Anda di halaman 1dari 11

KEPUTUSAN

KEPALA PUKESMAS PENGARON


Nomor :008/KAPUS/IX/2015

TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PENGARON

KEPALA PUSKESMAS PENGARON

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan kebutuhan pasien


b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun kebijakan penunjang pelayanan klinis di
Puskesmas Pengaron;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PENGARON.

Kesatu :Kebijakan penunjang pelayanan klinis di Puskesmas


Pengaron sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkandengan ketentuanapabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : …………………
pada tanggal : 1 September 2015
KEPALAPUSKESMAS PENGARON,

Nama

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS
NOMOR…….
TENTANG : KEBIJAKAN
PENUNJANG PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS
PENGARON
A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas meliputi;
a. Darah Hematologi:
 Darah Lengkap
 Hb Sahli
 Golongan Darah
Kimia Darah:
 Gula Darah
 Cholesterol Total
 Asam Urat
Serologis:
 Widal
 HbsAg stick
 Sifilis stick
 B20 / HIV stick
Parasitologi
 Malaria ( apusan darah malaria )
 RDT malaria
b. Urin Urin Rutin
Sedimen Urin
Urin 3 parameter ( protein, gula, pH)
HCG Test / PP TEST
c. Faeces Faeces Rutin:
 Makroskopis
 Mikroskopis
d. Dahak BTA ( Bakteri Tahan Asam)
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu: analis
kesehatan dengan minimal lulusan D3 dan telah mendapat pelatihan diklat teknis
patologi klinik, diklat teknis mikrobiologi/BTA, dan computer terapan.
3. Alur permintaan, pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen di laboratorium Puskesmas wajib disesuaikan dengan
prosedur yang sudah ditetapkan
4. Jika ada permintaan pemeriksaan di luar jam kerja maka pemeriksaan lab
didelegasikan kepada petugas jaga IGD dan PONED.
5. Pemeriksaan lab diluar jam kerja meliputi GDS, Kolesterol, As. Urat dan HB.
6. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang terlatih.
7. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dipandu
dengan prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen,
pengambilan dan penyimapanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil.
8. Untuk pemeriksaan laboratorium kasus-kasus berisiko tinggi dilakukan sesuai
prosedur pemeriksaan kasus berisiko tinggi.
9. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD
10. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan sebagai berikut:

WAKTU
JENIS PEMERIKSAAN
(DARI PENGAMBILAN SAMPEL)
Hematologi:

 Darah Lengkap 10 menit


 Golongan Darah 10 menit
Kimia Darah:
 Gula Darah 10 menit
 Asam Urat 10 menit
 Cholesterol 10 menit
Serologi :
 Widal 30 menit

Parasitologi
30 menit
 RDT
30 menit
 Apusan Darah

Mikrobiologi
 Sputum BTA
1 hari
 Lepra / Kusta 1 hari
Urine 10 menit
Pemeriksaan Feces 30 menit

11. Waktu penyampaian hasil pemeriksaan Laboratorium di sesuai kan dengan jenis
pemeriksaan laboratorium yang di lakukan,khusus pasien urgen atau Cito maka
waktu penyampaian hasil pemeriksaan Laboratorium harus di dahulukan dari
pasien lainnya.
12. jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia di laboratorium
Puskesmas Pengaron meliputi:
a. Ziehl Neelsen Set h. Aquabidest
b. Immersion Oil i. Cholesterol
c. Alcohol 70 % j. Uric Acid
d. NaCL 0,9% k. Diluent Hematologi
e. Eter Alkohol l. Lyze Hematologi
f. Eosin 2 % m. Stick Gula Darah
g. Giemsa n. Widal.

13. Batas buffer stock reagen dan bahan habis pakai untuk melakukan order/
pengajuan barang sebagai berikut:

NO REAGEN JUMLAH NO REAGEN JUMLAH


1. Diatro Dyluent 20 L 26 Cybow 10 Strip 100 pcs
2. Diatro Lyse 1L 27 PPTest 50 pcs
3. Diatro Cleaner 1L 28 Accucek 25 stik
Glucose Stik
4. Hematology Control 2 ml 29 Accucek 10 stik
Normal Cholesterol Stik
5. Hematology Control 2 ml 30 Nesco Uric Acid 25 stik
Low Stik
6. Hematology Control 2 ml 31 Tabung EDTA 100 pcs
High
7 Microhaematocrit 100 pcs 32 Tabung 100 pcs
Sodium Heparin Vacutube Plain
8 Salmonella Typhi O 5 ml 33 Tip Kuning 1000 pcs
9 Salmonella Paratyphi 5 ml 34 Tip Biru 500 pcs
AO
10 Salmonella Paratyphi 5 ml 35 Alkohol 70 % 100 ml
BO
11 Salmonella Paratyphi 5 ml 36 Tissue 1 Rol
CO
12 Salmonella Typhi H 5 ml 37 Hypoclorit 1L
13 Salmonella Paratyphi 5 ml 38 Plester 1 Rol
AH
14 Salmonella Paratyphi 5 ml 39 Spiut 3 cc 100 pcs
BH
15 Salmonella Paratyphi 5 ml 40 Spiut 1 cc 100 pcs
CH
16 Cholesterol 100 ml 41 Blood Lancet 100 pcs
17 Glucose 100 ml 42 Object Glass 100 pcs
18 GOT (ASAT) 50 ml 43 Deck Glass 100 pcs
19 GPT (ASAT) 50 ml 44 Pot Dahak 500 pcs
20 Uric Acid 100 ml 45 Pot Urine -
21 Dengue IgG/IgM 25 pcs 46 Handscoond 100 pcs
22 Anti HIV SD ½ 100 pcs 47 Masker 50 pcs
23 Anti HIV Oncoprobe 50 pcs 48 Spirtus 1L
24 Anti HIV Advanced 100 pcs 49 Kapas 1 Rol
Intec
25 Zielh Neelsen 100 ml

14. Rentang nilai yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan


HEMATOLOGI

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


Hemoglobin Stick Lk = 13.0 – 17.0 gr/dl
Pr = 12.0 – 15.0 gr/dl
Eritrosit (RBC) 3.50 – 5.50 1012/ l
MCV 75.0 – 100 fl
Hematokrit (HCT) 35.0 – 55.0 %
Trombosit (PLT) 150 – 400 109/ l
Lekosit (WBC) 3.5 – 10.0 109/ l
Hemoglobin 11.5 – 16.5 g/dl
MCH 25.5 – 35.0 pg
MCHC 31.0 – 38.0
Lymfosit 0.5 – 5.0 109/ l
Granulosit 1.2 – 8.0 109/ l
Lymfosit % 15.0 – 50.0 %
Granulosit % 35.0 – 80.0 %

Hitung Jenis:
Basofil 0–1%
Eosinofil 1–3%
Batang 2–6%
Segmen 35 – 80 %
Limfosit 15 – 50 %
Monosit 2–8%

LED Lk = 0 – 10 mm / Jam
Pr = 0 – 20 mm / Jam
Masa Perdarahan 1 – 3 Menit
Masa Pembekuan 2 – 6 Menit

KIMIA DARAH

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


Total Bilirubin 0.3 - 1.2 mg/dl
Bilirubin Direct < 0.2 mg/dl
Bilirubin Indirect < 0.8 mg/dl
Kolesterol Total < 200 mg/dl
HDL – Kolesterol 40 – 60 mg/dl
LDL – Kolesterol < 100 mg/dl
Trigliserida < 150 mg/dl
SGOT / ASAT < 40 U/L T370C
SGPT / ALAT Lk = < 45 U/L T370C
Pr = < 34 U/L T370C
Creatinin Lk = 0.8 – 1.3 mg/dl
Pr = 0.6 – 1.2 mg/dl
Urea 13 – 43 mg/dl
Uric Acid Lk = 3.5 – 7.2 mg/dl
Pr = 2.6 – 6.0 mg/dl
Glukosa Puasa 74 – 106 mg/dl
Glukosa 2 Jam PP < 140 mg/dl
Glukosa Sewaktu < 140 mg/dl

SEROLOGI
PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
Widal :
Salmonella Typhi O Negatif
Salmonella Paratyphi A-O Negatif
Salmonella Paratyphi B-O Negatif
Salmonella Paratyphi C-O Negatif
Salmonella Typhi H Negatif
Salmonella Paratyphi A-H Negatif
Salmonella Paratyphi B-H Negatif
Salmonella Paratyphi C-H Negatif
HbsAg Non Reakti
Rhematoid Factor (RF) Negatif
Rapid Test HIV Non Reaktif
RPR Non Reaktif
Rapid Test Syiphilis (TP Rapid) Non Reaktif
URINALISA
PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Bj 1.000 – 1.030
pH 5.0 – 7.0
Leukosit Negatif
Nitrit Negatif
Protein Negatif
Reduksi Negatif
Keton Negatif
Urobilinogen Negatif
Bilirubin Negatif
Darah Negatif

Sedimen :
Eritrosit 0 – 1 /LPB
Lekosit 0 – 3 /LPB
Silinder Negatif
Kristal Negatif
Epitel Negatif

FAECES

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


Warna Kuning
Konsistensi
Lendir Negatif
Darah Negatif
Eritrosit 0 – 1 / LPB
Lekosit 0 – 1 / LPB
Amoeba Negatif
Telur Cacing Negatif

SPUTUM

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


BTA Negatif

15. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantaban mutu
internal dan pemantaban mutu eksternal
16. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan
keselamatan pasien.
17. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti.
18. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut ketentuan
yang berlaku
19. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola
sebagai limbah infeksius
20. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan
21. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
22. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali
23. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal
24. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga
kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah hasil
diperoleh dengan acuan sebagai berikut:

PARAMETER LIMIT RENDAH LIMIT TINGGI SATUAN


a Kimia Klinik
Glukosa < 50 >400 Mg/dl
Asam urat pria /wanita <2,0 >10,0 Mg/dl
Cholestrol total <50 >500 Mg/dl
b Hematologi
Hb (hemoglobin) <6,0 >20 Gr%
Leukosit <4000 >30000 Ribu/mm3
Trombosit <100 0 Ribu/mm3

B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium puskesmas
2. Yang berhak menulis resep adalah dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis
3. Yang berhak menyiapkan obat adalah
a. Apoteker yang memiliki SIPA.
b. Asisten Apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki Surat Izin
Kerja
c. Tenaga kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki pengetahuan
dan pengalaman di bidang farmasi, yaitu: Perawat / Perawat gigi / Bidan.
Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan
penyedian obat tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti
pelatihan khusus yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar untuk
melaksanakan tugas manajemen kefarmasian.
4. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam.
5. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan sekali.
6. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien.
7. Pemberian Obat narkotika dan psikotropika , diatur sebagai berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropikan hanya bolah dilakukan oleh
dokter, dokter gigi dan dokter spesialis.
b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus dilakukan sebagai
berikut:.....
c. ....dst
8. jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan
ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter
9. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga farmasi atau tenaga tehnis kefarmasian
dengan memperhatikan higiene dan kebersihan
10. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat
11. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal: nama
pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis, aturan pakai, cara pemakaian, waktu
menggunakan, ....dst
12. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi,
interaksi obat, dan efek samping obat
13. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat dalam rekam
medis
14. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan dan ditindak
lanjuti
15. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk mengatasi jika
terjadi kedaruratan dalam pelayanan kesehatan
16. Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya, dan segera diganti jika
digunakan dan disegel kembali oleh petugas farmasi

C. PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS


1. Standarisasi dan klasifikasi diagnosis dan terminologi yang digunakan adalah
ICD-X seperti terlampir dalam Lampiran II.
2. Menentukan pembakuan singkatan yang digunakan sebagaimana Lampiran II.
3. Akses rekam medis sebagai berikut
a. Permintaan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepentingan
pengobatan pasien dan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan dan
dicatat dalam pencatatan peminjaman rekam medis.
b. Bagi pasien yang memerlukan data rekam medis, dapat diberikan resume
atau ringkasan perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan riwayat
pelayanan telah diberikan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku pada rekam medis..
c. Penanggung jawab berkas rekam medis bertanggung jawab atas
pengembalian dan pendistribusian berkas rekam medis.
4. Jika terdapat pihak eksternal yang membutuhkan akses terhadap rekam medis
harus mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas, sesuai prosedur yang
berlaku dan wajib menjaga kerahasiaan.
5. Setiap pasien wajib memiliki satu rekam medik.
6. Setiap pasien didentifikasi dengan nama dan tanggal lahir dan/ atau alamat.
7. Rekam medik disimpan secara manual dalam bentuk kartu register dan disimpan
petugas pendaftaran sesuai dengan desa wilayah tempat tinggal masing-masing.
8. Setiap rekam medis memiliki kode sesuai dengan desa yang terkait

DESA KODE
Kertak 4 K.IV
Pengaron PGR
Lobang Baru LB
Lok Tunggul LT
Benteng BTG
Maniapun MNP
Ati’im ATM
Lumpangi LPG
Ali Mukim ALK
Mengkauk LK
Antaraku ANT
Penyiuran PYR
Daerah Luar
Paring Tali PTL
Sungai Langsat SLT
Sungai raya SRY
Simpang Empat S4
Batu Tanam BTT
Madurejo MDR
Sungai Lurus SL
Batang Banyu BB
Pasar baru PB
Sungai pinang SP

9. Rekam medis pasien wajib disimpan sekurang-kuangnya lima tahun sejak pasien
berobat terakhir atau pulang dari berobat. Setelah lima tahun maka rekam medis
dapat dimusnahkan.
10. Sistem Penomoran Pemberian nomor rekam medik manual kepada pasien dengan
sistem family folder yaitu satu nomor untuk satu kepala keluarga dengan nomor
empat digit angka (missal :0001)
11. Pasien yang terdaftar di UPT Puskesmas Pengaron dicatat dalam buku
pendaftaran pasien.
12. Isi rekam medis mencakup
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis (keluhan dan riwayat penyakit)
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Odontogram untuk pasien Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
h. Asuhan Keperawatan
i. Persetujuan tindakan bila diperlukan
13. Kelengkapan isi rekam medis harus dievaluasi dan ditindak lanjuti

D. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Sarana dan peralatan yang ada di Puskesmas Pengaron dipantau secara
rutin, dipelihara dan diperbaiki bila terjadi kerusakan termasuk
didalamnya instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem lainnya
2. Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan puskesmas
dipandu oleh kebijakan dan prosedur, dan dilakukan oleh petugas yang
kompeten.
3. Kegiatan yang mencangkup pencatatan atau pendaftaran, peyimpanan,
pengumpulan, pemanfaatan/penggunaan, pengolahan bahan berbahaya yang
ada di Puskesmas di monitoring langsung oleh petugas sanitarian berdasarkan
inventarisir yang dilakukan oleh pengelola barang dan petugas
Laboratorium.
4. Kebijakan Pengendalian dan pembuangan sampah di UPT Puskesmas
Pengaron dijalankan sesuai panduan dan prosedur yang telah ditetapkan
E. MANAJEMEN PERALATAN.
1. Pengelolaan alat yang habis digunakan yang meliputi tentang pemilahan alat
yang bersih dan kotor, sterilisasi alat, peralatan yang membutuhkan penanganan
khusus, serta penempatan alat dijalankan sesuai prosedur yang telah ditentukan.
2.
F. MANAJEMEN SDM YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS
1. Pola ketenagaan sdm klinis harus disusun berdasar analisis kebutuhan sdm
2. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis
3. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat ijin yang
berlaku
4. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala paling lambat satu
tahun sekali
5. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus diinformasikan kepada
tenaga klinis
6. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan kejelasan kewenangan
klini untuk masing-masing petugas
7. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenangan setiap tenaga klinis harus dievaluasi
dan ditindak lanjuti

Anda mungkin juga menyukai