Disusun Oleh :
Rabu 1 / Group 2
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Membubut (turning) adalah suatu proses permesinan dengan
cara menghilangkan dan pengambilan tatal dari bahan atau benda kerja, dimana
pahat melakukan penyayat dengan gerakan maju mundur atau melintang
sedangkan benda kerja dijepit pada cekam yang berputar. Benda kerja yang
dihasilkan berupa bentuk-bentuk silindris. Contoh pemakaian: Pembuatan poros,
Poros bertingkat, ulir luar dan ulir dalam, membentuk bidang tirus dan
sebagainya.
Mesin bubut digerakkan oleh sebuah motor listrik yang dipasang dibawah atau
disamping body, kemudian motor dihubungkan dengan poros utama melalui puli-
puli dengan perantara sabuk puli.
Ukuran mesin-mesin bubut ditentukan oleh tinggi mesin bubut dari puncak bed
mesin sampai senter kepala tetap dan panjangnya mesin bubut antara senter kepala
tetap dan senter kepala lepas. Adapun jenis-jenis mesin bubut diklasifikasikan
menjadi empat kelompok meliputi:
1. Mesin bubut ringan
2. Mesin bubut sedang
3. Mesin bubut standart
4. Mesin bubut meja panjang
a) Bentuk dan sudut pahat harus sesuai dengan material yang akan dibubut.
a) Pahat bubut di tengah benda-kerja (center) akan menghasilkan sudut bebas dan
sudut tatal normal.
Gambar 1.5 Pahat Bubut lebih rendah dari titik tengah benda-kerja
c) Pahat bubut lebih tinggi dari titik tengah benda-kerja akan menghasilkan sudut
bebas yang lebih kecil dan sudut tatal yang lebih besar.
Gambar 1.6 Pahat bubut lebih tinggi dari titik tengah benda-kerja
e. Bentuk pahat.
n. π.d
v=
1000
Dimana:
v = kecepatan sayat (potong) dalam m/menit
d = diameter benda kerja dalam mm
n = putaran mesin tiap menit dalam rpm
Kesalahan yang sering terjadi dalam memasang pahat bubut antara lain:
a) Pemasangan pahat terlalu tinggi sehingga ujung pahat diatas sumbu benda
kerja, maka garis sumbu dan sudut tatal akan membuat sudut yang lebih besar dan
sudut bebas muka berkurang akibatnya akan melentur dan sisi depan bagian
bawah akan masuk kedalam benda kerja.
b) Pemasangan pahat bubut terlalu rendah, maka ujung pahat dibawah sumbu
benda kerja sehingga sudut garis sumbu dengan sudut tatal berkurang dan sudut
bebasnya menjadi akibatnya benda kerja akan terangkat.
Gambar 1.11 Posisi pahat terlalu menjulur keluar dengan pelat pengganjal yang
tidak teratur
4. Mencekam Benda Kerja
Untuk mencekam benda kerja pada mesin bubut di pakai chuck pencekam yang
terletak pada kepala tetap mesin bubut. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat
akan melakukan pencekaman benda kerja pada chuck mesin bubut antara lain:
a) Jenis chuck yang dipakai dengan rahang 2, rahang 3 atau rahang 4 harus
disesuaikan dengan kebutuhan kerja.
b) Bentuk benda kerja yang akan dicekam berbentuk bulat pejal, segi tiga, segi
empat, segi enam atau pipa.
Ukuran benda kerja dengan diameter kecil, sedang, besar, pendek atau panjang.
Ada beberapa macam jenis chuck dengan rahang atau pencekam, antara lain:
1. Chuck rahang 2
2. Chuck rahang 3
3. Chuck rahang 4
4. Chuck rahang 6
Chuck dengan 2 rahang, biasanya untuk menjepit benda kerja dengan bentuk
diameter atau segi empat kecil. Rahang pada jenis chuck ini dapat disesuikan
dengan benda kerja yang tidak teratur.
Keterangan:
d : diameter benda kerja (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14
Contoh :
Sebuah baja lunak berdiameter 62 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong (Cs)
25 meter/menit. Kecepatan putaran (rpm) adalah:
Hasil perhitungan di atas sebagai acuan dalam menyetel putaran mesin agar sesuai
dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di mesin tersebut.
Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya
paling dekat dengan hasil perhitungan di atas. Untuk menentukan besaran putaran
mesin bubut juga dapat menggunakan tabel yang sudah ditentukan berdasarkan
perhitungan empiris
3. Kecepatan Pemakanan (Feed - F)
Kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan
beberapa faktor, diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman penyayatan,sudut-sudut
sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin
yang akan digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar
kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang
optimal. Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada
umumnya untuk proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi
karena tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan lebih
cepat), dan pada proses penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan
rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas hasil penyayatan yang lebih baik
sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh seberapa
besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa
besar putaran mesinnya dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari
kecepatan pemakanan (F) adalah
F = f.n
Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = putaran mesin (putaran/menit)
Contoh :
Sebuah benda kerja akan dibubut dengan putaran mesinnya 750 putaran/menit dan
besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah; Berapa besar kecepatan pemakanannya
F = f. n
F = 0,2 x 750 = 150 mm/menit
contoh :
Sebuah benda kerja berdiameter 40 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong
(Cs) 25 meter/menit dan besar pemakanan (f) 0,15 mm/ putaran. Pertanyaannya
adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya
F=fxn
Keterangan
tm = waktu pemesinan bubut rata
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata (mm)
F = kecepatan pemakanan mm/menit
Contoh :
Sebuah benda kerja dengan diameter (D) = 30 mm dibubut sepanjang (ℓ) = 70,
dengan jarak star pahat (ℓa) = 4 mm. Data-data parameter pemesinannya ditetapkan
sebagai berikut:
Kecepatan potong (Cs) = 25 meter/menit
pemakanan mesin dalam satu putaran (f) = 0,03 mm/putaran.
Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan rata sesuai
data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai data diatas adalah
selama 9,308 menit.
B. Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin yang digunakan untuk mengasah atau
memotong benda kerja. Prinsip kerja dari mesin gerinda adalah batu gerinda yang
berputar kemudian bergesekan dengan benda kerja sehingga terjadi pemotongan
atau pengasahan.
Macam-macam Mesin Gerinda
1. Mesin gerinda datar
Mesin gerinda datar adalah salah satu jenis mesin gerinda yang digunakan untuk
penggerindaan datar dan bertujuan untuk meratakan suatu permukaan benda kerja
yang tidak rata.
Gambar 1.16 Bagian-bagian mesin gerinda datar
Keterangan :
1.Spindel penggerak roda gerinda.
2.Stopper langkah meja mesin kiri-kanan.
3.Tombol hidrolik penggerak langkah meja mesin.
4.Spindel penggerak meja mesin naik-turun.
5.Spindel penggerak meja mesin kiri-kanan.
6.Tuas pengontrol meja mesin.
7.Panel pengatur proses kerja mesin.
8.Meja mesin.
9.Kepala utama.
Berdasarkan sumbu utamanya, mesin gerinda datar dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu:
1.Mesin gerinda datar horisontal dengan gerakan meja bolak-balik, jenis mesin
gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata atau
menyudut.
Gambar 1.17 Mesin gerinda datar dengan gerak meja bolak- balik
2. Mesin gerinda datar horisontal dengan gerakan meja berputar, jenis mesin
gerinda ini digunakan untuk menggerinda permukaan rata pada benda kerja silinder
atau poros.
Gambar 1.19 Mesin gerinda vertikal dengan gerak meja bolak- balik
4. Mesin gerinda vertikal dengan gerakan meja berputar, jenis mesin gerinda ini
digunakan untuk menggerinda permukaan rata benda kerja silinder atau poros..
1.Kepala utama.
3.Kaki mesin.
6.Meja atas sebagai tempat dudukan kepala lepas di spindel utama benda kerja dan
dapat diatur sudutnya.
7.Kepala lepas untuk menyangga benda kerja untuk pencekaman diantara
dua senter.
8.Perlengkapan pendingin sebagai tempat pengatur aliran cairan pendingin.
Berdasarkan konstruksi mesinnya, mesin gerinda silindris dibedakan menjadi 4
macam :
1. Mesin gerinda silindris luar, jenis mesin gerinda ini digunakan untuk
menggerinda diameter luar dari benda kerja yang berbentuk silindris atau tirus.