Transformator Daya
Transformator Daya
Transformator tenaga atau tiga fasa adalah suatu peralatan tenaga listrik
yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan) dengan frekuensi
sama. Sebuah transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah
transformator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem
kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa. Sehingga sebuah transformator
tiga fasa bisa dihubung bintang, segitiga, atau zig-zag. Transformator tiga fasa
banyak digunakan pada sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik karena
pertimbangan ekonomis. Transformator tiga fasa banyak sekali mengurangi berat
dan lebar kerangka, sehingga harganya dapat dikurangi bila dibandingkan dengan
penggabungan tiga buah transformator satu fasa dengan “rating” daya yang sama.
Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai kekurangan, diantaranya bila salah
satu fasa mengalami kerusakan, maka seluruh transformator harus dipindahkan
(diganti), tetapi bila transformator terdiri dari tiga buah transformator satu fasa, bila
salah satu fasa transformator mengalami kerusakan. Sistem masih bias dioperasikan
dengan sistem “ open delta “. Dalam operasi umumnya, transformator-
transformator tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan
untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh transformator 150/70 kV
ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV
ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah
diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.
Transformator tiga fasa digunakan untuk sistem listrik berdaya besar, baik
pada sistem pembangkitan, transmisi maupun distribusi. Transformator tiga fasa
yang umum kita lihat pada gardu distribusi daya 250 KVA sampai 630 KVA
berbentuk persegi Gambar 2.1. Konstruksi transformator tiga fasa untuk daya besar
dalam bentuk potongan lihat Gambar 2.2. Inti trafo berbentuk E-I dengan kumparan
primer dan sekunder pada ketiga kaki inti trafo. Terminal tegangan tinggi (primer)
tampak dari isolator yang panjang. Terminal tegangan rendah (sekunder) dengan
terminal lebih pendek. Trafo ditempatkan dalam rumah trafo yang diisi dengan
minyak trafo yang berfungsi sebagai pendingin sekaligus isolasi. Secara berkala
minyak trafo diganti. Pendinginan rumah trafo disempurnakan dengan dipasang
sirip pendingin agar panas mudah diserap oleh udara luar. Bagian terpenting dari
trafo tiga fasa. Trafo tiga fasa bisa dibangun dari dua buah trafo satu fasa, atau tiga
buah trafo satu fasa. Untuk trafo tiga fasa berukuran berdaya besar, dibangun dari
tiga buah trafo satu fasa, tujuannya jika ada salah satu fasa yang rusak/ terbakar,
maka trafo yg rusak tersebut dapat diganti dengan cepat dan praktis. Trafo tiga fasa
memiliki enam kumparan Gambar 2.2. Tiga kumparan primer dan tiga kumparan
sekunder. Kumparan primer diberikan nomor awal 1, kumparan 1U1 – 1U2 artinya
kumparan primer fasa U. Kumparan sekunder diberikan notasi nomor awal 2,
misalnya 2U2 – 2U1, artinya kumparan sekunder fasa U. Kumparan primer atau
sekunder dapat dihubungkan secara Bintang atau hubungan Segitiga.
Bahan inti trafo 3 fasa dari bahan plat tipis ferromagnetis yang ditumpuk
dengan ketebalan tertentu. Plat tipis dimaksudkan untuk menekan rugi-rugi
histerisis dan arus edy pada batas minimal. Ada beberapa tipe inti trafo 3 fasa
tampak pada Gambar 2.6. Tipe U-I terdiri dari tiga inti yang dipasangkan sudut
menyudut 120° Gambar 2.6a. Tipe U terdiri atas tiga inti U dipasang sudut
menyudut 120° Gambar 2.6b. Tipe menyudut ini dipakai untuk trafo 3 fasa yang
dipasang pada tabung bulat untuk trafo outdoor yang dipasang pada tiang jaringan
distribusi. Tipe E-I yang banyak dipakai, tiap kaki terdapat kumparan primer dan
sekunder masing-masing fasa Gambar 2.6c. Tipe jenis ini banyak dipakai untuk
daya kecil, sedang sampai daya besar. Bahkan tiga buah trafo satu fasa yang
digabungkan, bisa menjadi trafo tiga fasa.
Bushing
Bushing transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi untuk
menghubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi
selubung isolator. Isolator juga berfungsi sebagai penyekat antara
konduktor dengan tangki transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari porselin
yang tengahnya berlubang (Gambar 2.11).
Tap Changer
Alat Indikator
1. suhu minyak ;
2. permukaan minyak ;
3. sistem pendinginan ;
4. posisi tap.
1. Sambungan secara elektris dari konduktor jelek dan gangguan inti misalnya
tembusnya lapisan isolasi inti serta baut atau ring klem kurang kencang,
yang akan menimbulkan busur yang terbatas pada minyak.
2. Gangguan sistem pendingin, yang akan menyebabkan pemanasan lebih
walaupun bebannya belum mencapai nominal. Sehubungan butir 2 adalah
kemungkinan kurang minyak atau tersumbatnya aliran minyak sehingga
menimbulkan pemanasan setempat pada lilitan.
3. Gangguan dari pengatur tegangan dan pembagian beban yang tidak baik
antara transformator yang bekerja pararel, yang akan menyebabkan
pemanasan lebih karena adanya arus sirkulasi.
Secara umum untuk gangguan pada kelompok (a) sangat penting bahwa
peralatan yang terganggu harus secepat mungkin dipisahkan setelah terjad
gangguan, tidak hanya untuk membatasi kerusakan trasformator daya tersebut
tetapi juga membatasi lama waktu tegangan sistem turun. Bila tegangan turun
terlalu lama dapat menimbulkan hilangnya sinkronisasi antar mesin, bila hal ini
terjadi arus lebih yang besar akan muncul karena adanya lepas sinkron dari unit
pembangkit sehingga akan ada relay yang salah kerja menyebabkan gangguan yang
beruntun. Gangguan pada kelompok (b) tidak merupakan hal yang serius pada masa
gangguan incipient, tetapi dapat menjadi gangguan yang parah tergantung dari
waktu, maka juga harus dihilangkan secepat mungkin. Dalam hal bila pengaman
untuk kelompok (a) tidak mampu mengamankan gangguan pada kelompok (b),
maka untuk pengamanan untuk kelompok (b) tidak perlu mendeteksi gangguan
pada terminal dan untuk menghilangkan gangguan tidak perlu secepat seperti
gangguan pada kelompok (a). Inilah merupakan filosofi dasar pengamanan
transformator daya, dan ini artinya bahwa pengaman kelompok (a).
Trafo Arus/Current Transformer (CT)
I1 = N2/N1 x I2
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah, maka perlu diperhatikan agar
rangkaian sekunder selalu tertutup. Dalam keadaan rangkaian sekunder terbuka,
ggm N2I2 akan sama dengan nol (karena h = 0) sedangkan ggm N1/I1 tetap ada
sehingga fluks normal akan terganggu.
V1 = N2/N1 x I2
Pentanahan rangkaian sekunder diperiukan untuk tnenceg,ah adanya beda
potensial yang besar antara kumparan primer dan sekunder (antara titik a dan b)
pada saat isolasi kumparan primer rusak.
Gambar 2.18 Rangkaian Trafo Tegangan
Pemutus Daya
Pemutus daya diperlukan guna memutus arus-arus kerja ataupun arus – arus
hubung singkat. Pemutus daya dapat dioperasikan, yaitu ditutup atu dibuka
ditempat atau secara jarak jauh menggunakan sistem proteksi. Dengan demikian
sebuah pemutus daya dapat secara otomatis membuka suatu rangkaian bilamana
misalnya arus saluran, tegangan saluran , atau frekuensi sistem melampaui batas –
batas tertentu. Jenis – jenis pemutus daya yang tepenting adalah :
Waktu interupsi dapat berkisar hingga 3 atau 8 siklus pada sistem 50HZ.
Untuk menginterupsi arus – arus listrik besar dalam waktu yang demikian singkat,
perlu diatur terjadinya de-ionisasi busur yang cepat, disertai pendinginan yang cepat
pula. Interupsi kecepatan tinggi membatasi kerusakan –kerusakan yang dapat
terjadi pada instalasi transmisi dan peralatan lainya, serta mempertahankan
stabilitas sistem bilamana terjadi suatu keadaan darurat. Sebuah pemutus daya akan
bekerja karena misalnya digerakan oleh suatu alat pengaman berupa rele arus lebih.
Kemampuan sebuah saklar daya dinyatakan dalam sebuah arus yang dapat
diputuskanya, atau dalam daya hubung singkat MVA.
Bilamana terjadi beban lebih sehingga rele arus lebih bekerja, kontak
bergerak akan ditarik keluar dari kontak tetap agar hubungan jaringan menjadi
terbuka. Pada saat kedua kontak melepas, terjadi suatu busur api yang sangat kuat,
dan juga gas – gas panas. Tekanan dari gas panas itu menyebabkan terjadinya
turbelensi dari minyak – minyak sekitar busur api. Hal itu mengakibatkan minyak
yang dingin mengitari busur api. Hal itu mengakibatkan minyak yang dingin
mengitari busur api dan memadamkanya. Pada pemutus daya minyak modern busur
api dilokasikan dalam suatu ruang pemadam (explosion chamber), sehinga tekanan
gas panas menghasilkan suatu semburan minyak melintasi busur api. Terdapat pula
desain dimana dengan bantuan medan magnit yang terjadi, busur api diperpanjang
dan ditiup terhadap suatu seri pelat isolasi yang mematahkan dan mendinginkan
busur api. Masalah pada pemutus daya minyak adalah bahwa minyak itu sendiri
mudah terbakar. Bilamana kondisi pemutus daya kurang baik, dan daya yang terjadi
pada suatu hubung singkat sangat besar, pemutus daya dapat meledak, dan minyak
yang membakar akan disembur kesemua arah, menyebabkan terjadinya kebakaran.
Pemasangan ACT