Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
“Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya
bagian demi bagian” [Al-Israa/17 : 106]
Oleh karena itu para ulama rahimahullahu membagi Al-Qur’an menjadi dua
bagian : Makkiyah dan Madaniyah.
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Al-
Ma’idah/5 : 3]
Dalam kitab Shahih Bukhari [1] diriwayatkan dari Umar Radhiyallahu ‘anhu
bahwasanya dia mengatakan : “Kami tahu hari itu dan tempat wahyu tersebut
turun kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wahyu tersebut turun
sementara Rasulullah sedang berdiri berkhutbah hari Jum’at di padang
Arafah”.
4. Membedakan antara nasikh dan mansukh ketika terdapat dua buah ayat
Makkiyah dan Madaniyah, maka lengkaplah syarat-syarat nasakh karena ayat
Madaniyah adalah sebagai nasikh (penghapus) ayat Makkiyah disebabkan
ayat Madaniyah turun setelah ayat Makkiyah.
[Disalin dari kitab Ushuulun Fie At-Tafsir edisi Indonesia Belajar Mudah Ilmu
Tafsir oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Penerbit Pustaka As-
Sunnah, Penerjemah Farid Qurusy]
_______
Footnote
[1]. Diriwayatkan oleh Bukhari, Kitab Al-Iman, Bab ; Ziyaadatul Iman Wa
Nuqshaanuhu (Bertambah dan berkurangnya keimanan), hadits nomor 45,
Muslim, Kitab At-Tafsir, Bab Fii Tafsiri Aayaatin Mutafarriqah, hadits nomor
3015
Secara bahasa, Makki adalah Makkah dan Madani adalah Madinah. Sedangkan
pengertian Makki dan Madani secara istilah terdapat tiga pengertian yang dipakai
oleh para ulama’ dalam mengartikan Makki dan Madani, yaitu :
Pertama : Makki adalah sesuatu (ayat atau surat) yang turun sebelum hijrah.
Sedangkan Madani adalah sesuatu yang turun setelah hijrah, entah itu turun turun di
Makkah atau di Madinah, pada tahun fathu Makkah atau haji wada’, atau turun
ketika Rasulullah tengah berada dalam perjalanan.
Kedua : Makki adalah sesuatu yang turun di Makkah, sedangkan madani adalah
sesuatu yang turun di Madinah, entah itu turun sebelum hijrah atau setelah hijrah.
Jika mengacu pada definisi ini, maka bagaimana dengan ayat atau surat yang turun
pada saat Rasulullah SAW berada dalam suatu perjalanan antara Makkah dan
Madinah?
Diriwayatkan oleh Thabrani dari Al-Walid bin Muslim, dari ‘Ufair bin Mu’dan, dari Ibnu
Amir dan dari Abi Umamah berkata, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Al-
Quran diturunkan di tiga tempat : Makkah, Madinah dan Syam.”
Al-Walid berkata bahwa yang dimaksud dengan Syam adalah Baitul Maqdis.
Sedangkan Ibnu Katsir berkata bahwa yang dimaksud adalah Tabuk.
Oleh karena itu, Assuyuthi berkata dalam kitabnya Al-Itqan bahwa yang dimaksud
dengan Makkiyah adalah sesuatu yang turun di Makkah dan termasuk di dalamnya
daerah yang berada di sekitarnya, seperti yang turun di Mina, ‘Arafah dan
Hudaibiyah. Begitupun Madaniyah, termasuk di dalamnya ayat atau surat yang turun
di daerah sekitar Madinah seperti Badar dan Uhud.
Ketiga : Makki adalah sesuatu yang khitabnya ditujukan untuk masyarakat Makkah,
sedangkan Madani adalah sesuatu yang khitabnya ditujukan untuk masyarakat
Madinah dan perkataan ini mengacu pada pendapat Ibnu Mas’ud.
B. Cara mengetahui ayat Makkiyah dan Madaniyah
Ilmu tentang Makkiyah dan Madaniyah termasuk dalam ilmu riwayah. Oleh karena
itu, menurut Al-Baqillani, cara mengetahui apakah ayat tersebut Madaniyah adalah
dengan merujuk kepada perkataan para sahabat dan tabi’in. Sebab, hal ini tidak
dinyatakan langsung oleh Nabi Muhammad SAW secara terang-terangan. Para
sahabat telah menyaksikan langsung waktu, tempat dan obyek yang menjadi
sasaran turunnya suatu ayat atau surat. Rasulullah telah menyampaikan kepada
mereka, kemudian mereka menyampaikan apa yang disampaikan Rasulullah
kepada kita. Bukan hanya itu, mereka juga menyampaikan sebab diturunkannya
ayat serta tempat dan waktunya, mana yang diturunkan di malam atau siang hari,
saat waktu Rasulullah berada dalam perjalanan atau tidak, di musim panas atau
dingin dan seterusnya.
Ibnu Mas’ud RA pernah meriwayatkan dalam sebuah atsar :
“ وال نزلت أية من كتاب هللا إال و أنا أعلم فيما،وهللا الذي ال إله غيره مانزلت سورة من كتاب هللا إال وأنا أعلم أين نزلت
”أنزلت ولو أعلم أحدا أعلم مني بكتاب هللا تبلغه اإلبل لركبت اليه
Demi Allah Dzat yang tiada Tuhan selain Dia, tidak satupun dari Kitabullah ini yang
diturunkan kecuali aku mengetahui di mana ia diturunkan, dan tidak ada satu ayat
pun dari Kitabullah ini diturunkan kecuali aku mengetahui dalam konteks apa ia
diturunkan. Kalau aku tahu ada orang yang lebih tahu daripada aku mengenai
Kitabullah, yang bisa aku jangkau dengan unta, pasti aku akan mengendarainya
kesana (HR. Bukhori)
Karena itu, masalah Makkiyah dan Madaniyah adalah masalah sima’i. Maksudnya
adalah, rujukan utama untuk mengetahui hal tersebut berasal dari pendengaran
melalui para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Pernyataan mereka dalam hal ini
dihukumi marfu’ atau sama dengan hadits yang dinisbatkan langsung kepada
Rasulullah SAW, karena dalam hal ini tidak ada ruang bagi pendapat pribadi para
sahabat.
Al-Baqillani juga menganalogikan pernyataan tabi’in dan sahabat. Alasannya, karena
para tabi’in telah menyaksikan para saksi hidup wahyu tersebut, yaitu sahabat.
Merekalah yang menyampaikan informasi tersebut kepada kita.
Selain melalui pernyataan dari para sahabat dan tabi’in, para ulama juga
mengelompokkan dan meneliti ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyah melalui qiyas
ijtihadi. Jika di dalam surat tersebut terdapat ciri-ciri Makki lebih dominan daripada
Madani, maka surat tersebut termasuk kedalam surat Makkiyyah, begitupun
sebaliknya. Darimana para ulama mengambil landasan untuk mengidientifikasi
antara surat Makkiyyah dan Madaniyah?
Terdapat empat sandaran teori para ulama dalam menentukan kriteria untuk
memisahkan antara surat Makkiyyah dan Madaniyah. Mengetahui dari tempat
turunnya ayat atau surat, dari sasaran turunnya, dari waktu turunnya dan dari isi
yang terkandung dalam surat tersebut.
Daftar Pustaka :
1. Suyuthi,Imam Jalaluddin.Itqan fi Ulum Al-Qur’an. Jilid 1.Arab Saudi:Markaz
Dirasat Qur’aniyah
2. Al-Qaththan, Manna’.1973.Mabahits fi Ulum Al-Qur’an.Mansyurat Al-Ash Al-Hadits
Studi Ilmu-Ilmu AL-Qur’an
Perbedaan Makkiyah dan Madaniyyah
1 Al-‘Alaq 47 An-Naml
2 Al-Qolam 48 Al-Qoshash
3 Al-Muzzammil 49 Al-Isro’
4 Al-Muddatstsir 50 Yunus
5 Al-Fatihah 51 Hud
6 Al-Lahab 52 Yusuf
7 At-Takwir 53 Al-Hir
8 Al-A’la 54 Al-An’am
9 Al-Lail 55 Ash-Shaffat
10 Al-Fajr 56 Luqman
11 Ad-Dhuha 57 Saba’
12 Al-Insyiroh 58 Az-Zumar
13 Al-Ashr 59 Ghofir
14 Al-Adiyat 60 Fushshilat
15 Al-Kautsar 61 Asy-Syura
16 At-takatsur 62 Az-Zukhruf
17 Al-Ma’un 63 Ad-Dukhan
18 Al-Kafirun 64 Al-Jatsiah
19 Al-Fiil 65 Al-Ahqof
20 Al-Falaq 66 Al-Adzariyat
21 An-Nas 67 Al-Ghosiyah
22 Al-Ikhlas 68 Al-Kahfi
23 An-Najm 69 An-Nahl
24 ‘Abasa 70 Nuh
25 Al-Qodar 71 Ibrahim
26 Asy-Syams 72 Al-Anbiya’
27 Al-Buruj 73 Al-Mu’minun
28 At-Tiin 74 As-Sajadah
29 Al-Quroisy 75 At-Thur
30 Al-Qori’ah 76 Al-Mulk
31 Al-Qiyamah 77 Al-Haqqoh
32 Al-Humazah 78 Al-Ma’arij
33 Al-Mursalat 79 An-Naba’
34 Qaf 80 An-Nazi’at
35 At-Thoriq 81 Al-Balad
36 Al-Qomar 82 Al-Infithor
37 Shad 83 Al-Insyiqoq
38 Al-A’rof 84 Ar-Rum
39 Jinn 85 Al-Ankabut
40 Yasin 86 Al-Muthoffifin
41 Al-Furqon 87 Al-Zalzalah
42 Fathir 88 Ar-Rod
43 Maryam 89 Ar-Rohman
44 Thoha 90 Al-Insan
45 Al-Waqiah 91 Al-Bayyinah
46 Asy-Syu’ara
2. Madaniyah
Diantaranya :
1 Al-Baqoroh 13 Ali-Imron
2 Al-Anfal 14 Al-Ahzab
3 Al-Mumtahanah 15 Al-Hujurat
4 An-Nisa’ 16 At-Tahrim
5 Al-Hadid 17 At-Taghabun
6 Al-Qital 18 As-Shaf
7 At-Tholaq 19 Al-Jumuah
8 Al-Hasr 20 Al-Fath
9 An-Nur 21 Al-Maidah
10 Al-Hajj 22 At-Taubah
11 Al-Munafiqun 23 An-Nashr
12 Al-Mujadilah
Hushain yang menyatakan “ketika turun kepada Nabi ayat ‘wahai manusia, bertakwalah
kepada tuhanmu, sesungguhnya goncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang
sangat besar … sampai dengan .. tetapi adzab Allah sangat kerasnya’ beliau sedang berada
dalam perjalanan.”
Begitu juga surat Al-Fath. Al-Hakim dan yang lain meriwayatkan, dari Al-Miswar bin
Makhramah dan Marwan bin Al-Hakam, keduanya berkata “surat Al-Fath dari awal
sampai akhir turun di antara kota makkah dan madinah berkaitan dengan masalah
perdamaian Hudaibiyah.”
Sebagian dari ayat Al-Quran tidak hanya turun di kota makkah dan sekitarnya dan
tidak pula di madinah dan sekitarnya, seperti firman Allah dalam surat At-Taubah ayat
42 dan pada surat Az-Zukhruf ayat 45. Yang kedua ayat tersebut tidak turun di kota
makkah dan sekitarnya dan tidak pula di kota madinah dan sekitarnya.
Menurut Ibnu Katsir bahwa surat At-Taubah ayat 42 turun di tabuk, dan surat Az-
[1] Rosihon Anwar, Ulum al-Qur’an, bandung, Pustaka Setia, 2008, hal:102-
104.
[2] Quraish Shihab, Sejarah & Ulum Al-Quran, bandung, Pustaka
Firdaus, 1997, hal: 64.
[3]Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Ulumul Quran,
Semarang,Pustaka Rizki Putra, 2009, hal: 72.
[4] Jalaluddin Rakhmat. ‘Ulum Al-Quran, Bandung: 1431 H, hal: 49.
[5] Ibid, hal: 73.
[6] Ibid, hal: 73-74.
[7] Quraish Shihab, Sejarah & Ulum Al-Quran, Bandung, Pustaka Firdaus,
1997, hal : 65-