Anda di halaman 1dari 26

SISTEM INFORMASI PEMASARAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Managemen Informasi Pemasaran


yang diampu oleh

disusun oleh :
Selamet Wahyudi 1617201036
Samsul fuat 1617201033
Tongat Khamdani 1617201137
Yanu Riyanti 1617201044
Novia Dwi Seftiana 1617202029
Widi Apriliani 1617201043
Alifia Wulandari 1617201004
Frizeay 1617201017
Kustianti 1617201022
Nikmatul Khoeriah 1717201034
Ikrima Risqi Ardiani 1717201022
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
System informasi pemasaran adalah kegiatan perseorangan dan organisasi yang
memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuasakan dalam lingkungan yang
dinamis melalui penciptaan pendistribusian promosi dan penentuan harga barang jasa dan
gagasan.
System informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah
perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut. Sistem informasi ini
merupakan gabungan dari keputusan yang berkaitan dengan produk (product), tempat (place),
promosi (promotion), dan harga (price) produk.
Karena pentingnya system informasi pemasaran, tentu diperlukan adanya peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang handal dan terampil dalam bidang teknologi informasi yang
ditunjang dengan perangkat teknologi yang canggih, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
informasi yang dihasilkan, dan pihak-pihak yang memerlukan informasi dapat menggunakan nya
dalam manajemen dan pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan kemudahan dalam
pelayanan informasi secara efisien dan akurat, maka diperlukan adanya system informasi
pemasaran dengan pengolahan data yang baik.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja pengendali pemasaran baru ?
2. apa saja perubahan dalam praktek modern ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan macam-macam pengendali pemasaran baru.
2. Menjelaskan macam-macam perubahan dalam praktek modern.
PEMBAHASAN
4. Pengendali Pemasaran Baru
1. Digitalisasi dan Konektivitas
Digitalisasi terdiri dari mengubah teks, data, suara, dan gambar ke dalam arus ”bits” yang dapat
dikirim dengan kecepatan yang luar biasa dari satu lokasi ke lokasi lain.
Konektivitas mencakup membangun jaringan dan mengekspresikan fakta bahwa banyak bisnis
dunia dilakukan melalui jaringan yang menghubungkan orang dan perusahaan. Jaringan disebut :
 Intranet ketika menghubungakn orang-orang di dalam suatu perusahaan
 Ekstranet ketika menghubungkan perusahaan dengan pemasok dan pelanggannya
 Internet ketika menghubungkan pemakai dengan jalur informasi bebas hambatan” yang
sangat besar.1

M- commerce membuka peluang baru bagi para pelangggan


Para konsumen dan pelaku bisnis tidak perlu lagi harus dekat dengan computer untuk
mengirim dan menerima informasi. Yang mereka perlukan hanyalah handphone. Sewaktu
mereka sedang bepergian mereka dapat terhubung dengan internet untuk mengecek harga saham,
cuaca, berita olahraga, berita politik, mengirim atau menerima email , dll. Banyak orang yang
melihat masa depan cerah atas apa yang disebut m-commerce ( m, artinya mobile atau bergerak).
Pemasar dapat menginformasikan barang-barang yang mereka jual kapan saja dan dimana saja,
karena para konsumen dapat mengakses informasi yang pemasar berikan dengan mudah dan
cepat. Contoh : banyak perusahaan yang mulai menggunakan situs-situs berbelanja untuk
memasarkan produk mereka seperti ebay dan amazone.2
2. Disintermediasi dan Reintermediasi
A. Disintermediasi
Disintermediasi adalah pengurangan terhadap lapisan-lapisan proses organisasi atau
proses bisnis untuk langkah-langkah perantara dalam suatu rantai nilai. Penjual produk secara
langsung kepada konsumen atau mengurangi sejumlah perantara distribusi, perusahaan bisa
mencapai keuntungan besar dengan sementara menurunkan harga.

1
Fahmi Apriansah, Marketing Online, http://fahmiapriansah.blogspot.com/ diakses pada 25 September 2019,
pukul 22.20 WIB.
2
Renie Kurniati, Menyesuaikan Pemasaran dengan Perekonomian Baru,
https://reniekurniati.blogspot.com/2011/03/menyesuaikan-pemasaran-dengan.html diakses pada 25 September
2019, pukul 22.45 WIB.
Bisnis potong rantai pasok adalah penghilangan perantara dalam rantai pasokan.
Memotong rantai aliran distribusi tradisional seperti distributor, grosir, broker, atau agen.
Melalui internet perusahaan sekarang dapat menangani setiap pelanggan secara langsung. Salah
satu faktor penting adalah penurunan biaya melayani pelanggan secara langsung. Model ini
sangat erat hubungannya dengan penjualan langsung. Bisnis-ke-konsumen atau B2C kini
dimediasi oleh perdagangan elektronik sebagai fungsi penghubug antara produsen dan pembeli.
Dampak internet terkait disintermediasi pada berbagai industri antara lain terhadap
komputer hardware dan software, agen perjalanan, toko buku dan toko musik, pembelian saham,
e-trade, minuman keras, real estat dan lain-lainnya. Contoh disintermediasi yang berhasil adalah
Dell, yang menjual banyak sistem yang langsung ke konsumen, sehingga melewati rantai ritel
tradisional, dan yang telah berhasil menciptakan merek, dikenal dengan baik oleh pelanggan,
menguntungkan dan dengan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Disintermediasi dalam penjualan offline pun telah menjadi strategi penting bagi banyak
pengecer ber-omset besar seperti Walmart, yang mencoba untuk menurunkan harga dengan
mengurangi jumlah perantara antara pemasok dan pembeli. Disintermediasi juga terkait erat
dengan bidang manufaktur, karena penghapusan kebutuhan untuk persediaan menghilangkan
salah satu fungsi perantara. Keberadaan undang-undang yang mencegah disintermediasi telah
dikutip sebagai alasan untuk kinerja ekonomi yang buruk dari Jepang dan Jerman pada tahun
1990an.
Namun keterkaitan disintermediasi dalam dunia maya atau internet tidak sepenuhnya
baik, sebab pelayanan terhadap konsumen tidak maksimal. Bersaing dengan pengecer dan grosir
yang menyediakan fungsi penting seperti pemberian kredit, agregasi produk dari pemasok yang
berbeda, dan pengolahan kembali. Menanggapi ancaman disintermediasi, beberapa pengecer
telah berusaha untuk mengintegrasikan kehadiran virtual dan kehadiran fisik di suatu strategi
yang dikenal sebagai bisnis online dan offline.3
Saluran distribusi tipikal memiliki beberapa lapis perantara, masing-masing menambah
biaya final untuk sebuah produk , penghapusan lapisan-lapisan ini akan mengurangi biaya akhir
kepada konsumen. Internet menyebabkan proses disintermediasi semakin berjalan cepat di

3
Ferry Roen, Teori dan Perilaku Organisasi, http://perilakuorganisasi.com/bisnis-potong-rantai-pasok-
disintermediation.html diakses pada 24 September 2019, pukul 20.42 WIB.
sebagian industri, namun juga menciptakan peluang hadirnya jenis-jenis perantara baru.4
Terpotong perannya sebagai perantara oleh e-tailer (pemasar-pemasar berbasis elektronik) yang
baru.5
Kemampuan teknologi baru telah mengakibatkan ribuan wirausahawan meluncurkan dot-
com dengan mengharapkan peluang emas. Pengecer berbasis took (seperti toko buku, took
music, dll) mulai meragukan masa depan mereka karena semakin banyak perusahaan yang
melakukan pemasaran online lansung. Mereka takut, dan memang demikian, menjadi ter-
disintermediasi (terpotong perannya sebagai perantara) oleh e-tailer (perantara pemasaran
berbasis elektronik). Walaupun ada perantara mapan yang kehilangan bisnis mereka, perantara
baru tetap saja memasok layanan , baik kepada perusahaan maupun kepada konsumen.6
B. Reintermediasi
Reintermediasi adalah proses peralihan kembali fungsi perantara dalam rantai nilai
menjadi sumber-sumber baru. Di beberapa industri tertentu, distributor yang memiliki gudang-
gudang barang, atau perantara, misal agen-agen real estate bisa digantikan oleh “ terminal-
terminal layanan” baru yang secara khusus membantu para pengguna internet untuk mengurangi
biaya pengeluaran yang dihabiskan untuk melakukan pencarian informasi, serta mengarahkan
mereka dengan informasi yang sesuai kebutuhan. Para makelar informasi adalah contoh-contoh
dari satu jenis layanan di mana perantara seperti itu bisa memberi nilai.7
Reintermediation terjadi karena masalah baru yang terkait dengan konsep disintermediasi
e-commerce, sebagian besar berpusat pada isu yang terkait dengan model langsung ke
konsumen. Tingginya biaya pengiriman pesanan kecil, masalah pelanggan besar layanan, dan
menghadapi murka pengecer disintermediasi dan mitra saluran pasokan merupakan hambatan
nyata. Sebelum disintermediasi, suplai rantai perantara bertindak sebagai tenaga penjualan bagi
produsen. Jual online memiliki biaya terkait sendiri seperti mengembangkan situs web
berkualitas, menjaga informasi produk, dan biaya pemasaran yang bertambah. Akhirnya,
membatasi ketersediaan produk lewat saluran internet memaksa produsen untuk bersaing dengan

4
Jurnal Repositori Stain Kudus http://eprints.stainkudus.ac.id di akses pada 22 September 2019, pukul 12.20
5
Priyo Jawa Dwipa, http://janjisunyi.blogspot.com/2013/12/penyesuaian-pemasaran-dengan.html?m=1 Diakses
pada 24 September 2019, pukul 20.56 WIB.
6
Renie’ s Weblog https://reniekurniati.blogspot.com/2011/03/menyesuaikan-pemasaran-dengan.html?m=1 diakses
pada 24 September 1995, pukul 11.21 WIB.
7
Jurnal Repositori Stain Kudus http://eprints.stainkudus.ac.id di akses pada 22 September 2019, pukul 12.20
seluruh Internet untuk merebut perhatian pelanggan, ruang yang semakin ramai dari waktu ke
waktu.8
Reintermediasi muncul dalam skala besar.9 Seperti hadirnya situs web perantara online
baru seperti (mySymon, Evenbetter.com, Buy.com, ShopBest, Bestbook.com, dan
StreetPrices.com).10
3. KUSTOMISASI DAN KUSTOMERISASI
Kustomisasi berarti bahwa perusahaan mampu meproduksi barang yang terdiferensiasi
secara individual baik yang dipesan dengan kehadiran orang itu, maupun telpon atau online.11
Melalui online, perusahaan pada hakikatnya memberi kesempatan kepada konsumen untuk
merancang barang yang mereka inginkan sendiri. Akibatnya memberi kesempatan pada mereka
untuk menjadi prosumer, yakni konsumen yang mampu memproduksi-sendiri. Pada hakikatnya
perusahaan menyediakan bengkel kerja dimana tiap-tiap individu merancang apa saja yang
mereka inginkan.
Perusahaan juga memperoleh kemampuan untuk berinteraksi dengan tiap-tiap pelanggannya
secara pribadi, yakni kemampuan untuk mem-personaliasasikan pesan,layanan, dan relasional.
Pelanggan dapat meminta disesuaikan dengan kebutuhannya atas produk,layanan, harga dan
saluran pengiriman. Kombinasi antara kustomisasi operasi dan kustomisasi pemasaran disebut
kustomerisasi. Perusahaan disebut melakukan kustomerisasi bila ia mampu berdialog dengan
masing-masing pelanggan individual dan menanggapinya dengan menyesuaikan kebutuhan atas
produk, layanan, dan pesannya secara perorangan satu persatu.

Ada beberapa efek negatif dari kustomisasi


v Kustomisasi sangat sulit di implementasikan pada roduk rumit seperti mobil
v Kustomisasi dapat meningkatkan harga barang melebihi yang bersedia di bayar oleh
pelanggan

8
Ferry Roen, Teori dan Perilaku Organisasi, http://perilakuorganisasi.com/bisnis-potong-rantai-pasok-
disintermediation.html diakses pada 24 September 2019, pukul 20.42 WIB.
9
Renie’ s Weblog https://reniekurniati.blogspot.com/2011/03/menyesuaikan-pemasaran-dengan.html?m=1 diakses
pada 24 September 1995, pukul 11.21 WIB.
10
Priyo Jawa Dwipa, http://janjisunyi.blogspot.com/2013/12/penyesuaian-pemasaran-dengan.html?m=1 Diakses
pada 24 September 2019, pukul 20.56 WIB.
11
Reni Kurniati “Menyesuaikan Pemasaran dengan Perekonomian Baru” melalui
https://reniekurniati.blogspot.com/2011/03/menyesuaikan-pemasaran-dengan.html diakses tanggal 25 September
2019 Pukul 12:30 WIB .
v Sejumlah pelanggan tidak tau apa yang mereka inginkan sampai mereka liat produk actual
v Pelanggan tidak dapat membatalkan pesanan ketika perusahaan mulai membuat produk tsb
v Produk itu bisa sulit diperbaiki dan memiliki nilai jual kecil.
4. Konvegerensi Industri
Akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah konvergensi industri yang dapat dimaknai
sebagai proses berkembangnya industri baru yang secara mutual berhasil menggabungkan dan
“mengkawin silangkan” dua industri yang berbeda dengan poin pertumbuhan ekonomi yang
baru. Konvergensi industri yang sejak beberapa tahun terakhir mulai terlihat geliatnya
merupakan hasil integrasi dari industri baru dan tradisional. Konvergensi industri yang pertama
kali terjadi ialah pada bidang industri media yang berhasil mengkolaborasikan sektor
telekomunikasi, penyiaran dan penerbitan dalam satu bidang industri, terutama yang berbasis
digital tekhnologi.
Proses konvergensi industri media ini terus berkembang karena didukung oleh beberapa
faktor pendukung yaitu maksimalisasi keuntungan, proses fleksibilitas regulasi, dan inovasi
tekhnologi. Pemaksimalan profit adalah pondasi yang paling utama dalam konvergensi industri
karena seiring dengan inovasi tekhnologi pasti diikuti dengan bertambahnya profit. Inovasi
tekhnologi ini membentuk industri komunikasi massa, yang selanjutnya menciptakan cakupan
ekonomi yang lebih luas dan oleh sebab itu menciptakan model bisnis yang menguntungkan bagi
industri media dan bahkan mampu menstimulasi pembangunan terpadu pada bisnis media
sebagai industri. Fleksibilitas regulasi merupakan salah satu alasan eksternal dari konvergensi
digital. Oleh sebab itulah dibutuhkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang menjamin efektivitas
dari monopoli industri alami. Regulasi yang jelas dari pemerintah dimaksudkan untuk mengatur
persaingan industri dan kegagalan pasar yang bisa dimungkinkan terjadi akan tetapi seringkali
adanya kepentingan individu, dan peningkatan biaya perencanaan undang-undang membuat
regulasi pemerintah kehilangan fungsi utamanya.
Inovasi dalam tekhnologi adalah salah satu motivasi internal dari konvergensi industri.
Implikasi dari inovasi tekhnologi dalam konvergensi industri media bisa dilihat dalam beberapa
hal berikut: pertama, pengembangan inovasi tekhnologi telah menempatkan produk tekhnologi
itu sendiri sebagai barang kebutuhan yang telah merubah pola konsumsi masyarakat terhadap
produk media lama sebagaimana terlihat juga dalam produksi media dan sektor distribusinya.
Kedua, perubahan yang telah disebutkan sebelumnya mampu menyatukan motivasi lainnya
dengan perubahan fungsi dari produksi media, bahkan tekhnologi ini mampu merubah dan
menciptakan kebutuhan pasar itu sendiri.
Gejala konvergensi media juga terjadi di Indonesia, contohnya yaitu MNC yang memiliki
RCTI, TPI, GLOBAL TV, Radio Trijaya, Koran Seputar Indonesia, Indovision, dan
Okezone.com, atau Group Bakrie yang memiliki ANTV dan TVOne. Setelah Orde Baru
tumbang, stasiun-stasiun televisi baru ramai bermunculan. Pada waktu yang sama, korporasi-
korporasi media mulai terbentuk. Konvergensi media yang terjadi dikhawatirkan membawa
sejumlah dampak negatif, tidak hanya pada perkembangan kelangsungan sistem media di
Indonesia, melainkan juga dampak pada isi atau konten yang disampaikan kepada masyarakat.
Pemerintah Indonesia yang telah melihat akan potensi merugikan dari adanya konsentrasi suatu
perusahaan mencoba mengintervensi dengan menghadirkan sejumlah peraturan yang mengatur
mengenai kepemilikan perusahaan namun pengusaha mampu melihat dan memanfaatkan celah-
celah kebolongan dari regulasi yang ada untuk dapat membuat sejumlah strategi, termasuk
strategi konsentrasi media guna memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. 12

Perbedaan Pemasaran Baru vs Pemasaran Lama


Pada zaman dahulu pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan bisnis untuk
memperkenalkan produknya melakukan tinjauan pasar secara langsung dengan melakukan
observasi atau penelitian lingkungan terlebih dahulu kondisi wilayah dan penduduk yang berada
di lingkungan tersebut untuk mencari pasar mana yang akan mampu menampung produknya dan
sesuai dengan produknya sehingga banyak konsumen yang akan membeli. Selain itu untuk
mengenalkan produknya harus bisa lebih intens tepat pada sasaran jadi misalnya door to
door agar konsumen dapat melihat secara langsung.
Sedangkan pemasaran pada era saat ini tidak perlu terjun langsung ke lokasi untuk
melihat pasar karena telah banyak faktor-faktor dan fasilitas yang memudahkan manajer
pemasaran dapat mengenalkan produknya ke pasar yang lebih luas dan meninjau keadaan pasar
melalui bebagai fasilitas tersebut seperti :
1. Ada jaringan teknologi informasi. Barang jadi lebih cepat sampai pada pasar dan sasaran
pasar dapat menjadi lebih luas dengan kemudahan jaringan teknologi informasi
2. Adanya globalisasi. Sosial media, mobile marketing, kemajuan teknologi dalam
transportasi, kemajuan teknolgi dalam komunikasi sehingga mempermudah pemilihan
atau pemesanan terhadap suatu barang dimanapun kita berada.
3. Adanya peraturan pemerintah yang mengukuhkan. Pemerintah memberikan fasilitas
untuk pengadaan seperti bazar dalam upaya pengenalan produk-produk bisnis, Contoh :
Expo UKM di Jakarta
Akan tetapi sampai saat ini pemasaran yang paling berpengaruh besar terhadap penjalan
barang yaitu melalui mulut ke mulut, maksudnya ialah melalui penyebaran akan suatu produk
yang dibicarakan atau diinformasikan dari satu orang ke orang lain hingga ke jangkauan yang
luas. Hanya saja di jaman sekarang lebih banyak media yang dapat digunakan sebagai alat untuk
memasarkan suatu produk ke banyak orang dimanapun mereka berada.13

12
https://www.kompasiana.com/dihanrudiantoro/551ab5a2a33311e521b65963/konvergensi-industri-
media#

13
https://blog.ub.ac.id/rizkitadwi/2013/03/19/resume-perbedaan-pemasaran-dahulu-dan-pemasaran-sekarang/
Persaingan dan perkembangan teknologi telah mempercepat evolusi pemasaran yang
berfokus produk ke layanan yang juga berevolusi. Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi
pergeseran fokus pada produk dan merek manajemen untuk membangun hubungan pelanggan
pemasaran dan akhirnya menciptakan pengalaman pelanggan yang menarik melalui strategi
experiential marketing. Dalam bahasa Kotler (2003), saat ini terdapat dua jenis pemasaran,
pemasaran tradisional dan pemasaran modern. Pemasaran modern telah mengambil alih
pemasaran tradisional karena menekankan pada konsep pengalaman pelanggan dan experiential
marketing. Kotler (2003) juga menyebutkan bahwa saat ini semakin banyak merek atau
perusahaan yang mengembangkan citra non rasional ini. Mereka meminta masukan dari psikolog
dan antropolog untuk membuat dan memperbaiki pesan untuk membuat sentuhan jiwa yang
mendalam bagi konsumen. Holbrook (2000) percaya bahwa ketika pasar memasuki periode
pemasaran pengalaman, fokus utama akan berubah dari kinerja produk untuk pengalaman
hiburan. Dengan kata lain, perbedaan utama antara pemasaran tradisional dan pemasaran modern
terletak pada fokusnya. Bila pemasaran tadisional tradional berfokus pada fitur produk dan
benefitnya, pemasaran modern berfokus pada pengalaman pelanggan secara menyeluruh.
Cakupannya juga berbeda. Bila pemasaran tradisional cakupannya sempit karena berfokus pada
produk dan konsumsi, pemasaran modern menekankan pada situasi dan suasana mengkonsumsi
secara lebih luas dalam konteks sosial budaya. Ini karena pemasar modern melihat bahwa model
keputusan pembelian konsumen sekarang lebih bersifat emosial – dalam arti mempertimbangkan
masalah perasaan, fun, dan fantasi – ketimbang rasional. Inilah yang membuat pendekatan
pemasarannya menjadi berbeda. Bila dalam pemasaran tradisional pendekatannya lebih pada hal-
hal yang bersifat analitis, verbal dan kuantitatif, maka pendekatan pemasaran modern lebih pada
hal-hal yang sifatnya visual intuitif meski tetap memperhatikan hal-hal yang verbal dan elektik.
Contoh :
Domino’s Pizza membuka gerai barunya di Tangerang City. Berbeda dengan konsep
gerai-gerai sebelumnya, kali ini menghadirkan konsep gerai Teater Pizza, yang menyajikan
kepada konsumen sebuah experiential. Desain storenya ‘lebih mengundang’ dan memberikan
suasana yang lebih kondusif bagi pengunjung. Sekarang, staf dan kru store seakan berinteraksi
dengan pelanggan. Posisi kru yang menghadap ke luar dan pintu saat membuat pizza seakan
mengucapkan selamat datang dan menyambut pelanggan. "Ini pengalaman yang jauh lebih
menarik," kata Merrill Pereyra, Chief Executive Officer Domino’s Pizza Indonesia. Pelanggan
dapat melihat pizza mereka dibuat secara langsung di depan mata mereka sendiri, sekaligus
mencium aroma pizza yang baru saja keluar dari oven, dan dapat menikmatinya selagi hangat.
"Pelanggan bisa duduk, bersantai dan menonton pizza mereka yang dibuat, dan ada papan tulis
untuk anak-anak bahwa mereka telah benar-benar datang untuk menikmati." Gerai di Tangerang
City, Jakarta ini menjadi gerai Domino’s Pizza ke-58 di Indonesia. Sejak Domino’s Pizza dibuka
untuk pertama kalinya enam tahun lalu di Indonesia, Domino’s Pizza terus menjalin hubungan
emosional yang mendalam dengan menawarkan pizza lezat dengan harga terjangkau. Gerai baru
Domino’s Pizza ini juga siap menghadirkan para seniman pembuat pizza yang menampilkan
proses pembuatan pizza termasuk atraksi pelemparan adonan ke udara hingga meracik bumbu
dan bahan-bahan berkualitas tinggi. Konsep ini telah diterapkan di beberapa negara dan
mendapatkan antusiasme tinggi dari konsumen. Kini, konsumen di Indonesia juga dapat
menikmati pengalaman menarik ini di gerai-gerai Domino’s Pizza. Ritch Allison, Presiden
Domino’s Pizza Internasional, dalam seremoni pembukaan gerai terbaru di Tangerang City
tersebut, menegaskan pentingnya pasar Indonesia bagi Domino’s secara global. “Dengan jumlah
populasi 250 juta orang dan terus bertumbuhnya kelas menengah ke atas yang mendorong
tingginya konsumsi di dalam negeri dan perekonomian yang sehat, Indonesia akan menjadi pusat
pertumbuhan Domino’s di Asia Pasifik dan dunia.” Merrill Pereyra, Chief Executive Officer
Domino’s Pizza Indonesia mengatakan bahwa pertumbuhan Domino’s di Indonesia sangat baik.
“Kami mengalami pertumbuhan dua digit selama dua tahun berturut-turut di gerai yang sama.
Sebagai salah satu pasar Domino’s yang terus berkembang, kami akan melanjutkan pertumbuhan
ini selama tiga tahun ke depan termasuk dengan membuka gerai-gerai baru.” Di luar itu,
Domino’s telah meluncurkan platform Online Ordering untuk memfasilitasi konsumen yang
ingin memesan Domino’s di mana pun, kapan pun, baik lewat internet maupun telepon seluler.
“Domino’s Pizza terdepan di bidang digital untuk industri pizza di dunia,” kata Pereyra. Dengan
meningkatnya pemakaian internet dan jumlah ponsel di Indonesia, platform ini akan
menawarkan kemudahan dan kenyamanan pada konsumen hanya dengan satu klik di mouse
komputer atau satu sentuhan di layar. “Hari ini, dengan bangga kami mengumumkan peluncuran
aplikasi iPhone yang merupakan pertama kalinya di Indonesia, sementara aplikasi untuk Android
akan dapat diunduh akhir tahun nanti.” Domino’s Pizza menawarkan 30% diskon spesial untuk
pilihan Specialty di setiap pembukaan gerai. Sebagai tambahan, Domino’s Pizza juga
menawarkan serangkaian pilihan menarik melalui Value Deals, Pizza of the Day, dan Cheaper 2
Days yang sudah sangat populer.14
Perubahan Prktek Modern

C2C
C2C ( Customer to Customer ) merupakan model bisnis dimana konsumen bertindak
sebagai penjual atau penyedia jasa yang menyediakan barang atau jasanya ke konsumen lainnya.
Pada model bisnis C2C konsumen berhubungan langsung dengan konsumen lainnya tanpa
melalui perantara. Dunia maya atau internet merupakan tempat yang paling cocok untuk bisnis
model seperti ini. Dimana, semua orang, dimana saja, dan kapan saja dapat mengakses dengan
mudah dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.15
E-commerce C2C ini juga memiliki berbagai macam bentuk, yaitu16 :
1. Marketplace

Adalah perusahaan e-commerce yang memfasilitasi antara konsumen penjual dengan


konsumen pembeli, dimana perusahaan e-commerce tersebut terlibat dalam mengamankan
transaksi, mulai dari pemesanan, pengiriman hingga pembayaran. Contohnya adalah
Bukalapak, Tokopedia, Shopee dan sebagainya.

2. Classified
Adalah perusahaan e-commerce yang hanya memfasilitasi pertemuan antara
konsumen penjual dengan konsumen pembeli, dimana perusahaan e-commerce tersebut

14
https://mix.co.id/marcomm/news-trend/pemasaran-tradisional-vs-modern/
15
https://www.academia.edu/12591975/C2C_BUSINESS_MODEL diakses pada hari Rabu, 25 September 2019
pukul 11.00 WIB
16
https://trendingbisnis.com/index.php/e-commerce-sharing/25-mengenal-e-commerce-dan-jenisnya-di-indonesia
diakses pada hari Rabu, 25 September 2019 pukul 11.10 WIB
tidak terlibat dalam kegiatan transaksi. Contohnya adalah Rumah123, Carmudi, Kaskus
dan sebagainya.

Customer to Customer (C2C) popular dikalangan antara pelajar karena terdapat


komunitas besar dan berasal dari daerah yang sama. Lalu mereka mencari alternatif
untuk berjualan dan mencari media yang murah untuk menjual barang yaitu dengan
menggunakan website pihak ketiga. Saluran Customer to Customer (C2C) yang paling menonjol
adalah e-mail, yang berfungsi sebagai kantor pos digital. C2C berarti bahwa pengunjung online
semakin banyak menciptakan informasi produk, bukan hanya mengkonsumsinya. Mereka
bergabung dengan sejumlah kelompok minat Internet untuk berbagi informasi, sehingga
“informasi dari web ke web” bergabung dengan “informasi dari mulut ke mulut” sebagai
pemberi pengaruh pembelian yang penting.17
Berikut adalah karakteristik dari Model Bisnis Customer to Customer18:
1. Pada lingkup konsumen ke konsumen bersifat khusus karena transaksi yang dilakukan hanya
antar konsumen saja, seperti Lelang Barang.
2. Internet dijadikan sebagai sarana tukar menukar informasi tentang produk, harga, kualitas
dan pelayanannya.
3. Konsumen juga membentuk komunitas pengguna atau penggemar suatu produk. Sehingga
jika ada ketidak puasan suatu produk, maka akan segera tersebar luas melalui komunitas
tersebut.

17
https://www.academia.edu/12591975/C2C_BUSINESS_MODEL diakses pada hari Rabu, 25 September 2019
pukul 11.00 WIB
18
http://binabangsa.ac.id/files/E-COMMERCE%20Nurhasan%20Nugroho.pdf diakses pada hari Rabu, 25
September 2019 pukul 11.20 WIB
C2B (Customer to Business)

C2B (Customer to Business) merupakan kebalikan dari Business to Customer (B2C), dimana
dalam C2B konsumen memberitahukan atas suatu produk atau jasa tertentu dan para pemasok
bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen.19 Aktivitas ini dilakukan
secara elektronis yang tentunya dengan menggunakan jaringan internet. Model bisnis ini, terjadi
transaksi dari konsumen ke perusahaan. Konsumen atau end-use menyediakan produk atau
layanan ke perusahaan yang siap membelinya. Bisnis ini membuat konsumen berhak mengatur
suatu bisnis yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Perusahaan memberi kesempatan kepada
konsumen untuk costum produk yang sesuai dengan seleranya. Contoh platform C2B, yakni :

1. istockphoto.com yang menjadi media bagi para fotografer individu untuk mendapatkan
royalti apabila ada yang menggunakan fotonya, dimana member mengunggah foto ke
situs tersebut dan mendapat komisi jika ada yang mengunduhnya.

2. priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk dan harga yang diinginkan dan
priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.

3. Sribulancer
Sribulancer adalah sarana online yang mempertemukan klien (pemilik bisnis/penyedia
pekerjaan) dengan freelancer (pekerja/penyedia jasa) yang terdaftar di situs ini.
Sribulancer menjadi penyedia atas permintaan dan supplai jasa khususnya jasa digital
seperti jasa desain, website, konten, sosial media marketing, SEO, penerjemah dan
lainnya.20

4. www.mybloggerthemes.com, sebuah website yang menjual ragam template blog dari


berbagai pengembang template. Pembuat template dapat mengupload template yang
dibuatnya pada link yang telah disediakan oleh MBT, kemudian MBT akan menjual
template yang telah di upload dan berbagi keuntungan dengan pembuat template.

19
Herman Yakub, Kajian Tentang Perkembangan E-Business terhadap Praktik Bisnis dalam Jurnal CommIT
Vol.4 No.2 Edisi Oktober 2010, hal 87
20
https://blog.mtarget.co/jenis-jenis-ecommerce-dan-contohnya/ diakses pada 24 September 2019 pukul 22.16 WIB.
Ranah Interen B2C

E-commerce merupakan suatu kontak transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli
dengan menggunakan media internet. Jadi, proses pemesanan barang, pembayaran transaksi,
hingga pengiriman barang dikomunikasikan lewat internet. B2C merupakan salah satu jenis e-
commerce dilihat dari jenis transaksinya. B2C atau (business to consumer) merupakan transaksi
jual beli melalui internet antara penjual barang konsumsi dengan konsumen (end user).21
Tidak hanya B2C, masih terdapat 3 jenis e-commerce lainnya yaitu B2B, C2C, dan G2C yang
masing-masing memiliki makna dan karakteristik berbeda. B2C adalah bentuk jual beli produk
yang melibatkan perusahaan penjual dan konsumen akhir yang dilakukan secara elektronis.
Karakteristik dari B2C adalah :
1. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan secara umum pula;
2. Pelayanan yang diberikan bersifat umum sehingga mekanisme dapat digunakan oleh
banyak orang;
3. Pelayanan yang diberikan adalah berdasarkan permintaan konsumen.22
E-commerce retail atau B2C merupakan bagian dari e-commerce yang menekankan kepada
proses pemesanan, pembelian dan penjualan produk atau jasa melalui akses internet. Hal ini
berarti bahwa penjual dan pembeli dapat langsung bertransaksi secara elektornik dan online,
memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan.

21
Marhamah, Sarip Hidayatuloh, Ari Irawan, “Sistem E-Commerce B2C Pada PT. Harapan Sentosa Nusantara
Jakarta Pusat”, Jurnal Sistem Informasi, 2016, Vol. 9, No. 2, hlm. 161.
22
Linda Marlinda, Harsih Rianto, “Sistem Informasi E-Commerce Baju Rajut Menggunakan Motode B2C”, Jurnal
Pilar Nusa Mandiri, Vol. 8, No. 2, hlm. 136.
E-commerce retail B2C yang dilakukan secara online melibatkan pelaku-pelaku customer,
business organization, dan website. Pada business organization ke customer, terdapat supplies
yang berfungsi sebagai proses penyaluran atau distribusi (supply) produk yang akan dijual.
Kemudian antara business organization dan website terjadi proses transaksi jual beli berupa
proses pemesanan online (order processing). Dari customer ke website terdapat order, yang
menyatakan kondisi dimana konsumen dapat melakukan pemesanan produk yang diinginkan
(order) secara online.23
Business-to-Business (B2B)

Jenis e-commerce Business to Business atau B2B adalah bisnis yang dilakukan oleh orang atau
pihak yang saling memiliki kepentingan bisnis, atau bisa juga disebut bisnis antar perusahaan.
B2B e-commerce meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa yang dilakukan antar
perusahaan. Produsen dan pedagang tradisional biasanya menggunakan jenis e-commerce ini.
Umumnya e-commerce dengan jenis ini dilakukan dengan menggunakan EDI (Electronic Data
Interchange) dan email dalam proses pembelian barang dan jasa, informasi dan konsultasi, atau
pengiriman dan permintaan proposal bisnis. EDI (Electronic Data Interchange) adalah proses
transfer data yang terstruktur, dalam format standar yang disetujui, dari satu sistem komputer ke
sistem komputer lainnya, dalam bentuk elektronik.24 Contoh website e-commerce B2B adalah
sebagai berikut:
1. Bizzy
Bizzy merupakan eCommerce pertama yang memiliki konsep B2B atau Business To
Business di Indonesia. Bizzy menyediakan solusi bagi perusahaan yang memiliki masalah

23
Febri Nova Lenti, “Rekayasa Proses Bisnis Pada E-Commerce B2B-B2C Menggunakan Sistem Afiliasi”, Jurnal
Informatika dan Komputer (JIKO), Vol. 2, No. 1, hlm. 42-43.
24
http://www.progresstech.co.id/blog/jenis-e-commerce/ diakses pada tanggal 24 September 2019 pukul 21.28 WIB
dalam hal pengadaan suplai dan jasa kebutuhan bisnis. Produk yang disediakan oleh
Bizzy antara lain, Office Supplies (ATK), Elektronik, Pantry dan lain-lain.
2. Ralali
Ralali adalah salah satu perusahaan B2B eCommerce Indonesia yang menjual produk-
produk MRO (Maintenance, Repair, and Operational). Dengan perusahaan PT. Raksasa
Laju Lintang yang telah aktif sejak 2013, Ralali menyedian berbagai macam kebutuhan
otomotif, alat ukur, GPS, dan peralatan listrik lainnya.
3. PT Krakatau Steel
PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia, untuk melakukan
pemesanan baja di Krakatau Steel setiap perusahaan harus mendaftarkan perusahaannya.
Setelah terdaftar Perusahaan Mitra dapat memesan baja di Krakatau Steel dengan
menggunakan EDI.25
4. Unilever
Unilever adalah perusahaan penghasil produk Home and Personal Care serta Foods &
Ice Cream di Indonesia. Unilever adalah salah satu customers dari PT. Electronic Data
Interchange Indonesia.

Pemasaran Relasional Pelanggan (Costumer Relationship Marketing)


1. Definisi Pemasaran Relasional
Pemasaran relasional menurut Lupiyoadi menyatakan bahwa, “pemasaran relasional merupakan suatu
pendekatan yang menekankan pada usaha menarik dan mempertahankan pelanggan melalui peningkatan
hubungan perusahaan dengan pelanggannya.”26 Menurut Chan menyatak bahwa, “Pemasaran relasional sebagai
pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola
suatu hubungan yang saling menguntungkan anatara pelanggan dan perusahaan.”27

25
http://www.arsdaniel.web.id/2015/03/pengertian-dan-contoh-website-e.html?m=l di akses ada tanggal 25
September 2019 pukul 21.25 WIB
26
Lupiyoadi, Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua, (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat,2006), hal. 72.
27
Chan, Syafruddin, Relationship Marketing, (Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum, 2003), hal. 6
Menurut Tandjung menyatakan bahwa, “Relationship marketing adalah pertumbuhan,
pengembangan, dan pemeliharaan dalam jangka panjang yangmenimbulkan hubungan biaya efektif
dengan pelanggan, pemasok, karyawan,dan rekan-rekan lain yang saling menguntungkan.”28
Jadi, pemasaran relasioanal yang dimaksud disini adalah metode yang dihgunakan untuk
mengelola hubungan jangka panjang untuk komunikasi yang efektif dan efisien antara
perusahaan dengan pelanggannya untuk mencapai tujuan pemasaran.
2. Konsep Inti Pemasaran Relasional
a) Horizon Orientasi Jangka Panjang
Orientasi jangka panjang merupakan pengukuran pemasaranrelasional dari seberapa
lama pelanggan terjaga hubungan dan seberapa besar customer’s wallet diperoleh. Dengan
demikian pemasaranrelasional juga menyangkut estimasi mengenai nilai sepanjang
hidupkonsumen (customer lifetime value). Pemasaran relasional memandang pelanggan
sebagai mitra sehingga mendorong kolaborasi serta penciptaan nilai.
b) Komitmen dan Pemenuh an janji
untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang, pemasaran relasional menekankan
upaya pemeliharaan sikap percaya dan komitmen dengan menjaga integritas masing-masing
melalui pemenuhan janji dan empati diantara kedua belah pihak. Hal inilah yang mendorong
loyalitas konsumen.
c) Pangsa konsumen bukan pangsa pasar
Tidak lagi terhadap kosentrasi pencapaian pangsa pasar, melainkan lebih kepada
upaya untuk mempertahankan pelanggan.
d) Nilai sepanjang hidup pelanggan
Mengingat biaya yang digunakan untuk menerapkan pemasaran relasional cukup
besar, maka tidaklah ekonomis untuk menginvestasikan dalam hubungan jangka panjang.
Sehingga perusahaan perlu mengidentifikasi pelanggan-pelanggan yang berpotensi menjalin
hubungan jangka panjang dan kemudian menghitung customer life time value agar
menguntungkan perusahaan.
e) dialog dua arah

28
Tandjung, J. Widodo, Marketing Management Pendekatan Pada Nilai-Nilai Pelanggan, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2004), hal. 89.
Untuk mencapai hubungan yang diinginkan, diperlukan dialog dankomunikasi dua
arah, karena hubungan masyarakat (public relation)adalah hubungan, jaringan, dan interaksi
bukan sekedar basis data ataupemasaran langsung.
f) Kustomisasi
Pemasaran relasional memberikan pemahaman yang lebih baik akan tuntutan dan
keinginan konsumen, sehingga memungkinkanpenyediaan produk yang sesuai
dengan spesifikasi pelanggan.Dengandemikian kustomisasi massal (mass market ) dapat
dilakukan.
3. Karakteristik Pemasaran Relasional
1. Memfokuskan diri pada para partner dan pelanggan bukannya padaproduk-produk yang dihasilkan
perusahaan.
2. Memberikan penekanan terhadap bertahannya dan pertumbuhanpelanggan dari
pada perolehan pelanggan baru.
3. Menggandalkan lebih banyak mendengarkan dan belajar dibandingkanberbicara.
4. Strategi Pemasaran Relasional
a) Financial benefit
Manfaat keuangan (financial benefit ) adalah pendekatan denganmembangunnilai bagi
pelanggan terutama mengandalkan manfaatkeuangan dan penghematan biaya dengan cara
pemberiandiskon khususdan promo.
b)Social benefit
Manfaat sosial (social benefit) adalah pendekatan denganmenambahkan manfaat sosial dan berusaha
meningkatkan ikatan sosialdengan cara meneliti kebutuhan dan keinginan pelanggan
danmemberikan pelayanan lebih pribadi.
c)Structural ties
Ikatan struktural (structural ties) adalah membangun hubunganyang lebih kuat dengan pelanggan, dengan
cara memberikan penghargaandan pengertian kepada pelanggan. Perusahaan akan selalu
membantupelanggan untuk memberikan informasi mengenai segala sesuatu yangdibutuhkan
pelanggan.
STUDI KASUS GOJEK : ANALISIS SWOT
Go-Jek merupakan sebuah perusahaan transportasi asal Indonesia yang melayani angkutan
manusia dan barang melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2011 di Jakarta oleh
Nadiem Makarim. Nadiem Makarim diketahui pernah bekerja di sebuah perusahaan Mckinsey &
Company sebuah konsultan ternama di Jakarta dan menghabiskan masa selama tiga tahun
bekerja disana. Ide Go-Jek muncul saat CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, bercengkrama dengan
tukang ojek langganannya. Ternyata lebih dari 70% waktu kerjanya hanya menunggu pelanggan.
Nadiem Makarim pun langsung wawancara tukang ojek lainnya, ternyata semuanya mengeluh
susah cari pelanggan. apalagi di Jakarta kemacetan makin memburuk. Jika ada layanan transport
dan delivery yang cepat dan praktis, pasti akan sangat membantu warga Jakarta.Diketahui pula ia
pernah bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor di Zalora Indonesia kemudian menjadi
Chief Innovation officer kartuku. berbekal banyak pengalaman selama bekerja, Nadiem Makarim
kemudian memberanikan diri untuk berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaan Go-
Jek pada tahun 2011.
Visi:
Membantu memperbaiki struktur transportasi di Indonesia, memberikan kemudahan bagi
masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti pengiriman dokumen, belanja
harian dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut mensejahterakan kehidupan
tukang ojek di Indonesia Kedepannya.
Misi:
1. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola struktur transportasi yang baik dengan
menggunakan kemajuan teknologi.
2. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada pelanggan.
3. Membuka Lapangan Kerja Selebar-lebarnya bagi masyarakat Indonesia.
4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.
5. Menjaga Hubungan baik dengan berbagai pihak yang terkait dengan usaha ojek online.29

Jenis-Jenis Layanan Go-jek


1. Go-Ride

29
Profil perusahaan gojek, diakses dari http://gojekid.blogspot.com/2016/09/profil-perusahaan-gojek.html?m=1
pada tanggal 24 September 2019, pukul 19.29 WIB
Transport (jasa angkutan) dengan armada motor adalah layanan utama yang diberikan GOJEK.
Untuk layanan ini pihak GO-JEK menyediakan masker dan penutup rambut secara gratis dan
fasilitas helm yang sesuai ketentuan keamanan dan kenyaman untuk digunakan oleh penumpang.
Harga ditampilkan secara transparan sesuai jarak kilometer yang ditempuh.
2. Go-Car
Jasa angkutan yang diberikan oleh Go-jek dengan menggunakan mobil yang bisa mengantar
kemana pun. Harga akan di tampilkan secara transparan sesuai jarak kilometer yang ditempuh.
3. Go-Bluebird
Go-jek bekerjasana dengan Blue Bird untuk menyediakan layanan pemesanan taksi Blue Bird
melalui platform aplikasi Go-Jek. Harga yang ditetapkan sesuai dengan jarak kilometer yang
ditempuh bukan berdasarkan argo.
4. Go-Food
Jasa layanan pesan antar nomer 1 di Indonesia yang bekerjasama dengan lebih dari 30.000
restoran di seluruh Indonesia. Dengan tarif antar yang ditampilkan secara transparan pada
aplikasi sesuai jarak tempat pemesanan.
5. Go-Send
Jasa layanan kurir instan yang dapat digunakan untuk mengirim barang atau surat. Tarif layanan
ini akan ditampilkan secara transparan pada aplikasi sesuai dengan jarak pengiriman.
6. Go-Mart
Jasa layanan untuk membeli barang di toko yang di inginkan. Pelanggan dapat memasukan
alamat toko yang belum terdaftar dalam aplikasi pada kolom alamat yang dituju. Tarif antar akan
ditampilkan secara transparan pada aplikasi sesuai jarak tempat pemesanan.
7. Go-Box
Jasa layanan untuk membantu pengguna dalam pemindahan barang berukuran besar dengan
menggunakan pickup bak, pickup box, engkel bak, atau engkel box. Pada layanan ini pengguna
dapat request untuk tambahan pengangkut. Tarif yang dikenakan sesuai dengan armada yang
digunakan dan jarak sesuai kilometer.
8. Go-Massage
Jasa layanan yang menawarkan berbagai macam jenis pijat di rumah sendiri. Pengguna dapat
memilih gender therapis/ jenis kelamin pemijat. Tarif disesuaikan dengan jenis pijat yang di pilih
dan durasi nya.
9. Go-Clean
Jasa layanan untuk membantu membersihkan rumah/kos-kosan. Pengguna bisa menentukan
waktu pengerjaan dan bisa memilih untuk jenis pengerjaan nya. Tarif disesuaikan dengan jenis
pengerjaannya dan lama waktu pengerjaannya.
10. Go-Glam
Jasa layanan kecantikan yang langsung hadir dirumah pengguna. Layanan ini menawarkan
berbagai jenis perawatan. Pengguna dapat menentukan waktu perawatan dan gender therapist.
Tarif disesuaikan dengan jenis perawatan yang di pilih dan durasi nya.
11. Go-Tix
Layanan informasi acara dengan akses pembelian dan pengantaran tiket langsung ke pengguna.
Pengguna dapat memilih kota dan film yang akan dipilih. Tarif dikenakan sesuai dengan jarak
tempat pembelian tiket.
12. Go-Busway
Layanan untuk memonitor jadwal layanan bus Trans Jakarta dan memesan Go-Ride untuk
mengantarkan pelanggan ke halte Transjakarta. Tarif dikenakan sesuai dengan jarak tempuh per
kilometer.
13. Go-Med
Layanan terintegrasi untuk membeli obat-obatan, vitamin, dan kebutuhan medis lainnya dari
apotek berlisensi. Biaya yang dikenakan adalah biaya untuk jasa pembelian dan antar sesuai
dengan jarak pengguna dan apotek.
14. Go-AutoLayanan auto care, auto service dan service lainnya untuk memenuhi kebutuhan
otomotif pengguna. Biaya yang dikenakan sesuai dengan service yang di pilih.30

30
Sejarah gojek Indonesia diakses dari
http://eprints.undip.ac.id/59068/3/BAB_II.pdf&ved=2ahUKEwju84LysenkAhXz7XMBHe0iDrEQFjACe
gQICBAI&usg=AOvVaw22DQpHjbSE_oxbRd2-l0mY pada tanggal 24 September 2019, pukul 19.20
WIB
ANALISIS SWOT GO-JEK
Strength (Kekuatan)
1. Go jek memiliki brand recognition yang tinggi dan lebih mudah dipahami oleh market lokal.
2. Go jek memiliki banyak pilihan layanan yang dapat dijadikan kelebihan dalam melayani
kostumer.
3. Go jek food delivery sangat populer dan bisa dijadikan sumber pendapatan utama di masa
mendatang.
4. Berbasis aplikasi mobile, sehingga gojek mudah untuk diakses dari mana saja.
5. Memudahkan pengguna untuk melihat harga.
6. Bisa diakses kapanpun.
7. Pembayaran dapat dilakukan non-cash menggunakan saldo Go-pay
8. Pelanggan juga dapat memberikan review atau rating mengenai layanan yang diberikan
pengemudi GoJek melalui aplikasi ini, yang nantinya informasi ini akan dijadikan evaluasi untuk
meningkatkan kualitas layanan.
9. Aplikasi ini juga dapat di-download secara gratis
Weakness (Kelemahan)
1.Tidak semua orang bisa menggunakan smartphone.
2. Jika Jaringan Internet tidak bagus, maka akan menjadi kendala saat pemesanan.
3. Pada awalnya susah untuk mengumpulkan dan melatih calon calon tukang ojek.
Opportunity (Kesempatan)
1. Dapat memperluas jangkauanya sampai ke kota kota besar di Indonesia seperti di
Jakarta,Surabaya,Bali,Bandung.
2. Mengurangi jumlah angka pengangguran di berbagai kota di Indonesia.
3. Semakin banyaknya orang yang membutuhkan transportasi umum.
4. Kebanyakan transportasi umum yang ada sekarang sedikit susah untuk dipesan secara
mendadak
Threat (Ancaman)
1. Muncul bisnis-bisnis serupa
2. Muncul gejolak, antara bisnis transportasi konvensional dan online.
3. Ancaman utama bagi Go jek yaitu datang dari peraturan pemerintah, karena bisnis mereka
yang tidak memiliki peraturan. Tetapi ancaman ini minimal, karena hanya ada kesempatan kecil
untuk pemerintah mengatur layanan Go jek sebagaimana mereka juga harus mengatur layanan
ojek lainnya. Kompetisi juga menjadi perhatian Go jek, dimana mendapatkan capital atau modal
menjadi dinding utama.31

TAMPILAN GOJEK

31
Analisi swot gojek, diakses dari https://id.scribd.com/document/343897949/Analisis-Swot-Gojek pada tanggal 24
September 2019, pukul 19.43 WIB.
PENUTUP

KESIMPULAN
Kesimpulan yang kita dapat dalam makalah ini adalah segala sesuatu yang terdapat di
dalam system informasi pemasaran membutuhkan banyak proses yang kesemuanya memerlukan
banyak pertimbangan oleh para manajer dalam rangka pemasaran suatu produk agar dapat
bertahan lama dan mengikuti perkembangan keperluan konsumen, sehingga produk tidak mudah
hilang di pasaran, dalam hal ini juga peran teknologi sangat penting dalam system informasi
pemasaran.
SARAN
Dalam rangka penyusunan makalah ini penyusun mencoba membuat makalah dengan
sebaik-baiknya, namun kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan, agar semakin
lengkap dan sempurnanya makalah ini kami menerima saran dan kritik yang membangun agar
menambah ilmu pengetahuan kita dalam pembelajaran mata kuliah manajemen informasi
pemasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi Apriansah, Marketing Online, http://fahmiapriansah.blogspot.com/ diakses pada 25
September 2019, pukul 22.20 WIB.
Renie Kurniati, Menyesuaikan Pemasaran dengan Perekonomian Baru,
https://reniekurniati.blogspot.com/2011/03/menyesuaikan-pemasaran-dengan.html diakses pada
25 September 2019, pukul 22.45 WIB.
Ferry Roen, Teori dan Perilaku Organisasi, http://perilakuorganisasi.com/bisnis-potong-
rantai-pasok-disintermediation.html diakses pada 24 September 2019, pukul 20.42 WIB.
Jurnal Repositori Stain Kudus http://eprints.stainkudus.ac.id di akses pada 22 September
2019, pukul 12.20
Priyo Jawa Dwipa, http://janjisunyi.blogspot.com/2013/12/penyesuaian-pemasaran-
dengan.html?m=1 Diakses pada 24 September 2019, pukul 20.56 WIB.
Renie’ s Weblog https://reniekurniati.blogspot.com/2011/03/menyesuaikan-pemasaran-
dengan.html?m=1 diakses pada 24 September 1995, pukul 11.21 WIB.
Jurnal Repositori Stain Kudus http://eprints.stainkudus.ac.id di akses pada 22 September
2019, pukul 12.20
Ferry Roen, Teori dan Perilaku Organisasi, http://perilakuorganisasi.com/bisnis-potong-
rantai-pasok-disintermediation.html diakses pada 24 September 2019, pukul 20.42 WIB.
Renie’ s Weblog https://reniekurniati.blogspot.com/2011/03/menyesuaikan-pemasaran-
dengan.html?m=1 diakses pada 24 September 1995, pukul 11.21 WIB.
Priyo Jawa Dwipa, http://janjisunyi.blogspot.com/2013/12/penyesuaian-pemasaran-
dengan.html?m=1 Diakses pada 24 September 2019, pukul 20.56 WIB.
Reni Kurniati “Menyesuaikan Pemasaran dengan Perekonomian Baru” melalui
https://reniekurniati.blogspot.com/2011/03/menyesuaikan-pemasaran-dengan.html diakses
tanggal 25 September 2019 Pukul 12:30 WIB .
https://www.kompasiana.com/dihanrudiantoro/551ab5a2a33311e521b65963/konvergensi-
industri-media#

https://blog.ub.ac.id/rizkitadwi/2013/03/19/resume-perbedaan-pemasaran-dahulu-dan-
pemasaran sekarang/
https://mix.co.id/marcomm/news-trend/pemasaran-tradisional-vs-modern/
https://www.academia.edu/12591975/C2C_BUSINESS_MODEL diakses pada hari Rabu, 25
September 2019 pukul 11.00 WIB
https://trendingbisnis.com/index.php/e-commerce-sharing/25-mengenal-e-commerce-dan-
jenisnya-di-indonesia diakses pada hari Rabu, 25 September 2019 pukul 11.10 WIB
https://www.academia.edu/12591975/C2C_BUSINESS_MODEL diakses pada hari Rabu, 25
September 2019 pukul 11.00 WIB
http://binabangsa.ac.id/files/E-COMMERCE%20Nurhasan%20Nugroho.pdf diakses pada
hari Rabu, 25 September 2019 pukul 11.20 WIB
Herman Yakub, Kajian Tentang Perkembangan E-Business terhadap Praktik Bisnis
dalam Jurnal CommIT Vol.4 No.2 Edisi Oktober 2010, hal 87
Febri Nova Lenti, “Rekayasa Proses Bisnis Pada E-Commerce B2B-B2C Menggunakan
Sistem Afiliasi”, Jurnal Informatika dan Komputer (JIKO), Vol. 2, No. 1, hlm. 42-43.
http://www.progresstech.co.id/blog/jenis-e-commerce/ diakses pada tanggal 24
September 2019 pukul 21.28 WIB
Febri Nova Lenti, “Rekayasa Proses Bisnis Pada E-Commerce B2B-B2C Menggunakan
Sistem Afiliasi”, Jurnal Informatika dan Komputer (JIKO), Vol. 2, No. 1, hlm. 42-43.
http://www.progresstech.co.id/blog/jenis-e-commerce/ diakses pada tanggal 24
September 2019 pukul 21.28 WIB
http://www.arsdaniel.web.id/2015/03/pengertian-dan-contoh-website-e.html?m=l di akses
ada tanggal 25 September 2019 pukul 21.25 WIB
Lupiyoadi, Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua, (Jakarta: Penerbit
Salemba Empat,2006), hal. 72.
Chan, Syafruddin, Relationship Marketing, (Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Umum, 2003), hal. 6
Tandjung, J. Widodo, Marketing Management Pendekatan Pada Nilai-Nilai Pelanggan,
(Malang: Bayumedia Publishing, 2004), hal. 89.
Profil perusahaan gojek, diakses dari http://gojekid.blogspot.com/2016/09/profil-
perusahaan-gojek.html?m=1 pada tanggal 24 September 2019, pukul 19.29 WIB
Sejarah gojek Indonesia diakses dari
http://eprints.undip.ac.id/59068/3/BAB_II.pdf&ved=2ahUKEwju84LysenkAhXz7XMBHe0iDrE
QFjACegQICBAI&usg=AOvVaw22DQpHjbSE_oxbRd2-l0mY pada tanggal 24 September
2019, pukul 19.20 WIB
Analisi swot gojek, diakses dari https://id.scribd.com/document/343897949/Analisis-
Swot-Gojek pada tanggal 24 September 2019, pukul 19.43 WIB.

Anda mungkin juga menyukai