Anda di halaman 1dari 25

TUGAS PENDAHULUAN

PENGETAHUAN MESIN BUBUT DAN MESIN


GERINDA

Disusun Oleh :

Premadi Rahmat Putra (18032010048)

Qurratul Aini (18032010049)

Rizaldy Nur Faidzin (18032010083)

Elvina Sinta Dewi (18032010089)

Dewi Nur Aini (18032010091)

Rabu 1 / Group 2

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“ VETERAN “
JAWA TIMUR
2019
MODUL 2
PENGETAHUAN MESIN BUBUT DAN MESIN GERINDA

A. Pengertian Mesin Bubut

Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Membubut (turning) adalah suatu proses permesinan dengan
cara menghilangkan dan pengambilan tatal dari bahan atau benda kerja, dimana
pahat melakukan penyayat dengan gerakan maju mundur atau melintang
sedangkan benda kerja dijepit pada cekam yang berputar. Benda kerja yang
dihasilkan berupa bentuk-bentuk silindris. Contoh pemakaian: Pembuatan poros,
Poros bertingkat, ulir luar dan ulir dalam, membentuk bidang tirus dan
sebagainya.
Mesin bubut digerakkan oleh sebuah motor listrik yang dipasang dibawah atau
disamping body, kemudian motor dihubungkan dengan poros utama melalui puli-
puli dengan perantara sabuk puli.
Ukuran mesin-mesin bubut ditentukan oleh tinggi mesin bubut dari puncak bed
mesin sampai senter kepala tetap dan panjangnya mesin bubut antara senter kepala
tetap dan senter kepala lepas. Adapun jenis-jenis mesin bubut diklasifikasikan
menjadi empat kelompok meliputi:
1. Mesin bubut ringan
2. Mesin bubut sedang
3. Mesin bubut standart
4. Mesin bubut meja panjang

Gambar 1.1 Mesin Bubut


Bagian-bagian utama mesin bubut terdiri dari:
1. Bed mesin
Bed mesin atau alas mesin terbuat dari besi tuang dan bentuknya memanjang
mesin. Permukaan atas dan samping dikerjakan dengan mesin secara seksama.
Bed mesin atau alas mesin ini berfungsi untuk menopang komponen-komponen
lainnya seperti eretan.
2. Kepala tetap
Kepala tetap dipasang secara tetap pada bed mesin. Kepala tetap mempunyai
spindel lubang yang berbentuk tirus atau berulir untuk memasang cak dan pelat
pembawa. Kepala tetap dapat berputar dan berfungsi sebagai pemegang benda
kerja yang akan dibubut.
3. Kepala lepas
Kepala lepas dapat dipindahkan ke setiap posisi sepanjang bed mesin. Kepala
lepas dapat digunakan untuk membubut poros panjang atau membuat tirus. Pada
kepala lepas juga bisa dipasang perlengkapan seperti, senter kepala lepas, chuck
bor dan sebagainya.
4. Eretan
Eretan ini berfungsi sebagai support yang membawa eretan lintang dan eretan
atas. Eretan dapat digeser atau dipindahkan sepanjang bed mesin dengan
perantaraan batang bergigi yang dipasang didepan bed mesin. Roda tangan
digunakan untuk memindahkan eretan yang terpasang pada rumah eretan.
Eretan lintang dipasang diatas eretan utama dan bergerak tegak lurus pada bed
mesin dengan jalan engkol gerak lintang.
Eretan atas dipasang di atas eretan lintang dan dapat berputar pada pena. Eretan
atas ini diberi pembagian derajat serta dapat diputar dan dikunci, sehingga pada
setiap sudut dapat membubut tirus.
Adapun peralatan-peralatan pendukung mesin bubut antara lain:
1. Pelat cekam
Pelat cekam berfungsi menjepit benda kerja selama pekerjaan membubut.
2. Pelat pembawa
Pelat pembawa berfungsi untuk melakukan pembubutan dua senter.
Bentuknya seperti pelat cekam tetapi tidak mempunyai penjepit.
3. Senter
Senter dipasang jika melakukan pembubutan benda kerja yang panjang atau
pembubutan tirus.
4. Kacamata atau penyangga
Kacamata ini berfungsi sebagai penyangga jika membubut batang silinder yang
berdiameter kecil dan panjang. Kacamata tetap memberikan penyanggaan dengan
tiga buah rahang, dimana rahang-rahang ini dapat disetel serta dikunci posisinya.
Rahang ini membentuk sudut sebesar 120º dan harus dilumasi ditempat-tempat
yang menyentuh benda kerja.
5. Pahat bubut
Pahat bubut dibuat dari baja cepat tinggi yang tetap mempertahankan mata
pemotongnya walaupun dalam keadaan yang sangat panas. Pahat bubut biasanya
diadakan dalam bentuk pahat yang dapat dimasukkan dalam pemegang pahat
dengan sudut sebesar 15º. Sedangkan bentuk pahat bubut ini bermacam-macam
jenisnya tergantung dari pemakaiannya, seperti pahat penghalus, pahat pisau,
pahat ulir, pahat bor, atau pahat potong.
6. Mandrel
Mandrel digunakan untuk membubut bagian poros yang pendek atau berlubang,
hal ini dilakukan karena kadang-kadang menjepit benda kerja pendek akan
mengakibatkan kebulatannya benda kerja berubah dan tertekan serta tidak
silindris.
7. Kartel
Kartel digunakan untuk membuat rigi-rigi pada permukaan luar suatu benda bulat
seperti pegangan handel, gagang pisau dan sebagainya.
Adapun prosedur yang harus diperhatikan dalam mengoperasikan mesin bubut
antara lain:
1) Memilih pahat bubut
2) Menentukan putaran mesin bubut
3) Menjepit pahat bubut
4) Mencekam benda kerja

1. Memilih Pahat Bubut


Pahat adalah alat potong yang sangat penting dari proses pembubutan. Syarat
yang harus ada pada mesin bubut adalah:

a) Bentuk dan sudut pahat harus sesuai dengan material yang akan dibubut.

b) Dari material pahat itu sendiri harus mempunyai sifat:

• Keras dan tahan pecah.

• Liat dan tidak mudah bengkok.

• Tahan aus dalam waktu yang lama.

• Tahan terhadap panas.

Gambar 1.2 Jenis-jenis pahat bubut


Sudut pada sisi potong

(Alpa) α = sudut bebas benda kerja


(Beta) β = sudut baji (Gamma) γ = sudut bebas tatal α + β = sudut potong

Gambar 1.3 Sudut Potong Pahat Bubut

Pengaruh ketinggian pahat bubut terhadap sudut pada sisi potong

a) Pahat bubut di tengah benda-kerja (center) akan menghasilkan sudut bebas dan
sudut tatal normal.

Gambar 1.4 Pahat Bubut di Tengah Benda Kerja


b) Pahat bubut lebih rendah dari titik tengah benda-kerja akan menghasilkan sudut
bebas yang besar dan sudut tatal yang lebih kecil.

Gambar 1.5 Pahat Bubut lebih rendah dari titik tengah benda-kerja
c) Pahat bubut lebih tinggi dari titik tengah benda-kerja akan menghasilkan sudut
bebas yang lebih kecil dan sudut tatal yang lebih besar.

Gambar 1.6 Pahat bubut lebih tinggi dari titik tengah benda-kerja

Pemegang klem dan mata pahat mempunyai macam-macam bentuk, sehingga


memungkinkan pemecahan hampir semua persoalan kerja permesinan. Mata pahat
memiliki antara 2 sampai 8 sisi potong utama. Apabila sudah tidak dapat
digunakan, maka mata pahat dapat diputar pada sisi yang lain atau dibuang dan
diganti dengan yang baru.

Gambar 1.7. Holder pemegang klem dan mata pahat


Keuntungannya :

* penghematan waktu kerja dengan penggantian perkakas yang cepat

* tidak perlu pekerjaan pengasahan yang mahal


2. Menentukan Putaran Mesin Bubut
Putaran mesin bubut tergantung pada besarnya kecepatan potong yang akan
digunakan. Sedangkan kecepatan potong sendiri akan dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu:
a. Kekerasan bahan yang dibubut.

b. Ukuran tatal atau beram yang dipotong.

c. Tingkat kehalusan yang diinginkan

d. Bahan yang digunakan.

e. Bentuk pahat.

f. Pencekaman benda kerja.

g. Macam, bentuk dan jenis mesin yang dipakai.


Pada pemotongan yang kasar digunakan putaran yang tidak terlalu tinggi dan
kecepatan pemakanan yang tinggi atau besar, sedangkan pada pemotongan tingkat
finishing maka digunakan putaran tinggi dan kecepatan pemakanan yang rendah
sehingga hasilnya akan baik dan halus.
Gerakan utama pada pembubutan ialah gerakan perputaran benda kerja. Karena
kecepatan gerakan utama sama dengan kecepatan potong atau sayat, maka
kecepatan potong atau kecepatan sayat pada pembubutan adalah kecepatan
melingkar.
Kecepatan potong (v) adalah jarak yang ditempuh oleh pahat pada setiap
putaran benda kerja selama satu menit atau dengan kata lain kecepatan potong
adalah panjangnya tatal yang terpotong selamat 1 menit.

Gambar 1.8. Proses Penyayatan benda kerja


• Jika benda kerja dengan garis tengah d berputar 1 putaran, maka panjang tatal
yang tersayat adalah 1 x keliling benda kerja v = π . d
• Jika benda kerja berputar selama 1 menit, maka benda kerja akan berputar n
putaran, sehingga panjang tatal yang tersayat v = n x keliling

n. π.d
v=
1000

Dimana:
v = kecepatan sayat (potong) dalam m/menit
d = diameter benda kerja dalam mm
n = putaran mesin tiap menit dalam rpm

Pada dasarnya kecepatan potong tidak dapat dipilih sembarangan. Jika


kecepatan sayat terlalu rendah, maka waktu pengerjaan akan menjadi lama. Tetapi
jika kecepatan sayat terlalu tinggi, maka sisi potong pahat akan cepat tumpul
sehingga harus sering di asah.

3. Menjepit Pahat Bubut


Pahat bubut dipasang pada pemegang pahat yang kemudian dijepit pada rumah
pahat (toolpost). Untuk memasang atau menyetel pahat bubut pada mesin bubut
yang baik harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Sisi potong atau mata potong harus setinggi titik pusat (center) benda kerja.

b. Pahat terjepit kokoh dan tidak terlalu menjulur keluar.

c. Kedudukan sisi-sisi potong pahat harus tepat pada benda kerja.


Gambar 1.9 Posisi pahat bubut harus sejajar dengan titik pusat

Gambar 1.10 Perlengkapan penjepit pahat bubut

Kesalahan yang sering terjadi dalam memasang pahat bubut antara lain:
a) Pemasangan pahat terlalu tinggi sehingga ujung pahat diatas sumbu benda
kerja, maka garis sumbu dan sudut tatal akan membuat sudut yang lebih besar dan
sudut bebas muka berkurang akibatnya akan melentur dan sisi depan bagian
bawah akan masuk kedalam benda kerja.
b) Pemasangan pahat bubut terlalu rendah, maka ujung pahat dibawah sumbu
benda kerja sehingga sudut garis sumbu dengan sudut tatal berkurang dan sudut
bebasnya menjadi akibatnya benda kerja akan terangkat.

Gambar 1.11 Posisi pahat terlalu menjulur keluar dengan pelat pengganjal yang
tidak teratur
4. Mencekam Benda Kerja
Untuk mencekam benda kerja pada mesin bubut di pakai chuck pencekam yang
terletak pada kepala tetap mesin bubut. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat
akan melakukan pencekaman benda kerja pada chuck mesin bubut antara lain:
a) Jenis chuck yang dipakai dengan rahang 2, rahang 3 atau rahang 4 harus
disesuaikan dengan kebutuhan kerja.
b) Bentuk benda kerja yang akan dicekam berbentuk bulat pejal, segi tiga, segi
empat, segi enam atau pipa.
Ukuran benda kerja dengan diameter kecil, sedang, besar, pendek atau panjang.
Ada beberapa macam jenis chuck dengan rahang atau pencekam, antara lain:
1. Chuck rahang 2
2. Chuck rahang 3
3. Chuck rahang 4
4. Chuck rahang 6
Chuck dengan 2 rahang, biasanya untuk menjepit benda kerja dengan bentuk
diameter atau segi empat kecil. Rahang pada jenis chuck ini dapat disesuikan
dengan benda kerja yang tidak teratur.

Gambar 1.12. Chuck rahang 2 dan chuck rahang 3


Chuck dengan 3 rahang, digunakan untuk membubut benda kerja dengan
bentuk penampang bulat, segitiga dan segi enam. Jenis chuck ini paling banyak
dipakai pada setiap mesin bubut. Proses pencekaman benda kerja hanya dengan
sekali mengencangkan, maka seluruh rahang akan bergerak menjepit benda kerja.
Chuck dengan 4 rahang, lebih banyak digunakan untuk pembubutan benda
kerja yang tidak beraturan bentuknya, karena setiap rahang pada chuck ini dapat di
atur sendiri-sendiri. Seperti penampang segi empat, pembubutan eksentrik dan lain
sebagainya.
Gambar 1.13. Chuck rahang 4 dan chuck rahang 6
Chuck dengan 6 rahang, digunakan untuk pembubutan benda kerja yang
bentuknya bulat atau segi empat dengan ukuran besar. Chuck jenis ini biasanya
dipakai untuk menjepit benda kerja dengan ketelitian pengerjaan tinggi.

Gambar 1.14. Membubut benda kerja panjang


Untuk membubut benda kerja bulat yang panjang selain di cekam pada chuck
kepala tetap, ujung dari benda kerja harus diberi penahan pada titik pusatnya
dengan memakai kepala lepas seperti gambar 2.11 diatas. Fungsi pemberian jepitan
pada ujung tersebut adalah supaya tidak terjadi lendutan dan lenturan benda kerja
pada saat proses pembubutan.

Gambar 1.15. Membubut benda kerja diameter besar


Perhitungan waktu pada Proses Pembubutan Rata
Parameter
Parameter pada proses pembubutan adalah, informasi berupa dasar-dasar
perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang mendasari teknologi proses
pemotongan/penyayatan pada mesin bubut. Parameter pemotongan pada proses
pembubutan meliputi:
1. kecepatan potong (Cutting speed - Cs),
2. kecepatan putaran mesin(Revolotion Permenit - Rpm),
3. kecepatan pemakanan (Feed - F)
4. waktu proses pemesinannya

1. Kecepatan potong (Cutting speed – Cs )


Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan
aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (meter/menit atau feet/
menit)
Tabel 1.1 Harga Kecepatan Potong

2. Kecepatan Putaran Mesin Bubut ( Rpm)


Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar mesin
bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit.
Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh
seberapa besar kecepatan potong dan keliling benda kerjanya. Mengingat nilai
kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka
komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda
kerjanya. Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin bubut
adalah:

Keterangan:
d : diameter benda kerja (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14

Contoh :
Sebuah baja lunak berdiameter 62 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong (Cs)
25 meter/menit. Kecepatan putaran (rpm) adalah:

Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 128,415 putaran per-menit

Hasil perhitungan di atas sebagai acuan dalam menyetel putaran mesin agar sesuai
dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di mesin tersebut.
Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya
paling dekat dengan hasil perhitungan di atas. Untuk menentukan besaran putaran
mesin bubut juga dapat menggunakan tabel yang sudah ditentukan berdasarkan
perhitungan empiris
3. Kecepatan Pemakanan (Feed - F)
Kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan
beberapa faktor, diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman penyayatan,sudut-sudut
sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin
yang akan digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar
kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang
optimal. Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada
umumnya untuk proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi
karena tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan lebih
cepat), dan pada proses penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan
rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas hasil penyayatan yang lebih baik
sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh seberapa
besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa
besar putaran mesinnya dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari
kecepatan pemakanan (F) adalah

F = f.n

Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = putaran mesin (putaran/menit)
Contoh :
Sebuah benda kerja akan dibubut dengan putaran mesinnya 750 putaran/menit dan
besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah; Berapa besar kecepatan pemakanannya

F = f. n
F = 0,2 x 750 = 150 mm/menit
contoh :
Sebuah benda kerja berdiameter 40 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong
(Cs) 25 meter/menit dan besar pemakanan (f) 0,15 mm/ putaran. Pertanyaannya
adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya

F=fxn

F = 0,15 x 199 = 29,85 mm/menit.


Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 29,85 mm, selama satu menit

4. Waktu Pemesinan Bubut (tm)


Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin bubut, lamanya waktu
proses pemesinannya perlu diketahui/dihitung. Hal ini penting karena dengan
mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan, perencanaan dan kegiatan produksi
dapat berjalan lancar. Apabila diameter benda kerja, kecepatan potong dan
kecepatan penyayatan/ penggeseran pahatnya diketahui, waktu pembubutan dapat
dihitung
Waktu Pemesinan Bubut Rata
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut adalah, seberapa besar
panjang atau jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan mm dan kecepatan
pemakanan (F) dalam satuan mm/menit. Pada gambar dibawah menunjukkan
bahwa, panjang total pembubutan (L) adalah panjang pembubutan rata ditambah
star awal pahat (ℓa), atau: L total= ℓa+ ℓ (mm). Untuk nilai kecepatan pemakanan
(F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya F= f.n (mm/putaran)

Keterangan
tm = waktu pemesinan bubut rata
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata (mm)
F = kecepatan pemakanan mm/menit
Contoh :
Sebuah benda kerja dengan diameter (D) = 30 mm dibubut sepanjang (ℓ) = 70,
dengan jarak star pahat (ℓa) = 4 mm. Data-data parameter pemesinannya ditetapkan
sebagai berikut:
Kecepatan potong (Cs) = 25 meter/menit
pemakanan mesin dalam satu putaran (f) = 0,03 mm/putaran.
Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan rata sesuai
data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai data diatas adalah
selama 9,308 menit.

B. Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin yang digunakan untuk mengasah atau
memotong benda kerja. Prinsip kerja dari mesin gerinda adalah batu gerinda yang
berputar kemudian bergesekan dengan benda kerja sehingga terjadi pemotongan
atau pengasahan.
Macam-macam Mesin Gerinda
1. Mesin gerinda datar
Mesin gerinda datar adalah salah satu jenis mesin gerinda yang digunakan untuk
penggerindaan datar dan bertujuan untuk meratakan suatu permukaan benda kerja
yang tidak rata.
Gambar 1.16 Bagian-bagian mesin gerinda datar
Keterangan :
1.Spindel penggerak roda gerinda.
2.Stopper langkah meja mesin kiri-kanan.
3.Tombol hidrolik penggerak langkah meja mesin.
4.Spindel penggerak meja mesin naik-turun.
5.Spindel penggerak meja mesin kiri-kanan.
6.Tuas pengontrol meja mesin.
7.Panel pengatur proses kerja mesin.
8.Meja mesin.
9.Kepala utama.
Berdasarkan sumbu utamanya, mesin gerinda datar dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu:
1.Mesin gerinda datar horisontal dengan gerakan meja bolak-balik, jenis mesin
gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata atau
menyudut.

Gambar 1.17 Mesin gerinda datar dengan gerak meja bolak- balik
2. Mesin gerinda datar horisontal dengan gerakan meja berputar, jenis mesin
gerinda ini digunakan untuk menggerinda permukaan rata pada benda kerja silinder
atau poros.

Gambar 1.18 Mesin gerinda datar dengan gerak meja berputar


3. Mesin gerinda datar vertikal dengan gerakan meja bolak-balik, jenis mesin ini
digunakan untuk menggerinda benda kerja yang mempunyai permukaan rata,
lebar dan menyudut.

Gambar 1.19 Mesin gerinda vertikal dengan gerak meja bolak- balik
4. Mesin gerinda vertikal dengan gerakan meja berputar, jenis mesin gerinda ini
digunakan untuk menggerinda permukaan rata benda kerja silinder atau poros..

Gambar 1.20 Mesin gerinda vertikal dengan gerak meja berputar


Berdasarkan prinsip kerjanya, mesin gerinda datar dibedakan menjadi 2 macam :
a. Mesin gerinda datar semi otomatis, adalah mesin gerinda dimana proses
penggerindan dapat dilakukan secara manual (tangan) dan otomatis mesin
b. Mesin gerinda datar otomatis, adalah mesin gerinda dimana proses
penggerindaan diatur melalui program NC dan CNC.
2. Mesin gerinda silindris
Mesin gerinda silindris adalah mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda
benda kerja dengan bentuk silindris, silindris bertingkat, dsb

Gambar 1.21 Bagian-bagian mesin gerinda silindris


Keterangan :

1.Kepala utama.

2.Spindel utama untuk pencekaman benda kerja.

3.Kaki mesin.

4.Panel kontrol pengatur proses kerja mesin.

5.Meja bawah sebagai dudukan meja atas.

6.Meja atas sebagai tempat dudukan kepala lepas di spindel utama benda kerja dan
dapat diatur sudutnya.
7.Kepala lepas untuk menyangga benda kerja untuk pencekaman diantara
dua senter.
8.Perlengkapan pendingin sebagai tempat pengatur aliran cairan pendingin.
Berdasarkan konstruksi mesinnya, mesin gerinda silindris dibedakan menjadi 4
macam :

1. Mesin gerinda silindris luar, jenis mesin gerinda ini digunakan untuk
menggerinda diameter luar dari benda kerja yang berbentuk silindris atau tirus.

Gambar 1.22 Gerinda Silindiris luar


2. Mesin gerinda silindris dalam, jenis mesin gerinda ini digunakan untuk
menggerinda diameter dalam dari benda kerja yang berbentuk silindris atau tirus

Gambar 1.22 Gerinda silindris dalam


3. Mesin gerinda silindris luar tanpa center, jenis mesin gerinda ini digunakan untuk
menggerinda diameter luar dari benda kerja yang berbentuk silindris dalam jumlah
yang banyak baik panjang maupun pendek.

Gambar 1.23 Gerinda silindris luar tanpa center


4. Mesin gerinda silindris universal, jenis mesin gerinda ini digunakan untuk
menggerinda diameter luar dan diameter dalam dari benda kerja yang berbentuk
silindris atau tirus.

Gambar 1.24 Gerinda Silindris Universal


3. Mesin gerinda tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda yang digunakan untuk
menggerinda benda kerja dengan tujuan untuk membentuk benda kerja atau
merapihkan hasil pemotongan, merapihkan hasil las.

Gambar 1.25 Bagian-bagian mesin gerinda tangan


4. Mesin gerinda duduk (Pedestal)
Mesin gerinda duduk adalah mesin gerinda yang digunakan untuk mengasah alat
potong seperti mata bor, pahat bubut juga untuk pengasahan atau pembentukan
benda kerja lain seperti pisau dapur, kampak, golok, dan perkakas pisau lainnya
sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.

Gambar 1.26 Bagian-bagian mesin gerinda duduk


5. Mesin Gerinda Potong
Mesin gerinda potong adalah mesin gerinda yang digunakan untuk memotong
benda kerja yang berbentuk pelat atau silinder. Roda gerinda yang digunakan
berbentuk piringan gerinda tipis yang berputar dengan kecepatan tinggi. Prinsip
kerja mesin ini yaitu piringan batu gerinda yang berputar memotong benda kerja
yang tercekam.

Gambar 1.27 Mesin gerinda potong


Kodifikasi Batu Gerinda
Kodifikasi batu gerinda bertujuan untuk memberi identitas batu gerinda supaya
pemilihan batu gerinda bias disesuaikan dengan proses gerinda yang direncanakan.
Kode tersebut merupakan tanda yang harus ada pada batu gerinda yang terdisi atas
7 kelompok huruf dan angka dengan arti tertentu.
Tabel 1.2 Pengertian 7 huruf dan angka kodifikasi batu gerinda

1 Spesifikasi serbuk abrasive; sesuai dengan klasifikasi lebih lanjut dari


pabrik
pembuat.
2 Jenis serbuk abrasive.
3 Ukuran serbuk abrasive.
4 Kekerasan atau kekuatan ikatan.
5 Struktur; hanya dicantumkan bila perlu.
6 Jenis bahan pengikat
7 Spesifikasi bahan pengikat; hanya dicantumkan bila perlu sesuai jenis atau
modifikasi yang dilakukan pabrik pembuat.
Gambar 1.28 Kodifikasi batu gerinda
Catatan: khusus untuk batu gerinda dengan serbuk abrasive intan, ditambah lagi
kode yang kedelapan untuk menjelaskan tebal lapisan serbuk intan yang menempel
pada roda gerinda yang dibuat dari metal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2017 “ Materi mesin gerinda lengkap “http://sumberbelajar
.seamolec.org/Media/Dokumen/597425f33f6dc50f3561554e/410a51de3084915b5
327d9bf7c9eee25.pdf Diakses pada hari Senin tanggal 16 September 2019 pukul
17.12
Cahyo.2014 “ Pengertian Mesin Bubut”. http://ncahyoo.blogspot.com/2014/02/mesin
bubut.html Diakses pada hari Senin tanggal 16 September 2019 pukul 22.12
Dikarta.2019 “ Materi Pernesinan Bubut “. htp://belajarmesin.smk.blogspot.com/2019
/02/65/materi-dan-pembelajaran -mesin-bubut.html Diakses pada Senin tanggal 16
September 2019 pukul 12.12
Hasan.2017 ” Perhitunagn waktu pada proses pembubutan” http://teknikpemesina ns mk
.blogs po t.com/2017/01/perhitungan-waktu-pada-proses.html Diakses pada
tanggal 16 September 2019 pukul 13.12
Muhamadriz.2014 “ Mesin Gerinda fungsi dan jenis-jenisnya” http://digilib.polban.ac.id/
files/disk1/155/jbptppolban-gdl-muhamadri z-7726-3-bab2--9.pdf Diakses pada
hari Senin tanggal 16 September 2019 pukul 14.12

Anda mungkin juga menyukai