Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara mendasar kebutuhan pokok manusia terdiri dari kebutuhan pangan, sandang,
dan papan. Namun pada zaman modern ini kebutuhan manusia semakin beragam. Tingkat
kebutuhan masyarakat yang semakin beragam dan terus menerus mengalami proses,
mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam menentukan mana kebutuhan primer dan
mana kebutuhan sekunder.
Penampilan yang menarik sangat mempengaruhi manusia dalam bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar. Terlebih dalam berpakaian, orang semakin selektif untuk
memilih apa yang akan dikenakannya agar penampilan terlihat lebih menarik. Dengan
benar-benar memperhatikan penampilan berarti orang tersebut sangat menghargai oraang-
orang yang akan ditemuinya.
Kebutuhan akan pakaian terus berkembang dan mengalami perubahan mode dari
tahun ke tahun. Para pelaku bisnis menggunakan kesempatan emas ini untuk memulai
membuat suatu usaha yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam hal fasion. Tidak
hanya pakaian, tetapi juga sepatu, tas, dan asesoris lainnya sebagai pendukung dari
penampilan setiap manusia karena pada dasarnya manusia ingin terlihat menarik, baik
yang muda maupun yang tua.
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup
besar di dunia. Jumlah penduduk Indonesia 267 juta jiwa dan bertambah setiap tahunnya
terutama di kota Bogor. Jumlah penduduk kota Bogor bertambah setiap tahunnya. Berikut
data jumlah penduduk Kota Bogor dari tahun 2006-2015 dapat dilihat pada table 1 berikut
ini :

Tabel 1

Data Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 2006-2015

No Jenis Kelamin Jumlah


Tahun Laki-laki Perempuan
1 2006 444.508 434.630 879.138
2 2007 457.717 447.715 905.132
3 2008 476.476 465.728 942.204
4 2009 481.559 464.645 946.204
5 2010 493.401 476.085 969.486
6 2011 502.243 485.072 987.315
7 2012 510.884 493.947 1.004.831
8 2013 514.797 498.222 1.013.019
9 2014 523.479 507.241 1.030.720
10 2015 534.709 513.213 1.047.922
11 2016 540.288 524.399 1.064.687
sumber : Badan Pusat Statistik Bogor, 2015

Bertambahnya jumlah penduduk juga mempengaruhi akan kebutuhan sandang yang


juga ikut meningkat sehingga potensial market akan bertambah. Di Bogor perkembangan
usaha retail pakaian ini sudah lama dirintiskan oleh pemerintah melaluai pengadaan pasar
tradisional dan pasar moderen. Terbukti dari banyaknya perusahaan retail pakaian yang
ada sampai saat ini dan selalu bertambah banyak.
Salah satu retail pakaian yang berkembang di Kota Bogor adalah Ria Busana. Ria
Busana merupakan salah satu perusahaan retail pakaian yang berkembang di Kota Bogor
terbukti dengan banyaknya cabang di kota Bogor dan pada umumnya ramai dikunjungi
masyarakat Bogor, ini disebabkan karena pangsa pasarnya adalah masyarakat dengan
segmen menengah ke bawah. Citra perusahaan sebagai retailer produk pakaian juga sudah
dikenal baik oleh masyarakat Bogor dan produk yang dijual pun berkualitas baik dan
mengikuti tren. Dimasa berkembangnya industri retail pakaian dan meningkatnya jumlah
penduduk setiap tahunnya saat ini, permintaan akan pakaian di seluruh toko Ria Busana
juga meningkat, tetapi berbanding terbalik dengan toko Ria Busana tempat saya
melakukan penelitian. Ria Busana cabang pasar bogor ini mengalami penurunan omset
setiap tahunnya. Terbukti dari data table 2 penjualan Toko Ria Busana Cabang Pasar
Bogor yang menurun beberapa tahun terahir, sedangkan Toko Ria Busana Cabang lainnya
yang berada di Kota Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data dapat dilihat di
table 2 :

Tabel 2 : Data Penjualan Terhadap Target Perusahaan

Perbandingan Kontribusi Penjualan Terhadap Target


perusahaan
Tahun Penjualan Target
2013 12.071.040.000 11.850.500.000
2014 15.850.500.000 14.748.000.000
2015 18.860.500.000 17.091.500.000
2016 17.130.500.000 18.450.000.000
2017 16.061.049.500 16.852.500.000
2018 14.285.815.000 16.601.000.000
sumber : Ria Busana Pasar Bogor

Melihat perilaku konsumen dalam berbelanja pakaian di Toko Ria Busana Cabang
Pasar Bogor dan banyak hal yang menjadi faktor yang erat kaitannya dengan keputusan
pembelian konsumen selalu dimanfaatkan oleh penjual untuk meningkatkan
pendapatannya. Sesuai dengan pendapat Suryani (2008:8) yang mengatakaan bahwa
“Siapa yang lebih mampu memahami keinginan konsumennya dan menerjemahkan
keinginan tersebut dalam produk atau jasa yang unggul, dialah yang akan memenangkan
persaingan”. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli
oakaian. Adapun faktor - faktor perilaku konsumen menurut Kotler (2008:25) terdiri dari:
(1) Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap
perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya, subbudaya, kelas sosial, (2)
Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial. (3) Faktor Pribadi.
Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen terdiri dari: usia
dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan
konsep diri. (4) Faktor Psikologis. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat
faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan
pendirian.
Perilaku pembelian konsumen Sebagian besar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
tidak dapat dikendalikan oleh penjual pakaian saja, tetapi harus benar-benar diperhatikan
dalam melakukan keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan konsumen tidak
bisa terjadi dengan sendirinya, ada faktor yang berpengaruh dengan kebudayaan, sosial,
pribadi, psikologis terhadap perilaku konsumen dalam berbelanja pakaian yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumen dan pembuatan keputusan konsumen dalam
berbelanja.
Berdasarkan data jumlah penduduk kota bogor yang setiap tahunnya meningkat
seharusnya kebutuhan akan sandang juga meningkat, tetapi berbanding terbalik dengan
penjualan di Toko Ria Busana cabang Pasar Bogor. Toko Ria Busana cabang Pasar Bogor
beberapa tahun terahir mengalami penurunan penjualan yang cukup besar. Berdasarkan
uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut dengan judul penelitian ini
adalah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
KONSUMEN DALAM MEMBELI PAKAIAN DI TOKO RIA BUSANA CABANG
PASAR BOGOR)”.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan yang dihadapi adalah
jumlah penduduk kota bogor yang setiap tahunnya meningkat seharusnya kebutuhan akan
sandang juga meningkat, tetapi berbanding terbalik dengan penjualan di Toko Ria Busana
cabang Pasar Bogor. Proses konsumen membeli tidak bisa terjadi dengan sendirinya, ada
faktor yang berpengaruh dengan kebudayaan, sosial, pribadi, psikologis terhadap perilaku
konsumen dalam berbelanja pakaian yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan
pembuatan keputusan konsumen dalam berbelanja.

1.2.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan permasalahannya
sebagai berikut :
1. Apakah faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen dalam berbelanja
pakaian di Toko Ria Busana Cabang Pasar Bogor?
2. Apakah faktor kebudayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku
konsumen dalam berbelanja pakaian di Toko Ria Busana Cabang Pasar Bogor?
3. Apakah faktor sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku
konsumen dalam berbelanja pakaian di Toko Ria Busana Cabang Pasar Bogor?
4. Apakah faktor pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku
konsumen dalam berbelanja pakaian di Toko Ria Busana Cabang Pasar Bogor?
5. Apakah faktor psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku
konsumen dalam berbelanja pakaian di Toko Ria Busana Cabang Pasar Bogor?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian


1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengteahui seberapa besar tingkat
signifikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli
pakaian di Toko Ria Busana Cabang Pasar Bogor, yang bertempat di Jalan Surya
Kencana Kota Bogor, sehingga permasalahan yang ada dapat diselesaikan dan
dipecahkan.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami dan menganialisis faktor yang berpengaruh dengan
kebudayaan, sosial, pribadi, psikologis terhadap perilaku konsumen dalam
berbelanja pakaian di Ria Busana Cabang Pasar Bogor.
2. Untuk menganalisis mengenai perilaku konsumen pada Toko Ria Busana
Cabang Pasar Bogor.
3. Untuk menganalisis hubungan positif antara faktor yang berpengaruh dengan
kebudayaan, social, pribadi, psikologis terhadap perilaku konsumen dalam
membeli pakaian di Toko Ria Busana Cabang Pasar Bogor.

1.4. Kegunaan Penelitian


1.4.1. Secara Teoritik
Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana
untuk melatih berfikir secara ilmiah dengan berdasarkan pada disiplin ilmu yang
diperoleh dari bangku kuliah khususnya manajemen, bagai kalangan akademik
dan pembaca hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu perpusatakaan
dan menambar refrensi bagi penulis selanjutnya.

1.4.2. Secara Praktik


Dengan adanya penelitian di Toko Ria Busana Cabang Pasar Bogor penulis
berharap dapat mengetahui seberapa besar faktor kebudayaan, social, pribadi,
psikologis terhadap perilaku konsumen dalam membeli pakaian di Toko Ria
Busana Cabang Pasar Bogor
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Studi Pustaka


2.1.1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah dunia
bisnis. Pemasaran banyak memiliki arti atau definisi yang berbeda-beda, namun akan
bermuara pada sebuah kesepakatan tentang arti pemasaran itu sendiri. Pemasaran itu
sendiri berasal dari kata "Pasar", yang memiliki arti merupakan sesuatu yang abstrak,
bukan sesuatu yang memungkinkan terjadinya transaksi, tapi pada intinya pasar itu sendiri
merupakan tempat bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran.
Pemasaran menurut beberapa ahli dikemukakan sebagai berikut, menurut Menurut
Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat dalam Philip Kotler (2007:6), pemasaran adalah satu
fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
Dari definisi tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pemasaran dilakukan
oleh individu-individu dan organisasi. Tujuan pemasaran adalah memberi kemungkinan,
memudahkan, dan mendorong adanya pertukaran. Tujuan pertukaran itu sendiri adalah
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

2.1.2. Konsep-Konsep Pemasaran

Dalam konsep pemasaran terbagi menjadi beberapa konsep yang menjelaskan


berbagai filosofi di dalam ilmu pemasaran. Konsep pemasaran tersebut terdiri dari: konsep
produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran
masyarakat.
Konsep produksi menegaskan bahwa konsumen akan memilih produk yang tersedia
diana-mana dan murah (Philip Kotler, 2007:18). Dalam konsep ini menjelaskan bahwa
konsumen sangat menyukai sebuah produk yang mudah di dapat dan harganya relatif
murah.
Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk- produk yang
menawarkan ciri yang paling bermutu, berprestasi, atau inovatif (Philip Kotler, 2007:18).
Hal yang dapat diambil dari konsep ini adalah menyatakan bahwa konsumen sangat
respons terhadap produk yang menawarkan sebuah ciri yang lebih unggul dibandingkan
dari pesaingnya.
Konsep penjualan memberikan penjelasan bahwa para konsumen dan bisnis, jika
ditinggalkan sendiri biasanya tidak akan membeli cukup banyak produk-produk
organisasi Oleh karena itu, organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang
agresif (Philip Kotler, 2007:18). Dalam konsep ini konsumen berpandangan bahwa
konsumen akan membeli banyak produk bila produsen mengimbanginya dengan usaha
penjualan dan usaha promosi yang gencar.
Konsep Pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi yang
ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para
pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan
kepada pasar sasaran yang terpilih (Philip Kotler, 2007:19). Konsep pemasaran ini
bersandar pada empat pilar, yaitu: pasar sasaran, kebutuhan konsumen, pemasaran
terpadu, dan profitabilitas.

2.1.3. Perilaku Konsumen

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa,
bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan
bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang
dilakukan oleh makhluk hidup.
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir,
bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik
fisik maupun non fisik.
Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu
perusahaan atau pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia-sia barang yang
diperdagangkan.
Oleh karena itu agar dapat memahami konsumen maka harus mengerti Konsumen itu dan
siapa konsumen itu. Berikut ini adalah pengertian konsumen menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of
Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh
barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi
b. Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, Konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6)
mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-
ide”.
Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan: “Perilaku konsumen (consumer behavior)
dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan dan mempergunakan barang barang dan jasa-jasa, termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-
kegiatan tertentu”.
Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan tindakan dan
hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun
organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui
proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan
yang menentukan tindakan tindakan tersebut.

2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen menurut para. ahli sangatlah berbeda-beda, salah


satunya menurut Kotler (2007:213), yang menjelaskan bahwa perilaku konsumen
merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli,
menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan atau pengalaman untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Studi konsumen memberikan petunjuk
untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk atau jasa, menetapkan harga,
merencanakan saluran, menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain.
Oleh sebab itulah memahami perilaku konsumen dan mengenal kebutuhan dan keinginan
mereka sangatlah tidak pernah sederhana.
Dari definisi tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sebagai produsen
mereka harus mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumennya. Dengan mengetahui
kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap sebuah produk, maka produsen dapat
mempengaruhi- konsumen agar mereka dapat membeli produknya, pada saat mereka
membutuhkannya.
Berikut ini adalah sebuah gambar yang menggambarkan model perilaku konsumen
yang menjelaskan proses terjadinya pengambilan keputusan oleh

Psikologi Proses Proses


Konsumen Keputusa Keputusa
Rangsangan Rangsangan Motivasi n n
Pemasaran lain Persepsi pembelia
Pembelajaran Pengenala Pilihan
Produk & Ekonomi Memori n masalah produk
Jasa Teknologi Pencarian Pilihan merek
Harga Politik
Informasi Pilihan dealer
Distribusi Budaya Penilaian Jumlah
Karakteristik
Komunikasi alternatif pembelian
Konsumen
Keputusan Saat yang
pembelian tepat
Budaya
Perilaku melakukan
Sosial paska pembelian
pembelian Metode
Pribadi
Pembayaran

Model ini disebut juga dengan model of Buyer Behavior, menjelaskan proses
terjadinya pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Model ini
diawali dengan rangsangan pemasaran (marketing stimuli) yang terdiri dari:
1. Produk (Product), yaitu produk apa yang secara tepat diminati oleh konsumen,
baik secara kualitas dan kuantitasnya.
2. Harga (Price), merupakan seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen
dalam memperoleh manfaat yang diinginkan.
3. Distribusi (Place), bagaimana pendistribusian barang sehingga produk dapat
sampai ke tangan konsumen dengan mudah.
4. Promosi (Promotion), yaitu pesan-pesan yang dikomunikasikan sehingga
keunggulan produk dapat sampai kepada konsumen.
Rangsangan marketing tersebut, dalam hal ini dilengkapi dengan adanya
rangsangan-rangsangan lain-lain, yang meliputi:
1. Ekonomi (Economic), dalam hal ini adalah daya beli yang tersedia dalam suatu
perekonomian yang bergantung pada pendapatan pada tingkat dan distribusi yang
berbeda-beda.
2. Tehnologi (Technology), dalam ini menjelaskan bahwa dapat membentuk hidup
manusia serta dapat memberi dampak positif atau negatif dalam kehidupannya.
3. Politik dan hukum (Political), menjelaskan bahwa keadaan politik dan hukum
sangat mempengaruhi stabilitas dan situasi yang sangat berpengaruh pada
keputusan pembelian.
4. Budaya (Cultural), meliputi keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang dibentuk oleh
masyarakat dimana mereka dibesarkan yang dapat bergeser mengikuti model atau
trend terbaru.
Terdapat karakteristik pembeli, dimana mendorong konsumen untuk melakukan
proses pengambilan keputusan membeli barang sehingga konsumen mendapatkan
manfaat dari pemilihan produk yang dibeli. Karakteristik pembeli tadi juga dapat disebut
sebagai faktor-faktor yang memepengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan
pembelian. Faktor-faktor tersebut secara lebih jelas, dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Faktor budaya, dalam faktor ini terbagi-bagi lagi budaya itu sendiri menjadi
beberapa sub variabel, penjelasan mengenai sub-sub bagian tersebut adalah
berikut ini:
a. Budaya, merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Meliputi kumpulan berbagai nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku,
kebiasaan.
b. Sub-budaya, masing-masing dari budaya terdiri dari sub-sub budaya yang
lebih kecil lagi. Dimana memberikan memberikan ciri lebih banyak dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub budaya meliputi:
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.
c. Kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen,
yang hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, perilaku
yang serupa.
2. Faktor Sosial, Merupakan faktor yang timbul dari lingkungan sosial konsumen
tersebut. faktor-faktor sosial meliputi, sebagai berikut:
a. Kelompok acuan, merupakan sebuah kelompok yang memiliki pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang, yang
meliputi: rekan kerja, teman dekat, teman sekomunitas, kelompok
keagamaan, dan sebagainya.
b. Keluarga, merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam mayarakat. Disebabkan keluarga merupakan kumpulan orang-orang
terdekat konsumen tersebut.
c. Peran dan status, peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan
oleh seseorang. Sedangkan status adalah kedudukan seseorang dalam
sebuah lingkungan.
3. Faktor individu, Perilaku pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karateristik tersebut meliputi sebagai berikut:
a. Usia dan tahap siklus hidup, perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi
oleh usia konsumen tersebut, dan juga kebutuhan juga dipengaruhi oleh
usia konsumen. Semakin tua makan kebutuhan akan semakin besar.
Sedangkan tahap siklus hidup merupakan pembagian dari periode
hidupnya.
b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi, jenis pekerjaan sangat mempengaruhi
pola kebutuhan, semakin baik jenis pekerjaan konsumen, maka tingkat
kebutuhan dan keinginannya akan semakin besar.
c. Lingkungan ekonomi juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen hal
ini berkaitan dengan penghasilan, semakin besar penghasilan maka akan
semakin besar pula kebutuhan.
d. Gaya hidup, merupakan pola hidup seseorang yang di ekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup juga menggambarkan
keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkunganya.
e. Kepribadian dan konsep diri, kepribadian merupakan karakteristik
psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan
tanggapan relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkunganya.
4. Faktor psikologis, Dalam perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa bagian
psikologis seorang manusia, rneliputi:
a. Motivasi atau dorongan, merupakan dorongan dari diri sendiri untuk
melakukan sebuah aktivitas. Dalam hal ini adalah dorongan untuk
melakukan pembelian.
b. Persepsi, merupakan proses yang digunakan seorang individu untuk
memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan
informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
c. Pembelajaran, meliputi perubahan perilaku yang terjadi pada diri
seseorang yang didasarkan pada pengalaman.
d. Keyakinan dan sikap, keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang
dianut seseorang tentang suatu hal. Sedangkan sikap merupakan evaluasi,
perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan
atau merugikan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek
atau gagasan.
2.2. Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel Alat Hasil


analisis
Yohanes Keputusan kekuatan sosial Regresi Ada pengaruh positif
Suhari (2008) Membeli Secara budaya (faktor linier kekuatan sosial budaya
Online dan Faktor- budaya, tingkat berganda (faktor budaya, tingkat
Faktor Yang sosial, kelompok sosial, kelompok
Mempengaruhinya anutan, dan anutan, dan keluarga)
(studi kasus keluarga) dan dan kekuatan psikologis
produk kekuatan (pengalaman belajar,
eMarketplace) psikologis kepribadian, sikap dan
(pengalaman keyakinan, gambaran
belajar, diri) terhadap keputusan
kepribadian, pembelian
sikap dan
keyakinan,
gambaran diri)
Hatane Perilaku dan social, personal, Analisis Ada pengatuh positif
Semuel, Keputusan psychological, SEM faktor sosial (group,
Annette (2007) Pembelian cultural. family influence, roles
Konsumen and status), faktor
Restaurant personal (economic
Melalui Stimulus situation, lifestyle,
50% Diskon di personality and self
Surabaya concept, age and life
cyle stage, occupation),
faktor psychological
(motivation, perception,
learning, beliefs and
attitude), faktor cultural
(subculture, social
class) terhadap
keputusan pembelian
Sriwardiningsi, Pengaruh prilaku Independent Regresi Budaya, social,pribadi
Dkk (2006) pembelian 1.budaya Berganda dan psikologis
mahasiswa 2. social berpengaruh terhadap
terhadap 3. pribadi keputusan pembelian
keputusan 4. Psikologis secara parsial maupun
pemelian Dependent simultan.
computer
notebook 5.keputusan
dilingkukanan pembelian
mahasiswa Binu
International
Denny Analisis faktor
Independen Analisis Hasil dari peneliti
Nurcahyani faktor yang
1. kualitas regresi tersebut bahwa kualitas
(2010) mempengaruhi produk linier produk ini dan kualitas
keputusan 2. kualitas berganda produk peripheral
pembelian kamera
produk mempengaruhi brand
canon DSLR di peripheral image dan brand image
kota semarang Dependent mempengaruhi
Keputusan keputusan pembelian
pembelian
konsumen
M. Fahrul Perilaku Independen Regresi Variable x1, x2, x3, x4,
Ainun Yakin Konsumen Dalam 1. social Linier berpengaruh positif dan
Berbelanja 2. budaya Berganda signifikan terhadap
Pakaian Wanita di 3. individu perilaku konsumen.
Pasar Pagi 4. psikologis
Samarinda

Penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Suhari (2008) yang berjudul keputusan
membeli secara online dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (studi kasus produk e-
Marketplace). Variabel yang digunakan adalah kekuatan sosial budaya (faktor budaya,
tingkat sosial, kelompok anutan, dan keluarga) dam kekuatan psikologis (pengalaman
belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri). Alat analisis yang digunakan
adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor
keputusan pembelian dipengaruhi oleh kekuatan sosial budaya (faktor budaya, tingkat
sosial, kelompok anutan, dan keluarga) dan kekuatan psikologis (pengalaman belajar,
kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri).
Penelitian yang dilakukan oleh Hatane Semuel, Annette (2007) yang berjudul
perilaku dan keputusan pembelian konsumen restaurant melalui stimulus 50% discount di
Surabaya. Variabel yang digunakan social, pribadi,psikologi,budaya. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis SEM (Structural Equation Modelling). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor sosial
(group, family influence, roles and status), faktor personal (economic situation, lifestyle,
personality and self concept, age and life cyle stage, occupation), faktor psychological
(motivation, perception, learning, beliefs and attitude), faktor cultural (subculture, social
class).
2.3. Kerangka berfikir

Setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba, maka perusahaan harus


berusaha untuk meningkatkan pembelian dengan cara menganalisis faktor-faktor mana
saja yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Salah satu cara untuk menganalisis
perilaku konsumen adalah dengan mengetahui bagaimana presepsi konsumen terhadap
faktor faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Jadi suatu
perusaahaan harus melakukan sarana-sarana untuk meningkatkan pembelian agar dapat
mempertahankan dan menigkatkan tingkat pembelian, melalui usaha untuk mencari dan
membina langganan.
Kotler (2011) menyatakan keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen
untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu
mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh
masyarakat. Keputusan pembelian adalah sebuah keputusan pembelian yang dilakukan
oleh konsumen merupakan kumpulan dari sejumlah tahap keputusan.
Kotler dan Keller (2016: 179) terdapat 4 faktor yang mempengaruhi minat maupun
keputusan pembelian konsumen yaitu faktor budaya, faktor social, faktor pribadi, faktor
psikologi. Agar perusahaan dapat memahami prilaku konsumennya maka perushaan harus
dapat terlebih dahulu memahami karakteristik pribadi yang mempengaruhi prilaku
konsumen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah : faktor
budaya, faktor social, faktor pribadi, dan faktor psikologis.
Agar perusahaan bisa meningkatkan pembelian pada produknya maka perusahaan
harus mengelola komunikasi yang efektif dengan konsumen terutama melalui presepsi
konsumen dan sarana-sarananya yang menarik serta mengerti apa yang konsumen
inginkan dari berbagai macam hal yang beruhubungan dengan proses keputusan
pembelian. Maka konsumen akan tertarik untuk membeli dan merasa puas, konsumen
akan melakukan pembelian ulang.
2.4. Konstelasi penelitian

Faktor budaya Faktor sosial Faktor pribadi Faktor


psikologis
1. usia dan 1. motivasi
1. kelompok
tahap siklus
refrensi 2. presepsi
1. sub budaya hidup
2. keluarga 3. pembelajaran
2. kelas sosial 2. pekerjaan
3. peran dan 4. keyakinan
3. situasi
status dan sikap
ekonomi
4. gaya hidup

Perliaku Konsumen

2.5. Hipotesis

a. Variabel Budaya , Sosial , Pribadi , dan Psikologis secara bersama - sama berpengaruh
terhadap Keputusan Pembelian.
b. Variabel Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis secara parsial berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian.
c. Salah satu variabel mempunyai pengaruh dominan terhadap Keputusan Pembelian.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif eksploratif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan menguraikan secara menyeluruh
dan teliti sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan. Teknik penelitian yang digunakan
adalah statistic kualitatif.

3.2. Objek, unit Analisis, dan Lokasi Penelitian


Objek penelitian pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam berbelanja pakaian di Ria Busana. Unit analisis yang digunakan
adalah konsumen yang berbelanja di Ria Busana.
Lokasi penelitian yang digunakan adalah toko Ria Busana cabang Pasar Bogor.

3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian


Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang didapatkan melalui
kuisioner. Sumber data penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer
didapatkan secara langsung dari unit analisis melalui penyebaran kuisioner, data sekunder
didapatkan dari berbagai sumber data seperti situs penyedia data, literature, serta
penelitian sebelumnya.

Operasional Variabel
VARIABEL SUB Indikator UKURAN SKALA
VARIABEL
Sekelompok orang
yang berbagai system
nilai berdasarkan
Sub budaya ORDINAL
Perilaku pengalaman hidup,
Budaya
Konsumen kebangsaan, agama dan
daerah.
Stratifikasi social yang
Kelas sosial ORDINAL
bersifat homogeny dan
bertahan lama dalam
sebuah masyarakat
Sekelompok orang
yang mempunyai
Kelompok
pengaruh langsung ORDINAL
refrensi
terhadap prilaku
seseorang.
Dua orang atau lebih
yang dikaitkan dengan
Sosial Keluarga hubungan darah, ORDINAL
perkawinan, ataupun
adopsi.
Seseorang yang
memiliki beberapa
Peran dan
kelompok seperti ORDINAL
status
keluarga, perkumpulan,
dan organisasi.
Usia dan Selera berpakaian
tahap Siklus sesuai dengan usia. ORDINAL
Hidup
Pekerjaan Keadaan ekonomi
dan Situasi seseorang dalam ORDINAL
Ekonomi memilih produk
Pola hidup seseorang
Pribadi yang tercermin dalam
Gaya Hidup ORDINAL
kegiatan, minat, dan
pendapat.
Sifat psikologis
Kepribadian manusia yang relative
dan Konsep konsisten dan tahan ORDINAL
Diri lama terhadap
pengaruh lingkungan.
Dorongan diri dalam
Motivasi ORDINAL
membeli pakaian
Psikologis
Presepsi dalam
presepsi ORDINAL
membeli produk
Perubahan dalam
Pembelajaran perilaku yang timbul ORDINAL
dari pengalaman
Keyakinan Pengalaman diri saat
ORDINAL
dan Sikap membeli produk

3.4. Metode Penarikan Sampel

1. Populasi
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat
yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006: 121). Populasi adalah kelompok elemen
yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita
tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2013: 118).
Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Ria Busana.

2. Sampel
Sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi. Dengan mempelajari
sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digenerelisasikan terhadap
populasi penelitian (Sekaran, 2006: 123). Proses memilih sampel tepat untuk dilakukan
karena adanya keterbatasan peneliti baik dari segi waktu maupun biaya untuk meneliti
seluruh populasi yang ada, dan karena memang tidak mungkin mengumpulkan data dari
tiap elemen populasi.
Menurut Sugiyono (2017 : 81) mengemukakan teknik sampling adalah sebagai
berikut :
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunkanan.
Menurut Sugiyono (2017: 82) Probability Sampling dapat didefinisikan sebagai berikut:
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi angota
sampel. Sedangkan Nonprobability Sampling menurut Sugiyono (2017 : 84) adalah
sebagai berikut: Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota pupulasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability
Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,2017 : 82).
Sedangkan teknik Probability Sampling yang digunakan adalah randomsampling.
Sample Random Sampling adalah pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi ini (Sugiyono, 2017 :
82).
Adapaun rumus yang digunakan dalam penentuan jumlah sampel, yaitu dengan
menggunakan rumus solvin sebagai berikut :
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑒 2 )
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e2 : eror data nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan, atau 5% tingkat kesalahan
atau eror yang masi dapat di tolerir.
Apabila jumlah populasi tidak diketahui, Hair et al (2010) merekomendasikan
jumlah sampel minimal adalah 5 kali dari jumlah item pernyataan yang terdapat di
kuesioner. Total pernyataan dalam penelitian ini sebanyak 30 pernyataan, sehingga ukuran
sampel pada penelitian ini adalah 5 x 28 item. Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini
ditetapkan minimal sebesar 140 responden.

3.5. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Kuesioner, yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang bertujuan untuk
mendapatkan data dan informasi mengenai sikap pembeli Ria Busana.
2. pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara manual seperti memfotocopy
ataupun dengan cara menggunakan computer seperti download. Sumber data didapat dari
buku, literature, dan situs web yang berhubungan dengan penelitian ini.
Pada penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert dalah skala yang
digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok
mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang
telah ditetapkan oleh peneliti. Skala ini merupakan suatu skala psikometrik yang biasa
diaplikasikan dalam angket dan paling sering digunakan untuk riset yang berupa survei,
termasuk dalam penelitian survei deskriptif. Dengan skala likert, maka variable yang akan
diukur dijabarkan menjadi indicator variable. Kemudian indicator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan
ataupun pernyataan. Jawban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat pofitif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-
kata antara lain :

skor Kriteria
4 Sangat Setuju
3 Setuju
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju

3.6. Metode analisis data


Analisis data merupakan salah satu kegiatan penelitian berupa proses penyusunan
dan pengolahan data guna menafsirkan data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan metode analisis kuantitatif guna mendapatkan data penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sampling, di mana yang diselidiki
adalah sampel yang merupakan sebuah himpunan dari pengukuran yang dipilih dari
populasi yang menjadi perhatian dalam penelitian.
2. Setelah metode pengumpulan data ditentukan, kemudian ditentukan alat untuk
memperoleh data dari elemen-elemen yang akan diselidiki. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daftar pernyataan atau kuesioner untuk menentukan nilai dari
kuesioner tersebut, penulis menggunakan skala likert.
3. Daftar kuesioner kemudian disebar kebagian-bagian yang telah ditetapkan. Setiap item
dari kuesioner tersebut merupakan pertanyaan positif yang memiliki 5 jawaban dengan
masing-masing nilai yang berbeda.
4. Apabila data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan dan dianalisis.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji statistik. Untuk menilai variabel X1, X2,
X3 dan Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata dari masing-masing
variabel. Nilai rata-rata ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap
variabel, kemudian dibagi dengan jumlah responden.
3.7.Pegujian Instrumen Data
3.7.1. Uji validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur atau
instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Alat yang menghasilkan data yang tidak relevan
dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas rendah.
Untuk menghitung korelasi pada uji validitas menggunakan metode Pearson Product
Moment, menurut Sugiyono (2010 : 276) dengan rumus sebagai berikut :
𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
𝑟=
√{𝑛. ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 }. {𝑛. ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 }

Keterangan :
n = Jumlah Responden
r = Nilai Korelasi
X= Skor Variabel ( jawaban responden)
Y= Skor total dari variable untuk responden ke-n
Untuk mencari nilai validitas di sebuah item kita mengkorelasikan skor item
dengan total item-item tersebut. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item
tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2010 : 179)
yang harus dipenuhi yaitu harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Jika r ≥ 0,03 maka item-item tersebut dinyatakan valid.
b. Jika r ≤ 0,03 maka item-item tersebut dinyatakan tidak valid.

3.7.2. Uji Reliabilitas


Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability, pengukuran yang
memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Meskipun
reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterhandalan,
keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya namun ide pokok yang terkandung
dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini penulis menggunakan cronbach’s alpha. Pemberian
interpretasi terhadap reliabilitas variabel dapat dikatakan reliable (reliable) jika koefisien
variabelnya lebih dari 0,6 yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑘. 𝑟
𝑎=
1 + (𝑘 − 1)𝑟
Keterangan :
a = Koefesien Reliabilitas
r = Korelasi antar kuesioner
k = Jumlah Kuesioner

3.8. Metode Analisis


3.8.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu metode penelitian yang memberikan gambaran mengenai


maslaah dan kejadian sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar
berlaku. Menurut Sugiyono (2015:53) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable yang
lain. Variable penelitian ini yaitu faktor=faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Lalu selanjutnya dilakukan pengklasifikasian terhadap jumlah total responden. Dari
jumlah skor jawaban responden yang diperoleh kemudian disusun kriteria penilaian untuk
setiap item pertanyaan. Untuk mendeskripsikan data pada setiap variable penelitian
dilakukan dengan menyusun table distribusi frekuensi untuk mengetahui apakah tingkat
perolehan nilai (skor) variable penelitian masuk dalam kategori : sangat setuju, setuju,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Setelah itu untuk mengetahui total tanggapan
responden menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
Adapun langkah-langkah penilaian tanggapan responden sebagai berikut :
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
Keterangan :
Rentang = % tertinggi - % terendah
Kelas = 4, sesuai dengan jawaban pernyataan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju.
Berdasarkan rumus diatas maka panjang kelas interval adalah :
100 − 0 100
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = = = 25
4 4

Skor Kriteria
76-100 Sangat setuju
51-75 Setuju
26-50 Tidak setuju
0-25 Sangat tidak setuju

Anda mungkin juga menyukai