PENDAHULUAN
Kota Bandung
6. Baso Aci "GM" Jl. Jawa No.32, Merdeka, Bandung
7. Bakso Aci Bonitos Jalan Raya Ciwastra No.137, Margasari,
Buahbatu
8. Bakso Aci Assoy Jl. Sukabumi Dalam No.38, Batununggal,
Gebooy Kota Bandung
9. Bakso Aci Mamih Jl. Mekar Sari I No.12, Sukamiskin, Kota
Bandung
10. Baso Aci Tulang Jl. A.H. Nasution No.481, Cipadung,
Sijopren Cibiru, Kota Bandung
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019
Berdasarkan data pada tabel 1.1, menunjukkan bahwa persaingan
semakin ketat karena banyaknya bisnis dalam bidang food and beverages
khususnya pada jenis makanan bakso aci di Kota Bandung, sehingga
konsumen dihadapkan dengan berbagai macam pilihan produk yang
ditawarkan oleh setiap perusahaan. Situasi yang kompetitif tersebut, tujuan
utama perusahaan adalah untuk menemukan keunggulan kompetitif yang
dapat menyebabkan perusahaan mereka memiliki kinerja yang unggul
(Montoya, Huerta, & Rialp, 2015:2). Bakso Aci Mas Jay merupakan
pelopor bakso aci yang berjualan dalam bentuk kios (container store) di
Kota Bandung. Berdiri sejak Januari 2017 yang terletak di Jalan Pahlawan
No.43, Jalan Banteng No.70, dan Jalan Lurah No.169. Bakso Aci Mas Jay
berfokus dalam pengembangan kuliner yang berbasis tradisional.
Menawarkan produk berbeda dengan varian produk bakso aci yang halal,
kaya rasa, kaya kreasi, dan inovasi yang tentunya sehat. Penyajian yang
menarik serta didukung dengan pilihan topping yang beragam, packaging
yang unik, pelayanan yang santun dan ramah dari kawula muda Mas Jay
menjadi value yang ditawarkan Bakso Aci Mas Jay kepada konsumen
(www.baksoacimasjay.com). Data penjualan Bakso Aci Mas Jay terdapat
pada Tabel 1.2 berikut :
TABEL 1.2
DATA PENJUALAN BAKSO ACI MAS JAY
PERIODE JANUARI 2017-DESEMBER 2018
Tahun
Bulan 2017 2018
Jumlah Target Jumlah Target
Penjualan Penjualan Penjualan Penjualan
Januari 8.998 8.000 porsi 10.267 11.000 porsi
Februari 9.773 9.000 porsi 9.798 10.000 porsi
Maret 9.825 10.000 porsi 8.908 9.000 porsi
4
beberapa penelitian telah diteliti secara rinci bahwa atribut WOM dapat
berfokus dan mempengaruhi terhadap keputusan pembelian (Nur et al.,
2016).
Word of mouth adalah cara komunikasi yang awalnya digambarkan
sebagai sarana berbagi pendapat dan komentar mengenai produk-produk
dan layanan orang-orang yang bertransaksi. Semakin kuat kehadiran sebuah
merek dalam benak konsumen, lebih mungkin bagi konsumen untuk
berpikir dan berbicara tentang suatu merek (Hutter, Hautz, Dennhardt,
Füller, & Fu, 2013). Word of mouth menjadi salah satu sumber informasi
bagi konsumen dalam proses pengambilan keputusan karena memberikan
informasi tentang produk kinerja dan konsekuensi sosial dan psikologis dari
keputusan pembelian potensial (Growth, Interactions, & Interactive, 2007).
Konsumen sudah terbiasa dengan sumber word of mouth, informasi yang
diterima dianggap lebih dapat diandalkan, kredibel, dan dapat dipercaya
(Saad Aslam, 2011). Maka dari itu, word of mouth menjadi sumber
informasi yang lebih efektif dalam mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen daripada saluran komunikasi pemasaran lainnya (Kozinets,
Valck, Wojnicki, & Wilner, 2010).
Word of mouth telah berevolusi menjadi bentuk yang sama sekali baru
dengan komunikasi yang mengeksploitasi teknologi modern yang disebut
sebagai komunikasi electronic word of mouth (eWOM). Datang dan
bertumbuhnya era digital, membuat internet mengalami pengembangan dan
penerapan cara-cara baru untuk mengakses dan menilai tren konsumen
(Amal, 2013). Electronic word of mouth merupakan kegiatan pertukaran
sosial yang melibatkan aktivitas berbagi informasi melalui jaringan
komunitas berbasis internet (Song, Hwang, Kim, & Kwak, 2013).
Electronic word of mouth memiliki pengaruh lebih besar yang memberikan
informasi yang dicari konsumen dan tindakan pengambilan keputusan
pembelian dibandingkan dengan pada word of mouth secara offline sehingga
electronic word of mouth menjadi salah satu isu yang paling penting dari
keputusan pembelian bagi konsumen (Sharifpour, Noor, Ali, & Alizadeh,
2016).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa
Intenet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa penetrasi pengguna internet
di Indonesia meningkat sekitar 8 persen menjadi 143,26 jiwa setara dengan
54,68 persen dari populasi 262 juta orang (www.apjii.or.id). Sosial media
telah terintegrasi menjadi saluran komunikasi pemasaran yang efektif dan
memungkinkan perusahaan membangun hubungan yang kuat dengan
konsumen secara online. Pengguna sosial media secara aktif terhubung satu
sama lain melalui kegiatan seperti menyukai suatu merek atau produk,
6