Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

SISTEM TRANSPORTASI

PERENCANAAN KELEMBAGAAN
DALAM SISTRAN

KONSEP
PERENCANAAN MODA

KAJIAN DATA SARANA&PRASARANA


DALAM
PERENCANAAN
SISTEM OPERASI

SURVAI
TRANSPORTASI TERMINAL /PARKIR

KETERKAITAN ASPEK-
ASPEK DALAM SISTRAN

KONSEP DASAR
PEMODELAN DALAM
SISTEM TRANSPORTASI

PEMODELAN
TRANSPOTASI
MATA KULIAH
SISTEM TRANSPORTASI

PENDAHULUAN

Pada saat ini kita masih merasakan banyak permasalahan transportasi yang
sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1960-an dan 1970-an, misalnya :
 Kemacetan
 Polusi Suara dan Udara
 Kecelakaan dan Tundaan.
Permasalahan tersebut masih kita rasakan tetapi dengan tingkat kualitas yang
jauh lebih parah dan kuantitas yang jauh lebih besar.

Negara-Negara berkembang menghadapi permasalahan transportasi dan


beberapa diantaranya sudah berada dalam pada tahap yang sangat kritis.
Permasalahan yang terjadi bukan saja disebabkan oleh terbatasnya sistem
prasarana transportasi yang ada, tetapi sudah ditambah lagi dengan
permasalahan lainnya seperti : Pendapatan rendah, urbanisasi yang sangat
cepat, terbatasnya sumber daya,khususnya dana, kualitas dan kuantitas data
yang berkaitan dengan transportasi, kualitas sumber daya manusia, tingkat
disiplin yang rendah, dan lemahnya sistem perencanaan dan kontrol
membuat permasalahan transportasi menjadi semakin parah.

Pada akhir tahun 1980-an, negara-negara maju sudah mulai mengenal


mengenai elektronika dan peralatan komputer yang memungkinkan
berkembangnya konsep-konsep baru mengenai sistem prasarana transportasi
seperti : sistem pergerakan, dan peramalan kebutuhan akan transportasi yang
tidak pernah terpikirkan pada masa lalu.
Di Indonesia, permasalahan transportasi sudah sedemikian parahnya,
khususnya di beberapa kota besar seperti DKI-Jakarta, Medan, Surabaya dan
Bandung. Kota yang berpenduduk lebih dari 1-2 juta jiwa dapat dipastikan
mempunyai permasalahan transportasi. Pada akhir tahun 2000, diperkirakan
hampir semua Ibukota Propinsi dan beberapa Ibukota Kabupaten akan
berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak
dapat dihindarkan. Hal ini merupakan lampu merah bagi para pembina
daerah perkotaan di Indonesia karena mereka akan dihadapkan pada
permasalahan baru yang memerlukan pemecahan yang baru pula, yaitu
permasalahan transportasi perkotaan.
Urbanisasi yang sangat cepat disebabkan oleh :
 Sektor pertanian kurang diminati oleh generasi muda
 Di perkotaan menawarkan banyak kesempatan kerja baik itu sektor
formal maupun informal
 Semakin tingginya intensitas industri di perkotaan (Indonesia
sedang menuju negara semi industri)
 Di perkotaan upah dan gaji lebih tinggi
Namun sebesar apapun kota tersebut dengan segala kelengkapannya, pasti
mempunyai keterbatasan berupa batas daya dukung lahan. Jika batas
tersebut sudah dilampaui, akan terjadi dampak yang sangat merugikan.
Dalam konteks kota di Indonesia, fenomena kota bermasalah sudah mulai
terlihat, yang diperkirakan akan terus berkembang menjadi persoalan yang
semakin rumit seiring dengan semakin tingginya laju urbanisasi.
Selain masalah urbanisasi ada beberapa kecenderungan lain yang perlu
dicermati, yang akan sangat mempengaruhi transportasi perkotaan, yakni :
 Semakin jauhnya rata-rata pergerakan manusia setiap hari :
harga tanah di pusat perkotaan menyebabkan lahan permukiman
semakin bergeser ke pinggiran kota, sedangkan tempat pekerjaan
cendrung semakin terpusat di pusat perkotaan. Hal ini menyebabkan
seseorang akan bergerak lebih jauh dan lebih lama untuk mencapai
tempat kerja. Semakin jauh dan semakin lama seorang membebani
jaringan jalan, semakin tinggi pula kontribusinya terhadap kemacetan.
 Semakin banyak wanita yang bekerja :
tidak dapat disangkal lagi kebutuhan keluarga pada masa
sekarang tidak hanya bisa ditunjang oleh penghasilan suami saja. Perlu
ada tambahan lain, dan ini menyebabkan isteri juga harus bekerja,
sehingga menyebabkan semakin banyaknya pergerakan yang dilakukan
oleh keluarga.
 Semakin banyak pelajar dan mahasiswa :
kecenderungan persaingan yang semakin ketat dimasa mendatang
menyebabkan pendidikan berkelanjutan seperti kursus, pelatihan, waktu
menjadi suatu keharusan bagi seseorang yang telah bekerja.
Kecenderungan ini menyebabkan terjadi pergerakan tambahan ke pusat
kota, tempat biasanya pusat pendidikan tersebut berlokasi.
 Semakin banyak wisatawan :
tingginya tekanan yang dirasakan oleh setiap orang yang tinggal di
daerah perkotaan menyebabkan rekreasi menjadi suatu kebutuhan utama.
Sudah barang tentu hal ini pun menyebabkan semakin banyaknya
pergerakan.
Definisi SistemTransportasi

SISTEM : Bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu


variabel dengan variabel lain dalam tatanan
yang terstruktur.
Perubahan pada satu komponen dapat menyebabkan perubahan pada
komponen lainnya. Dalam sistem MEKANIS, komponen berhubungan
secara ’MEKANIS’, misalnya komponen dalam mesin mobil. Namun dalam
sistem ’TIDAK MEKANIS’ interaksi sistem tata guna lahan dengan sistem
jaringan transportasi, komponen yang ada tidak dapat berhubungan secara
MEKANIS, akan tetapi perubahan pada salah satu komponen (sistem
kegiatan) dapat menyebabkan perubahan pada komponen lainnya(sistem
jaringan sistem pergerakan). Jadi prinsip dasar pada sistem mekanis sama
saja dengan sistem tidak mekanis.
TRANSPORTASI : Kegiatan pemindahan penumpang
dan barang dari satu tempat ke tempat
lain.

Maksud dan Tujuan :


MAKSUD : Mengkoordinasikan pergerakan penumpang
dan barang
Sarana : Mobil, Kapal Laut, Kereta Api dan Pesawat Udara.
Prasarana : Jalan Raya, Jalan Rel, Dermaga, Bandara,Terminal

TUJUAN : Optimalisasi proses pemindahan penumpang dan barang


FAKTOR-FAKTOR : Keamanan, Kenyamanan, Kelancaran, Waktu, Biaya,
Ruang.
Moda (Jenis Angkutan)

 Udara : Bandara, Pesawat


 Laut : Dermaga, Kapal
 Darat
Jalan Raya : Kendaraan (Bus, Mobil), Jalan
Jalan Rel : Kereta Api
Sundari (Sungai, Danau dan Ferry) : Dermaga, Kapal
Lain-lain : Kabel, Pipa, Belt Conveyor

PERENCANAAN TRANSPORTASI :
Suatu proses yang tujuannya mengembangkan sistem
transportasi yang memungkinkan manusia dan barang
bergerak atau berpindah tempat dengan
aman,nyaman,murah dan cepat.

Perencanaan transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


perencanaan kota atau perencanaan daerah. Rencana kota atau rencana
daerah tanpa mempertimbangkan keadaan dan pola transportasi yang akan
terjadi sebagi akibat rencana itu sendiri akan menghasilkan kesemerawutan
lalulintas di kemudian hari. Keadaan ini akan membawa akibat berantai
cukup panjang dengan meningkatnya jumlah kecelakaan, pelanggaran
lalulintas, menurunnya sopan santun berlalulintas dan lain-lain.
Dalam kaitan antara perencanaan transportasi dan perencanaan kota, maka
menetapkan suatu bagian kawasan kotan menjadi tempat kegiatan tertentu
(misalnya kawasan perumahan mewah Pondok Indah atau kawasan Industri
Pulo Gadung di Jakarta) bukanlah sekedar memilih lokasi. Pada akhirnya,
dalam perencanaan tata guna lahan untuk perkotaan harus diperhitungkan
lalulintas yang bakal terjadi antara penetapan lokasi itu sendiri, lalulintas
dikawasan itu sendiri, serta lalulintas antara kawasan itu dengan kawasan
lain yang sudah ada lebih dulu.
Dalam perencanaan transportasi ada tiga kelompok atau pihak yang
bertanggung jawab :
1. Penyelenggara Kajian, yaitu orang atau lembaga yang bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan dari hasil kajian. Untuk proyek
milik swasta, pihak yang dimaksud dapat berupa wakil perusahaan
penyelenggara kajian, misalnya pengembang kawasan industri atau
pemodal prasarana transportasi.
2. Profesional atau Pakar, yaitu pihak yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan kajian. Pihak itu biasanya merupakan lembaga profesional
( konsultan, pusat kajian, atau pusat penelitian).
3. Masyarakat, yaitu mencakup sekelompok anggota masyarakat yang
dipilih untuk mewakili masyarakat umum dalam proses pengkajian.
SISTEM TRANSPORTASI MAKRO
Adalah sistem transportasi secara menyeluruh dapat dipecahkan menjadi
beberapa sistem yang lebih kecil (mikro) yang masing-masing saling terkait
dan saling mempengaruhi seperti gambar berikut :

Sistem Sistem
kegiatan jaringan

Sistem
pergerakan

Sistem kelembagaan

Seperti kita ketahui, pergerakan lalu lintas timbul karena adanya proses
pemenuhan kebutuhan. Kita perlu bergerak karena kebutuhan kita tidak bisa
dipenuhi di tempat kita berada. Setiap tata guna lahan atau sistem kegiatan
(sistim mikro yg pertama) mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan
membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam proses
pemenuhan kebutuhan.
Sistem tersebut merupakan sistem pola kegiatan tata guna lahan yang tediri
dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan dll. Kegiatan yg
timbul dalam sistem ini membutuhkan pergerakan sebagai alat pemenuhan
kebutuhan yang perlu dilakukan setiap hari yang tidak dapat dipenuhi oleh
tata guna lahan tersebut. Besarnya pergerakan sangat berkaitan erat dengan
jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.
Pergerakan yg berupa pergerakan manusia dan/atau barang tersebut jelas
membutuhkan moda transortasi (sarana) dan media (prasarana) tempat moda
transportasi tersebut bergerak. Prasarana transportasi yg diperlukan
merupakan sistem mikro yg kedua yg biasa dikenal dg sistem jaringan yang
meliputi sistem jaringan jalan raya, kereta api, terminal bus, bandara dan
pelabuhan laut.
Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan ini menghasilkan
pergerakan manusia dan/atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan
dan /atau orang (pejalan kaki). Suatu sistem mikro yg ketiga atau sistem
pergerakan yg aman, cepat, nyaman, handal dan sesuai dg lingkungannya
dapat tercipta jika pergerakan tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan
manajemen lalulintas yg baik.
Sesuai dengan GBHN 1993, dalam usaha untuk menjamin terwujudnya
pergerakan yg aman, nyaman, lancar, murah, handal dan sesuai dg
lingkungannya, maka dalam sistem transportasi makro terdapat sistem mikro
tambahan lainnya yang disebut sistem kelembagaan yg meliputi individu,
kelompok, lembaga, dan instansi pemerintah serta swasta yg terlibat secara
sistem kelembagaan yg berkaitan dg masalah transportasi secara umum
adalah sebagai berikut :
 Sistem kegiatan : Rencana tata guna lahan yg baik (lokasi toko,
sekolah, perumahan, pekerjaan, dll yg benar) dapat mengurangi
kebutuhan akan perjalanan yg panjang sehingga membuat interaksi
menjadi lebih mudah. Perencanaan tata guna lahan biasanya memerlukan
waktu cukup lama dan tergantung pada badan pengelola yg berwenang
untuk melaksanakan rencana tata guna lahan tersebut.
Bappenas, Bappeda Tingkat I dan II, Bangda, Pemda (Pranannya
memberikan kebijakan baik yg berskala wilayah, regional, maupun
sektoral).
 Sistem jaringan : Hal yang dapat dilakukan misalnya meningkatkan
kapasitas pelayanan prasarana yang ada : melebarkan jalan, menambah
jaringan jalan baru, dll.
Departemen Perhubungan (Darat, Laut, Udara), Bina Marga
 Sistem pergerakan : Hal yang dapat dilakukan antara lain mengatur
teknik dan manajemen lalulintas (jangka pendek), fasilitas angkutan
umum yang lebih baik (jangka pendek dan menengah), atau
pembangunan jalan (jangka panjang).
DLLAJ, Organda, Polantas dan masyarakat.

KONSEP PERENCANAAN TRANSPORTASI


Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yg telah berkembang
sampai dengan saat ini, yang paling populer adalah ‘ Model Perencanaan
Transportasi Empat Tahap’. Model perencanaan ini merupakan gabungan
dari beberpa seri submodel yang masing-masing harus dikukan secara
terpisah dan berurutan. Submodel tersebut adalah :
 Aksesibilitas dan Mobilitas : Ukuran potensial atau kesempatan untuk
melakukan perjalanan. Tahapan ini bersifat lebih abstrak jika
dibandingkan dg empat tahap berikutnya, digunakan untuk
mengalokasikan masalah yg terdapat dalam sistem transportasi dan meng
evaluasi pemecahan alternatif.
Aksesibilitas adalah : suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan
mengenai cara lokasi tata guna lahan berintraksi satu sama lain dan
mudah atau susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan
transportasi (Black,1981).
Mobilitas adalah : suatu ukuran kemampuan seseorang untuk bergerak
yang biasanya dinyatakan dari kemampuan membayar biaya
transportasi.
 Bangkitan dan tarikan pergerakan : Bagaimana perjalanan dapat
bangkit dari suatu tata guna lahan atau dapat tertarik ke suatu tata guna
lahan.
 Sebaran pergerakan : Bagaimana perjalanan tersebut disebarkan secara
geografis di dalam daerah perkotaan (daerah kajian).
 Pemilihan moda transportasi : Menentukan faktor yg mempengaruhi
pemilihan moda transportasi untuk tujuan perjalanan tertentu.
 Pemilihan rute : Menentukan faktor yang mempengaruhi pemilihan rute
dari setiap zona asal dan ke setiap zona tujuan.
 Arus lalulintas dinamis (arus pada jaringan jalan) : Arus lalulintas
berinteraksi dg sistem jaringan transportasi. Jika arus lalulintas
meningkat pada ruas jalan tertentu, waktu tempuh pasti bertambah
(karena kecepatan menurun). Arus maksimum yang dapat melewati
suatu ruas jalan biasanya disebut kapasitas ruas jalan. Arus maksimum
yang dapat melewati suatu titik pada persimpangan disebut arus jenuh.

Berbagai aktivitas seperti bekerja, sekolah, olahraga, belanja, dan bertamu


yang berlangsung diatas sebidang tanah (kantor, pabrik, pertokoan, rumah
dll), potongan lahan ini biasanya disebut tata guna lahan.

Anda mungkin juga menyukai