Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN LABORATORIUM
(Manajemen Operasional Laboratorium & Desain Laboratorium dan Alur Kerja)

Disusun Oleh :
Kelompok IV

Jefriyanto (Ketua Kelompok)


Ega Rezkina
Neisya Sulfiani
Nurul Aqidah Yusra
Sulis Maspupah

PRODI D-III ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah. Tugas makalah
ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas Manajemen Laboratorium

Penulis menyadari bahwa dalam penuisan makalah ini masih terdapat banyak
kekeliruan. Untuk itu penulis membuka diri terhadap saran serta kritik yang sifatnya
kontruktif guna penyempurnaan makalah di hari esok

Akhirnya, semoga makalah ini memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya
dan terkhusus kepada penyusunannya sendiri.

Kendari, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................ 3
1.4. Manfaat .............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Manajemen Laboratorium ................................................ 5
2.2. Pengertian Manajemen Operasional Laboratorium ........................... 6
2.3. Rincian kegiatan dari masing-masing perangkat manajemen
Laboratorium...................................................................................... 7
2.4. Desain Laboratorium yang ideal ........................................................ 8
2.5. Alur Kerja Laboratium ....................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 9
3.2. Saran .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara umum laboratorium adalah tempat melakukan berbagai percobaan
atau penelitian. Dalam melakukan percobaan di laboratorium digunakan
peralatan dan bahan kimia yang sifatnya belum kita pahami atau belum dikenal
sama sekali. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbukan keracunan,
kebakaran, ledakan atau bahaya-bahaya lain yang mungkin juga belum kita
pahami. Dalam bekerja di laboratorium tentu saja kita mempunyai target atau
tujuan, namun hendaknya untuk mencapai target tesebut keselamatan tidak kita
abaikan. Dalam bekerja hendaknya kita punya motto: hasil didapat, diri selamat
atau jangan mengorbankan diri demi target. Beberapa contoh kebakaran
laboratorium di universitas terkemuka negeri ini adalah yang terjadi di ITB
(1973), UGM (1995) dan USU (2006). Semua peralatan, bahan kimia, dan
dokumen yang dimiiki yang telah dikumpulkan sekian tahun musnah terbakar.
Tragedi ini kita harapkan tidak akan terulang lagi sehingga manajemen di sebuah
laboratorium mutlak harus diimplementasikan. Hal yang diinginkan adalah
dinamika laboratorium tinggi namun tidak terjadi kecelakaan (zero accident).
Maka untuk mencapai hal tersebut sekali lagi implementasi manajemen
laboratorium yang baik adalah kata kuncinya.
Manajemen laboratorium (Laboratory manajement) adalah usaha untuk
mengelola laboratorium berdasarkan konsep manajemen baku. Pengelolaan
laboratorium yang baik tergantung beberapa faktor yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya. Beberapa peralatan laboratorium yang canggih dengan staf
yang professional dan trampil tidak serta merta dapat beroperasi dengan baik.
Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas laboratorium sehari-hari.

1.2. Rumusan Masalah


- Apa yang dimaksud dengan manajemen laboratorium?
- Apa saja manajemen operasional laboratorium?
- Bagaimana rincian kegiatan dari masing-masing perangkat manajemen
laboratorium?
- Bagaimana desain laboratorium yang ideal?
- Bagaimana alur kerja laboratorium?

1.3. Tujuan
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen laboratorium
- Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam manajemen laboratorium
- Untuk mengetahui bagaimana rincian kegiatan dari masing-masing perangkat
manajemen laboratorium
- Untuk mengetahui bagaimana desain laboratorium yang ideal
- Untuk mengetahui bagaimana alur kerja laboratorium
BAB II
PENDAHULUAN

2.1. Pengertian Manajemen Laboratorium


Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk
mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf professional yang
terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh
adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen
laboratorium sehari-hari. Suatu manajemen laboratorium yang baik memiliki
sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas,
pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien,disiplin, dan administrasi laboratorium
yang baik pula.

2.2. Manajemen Operasional Laboratorium


Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-
perangkatnya, yaitu:
1) Tata ruang
2) Alat yang baik dan terkalibrasi
3) Infrastruktur
4) Administrasi laboratorium
5) Organisasi laboratorium
6) Fasilitas perdanaan
7) Investarisasi dan keamanan
8) Disiplin yang tinggi
9) Keterampilan SDM
10) Peraturan umum
11) Penanganan masalah umum
12) Jenis-jenis pekerjaan
Semua perangkat-perangkat tersebut di atas,jika di kelola secara
optimal akan mendukung terwujudnya harapan manajemen laboratorium
yang baik. Demikian manajemen laboratorium dapat di pahami sebagai suatu
tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata
ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang lainnya.

2.3. Rincian Kegiatan Masing-masing Perangkat


1. Tata Ruang
Laboratorium harus di tata sedimikian rupa hingga dapat berfungsi dengan
baik.Tata ruang yang sempurna, harus di mulai sejak perencanaan gedung sampai
pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
a) Pintu masuk
b) Pintu keluar
c) Pintu darurat
d) Ruang persiapan
e) Ruang peralatan
f) Ruang penangas
g) Ruang penyimpanan
h) Ruang staf
i) Ruang teknisi
j) Ruang bekerja
k) Ruang istrahat/ibadah
l) Ruang prasarana kebersihan
m) Ruang toilet
n) Lemari praktikan
o) Lemari gelas
p) Lemari alat- alat optic
q) Fan(untuk dehumidifier)
r) Ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.

2. Alat yang Berfungsi dan Terkalibrasi


Pengenalan terhadap peralatan merupakan kewajiban bagi setiap petugas
laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut.
Setiap alat yang akan di operasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
a) Siap untuk di pakai;
b) Bersih
c) Berfungsi dengan baik
d) Terkalibrasi.
Peralatan yang ada juga harus di sertai dengan buku petunjuk
pengoperasian(manual operation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya
kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan
seperlunya.Beberapa peralatan yang di miliki harus di susun secara teratur pada
tempat tertentu,berupa rak atau meja yang di sediakan.Peralatan yang di gunakan
untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat
atau studi tertentu. Peralatan laboratorium sebaiknya di kelompokkan
berdasarkan penggunaannya. Setelah selesai di gunakan, harus segera di
bersihkan kembali dan di susun seperti semula.

3. Infrastruktur
1) Sarana Utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium ,konstruksi dan sarana
lainnya, termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/pelataran,
jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang
dipakai, kamar penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis
AC, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat
optik, jenis timbangan dan instrumen yang lain, kondisi laboratorium,
dan sebagainya.

2) Sarana pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan enerji listrik, gas, air, alat
komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja seperti pemadam
kebakaran, hidran dan sebagainya.

4. Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada
di laboratorium, yang antara lain terdiri atas:
1) Inventarisasi peralatan laboratorium
2) Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang
dipinjam/ dikembalikan
3) Surat masuk dan surat keluar
4) Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/
penelitian.
5) Daftar inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan
sebagainya.
6) Daftar inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dan
lainnya).
7) Sistem evaluasi dan pelaporan.
Untuk kelancaran administrasi yang baik, seyogyanya setiap laboratorium
memberikan pelaporan kepada atasannya (misalnya kepada Ketua Program Studi,
PDII maupun Dekan). Evaluasi dan pelaporan kegiatan dari masing-masing
laboratorium dapat dilakukan bersama dengan pimpinan Fakultas, setiap
semester atau sekali dalam setahun, tergantung pada kesiapan agar semua
kegiatan dapat dipantau.
5. Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan,
serta susunanpersonalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung
jawab tertinggi organisasi di dalam laboratorium adalah Kepala Laboratorium.
Kepala Laboratorium bertanggung jawabterhadap semua kegiatan yang
dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan yang ada. Para
anggota laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium juga harus
sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan
padanya. Untuk mengantisipasi dan menangani kerusakan peralatan diperlukan
teknisi yang memadai.

6. Pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium.
Tanpa adanya dana yang cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan
tersendatsendat, bahkan mungkin tidak dapat beroperasi dengan baik. Dana dapat
diperoleh dari, antara lain:
a. SPP
b. Anggaran rutin/DIP
c. Institusi lain, misalnya kerjasama dalam bidang penelitian atau
pengembangan bidang lainnya
d. Dana dari badan-badan Internasional, misalnya JICA, ADB loan
projects, dsb
e. Dana Operasional melalui Hibah kompetisi A1; A2; A3 atau B
f. Dana-dana lainnya, yang bersumber dari luar Universitas/Institut
7. Inventarisasi dan Keamanan
Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi:
1) Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber alat-alat ini
2) diperoleh/dibeli.
3) Keamanan peralatan ditujukan agar peralatan tersebut harus tetap
4) berada di laboratorium/bengkel/studio. Jika peralatan dipinjam harus ada
5) jaminan dari si peminjam. Jika hilang atau dicuri, harus dilaporkan
6) kepada Kepala Laboratorium

8. Disiplin
Pengelola laboratorium/bengkel/studio harus menerapkan disiplin yang
tinggi pada seluruh pengguna (mahasiswa, asisten, laboran/teknisi) agar terwujud
efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan
dan perilaku dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pengguna
laboratorium harus menyadari tugas, wewenang dan fungsinya.
Sesama pengguna tersebut harus ada kerjasama yang baik, sehingga setiap
kesulitan dapat dipecahkan/diselesaikan bersama.

9. Keterampilan
Pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga
laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan
tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun
magang di tempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui
bimbingan dari staf dosen, baik di dalam maupun antar laboratorium.
10. Peraturan Umum
Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di
laboratorium, dirangkum sebagai berikut:
a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
b. Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
a) Kontaminasi melalui tangan
b) Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
c) Uap/gas beracun, akan terhisap melalui pernafasan
c. Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi jangan
panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
d. Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara
penggunaannya. Sebaiknya tanyakan pada orang yang kompeten.
e. Diharuskan menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan
kimia.
f. Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua
alat pipet harus menggunakan bola karet pengisap (pipet - pump).
g. Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan dan
gogles, terutama sewaktu menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya.
h. Beberapa peraturan lainnya yang spesifik, terutama dalam pemakaian
sinar X, sinar Laser, alat-alat sinar UV, Atomic Absorption,
Flamephotometer, Bacteriological Glove Box with UV light, dan
sebagainya, harus benar-benar dipatuhi. Semua peraturan tersebut di atas
ditujukan untuk keselamatan kerja di laboratorium.
11. Penanganan Masalah Umum
a. Mencampur zat-zat kimia
Jangan campur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya.Jika belum
tahu segera tanyakan pada orang yang kompeten.
b. Zat-zat baru atau kurang diketahui
Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan
zat-zat kimia baru atau yang kurang diketahui. Semua zat-zat kimia dapat
menimbulkan resiko yang tidak dikehendaki.
c. Membuang material-material yang berbahaya
Sebelum membuang material-material yang berbahaya harus diketahui
resiko yang mungkin terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara
membuangnya tidak menimbulkan bahaya.

12. Jenis Pekerjaan


Berbagai pekerjaan laboratorium seperti praktek, penelitian, dan layanan
umum, harus didiskusikan sebelumnya dengan Kepala Laboratorium.

2.4. Desain Laboratorium


Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukurannya?
Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena sebuah
laboratium dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium itu
dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa
laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk
pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang
berbeda dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium
untuk penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan
laboratorium untuk ekologi. Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu
laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah
melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena
fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan
yang bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai
kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang
melebihi kapasiitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan
mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah
laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar
40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2
dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum
mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap
mahasiswa.
1. Jenis Laboratorium
Seperti telah disinggung di muka bahwa laboratirum dapat bermacam-
macam jenisnya. Di sekolah menengah, umumnya jenis laboratorium
disesuaikan dengan mata pelajaran yang membutuhkan laboratorium tersebut.
Karena itu di sekolah-sekolah untuk pembelajaran IPA biasanya hanya
dikenal laboratorium fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi. Di
SLTP mungkin hanya ada laboratorium IPA saja. Di Perguruan Tinggi, untuk
satu jurusan saja, mungkin terdapat banyak laboratorium. Di Jurusan Biologi,
kita kenal laboratorium Fisiologi, laboratorium Mikrobiologi, laboratorium
Ekologi, laboratorium Genetika dan lain-lain. Bahkan ada laboratorium yang
lebih spesifik lagi seperti laboratorium Kultur jaringan tumbuhan. Kadang-
kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu ruangan laboratorium difungsikan
sekaligus sebagai ruangan kelas untuk proses belajar mengajar IPA .
Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Science classroom-laboratory.
Kelebihan jenis laboratorium ini berrsifat multi guna. Contoh tata letak
laboratorium jenis ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2.2. : Tata letak Science Classroom-laboratory

2. Tata Letak Laboratorium


Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan
laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja
kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan
bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun
laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan
ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain
tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan
laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan
laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium
harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya
misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau
bangunan laboratorium. Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata
letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri
dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan
tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap
umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan
digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai
praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang
penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan
persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap
saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium
memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk
penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan
atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan
para pengguna laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh
disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak
boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan
ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan
laboratorium 100m2, 70 – 80 m2 diguanakan untuk ruang utama tempat
praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan
digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang
persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan
bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan.

2.5. Alur Kerja Laboratorium


DAFTAR PUSTAKA

Rahmaniana zein dkk,2016.PEDOMAN MANAJEMEN DAN EVALUASI MUTU


LABORATORIUM/BENGKEL/STUDIO.padang:universitas andalas.

Anda mungkin juga menyukai