Anda di halaman 1dari 7

Analisa kemampuan diri

1. Pengertian
Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspel-aspek
yang dimiliki di dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara terapeutik
kepada klien. Pertolongan yang diberikan harus bersifat terapeutik. Instrumen utama yang
dipakai adalah diri perawat sendiri. Jadi, analisa diri sendiri merupakan dasar utama
untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Fokus analisa diri yang
penting adalah kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, kemampuan menjadi
model, altruisme dan rasa tanggung jawab. Dengan mengetahui sifat diri sendiri
diharapkan perawat dapat memakai dirinya secara terapeutik untuk menolong klien tanpa
merusak integritas diri.
2. Aspek-aspek analisis perawatan diri
2.1 Kesadaran Diri
Helper yang efektif adalah mampu menjawab pertanyaan, siapa saya? Perawat adalah
orang yang care akan kebutuhan pasien baik biologi, psikologik dan sosiokultural
dengan melihat rata-rata penampilan yang dimilikinya. Perawat belajar tentang
kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan dalam membantu pasien
terhadap kontinyu sehat dan sakit. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perawat
perlu menjawab pertanyaan “siapa saya”. Perawat harus dapat mengkaji perasaan,
reaksi dan perilakunya secara pribadi maupun sebagai pemberi perawatan. Kesadaran
diri akan membuat perawat menerima perbedaan dan keunikan klien. Campbell
(1980) mendefenisikan kesadaran diri menurut model keperawatan secara holistik
meliputi komponen psikologik, fisik, lingkungan dan pilosopi.
2.2 Komponen psikologi
Termasuk pengetahuan, emosi, motivasi, konsep diri dan personaliti.

2.3 Komponen fisik


Adalah pengetahuan tentang fisiologi personal dan umum, juga termasuk sensasi
tubuh, gambaran diri dan potensial fisik.
2.4 Komponen lingkungan
Berisi tentang lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan
pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan alam.
2.5 Komponen pilosopi
Kesadaran diri dan perkembangan diri perawat perlu ditingkatkan agar penggunaan
diri secara terapeutik dapat lebih efektif pikiran, Johari windows theory (Struat and
sudden, 1987) menggambarkan tentang perilaku, pikiran, perasaan seseorang melalui
gambar berikut :

1. Diketahui diri 2. Hanya diketahui


sendiri dan orang lain
orang lain
3. Hanya diketahui 4. Tidak diketahui
oleh diri sendiri oleh siapapun

2.5.1 Open self

Open self atau wilayah terbuka merupakan suatu keadaan dimana seseorang
saling terbuka terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Pada wilayah terbuka
ini, seseorang akan terbuka mengenai sifat, perasaan, kesadaran, perilaku, dan
motivasi. Open self dalam ilmu psikologi digambarkan dengan
sifat extrovert pada diri seseorang. Orang yang berada pada wilayah terbuka lebih
mudah menjalin komunikasi dengan siapapun. Hal ini berpengaruh terhadap
interaksi antara individu atau kelompok untuk menciptakan komunikasi yang
efektif. Seseorang yang berada dalam wilayah terbuka ini seperti ketika baru
mengenal seseorang, ia lebih cenderung melemparkan senyum, menyapa lebih
awal, menjabat tangan, dan lebih banyak bercerita mengenai dirinya sendiri.

2.5.2 Blind self


Blind self atau wilayah buta merupakan kondisi dimana orang lain dapat
memahami sifat, perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang, tetapi orang tersebut
tidak dapat memahami dirinya sendiri. Wilayah buta ini sering terjadi dalam
interaksi manusia yang dapat menimbulkan kesalahpahaman atau permasalahan
lainnya. Seseorang yang berada dalam blind self cenderung tidak dapat
menciptakan komunikasi efektif, sehingga timbul berbagai permasalahan.
Misalnya, orang yang biasanya bersikap ‘sok’ asik ketika bertemu dengan orang
baru, padahal dirinya sendiri merupakan seorang yang pendiam. Ia tidak dapat
menilai dirinya sendiri sebagaimana sifat, perilaku, dan pikiran yang ia miliki,
tetapi orang lain dapat menilainya. Hal ini sering disebut sebagai orang yang
‘munafik.

2.5.3 Hidden self


Hidden self atau wilayah tersembunyi/ rahasia adalah keadaan dimana
seseorang memiliki kemampuan untuk menyembunyikan atau merahasiakan
sebagian hal yang dianggap tidak perlu untuk dipublikasikan kepada orang lain.
Hal-hal yang dimaksud bisa berupa sifat, perilaku, motivasi, atau pemikiran.
Misalnya, seseorang yang sudah bersahabat lama belum tentu dapat terbuka
sepenuhnya ketika menceritakan kisah hidupnya seperti masalah keluarga dan
masalah cinta karena ada beberapa orang yang merasa malu, takut, atau kecewa
apabila menceritakan hal-hal tersebut kepada orang lain. Konsep ini terbagi
menjadi dua, yaitu:
2.5.3.1 Over disclosed, yaitu seseorang terlalu banyak menceritakan rahasianya,
sehingga kemungkinan hidden self lebih kecil. Hal ini membuat seseorang
berada di wilayah terbuka.
2.5.3.2 Under disclosed, yaitu seseorang sedikit menceritakan rahasianya, tetapi
hanya pada bagian-bagian tertentu, sehingga seseorang cenderung berada
di wilayah rahasia.

2.5.4 Unknown self


Unknown self atau wilayah tak dikenal merupakan kondisi seseorang yang
tidak dapat memahami dirinya sendiri bahkan orang lain pun tidak dapat
mengenalinya. Wilayah ini merupakan wilayah yang tidak dapat menciptakan
interkasi dan komunikasi yang efektif karena keduanya sama-sama merasa
tidak ada pemahaman. Unknown self disebut juga sebagai konsep diri tertutup
atau introvert, dimana seseorang tidak mau menerima masukan
atau feedback dari orang lain.

Ada 3 prinsip yag diambil dari Johari window :

1. Perubahan satu kuadran akan mempngaruhi kuadran lainnya


2. Jika kuadran 1 yang palig kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran dirinya
kurang
3. Kuadran 1 paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran yang tinggi

Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalu 3 cara (struat dan suddern, 1987)

1. Mempelajari diri sendiri


Merupakan proses eksplorasi diri sendiri tentang pikiran, perasaan, perilaku termasuk
penglaman yang menyenangkan, hubungan-hubungan interpersonal dan kebutuhan
pribadi. Caranya meningkatkan pengetahuan diri sendiri. Individu perlu menampilkan
keikhlasan dalam menampilkan emosinya, identifikasi kebutuhan an kemampuan
personal dan spontan. Yang termasuk penampil personal meliputi pikiran, perasaan,
memori dan rangsangan.
2. Belajar dari orang lain
Belajar dan mendengar orang lain. Pengetahuan tentang diri tidak bias diketahui oleh
diri sendiri. Juga berhubungan dengan orang lain, individu mempelajari diri sendiri,
juga belajar untuk mendengar secara aktif dan terbuka menerima umpan balik dari
orang lain. Kesadaran dan keterbukaan menerima umpan balik orang lain akan
meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri. Aspek yang negative memberi
kesadaran bagi individu akan selalu berkembang setiap menerima umpan balik.

3. Membuka diri
Keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian yang sehat. Untuk ini harus
ada teman intim yang dapat dipercaya tempat menceritakan hal yang merupakan
rahasia. Proses peningkatan kesadaran diri sering menyakitkan dan tidak mudah
khususnya jika ditemukan konflik dengan ideal diri. Tetapi merupakan tantangan
untuk berubah dan tumbuh.
3.1 Klarifikasi Nilai
Perawat harus mampu menjawab, apa yang penting untuk saya? Kesadaran
membantu perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan membantu sesuai
dengan kebutuhannya. Walaupun hubungan perawat – klien merupakan hubungan
timbal balik, tetapi kebutuhan klien selalu di utamakan. Perawat sebaiknya
mempunyai sumber kepuasan dan rasa aman yang cukup, sehingga tidak
menggunakan klien untuk kepuasan dan keamanannya. Jika perawat mempunyai
konflik, ketidakpuasan, sebaiknya perawat menyadari dan mengklarifikasi agar tidak
mempengaruhi keberhasilan hubungan perawat – klien. Dengan menyadari sistem
nilai yang dimiliki perawat, misalnya kepercayaan, seksual, ikatan keluarga, perawat
akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan sistem nilai yang
dimiliki.
3.2 Eksplorasi Perasaan
Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia
dapat menggunakan dirinya secara terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987,h.102). Jika
perawat terbuka pada perasaannya maka ia mendapatkan dua informasi penting yaitu
bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu
berbicara dengan klien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol
penampilannya.
3.3 Kemampuan Menjadi Model (Role Model)
Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti ketergantungan obat, hubungan
interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien (Stuart
dan Sundeen, 1987, h.102) Perawat mungkin menolak dan mengatakan ia dapat
memisahkan hubungan profesional dengan kehidupan pribadi. Hal ini tidak mungkin
pada asuhan kesehatan jiwa karena perawat memakai dirinya secara terapeutik dalam
menolong klien. Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan
memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distres atau
pengingkaran dan memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat
diharapkan bertanggung jawab atas perilakunya, sadar akan kelemahan dan
kekurangannya. Ciri perawat yang dapat menjadi role model.
3.3.1 Puas akan hidupnya
3.3.2 Tidak didominasi oleh stress
3.3.3 Mampu kembangkan kemampuan
3.3.4 Adaptif
3.4 Altruisme
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan
diri sendiri. Altruisme lebih menitikkan pada kesejahteraan orang lain. Tidak
diartikan secara altruistik diri juga tidak menampilkan kompensasi yang adekuat dan
pengulangan atau pengingkaran secara praktis atau pengorbanan diri.
Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang
dibuat untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu
tujuannya adalah semua profesional harus dapat membantu orang lain dalam
pemberian pelayanan dan mengembangkan kemampuan sosial. Secara legitimasi
diperlukan peran perawat dalam melakukan pekerjaannya untuk mengadakan
perubahan struktur yang besar dan proses perubahan sosial dalam meningkatkan
kesehatan individu dan kemampuan dirinya.
Hasilnya adalah :
3.4.1 Interes pada orang lain
3.4.2 Membantu dengan tulus dan cinta kasih Perhatian terhadap kesejahteraan
orang lain
3.5 Etik dan Tanggung Jawab
Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan berupa kesadaran
akan petunjuk untuk melakukan tindakan. Kode untuk perawat umumnya
menampilkan penguatan nilai hubungan perawat-klien dan tanggung jawab dan
pemberian pelayanan yang merupakan rujukan untuk semua perawat dalam
memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab sosial.
Pilihan etik bertanggung jawab dalam menentukan pertanggung jawaban, risiko,
komitmen dan keadilan. Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan
tanggung jawab untuk merubah perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan
kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga dilakukan oleh anggota tim kesehatan,
perawat yang setiap waktu siap untuk menggali pengetahuan dan kemampuan dalam
menolong orang lain; sumber-sumber yang digunakan guna dipertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai