Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud


1. Tahap Phallic
Tahap Pahllic berlangsung antara usia 3-5 tahun.
Di tahap ini, anak mulai menggeser area kenikmatan seksualnya pada alat kelamin. Anak mulai bisa
menikmati sentuhan (rangsangan) pada alat kelaminnya. Yang khas dari tahap ini adalah terjadinya
oedipus complex, yaitu fase dimana anak laki-laki begitu mencintai ibunya dan merasa bahwa ayahnya
adalah saingan. Pada tahap ini pula Freud menjelaskan konsepnya tentang penis envy, yaitu rasa iri anak
perempuan atas kepemilikan penis anak lelaki. Memang terdengar sarkastik dalam menggambarkan
dominasi laki-laki secara kultural, atau kepemimpinan laki-laki secara historis. Apapun itu, memang
terdengar sangat sarkastik.
2. Psikososial Menurut Eric Ericson
2.1 Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6 tahun).
Anak mulai mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan dan mulai
mengevaluasi kebiasaan diri sendiri. Disamping itu anak kurang percaya diri, pesimis, pembatasan dan
kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadinya. Rasa bersalah mungkin muncul pada saat
melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua dan anak harus diajari memulai aktivitas tanpa
mengganggu hak-hak orang lain.

3. Tahapan Kognitif Menurut Jean Piaget


3.1Tahapan Praoperasional (2-7 Tahun)
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan,
Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi
psikologis muncul. Pemikiran (Pra) Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan
secara mental terhadap objek-objek.
Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam
tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.
Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain.
Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah
walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Ciri-ciri Perilaku Praoperationak Phase (Fase Praoperasional) (2-7 tahun) :
- Menambah penggunaan representasi yang bersifat verbal tetapi bicaranya bersifat egosentris.
- Permulaan dari masa simbolis dan meninggalkan gerakan motor sederhana.
- Pemberian alasan yang transduktif.
- Dapat berpikir tentang sesuatu dengan menggunakan bahasa.
4. Teori Perkembangan Moral Menurut Kohlberg.
Menurut teori Kohlberg telah menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama
pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Dalam Teori Kohlberg mendasarkan
teori perkembangan moral pada prinsip-prinsip dasar hasil temuan Piaget. Menurut Kohlberg
sampai pada pandangannya setelah 20 tahun melakukan wawancara yang unik dengan anak-
anak. Dalam wawancara , anak-anak diberi serangkaian cerita dimana tokoh-tokohnya
menghadapi dilema-dilema moral. Berikut ini ialah dilema Kohlberg yang paling populer:
” Di Eropa seorang perempuan hampir meninggal akibat sejenis kanker khusus. Ada satu
obat yang menurut dokter dapat menyelamatkannya. Obat tersebut adalah sejenis radium
yang baru-baru ini ditemukan oleh seorang apoteker di kota yang sama. Biaya membuat obat
ini sangat mahal, tetapi sang apoteker menetapkan harganya 10X lebih mahal dari biaya
pembuatan obat tersebut. Untuk pembuatan 1 dosis obat ia membayar $ 200 dan menjualnya
$2.000. Suami pasien perempuan, Heinz pergi ke setiap orang yang ia kenal untuk meminjam
uang, tetapi ia hanya dapat mengumpulkan $1.000 atau hanya setengah dari harga obat. Ia
memberitahu apoteker bahwa istrinya sedang sakit dan memohon agar apoteker bersedia
menjual obatnya lebih murah atau membolehkannya membayar setengahnya kemudian.
Tetapi sang apoteker berkata ”tidak, aku menemukan obat, dan aku harus mendapatkan uang
dari obat itu.” Heinz menjadi nekat dan membongkar toko obat itu untuk mencuri obat bagi
istrinya.”

Cerita ini adalah salah satu dari 11 cerita yang dikembangkan oleh Kohlberg untuk
menginvestigasi hakekat pemikiran moral. Setelah membaca cerita, anak-anak yang menjadi
responden menjawab serangkaian pertanyaan tentang dilema moral. Haruskah Heinz mencuri
obat? Apakah mencuri obat tersebut benar atau salah? Pataskah suami yang baik itu mencuri?
Dll. Berdasarkan penalaran-penalaran yang diberikan oleh responden dalam merespon dilema
moral ini dan dilema moral lain. Dengan adanya cerita di atas menurut Kohlberg menyimpulkan
terdapat 3 tingkat perkembangan moral, yang masing-masing ditandai oleh 2 tahap.
Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral, khususnya teori Kohlberg , ialah
internalisasi yakni perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal
menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal.
Teori Perkembangan moral dalam psikologi anak prasekolah menurut Kohlberg:

Tingkat Satu : Penalaran Prakonvensional.


Penalaran Prakonvensional adalah : tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral
Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral- penalaran
moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman eksternal. Dengan kata lain aturan
dikontrol oleh orang lain (eksternal) dan tingkah laku yang baik akan mendapat hadiah dan
tingkah laku yang buruk mendapatkan hukuman.

Tahap I. Orientasi hukuman dan ketaatan


Yaitu : tahap pertama yang mana pada tahap ini penalaran moral didasarkan atas hukuman dan
anak taat karena orang dewasa menuntut mereka untuk taat.

Tahap II. Individualisme dan tujuan


Pada tahap ini penalaran moral didasarkan atas imbalan (hadiah)dan kepentingan sendiri. Anak-
anak taat bila mereka ingin taat dan bila yang paling baik untuk kepentingan terbaik adalah taat.
Apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap menghasilkan hadiah.

Tingkat Dua : Penalaran Konvensional


Penalaran Konvensional merupakan suatu tingkat internalisasi individual menengah dimana
seseorang tersebut menaati stándar-stándar (Internal)tertentu, tetapi mereka tidak menaati
stándar-stándar orang lain (eksternal)seperti orang tua atau aturan-aturan masyarakat.
Tahap I. Norma-norma Interpersonal
Yaitu : dimana seseorang menghargai kebenaran, keperdulian dan kesetiaan kepada orang lain
sebagai landasan pertimbangan-pertimbangan moral. Seorang anak mengharapkan dihargai oleh
orang tuanya sebagai yang terbaik.
Tingkat II. Moralitas Sistem Sosial
Yaitu : dimana suatu pertimbangan itu didasarkan atas pemahaman atuyran sosial, hukum-
hukum, keadilan, dan kewajiban.

5. Perkembangan Personal Sosial, Motorik Halus dan Kasar, Bahasa

5.1 Perkembangan Personal Sosial Masa Prasekolah :

Saat memasuki usia prasekolah, perkembangan adaptasi sosial seorang anak mulai
memperlihatkan adanya kemampuan,yaitu:

 Bermain dengan permainan sederhana,


 Menangis jika dimarahi,
 Membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh,
 Menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan,serta
 Mengenali anggota keluarga

5.2 Motorik Halus dan Motorik Kasar


A. Motorik Halus (3-4 tahun dan 5-6 tahun)
Pada usia 3-4 tahun,perkembangan motorik halus anak meliputi :
 Menggambar manusia,
 Mencuci tangan sendiri,
 Membentuk benda dari plastisin,
 Membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi,
 Menggambar mengikuti bentuk,
 Menggunting zig-zag,melengkung dan membentuk dengan lilin,
 Membuka atau menutup kotak,
 Menarik garis vertikal atau menjiplak bentuk lingkaran,serta
 Menggambar sesuatu yang diketahui,bukan yang dilihat
Pada usia 5-6 tahun, perkembangan motorik halus anak meliputi :
 Menggunting dengan cukup baik,
 Melipat amplop,
 Membawa gelas tanpa menumpahkan isinya,
 Memasukkan benang ke lubang besar,
 Menyusun mainan konstruksi bangunan,
 Mewarnai lebih rapi (Tidak keluar garis),serta
 Meniru tulisan
B. Motorik Kasar (3-4 tahun dan 5-6 tahun)
Pada usia 3-4 tahun,perkembangan motorik kasar anak meliputi :
 Berbalik atau berhenti secara tiba-tiba atau cepat,
 Melompat dengan lompatan sekitar 37-60 cm,
 Naik tangga tanpa dibantu orang lain dan lompat di anak tangga terakhir,
 Meloncat dengan tambahan beberapa variasi lompatan,
 Berjalan mundur dan jinjit,
 Memanjat meja atau tempat tidur,
 Berdiri dengan satu kaki,
 Melompat dengan satu kaki,
 Berjalan menyusuri papan,
 Menangkap bola besar,serta
 Menggendarai sepeda

Pada usia 5-6 tahun,perkembangan motorik kasar anak meliputi :

 Mampu melakukan gerakan dengan konstan dan waktu istirahat yang


pendek,
 Bisa mengikuti permainan fisik yang bersifat sosial,
 Berjalan digaris lurus kedepan atau belakang ,
 Lompat ditempat dengan satu kaki,
 Menuruni tangga secara cepat,
 Seimbang saat berjalan mundur
 Melompati rintangan,
 Melempar dan menangkap bola,
 Melambungkan bola,serta
 Berjalan diatas papan keseimbangan.

5.3 Bahasa Pada Anak Masa Prasekolah

Bahasa anak mulai menjadi bahasa orang dewasa setelah anak mencapai usia 3 tahun. Pada
saat itu ia sudah mengetahui perbedaan antara saya, kamu dan kita.

Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan dengan rasa ingin
tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan
kemampuan bahasanya. Kemampuan berbahasa juga akan terus berkembang sejalan dengan
intensitas anak pada teman sebayanya. Hal ini mengimplikasikan perlunya anak untuk memiliki
kesempatan yang luas dalam menentukan sosialisasi dengan teman-temannya. Dengan
memperlihatkan suatu minat yang meningkat terhadap aspek-aspek fungsional bahasa tulis, ia
senang mengenal kata-kata yang menarik baginya dan mencoba menulis kata yang sering
ditemukan. Anak juga senang belajar menulis namanya sendiri atau kata-kata yang berhubungan
dengan sesuatu yang bermakna baginya.
Antara usia 4 dan 5 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari empat sampai lima kata.
Mereka juga mampu menggunakan kata depan seperti di bawah, di dalam, di atas dan di
samping. Mereka lebih banyak menggunakan kata kerja daripada kata benda.

Antara 5 dan 6 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan kata. Mereka
juga sudah dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana, dan juga mengetahui lawan kata.
Mereka juga dapat menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata sandang.

Pada masa akhir usia prasekolah anak umumnya sudah mampu berkata-kata sederhana
dan berbahasa sederhana, cara bicara mereka telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti
tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbahasa.

Anda mungkin juga menyukai