heksosa
Monofosfat). Tiamin penting sebagai koenzim piruvat dan α-ketoglutarat
dehidrogenase (Sumbono,2016).
2.2.1.5 Metabolisme Vitamin B1
2.2.1.6 Kelebihan Vitamin B1
Penyebab utama terjadinya keracunan vitamin B1 adalah konsumsi obat-
obatan bebas atau suplemen maupun obat-obatan alternatif yang mengandung
vitamin B1 dalam dosis yang tidak tepat.
Gejala-gejala yang kemudian timbul akibat keracunan tiamin ini diantaranya
meningkatkan detak jantung, sulit tidur, lemas, pusing, dan gelisah
(Sumbono,2016).
2.2.1.7 Kekurangan Vitamin B1
Kekurangan tiamin akan mempengaruhi semua sistem organ, karena
derivatif tiamin dan enzim tergantung pada keberadaan dari tiamin di sel tubuh.
Bagian tubuh yang paling sensitif terhadap pengaruh dari vitamin B1 yakni sistem
saraf. Kekurangan vitamin B1 pada umumnya dapat menimbulkan subacutely,
koma metabolik, bahkan kematian. Penyakit akibat kekurangan vitamin B1 yakni
beri-beri, sindrom wernicke-korsakof dan neutopati optik, neuropati perifer
(kesemutan atau mati rasa di kaki) dan neuropati aksonal (kelumpuhan parsial
atau hilangnya sensasi) (Sumbono,2016).
2.2.4 Vitamin B5
2.2.4.1 PengertianVitamin B5
Asam pantotenat atau vitamin B5 memilki nama IUPAC yakni asam 3-
[(2R)-2,4-dihidroksi-3,3-dimetilbutanamido] propanat dan rumus molekul yakni
C9H17NO5. Tampilan asam pantotenat adalah kuning. Tinakt keasaman asam
pantotenat sebesar 4,41, sedangkan tingkat kebasaan sebesar 9,698
(Sumbono,2016).
2.2.4.1 Kebutuhan Vitamin B5

Daftar pustaka
Semba, Richard D. 2002. Vitamin A, Infection and Immune Function dalam Nutrition and Immune
Function. USA. CABI Publising
Azrimaidaliza, VITAMIN A, IMUNITAS DAN KAITANNYA DENGAN
PENYAKIT INFEKSI, Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, I
(2) hal 90
Food Standards Australia - Addition of vitamins and minerals to
food. Also see Standard 2.1.1 - Cereal Products. The few exceptions
include organic wholemeal flour (on the assumption that the
wholewheat will have kept more of the nutrients).

Combs, G. F. Jr. (2008). The vitamins: Fundamental Aspects in


Nutrition and Health (3rd ed.). Ithaca, NY: Elsevier Academic Press.
ISBN 978-0-12-183493-7.
Metabolisme Vitamin A
1. Metabolisme Vitamin D
Vitamin D dari makanan diserap pada bagian proksimal usus halus. Baik
anak-anak maupun orang dewasa dapat menyerap sampai 80 % dari
jumlah vitamin D yang dikonsumsi, tergantung faktor-faktor yang
membantu atau menghambat penyerapan. Setelah diserap, vitamin D
digabungkan dengan kilomikron dan diangkut dalam sistem limfatik. Dari
sistem imfatik, vitamin D dilepaskan fdari kilomikron dan masuk ke
saluran darah. Di dalam plasma darah vitamin D diikat oleh suatu protein
pentransport, yaitu vitamin D-binding protein (DBP) atau globulin. Melaui
salauran darah tersebut, vitamin D ditransportasikan ke hati dann oleh
mikrosom/mitokondria hati vitamin 𝐷3 dihidroksilasi pada posisi ke 25

Anda mungkin juga menyukai