Anda di halaman 1dari 11

FOREIGN EXCHANGE MANAGEMENT atau MANAJEMEN VALUTA

ASING

Disusun Sebagai Tugas

Pada Mata Kuliah Asset Liability Management

Dosen Pengampu : Hastin Tri Utami, S.E,. MSi.

Oleh Kelompok 5 (6 ES A) :

1. Annisa Imaniah 1617201007


2. Erin Afrelia 1617201013
3. Khabib Abdul Khalim 1617201020
4. Samsul Fuat 1617201033
5. Tongat Khamdani 1617201037
6. Ulvy Tri Ayu Agustin 1617201039

6 EKONOMI SYARIAH A

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Dalam era globalisasi saat ini banyak kondisi yang berubah, masyarakat tumbuh
kembang dalam keadaan terbuka. Berbagai informasi bisa diperoleh dengan cepat, dan
berbagai keputusan bisa dilakukan dengan mudah.

Dalam dunia bisnis mengubah sebuah konsep manajemen dari konvensional


menjadi modern. Segala aktivitasi bisnis bisa dilakukan dengan lebih sederhana tanpa
ada tekanan, permasalahan hanya terdapat pada kecepatan dan ketetapan dalam
mengambil keputusan secara baik dan akurat. Kondisi ini tidak terkecuali pada saat
transaksi bisnis mengikutkan dipergunakannya valuta asing sebagai alat pembayaran.
Para manajer keuangan berusaha menguatkan berbagai formula mampu menempatkan
dan memperkirakan kestabilan valuta asing secara konstan dalam suatu kurun waktu
akuntansi yang berdasarkaan data dan kondisi yang terjadi pada masa lalu.

Bank yang mempunyai Asset & Liabilites berbagai jenis mata uang. Hal ini
dikarenakan adanya kemungkinan perubahan nilai masing-masing mata uang terhadap
mata uang asal. Dengan demikian, bank yang portepel asset liability-nya terdiri dari
dari beberapa mata uang harus senantiasa mengantisipasi risiko yang dapat ditimbulkan
oleh perubahan nilai masing-masing mata uang tersebut.

Atas dasar tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa formula yang dibuat bisa
saja tidak berjalan sesuai yang diharapkan atau melenceng dari yang diperkirakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen valuta asing ?
2. Apa tujuan melakukan transaski valuta asing ?
3. Apa saja resiko valuta asing ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui manajemen valuta asing.
2. Untuk mengetahui tujuan transaksi valuta asing.
3. Untuk mengetahui resiko valuta asing.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Valuta Asing


Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telahb ditetapkan1.
Valuta asing adalah mata uang yang berasala dari negara lain dan dipakai
sebagai perhitungan untuk melihat nilai mata uang domestik ketika dikonversikan
dengan mata uang asing tersebut2. Seperti mata uang dollar Singapore di konveriskan
dengan rupiah, dan lain sebagainya.
Menejemen valuta asing adalah cara bagaimana mengelola foreign exchange
asset and liability yang baik dengan tujuan mengoptimalkan pendapatan dan
meminimalkan resiko, dikaitkan dengan pergerakan exchange rate and interest rate
yang relatif sulit di perkirakan3. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk pasar valuta
asing. Secara garis besar tindakan manajemen valut asing berupa 4:
1. Pengendalian kesejahteraan mata uang asing.
2. Pengendalian keuntungan netto dari nilai tukar.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta


asing disuatu negara, yaitu5:
1. Kondisi ekspor dan impor terjadi di suatu negara.
2. Tingginya keterlibatan masyarakat dan pebisnis yang mempengaruhi permintaan
dan penawaran valuta sing.
3. Tumbuh dan berkembangnya aktivitas bisnis di negara tersebut yang cenderung
stabil secara jangka panjang.

1
T. Handoko, “Manajemen”, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2013), hlm. 8, dalam kutipan
https://portalnulis.blogspot.com/2017/11/makalah-manajemen-valuta-asing.html?m=1.
2
Irham Fahmi, “Bank dan Lembaga Kuangan Lainnya”, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.265, dalam kuitpan
https://portalnulis.blogspot.com/2017/11/makalah-manajemen-valuta-asing.html?m=1.
3
Raflus Rax (1996:50) dalam kutipan, https://belajarperbankangratis.blogspot.com/2012/12/manajemen-
valas.html?m=1.
4
Thomas, “Manajemen Aset dan Liabilitas, dalam kutipan
http://duniamanajemenku.blogspot.co.id/2009/02/manajemen-aset-dan-liabilitas-alma.html.
5
Irham Fahmi, “Bank dan Lembaga Kuangan Lainnya”, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.265, dalam kuitpan
https://portalnulis.blogspot.com/2017/11/makalah-manajemen-valuta-asing.html?m=1.
4. Munculnya para spekulan yang turut serta memanfaatkan kondisi yang terjadi.
Yaitu mereka yang membeli pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi.

B. Tujuan Melakukan Transaksi Valuta Asing


Secara umum tujuan pengelolaan valuta asing adalah mengelola risiko fluktuasi
nilai tukar secara menyeluruh (economis, translation dan transaction) yang dikaitkan
dengan posisi devisa neto yang dimiliki.
Posisi Devisa Neto adalah angka yang merupakan penjumlahan dari nilai absolut untuk
jumlah dari6 :
1. Selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca setiap valuta asing.
2. Selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun
kontinjensi dalam rekening administratif untuk setiap valuta asing.
Rekening administratif dalam valuta asing adalah rekening yang dapat
menimbulkan tagihan dan/ atau kewajiban dimasa mendatang yang merupakan
komitmen dan kontijensi melalui transaksi valuta asing yang mecakup spot, forward,
option yang diterbitkan oleh bank, future, margin trading, bank garansi, L/C dan
produk-produk lainnya yang sejenis.

Dalam manajemen valuta asing maka perlu penetapan strategi yang baik antara
lain7:

1. Centralize Policies and Limite


Penetapan kebijakan posisi devisa neto harus diputuskan disatu unit
(Treasury) disamping memudahkan penyesuaian posisi juga memudahkan
pengawasan, serta dibarengi dengan memberikan batasan-batasan baik jumlah
secara global maupun masing-masing pelaku transaksi valuta asing. Misalnya :
a. Jumlah posisi devisa neto secra global sebesar maksimum 15% dari jumlah
modal.
b. Posisi devisa neto per jenis mata uang maksimum : - USD 20%, Yen 10%, dan
sebagainya.
c. Setiap dealer tidak boleh mengambil posisi.

6 6
Imam Rusyamsi, Asset Liability Management Strategi Pengelolaan Aktiva Pasiva Bank “Foreign Exchange
Management” , (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, ). Hlm 69

7
Ibid.
2. Controlize policies and controls limit
Kebijakan atau strategi global perlu dibarengi dengan sistem pengawasan
yang ketat melalui laporan.
3. Diversification
Penumpukan valuta asing memperbesar tingkat risiko oleh sebab itu,
risiko perlu disebar dengan jalan menyebar jenis valuta asing yang ditahan.
4. Minimization of losses is more important than maximing trading profit
Sesui dengan prinsip “prudential banking”, dianggap penting mengingat
fluktuasi perubahan nilai tukar yang sangat cepat. Bahaya dari perubahan nilai
tukar dapat dilihat dengan adanya beberapa bank yang “collapse”. Krena itu konsep
meminimumkan risiko selalu ditanamkan kepada pengelola valuta asing.

C. Resiko Valuta Asing


Upaya untuk menghindari risiko valuta asing dapat dilakukan dengan menata
struktur mata uang yang dimiliki oleh suatu bank untuk mengoptimalkan pendapatan
karena adanya perubahan nilai mata uang. Struktur asset liabilit dalam berbagai mata
uang yang dimiliki suatu bank disebut Posisi Devisa Neto (PDN) atau Net Open
Position (NOP).
Ada 4 (empat) risiko yang dapat mempengaruhi pendapatan valuta asing,
yaitu:
1. Economic Exposure
Risiko mendapatkan valut asing yang timbul karena perubahan nilai tukar
sebagai akibat perubahan ekonomi keuangan baik internal maupun eksternal,
seperti peraturan pemerintah, tingkat inflasi, tingkat bunga, perubahan nilai tukar
negara lain, neraca perdagangan.
2. Translation Exposure
Risiko pendapatan valuta asing yang timbul karena perubahan nilai tukar
sebagai akibat perbedaan nilai mata uang antara saat terjadi transaksi dihadapkan
dengan nilai mata uang pada saat pembukaan dan dalam neraca disebut perbedaan
kurs revaluasi.
Misal :
Pada tanggal tertentu Bank A membeli dolar dengan kurs Rp. 5.000 per USD, dan
pada tanggal yang sama Bank Indonesia menetapkan kurs pembukuan Rp. 5.100,00
per USD sehingga bank A akan rugi kurs (rugi evaluasi) sebesar Rp. 100,00 per
USD.
3. Transaction Risk
Risiko pendapatan valuta asing yang timbul karena perubahan nilai tukar
sebagai akubat transaksi yang dilakukan.
Misal :
Pada tanggal tertentu bank A membeli dolar dengan kurs Rp. 5.000,00 per USD
dan pada tanggal yang sama menjual dolar dengan kurs Rp. 5.200,00 per USD
sehingga dengan ransaksi tersebut bank A akan untung karena jual beli valuta
asing.

D. VAR (Value at Risk) Sebagai Alat Pengendali Risiko Valuta Asing


Metode VAR adalah metode untuk melakukan estimasi kerugian atas portofolio
dalam satu periode tertentu dalam batas tingkat keyakinan tertentu. VAR dapat
dipergunakan untuk mengukur hasil yang diharapkan atau risiko yang mungkin
dihadapi pada suatu periode tertentu (overnight, seminggu, sebuan, atau lainnya)
dengan tingkat keyakinan tertentu (confidence level).
Teknik VAR mendasarkan pada konseo statistik dari distribusi normal, standar
deviasi, dan tingkat keyakinan. VAR sering juga disebut dengan “risk dollar concepts”,
dengan beberapa variasi disebut juga “earning at risk”, “income at stake” atau juga “risk
point”. Misalnya bank pada tanggal tertentu mempunyai open posisi pada USD/Rupiah
maka dengan tingkat kepercayaan (confidence level) tertentu (99%, 95% atau 90%)
maksimum risiko yang dihadapi adalah sebesar dolar tertentu.
Analisis VAR mengukur risiko dengan mengukur tingkat sensitivitas harga
suatu instrumen, yaitu seberapa jauh korelasi antara prubahan suatu faktor dengan
perubahan harga instrumen. Untuk memulainya pertama, dilakukan observasi harian
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga guna memperoleh gambaran “mean” dan
varian sebagai dasar untuk mengestimasi “volatilitas” faktor-faktor tersebut. Kedua,
diasumsikan faktor bergerak secara normal sehingga digunakan distribusi probabilitas
normal untuk mengestimasikan pergerakan faktor di masa datang, yaitu dengan
mngekstrapolasikan pergerakan historis faktor tersebut. Tingkat kepercyaan
diekspresikan dengan standar deviasi varian yang di aplikasikan pada distribusi
probabilitas. Terakhir, dilakukan estimasi saat dimana suatu nilai akan menjadi risiko
sehingga pada saat itu dapat dilakukan likuidasi atau netralisasi posisi terhadap
pengaruh pasar. estimasi ini diperoleh dengan mengalikan kemungkinan maksimum
perubahan harga dihadapkan dengan berapa hari “paper” yang ada tetap
disimpan/dipertahankan/tidak dijual kembali (holding period).
Untuk mempermudah memahami VAR, dibawah ini diberikan contoh yang paling
sederhana dalam menghitung VAR. Misalnya kita memiliki “paper” bernilai 100juta
rupiah, dan dari data harian diestimasi standar deviasi untuk “yield paper” tersebut
sebebsar 0.605%. Jika “holding” period yang kita inginkan hanya satu (1) hari maka
nilai VAR dapat dihitung sebagai berikut :
1. Dengan tingkat kepercayaan 95% :
VAR =Rp. 100.000.000,00 x 1.65 x 0.605% x √1
=Rp. 998.250,00
2. Dengan tingkat kepercayaan 99% :
VAR =Rp. 100.000.000,00 x 2.33 x 0.605% x √1
=Rp. 1.409.650,00

Dari perhitungan diatas, diketahui bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%


maka 95% kemungkinan kerugian kurang atau sama dengan Rp. 998.250,00 sedangkan
5% kemungkinan kerugian lebih besar dari Rp. 998.250,00. Dengan tingkat
kepercayaan 99% kemungkinan kerugian kurang atau sama dengan Rp. 1.409.650 dan
hanya 1% kemungkinan kerugian lebih besar dari Rp. 1.409.650,00.

Jadi VAR memberikan dasar gerak pemilihan risiko portofolio dengan berbagai
standar deviasi dan dihubungkan dengan pergerakan harga dimasa datang sehingga
jumlah maksimumkerugian dapat diestimasi sehingga dapat diambil langkah untuk
mengantisipasi kerugian tersebut, misalnya dengan hedging. Dengan demikian VAR
dapat di aplikasikan untuk menentukan portofolio asset, limit dealer, mengevaluasi
performance invesment/trading, memaksimumkan return pada tingkat risiko yang
ditolerir, penetapan harga suatu produk, mengestimasi kerugian potensial pada suatu
“open position” sehingga membantu dalam pengambilan keputusan. (Lebih jauh akan
dibicarakan dalam Treasury Management)8.

8
Imam Rusyamsi, Asset Liability Management Strategi Pengelolaan Aktiva Pasiva Bank “Foreign Exchange
Management” , (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, ). Hlm 75.
E. Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing
Dalam transaksi valuta asing yang dilakukan dalam perdagangan internasional
tidak selamanya penyerahan dapat dilakukan pada saat transaski, mengingat jarak yang
relatif jauh, perbedaan waktu serta volume ditutup secara tunai (spot). Oleh karena itu,
ada tiga macam jenis transaksi yang dapat dilakukan yaitu9:
1. Transaski SPOT, yaitu transaski pembelian dan penjualan valuta asing untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaian paling lambat dalma
jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh karena dianggap tunai, sedangkan
waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan
merupakan transaksi internasional. Ada tiga cara penyerahan dalam transaksi spot
sebagai berikut:
a. Value today, dimana penyerahan dilakukan pada tanggal (hari) yang sama
dengan tanggal (hari) dilakukannya transaksi. Penyerahan ini sering disebut
juga sebagai cash settlement.
b. Value tomorrow, poenyerahan dilakukan pada hari ketiga kerja berikutnya
atau disebut one statement.
c. Value spot, penyerahan dilakukan dua hari kerja setelah transaksi.
2. Transaksi FORWARD, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing yang
nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan
datang antara 2X24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah boleh karena
harga yang digunakan adalah harga yang dijanjikan (Muwa’adah) dan
penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan
tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dalam bentuk
forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari10. Transaksi ini
juga sering disebut transaksi berjangka wajtu tertentu. kurs ditetapkan pada waktu
kontrak dilakukan, tetapi pembayarannya bebrapa waktu mendatang sesuai dengan
jnagka waktunya.
3. Transaksi SWAP, yaitu kontrak pembelian dan penjualan valuta asing dengan
harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valuta asing
yang sama dengan harga forward. Tujuan dari transaksi swap untuk menjaga

9
Kasmir, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 216-221, dikutip
https://portalnulis.blogspot.com/2017/11/makalah-manajemen-valuta-asing.html?m=1.
10
Amir machmud dan Rukmana, “Bank Syariah”,(Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2010), hlm.40, dikutip
https://portalnulis.blogspot.com/2017/11/makalah-manajemen-valuta-asing.html?m=1.
kemungkinan dari kerugian yang disebabkan perubahan kurs. Transaksi swap dapat
dilakukan oleh Bank Indonesia dengan bank atau antara bank dengan nasabahnya.
Hukumannya haram karena mengandung unsur maisir (spekulasi).
4. Transaksi OPTION, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli
atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing
pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. hukumnya haram karena
mengandung unsur maisir (spekulasi).

F. Norma-norma Syariah dalam Pasar Valuta Asing


Aktivitas perdagangan valuta asing harus terbebas dari unsur riba, maisir dan
gharar. Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu 11:
1. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot), artinya masing-masing
pihak harus menerima atau menyerahkan masing-masing mata uang pada saat yang
bersamaan.
2. Motif penukaran dalam rangka mendukung transaksi komersial, yaitu transaksi
perdagangan barang dan jasa anta bangsa. Bukan dalam rangka spekulasi.
3. Harus dihindari jual beli bersyarat. Misal, A setuju membeli barang dari B hari ini,
dengan syarat B harus membelinya kembali pada tanggal tertentu dimasa
mendatang.
4. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini mampu
menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.
5. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai, atau dengan kata lain tidak
dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan.
Dengan memperhatikan batasan tersebut, terdapat beberapa tingkah laku
perdagangan yang saat ini bisa dilakukan di pasar valuta asing konvensional, yang harus
dihindari, antara lain:
1. Perdagangan tanpa penyerahan (futur non delivery trading atau margin trading).
2. Jual beli valuta asing bukan transaksi komersial (arbitragel), baik spot maupun
forward.
3. Melakukan penjualan melebihi jumlah yang dimiliki atau dibeli (oversold).

11
Umam Khaerul, “Manajemen Perbankan Syariah”, Bandung: Pustaka Setia, 2013, hlm 325.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Menejemen valuta asing adalah cara bagaimana mengelola foreign exchange


asset and liability yang baik dengan tujuan mengoptimalkan pendapatan dan
meminimalkan resiko, dikaitkan dengan pergerakan exchange rate and interest rate
yang relatif sulit di perkirakan. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk pasar valuta
asing. Secara garis besar tindakan manajemen valut asing berupa:

1. Pengendalian kesejahteraan mata uang asing.


2. Pengendalian keuntungan netto dari nilai tukar.
Secara umum tujuan pengelolaan valuta asing adalah mengelola risiko fluktuasi
nilai tukar secara menyeluruh (economis, translation dan transaction) yang dikaitkan
dengan posisi devisa neto yang dimiliki.
Upaya untuk menghindari risiko valuta asing dapat dilakukan dengan menata
struktur mata uang yang dimiliki oleh suatu bank untuk mengoptimalkan pendapatan
karena adanya perubahan nilai mata uang. Struktur asset liabilit dalam berbagai mata
uang yang dimiliki suatu bank disebut Posisi Devisa Neto (PDN) atau Net Open
Position (NOP).
Norma-norma syariah dalam pasar valuta asing aktivitasnya harus terbebas dari
unsur riba, maisir dan gharar. Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan :
1. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot).
2. Motif penukaran dalam rangka mendukung transaksi komersial.
3. Harus dihindari jual beli bersyarat.
4. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini mampu
menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.
5. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai.
Daftar Pustaka

Khaerul Umam, “Manajemen Perbankan Syariah”, Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Rusyamsi Imam, Asset Liability Management Strategi Pengelolaan Aktiva Pasiva Bank
“Foreign Exchange Management” , (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP)
AMP YKPN, ).
https://portalnulis.blogspot.com/2017/11/makalah-manajemen-valuta-
asing.html?m=1.

https://belajarperbankangratis.blogspot.com/2012/12/manajemen-valas.html?m=1.
http://duniamanajemenku.blogspot.co.id/2009/02/manajemen-aset-dan-liabilitas-
alma.html

Anda mungkin juga menyukai