Anda di halaman 1dari 4

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Berbicara

Arsjad dan Mukti U.S. (1993: 17-20) mengemukakan bahwa untuk menjadi pembicara yang baik ,
seorang pembicara harus menguasai masalah yang sedang dibicarakan, dan harus berbicara dengan jelas
dan tepat. Beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk keefektifan berbicara adalah
faktor kebahasaan dan nonkebahasaan.

Faktor kebahasaan yang menunjang keefektifan berbicara, meliputi; ketepatan ucapan, penempatan
tekanan, nada sandi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata, dan ketepatan sasaran kebahasaan. Faktor-
faktor nonkebahasaan meliputi; sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, pandangan harus diarahkan
pada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak-gerik dan mimik yang tepat,
kenyaringan suara, kelancaran, relevansi atau penalaran, dan penguasaan topik. Faktor yang menunjang
keefektifan berbicara di atas, baik yang bersifat kebahasaan maupun yang nonkebahasaan, keduanya
tidak boleh diabaikan apabila seseorang ingin menjadi pembicara yang terampil. Dalam meraih keinginan
tersebut harus dengan proses berlatih yang dilakukan secara berkesinambungan dan sistematis.

. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara

Bicara merupakan keterampilan bagi anak, sehingga berbicara dapat dipelajari dengan beberapa metode
yang berbeda. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi keterampilan berbicara anak. Menurut
Arman Agung (2008: 1) ada dua faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara yaitu faktor internal
dan eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan segala potensi yang ada dalam diri seseorang.

Faktor internal meliputi faktor fisik maupun non fisik (psikis), berikut adalah penjelasan lengkapnya:

1) Faktor Fisik

Faktor fisik merupakan faktor yang menyangkut dengan kesempurnaan organ-organ tubuh yang
digunakan di dalam berbicara, di dalam hal ini meliputi pita suara, lidah, gigi, dan bibir.

2) Faktor Non Fisik (Psikis)

Faktor non fisik (psikis) merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi psikologis seseorang dan
tidak berhubungan dengan fisik. Faktor psikis keterampilan berbicara meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Kepribadian (Kharisma)

Kepribadian yang dimiliki mempengaruhi cara seseorang dalam berbicara. 2

b) Karakter dan Temperamen

Karakter merupakan hasil dari cara berpikir dan berperilaku. Karakter dimulai dari pola pikir yang
kemudian diwujudkan dalam tindakan, yang bila dilakukan secara terus-menerus akan menjadi suatu
kebiasaan. Karakter atau sering disebut juga temperamen merupakan sifat batin yang secara tetap
memengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikiran seseorang. Misalnya karakter periang, penyedih,
pemberani, teliti, dan sebagainya.

c) Bakat (Talenta)

Bakat adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada seseorang. Bakat perlu digali hingga muncul ke
permukaan (karena pada dasarnya bakat adalah sesuatu yang telah ada sebelumnya).

d) Tingkat Inteligensi

Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. Inteligensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses
berpikir secara rasional.

e) Kreativitas

Kreativitas memiliki kedudukan yang hampir sama dengan inteligensi. Kreativitas adalah salah satu ciri
dari berpikir inteligen karena keduanya merupakan manifestasi dari berpikir kognitif. Berpikir kreatif yang
diasah akan mampu memunculkan keterampilan-keterampilan tertentu pada individu, termasuk
keterampilan berbicara. 2

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi tingkat pendidikan,
kebiasaan, dan lingkungan pergaulan. Pada anak TK faktor eksternal ini dapat diperoleh salah satunya
dalam pembelajaran di sekolah.

Dhieni Nurbiana (2005: 3.7) menjelaskan tiga tahap perkembangan berbicara anak menurut Vygotsky
yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Eksternal

Tahap eksternal terjadi ketika anak berbicara secara eksternal di mana sumber berpikir berasal dari luar
diri anak. Sumber berpikir ini sebagian besar dari orang dewasa yang memberikan pengarahan,
informasi, dan melakukan tanya jawab dengan anak. Sumber yang lain bisa berasal dari teman sebaya,
yaitu pada saat anak berbicara dan bertukar pendapat dengan teman lain di lingkungan sekolah maupun
di lingkungan sekitar rumah anak. Dalam lingkungan sekolah inilah keterampilan berbicara anak dapat
dikembangkan, yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif di mana anak diberi kesempatan untuk
mengeluarkan dan saling bertukar pendapat dengan teman lain dalam satu kelompoknya.

b. Tahap Egosentris

Tahap egosentris adalah tahap di mana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan pembicaraan
orang dewasa bukan lagi menjadi persyaratan. Pada tahap ini anak mempunyai pendapat dan pikiran
sendiri untuk berbicara tanpa memandang apakah itu benar atau salah, yang terpenting adalah
mengeluarkan apa yang ada dalam benaknya sesuai dengan pikiran anak sendiri tanpa peduli perkataan
orang lain. 3

c. Tahap Internal

Pada tahap internal proses berpikir anak telah memiliki penghayatan sepenuhnya. Anak sudah dapat
mengerti tentang apa yang akan dia bicarakan dengan orang lain.

Keterampilan berbicara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar
diri anak. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Hurlock (2000:185) bahwa keterampilan berbicara
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

a. Persiapan Fisik untuk Berbicara

Kemampuan berbicara tergantung pada kematangan mekanisme bicara. Sebelum semua organ bicara
mencapai bentuk yang lebih matang, saraf dan otot mekanisme suara tidak dapat menghasilkan bunyi
yang diperlukan bagi kata-kata.

b. Kesiapan Mental untuk Berbicara

Kesiapan mental untuk berbicara tergantung pada kematangan otak, khususnya bagian-bagian asosiasi
otak. Biasanya kesiapan tersebut berkembang di antara umur 12 sampai 18 bulan dan dalam
perkembangan bicara yang dipandang sebagai “saat dapat diajar”.

c. Model yang Baik untuk Ditiru

Model yang baik untuk ditiru diperlukan agar anak tahu bagaimana mengucapkan kata dengan benar.
Model tersebut mungkin orang di lingkungan sekitar anak. Jika anak kekurangan model yang baik, maka
anak akan sulit belajar berbicara dan hasil yang dicapai berada di bawah kemampuan anak. 3

d. Kesempatan untuk Berpraktik


Jika anak tidak diberikan kesempatan untuk berpraktik maka mereka akan putus asa dan motivasi anak
menjadi rendah.

e. Motivasi

Jika anak mengetahui bahwa mereka dapat memperoleh apa saja yang mereka inginkan tanpa
memintanya, dan jika anak tahu bahwa pengganti bicara seperti tangis dan isyarat dapat mencapai
tujuan tersebut, maka motivasi anak untuk belajar berbicara akan melemah.

f. Bimbingan

Cara yang paling baik untuk membimbing belajar berbicara adalah menyediakan model yang baik,
mengadakan kata-kata dengan jelas, serta memberikan bantuan mengikuti model.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara anak dapat dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor fisik dan psikis. Faktor fisik berkaitan
dengan organ-organ berbicara sedangkan faktor psikis meliputi kepribadian, karakter, bakat, tingkat
inteligensi, dan kreativitas. Faktor internal yang mempengaruhi keterampilan berbicara anak meliputi
tingkat pendidikan, kebiasaan, dan lingkungan pergaulan. Perkembangan keterampilan berbicara dapat
dilihat dari tahap internal, tahap egosentris, dan tahap eksternal yang secara umum dipengaruhi oleh
kesiapan fisik dan mental untuk berbicara, model yang baik untuk ditiru, kesempatan untuk berpraktik,
motivasi, dan bimbingan. 4

Anda mungkin juga menyukai