Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN INHOUSE TRAINING

CHEMOTERAPY DAN CYTOTOXIC HANDLING

Diajukan untuk memenuhi syarat pengambilan sertifikat kemoterapi

Oleh:
Tim Angsoka 2

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH
DENPASAR
2017

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi

Kemoterapi adalah salah satu prosedur perawatan yang paling umum diberikan untuk kanker.
Terapi ini mengandalkan kemampuan dari obat-obat khusus untuk menghancurkan sel-sel kanker
yang menyerang tubuh. Obat tesebut bekerja dengan memperlambat maupun menghentikan
pertumbuhan sel kanker. Bagaimanapun, pasien kanker perlu mempertimbangkan terapi dengan
cermat sebelum mereka menjalani tindakan tersebut. Ini karena kemoterapi juga dapat
membahayakan sel-sel sehat yang membagi diri dengan cepat, tidak hanya sel ganas. Termasuk
sel yang membuat rambut untuk dapat tumbuh serta sel-sel yang melapisi mulut dan usus. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya efek samping seperti hilangnya rambut dan nyeri perut berat
selama menjalani pengobatan.
Terdapat tiga fungsi berbeda dalam kemoterapi, dimana kemampuannya untuk berfungsi
cenderung berbeda pada setiap pasien tergantung dari tingkat dan beratnya kanker.
1. Menyembuhkan kanker – Kemoterapi dapat menghancurkan sel kanker secara lengkap
hingga tidak dapat lagi terlihat. Prosedur kemoterapi dikatakan berhasil menyembuhkan
penyakit jika sel kanker tidak dapat tumbuh lagi.
2. Merawat kanker – Kemo dapat menghambat penyebaran lebih jauh dari sel kanker
dengan cara mengecilkan pertumbuhannya. Bagaimanapun, pada beberapa kasus,
tindakan ini hanya bekerja selama pasien tersebut melakukannya secara berkelanjutan.
Saat perawatan berhenti, sel-sel kanker dapat tumbuh lagi.
3. Meringankan gejala kanker – Kemo dapat digunakan secara khusus untuk menargetkan
tumor tertentu yang menyebabkan tekanan atau nyeri pada bagian tubuh yang terkena.
Kemoterapi juga dapat digunakan pada berbagai tipe lain dari pengobatan kanker, seperti
pembedahan, terapi biologis, terapi radiasi. Berikut adalah peran khusus kemoterapi ketika
digunakan pada pilihan terapi kombinasi:
1. Kemoterapi Neo-ajuvan – Kemo dapat digunakan untuk mengecilkan sebuah tumor
sebelum dilakukan bedah pengangkatan.
2. Kemoterapi ajuvan – Hal ini berarti bahwa kemoterapi hanya digunakan sebagai terapi
lanjutan baik untuk menghancurkan sel-sel kanker yang tersisa setelah bedah
pengangkatan atau terapi radiasi.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah perawat butuh pengetahuan berkaitan tentang tindakan kemoterapi dan cytotoxic
handling?
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Semua perawat dan pegawai yang bekerja di RSUP SANGLAH DENPASAR

2.1.2 Tujuan Khusus


Semua perawat dan pegawai yang bekerja di ruang kemoterapi RSUP SANGLAH
DENPASAR

2.2 Manfaat
Manfaat dilakukannya inhouse training kemoterapi dan citotoxic handling adalah agar
perawat dan pegawai tahu dan mampu untuk melakukan penanganan pada obat-obatan yang
bersifat sitotoksik.
BAB 3. KERANGKA PENYELASAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Prosedur penanganan obat kanker sangat penting dilaksanakan untuk mencegah resiko yang tidak diinginkan yang
berbahaya bagi kesehatan. Adapun cara paparannya adalah melalui external exposure meliputi inhalasi, absorpsi melalui
kulit, ingestion, dan injection injuries. Adapun tujuan dari pelayanan sentralisasi penanganan obat kanker adalah sebagai
berikut :
1.Untuk mendapatkan sediaan dengan mutu dan sterilitas terjamin, sehingga diharapkan mengurangi
medication errors.
2.Memberikan perlindungan kepada petugas dan lingkungan dari keterpaparan obat kanker.
3.Meningkatkan efisiensi untuk rumah sakit yaitu dengan mengurangi terbuangnya kelebihan obat.
4.Penghematan waktu perawat.

Terdapat beberapa fasilitas ruangan pada penanganan obat kanker yakni clean room, area penyimpanan, area
administrasi, area cuci, area ganti pakaian, ruang antara, pass box, dan biological safety cabinet (BSC). BSC yang
digunakan pada handling obat sitotoksik adalah BSC kelas 2. Fungsinya yakni memberikan proteksi kepada petugas,
materi yang dikerjakan, dan lingkungan. Prinsip kerjanya adalah tekanan udara didalam cytogard lebih negatif dari
tekanan udara luar, sehingga aliran udara bergerak dari luar ke dalam BSC Didalam BSC udara bergerak vertical
membentuk barrier, sehingga jika ada percikan obat kanker didalam BSC tidak kembali kearah petugas dilakukan
validasi kalibrasi alat 6 bulan sekali.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Adapun persyaratan petugas yang melakukan penganan obat sitotoksik yakni tidak sedang hamil/ menyusui, petugas
mendapatkan pelatihan tentang obat kanker dan cara penyiapan obat kanker, petugas melakukan pemeriksaan lab rutin
setiap 6 bulan sekali. Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penyiapan obat sitotoksik adalah sebagai berikut :
a) Mencuci tangan - Menggunakan sabun atau lar. Detergen - kuku disikat dan dibilas sampai bersih
b) Memasang dan menanggalkan pakaian pelindung
c) Memasang pakaian pelindung - Seluruh rambut harus masuk kedalam tutup kepala - Gunakan masker dengan
benar - Pasang sarung tangan. Sarung tangan I didalam manset baju pelindung, sarung tangan II di luar manset
d) Menanggalkan pakaian pelindung - Tanggalkan pakaian yang paling banyak terkontaminasi - Tanggalkan
sarung tangan, bagian dalam yang terkontaminasi arahakan ke dalam tidak boleh menyentuh kulit. - tanggalkan
baju pelindung dengan bagian kotor kearah dalam - letakkan dalam kantong buangan tertutup.

Adapun teknik khusus pada penyiapan obat kanker yakni :


a) Perhatikan critical point : - Leher ampul - Injection port pada vial - Plunger pada spuit
b) Desinfeksi seluruh obat dan alkes yang digunakan sebelum rekonstitusi
c) Untuk ampul tidak ada obat di leher ampul dengan cara mengetuk-ngetuk bagian atas ampul atau dengan J
motion.
d) Patahkan bagian atas ampul dengan arah menjauhi petugas.
e) Tarik larutan obat dalam ampul dengan posisi 45°

Pada waktu menarik larutan dari vial untuk memperkecil adanya percikan digunakan tehnik tekanan negatif. Hal
yang harus dilakukan saat obat kanker yang disiapkan tumpah :
a) Tumpahan yang terjadi di dalam BSC - Menggunakan perlengkapan pelindung - Blower harus tetap
dihidupkan. - tampung tumpahan dengan kassa (tumpahan cair) atau kassa basah untuk tumpahan serbuk -
Angkat hati-hati pecahan tajam, dan buang ke kointener buangan - Cuci dan bilas permukaan BSC tiga kali
dengan detergent dan aquadest. - Buang seluruh pembersih ke dalam kantong buangan
b) Tumpahan yang terjadi di luar BSC - Petugas harus menggunakan chemoterapy spill kit - Tempatkan tanda
peringatan di lokasi tumpahan - cara penanganan sama dengan diatas. Prosedur penangan buangan obat kanker
yakni :
1. Seluruh buangan kemoterapi harus dipisah, diberi label peringatan.
2. Semua material yang tajam dimasukkan ke kontainer khusus yang anti bocor dan tahan
terhadap tusukan benda tajam
3. Material yang tidak tajam dibuang ke dalam kantong khusus
4. Buangan ini dimusnahkan di insenerator dengan suhu 1000°C.
Adapun prosedur yang dilakukan apabila kulit tertusuk jarum berisi obat kanker.
1. Jangan segera mengangkat jarum, tarik kembali plungger untuk menghisap obat-obat yang
mungkin telah terinjeksi.
2. Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, kemudian buang.
3. Tanggalkan sarung tangan.
4. Bilas area dengan air hangat
5. Cuci dengan air sabun, bilas dengan air hangat
6. Catat jenis obat dan perkiraan berapa banyak yang terinjeksi
7. Tanggalkan semua pakaian pelindung
8. Laporkan ke coordinator
9. .Lengkapi format kecelakaan
10. Suntikkan antidote yang spesifik
11. Segera konsultasikan ke dokter.
Peralatan-peralatan lain yang digunakan pada saat handling obat sitotoksik adalah troley pengiriman, spuit
berbagai ukuran, nedle 18 dan 21, bag 100 cc, 250 cc, 500 cc, kasa besar dan kasa kecil, alumunium Foil, chemoterapy
preparation mats (alas kemoterapi), chemoterapy disposible bag, chemoterapy waste container, chemoterapy spill kit,
chemocheck .
Adapun komposis dari Chemoterapy spill kit yakni :
1. Baju pelindung
2. Sarung tangan
3. Tutup Kepala
4. Masker
5. Emergency kit : a. 500 ml larutan NaCl 0,9 % b. 30 ml larutan pencuci mata steril c. 120 ml air sabun d. 500 ml larutan
chlorin 5 % e. 500 ml H2O2 3 % 6.
Format laporan kecelakaan Untuk melindungi petugas dari keterpaparan obat kanker, terdiri dari :
1. Baju pelindung, harus berlengan panjang dan bermanset, dengan bahan bersifat dapat menahan penetrasi
partikel tumpahan obat.
2. Sarung tangan terbuat dari latex yang tebal dan tidak berbedak. Dianjurkan menggunakan doubel sarung
tangan.
3. Topi disposible
4. Masker
5. Kacamata
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Telah Dilakukan Kegiatan Inhouse Training Pada Hari Senin 19 Juni 2017 Di Ruang Pertemuan
Angsoka 3 RSUP Sanglah Denpasar.

4.2 Khalayak Sasaran


Kegiatan inhouse training dihadiri oleh beberapa perawat dari berbagai macam ruangan yang
bekerja di RSUP Sanglah Denpasar.

4.3 Metode yang Digunakan


Ceramah dan diskusi
Daftar pustaka

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2, EGC, Jakarta.
Johnson, M. Maas, M and Moorhead, S. 2007. Nursing Outcomes Classifications (NOC). Second
Edition. IOWA Outcomes Project. Mosby-Year Book, Inc. St.Louis, Missouri.
North American Nursing Diagnosis Association. 2007. Nursing Diagnosis : Definition and
Classification 2007-2009. NANDA International. Philadelphia.
McCloskey, J.C and Bulechek, G.M. 2007. Nursing Intervention Classifications (NIC). Second
Edition. IOWA Interventions Project. Mosby-Year Book, Inc. St.Louis, Missouri.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai