Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN

AL 2014 HASIL PROSES AGING DENGAN VARIASI


TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN

Muhammad Didi Endah Pranata1), Alfirano1), Jajat Mujiat2)


1)
Jurusan Teknik Metalurgi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2)
PT. Dirgantara Indonesia (Persero)
email: anginbelantara@gmail.com, alfirano@ft-untirta.ac.id, jajat_m@indonesian-aerospace.com

Abstrak
Paduan Aluminium banyak digunakan pada industri manufaktur dirgantara sebagai bahan struktur karena
sifatnya yang ringan dan kuat. Banyak penelitian yang sudah dilakukan terkait dengan aluminium seri 2xxx,
namun masih sedikit yang meneliti tentang Al 2014. Al 2014 merupakan salah satu bahan baku yang digunakan
sebagai skin wing. Sebelum diaplikasikan, Al 2014 harus mengalami proses heat Treatment yaitu natural aging
yang membutuhkan waktu selama 96 jam untuk mendapatkan sifat mekanik yang optimum. Penelitian dilakukan
untuk menganalisis perubahan struktur mikro, mendapatkan kombinasi waktu tahan dan temperatur aging
paduan Al 2014. Paduan Al 2014 hasil fabrikasi dilakukan proses Solution Heat Treatment pada temperatur
5000C dengan waktu tahan 25 menit. Proses dilanjutkan dengan Quenching dengan media air kemudian
dilakukan pemanasan aging pada berbagai temperatur dan waktu tahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
peningkatan temperatur aging dapat mempercepat laju pengintian dan pertumbuhan persipitat. Hal ini
ditunjukan dengan singkatnya waktu yang dibutuhkan paduan untuk mencapai kekerasan optimum sebesar
152.62 VHN pada temperatur 1800C dengan waktu tahan 8 jam. Hal ini sesuia dengan uji metalografi dan
SEM-EDS yang menunjukan terbentuknya persipitat yang halus, rapat dan seragam. Adapun nilai kuat tarik
paduan Al 2014 pada kondisi optimum yaitu sebesar 45.485 Kgf/mm 2.

Kata Kunci: aluminium paduan 2014, Solution Heat Treatment, penuaan, persipitat

I. PENDAHULUAN oleh Korda dan Taufik. Hasil penelitiannya


Aluminium adalah bahan pembuat menunjukkan bahwa peningkatan temperatur
komponen pesawat terbang, yang aging dapat mempercepat laju pengintian dan
memanfaatkan sifat ringan dan kuatnya. Kedua pertumbuhan presipitat [3].
sifat tersebut merupakan syarat utama suatu Hal ini ditunjukkan dengan singkatnya
material dapat dijadikan bahan dasar struktur waktu yang dibutuhkan paduan untuk
pesawat terbang.Terdapat beragam paduan mencapai kekerasan optimum. Hal ini sesuai
aluminium, namun seri 2014 merupakan dengan hasil uji metalografi yang
paduan kedua terbanyak yang dipergunakan menunjukkan perubahan ukuran klaster
pada hampir keseluruhan rangka pesawat presipitat yang berpengaruh terhadap kekuatan
terbang yang diproduksi oleh PT. Dirgantara paduan. Ketahanan suatu material terhadap
Indonesia, setelah seri 7075[1]. gaya dipengaruhi oleh jumlah persipitat yang
Paduan aluminium tersebut terbentuk pada paduan. Dalam hal ini dapat
membutuhkan beberapa proses untuk mempengaruhi nilai kekuatan dan kekerasan
meningkatkan kekuatan material sebelum material. Dengan menggunakan artificial
dipergunakan sebagai bahan struktur pesawat aging dengan pemilihan waktu yang tepat akan
terbang. Salah satu cara yang dapat ditempuh menghasilkan kekuatan mekanik yang
untuk meningkatkan kekuatan suatu paduan maksimal [4].
logam, yaitu melalui proses perlakuan panas Penelitian ini dilakukan untuk
(heat treatment). Harendranath melakukan menganalisis pengaruh temperatur dan waktu
penelitian yang menyimpulkan bahwa tahan aging terhadap strukutur mikro dan sifat
perlakuan aging hanya menambah mekanis (kekerasan dan kekuatan) pada
kekerasannya, yang berakibat pada penurunan paduan Al 2014. Dari hasil penelitian dapat
keuletan material sehingga sukar dibentuk [2]. direkomendasikan temperatur dan waktu tahan
Penelitian tentang pengaruh aging yang optimum paduan Al 2014.
temperatur aging dan orientasi butiran
terhadap sifat mekanis Al2014 juga dilakukan
II. TEORI DASAR 2.3 Paduan Aluminium 2014
Penamaan untuk sistem standar Paduan Al 2014 merupakan
paduan aluminium yang digunakan dalam material yang banyak digunakan untuk
pemenuhan berbagai kebutuhan, berikut akan industri pesawat terbang khususnya untuk
disampaikan detail penjelasan mengenai tiap fuselage dan leading edge wing skin dari
golongan aluminium tersebut antara lain:
pesawat terbang Airbus. Leading edge
2.1 Wrought Alloys dan Casting Alloys wing skin merupakan bagian pertama pada
Suatu produk hasil dari proses sayap pesawat yang pertama kali terkena
pembuatan logam aluminium serta kemudian aliran udara. Lead edge sendiri berfungsi
dipadu menggunakan unsur tertentu pada sebagai pemberi gaya angkat pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kecepatan rendah dan memberikan gaya
golongan yang tentunya memiliki aplikasi hambat pada saat mendarat [1]. Paduan ini
yang berbeda. Golongan pertama adalah merupakan pengembangan dari paduan Al
wrought Alloys yang merupakan bentuk 2017 hasil modifikasi pemaduan silikon
fisik aluminium setelah proses biasanya yang menyebabkan Al 2014 lebih sensitif
dicetak dalam bentuk ingot. Setelah terhadap artificial aging [5].
pencetakan, paduan akan dibentuk sesuai
dengan kebutuhan melalui proses
pembentukan secara fisik misalnya rolling,
forging, dsb untuk memperoleh bentuk
tertentu. Golongan kedua adalah casting
alloys yaitu golongan paduan dimana
paduan aluminium secara langsung dicetak Gambar 1. Leading Edge Wing[1]
menjadi bentuk yang diinginkan tanpa
melalui proses pembentukan fisik terlebih 2.4 Perlakuan Panas Aluminium
dahulu. Paduan Al 2014 merupakan paduan
yang heattreatable atau dapat diperkuat
2.2 Non-heat treatable alloys dan Heat dengan penuaan. Namun untuk melakukan
treatable alloys penuaan atau perlakuan panas presipitasi
Paduan aluminium dengan unsur tersebut diperlukan serangkaian perlakuan
pemadu tertentu tentunya akan menghasilkan panas lainnya, yaitu: perlakuan panas
sifat yang berbeda baik secara fisik maupun pelarutan (solution heattreatment) dan laku
kimia. Salah satu perbedaan utama yang panas kejut (quenching) [6].
dihasilkan atas penambahan beberapa pemadu Perubahan yang terjadi pada proses
antara lain kemampuan untuk paduan tersebut perlakuan panas paduan Al 2014
diperkuat melalui proses perlakuan panas. didasarkan pada kelarutan bahan pemadu,
Beberapa pemadu menghasilkan paduan yang dimana kelarutannya berbanding lurus
tidak dapat diperkuat melalui perlakuan panas
dengan temperatur. Semakin tinggi
yang kemudian kita kenal dengan non-heat
treatable alloys. Untuk kategori ini mekanisme temperatur perlakuan panas pelarutannya,
penguatan hanya dapat dilakukan dengan maka akan semakin tinggi pula kelarutan
pengerjaan dingin. unsur pemadu di dalam logam dasarnya [7].
Hal ini berbeda untuk beberapa Hal ini dapat dilihat pada diagram fasa
paduan yang menghasilkan heat treatable paduan Al 2014 dalam Gambar 2.
alloys atau paduan yang dapat diperkuat Bila kemudian paduan didinginkan
melalui proses perlakuan panas tertentu. dengan cepat akan terjadi larutan padat lewat
Perlakuan panas akan memberikan perubahan jenuh dengan kandungan bahan pemadu yang
pada mikrostruktur sehingga terjadi perubahan lebih besar dari harga kesetimbangannya,
sifat mekanik paduan. Selain dapat diperkuat sehingga mendorong pembentukan fasa θ
dengan perlakuan panas, pengerjaan dingin (Al2Cu). Proses perlakuan panas yang
juga dapat diberlakukan untuk paduan jenis dilakukan untuk merekayasa struktur dari
ini. paduan Al-Cu dapat dikerjakan dengan
menggunakan panduan dari diagram fasa Al- berdifusi dan akhirnya akan membentuk
Cu. supersaturated solid solution.
Media dari quenching sangat
bervariasi menyesuaikan proses yang
diinginkan dan pertimbangan teknis lainnya
untuk mendukung pencapaian spesifikasi dari
paduan yand diproses. Media quenching yang
paling sering digunakan adalah air. Kecepatan
dari pendinginan juga ditentukan oleh
konduktivitas dan panas spesifik dari paduan
yang diproses. Pendinginan kejut (quenching)
merupakan tahap kedua pada proses penguatan
presipitasi. Saat waktu pendinginan semakin
singkat atom-atom unsur pemadu tidak sempat
Gambar 2. Diagram Fasa Paduan Al-Cu [5] berdifusi ke matriks sehingga menyebabkan
matriks dalam keadaan lewat jenuh
2.5 Solution Heat Treatment (oversaturated). Semakin besar derajat
Solution heat treatment adalah proses kelewatjenuhan matriks paduan, semakin besar
perlakuan panas dimana paduan akan pula laju pengintiannya [9].
dipanaskan pada temperatur dibawah
temperatur eutektik. Proses solution heat 2.7 Presipitat Hardening (Aging)
treatment memiliki tujuan untuk meningkatkan Aging adalah proses dekomposisi dari
maksimum kelarutan dari senyawa terlarut senyawa dalam paduan pasca mengalami
menjadi larutan padat pada temperatur quenching dalam bentuk supersaturated solid
dibawah temperatur eutektik kemudian ditahan solution. Hal ini terjadi dikarenakan untuk
pada durasi yang cukup cukup untuk kondisi supersaturated solid solution secara
terbentuknya larutan padat. mikro fasa ini tidak stabil sehingga pada waktu
Perlakuan panas pelarutan atau lebih tertentu akan mengalami dekomposisi.
dikenal dengan solution heat-treament Dekomposisi senyawa ini kemudian akan
merupakan langkah awal dalam proses kembali meningkatkan kekuatan dari paduan
penguatan presipitasi. Fungsi dari perlakuan khususnya untuk aluminium.
panas pelarutan adalah untuk memaksimalkan
kelarutan unsur-unsur pemadu seperti Cu, Mg,
dan Si di dalam matriksnya (aluminium).
Semakin tinggi kandungan Cu di dalam
matriks, semakin besar driving force untuk
presipitasi pada suhu yang lebih rendah
sehingga sifat mekanisnya menjadi lebih baik.
Fasa CuAl2 tidak larut pada suhu tinggi dan
dapat terendapkan sebagai presipitat yang
dapat meningkatkan kekuatan paduan secara
keseluruhan. Perlakuan panas pelarutan Al
2014 dapat dilakukan pada rentang suhu 5000C Gambar 3.Proses Presipitat Hardening (Aging)
[10]
hingga 5050C [8]. .
Setelah solution heat treatment dan
2.6 Quenching quenching tahap selanjutnya dalam proses
Quenching atau pendinginan kejut age hardening adalah aging atau penuaan.
merupakan proses lanjutan dari proses solution Perubahan sifat-sifat dengan berjalanya waktu
heat treatment. Pada proses solution heat pada umumnya dinamakan aging atau
treatment, setelah waktu penahanan pada penuaan. Aging sendiri dibagi menjadi tiga
temperatur tertentu tercapai maka untuk tipe yakni natural aging, artificial aging dan
mempertahankan solid solution tersebut maka over aging. Natural aging adalah aging yang
paduan akan didinginkan dengan laju yang dilakukan pada temperatur kamar sedangkan
sangat cepat sehingga atom – atom tidak dapat artificial aging dilakukan pada tempertatur
tertentu. Over aging adalah saat proses
penuaan dilakukan dalam waktu yang terlalu
lama atau temperatur terlalu tinggi, pada tahap
ini presipitat dan matriks dalam keadaan
seimbang. Over aging ini dapat menurunkan
kekuatan yang telah dicapai sebelumnya.
Kondisi over aging merupakan kondisi yang
tidak diinginkan.

2.8 Mekanisme Penguatan Presipitat


Penguatan presipitasi bertujuan untuk
Gambar 4. Kurva kekerasan paduan Al-Cu
memunculkan fasa-fasa presipitat penguat
terhadap waktu aging pada temperatur aging
(fasa kedua) yang tersebar merata di dalam
130 ºC [12].
matriks paduan. Dalam proses penguatan
presipitasi paduan Al 2014 maupun yang
III METODE PENELITIAN
sekelasnya, dapat diidentifikasi lima jenis
Pada penelitian ini sampel berupa plat
struktur yang dapat terbentuk, yaitu: GP1,
paduan Al 2014 dalam bentuk spesimen uji
GP2, dan θ”, θ’, θ (Al2Cu) [11].
tarik ASTM E8 dengan tebal 1 mm sebanyak
Jika dianggap sebagai suatu proses
36 spesimen. Penelitian ini dimulai dengan
maka perubahan fasa dalam matriks paduan Al
proses Solution Heat Treatment dengan
2014 ketika diberi perlakuan panas dapat
temperatur 500°C selama 25 menit untuk
dituliskan sebagai berikut:
memaksimalkan kelarutan unsur-unsur
Larutan padat lewat jenuh GP1 zone
pemadu.. Selanjutnya dilakukan Quenching
GP2 zone (θ’’) θ’ θ (Al₂ Cu)
dengan air selama 12 detikuntuk mendapatkan
Presipitat-presipitat yang tidak berada dalam
kondisi optimum bagi pengendapan yang akan
kesetimbangan (GP1, GP2, dan θ”) merupakan
dilakukan sesudahnya.
presipitat-presipitat yang koheren. Kehadiran
Penelitian dilanjutkan Artificial Aging
presipitat presipitat tersebut akan
pada temperatur 100, 140, 180 dan 220°C
meningkatkan kekuatan paduan. Namun
dengan variasi waktu 4, 6, 8, 10 jam.
apabila telah terbentuk suatu endapan fasa θ
Pengerasan paduan dapat dicapai dengan
yang stabil maka kekuatannya akan turun dan
perlakuan panas pertisipitasi. Pada proses ini
menandakan paduan berada dalam kondisi
lama pemanasan dan temperatur yang
over-aged [8].
digunakan akan mempengaruhi hasil
Penguatan tertinggi disebabkan karena
percobaan. Untuk mengetahui peningkatan
kehadiran fasa koheren GP2 (θ’’). Pada fasa
kekuatan, kekerasan serta perubahan struktur
yang koheren dengan matriksnya, pergerakan
mikro maka dilakukan pengujian pada
dislokasi harus dilakukan dengan memotong
sebelum dan sesudah proses perlakuan untuk
presipitat (dislocation cutting). Energi yang
mengetahui perubahan yang terjadi. Pengujian
dibutuhkan untuk melakukan cutting yang dilakukan antara lain uji tarik untuk
cukup besar sehingga dislokasi sulit mengetahui kekuatan, uji kekerasan untuk
bergerak dan memberikan penguatan mengetahui nilai kekerasan yang dihasilkan
terhadap paduan. proses pembentukan dari proses. Pengujian metalografi untuk
fasa-fasa di atas dapat dijelaskan melalui mengetahui perubahan struktur mikro yang
Gambar 4. Kehadiran fasa θ’’ akan terjadi pada paduan hasil proses aging.
menurunkan koherensi antarmuka presipitat Pengujian dilakukan Menggunakan mikroskop
dengan matriks. Pada tahap terakhir adalah optik dan SEM-EDS HITACHI SU3500.
ketika fasa θ’’ bertransformasi menjadi
kesetimbangan fasa inkoheren, CuAl₂ (θ). IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada antarmuka yang inkoheren dengan Sampel ini dilakukan preparasi dan
matriksnya, dislokasi tidak akan memotong proses heat treatment berupa Solution heat
presipitat, melainkan membusur dan treatment, qhenching dan artificial aging
mengitarinya dengan meninggalkan loop mendapatkan hasil waktu dan temperatur
dislokasi di sekeliling presipitat tersebut[9]. aging dengan beberapa variasi temperatur
dan waktu tahan. Adapun komposisi paduan
Al 2014 ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Paduan Aluminium 2014 ukuran menjadi lebih halus seiring dengan
Kandungan Unsur (%) berjalannya waktu pemanasan.
Gambar 5 menyajikan hasil pengamatan
Bahan Zn, Ni, Cr, stuktur mikro paduan Al 2014 hasil proses
Cu Mn Si Mg
Pb, & Ti aging pada temperatur 1800C dengan variasi
Al waktu tahan 4, 6, 8 dan 10 jam. Hasil
4.4 0.8 0.8 0.4 <0,5 pengamatan menujukan perubahan struktur
2014
mikro yang terjadi, menghasilkan perubahan
jumlah partikel persipitat yang meningkat
4.1 Hasil Pengamatan Struktur Mikro seiring berlangsungnya waktu tahan. Hal ini
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan terjadi karena persipitat terus terbentuk pada
mikroskop optik dengan perbesaran 1000 kali temperatur 180 0C seiring dengan berjalannya
dan didukung dengan pengamatan waktu tahan yang berlangsung pada proses
menggunakan Scaning Electron Microscop aging.
(SEM) dengan perbesaran 2000 kali. Fasa-fasa koheren GP1 dan GP2 (θ”)
lebih banyak terbentuk pada temperatur aging
a
yang lebih rendah. Fasa-fasa yang koheren ini
memberikan kontribusi lebih baik terhadap
penguatan Al 2014 karena ketika suatu kisi
presipitat
persipitat koheren dengan matriksnya,
dislokasi akan lebih sulit untuk bergerak[9].
Berdasarkan hasil pengamatan struktur
b mikro dengan menggunakan Scanning
Electron Microscope (SEM) dapat dilihat
presipitat
bahwa persipitat yang terbentuk pada logam
Aluminium paduan 2014 semakin bertambah
seiring dengan berjalannya waktu aging.

presipitat Titik 2

Titik 3

Titik 1
d
Area 1

presipitat

Gambar 6 Hasil Pengamatan Presipitat


Gambar 5 Struktur Mikro Sampel Aging
Temperatur 180 0C menggunakan Mikroskop Tabel 2. Persen Atom Hasil Pengamatan
Optik dan SEM dengan Variasi Waktu Tahan: Presipitat
a) 4 jam, b) 6 jam, c) 8 jam dan d) 10 jam
Perlakuan panas aging akan membuat % atom
sifat mekanik logam menjadi lebih baik. Hal Unsur
1 2 3 Area 1
ini dikarenakan perubahan struktur mikro
akibat dari pembentukan presipitat [23]. Dari Al 89.88 82.19 95.55 78.6
pengamatan struktur mikro dapat dilihat Cu 7.31 13.42 1.59 18.03
bahwa terjadi perubahan struktur mikro pada Si 0.97 2.11 1.19 1.58
paduan aluminium 2014 hasil aging.
Dibandingkan sebelum dilakukan proses Mg 1.72 1.95 1.49 1.57
aging, struktur mikro mengalami perubahan Mn 0.1 0.3 0.16 0.18
Pada temperatur 1800 C dengan waktu Gambar 4.6 menyajikan hasil pengujian
tahan 8 jam terdapat pembentukan persipitat kekerasan pada paduan Al 2014 dengan variasi
yang cukup rapat dan banyak sehingga temperatur dan waktu tahan proses aging. Uji
membuat sifat mekanis logam Aluminium kekerasan dilakukan dari As-Cast, Solution
paduan 2014 menjadi naik dan berada pada Treatment dan proses aging dengan variasi
nilai optimum. Ini disebabkan karena persipitat temperatur dan waktu tahan. Dari grafik dapat
yang terbentuk semakin banyak dan ukuran dilihat perubahan nilai kekerasan As-Cast,
yang kecil. Soution Treatment dan hasil prose aging. Nilai
Berdasarkan hasil pengamatan kekerasan yang dihasilkan tiap temperatur
mengunakan SEM-EDS dapat diketahui bahwa berbeda-beda karena perubahan strukutur
persipitat yang terbentuk adalah θ’’ yang mikro yang terjadi selama proses juga berbeda.
memiliki komposisi 18,03% atom Cu. Hal ini Nilai kekerasan paduan Al 2014 pada As-Cast
sesuai dengan komposisi yang dimiliki oleh sebesar 87.1 VHN dan pada hasil Solution
persipitat θ’’ yang memiliki ±17% atom Cu Treatment sebesar 106.3 VHN
[6]. Persipitat ini yang dapat menyebabkan Pada temperatur 100 0C nilai
sifat mekanik paduan Al 2014 berada pada kekerasan mengalami kenaikan dari nilai
kondisi optimum. kekerasan As-Cast dan hasil Solution
Treatment. Pada waktu tahan 4 jam nilai
4.2 Hasil Uji Kekerasan kekerasan sebesar 140.62 VHN, tapi pada
Uji kekerasan dilakukan sebanyak waktu tahan 6 dan 8 jam nilai kekerasan
tiga titik pada setiap sampelnya. Dari paduan Al 2014 menjadi turun sebesar 131.3
ketiga hasil uji kekerasan tersebut dihitung VHN dan 104.9 VHN. Nilai kekerasan
rata-rata yang ditulis dalam skala VHN meningkat pada waktu tahan 10 jam menjadi
(Vickers Hardness Number). Uji kekerasan 110.89 VHN. Ini disebabkan karena pada
dilakukan dari As-Cast, Solution proses aging belum terbentuk persipitat
Treatment dan proses aging dengan variasi yang bisa meningkatkan kekerasan.
temperatur dan waktu tahan. Persipitat mulai terbentuk pada waktu
Tabel 3. Hasil Uji Kekerasan tahan 6, 8 dan 10 jam. Persipitat yang
terbentuk sedikit sehingga tidak terlalu
Nilai Kekerasan Tiap Temperatur mempengaruhi sifat mekanik.
Waktu Tahan (VHN) Pada temperatur 140 0C nilai
(jam)
100 0C 140 0C 180 0C 220 0C kekerasan yang dihasilkan meningkat seiring
Solution dengan perlakuan yang diberikan. Ini dapat
106.3 106.3 106.3 106.3 dilihat dari hasil kekerasan pada waktu tahan 4
Heattreatment
jam sebesar 117.69 VHN terus meningkat
4 140.62 117.69 149.72 124.64
sampai waktu tahan 10 jam sebesar 128.52
6 131.3 124.89 131.43 125.31 VHN. Hal ini disebabkan mulai terbentuknya
8 104.99 127.29 152.64 130.41 persipitat pada proses aging tapi persipitat
yang terbentuk masih sedikit.
10 110.89 128.52 156.89 117.34
Pada temperatur 180 0C nilai
kekerasan yang meningkat setelah dilakukan
proses aging dengan waktu tahan 6, 8 dan 10
jam yaitu sebesar 131.43 VHN, 152.64 VHN
dan 156.89 VHN. Hal ini terjadi karena terjadi
kekerasan meningkat seiring dengan
berlangsungnya transformasi fasa metastabil
yang terbentuk akibat proses aging. Fasa inilah
yang membentuk persipitat yang dapat
meningkatkan sifat mekanik paduan Al 2014.
Gambar 7. Grafik Rata-rata Nilai Kekerasan Berdasarkan hasil pengamatan SEM-EDS, ada
Paduan Al 2014 dengan Variasi Waktu Tahan indikasi bahwa persipitat yang terbentuk
dan Temperatur Proses Aging. adalah θ’’ yang dapat meningkatkan sifat
mekanik pada kondisi optimum. Presipitat
yang terlarut dalam paduan aluminium, maka
presipitat akan menghambat terjadinya Kekuatan dihitung dengan mengukur
dislokasi yang mengakibatkan terjadinya lebar dan tebal pada gage length, kuat luluh
peningkatan sifat mekanis material tersebut, (yield strength), kuat tarik (tensile strength)
sehingga gaya yang dibutuhkan untuk dan % elongasi. Data nilai kuat tarik paduan
mendeformasi material tersebut semakin besar Al 2014 sebelum dan sesudah mengalami
[9] proses artificial aging untuk berbagai
.
Pada temperatur 220 0C nilai temperatur dan waktu tahan disajikan pada
kekerasan terus meningkat seiring dengan tabel 4 dan gambar 8.
berlangsungnya waktu tahan 4 jam sampai 8 Pada gambar 9 disajikan pengaruh
jam sebesar 124.64 VHN dan 130.41 VHN. Ini waktu pemanasan terhadap nilai persen
disebabakan karena pengintian yang terjadi elongasi dari variasi percobaan yang telah
dapat membentuk persipitat yang dapat dilakukan Secara umum, nilai kekuatan akan
meningkatkan nilai kekerasan pada paduan Al berbanding terbalik dengan % elongasi pada
2014. Tetapi pada waktu tahan 10 jam logam. Semakin kuat logam maka semakin
kekerasan yang dihasilkan menurun menjadi kecil % elongasi yang dimiliki oleh logam
117.34 VHN. Dalam hal ini ada indikasi
bahwa waktu tahan telah memasuki zona over
aging yang menyebabkan nilai kekerasan
menurun. Dari pengujian kuat tarik
menghasilkan nilai kekuatan yang terus turun
seiring lamanya waktu tahan proses aging. Hal
ini ada indikasi bahwa adanya perubahan
ukuran persipitat yang semakin besar
mengakibatkan nilai kuat tarik menjadi
semakin turun.
Gambar 9 Grafik Hubungan % Elongasi
4.3 Hasil Uji Tarik
Pengujian tarik dilakukan sebanyak dua kali Pada temperatur 100 0C persipitat
untuk setiap variable percobaan. mulai terbentuk pada waktu tahan 6, 8 dan 10
Tabel 4 Data Hasil Pegujian Tarik jam. Persipitat yang terbentuk sedikit sehingga
Nilai Kekuatan Tiap Temperatur tidak terlalu mempengaruhi sifat mekanik. Hal
Waktu Tahan (Kgf/mm2) ini juga terjadi pada nilai kekuatan yang
(jam) dihasilkan. Dari gambar 8 dapat dilihat bahwa
100 0C 140 0C 180 0C 220 0C
Solution nilai kuat tarik menurun setelah dilakukan
44.625 44.625 44.625 44.625 aging dengan waktu tahan 4 dan 6 jam yakni
Heattreatment
sebesar 42.025 Kgf/mm2 dan 40.65 Kgf/mm2.
4 42.025 40.71 43.495 40.305 Tapi pada waktu tahan 8 dan 10 jam kembali
6 40.65 40.805 43.95 40.205 meningkat yaitu sebesar 41.97 Kgf/mm2 dan
8 41.975 40.71 45.485 39.32 42.21 Kgf/mm2.
Pada temperatur 140 0C nilai kuat tarik
10 42.21 41.005 44.495 38.99 menurun setalah dilakukan proses aging. Ini
disebabkan karena perlakuan panas yng
dilakukan pada paduan Al 2014 yang dapat
menyebabkan sifat mekanik menjadi turun.
Pada temperatur ini juga belum terbentuk
persipitat sehingga tidak dapat meningkatkan
nilai kuat tarik paduan Al 2014. Nilai kuat
tarik menurun pada waktu tahan 4 jam yaitu
sebesar 40.71 Kgf/mm2 dan rata-rata
meningkat seiring dengan lama waktu tahan
dengan nilai kuat tarik pada 10 jam sebesar
101.005 Kgf/mm2. Hal ini disebabkan karena
Gambar 8 Grafik Hubungan Kekuatan Tarik
adanya indikasi bahwa temperatur pemanasan
pada Berbagai Temperatur dengan Variasi
Waktu Tahan.
ini berada dibawah temperatur optimum edge wing skin, yaitu nilai kekerasan berkisar
sehingga laju pengintian mejadi lambat [14]. antara 120 - 160 VHN dan kuat tarik sebesar
Pada temperatur 180 0C nilai kuat tarik 42 - 46 Kgf/mm2 [1]. Temperatur dan waktu
meningkat hingga waktu tahan 8 jam sebesar tahan kondisi optimum berada pada temperatur
45.485 Kgf/mm2,tapi pada waktu penahanan 1800 C dengan waktu tahan 8 jam karena
10 jam kekuatan menurun menjadi 44.5 memiliki nilai kekerasan dan kuat tarik
Kgf/mm2. Pada waktu tahan 10 jam tertinggi dan masuk dalam kriteria minimal.
mengalami penurunan kuat tarik menjadi 44.5 Nilai kekersan dan kuat tarik yang didapat
Kgf/mm2 karena penggabungan atau pada kondisi optimum ini sebesar 152.64 VHN
pengerasan persipitat yang menjadi koheren dan 45.485 Kgf/mm2.
dengan matriknya. Ini sesuai dengan hasil
penelitian Rotinsulu, yang menyatakan bahwa V. KESIMPULAN
pada perlakuan panas Aluminium tercapainya Berdasarkan penelitian yang telah
kekerasan optimum pada temperatur aging dilakukan dalam paduan Al 2014, maka dapat
tertentu disebabkan terbentuknya presipitat disimpulkan bahwa:
metastabil yang optimal yang menghalangi 1. Hasil SEM-EDS pada paduan Al 2014
pergerakan dislokasi. dengan variasi waktu tahan dan temperatur
Sedangkan jika temperatur aging aging yang optimum menghasilkan struktur
ditingkatkan setelah tercapai titik optimum berupa presipitat Al2Cu dengan fasa θ’’.
maka kekerasan dan kekuatan cenderung akan 2. Nilai kekerasan dan kuat tarik paduan Al
menurun. Hal ini dikarenakan oleh 2104 meningkat seiring dengan
penggabungan atau pengerasan presipitat yang bertambahnya waktu aging. Nilai
menjadi koheren dengan matriknya. Ini terjadi kekerasan dan kuat tarik optimum pada
karena pada temperatur yang lebih tinggi dan proses aging pada T= 180 dan waktu tahan
waktu tahan lebih lama kemungkinan untuk 8 jam sebesar 152.64 VHN dan 45.485
terbentuknya fasa-fasa koheren semakin kecil Kgf/mm2.
dibandingkan fasa-fasa inkoheren, seperti θ’ 3. Temperatur dan waktu tahan yang
dan θ (CuAl2). Semakin banyak jumlah fasa sebaiknya digunakan pada dunia industri
inkoheren dalam matriks, maka dislokasi akan untuk mendapatkan sifat mekanik yang
semakin mudah bergerak [3]. optimum yaitu pada T= 1800 C dan waktu
Pada temperatur 220 0C nilai kekuatan tahan 8 jam sesuai dengan data minimal
terus menurun seiring dengan berlangsungnya yang dibutuhkan untuk kekerasan sebesar
waktu tahan 4 jam sampai 8 jam sebesar 120 – 160 VHN dan kuat tarik sebesar
40.305 Kgf/mm2 menjadi 38.99 Kgf/mm2. Hal 42.828 – 46.906 Kgf/mm2.
ini ada indikasi bahwa adanya perubahan
ukuran persipitat yang semakin besar DAFTAR PUSTAKA
mengakibatkan nilai kuat tarik menjadi [1] PT. Dirgantara Indonesia, Bandung
semakin turun. [2] Harendranath C S, 2002, Improvement in
Kekuatan dan kekerasan sangat dipengaruhi Fatigue Properties After TMA Treatment,
oleh morfologi endapan (partikel) yang terjadi Trans. IIM 35 415
yakni[27]: [3] Korda, Akhmad A., dan Taufik,
a). Partikel halus dengan jarak yang rapat, Tania.,2010.Studi Pengaruh Temperatur
maka dislokasi sukar bergerak, sehingga Aging dan Orientasi Butiran Terhadap
diperoleh kekuatan material yang tinggi. Sifat Mekanik Paduan Al 2014.Program
b). Partikel berukuran sedang dan tersebar Studi Teknik Metalurgi ITB.Bandung
pada jarak yang agak jauh, dislokasi [4] Brook C.R., dkk. 1991. ASM Handbook
relatif mudah bergerak, sehingga vol. 4 Heat Treating. Detroit: ASM
kekuatan material menjadi agak rendah. International.De Garmo, E. P. 1997.
c). Partikel besar dan tersebar pada jarak Materials and Processes In
yang sangat jarang, maka dislokasi Manufacturing. John Wiley and Sons,
sangat mudah bergerak, sehingga Inc.
kekuatan materialnya sangat rendah. [5] Hatch, J.E., Ed.,1984. Aluminum:
Properties and Physical Metallurgy. ASM
Untuk kriteria minimal sifat mekanik International. Ohio.
untuk aplikasi paduan Al 2014 sebagai leading
[6] A.L. Greer, etal., Modelling of [11] Tata Surdia, Shinroku Saito, 2005,
Inoculation of Metallic Melts: Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya
Application to Grain Refinement of Paramita, hal 129-135, 289-32.
Aluminium by Al-Ti-B, Acta Materialia, [12] Reed-Hill, R.E. (1973). Physical
48 (2000), p.2823-2835. ASM Handbook. Metallurgy Principle, 2nd.ed. Wadsward,
1991. “Heat Treating Volume 4“ California, 101
[7] ASM Handbook. 1990. “Properties and [13] Mursalin, Pratapa S, dan Faisal H,
Selection : Nonferrous Alloys and 2009.Pengaruh Perlakuan Panas Aging
Special-Purpose Materials” Terhadap Perilaku Korosi Paduan
[8]Chepko,Corin.,Dhanhani,Jaseem.,Figueroa, Aluminium Seri 6061 Dalam Larutan
Carlos.,Landis Codi.2000.An 0,05M HCL.Institut Teknologi Sepuluh
Experimental and Analytical Study of the November.Surabaya-Indonesia
Properties of Precipitation Hardening [14] Porter D.A and K. E
Aluminium Alloys. University of the Easterling.1981.Phase Transformation in
Pacific School of Engineering, USA Metals and Alloys.Van Nostrand
[9] Porter, D.A., and Easterling, K.E.,1991. Reinhold.UK
Phase Transformation in Metals and [15]Sinaga, Ramli. (1998). Meningkatkan
Alloys, 2nd edition. Chapman & Hall. Sifat Mekanik Bahan Aluminium Paduan
London. (Al-Mg-Si). Prosiding Pertemuan Ilmiah
[10] E. Totten, George, dan MacKenzie, D. Saina Materi III. Serpong-Tangerang
Scott. 2003. Handbook of Aluminium vol
1Physical Metallurgy and Processes.
Marcel Dekker, Inc. New York

Anda mungkin juga menyukai