Skripsi Bab 1,2,3 Rev
Skripsi Bab 1,2,3 Rev
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara mendasar kebutuhan pokok manusia terdiri dari kebutuhan pangan, sandang,
dan papan. Namun pada zaman modern ini kebutuhan manusia semakin beragam. Tingkat
kebutuhan masyarakat yang semakin beragam dan terus menerus mengalami proses,
mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam menentukan mana kebutuhan primer dan
mana kebutuhan sekunder.
Penampilan yang menarik sangat mempengaruhi manusia dalam bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar. Terlebih dalam berpakaian, orang semakin selektif untuk
memilih apa yang akan dikenakannya agar penampilan terlihat lebih menarik. Dengan
benar-benar memperhatikan penampilan berarti orang tersebut sangat menghargai oraang-
orang yang akan ditemuinya.
Kebutuhan akan pakaian terus berkembang dan mengalami perubahan mode dari
tahun ke tahun. Para pelaku bisnis menggunakan kesempatan emas ini untuk memulai
membuat suatu usaha yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam hal fasion. Tidak
hanya pakaian, tetapi juga sepatu, tas, dan asesoris lainnya sebagai pendukung dari
penampilan setiap manusia karena pada dasarnya manusia ingin terlihat menarik, baik
yang muda maupun yang tua.
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup
besar di dunia. Jumlah penduduk Indonesia 267 juta jiwa dan bertambah setiap tahunnya
terutama di kota Bogor. Jumlah penduduk kota Bogor bertambah setiap tahunnya. Berikut
data jumlah penduduk Kota Bogor dari tahun 2006-2015 dapat dilihat pada table 1 berikut
ini :
Tabel 1
Melihat perilaku konsumen dalam berbelanja pakaian di Toko Ria Busana Cabang
Pasar Bogor dan banyak hal yang menjadi faktor yang erat kaitannya dengan keputusan
pembelian konsumen selalu dimanfaatkan oleh penjual untuk meningkatkan
pendapatannya. Sesuai dengan pendapat Suryani (2008:8) yang mengatakaan bahwa
“Siapa yang lebih mampu memahami keinginan konsumennya dan menerjemahkan
keinginan tersebut dalam produk atau jasa yang unggul, dialah yang akan memenangkan
persaingan”. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli
oakaian. Adapun faktor - faktor perilaku konsumen menurut Kotler (2008:25) terdiri dari:
(1) Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap
perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya, subbudaya, kelas sosial, (2)
Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial. (3) Faktor Pribadi.
Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen terdiri dari: usia
dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan
konsep diri. (4) Faktor Psikologis. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat
faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan
pendirian.
Perilaku pembelian konsumen Sebagian besar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
tidak dapat dikendalikan oleh penjual pakaian saja, tetapi harus benar-benar diperhatikan
dalam melakukan keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan konsumen tidak
bisa terjadi dengan sendirinya, ada faktor yang berpengaruh dengan kebudayaan, sosial,
pribadi, psikologis terhadap perilaku konsumen dalam berbelanja pakaian yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumen dan pembuatan keputusan konsumen dalam
berbelanja.
Berdasarkan data jumlah penduduk kota bogor yang setiap tahunnya meningkat
seharusnya kebutuhan akan sandang juga meningkat, tetapi berbanding terbalik dengan
penjualan di Toko Ria Busana cabang Pasar Bogor. Toko Ria Busana cabang Pasar Bogor
beberapa tahun terahir mengalami penurunan penjualan yang cukup besar. Berdasarkan
uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut dengan judul penelitian ini
adalah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
KONSUMEN DALAM MEMBELI PAKAIAN DI TOKO RIA BUSANA CABANG
PASAR BOGOR)”.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan yang dihadapi adalah
jumlah penduduk kota bogor yang setiap tahunnya meningkat seharusnya kebutuhan akan
sandang juga meningkat, tetapi berbanding terbalik dengan penjualan di Toko Ria Busana
cabang Pasar Bogor. Proses konsumen membeli tidak bisa terjadi dengan sendirinya, ada
faktor yang berpengaruh dengan kebudayaan, sosial, pribadi, psikologis terhadap perilaku
konsumen dalam berbelanja pakaian yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan
pembuatan keputusan konsumen dalam berbelanja.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengteahui seberapa besar tingkat
signifikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli
pakaian di Toko Ria Busana Cabang Pasar Bogor, yang bertempat di Jalan Surya
Kencana Kota Bogor, sehingga permasalahan yang ada dapat diselesaikan dan
dipecahkan.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami dan menganialisis faktor yang berpengaruh dengan
kebudayaan, sosial, pribadi, psikologis terhadap perilaku konsumen dalam
berbelanja pakaian di Ria Busana Cabang Pasar Bogor.
2. Untuk menganalisis mengenai perilaku konsumen pada Toko Ria Busana
Cabang Pasar Bogor.
3. Untuk menganalisis hubungan positif antara faktor yang berpengaruh dengan
kebudayaan, social, pribadi, psikologis terhadap perilaku konsumen dalam
membeli pakaian di Toko Ria Busana Cabang Pasar Bogor.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemasaran merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah dunia
bisnis. Pemasaran banyak memiliki arti atau definisi yang berbeda-beda, namun akan
bermuara pada sebuah kesepakatan tentang arti pemasaran itu sendiri. Pemasaran itu
sendiri berasal dari kata "Pasar", yang memiliki arti merupakan sesuatu yang abstrak,
bukan sesuatu yang memungkinkan terjadinya transaksi, tapi pada intinya pasar itu sendiri
merupakan tempat bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran.
Pemasaran menurut beberapa ahli dikemukakan sebagai berikut, menurut Menurut
Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat dalam Philip Kotler (2007:6), pemasaran adalah satu
fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
Dari definisi tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pemasaran dilakukan
oleh individu-individu dan organisasi. Tujuan pemasaran adalah memberi kemungkinan,
memudahkan, dan mendorong adanya pertukaran. Tujuan pertukaran itu sendiri adalah
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa,
bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan
bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang
dilakukan oleh makhluk hidup.
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir,
bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik
fisik maupun non fisik.
Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu
perusahaan atau pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia-sia barang yang
diperdagangkan.
Oleh karena itu agar dapat memahami konsumen maka harus mengerti Konsumen itu dan
siapa konsumen itu. Berikut ini adalah pengertian konsumen menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of
Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh
barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi
b. Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, Konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6)
mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-
ide”.
Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan: “Perilaku konsumen (consumer behavior)
dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan dan mempergunakan barang barang dan jasa-jasa, termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-
kegiatan tertentu”.
Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan tindakan dan
hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun
organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui
proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan
yang menentukan tindakan tindakan tersebut.
Model ini disebut juga dengan model of Buyer Behavior, menjelaskan proses
terjadinya pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Model ini
diawali dengan rangsangan pemasaran (marketing stimuli) yang terdiri dari:
1. Produk (Product), yaitu produk apa yang secara tepat diminati oleh konsumen,
baik secara kualitas dan kuantitasnya.
2. Harga (Price), merupakan seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen
dalam memperoleh manfaat yang diinginkan.
3. Distribusi (Place), bagaimana pendistribusian barang sehingga produk dapat
sampai ke tangan konsumen dengan mudah.
4. Promosi (Promotion), yaitu pesan-pesan yang dikomunikasikan sehingga
keunggulan produk dapat sampai kepada konsumen.
Rangsangan marketing tersebut, dalam hal ini dilengkapi dengan adanya
rangsangan-rangsangan lain-lain, yang meliputi:
1. Ekonomi (Economic), dalam hal ini adalah daya beli yang tersedia dalam suatu
perekonomian yang bergantung pada pendapatan pada tingkat dan distribusi yang
berbeda-beda.
2. Tehnologi (Technology), dalam ini menjelaskan bahwa dapat membentuk hidup
manusia serta dapat memberi dampak positif atau negatif dalam kehidupannya.
3. Politik dan hukum (Political), menjelaskan bahwa keadaan politik dan hukum
sangat mempengaruhi stabilitas dan situasi yang sangat berpengaruh pada
keputusan pembelian.
4. Budaya (Cultural), meliputi keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang dibentuk oleh
masyarakat dimana mereka dibesarkan yang dapat bergeser mengikuti model atau
trend terbaru.
Terdapat karakteristik pembeli, dimana mendorong konsumen untuk melakukan
proses pengambilan keputusan membeli barang sehingga konsumen mendapatkan
manfaat dari pemilihan produk yang dibeli. Karakteristik pembeli tadi juga dapat disebut
sebagai faktor-faktor yang memepengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan
pembelian. Faktor-faktor tersebut secara lebih jelas, dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Faktor budaya, dalam faktor ini terbagi-bagi lagi budaya itu sendiri menjadi
beberapa sub variabel, penjelasan mengenai sub-sub bagian tersebut adalah
berikut ini:
a. Budaya, merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Meliputi kumpulan berbagai nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku,
kebiasaan.
b. Sub-budaya, masing-masing dari budaya terdiri dari sub-sub budaya yang
lebih kecil lagi. Dimana memberikan memberikan ciri lebih banyak dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub budaya meliputi:
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.
c. Kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen,
yang hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, perilaku
yang serupa.
2. Faktor Sosial, Merupakan faktor yang timbul dari lingkungan sosial konsumen
tersebut. faktor-faktor sosial meliputi, sebagai berikut:
a. Kelompok acuan, merupakan sebuah kelompok yang memiliki pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang, yang
meliputi: rekan kerja, teman dekat, teman sekomunitas, kelompok
keagamaan, dan sebagainya.
b. Keluarga, merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam mayarakat. Disebabkan keluarga merupakan kumpulan orang-orang
terdekat konsumen tersebut.
c. Peran dan status, peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan
oleh seseorang. Sedangkan status adalah kedudukan seseorang dalam
sebuah lingkungan.
3. Faktor individu, Perilaku pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karateristik tersebut meliputi sebagai berikut:
a. Usia dan tahap siklus hidup, perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi
oleh usia konsumen tersebut, dan juga kebutuhan juga dipengaruhi oleh
usia konsumen. Semakin tua makan kebutuhan akan semakin besar.
Sedangkan tahap siklus hidup merupakan pembagian dari periode
hidupnya.
b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi, jenis pekerjaan sangat mempengaruhi
pola kebutuhan, semakin baik jenis pekerjaan konsumen, maka tingkat
kebutuhan dan keinginannya akan semakin besar.
c. Lingkungan ekonomi juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen hal
ini berkaitan dengan penghasilan, semakin besar penghasilan maka akan
semakin besar pula kebutuhan.
d. Gaya hidup, merupakan pola hidup seseorang yang di ekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup juga menggambarkan
keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkunganya.
e. Kepribadian dan konsep diri, kepribadian merupakan karakteristik
psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan
tanggapan relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkunganya.
4. Faktor psikologis, Dalam perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa bagian
psikologis seorang manusia, rneliputi:
a. Motivasi atau dorongan, merupakan dorongan dari diri sendiri untuk
melakukan sebuah aktivitas. Dalam hal ini adalah dorongan untuk
melakukan pembelian.
b. Persepsi, merupakan proses yang digunakan seorang individu untuk
memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan
informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
c. Pembelajaran, meliputi perubahan perilaku yang terjadi pada diri
seseorang yang didasarkan pada pengalaman.
d. Keyakinan dan sikap, keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang
dianut seseorang tentang suatu hal. Sedangkan sikap merupakan evaluasi,
perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan
atau merugikan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek
atau gagasan.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Suhari (2008) yang berjudul keputusan
membeli secara online dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (studi kasus produk e-
Marketplace). Variabel yang digunakan adalah kekuatan sosial budaya (faktor budaya,
tingkat sosial, kelompok anutan, dan keluarga) dam kekuatan psikologis (pengalaman
belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri). Alat analisis yang digunakan
adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor
keputusan pembelian dipengaruhi oleh kekuatan sosial budaya (faktor budaya, tingkat
sosial, kelompok anutan, dan keluarga) dan kekuatan psikologis (pengalaman belajar,
kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri).
Penelitian yang dilakukan oleh Hatane Semuel, Annette (2007) yang berjudul
perilaku dan keputusan pembelian konsumen restaurant melalui stimulus 50% discount di
Surabaya. Variabel yang digunakan social, pribadi,psikologi,budaya. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis SEM (Structural Equation Modelling). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor sosial
(group, family influence, roles and status), faktor personal (economic situation, lifestyle,
personality and self concept, age and life cyle stage, occupation), faktor psychological
(motivation, perception, learning, beliefs and attitude), faktor cultural (subculture, social
class).
2.3. Kerangka berfikir
Perliaku Konsumen
2.5. Hipotesis
a. Variabel Budaya , Sosial , Pribadi , dan Psikologis secara bersama - sama berpengaruh
terhadap Keputusan Pembelian.
b. Variabel Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis secara parsial berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian.
c. Salah satu variabel mempunyai pengaruh dominan terhadap Keputusan Pembelian.
BAB III
METODE PENELITIAN
Operasional Variabel
VARIABEL SUB Indikator UKURAN SKALA
VARIABEL
Sekelompok orang
yang berbagai system
nilai berdasarkan
Sub budaya ORDINAL
Perilaku pengalaman hidup,
Budaya
Konsumen kebangsaan, agama dan
daerah.
Stratifikasi social yang
Kelas sosial ORDINAL
bersifat homogeny dan
bertahan lama dalam
sebuah masyarakat
Sekelompok orang
yang mempunyai
Kelompok
pengaruh langsung ORDINAL
refrensi
terhadap prilaku
seseorang.
Dua orang atau lebih
yang dikaitkan dengan
Sosial Keluarga hubungan darah, ORDINAL
perkawinan, ataupun
adopsi.
Seseorang yang
memiliki beberapa
Peran dan
kelompok seperti ORDINAL
status
keluarga, perkumpulan,
dan organisasi.
Usia dan Selera berpakaian
tahap Siklus sesuai dengan usia. ORDINAL
Hidup
Pekerjaan Keadaan ekonomi
dan Situasi seseorang dalam ORDINAL
Ekonomi memilih produk
Pola hidup seseorang
Pribadi yang tercermin dalam
Gaya Hidup ORDINAL
kegiatan, minat, dan
pendapat.
Sifat psikologis
Kepribadian manusia yang relative
dan Konsep konsisten dan tahan ORDINAL
Diri lama terhadap
pengaruh lingkungan.
Dorongan diri dalam
Motivasi ORDINAL
membeli pakaian
Psikologis
Presepsi dalam
presepsi ORDINAL
membeli produk
Perubahan dalam
Pembelajaran perilaku yang timbul ORDINAL
dari pengalaman
Keyakinan Pengalaman diri saat
ORDINAL
dan Sikap membeli produk
1. Populasi
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat
yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006: 121). Populasi adalah kelompok elemen
yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita
tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2013: 118).
Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Ria Busana.
2. Sampel
Sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi. Dengan mempelajari
sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digenerelisasikan terhadap
populasi penelitian (Sekaran, 2006: 123). Proses memilih sampel tepat untuk dilakukan
karena adanya keterbatasan peneliti baik dari segi waktu maupun biaya untuk meneliti
seluruh populasi yang ada, dan karena memang tidak mungkin mengumpulkan data dari
tiap elemen populasi.
Menurut Sugiyono (2017 : 81) mengemukakan teknik sampling adalah sebagai
berikut :
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunkanan.
Menurut Sugiyono (2017: 82) Probability Sampling dapat didefinisikan sebagai berikut:
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi angota
sampel. Sedangkan Nonprobability Sampling menurut Sugiyono (2017 : 84) adalah
sebagai berikut: Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota pupulasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability
Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,2017 : 82).
Sedangkan teknik Probability Sampling yang digunakan adalah randomsampling.
Sample Random Sampling adalah pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi ini (Sugiyono, 2017 :
82).
Adapaun rumus yang digunakan dalam penentuan jumlah sampel, yaitu dengan
menggunakan rumus solvin sebagai berikut :
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑒 2 )
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e2 : eror data nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan, atau 5% tingkat kesalahan
atau eror yang masi dapat di tolerir.
Apabila jumlah populasi tidak diketahui, Hair et al (2010) merekomendasikan
jumlah sampel minimal adalah 5 kali dari jumlah item pernyataan yang terdapat di
kuesioner. Total pernyataan dalam penelitian ini sebanyak 30 pernyataan, sehingga ukuran
sampel pada penelitian ini adalah 5 x 28 item. Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini
ditetapkan minimal sebesar 140 responden.
skor Kriteria
4 Sangat Setuju
3 Setuju
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
Keterangan :
n = Jumlah Responden
r = Nilai Korelasi
X= Skor Variabel ( jawaban responden)
Y= Skor total dari variable untuk responden ke-n
Untuk mencari nilai validitas di sebuah item kita mengkorelasikan skor item
dengan total item-item tersebut. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item
tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2010 : 179)
yang harus dipenuhi yaitu harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Jika r ≥ 0,03 maka item-item tersebut dinyatakan valid.
b. Jika r ≤ 0,03 maka item-item tersebut dinyatakan tidak valid.
Skor Kriteria
76-100 Sangat setuju
51-75 Setuju
26-50 Tidak setuju
0-25 Sangat tidak setuju