Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS FINANCIAL LEVERAGE

MAKALAH
Disusun sebagai Tugas Kelompok
Pada Matakuliah Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu : Sarpini, M. E. Sy.

oleh
1. Wahyu Ridlo Irrobi 1617201042
2. Widi Apriliani 1617201043
3. Yanu Riyanti 1617201044

6 ES A
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2019

0
PENDAHULUAN

Dalam era sekarang ini pembangunan di Indonesia sedang berjalan dengan


sangat pesat, terutama di kota-kota besar di tiap provinsi. Hal ini terjadi karena
pelaksanaan otonomi daerah di tiap provinsi di Indonesia, dimana setiap daerah
memiliki kewenangan untuk mengembangkan sumber daya yang dimiliki
semaksimal mungkin dengan batasan-batasan yang ditentukan oleh pemerintah.
Dengan dilaksanakannya hal tersebut membangkitkan gairah para investor untuk
melakukan investasi di daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya yang
belum terjamah. Dengan masuknya para investor tersebut muncul kebutuhan akan
pembangunan sarana dan prasarana baru. Kebutuhan tersebut dimanfaatkan oleh
para perusahaan yang bergerak di bidang properti untuk melebarkan sayapnya
dalam melaksanakan pembangunan di tiap daerah tersebut.
Dengan munculnya peluang akan proyek-proyek pembangunan sarana dan
prasarana tersebut perusahaan-perusahaan properti tentunya membutuhkan dana
dalam jumlah besar untuk dapat menjalankan proyek tersebut. Sumber-sumber
pendanaan yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut tentunya tidak
semuanya menggunakan dana dari pemegang saham saja, akan tetapi dapat juga
diperoleh dari pihak ketiga. Pendanaan yang diperoleh dari pihak ketiga dapat
berupa obligasi, ataupun pinjaman atau hutang.
Perusahaan yang memiliki pendanaan dengan menggunakan modal
pemegang saham dan penerbitan saham disebut juga perusahaan yang tidak
memiliki leverage. Hal tersebut dikarenakan kedua sumber pendanaan tersebut
dapat dikategorikan sebagai modal pemegang saham. Adapun perusahaan yang
menggunakan pinjaman pihak ketiga sebagai salah satu sumber pendanaannya
disebut juga perusahaan yang memiliki leverage.
Penggunaan sumber pendanaan tersebut memiliki faktor risikonya masing-
masing. Dalam hal ini menjadi penting bagi manajemen perusahaan untuk dapat
meminimalisir risiko tersebut. Penggunaan sumber pendanaan tersebut tidak
eksklusif antara satu dengan yang lain, dimana manajemen dapat menggunakan
kedua sumber pendanaan tersebut secara bersama-sama.

1
Penggunaan leverage dalam setiap perusahaan dapat berbeda-beda
tergantung besar kecilnya leverage yang digunakan. Penggunaan leverage secara
tepat akan dapat meningkatkan manfaat para pemegang saham, dan demikian juga
sebaliknya, penggunaan leverage yang kurang tepat akan dapat menurunkan
manfaat para pemegang saham. Manfaat yang diperoleh pemegang saham dapat
diukur dengan membandingkan antara nilai perusahaan berdasarkan hasil valuasi
dengan harga saham perusahaan di bursa saham. Dengan penggunaan leverage
secara tepat diharapkan nilai perusahaan akan menjadi meningkat.
Oleh karena itu, pemanfaatan leverage secara tepat akan menjadi salah
satu kunci yang dapat dipergunakan untuk memaksimalkan manfaat para
pemegang saham, dimana hal tersebut merupakan tujuan dasar yang biasanya
ditemukan didalam setiap perusahaan.

2
PEMBAHASAN

Leverage artinya dongkrat. Dalam bahasa keuangan leverage adalah


penggunaan utang untuk meningkatkan total harta, atau leverage adalah
penggunaan biaya tetap atas asset atau beban tetap atas dana untuk meningkatkan
hasil (return) pemilik perusahaan. Terdapat dua macam leverage yaitu1 :
1. Leverage operasi (operating leverage) yaitu penggunaan asset teknologi tinggi
untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas output tinggi, konsekuensinya
melahirkan biaya tetap tinggi, seperti penyusutan, pemeliharaan aset, asuransi,
dan sebagainya.
2. Leverage keuangan (financial leverage) yaitu penggunaan utang tinggi untuk
menambah aset agar mampu menghasilkan output dan laba operasi tinggi,
konsekuensinya melahirkan beban bunga tinggi.
Leverage keuangan menurut Syamsuddin adalah : ”Leverage adalah suatu
ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana hutang dan saham preferen
digunakan dalam struktur modal perusahaan”. Leverage perusahaan akan
mempengaruhi laba per lembar saham, tingkat risiko dan harga saham. Nilai
perusahaan yang tidak mempunyai hutang untuk pertama kali akan naik pada saat
kebutuhan akan tambahan modal dipenuhi oleh hutang dan nilai tersebut
kemudian akan mencapai puncaknya dan akhirnya nilai itu akan menurun setelah
penggunaan hutang berlebihan.2
Martono dan Harjito mengemukakan bahwa : ” Degree of financial
leverage mempunyai implikasi terhadap earning per share perusahaan ”. Untuk
perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT (Earning Before
Interest and Taxes) akan menyebabkan perubahan EPS yang tinggi. Sama seperti
degree of operating leverage (DOL). DFL seperti bermakna dua, jika EBIT
meningkat, EPS (Earning per share) atau pendapatan saham akan meningkat

1
Dewi Utari, Ari Purwanti, dan Darsono Prawironegoro, Manajemen Keuangan : Kajian Praktik
dan Teori dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan (Jakarta : Mitra Wacana Media,
2014), hal. 199
2
Syamsudin, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009), hal 22

3
secara signifikan, sebaliknya jika EBIT turun, EPS juga akan turun secara
signifikan.3
Makin tinggi leverage perusahaan, makin tinggi resikonya. Biaya tetap
tinggi berakibat leverage operasi tinggi, perusahaan berbahaya jika margin
kontribusi tidak mampu menutup biaya tetap tersebut. Beban bunga tinggi
berakibat leverage keuangan makin tinggi, perusahaan berbahaya jika laba operasi
tidak mampu menutup beban bunga tersebut.4

Tingkat Leverage Keuangan (Degree of Financial Leverage atau Dofl)


Leverage keuangan adalah hubungan antara laba operasi dengan laba
bersih yang dipengaruhi oleh beban bunga. Hubungan itu menentukan besarnya
tingkat leverage keuangan. Jika bunga rendah, tingkat leverage keuangan rendah,
dan jika bunga tinggi, tingkat leverage keuangan tinggi. Perhitungan leverage
keuangan dapat disajikan dengan rumus5 :
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒐𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑬𝑩𝑰𝑻
Tingkat leverage keuangan/ DFL =
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌

Tabel Tingkat Leverage Keuangan


1 2 3
Keterangan (Rp) (Rp) (Rp)
Laba operasi atau EBIT 500 600 700
Bunga 100 100 100
Laba sebelum pajak 400 500 600
Pajak 50% 200 250 300
Laba bersih 200 250 300
Dividen saham preferen 50 50 50
Laba untuk pemegang saham biasa 150 200 250
Tingkat leverage keuangan 1,25x 1,2x 1,67x

3
Martono dan Agus Harijoto, Manajemen Keuangan Jilid I, (Yogyakarta : Ekonisia, 2008)
4
Dewi Utari, Ari Purwanti, dan Darsono Prawironegoro, Manajemen Keuangan : Kajian Praktik
dan Teori dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan (Jakarta : Mitra Wacana Media,
2014), hal. 199-200
5
Dewi Utari, Ari Purwanti, dan Darsono Prawironegoro, Manajemen Keuangan …, hal. 268-269

4
Saham biasa beredar (lembar) 100 100 100
EPS (earning per share) (Rp) 1,5 2,0 2,5

Keterangan6 :
1. Tingkat leverage keuangan untuk mengukur perubahan EBIT terhadap
EPS.
2. Makin tinggi tingkat leverage keuangan makin kecil EPS, dan sebaliknya
makin kecil tingkat leverage keuangan makin besar EPS.
3. Saran : perusahaan harus mengupayakan tingkat leverage keuangan kecil
agar EPS-nya tinggi. Tingkat leverage keuangan yang kecil itu artinya
perusahaan harus didongkrak dengan utang tinggi, bunga tinggi, dan laba
bersih kecil, pada jumlah saham yang beredar kecil.
4. Makin tinggi perusahaan dibiayai dengan utang makin tinggi bunga, makin
tinggi resiko, tetapi makin tinggi EPS, jika laba operasi dapat menutup
beban bunga.
5. Perusahaan diperkenankan menggunakan utang tinggi, dengan catatan laba
operasi lebih besar daripada beban bunga.
6. Pada alternatif 3, perusahaan memiliki efisiensi tinggi, atau memiliki
pangsa pasar tinggi sehingga mampu menghasilkan EBIT tinggi dan EPS
tinggi. Kegiatan bisnis seperti ini yang diinginkan oleh pemilik kapital.

6
Dewi Utari, Ari Purwanti, dan Darsono Prawironegoro, Manajemen Keuangan : Kajian Praktik
dan Teori dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan (Jakarta : Mitra Wacana Media,
2014), hal. 269

5
PENUTUP

Terdapat dua macam leverage yaitu Leverage operasi dan Leverage


keuangan. Leverage keuangan (financial leverage) yaitu penggunaan utang tinggi
untuk menambah aset agar mampu menghasilkan output dan laba operasi tinggi,
konsekuensinya melahirkan beban bunga tinggi. Leverage keuangan menurut
Syamsuddin adalah : ”Leverage adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai
sejauh mana hutang dan saham preferen digunakan dalam struktur modal
perusahaan”.
Makin tinggi leverage perusahaan, makin tinggi resikonya. Biaya tetap
tinggi berakibat leverage operasi tinggi, perusahaan berbahaya jika margin
kontribusi tidak mampu menutup biaya tetap tersebut. Beban bunga tinggi
berakibat leverage keuangan makin tinggi, perusahaan berbahaya jika laba operasi
tidak mampu menutup beban bunga tersebut.

6
DAFTAR PUSTAKA

Martono dan Agus Harijoto. 2008. Manajemen Keuangan Jilid 1. Yogyakarta :


Ekonisia.

Syamsudin. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Raja Grafindo


Persada.

Utari, Dewi, Ari Purwanti, dan Darsono Prawironegoro. 2014. Manajemen


Keuangan : Kajian Praktik dan Teori dalam Mengelola Keuangan
Organisasi Perusahaan. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Anda mungkin juga menyukai