Disusun oleh :
SUSWATUN CHASANAH
NIM:B10 113
Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Asuhan kebidanan Ibu Nifas pada
Ny. M P1A0 dengan Bendungan Saluran Air Susu Ibu (ASI) di BPS Yunita Setyo
Margono Sambungmacan Sragen Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
1. Dra. Agnes Sri Hartati, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III STIKes Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta.
penulis.
4. Yunita Setyo Margono, Amd. Keb, selaku bidan di BPS Yunita Setyo
iv
5. Ny. M yang telah bersedia menjadi subyek dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
➢ Ðoa NQNbQr¡kan kQkuatan pada oran§ μan§ 1QNafi, NQNbuat oran§
t¡dak pQrcaμa NQnjad¡ pQrcaμa dan NQNbQr¡kan kQbQran¡an pada oran§
μan§ kQtakutan.
➢ flnda jan§an pQrnafi NQnμQrafi, sQbab ada tQNpat dan saat d¡ Nana
oNbak tQrt¡n§§¡ pun akan bQrba1¡k arafi.
➢ Gran§ μan§ kQNaNpuannμa b¡asa saja tQtap¡ tQkun akan 1Qb¡fi bQrfiar§a
dar¡ pada oran§ μan§ cakap tap¡ kQNauannμa rapufi.
PERSEMBAHAN
ÐQn§an sQ§a1a rQndafi fiat¡, {arμa Iu1¡s I1N¡afi
¡n¡ saμa pQrsQNbafikan:
√. fl11afi GAI, μan§ sQ1a1u NQ1¡Npafikan rafiNat
dan fi¡daμafi~Mμa, sQfi¡n§§a {arμa Iu1¡s
I1N¡afi ¡n¡ dapat tQrsQ1Qsa¡kan.
¥. {Qdua oran§ tuaku, %apak~¡bu tQr¡Na kas¡fi
atas do²anμa sQfi¡n§§a pQnu1¡s dapat
NQnμQ1Qsa¡kan {arμa Iu1¡s I1N¡afi ¡n¡.
S. Gran§ tQrkas¡fiku μan§ sQ1a1u NQNbQr¡kan
NOt¡sas¡, kQsQt¡aan, do²a dan sQ1a1u
NQNbQr¡kan tuntutan d¡ t¡ap 1an§kafi untuk
tQrsQ1Qsa¡nμa {arμa Iu1¡s I1N¡afi ¡n¡.
4. IQNQn~tQNQnku Gou1NatQ μan§ NQNbQr¡kan
sQNan§at da1aN NQnμQ1Qsa¡kan {arμa Iu1¡s
I1N¡afi ¡n¡.
h. fl1NaNatQr tQrc¡nta.
vi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Program Studi DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
SUSWATUN CHASANAH
B 10.113
INTISARI
Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia sebesar 226 per
100.000 kelahiran hidup. Untuk mengurangi angka kematian tersebut maka perlu
dilakukan perawatan masa nifas yang baik terutama pada ibu nifas dengan
bendungan ASI supaya diagnosa potensial tidak terjadi. Berdasarkan data di BPS
Yunita Setyo Margono Sambungmacan Sragen pada bulan Januari-Oktober 2012,
diperoleh data jumlah ibu nifas sebanyak 46 ibu nifas, dimana 35 ibu nifas
(76,09%) tanpa komplikasi, 10 ibu nifas (21,74%) dengan bendungan saluran air
susu ibu terjadi karena ibu tidak mau menyusui bayinya. Dan 1 ibu nifas (2,17%)
ibu nifas dengan perdarahan pervaginam.
Tujuan: Dari asuhan kebidanan pada Ny. M dengan bendungan saluran air susu
ibu adalah untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan saluran ASI dengan menerapkan
manajemen kebidanan Varney.
Metodologi: Laporan ini merupakan laporan studi kasus dengan metode deskriptif
yang dilakukan pada bulan September 2012 sampai juli 2013. Lokasi studi kasus
di BPS Yunita Setyo Margono Sambungmacan Sragen. Teknik pengumpulan data
melalui data primer dan data sekunder. Subyek studi kasus yang diambil penulis
adalah Ny. M P1A0 dengan bendungan saluran ASI.
Hasil: Setelah 4 hari diberikan terapi Antalgin 500 mg per oral 3 x 1, perawatan
payudara, cara menyusui yang benar dan gizi ibu nifas didapatkan hasil masalah
dapat teratasi, kecemasan ibu tidak ada, panas ibu turun, rasa nyeri dan bengkak
hilang, laktasi menjadi lancar, ibu dapat menyusui bayinya dengan lancar dan
bendungan saluran ASI sudah teratasi.
Kesimpulan: Pada kasus Ny. M P1Ao dengan bendungan saluran ASI tidak
terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
INTISARI .........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
ix
2. Bendungan Saluran Air Susu Ibu (ASI) ................. 21
B. Pembahasan ................................................................. 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................. 77
B. Saran ............................................................................ 79
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Anatomi Payudara ..................................................................... 12
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
salah satunya adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI masih cukup tinggi yaitu 226 per 100.000
(MDGs) pada tahun 2015, AKI dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup (Dinkes, 2009). Dari data AKI di Indonesia terdapat 60%
kematian pada masa nifas dalam 24 jam pertama dalam hal ini perlu peran
dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas sangat membantu dalam
dilakukan adalah perawatan pada masa kehamilan dan masa nifas yang baik,
dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
Pada permulaan masa nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik
terjadi pembendungan air susu, mammae panas serta keras pada perabaan
nyeri, puting susu bisa mendatar sehingga dapat menyukarkan bayi untuk
1
2
bendungan ASI akan terlihat oedema, puting susu kencang, dan ASI tidak
keluar. Akibat terhadap bayi, bayi tidak puas setiap setelah menyusu, bayi
sering menangis atau bayi menolak menyusu (Setyo & Sri, 2011). Jika
bendungan ASI tidak ditangani dengan baik maka akan terjadi mastitis,
peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut akan terjadi
memberikan motivasi ibu untuk menyusui pada masa nifas dan bidan harus
bisa mengatasi masalah yang sering terjadi yaitu kelainan pada bentuk putting
data bulan Januari – Oktober 2012, ibu nifas sebanyak 46 ibu nifas, dimana
bendungan saluran air susu ibu terjadi karena ibu tidak mau menyusui
bayinya. dan 1 ibu nifas (2,17%) ibu nifas dengan perdarahan pervaginam.
penelitian “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny.M P1A0 dengan Bendungan
Saluran Air Susu Ibu (ASI) di BPS Yunita Setyo Margono Sambungmacan
B. Perumusan Masalah
P1A0 dengan Bendungan Saluran Air Susu Ibu (ASI) Di BPS Yunita Setyo
1. Tujuan Umum
langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu
Sambungmacan, Sragen.
Sambungmacan, Sragen.
nyata dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. M P1A0 dengan
1. Bagi Penulis
bidang pelayanan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan saluran air
susu ibu.
2. Bagi Profesi
3. Bagi BPS
4. Bagi Pendidikan
mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan saluran air
susu ibu.
1. Eny kusuma (2007), dengan judul " Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
pada ibu menyusui yang salah dan kelenjar yang tidak dikosongkan.
kompres dingin diantara waktu menyusu serta diurut atau dipompa agar
ibu baik, ASI keluar lancar, rasa nyeri dan bengkak hilang.
6
2. Utami Dewi (2012), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. D P1A0
perawatan payudara, dan menyusui bayi dengan baik dan benar. Hasilnya
setelah 3 hari masalah dapat teratasi, kecemasan ibu tidak ada, panas ibu
turun, rasa nyeri dan bengkak hilang, laktasi menjadi lancar, ibu dapat
teratasi.
Ny.U P1A0 Dengan Bendungan Saluran Air Susu Ibu di BPS Ary
menyusui yang benar, gizi ibu nifas, ASI eksklusif dan penyuluhan
payudara lunak, puting susu sudah tidak lecet, ASI keluar lancar dan ibu
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat studi kasus,
Bab ini berisi tentang landasan teori yang meliputi teori medis
Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi pengambilan kasus,
Varney.
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Masa Nifas
a. Pengertian
Menurut Setyo & Sri (2011), tahapan masa nifas dibagi dalam tiga
periode yaitu:
1) Puerperium Dini
2) Puerperium Intermedial
minggu.
9
10
3) Remote puerperium
antara lain:
1) Involusio
sebelum hamil.
sebesar 2 cm.
3) Luka-luka
dan servik yang tidak luas akan sembuh primer. Infeksi dapat
4) Lochea
Macam-macam lochea :
seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel
halus pada anak yang baru lahir) dan mekoneum (yakni, isi
usus janin cukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus
pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta
c) Lochea serosa
14 pasca persalinan.
d) Lochea alba
5) Serviks
(Farrer, 2001).
6) Vagina
7) Ligamen-ligamen
(Wiknjosasrto, 2006).
(Depkes, 2004)
13
d. Laktasi
Menurut Setyo & Sri (2011), masalah yang sering muncul dalam
Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan
menjadi lecet.
2) Payudara bengkak
3) Mastitis
4) Abses payudara
payudara tersebut.
sebagainya.
3) Keluarga berencana.
(Prawirohardjo, 2002).
15
1) Mobilisasi
(Wiknjosastro, 2006).
2) Diet
Dalam enam jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat
dapat buang air besar karena semakin lama feses tertahan dalam
usus maka akan semakin sulit untuk buang air besar secara
4) Perawatan payudara
mammae dan puting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi
lahir.
perdarahan abnormal.
istirahat.
bayi sehari-hari.
tangan.
d) Letakkan ibu jari pada batas areola mammae dan letakkan jari
berhadapan.
18
f) Pijat daerah diantara kedua jari tadi ke arah depan sehingga akan
lactiferous.
telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain atas areola
i) Jangan memijat atau menarik puting susu, karena ini tidak akan
menghadap payudara.
(4) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
bawah areola.
5) Menyendawakan bayi
4) Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan
bayi.
a. Pengertian
dan bila diperiksa ASI tidak keluar, badan bisa demam dalam 24
b. Etiologi
c. Gambaran klinis
susu atau caked breast, sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup
Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik atau
keras pada perabaan dan nyeri, suhu badan tidak naik. Puting susu
23
bisa mendatar dan hal ini dapat menyukarkan bayi untuk menyusu.
(Prawirohardjo, 2005).
terlokalisasi.
a) Payudara panas.
b) Keras.
adalah:
payudara.
mengurangi rasa cemas itu, sehingga ibu tidak takut lagi untuk
ditemani dan diajak bicara serta besarkan hati ibu dengan diberi
1. Pengertian
(2008), meliputi:
dengan pendidikan.
tersebut.
meliputi:
bayinya.
(Sujiyantini, 2009).
d) Riwayat menstruasi
(Prawirohardjo, 2002).
f) Riwayat perkawinan
(sujiyatini, 2009).
tidak, meliputi :
4) Keluhan – keluhan
7) Imunisasi TT
(3) Eliminasi
Kebutuhan tidur ± 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang
hari. Pola istirahat dan aktivitas ibu slama nifas yang kurang
ASI.
j) Psikososial budaya
untuk diketahui.
32
2) Data obyektif
(Sulistyawati, 2009).
a) Status Generalis
(Marmi, 2011).
kesadarannya composmentis
(Marmi, 2011).
(Saifuddin, 2002).
ke tanda-tanda infeksi
ASI 82 x/menit.
b) Pemeriksaan sistematis
dan gigi.
karaktristik lainnya
(Wiknjosastro, 2007).
ketombe.
oedema.
36
(Marmi, 2011).
benjolan.
atau tidak
(Sujiyatini, 2009).
(Farerr, 2001).
1) Abdomen
(Janah, 2011).
2) Genital
secret.
38
(Sulistyawati, 2009).
1) Diagnosa
a) Data subyektif
b) Data obyektif
2) Masalah
3) Kebutuhan
oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
atau antisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap
payudara.
payudara.
yang benar.
6) Keadaan ibu baik, payudara sudah tidak bengkak dan ASI sudah
keluar lancar .
3. Data perkembangan
(2004)
S : (Subyektif)
O : (Obyektif)
A : (Assesment)
P : (Planning)
C. Landasan hukum
METODOLOGI PENELITIAN
metode deskriptif dengan tipe studi kasus suatu penelitian yang dilakukan
dengan tujuan tertentu untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu
Jenis karya tulis ilmiah pada kasus ini adalah laporan kasus pada ibu
Lokasi studi kasus adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti
Subyek studi kasus adalah orang atau golongan yang menjadi sasaran
pengambilan kasus diambil (Hasan, 2002). Studi kasus ini dilakukan pada
43
44
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2006).
adalah format asuhan kebidanan pada ibu nifas dan lembar observasi.
Dalam penyusunan studi kasus ini digunakan berbagai data antara lain
1. Data primer.
(Hasan, 2002).
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
(Notoatmodjo, 2002).
3) Perkusi
4) Auskultasi
b. Wawancara
Dalam kasus ini wawancara atau tanya jawab pada ibu nifas dengan
c. Observasi
(Nursalam, 2001).
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan atau terapi diperoleh
(Notoatmodjo, 2002).
a. Studi Kepustakaan
tentang infeksi pada ibu nifas khususnya pada ibu nifas dengan
b. Studi Dokumentasi
Sambungmacan Sragen.
pada ibu nifas dengan bendungan saluran air susu ibu, penulis menggunakan
1. Observasi
c. Thermometer
e. Breast care:
2) Satu waslap
5) Kapas secukupnya
48
2. Wawancara
b. Buku tulis
c. Bolpoin
3. Dokumentasi
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
1) Identitas
2) Keluhan utama
dengan keadaannya.
49
50
3) Riwayat menstruasi
sehari.
bulan.
4) Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan:
lamanya 2 tahun.
April 2013.
7) Keluhan-keluhan
muntah.
dan 3 bulan.
bulan.
10) Imunisasi TT
apapun.
Sambungmacan
d) Penolong : Bidan
f) Perineum
g) Perdarahan
(1) Kala I : 20 ml
Total : 270 ml
53
i) Lamanya persalinan
malam hari.
hipertensi.
55
e) Riwayat operasi
Selama hamil
putih
Selama nifas
sehari.
(3) Eliminasi
Selama hamil:
Selama nifas:
g) Psikososial
nifas.
perokok berat.
58
1) Status Generalis
b) Kesadaran : Composmentis
N = 80 x/menit S = 37,5°C
d) TB : 160 cm
e) BB sebelum hamil : 62 kg
f) BB sekarang : 70 kg
g) LILA : 30 cm
2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
closma.
(3) Mata
gondok.
b) Leher
gondok.
(2) Mamae
kanan
(3) Axilla
(4) Ekstremitas
a) Abdomen
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
b) Anogenital
(2) Perineum
(3) Anus
(4) Inspekulo
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa kebidanan
Data Dasar
1) Data Subyektif:
10.00 WIB.
2) Data Obyektif:
a) KU : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV
d) Mammae
kanan
simfisis
g) Kontraksi : Keras
b. Masalah
c. Kebutuhan
3. Diagnosa Potensial
Mastitis.
4. Tindakan segera
a. Kompres hangat.
5. Perencanaan
dukungan moril.
payudara.
g. Berikan terapi.
64
6. Pelaksanaan
menopang payudara.
e. Pada pukul 17.20 WIB mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar.
7. Evaluasi
a. Pukul 17.05 WIB ibu sudah tahu hasil pemeriksaan dan kecemasan
ibu berkurang.
mungkin .
payudara.
e. Pukul 18.20 WIB ibu sudah mengerti dan dapat melakukan teknik
perawatan payudara.
g. Pukul 18.40 WIB ibu bersedia untuk minum obat yang sudah
diberikan.
66
DATA PERKEMBANGAN I
S : Subyektif
O : Obyektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
S : 37° C R : 20 x/ menit
5. Kontraksi : Keras
6. Palpasi
8. Perineum
A : Assesment
Ny. M P1 A0 umur 29 tahun, post partum hari kelima dengan bendungan ASI.
P : Planning
1. Pukul 09.25 WIB menganjurkan pada ibu untuk tetap menyusui bayinya
yang benar.
Evaluasi
1. Pukul 10.00 WIB ibu sudah mulai menyusui kedua payudara secara
bergantian.
3. Pukul 10.35 WIB ibu bersedia untuk minum obat yang sudah
DATA PERKEMBANGAN II
S : Subyektif
O : Obyektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
S : 36,8° C R : 20 x/ menit
5. Palpasi
A : Assesment
Ny. M P1A0 umur 29 tahun, post partum hari keenam dengan bendungan
saluran ASI.
69
P : Planning
3. Pukul 10.50 WIB pemberian KIE tentang bahaya merokok yang dapat
Evaluasi
2. Pukul 11.30 WIB ibu bersedia minum obat yang sudah diberikan
secara teratur.
3. Pukul 11.35 WIB ibu sudah tahu tentang bahaya yang ditimbulkan
S : Subyektif
O : Obyektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
S : 36,2°C R : 20 x/ menit
5. Palpasi
A : Assessment
Ny. M P1A0 umur tahun, nifas hari ketujuh riwayat bendungan saluran Air
Susu Ibu.
71
P: Planning
Evaluasi
bayinya.
ibu menyusui.
72
5. Pukul 12.40 WIB ibu merasa senang karena dapat menyusui bayinya.
sudah tidak bengkak nyeri, dan kemerahan, suhu ibu normal (36,2° C)
B. Pembahasan
yang terjadi antara praktek yang dilakukan di BPS Yunita Setyo Margono
dengan teori yang ada. Disini penulis akan menjelaskan kesenjangan tersebut
meliputi:
1. Pengkajian
mental pada ibu oleh tenaga kesehatan dan keluarga. Merupakan langkah
keluhan Ny. M payudara bengkak, nyeri, dan badan terasa panas (suhu
2. Interpretasi Data
cemas karena payudaranya panas dan terasa sakit bila menyusui bayinya
ASI muncul masalah yaitu ibu cemas akan keadaan payudara karena
kebutuhan yang timbul sudah sesuai dengan teori dan tidak ada
3. Diagnosa Potensial
Akan tetapi pada tinjauan kasus tidak terjadi mastitis karena ibu sudah
menyusui yang benar, dan ditunjukkan agar ibu tetap memberikan ASI
4. Antisipasi
potensial tidak muncul. Jadi dalam langkah ini tidak ada kesenjangan
5. Perencanaan
adalah beri dukungan moril pada ibu, anjurkan untuk menyusui sesering
observasi tanda-tanda vital dan TFU dan berikan antalgin 500 mg per
dengan perencanaan dalam teori. Jadi tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus.
76
6. Pelaksanaan
7. Evaluasi
adalah: keadaan umum ibu baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/
nyeri dan bengkak serta tidak ada kemerahan pada payudara, ASI keluar
lancar, ibu dapat menyusui bayinya dengan benar, ibu bisa melakukan
PENUTUP
A. Kesimpulan
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. M P1A0 dengan Bendungan Saluran
Air Susu Ibu di BPS Yunita Setyo Margono yang menggunakan 7 langkah
Varney mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi, maka penulis
ibu nifas Ny. M P 1A0 dengan bendungan saluran ASI, keluhan ibu
mau menyusu dan ibu merasa cemas dengan keadaannya. Data obyektif
0
80 mmHg, nadi 82 x/ menit, respirasi 20 x/ menit, suhu 36,2 C,
payudara bengkak sebelah kanan, puting susu mendatar dan ASI sedikit
keluar.
2. Interpretasi data dari hasil pengkajian diperoleh Ny. M P1A0 nifas hari ke-
4 dengan bendungan saluran ASI, masalah yang terjadi adalah ibu merasa
cemas dan kebutuhan yang dilakukan adalah memberi support mental dan
77
78
ASI antara lain beri dukungan moril pada ibu, anjurkan untuk menyusui
payudara, observasi tanda-tanda vital dan TFU dan berikan antalgin 500
mg per oral 3 x 1.
8. Pada kasus Ny. M P1A0 dengan bendungan saluran Air Susu Ibu tidak
B. Saran
1. Bagi Bidan
2. Instansi Kesehatan
atau gambar tentang gizi ibu nifas, perawatan payudara dan cara
menyusui yang benar, agar pasien dapat mengetahuinya dan tidak terjadi
3. Institusi Pendidikan
4. Bagi Pasien
ASI.
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Jateng. 2009. Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jawa Tengah.
(online) available: http://ctd.epirints.ac.id/4934/J20070116.pdf.