30 orang responden
2 Kardiovaskuler Cukup (35 kkal/kg 15% total E 25 – 35% total E 55 – 60% total E Sesuai AKG
BB pada Gagal
jantung kongestif)
3 Asam urat Cukup 15 – 20% total E ≤30% total E 50 – 65% total E Sesuai AKG
4 Diabetes Melitus Cukup 10 –15% total E 25% total E 60 – 65% total E Sesuai AKG
5 Penyakit paru-paru Cukup 15 – 20% total E 25 – 30% total E 50 – 60% total E Sesuai AKG
(tanpa hiperkapnia)
6 Gastrointestinal Cukup 15% total E 25% total E 60% total E Sesuai AKG
7 Fatty liver Cukup 1,5 g/kg BB 25 – 30% total E Sisa total E Sesuai AKG
8 Cystitis dan Cukup 1 – 1,25 g/kg BB 25 – 30% total E 45 – 65% total E Sesuai AKG
Nefrolitiasis
10 Gagal ginjal kronik 30 – 35 kkal/kg BB 0,8 g/kg BB 25% total E Sisa total E Sesuai AKG
11 Sindrom Steven Cukup 1 – 1,25 g/kg BB 25 – 35% total E 45 – 65% total E Sesuai AKG
Johnson
12 Anemia Cukup 1,5 g/kg BB 25% total E Sisa total E Sesuai AKG
Sumber: diolah dari NCEP (2002), Krummel (2004), PERKENI (2002) di dalam Hartono (2006), Dorfman (2004), Heimburger dan Weinsler (1997),
Hartati (2005), Hasse dan Matarese (2004), PDGKI (2008), Stopler (2004), dan Harris (2004).
Perhitungan ketersediaan, konsumsi, dan kecukupan energi dan zat gizi
Data ketersediaan makanan yang disajikan dan data konsumsi makanan
dalam sehari dikonversi ke dalam energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A,
vitamin E, vitamin C, vitamin B1, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, kalsium,
besi, seng, natrium, dan kalium berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia
tahun 2009 dan daftar komposisi energi dan zat gizi dari buku The Composition
of Foods (Mc Cance 2007).
Setelah diperoleh data kebutuhan, ketersediaan, dan konsumsi energi
dan zat gizi pada setiap pasien, selanjutnya adalah menentukan tingkat
ketersediaan dan tingkat kecukupan (konsumsi terhadap kebutuhan)
menggunakan rumus-rumus berikut:
𝚺 𝐄𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐳𝐚𝐭 𝐠𝐢𝐳𝐢 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐚𝐤 𝐑𝐒
𝐓𝐤. 𝐊𝐞𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐄𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐙𝐚𝐭 𝐆𝐢𝐳𝐢 𝐌𝐚𝐤𝐫𝐨 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝐤𝐞𝐛𝐮𝐭𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐄𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐳𝐚𝐭 𝐠𝐢𝐳𝐢