Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn.

D DENGAN
OSTEOARTRITIS DI DESA BANDUNG PUSKESMAS
NGRAMPAL

Disusun Oleh :
HETY WIDYANINGSIH
NIM. SN.171086

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama : Tn. D
Alamat : Bandung Ngrampal Sragen
Umur : 70 tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. D
Umur : 45 th
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Swasta
Alamat :Bandung Ngrampal Sragen
Hubungan dengan klien :Anak
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Tn. D mengatakan menderita nyeri pada persendian
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. D mengatakan 6 bulan terakhir menderita sakit kepala, nyeri
pada persendian terutama pada lutut dan punggung terasa pegal-
pegal serta merasa mual.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn. D mengatakan bahwa saat muda belum pernah dirawat di rumah
sakit, klien mengatakan hanya sakit ringan dan periksa ke mantra.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada masalah kesehatan seperti kanker,
DM, penyakit jantung, epilepsi, keluarga klien juga tidak ada yang
mengalami penyakit menular
II. POLA FUNGSIONAL JESEHATAN (GORDON)
1. Persepsi terhadap Kesehatan
Keadaan Tn. D tampak sehat dan bugar dan tampak memegangi kakinya
sesekali. Kesadaran Compos Mentis. Tn. D mengatakan kaki terasa sakit
untuk berjalan, setiap bangun tidur pagi rasanya seperti ditusuk-tusuk,
Tn. D juga mengatakan kepalanya kadang terasa pusing’ dan punggung
sering terasa pegal-pegal, Tn. D mengatakan mengkonsumsi obat warung
jenis analgetik untuk mengurangi nyerinya, jika sakit bertambah parah
Tn. D meminta diperiksakan ke bidan terdekat.
2. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Katz index
No. Kegiatan Mandiri Bantuan Sebagian Bantuan Penuh
1. Mandi V
2. Berpakaian V
3. Ke Kamar Kecil V
4. Berpindah Tempat V
5. BAK/BAB V
6. Makan/Minum V
Tn. D dapat beraktivitas secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan,
atau bantuan aktif dari orang lain.
b. Barthel index
No. Kegiatan Dengan Mandiri
Bantuan
1. Makan/Minum 0 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat 0 15
tidur/sebaliknya
3. Kebersihan diri (cuci muka, gosok gigi, 0 5
menyisir rambut)
4 Keluara masuk kamar mandi (menyeka 0 10
tubuh, menyiram, mencuci baju)
5. Mandi 0 15
6. Jalan-jalan di permukaan datar 0 5
7. Naik turun tangga 0 10
8. Memakai baju 0 10
9. Kontrol BAK 0 10
10. Kontrol BAB 0 10
Jumlah 0 100
Kesimpulan:
Jumlah skor 100 = Mandiri
3. Pola Istirahat Tidur
a. Jumlah jam tidur malam : 22.00-05.00 (7 jam)
b. Frekuensi bangun malam hari : 3 x (BAK)
c. Kenyamanan saat bangun tidur :Tn. D mengatakan tidur nyenyak
dan aman
d. Bantuan untuk bangun : tidak ada
4. Pola Nutrisi Metabolik
Nutrisi
 Frekuensi 2xsehari
 Komposisi 1piring nasi, sayur dan lauk
seadanya
 Porsi 1 porsi
Cairan
 Banyak 7-8 gelas/hari
 Jenis Teh dan air putih.

5. Pola Eliminasi
Tn. D BAK dengan frekuensi tidak tentu ± setiap 6-8jam sekali, pada

waktu malam klien sering terbangun untuk BAK ± 2-3 kali, klien
mengatakan klien mampu menahan BAK selama klien inginkan tidak
sakit saat BAK dan lancar. Klien mengatakan pernah mengalami
kesulitan untuk defekasi karena sering menahan untuk untuk defekasi
6. Pola Kognitif dan Perceptual
a. Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)
Benar Salah No. Pertanyaan
√ 1. Tanggal berapa hari ini?
√ 2. Hari apa sekarang?
√ 3. Apa nama tempat ini?
√ 4. Dimana alamat anda?
√ 5. Berapa umur anda?
√ 6. Kapan anda lahir?
√ 7. Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 9. Siapa nama ibu anda?
√ 10. Kurangi 3 dari 20 & tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara
berurutan
10 Jumlah
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di
dapatkan hasil 7 benar dan 3 salah ini menunjukkan bahwa fungsi
intelektual Tn. D masih utuh.
b. MMSE (Mini Mental Status Exam)
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2017(Benar)
Musim : Hujan (Benar)
Tanggal :08 (salah)
Hari :Selasa (Benar)
Bulan :
Juni(Benar)
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada
?
Negara : Indonesia (Benar)
Propinsi : Jawa (Benar)
Kabupaten/kota : Sragen
(Benar)
Desa : Karang Udi (benar)
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek
(misal : kursi, meja, kertas),
kemudia ditanyakan kepada
klien, menjawab : kursi,
meja, kertas (Benar).
4 Perhatian dan 5 1 Meminta klien berhitung
kalkulasi mulai dari 100 kemudian
kurangi 7 sampai 5 tingkat.
Jawaban : Tidak tahu
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk
mengulangi ketiga obyek
pada poin ke- 3 (tiap poin
nilai 1)
6 Bahasa 9 6 Menanyakan pada klien
tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut).
Minta klien untuk
mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau
tetapi )
Klien menjawab :tidak ada,
jika dan tetapi.
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
3 langkah.
1. Ambil kertas ditangan
anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut (bila aktifitas
sesuai perintah nilai satu
poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien
untuk menulis kalimat dan
menyalin gambar.
Total nilai 30 22
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Dari hasil MMSE (Mini Mental Status Exam) di dapatkan hasil 22
ini menunjukkan bahwah Tn. D tidak ada gangguan kognitif.
7. Pola Konsep / Persepsi Diri
a. Gambaran diri
Tn. D mengatakan bersyukur dengan keadaanya saat ini, walaupun
sudah tua dan sulit berjalan tapi yang penting bahagia.
b. Harga diri
Tn. D mengatakan selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan
Tuhan dan menerimanya dengan ikhlas.
c. Ideal diri
Tn. D mengatakan senang tinggal di rumahnya bersama dengan
keluarganya.
d. Identitas diri
Tn. D adalah seorang suami dan nenek dari 4 orang anak, 2 cucu.
Dimana 2 orang anaknya pergi merantau dan 1 anak tinggal
bersamanya dan 1 tinggal di desa sebelah.
e. Peran
Tn. D berperan sebagai seorang Suami yang selalu berusaha
mencukupi kebutuhan hidupnya, meskipun sekarang sudah tidak
bekerja dan tergantung dengan anaknya.
8. Pola Koping
Klien mengatakan sering bercerita dengan anak dan istrinya setiap ada
masalah. Klien selalu terbuka dalam semua hal. Klien juga senang
berkumpul dengan warga sekitar yang seusianya.
9. Pola Seksual Reproduksi
klien mengatakan sudah menikah dan punya anak, klien sudah tidak
memikirkan tentang kebutuhan seksual, klien hanya ingin beribadah dan
berkumpul dengan keluarga
10. Pola Peran Hubungan
Klien berhubungan baik dengan seluruh anggota keluarga, klien tinggal
bersama salah satu anak kandungnya. Klien juga senang berkumpul
dengan warga sekitar yang seusianya. Klien masih mengikuti kegiatan di
desa dan juga kegiatan posyandu lansia
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Tn. D beragama Islam, dan mengatakan selalu menjalankan ibadah sholat
lima waktu dan klien juga selalu melakukan puasa senin dan kamis .
Selain itu juga mengikuti bimbangan rohani dan seluruh kegiatan yang
diadakan di desa. Harapan klien meninggal dengan khusnul khotimah.
III. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Luas rumah : 6 X10 m²
2. Keadaan lingkungan dalam rumah
a. Penerangan : penerangan di dalam rumah kurang, setiap kamar
terdapat 1 jendela, dan setiap kamar terdapat penerangan lampu.
b. Kebersihan dan kerapian : kerapian di rumah cukup dan
kebersihannya juga cukup lantai masih banyak debu karena masih
dari semen.
c. Pembagian ruangan : pembagian ruangan di rumah cukup tertata dan
rapi, terdapat ruang tamu yang menyatu dengan ruang keluarga,
kamar tidur dan dapur yang bersebelahan dengan kamar mandi
d. Sirkulasi udara
Sirkulasi udara di rumah baik terdapat 1 jendela dan ventilasi, 2
pintu masuk.
e. Keamanan
Keamanan di rumah cukup baik
f. Sumber air minum
Air minum diambil dari sumur dan direbus
g. Ruang pertemuan
Tidak ada ruang pertemuan , hanya ada ruang tamu.
3. Keadaan luar rumah
a. Pemanfaatan halaman
Keadaan di luar rumah bersih, halaman sempit dan tertata rapi
b. Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah di rumah cukup baik
c. Pembuangan sampah
Di rumah terdapat pembuangan sampah di belakang rumah berupa
bak tempat sampah
d. Sanitasi
Di rumah terdapat sanitasi
e. Sumber pencemaran
Sumber pencemaran di rumah tidak ada

IV. PELAYANAN KESEHATAN


1. Fasilitas kesehatan yang tersedia
Fasilitas kesehatan yang tersedia di dekat rumah adalah polindes
2. Jumlah tenaga kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan ada dua bidan desa
3. Tindakan pencegahan terhadap penyakit
Dalam mencegah penyakit, tenaga kesehatan (bidan desa) akan
memberikan pendidikan kesehatan tentang cara mencegah penyakit.
4. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
Pelayanan kesehatan yang tersedia : puskesmas dan praktek mandiri
bidan desa, yang memerlukan perawatan lebih lanjut akan dirujuk ke
RSUD.

V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Sistem muskulosceletal
Kedua kaki dan tangan Tn. D tampak sejajar dan sama besar dan
panjang, tidak tampak adanya scoliosis. Kemampuan mengubah posisi
baik, pergerakan kedua tangan baik, pergerakan kaki agak susah karena
bengkak dan linu, kekuatan otot baik, tetapi kaki kanan dan persendian
klien sering merasa linu dan kesemutan sedikit bengkak pada telapak
kaki.
2. Sistem kardiovaskular
a. Perkusi
Perkusi jantung terdengar pekak.
b. Auskultasi
Irama jantung terdengar regular TD 150/90 mmHg
3. Sistem pernafasan
a. Inspeksi
Bentuk thoraxs normal 2:1, pernafasan 20 x/I tidak ada kesulitan
bernafas tidak ada usaha dengan menggunakan otot bantu
pernafasan, tidak ada pernafasan cuping hidung. Tidak terdapat
sianosis pada bibir dan keadaan kuku normal.
b. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, pengambangan dada simetris premitus
taktil .
c. Perkusi
Tidak terdapat odema, bunyi resonan.
d. Auskultasi
Tidak terdapat suara tambahan, bunyi jantung normal (lub-dub),
tidak ada masalah keperawatan
4. Intergumen
a. Inspeksi
Kebersihan baik, kulit klien terlihat keriput, turgor kulit lembab
hangat berwarna gelap, tidak ada kelainan dan masalah
keperawatan
b. Palpasi
Turgor kulit elastis, tidak terdapat edema
5. Sistem urinaria
Tn. D BAK dengan frekuensi tidak tentu ± setiap 6-8jam sekali, pada

waktu malam klien sering terbangun untuk BAK ± 2-3 kali, klien
mengatakan klien mampu menahan BAK selama klien inginkan tidak
sakit saat BAK dan lancar. Klien mengatakan pernah mengalami
kesulitan untuk defekasi karena sering menahan untuk untuk defekasi
6. Sistem gastrointestinal
a. Inspeksi
Perut datar umbilicus tidak menonjol tidak terlihat benjolan masa

b. Auskultasi
Peristaltik usus 8x/menit normalnya 5-25x/m
c. Palpasi
Nyeri tekan tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba,
asites tidak ada

VI. TERAPI MEDIS


Hari/tanggal Jenis Dosis Golongan dankandungan Fungsi dan
/jam terapi farmakologi

VII. ANALISA DATA


Nama : TN. D
Umur : 70 th
No Hari/tgl/ Data fokus Problem Etiologi Ttd
jam

1 Selasa, 03 DS: Nyeri akut Agen injuri


juli 2018  Tn. D mengatakan biologi
jam 09.00 kaki terasa sakit (osteoartritis)
WIB untuk berjalan,
setiap bangun tidur
pagi rasanya
seperti ditusuk-
tusuk, skala nyeri
5, nyeri
berkelanjutan
 Tn. D juga
mengatakan
kepalanya sering
pusing
DO :
 Lutut terlihat
bengkak
 Tn. D tampak
susah berjalan
 Ekspresi wajah
tampak menahan
nyeri saat berjalan
 TD : 120/80
mmHg
 N : 87 x/menit
 RR : 18x/menit
2 Selasa. 06 DS: Resiko cidera Kelemahan
Juni 2017 Tn. D mengatakan fungsi
jam 09.00 jalan menjadi sedikit motorik
WIB menyeret kakinya.
DO:

 Tn. D terlihat
menyeret kaki
ketika berjalan
 Telapak kaki
terlihat bengkak
 Tn. D terlihat
berhati-hati saat
berjalan

VIII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi ( artritis rheumatoid)
2. Resiko cidera berhubungan dengan kelemahan fungsi motorik
IX. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn. D
Umur : 81 tahun
No Tujuan dan kriteria Intervensi TTD
Dx hasil

1 NOC: Pain Management


1. Lakukan pengkajian nyeri
1. Pain control
2. Observasi reaksi nonverbal
2. Comvort level
dan ketidaknyamanan
Setelah dilakukan
3. Pilih dan lakukan
tindakana keperawatan
penanganan nyeri
selama 3x24 jam 4. Ajarkan teknik relaksasi
penerima manfaat tidak nafas dalam
5. Ajarkan terapi kompres
mengalami nyeri
hangat dingin
dengan kriteria hasil :
6. Evaluasi keefektifan kontrol
a. Mempu mengontrol
nyeri
nyeri (tahu
penyebab nyeri,
mampu
menggunakan
teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri, mencari
bantuan).
b. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri.
c. Mampu mengebali
nyeri (skala,
frekuensi, dan tanda
nyeri)
d. Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri nyeri
berkurang
e. Tanda vital dalam
rentang normal
3 NOC Environment Management
1. Risk Kontrol 1. Sediakan lingkungan yang
2. Safety Behavior aman untuk pasien
2. Identifikasi kebutuhan
Setelah dilakukan
keamanan pasien, sesuai
tindakan keperawatan
dengan kondisi fisik dan
selama 3x24 jamPM
fungsi kognitif pasien dan
tidak mengalami injury
riwayat penyakit terdahulu
dengan kriterian hasil:
pasien
1. Penerima manfaat
3. Hindarkan lingkungan
terbebas dari cedera
yang berbahaya (misalnya
2. Penerima manfaat
memindahkan perabotan)
mampu menjelaskan
4. Berikan penerangan yang
cara/metode
cukup
untukmencegah
injury/cedera
3. Penerima manfaat
mampu menjelaskan
factor risiko dari
lingkungan/perilaku
personal
4. Mampumemodifikasi
gaya hidup
untukmencegah
injury
5. Menggunakan
fasilitas kesehatan
yang ada
6. Mampu mengenali
perubahan status
kesehatan

X. IMPLEMENTASI
Nama : Tn. D
Umur : 70 tahun
Hari/tgl/ No. Implementasi Respon TTD
jam
Dx
Rabu,04 1 1. Mengkaji skala S :
 Tn. D mengatakan
Juli 2018 nyeri
2. Mengajarkan terapi kaki terasa sakit
09.30
tertawa untuk berjalan,
WIB
3. Menjelaskan
setiap bangun tidur
manfaat terapi
pagi rasanya
tertawa
seperti ditusuk-
tusuk, skala nyeri
5, nyeri
berkelanjutan.
 Tn. D mengatakan
senang dapat
melakukan terapi
tertawa

O:
 Lutut terlihat
bengkak
 Tn. D terlihat
berjalan sambil
menyeret kaki
 Tn. D
mengkonsumsi
obat anti nyeri
 Tn. D terlihat
senang saat
melakukan terapi
tertawa
2 Menghindarkan S:-
O:
lingkungan yang
 Ruangan menjadi
berbahaya
lebih lebar
(memindahkan kursi)  Kursi berada di
pojok tembok
Kamis, 1 1. Mengevaluasi skala S :
 Tn. D mengatakan
05 Juli nyeri
2. Mengevaluasi terapi nyeri skala 4
2018/
kompres  Tn. D mengatakan
10.00
mengopres daerah
WIB
sendi untuk
mengurangi nyeri
O:
 Tn. D tampak lebih
tenang
 Cara berjalan Tn.
D lebih nyaman
2 Membantu klien S :
Tn. D mengatakan
untuk menata kamar
bersedia untuk menata
agar meminimalisir
kamarnya
resiko jatuh
O:
 Tn. D terlihat
merapikan
kamarnya
 Kamar Tn. D
terlihat lebih rapi
Jumat, 06 1 1. Menganjurkan S:
 Tn. D mengatakan
Juli klien untuk
nyeri berkurang
2018 / melakukan terapi
 Tn. D mengatakan
10.00 kompres
2. Mengevaluasi skala skala nyeri 4
WIB
nyeri O:
 Tn. D terlihat
melakukan terapi
kompres secara
mandiri
 Tn. D terlihat
meminum obat
penurun nyeri
 TD : 120/90
mmHG
 N : 80x/menit
1 Menanyakan kembali S :
Tn. D mengatakan
manfaat dari terapi
terapi kompres dapat
kompres
menurunkan nyeri
O:
 Tn. D terlihat
mengingat-ingat
penjelasan yang
sudah diberikan
 Tn. D dapat
menyebutkan
manfaat terapi
kompres
2 Menganjurkan klien S :
Tn. D mengatakan
untuk tidak melakukan
akan mengurangi
aktifitas yang berat
aktifitas yang berat
O:
 Tn. D terlihat
menuruti saran
perawat
 Tn. D terlihat
berjalan sambil
menggunakan
pegangan tangan

XI. EVALUASI
Nama : Tn. D
Umur : 81 tahun
No Hari/tgl/jam Evaluasi TTD
Dx
1 Rabu, S:
04 Juli 2018
Tn. D mengatakan kaki sakit
berkurang, skala nyeri 4
O:
 Bengkak pada lutut berkurang
 Tn. D terlihat berjalan lebih nyaman

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi 1-6
S:-
O:
 Ruangan menjadi lebih lebar
 Kursi berada di pojok tembok
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1-4
1 Kamis, 05 S :
 Tn. D mengatakan nyeri skala 4
Juli 2018
 Ny.W mengatakan selalu tertawa dan
bercanda untuk mengurangi nyeri
O:
 Tn. D terlihat mengobrol dan tertawa
bersama cucunya
 Tn. D terlihat berjalan lebih nyaman
 TD : 120/80 mmHg
 N : 86 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1-6
2 S:
Tn. D mengatakan bersedia untuk
menata kamarnya
O:
 Tn. D terlihat merapikan kamarnya
 Kamar Tn. D terlihat lebih rapi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1-4
1 Jumat, S:
06 Juli 2018  Tn. D mengatakan nyeri berkurang
 Tn. D mengatakan skala nyeri 4
 Tn. D dapat menjelaskan manfaat
terapi tertawa
O:
 Tn. D terlihat melakukan terapi
tertawa secara mandiri
 Tn. D terlihat meminum obat
penurun nyeri
 TD : 120/90 mmHG
 N : 80x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1-6
2 S:
Tn. D mengatakan akan mengurangi
aktifitas yang berat
O:
 Tn. D terlihat menuruti saran
perawat
 Tn. D terlihat berjalan sambil
menggunakan pegangan tangan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1-4

PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA

A. Tinjauan Sistem
1. Keadaan umum

2. Kepala
Bentuk kepala tampak bulat, tidak ada lesi dan benjolan, rambut tampak
beruban, rambut lurus. Penyebaran tidak merata.

3. Mata
Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil isokhor, mata klien
tampak sering berair, pergerakan bola mata simetris. Klien dapat
membaca hanya dalam jarak 30 cm.
4. Telinga
Bentuk telinga simetris, pendengaran baik di periksa dengan detik jam,
secret, serumen, benda asing tidak ada.
5. Mulut dan tenggorokan
Keadaan bibir lembat, keadaan gigi dan gusi bersih, bau mulut, stomatitis
tidak ada, gigi klien tidak lengkap.
6. Leher
Tidak teraba ada pembesaran kelenjar getah bening.
7. Payudara
Tidak ada masalah
.
8. Sistem genetoreproduksi
Klien mengatakan klien memiliki anak 9, klien pernah menikah sebanyak
4 kali
9. Sistem syaraf pusat
Tidak ada cedera kepala, tidak ada peningkatan TIK, tidak memiliki
riwayat kejang
10. Sistem endokrin
Tn. H mengatakan tidak mempunyai penyakit gula dan gondok.
B. Pengkajian Psikososial & Spiritual
1. Psikososial
Tn. H mengatakan dapat bersosialisasi dengan penghuni panti yang
lainnya.
2. Emosional
Status emosi Tn. H stabil dan kooperatif saat diajak bicara, sikap klien
terhadap penghuni panti lainnya baik.
3. Spiritual
C. Pengkajian Depresi
1. Inventaris Depresi Beck
a. Kesedihan : klien tidak merasa sedih
b. Pesimisme : klien tidak pesimis menanggapi hidupnya
c. Rasa kegagalan : tidak tercetuskan ungkapan kegagalan dari mulut
klien
d. Ketidakpuasan : klien mengatakan sudah cukup puas dengan apa
yang dijalani, walaupun dirinya hanya seorang tukang becak dan kuli
serabutan
e. Rasa bersalah : klien tidak merasa benar benar bersalah
f. Tidak menyukai diri sendiri : klien tidak merasa kecewa dengan
dirinya sendiri
g. Membahayakan diri sendiri : klien tidak punya pikiran-pikiran yang
membahagiakan diri sendiri
h. Menarik diri dari soaial : klien tidak kehilangan minat pada orang
lain
i. Keragu-raguan : klien membuat keputusan dengan baik
j. Perubahan gambaran diri : klien tidak merasa bahwa saya tampak
lebih buruk dari sebelumnya
k. Kesulitan diri : klien dapat bekerja sebaik sebelumnya
l. Keletihan : klien lelah lebih dari biasanya
m. Anoreksia : nafsu makan klien tidak buruk dari biasanya
Jumlah : 10 Depresi sedang
2. Skala Depresi Geriatrik (YESAVAGE)
a. Pada dasarnya klien merasa cukup puas dengan kehidupanya
b. Klien merasa telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau
kesenanganya
c. Klien merasa bahwa hidup klien kosong
d. Klien sering merasa bosan
e. Klien punya semangat yang baik setiap saat
f. Klien takut sesuatu yang buruk akan terjadi padanya
g. Klien merasa bahagia disebagian besar hidup klien
h. Klien tidak merasa tidak berdaya
i. Klien tidak lebih senang tinggal dirumah daripada pergi keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
j. Klien tidak merasa memiliki masalah dengan daya ingat dibanding
kebanyakan orang
k. Klien berfikir bahwa hidup klien sekarang ini menyenangkan
l. Klien tidak merasa tidak berharga
m. Klien merasa penuh semangat
n. Klien merasa bahwa keadaan klien tidak memiliki harapan
D. Pengkajian Skala Resiko Dekubitus
1. Pengkajian skala resiko dekubitus menurut Braden
a. Persepsi sensori : tidak terbatas
b. Kelembaban : jarang lembab
c. Aktifitas : jalan keluar ruang
d. Mobilisasi : tidak terbatas
e. Nutrisi : sempurna
f. Gesekan dan cubitan : tidak ada masalah. Total skor : 23
2. Pengkajian skala resiko dekubitus menurut Norton
a. Kondisi fisik : baik
b. Kesadaran : CM
c. Aktifitas : mandiri
d. Mobilitas bebas
e. Inkontenensia : tidak ada
Total skor : 20
E. Pengkajian Resiko jatuh
1. Postural Hipotensi
Tidur : 110/70 mmHg
Duduk : 110/70 mmHg
Berdiri : 110/70 mmHg
2. Fungsional reach (FR) test
Klien mampu berdiri condong selama satu menit dengan jarak 5 inchi
3. The timed up and go (TUG) test
Klien mampu berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah, kembali ke kursi,
mengangkat satu kaki setinggi langkah dan duduk kembali
Ukuran waktu dalam detik : > 10 detik mobilisasi bebas

4. Faktor resiko jatuh akibat mobilisasi


Keterangan Kriteria Skore
Usia 60-70 tahun V
> 70
Status mental * Binggung terus menerus
Kadang kadang binggung
Penurunan tingkat kooperatif
Riwayat jatuh 1-2 kali
Berulang
dalam 1 bulan
Pakai kateter/ ostomi
Kebutuhan eliminasi
Incontinensia
Gangguan
penglihatan *
Mobilisasi Tidur berbaring di tempat tidur/ duduk
dikursi
Gaya berjalan, melangkah lebar
Kehilangan keseimbangan berdiri dan
berjalan *
Penurunan koordinasi otak
Kesukaran berjalan, sempoyongan
Menggunakan alat bantu : kruk, walker
Obat beresiko Menggunakan 1 obat
Hospitalisasi 3 hari dirawat sejak masuk/ dirujuk
2 hari pembedahan atau melahirkan
Persiapan alat IV line
Therapy anti embolitik
Total skore : 1

Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Ds : Nyeri kronik ketunadayaan fisik (artritis)
P : Saat ini klien merasa
nyeri pada persendian
Q : Nyeri dirasa saat klien
duduk diam, namun
rasa nyeri hilang saat
klien beraktifitas
R : Rasa nyeri seperti kaku
pada daerah
persendian
S : Dengan skala nyeri
sedang
T : Dirasa hilang timbul
tidak pasti.
Do :
- Klien terlihat
memegangi kakinya
sesekali
- Klien terlihat
meringis
3.1 Intervensi
No. Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri kronik berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pain Management
dengan ketunadayaan fisik keperawatan selama 3 × 24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
atau psikososial kronis pasien diharapkan nyeri hilang lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
(misalnya, kanker dengan criteria : presipitasi
Kontrol nyeri 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan
metastasis, cedera
1. Mengenali faktor penyebab teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
neurologis dan artritis)
2. Mengenali onset (lamanya
nyeri pasien
sakit) 3. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
3. Menggunakan metode 4. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
5. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
pencegahan
6. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
4. Menggunakan metode
7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
nonanalgetik untuk 8. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
mengurangi nyeri nyeri tidak berhasil
5. Menggunakan analgetik
Analgesic Administration
sesuai kebutuhan
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri
6. Mengenali gejala-gejala
sebelum pemberian obat
nyeri
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
7. Mencatat pengalaman nyeri
3. Cek riwayat alergi
sebelumnya 4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
Melaporkan nyeri sudah terkontrol ketika pemberian lebih dari satu
Tingkatan nyeri 5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
1. Melaporkan adanya nyeri
7. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
2. frekuensi nyeri dan panjangnya
8. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
episode nyeri samping)
3. ekspresi nyeri pada wajah
4. kurangnya istirahat
2. ketegangan otot

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No. Tanggal/ Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
1. 26-06-2013 Pain Management Subjektif:
09.45
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif  Klien mengatakan masih merasakan nyeri di
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas bagian lutut, munculnya nyeri biasanya setelah
09.50
dan faktor presipitasi beraktifitas. Saat aktifitas nyeri tidak dirasakan,
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
tetapi saat duduk baru nyeri dirasakan, bila
09.53 Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
dibawa istirahat (tidur) nyeri berkurang.
mengetahui pengalaman nyeri pasien  Klien mengatajakan nyeri dirasakan skala 6
09.55
3. Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
11.20 intervensi (sedang), munculnya nyeri tidak pasti.
13.45 4. Mengajarkan tentang manjemen nyeri : kompres hangat.  Klien mengatakan mengerti cara mengurangi
5. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
nyeri dengan cara kompres air hangat.
6. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
Objektif:
 Klien tampak memegang lututnya dan meringis
nyeri.
 Klien tampak mengerti menajemen nyeri
(kompres hangat) yang diajarkan oleh perawat.
 Klien tampak belum bisa mengontrol nyeri dan
belum bisa melakukan manejemen nyeri yang
diajarkan perawat.
Assesment:
Masalah nyeri belum teratasi
Planning:
Lanjutkan itervensi:
1. Melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
3. Mengajarkan tentang manjemen nyeri :
Kompres hangat.
4. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
5. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
3. 27-06-2013 Manajement Pain Subjektif:
08.00
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif  Klien mengatakan masih merasakan nyeri di
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas bagian lutut, munculnya nyeri setelah
08.05
dan faktor presipitasi beraktifitas (senam pagi). Saat aktifitas nyeri
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
tidak dirasakan, tetapi saat duduk baru nyeri
08.06 Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
dirasakan, bila dibawa istirahat (tidur) nyeri
mengetahui pengalaman nyeri pasien
11.30 berkurang.
3. Mengajarkan tentang manjemen nyeri : Kompres hangat.
12.00  Klien mengatajakan nyeri dirasakan skala 6
(mempraktekkan secara langsung kepada pasien)
4. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri (sedang), munculnya nyeri tidak pasti.
5. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri  Klien mengatakan mengerti cara mengurangi
nyeri dengan cara kompres air hangat.
 Klien mengatakan nyeri berkurang setelah
dilakukan kompres air hangat.
Objektif:
 Klien tampak memegang lututnya dan meringis
nyeri.
 Klien tampak mengerti menajemen nyeri
(kompres hangat) yang diajarkan oleh perawat.
 Klien sudah bisa mengontrol nyeri
Asasment:
 Masalah nyeri belum teratasi
Planning:
Lanjutkan itervensi:
1. Melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
3. Mengajarkan tentang manjemen nyeri : Tehnik
distraksi.
4. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
5. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri.
5. 29-06-2013 Pain Management Subjektif:
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif  Klien mengatakan masih merasakan nyeri di
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas bagian lutut, munculnya nyeri setelah
dan faktor presipitasi beraktifitas (senam pagi). Saat aktifitas nyeri
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
tidak dirasakan, tetapi saat duduk baru nyeri
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
dirasakan, bila dibawa istirahat (tidur) nyeri
mengetahui pengalaman nyeri pasien
berkurang.
3. Mengajarkan tentang manjemen nyeri : Kompres hangat.
 Klien mengatajakan nyeri dirasakan skala 6
(mempraktekkan secara langsung kepada pasien)
4. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri (sedang), munculnya nyeri tidak pasti.
5. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri.  Klien mengatakan mengerti cara mengurangi
nyeri dengan cara kompres air hangat.
 Klien mengatakan nyeri berkurang setelah
dilakukan kompres air hangat.
Objektif:
 Klien tampak memegang lututnya dan meringis
nyeri.
 Klien tampak mengerti menajemen nyeri
(kompres hangat) yang diajarkan oleh perawat.
 Klien sudah bisa mengontrol nyeri
Asasment:
 Masalah nyeri belum teratasi
Planning:
Lanjutkan itervensi:
1. Mengajarkan tentang manjemen nyeri :
Kompres hangat. (mempraktekkan secara
langsung kepada pasien)
2. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
3. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri.
1. Mengajarkan tentang manjemen nyeri : Kompres hangat. Subjektif:
(mempraktekkan secara langsung kepada pasien)  Klien mengatakan masih merasakan nyeri di
2. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
bagian lutut, munculnya nyeri setelah
beraktifitas (senam pagi). Saat aktifitas nyeri
tidak dirasakan, tetapi saat duduk baru nyeri
dirasakan, bila dibawa istirahat (tidur) nyeri
berkurang.
 Klien mengatajakan nyeri dirasakan skala 6
(sedang), munculnya nyeri tidak pasti.
 Klien mengatakan mengerti cara mengurangi
nyeri dengan cara kompres air hangat.
 Klien mengatakan nyeri berkurang setelah
dilakukan kompres air hangat.
Objektif:
 Klien tampak memegang lututnya dan meringis
nyeri.
 Klien tampak mengerti menajemen nyeri
(kompres hangat) yang diajarkan oleh perawat.
 Klien sudah bisa mengontrol nyeri
Asasment:
 Masalah nyeri belum teratasi
Planning:
Lanjutkan itervensi:
4. Mengajarkan tentang manjemen nyeri :
Kompres hangat. (mempraktekkan secara
langsung kepada pasien)
5. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
6. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri.

Anda mungkin juga menyukai