NIM 201207023
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. A UMUR 19 TAHUN P1A0 3 HARI
POST PARTUM DENGAN BENDUNGAN ASI DI BPS IRMAYANI AMD.KEB
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
BANDAR LAMPUNG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Hari : Kamis
Penguji I Penguji II
Bandar Lampung
Dr.Wazni Adila,MPH
NIK.2011041008
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. A Umur 19 Tahun
P1A0 3 Hari Post Pastum Dengan Bendungan ASI
di BPS Irmayani Amd.Keb Bandar Lampung
Tahun 2015
INTISARI
Cakupan bayi mendapatkan ASI Eksklusif di provinsi lampung tahun 2012 sebanyak 29,24%
dimana angka ini masih di bawah target yang di harapkan yaitu 60%. Pada permulaan nifas,
apabila bayi belum menyusu dengan baik,atau kemudian apabila kelenjar tidak dikosongkan
dengan sempurna terjadi bendungan asi. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu
yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup untuk menyusui, produksi meningkat, terlambat
menyusukan, adanya pembantasan waktu menyusu. Tujuan penelitian ini adalah penulis
dapat melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.A umur 19 tahun P1A0 3 hari
post partum dengan bendungan ASI di BPS Irmayani Amd.Keb. Bandar Lampung tahun
2015.
Metodelogi penelitian dalam penyusunan studi kasus ini menggunakan metode penelitian
deskritif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Subjek penelitian terhadap ibu
nifas dengan bendungan ASI .Objek penelitian ini yaitu Ny. A umur 19 tahun,P1A0 3 hari
post partum, tempat di BPS Irmayani Amd.Keb.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah
penulis telah melakukan asuhan sesuai 7 langkah varney, dan masalah yang di alami Ny. A
telah teratasi.
Kepustakaan : 20 Referensi
MOTTO
KETAKUTANMU......
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat TuhanYang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-
nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul : Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny.A Umur 19 Tahun P 1A0 dengan Bendungan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr.Wasni Adila MPH, selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
2. Ibu Silvia Anggraini S.ST. M.Kes dan ibu Margareta Rinjani S.ST selaku penguji karya
tulis ilmiah.
3. Ibu Irmayani Amd.Keb selaku tempat saya mengambil kasus di lahan praktek.
4. Serta staf dosen yang membantu saya dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhirnya penulis
berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Penulis.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup ......................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 4
1.6 Metodelogi Dan Tehnik Memperoleh Data .............................. 5
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian................................................................................ 91
4.2 Interpretasi Data Dasar ............................................................. 98
4.3 Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial.................................. 127
4.4 Tindakan Segera ....................................................................... 128
4.5 Perencanaan ............................................................................. 128
4.6 Pelaksanaan .............................................................................. 132
4.7 Evaluasi.................................................................................... 142
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 147
5.2 Saran ....................................................................................... 148
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam
organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu dan merupakan makanan terbaik
Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna (Dewi, 2011; h. 19) ASI eksklusif
adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun
makanan lain seperti susu formula, jeruk, airteh dan airputih, serta tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6
bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan
Menurut Word Health Organization (WHO), secara gobal pada tahun 2012 hanya 38%
bayi di dunia yang mendapatkan ASI eksklusif hingga 6 bulan pertama seperti yang
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, cakupan pemberian ASI di Indonesia hanya
30.2% Angka ini berada jauh dibawah target kementrian kesehatan yaitu cakupan ASI
(asipasti.info, 2014).
1
Pemberian air susu pada bayi usia 0-1 tahun mempunyai arti sangat penting terutama
menyangkut pemenuhan zat gizi dan zat lain pembentuk kekebalan tubuh terhadap
pada kondisi tersebut kondisi bayi masih sangat labil dan rentan terhadap berbagai
sebanyak 29,24% dimana angka ini masih di bawah target yang di harapkan yaitu 60%.
Pada tahun 2012 terjadi peningkatan pencapaian ASI eksklusif di kota Bandar lampung
yaitu sebesar yaitu 67,93% namun di tahun 2013 sampai bulan Agustus pencapaian
pemberian Asi eksklusif mengalami penurunan yaitu hanya 64,55% .Angka ini bila di
bandingkan dengan target Nasional masih di bawah target yang di inginkan (80%).(Dinas
Pada permulaan nifas, apabila bayi belum menyusu dengan baik,atau kemudian apabila
kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna terjadi bendungan asi (Sulistyawati, 2009;
h. 190). Bendungan Air Susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan (Rukiyah, 2010; h. 345). Bendungan air susu dapat terjadi
pada hari ke- 2 atau ke-3 ketika payudara telah memproduksi air susu. Bendungan
disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup untuk
kurang baik, dan dapat pula karena adanya pembantasan waktu menyusu. Gejala
bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara bilateral dan secara
palpasi teraba keras, kadang terasa nyeri serta seringkali disertai peningkatan suhu badan
ibu, tetapi tidak ada tanda-tanda kemerahan dan demam.(Prawirohardjo, 2010; hal 652)
Faktor-faktor penyebab bendungan ASI adalah pengosongan mamae yang tidak
sempurna, faktor hisapan bayi yang tidak aktif, faktor menyusui bayi yang tidak benar,
puting susu terbenam, puting susu terlalu panjang (Rukiyah, 2010; h. 346).
Masalah Bendungan ASI jika tidak ditangani dapat berpotensi terjadinya mastitis
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPS Irmayani, Amd.Keb. Bandar Lampung pada
tanggal 8 April 2015 didapatkan 1 ibu nifas yang mengalami bendungan ASI karena itu
penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Ny. A umur 19 tahun
pemberian ASI eksklusif pada bayi yang diakibatkan oleh bendungan ASI.
“Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny.A 19 tahun P 1A0 3 hari Post
Partum dengan Bendungan ASI di BPS Irmayani Amd.Keb. Bandar Lampung Tahun
2015”?
Ny.A 19 tahun P1A0 3 hari Post Partum dengan bendungan ASI di BPS. Irmayani
kebidanan.
1.3.2 Tujuan Khusus
pada Ny.A usia 19 tahun P1A0 3 hari Post Partum dengan bendungan ASI di
khususnya pada Ny.A 19 tahun P1A0 3 hari Post Partum dengan bendungan
khususnya pada Ny.A. 19 tahun P1A0 3 hari Post Partum dengan bendungan
khususnya pada Ny. A 19 tahun P1A0 3 hari Post Partum dengan bendungan
khususnya pada Ny.A usia 19 tahun P1A0 3 hari Post Partum dengan
nifas khususnya pada Ny.A usia 19 tahunP1A0 3 hari Post Partum dengan
1. Sasaran
Subyek yang diambil dalam Karya Tulis Ilmiah ini ialah satu orang ibu
nifas yaitu Ny.A 19 tahun P1A0 3 hari Post Partum dengan bendungan ASI
2. Tempat
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengambil kasus di BPS Irmayani, Amd.Keb.
Bandar Lampung
3. Waktu
Pelaksanaan asuhan kebidanan dalam Karya Tulis Ilmiah dilaksanakan pada tanggal 8
April 2015
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan bagi mahasiswi
Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dalam menerapkan ilmu dan sebagai
Sebagai bahan masukkan dan bahan informasi untuk meningkatkan upaya pencegahan
dan penanganan pada kasus Bendungan ASI pada ibu nifas di BPS Irmayani
3. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang ibu nifas
dengan Bendungan ASI dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, menggunakan metode penelitian deskriptif.
Metode penulisan deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk
kesehatan serta yang terkait dengan kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang tinggal
a. Data primer
1) Wawancara
dengan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2012; h. 139).
2) Pengkajian Fisik
Data yang di peroleh dari pemeriksaan fisik berupa data objektif, data ini di
2011; h. 3)
b. Data Sekunder
Sumber informasi yang bukan dari tangan pertama, dan yang bukan mempunyai
latar belakang teoritis dari suatu penelitian. Hasil penelitian yang baik perlu
di tunjang dengan bahan perpustakaan yang memadai dan yang baik. Bahan-
brosur, atau sebagainya, berbagai harian atau surat kabar, karangan atau
makalah ilmiah yang tidak di terbitkan seperti makalah, skripsi, tesis, dan di
2. Studi dokumentasi
.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2.1 NIFAS
2.2.1.1 Pengertian
Masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat
masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat alat
selesai hingga alat alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa
dan anak.
a. Puerperium dini
Pueperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu
b. Puerperium intermedial
c. Remote puerperium
a) Uterus
saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan berat 1000
gram.
1. Autolysis
panjangnya dari semula dan lima kali lebar dari semula selama
2. Atrofi jaringan
Jaringan yang berpoliferasi dengan adanya estrogen dalam
(Sulistyawati,2009;h.73-75)
4. Lokhea
amis atau anyir dengan volume yang berbeda- beda pada setiap
76).
keluarnya :
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post
2) Lokhea sanguilenta
3) Lokhea serosa
4) Lokhea alba
landir servik, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini
5) Lokhea Purulenta
6) Lokheastatis
terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan
d. Perenium
cairan, dan ambulasi awal. Jika tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat
dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher
minggu.
lebih 15 cc). Dalam hal ini ,sisa urine dan trauma pada kandung
2009; h. 78-79)
proses tersebut.
a) Oksitosin
bentuk normal.
b) Prolaktin
produksi susu.
1. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20C. sesudah partus
dapat naik kurang dari 0,50C dari keadaan normal, namun tidak akan
badan akan kembali normal. Bila suhu ibu lebih dari 380C, mungkin
oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga di
persalinan.
3. Tekanan darah
2011; h.60)
pengobatan.
sel darah merah dan kadar hemoglobin kembali normal pada hari ke-
selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada
Pada ibu masa nifas 72 jam pertama biasanya akan kehilangan volume
dan haemoglobin pada hari ketiga sampai tujuh hari setelah persalinan.
l. Perubahan Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara
produksi susu dan sekresi susu atau let down..Selama Sembilan bulan
bengkak terisi darah, sehingga timbul rasa hangat, bengkak, dan sakit.
Sel-sel acini yang menghasilkan ASI juga mulai berfungsi. Ketika bayi
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama ibu menyusui
tempe, kacang-kacangan.
Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam bentuk air
putih, susu, dan jus buah. Mineral, air, dan vitamin digunakan
pengatur tersebut bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-
buahan segar.
4) Pil zat besi (FE) harus diminum 1x1 sehari, untuk menambah zat
Sunarsih,2011;h.71 )
b. Ambulasi
postpartum.
sebagainya.
c. Eliminasi
Eliminasi di anggap normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4 jam
post partum. (Dewi, 2011; h. 73). Ibu diminta untuk buang air kecil
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila
per oral atau per rectal atau klisma bilamana perlu (Yanti, 2011; h.
83).
disetrika.
perdarahan.
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari.
perlahan.
e. Aktivitas seksual
Aktifitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas harus memenuhi
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua
jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk
a) Mempercepat penyembuhan
Pada saat hamil, otot perut dan sekitar rahim, serta vagina telah
Gerakan senam nifas ini dilakukan dari gerakan yang paling sederhana
1. Fase taking in
pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan, pada sat
Fase taking hold adalah priode yang berlangsung antara 3-10 hari
3. Fase letting go
yang kita berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas ini adalah :
penglihatan
menyusui
9. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan merasa sangat letih atau
nafas terengah-engah
11. Tidak bisa buang air besar selam tiga hari atau rasa sakit waktu buang
air kecil
12. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri
Payudara yang matang adalah salah satu tanda pertumbuhan sekunder dari
seorang perempuan dan salah satu organ yang indah dan menarik.Lebih
organ ini menjadi sumber utama kehidupan, karena Air Susu Ibu (ASI)
Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada.
gram.
1. Struktur Makroskopis
a. Cauda Aksilaris
Adalah jaringan payudara yang meluas ke arah aksila.
b. Areola
kulitnya.
c. Papila Mamae
2. Struktur Mikroskopis
areola.
ASI setelah plasenta lepas, hormon plasenta tersebut tak ada lagi,
berikut:
a. Progesterone
estrogen dalam tubuh menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk
c. Prolaktin
d. Oksitosin
Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan
yaitu:
Pada seorang ibu yang hamil dikenal dua refleks yang masing-masing
d. Refleks Prolaktin
alveoli yang fungsinya membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu
sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
a) Melihat bayi
c) Mencium bayi
memperoleh ASI:
selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada
a. Bagi bayi
bulan
b. Bagi ibu
4) Menunda kesuburan
perlengkapan menyusui
3) Mengurangi populasi
h. 31-33).
a. Kolostrum
daripada ASI yang telah matang. ASI dimulai ada kira – kira pada hari
b. ASI transisi
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai ASI
c. ASI matur
bila dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali atau lima menit
kandungan lemak rendah, tinggi laktosa, gula, protein, mineral, dan air
Bayi usia 0-6 bulan , dapat dinilai mendapat kecukupan ASI bila
c. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali perhari
g. Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) bayi sesuai
rentang usianya)
i. Bayi kelihatan puas, sewaktu waktu saat lapar akan bangun dan tidur
dengan cukup
a. Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya sekitar 1-1,5 cm dari areola.
ukuran dari areola tiap wanita sangat bervariasi. Tempatkan ibu jari di
atas areola pada posisi jam 12 dan jari lainnya pada posisi jam 6.
kosong.Jika dilakukan dengan tepat maka ibu tidak akan kesakitan saat
memerah.
e. Putar ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI lainnya.
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat
sebagai berikut:
(Saleha,2009;h.28)
a. Siapkan air hangat suam kuku di dalam rantang atau panci kecil
b. Taruhlah plastik berisi ASI beku dalam air hangat tersebut. ASI
akan mencair dalam waktu kurang dari 5 menit (Saleha, 2009; h. 27)
beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada
sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui sering
diangap masalah pada anak saja. Dan hal ini akanmenjadi masalah
48 jam.
b) Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol, ataupun zat iritan
c) Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu
adalah:
payudara.
mengunakan sabun.
g) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai kalang
payudara.
biarkan kering
j) Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit
c. Payudara Bengkak
dihisap oleh bayi secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada
duktus.
Gejala :
Penatalaksanaan :
menyusui.
tegangan payudara.
Pencegahan.
bengkak kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh
kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3
10 hari.
d) Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang
rasa nyeri.
a. Pengertian
Bendungan Air Susu adalah terjadinya pembengkakan pada
duktus laktiferus pada payudara ibu dan dapat terjadi pula bila ibu
Sesudah bayi dan plasenta lahir, kadar estrogen dan progestron turun
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 ketika
oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup
b. Faktor hisap bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila ibu tidak
susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi
bendungan ASI).
ASI).
kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap
areola dan merangsang sinus laktiferus untuk megeluarkan ASI.
dengan: mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri, puting susu
bilateral dan secara palpasi teraba keras, kadang terasa nyeri serta
yang dimulai dari putting kearah korpus mamae, ibu harus rileks,
2008; h. 54).
a. Mencuci tangan
dekat.
d. Ibu dipersilahkan untuk minum air hangat.
menyusui.
j. Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang bengkak
dengan cara:
menit.
(a) Cuci tangan yang bersih dengan sabun,keluarkan sedikit asi dan
santai
(b) Ibu harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak
(c) Lengan ibu menopang kepala leher dan seluruh badan bayi
dengan perutnya.
ibu hingga bibir bayi dapat menangkap puting susu ibu, ibu
payudara ibu jari dan telunjuk harus membentuk huruf “C” dan
luar
2.2.1 Pengertian
mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien (Jannah, 2011; h. 121 )
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang
untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
a. Data Subyektif
a) Nama
Nama jelas dan lengkap bila perlu nama panggilan sehari – hari agar tidak
b) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20
tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan
c) Agama
d) Suku/bangsa
e) Pendidikan
dengan pendidikannya. .
f) Pekerjaan
g) Alamat
h) Keluhan utama.
Ditanyakan unutk menegtahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan
Tanda dan gejala bendungan ASI antara lain dengan ditandainya dengan
mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri,puting susu bisa mendatar
346).
1. Riwayat kesehatan
1) Yang Lalu
atau penyakit akut, kronis seperti: Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang
2) Sekarang
penyakit yang di derita pada saat ini yang ada hubungannya dengan
3) Keluarga
h. 133).
2. Riwayat obstetri
1) Riwayat menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan masa
(1) Menarche
(2) Siklus
(3) Volume
keluarkan.
(4) Keluhan
(1) Nutrisi
air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama ibu
menyusui dibandingkan selama ibu hamil. Rata-rata kandungan
air putih, susu, dan jus buah. Mineral, air, dan vitamin
4) Pil zat besi (FE) harus diminum 1x1 sehari, untuk menambah zat
2011; h. 71) .
(2) Eliminasi
Ibu di minta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum. Jika
Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah
(3) Istirahat
perdarahan
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari.
Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan
perlahan.
Pada masa post partum, seprang ibu sangat rentan terhadap infeksi.
(5) Aktivitas
b. Data Objektif
secara berurutan.
(Sulityawati, 2009; h. 121).
a) Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara
1) Baik
2) Lemah.
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
4. Nadi
Berkisar antara 60- 80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit pada masa
nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya
bisa di akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah
yang berlebihan.
5. Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada
cairan pada waktu melahirkan , selain itu bisa juga disebabkan karena
tanda infeksi.
6. Pernafasan
b) Pemeriksaan fisik
Kepala : Organ tubuh yang perlu di kaji karena pada kepala terdapat
palapasi.
81).
palpasi
Payudara : Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3
Perut :
TFU :
Pengeluaran Pervaginam
mekonium (Sulistyawati,2009;h.76).
benar atas data – data yang telah di kumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah
a. Diagnosa Kebidanan
1. Data subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak,
2. Data objektif
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang
2010; h. 142).
b. Masalah
h. 141)
a) Data Subjektif
b) Data Objektif
c. Kebutuhan.
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan
rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila
benar terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini
dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai
dengan tujuan untuk mengurangi rasa sakit pada payudara dengan berikan kompres
dingin dan hangat dengan handuk secara bergantian kiri dan kanan. Lalu berikan
kompres sebelum menyusui bayi agar memudahkan bayi dalam menghisap dan
getah bening dalam payudara lakukan pengurutan yang dimulai dari puting kearah
kopus mamae.Ibu harus rileks, dan dipijat leher dan punggung belakang (Rukiyah,
2010; h. 347).
2.2.5 Perencanaan
masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi atau antisipasi. Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien
atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka
pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang terjadi berikutnya
(Ambarwati, 2010; h. 143).
2.2.6 Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan
2.2.7 Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana
Berdasarkan Permenkes 572 tahun 1996 tentang Registrasi dan Praktik Bidan,
kompetensi yang ada didalam kurikulum DIII Kebidanan (1996), serta memperhatikan
draft ke VI kompetensi inti bidan yang disusun oleh ICM Februari 1999, maka
Kompetensi 5 :
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
a. Pengetahuan Dasar.
1) Fisiologi nifas.
3) Proses laktasi/menyusui dan tehnik menyusui yang benar serta penyimpangan yang
lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses , mastitis ,puting susu lecet ,
4) Nutrisi ibu nifas , kebutuhan istirahat,aktifitas dan kebutuhan fisiologis lainnya seperti
7) Bonding & attachment orang tua dan bayi baru lahir untuk menciptakan hubungan
positif.
10) Tanda gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginam menetap ,
11) Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum,seperti anemia kronis
b. Ketrampilan tambahan
ibu. Hal tersebut akan sangat bermanfaat karena ibu dan keluarga memiliki banyak
waktu untuk memahani manfaat ASI eksklusif dari pada susu botol. Ibu juga memiliki
waktu untuk berkonsultadi dengan bidan mengenai berbagai masalah dalam menyusui
2008; h. 65-67)
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
NIM 201207023
A. Data subjektif
1. Identitas pasien
Istri Suami
Alamat : Jln. Z.A Pagar Alam Gg. Cengkeh Kel. Gedung Meneng
82
2. AlasanDatang
Ibu P1A0 3 hari post partum datang ke BPS Irmayani Amd. Keb, dan Ibu
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan payudaranya terasa penuh, panas, berat dan keras serta nyeri.
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayathaid
Menarche : 12Tahun
Siklus : 28 Hari
Teratur/tidak : Teratur
Lama : 7hari
Dismenore : Ada
Bau : Khas
TP : 10 April 2015
a. Sekarang
Ibu sedang tidak mengalami penyakit apapun selama masa nifasnya sampai
saat ini seperti (TBC, Hepatitis, PMS) penyakit menurun seperti (DM, Asma,
b. Yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti (TBC, Hepatitis, PMS)
(Jantung, Ginjal, Paru-paru) dan ibu tidak pernah dirawat dirumah sakit yang
c. Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita menular seperti (TBC, Hepatitis,
PMS) penyakit menurun seperti (DM, Asma, Hipertensi) penyakit berat seperti
6. Riwayat KB
a. Nutrisi
Selama Hamil : Ibu makan 3x/hari, porsi, dengan menu nasi, lauk (ikan,
(jeruk,apel).
b. Pola Eliminasi
Selama Hamil : BAB 1x/hari, BAK 6-7 x/hari, warna kuning jernih,bau
khas.
c. Pola Istirahat
Selama nifas : Tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 5-6 jam.
d. Personal hygiene
Selama hamil : Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 1x/hari,
Selama nifas : Ibu mandi 1x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2 hari
e. Pola Seksual
belum selesai
8. Riwayat Psikososial
a. Status perkawinan : Ibu menikah 1x usia ibu 18tahun, suami usia 18tahun,
berjalan harmonis
9. Riwayat spiritual
mengaji
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
TTV :
TD : 120/80 mmHg
Pernafasan : 22 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,80C
2. Pemeriksaanfisik
a. Kepala:
Warna rambut : Hitam
b. Wajah
Hiperpigmentasi : ada
Pucat : Tidakada
c. Mata
Sklera : Putih
d. Hidung
Kebersihan : Bersih
e. Mulut
f. Telinga
Simetris : Kanan dan kiri
g. Leher
h. Ketiak
i. Dada
Retraksi : Ada
j. Payudara
mengalami pembengkakan.
l. Abdomen
Pembesaran : Tidak Ada
Konsistensi : Keras
Uterus
TFU : 3 jaridibawahpusat
Kontraksi : Baik
m. Anogenital
n. Ekstermitasbawah
3. PemeriksaanPenunjang
a. Pemeriksaan Laboraturium
Tidakdilakukan
4. Data Penunjang
1. IBU
Penolong : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Catatan waktu
Plasenta
Diameter : 18 cm
2. Bayi
Panjang badan : 50 cm
MATRIKS
93
teraba panas. c. Ibu dipersilahkan
TTV, TD : untuk menggendong
120/80 mmHg. bayinya agar terjadi
S: 36,8OC, kontak kulit antara
N:80x/i, ibu dan bayinya. Ibu
RR:22X/i, dapat menaruh bayi di
pangkuannya namun
Masalah: Bendungan jikatidak
Asi. memungkinkan ia
cukup melihat dari
Kebutuhan : dekat.
Ajarkan untuk d. Masase payudara dan
perawatan payudara ASI diperas dengan
dan pengeluaran asi. tangan sebelum
menyusui
e. Kompres dengan air
dingin untuk
mengurangi statis
pembuluh darah vena
dan mengurangi rasa
nyeri. Dapat
dilakukan selang
seling dengan air
panas untuk
melancarkan aliran
darah pada payudara.
f. Menyusui lebih sering
dan lebih lama pada
payudara yang
bengkak untuk
melancarkan ASI dan
menurunkan tegangan
pada payudara.
11-04- Ds: Dx: Payudara 1. Perawa 1. Beritahu tentang 1. Memberitahu kondisi ibu 1. Ibu mengerti tentang
2015/ -Ibu mengatakan Ny. A 19 tahun bengkak tan kondisi ibu saat saat ini dengan hasil kondisinya saat ini.
14:00 nyeri P1A0 6 hari post payudara. ini. pemeriksaan payudara
WIB payudaranya partum dengan masih mengalami
sudah berkurang bendungan asi. 2. Pengelua bendungan asi
dan Asi belum ran asi.
lancar. Ds: 2. Kaji ulang kembali 2. Mengkaji tentang 2. Ibu telah mengerti
1. Ibu mengatakan tentang perawatan perawatan payudara tentang perawatan
DO: baru pertama kali payudara. kepada ibu yaitu payudara dan telah
Keadaan melahirkan dan a.Mencuci tangan mempraktekannya
umum:Baik belum pernah b.Mempersilahkan dirumah.
Kesadaran: keguguran untuk duduk dengan
Composmentis 2.Ibu mengatkan tenang,jika
TTV: melahirkan memungkinkan
TD:120/70 tanggal 05-04- dengan diikitu oleh
mmhg, 2015 pukul 22.30 suami yang
T:36,6OC, WIB memberikan
N:80x/i, 3..Ibu mengatakan dukungan.
RR:22X/i, nyeri payudaranya c. Ibu dipersilahkan
sudah berkurang untuk menggendong
Payudara teraba dan asi belum bayinya agar terjadi
sedikit nyeri dan lancar . kontak kulit antara
keras ibu dan bayinya. Ibu
dapat menaruh bayi di
pangkuannya namun
Pengeluaran DO: jikatidak
pervaginam Payudara teraba memungkinkan ia
Lochea sedikit keras dan cukup melihat dari
sanguilenta nyeri dekat.
TTV: d. Masase payudara dan
TFU : TD:120/70 ASI diperas dengan
Pertengahan mmhg, T:36,6OC, tangan sebelum
pusat dan N:80x/i, menyusui
simpisis RR:22X/i, e.Kompres dengan air
dingin untuk
mengurangi statis
Masalah: pembuluh darah vena
Bendungan Asi. dan mengurangi rasa
nyeri. Dapat
dilakukan selang
Kebutuhan: seling dengan air
Perawatan payudara panas untuk
dan pengeluaran asi. melancarkan aliran
darah pada payudara.
f. Menyusui lebih
sering dan lebih lama
pada payudara yang
bengkak untuk
melancarkan ASI dan
menurunkan tegangan
pada payudara.
Pengeluaran 5. Evaluasi ibu untuk 5. Mengevaluasi ibu untuk 5. Ibu mengerti akan
pervaginam DO: tetap tetap mengonsumsi mengkonsumsi
Lochea serosa Payudara teraba mengkonsumsi makanan yang bernutrisi makanan bernutrisi
lembek setelah makanan yang yang mengandung
TFU : Tidak ibu menyusui bernutrisi karbohidrat untuk
teraba diatas bayinya tenaga seperti yang
simpisis terdapat pada nasi ,
jagung, roti, dan
Masalah: kentang, lalu protein
Tidak ada hewani dan nabati
yang terdapat dalam
Kebutuhan: telur, tahu, tempe,
Evaluasi asuhan ikan, sayuran hijau
yang diberikan. yang banyak
mengandung zat besi
seperti bayam daun
papaya, kangkung,
lalu buah yang
banyak mengandung
vitamin dan serat
seperti jeruk, papaya,
mangga, serta minum
8 gelas perhari untuk
memenuhi kebutuhan
ibu dan proses
menyusui
PEMBAHASAN
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien.
Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada ibu nifas pada Ny.A Umur 19 Tahun
1. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak
b. Tinjauan kasus
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan kasus karena Ny.A mempunyai nama jelas yang dapat
110
membedakan dengan klien yang lain sehingga terhindar dari kekeliruan
2. Umur ibu
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini terjadi kesenjangan karena
3. Suku/bangsa.
b. Tinjauan kasus
c. Pembahasan
4. Pendidikan
a. Tinjauan Teori
b. Tinjauan Kasus
antara teori dan kasus karena Ny.A berpendidikan terakhir SMA sehingga
pada saat penulis memberikan konseling kepada ibu, ibu dapat mudah
mengerti hal ini sejalan dengan teori, dimana pendidikan SMA termasuk
dalam kategori sedang sehingga dalam menerima informasi ibu lebih mudah
mengerti
5. Pekerjaan
a. Tinjauan Teori
2010; h. 132).
b. Tinjauan kasus
Pekerjaan Ny.A sebagai Ibu rumah tangga dan suami Ny.A bekerja sebagai
wiraswasta
c. Pembahasan
Meskipun Ny. A hanya bekerja sebagai IRT namun pemenuhan nutrisi dan
a. Tinjauan Teori
Tanda dan gejala bendungan ASI antara lain dengan ditandainya dengan
mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri,puting susu bisa
b. Tinjauan Kasus
Pada kasus Ny.A mengatakan merasakan nyeri, panas, keras, teraba panas
c. Pembahasan
karena sesuai dengan teori gejala dari bendungan ASI adalah payudara
7. Riwayat Kesehatan.
b. Tinjauan kasus
antara teori dan kasus karena pada kasus Ny .A tidak ada riwayat penyakit
8. Nutrisi
a. Tinjauan Teori
136).
ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama ibu menyusui dibandingkan
selama ibu hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu
oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan rata-rata ibu menggunakan
kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6
didalam sel darah merah serta pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang
rusak dan mati. Sumber protein diperoleh dari protein hewani ndan
nabati. Protein hewani antara lain : seperti telur, daging, ikan, udang,
kerang, susu dan keju. Sementara itu protein nabati banyak terkandung
menyusui dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam bentuk air putih,
susu, dan jus buah. Mineral, air, dan vitamin digunakan untuk kelancaran
4) Pil zat besi (FE) harus diminum 1x1 sehari, untuk menambah zat besi
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada 1 jam
b. Tinjauan Kasus
Ny.A makan 3 kali sehari dengan menu 1 porsi nasi, sayur (sayur bayam
dan katuk), lauk (tahu, telur , tempe), buah jeruk dan apel.
c. Pembahasan
Menurut tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas tidak terdapat kesenjangan
9. Eliminasi
a. Tinjauan Teori
Ibu di minta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum. Jika dalam
8 jam post partum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum
Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari
Ibu mengatakan BAK 4-5 kali sehari, sejak 4 jam post partum dan Ibu
c. Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus,
pada kasus ini Ny.A sudah BAB sejak 2 hari post partum dan sudah BAK
10. Istirahat
a. Tinjauan Teori
tidur.Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat
dirinya sendiri.
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari.
perlahan.
b. Tinjauan kasus
Ny. A hanya tidur 5 sampai 6 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada siang
hari
c. Pembahasan
Menurut tinjauan teori dan kasus terdapat kesenjangan karena Ny.A hanya
tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam perhari jika ibu kurang
Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh
Ny. A mandi 2x/hari , ganti pembalut 3-4x/hari atau tiap basah dan
karena tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada ibu karena ibu telah
1. Pemeriksaan umum
a. Tinjauan Teori
1. Keadaan Umum.
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara
3) Baik
2) Lemah.
2. Kesadaran.
b. Tinjauan Kasus
Kesadaran : composmentis.
c. Pembahasan.
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus karena keadaan dan
1. Tekanan darah.
a. Tinjauan Teori.
b. Tinjauan Kasus
Pada kasus ini tekanan darah Ny. A normal yaitu 120/80 mmHg
c. Pembahasan
karena Tekanan darah Ny.A 120/80 mmHg. Dan menurut teori tekanan
darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik
mengalami peningkatan.
2. Nadi
a. Tinjauan teori
Berkisar antara 60- 80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit pada masa
nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya
b. Tinjauan Kasus
kesenjangan karena nadi ibu pada saat ini dalam batas normal yaitu 80
80x/menit
3. Suhu
a. Tinjauan Teori
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama pada masa nifas
Tanda dan gejala bendungan ASI antara lain dengan ditandainya dengan:
mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri, putting susu bisa
b. Tinjauan Kasus
Pada kasus Ny. A suhu tubuh ibu yaitu 36,80c pada nifas hari
ke 3.
c. Pembahasan
karena suhu tubuh Ny.A yaitu 36,80c dan menurut teori pada ibu nifas
4. Pernafasan
a. Tinjauan Teori
b. Tinjauan Kasus
c. Pembahasan
karena Pernafasan ibu dalam batas normal yaitu 20-30 kali/menit. Pada
ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini
5. Payudara
a. Tinjauan teori
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke- 2 atau ke-3 ketika payudara
susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup untuk menyusui, produksi
kurang baik, dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusu.
pembengkakan dan mengkilat, puting susu menonjol, tidak ada benjolan dan
c. Pembahasan
pada payudara, Pengeluaran ASI nya sedikit yang disebabkan karena adanya
6. TFU :
a. Tinjauan teori
hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar
akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada hari kedua setelah persalinan
hari ketujuh tinggi fundus uteri pertengahan antara pusat dan simpisis. Pada
hari kesepuluh tinggi fundus uteri tidak teraba (Ambarwati, 2010; h. 77).
b. Tinjauan kasus
Tidak ada pembesaran, konsistensi Keras pada fundus lunak pada bagian
lain, kandung kemih Kosong, pada hari ke 3 TFU Ny.A 3 jari di bawah
pusat dan kontraksi baik, pada hari ke 6 TFU Ny.A pertengahan antara pusat
dan simpisis dan kontraksi baik dan pada hari ke-10 TFU Ny. A tidak teraba
yang lebih baik,karena pada hari ke 3 TFU Ny.A 3 jari dibawah pusat, dan
menurut teori TFU pada hari ketiga sampai keempat yaitu 2 cm dibawah
pusat.Dan pada hari ke 6 TFU Ny.A pertengahan antara pusat dan simpisis,
dan menurut teori TFU pada hari kelima sampai hari ketujuh tinggi fundus
uteri pertengahan antara pusat dan simpisis. Pada hari ke-10 TFU Ny. A
tidak teraba diatas simpisis , dan menurut teori TFU pada hari ke-10 yaitu
tidak teraba.Hal ini di sebabkan karena involusi uteri yang berjalan dengan
baik.
7. Lokhea
a. Tinjauan teori
Lokhea rubra ini muncul pada hari pertama sampai hari ke-4 post partum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah, jaringan sisa-sisa
serta berlangsung, dari hari keempat dan hari ketujuh post partum.Lokhea
robekan atau laserasi plasenta.Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14
b. Tinjauan kasus
segar yaitu lokhea rubra. Pada hari ke 6 Ny.A mengeluarkan cairan dari
c. Pembahasan
Jadi pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena
pengeluaran pervaginam pada Ny. A pada hari ke 3 yaitu Lokhea rubra ini
muncul pada hari pertama sampai hari ke-4 post partum. Cairan yang keluar
rahim, lemak bayi, lanugo(rambut bayi), dan mekonium Dan pada hari ke 6
dan berlendir, serta berlangsung, dari hari keempat dan hari ketujuh post
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta.Keluar pada hari ke-7
a. Diagnosa Kebidanan
a) Tinjauan teori
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Abortus, anak hidup, umur ibu,
3. Data subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak,
4. Data objektif
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang
2010; h. 142).
b) Tinjauan kasus
Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah Ny A umur 19 tahun P1A0 3 hari post
partum post partum dengan bendungan asi. Data dasar dari diagnosa kebidanan
tersebut antara lain Ny. A umur 19 tahun, ibu melahirkan pada tanggal 05 april
2015, sudah pernah melahirkan satu kali dan belum pernah keguguran. Dan ibu
mengatakan nyeri pada payudaranya disertai teraba keras. Sedangkan data objektif
c) Pembahasan
Pada kasus ini, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori karena diagnosa yang
ditegakkan pada Ny. A dilakukan berdasarkan pengkajian dari data dasar berupa
b. Masalah
1) Tinjauan teori
h.141).
c) Data Subjektif
d) Data Objektif
2) Tinjauan kasus
Dalam kasus ini masalah yang ditemukan yaitu bendungan ASI
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus karena permasalahan yang muncul berdasarkan
pernyataan pasien, dimana data tersebut diperoleh dari data subjektif dan data
objektif
c. Kebutuhan
a) Tinjauan teori
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan
b) Tinjauan kasus
Ibu memiliki masalah bendungan asi pada payudaranya dan ibu kurang mengerti
c) Pembahasan
Berdasarkan kasus diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena
kebutuhan tersebut sesuai dengan data yang dikumpulkan dari data subjektif dan
Penanganannya
a. Tinjauan teori
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada
2010; h. 142-143).
b. Tinjauan kasus
Dalam kasus ini masalah potensial yang mungkin terjadi pada Ny. A adalah payudara
bengkak
c. Pembahasan
Berdasarkan pembahasan di atas tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan
masalah dan diagnosa. Masalah bendungan ASI yang tidak tertangani akan terjadi
payudara bengkak karena pada bendungan asi terjadi penyempitan pada duktus
laktifirus, jika tidak tertangani maka akan menyebabkan duktus laktifirus semakin
a. Tinjauan teori
menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai
b. Tinjauan kasus
Pada kasus Ny. A dilakukan tindakan segera dengan melakukan perawatan payudara ,
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak ada kesenjangan karena tidak ada antisipasi
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai
4.5 Perencanaan
a. Tinjauan teori
masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi atau antisipasi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari
setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman
Cara menangani :
terjadinya payudara bengkak, susukan bayi segera setelah lahir, susukan bayi tanpa
jadwal, keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek,
keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan ASI.
pada payudara berikan kompres dingin dan hangat dengan handuk secara
bergantian kiri dan kanan, untuk memudahkan bayi menghisap atau menangkap
vena dan pembuluh getah bening dalam payudara lakukan pengerutan yang dimulai
dari putting kearah korpus mamae, ibu harus rileks, pijat leher dan punggung
belakang.
3. Perawatan payudara, payudara merupakan sumber yang akan menjadi makanan
utama bagi anak. Karena itu jauh sebelumnya harus memakai BH yang sesuai
b. Tinjauan kasus
5. Anjurkan ibu menyusui ASI pada bayinya sesering mungkin dan tanpa jadwal.
6. Kaji ulang kembali pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas.
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena penulis telah
membuat asuhan sesuai dengan rencana asuhan menurut teori yang ada.
4.6 Pelaksanaan
a. Tinjauan teori
Langkah ini merupakan pelaksaan rencana asuhan menyeluruh pada klien dan
keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisiensi dan aman
b. Tinjauan kasus
1. Memberitahu kondisi ibu saat ini berdasarkan hasil pemeriksaan ibu mengalami
bendungan asi.
2. Memberitahu ibu tentang keluhan yang dirasakan ibu yaitu payudara terasa nyeri ,
panas dan bengkak karena ibu mengalami bendungan asi yang disebabkan karena
pengosongan payudara yang tidak sempurna , faktor hisapan bayi tidak aktif faktor
d. Mencuci tangan
c. Ibu dipersilahkan untuk menggendong bayinya agar terjadi kontak kulit antara
ibu dan bayinya. Ibu dapat menaruh bayi di pangkuannya namun jikatidak
darah vena dan mengurangi rasa nyeri. Dapat dilakukan selang seling dengan
f. Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang bengkak untuk
4. Melakukan teknik pengeluaran ASI dengan cara pengeluaran asi dengan reflex
oksitosin :
a. Ibu membungkuk ke depan, serta duduk pada meja dengan tangan terlipat dan
c. Usap bagian punggung ibu kemudian beri tekanan memutar dengan ibu jari
mengarah kebagian bawah sepanjang tulang belakang yang dimulai dari leher
5. Mengajarkan kepada ibu tehnik menyusui yang benar yaitu dengan cara:
- Cuci tangan yang bersih dengan sabun,keluarkan sedikit asi dan oleskan kesekitar
- Ibu harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur
- Lengan ibu menopang kepala leher dan seluruh badan bayi muka bayi menghadap
ke payudara ibu hidung bayi di depan puting susu ibu posisi bayi harus
sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap ke perut ibu bayi seharusnya
berbaring dengan seluruh tubuhnya menghadap ibu kepala harus sejajar dengan
menyusu: membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh bayi harus berada
- Ibu menyentuh puting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga mulut bayi
terbuka lebar kemudian mengarahkan puting susu ibu hingga bibir bayi dapat
menangkap puting susu ibu, ibu memegang payudara dengan satu tangan dengan
cara meletakkan keempat jari di bawah payudara dan ibu jari di atas payudara ibu
jari dan telunjuk harus membentuk huruf “C” dan ibu jari ibu tidak boleh terlalu
- Pastikan bahwa sebagian besar aerola masuk ke dalam mulut bayi semua, dagu
rapat ke payudara dan hidungnya menyentuh bagian atau payudara dan bibir
- Jika bayi sudah selesai menyusu, ibu harus mengeluarkan puting dari mulut bayi
dengan cara memasukan jari kelingking ibu di antara mulut dan payudara
6. Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayi segera setelah lahir,susukan bayi
kebutuhan ASI
b. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah lebih banyak dari
perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam
setengah jam
untuk tenaga seperti yang terdapat pada nasi , jagung, roti, dan kentang, lalu
protein hewani dan nabati yang terdapat dalam telur, tahu, tempe, ikan, sayuran
hijau yang banyak mengandung zat besi seperti bayam daun papaya, kangkung,
lalu buah yang banyak mengandung vitamin dan serat seperti jeruk, papaya,
mangga, serta minum 8 gelas perhari untuk memenuhi kebutuhan ibu dan proses
menyusui
9. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat pada malam hari 7-8 jam /hari dan 1-2 jam
pada siang hari karena bila ibu kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
beberapa hal antara lain mengurangi jumlah asi yang diproduksi dan
a. Memberitahu kondisi ibu saat ini dengan hasil pemeriksaan payudara masih
- Mencuci tangan
antara ibu dan bayinya. Ibu dapat menaruh bayi di pangkuannya namun
darah vena dan mengurangi rasa nyeri. Dapat dilakukan selang seling dengan
- Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang bengkak untuk
- Ibu membungkuk ke depan, serta duduk pada meja dengan tangan terlipat
- Usap bagian punggung ibu kemudian beri tekanan memutar dengan ibu jari
- Cuci tangan.
- Cuci tangan yang bersih dengan sabun,keluarkan sedikit asi dan oleskan
- Ibu harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak di tempat
- Lengan ibu menopang kepala leher dan seluruh badan bayi muka bayi
menghadap ke payudara ibu hidung bayi di depan puting susu ibu posisi bayi
harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap ke perut ibu bayi
yang siap untuk menyusu: membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh
- Ibu menyentuh puting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga mulut bayi
terbuka lebar kemudian mengarahkan puting susu ibu hingga bibir bayi dapat
menangkap puting susu ibu, ibu memegang payudara dengan satu tangan
dengan cara meletakkan keempat jari di bawah payudara dan ibu jari di atas
payudara ibu jari dan telunjuk harus membentuk huruf “C” dan ibu jari ibu
- Pastikan bahwa sebagian besar aerola masuk ke dalam mulut bayi semua, dagu
rapat ke payudara dan hidungnya menyentuh bagian atau payudara dan bibir
- Bayi diletakan menghadap ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi
- Jika bayi sudah selesai menyusu, ibu harus mengeluarkan puting dari mulut
bayi dengan cara memasukan jari kelingking ibu di antara mulut dan payudara
punggung bayi.
e. Menganjurkan ibu tetap memberi ASI pada bayinya sesering mungkin dan tanpa
jadwal.
a. Memberitahu kondisi ibu saat ini dengan hasil pemeriksaan payudara sudah
datang, sesuai jadwal yang telah ditentukan atau terdapat keluhan dan
cairan, dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan memberikan
c. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus , penulis melakukan
tindakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah diberikan terhadap Ny. A.
4.7 Evaluasi
1. Tinjauan teori
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang dilakukan bidan.
manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sedah dilaksanakan tapi
belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati, 2010;
h. 147).
2. Tinjauan kasus
c. Ibu telah dilakukan perawatan payudara dan ibu mengerti cara melakukan
perawatan payudara.
g. Tidak ada tanda-tanda infeksi masa nifas dan ibu mengerti tentang tanda-tanda
dirinya.
c. Ibu mengatakan tetap memberikan ASI Pada bayinya sesering mungkin dan tanpa
d. Ibu mengerti tentang tehnik menyusui yang benar dan telah mempraktekannya.
g. Ibu mengatakan selama dia mempunyai bayi ibu tidur jarang yaitu 6 jam pada
malam hari karna terbangun jika bayi nya ingin menyusui dan ibu istirahat pada
karbohidrat untuk tenaga seperti yang terdapat pada nasi , jagung, roti, dan
kentang, lalu protein hewani dan nabati yang terdapat dalam telur, tahu, tempe,
ikan, sayuran hijau yang banyak mengandung zat besi seperti bayam daun papaya,
kangkung, lalu buah yang banyak mengandung vitamin dan serat seperti jeruk,
papaya, mangga, serta minum 8 gelas perhari untuk memenuhi kebutuhan ibu dan
proses menyusui
f. Sudah dilakukan evaluasi terhadap ibu dan hasilnya ibu tidak ada tanda-tanda
g. Ibu mengganti pola istirahat tidur malam yang kurang dengan melakukan tidur
h. Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang atau bila ada keluhan
3. Pembahasan
Dari pembahasan diatas, tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus, karena
seluruh evaluasi telah dilakukan dengan hasil ibu sudah dapat melakukan semua
PENUTUP
Dari hasil study kasus yang penulis uraikan dalam laporan study kasus kebidanan dengan
judul Asuhan Kebidanan terhadap Ny. A P1A0 post partum hari ke 3 dengan bendungan ASI,
5.1 Kesimpulan
Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas terhadap Ny. A P1A0 3 hari
post partum dengan bendungan ASI menggunakan metode langkah varney diantaranya :
1. Penulis telah mampu melakukan pengkajian data pada Asuhan Kebidanan pada Ny
A P1AO post partum hari ke 3 dengan bendungan ASI di BPS Irmayani Amd.Keb
varney
2. Penulis telah mampu menentukan interpretasi data ibu nifas berdasarkan hasil
pengumpulan data terhadap Ny. A Diagnosa Ny. A umur 19 tahun P1A0 post partum
19 tahun P1A0 3 hari post partum dengan bendungan ASI di BPS Irmayani Amd.Keb
4. Penulis telah mampu tindakan antisipasi pada ibu dengan penatalaksanaan bendungan
5. Penulis telah mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada ibu nifas
dengan bendungan ASI terhadap Ny.A umur 19 tahun P1A0 3 hari post partum dengan
ibu nifas dengan penatalaksanaan bendungan ASI terhadap Ny. A umur 19 tahun P1A0
3 hari post partum dengan bendungan ASI di BPS Irmayani Amd. Keb Bandar
7. Penulis telah mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan pada
ibu nifas dengan penatalaksanaan bendungan ASI terhadap Ny. A umur 19 tahun P1A0
3 hari post partum dengan bendungan ASI di BPS Irmayani Amd.Keb Bandar
5.2 Saran
Saran yang penulis berikan ditujukkan untuk tenaga kesehatan khususnya bidan serta
Dengan telah disusunnya Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat meningkatkan
dalam mengaplikasikan study yang telah didapatkan, serta untuk melengkapi sumber-
sumber buku kepustakaan sebagai bahan informasi dan refrensi yang penting dalam
Diharapkan pihak lahan praktek bisa lebih meningkatkan mutu pelayanan secara
kepada ibu nifas dan mengajarkan cara perawatan payudara dan pengeluaran asi agar
Diharapkan untuk lebih mengerti lagi dalam perawatan masa nifas, meningkatkan
frekuensi kunjungan masa nifas untuk mendeteksi dini adanya tanda bahaya atau
penyulit pada masa nifas, sehingga bila ada komplikasi dapat diatasi dengan segera.
4. Bagi Penulis
Sebaiknya setiap mahasiswa (penulis) dapat terus menerapkan manajemen dan asuhan
kebidanan yang telah dimiliki serta terus mengikuti kemajuan dan perkembangan
Ambarwati, Retna Eny & Wulandari Diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :
Nuha Medika
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta:Salemba
Medika
Suherni, et all. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Prawirohardjo, Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan. 2008. Jakarta: PT.Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono.2010. Ilmu Kebidana. 2010. Jakarta: PT.Bina Pustaka
Yanti, Damai & Dian Sundawati, 2011. Asuhan kebidanan Masa Nifas. Bandung: Refika
Aditama
Tambunan, S. Eviana & Kasim Derwani. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi Mahasiswa
Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika
Sumber Lain:
http://www.who.int/nutrition, Diunduh tanggal 28 April 2015 Jam 14:00 wib
http://www.asipasti.info/2014/02/cakupan-asi-eksklusif-tahun-2013-hanya.html,2014,
Diunduh tanggal 28 April 2015 jam 15:00 wib
http://www.depkes.go.id/...PROVINSI.../08_Profil_Kes_Prov.Lampung_2012,
Diunduh tanggal 17 September 2015 jam 20:00 wib
Disusun Oleh :
NIM 201207023
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2014/2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Jumlah : 1 Orang
A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan ini , diharapkan ibu nifas dapat mengetahui teknik
pengeluaran asi dan perawatan payudara yang baik dan benar
B. Tujuan Khusus
1. Diharapkan ibu nifas dapat mengetahui pengertian tentang masa nifas
2. Diharapkan ibu nifas dapat mengetahui perawatan payudara
3. Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui tehnik pengeluaran asi
Materi: Terlampir
1. Pengertian tentang masa nifas
2. Perawatan payudara
3. Tehnik pengeluaran asi
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Leaflet
POKOK KEGIATAN
PENDAHULUAN
Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu
melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan
ibu mengalami berbagai masalah.
Dimana masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
puerpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42
Hari) setelah itu
Pada permulaan nifas,apabila bayi belum menyusu dengan baik atau kemudian apabila
kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna ,terjadi bendungan asi.Payudara
panas , keras dan nyeri pada perabaan serta suhu badan tidak naik.
MATERI PENYULUHAN
-Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpurium dimulai
sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 Hari) setelah itu .
Masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu .
A. Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar
air susu keluar dengan lancar. Perawatan payudara untuk ibu menyusui merupakan
salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI.
B. Manfaat Perawatan Payudara
Menjaga kebersihan payudara, terutama kebesihan putting susu agar terhindar dari
infeksi. Melunakkan serta memperbaiki bentuk putting susu sehingga bayi dapat
menyusu dgn baik. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi asi
lancar. Mengetahui secara dini kelainan putting susu & melakukan usaha-usaha untuk
mengatasinya.
C. Tujuan
Tujuannya adalah memperlancar pengeluaran ASI saat masa menyusui. Untuk pasca
persalinan, lakukan sedini mungkin, yaitu 1 sampai 2 hari dan dilakukan 2 kali sehari.
A. Kesimpulan
Perawatan payudara perlu dilakukan bagi ibu yang menyusui. Perawatan payudara
yang tidak tepat, bisa menimbulkan berbagai masalah dalam menyusui.
B. Saran
Diharapkan ibu mengerti bagaimana cara melakukan perawatan payudara yang benar
dan dapat mempraktikkan sendiri secara mandiri. Diharapkan pula para ibu dapat
melakukan perawatan payudara secara rutin.
Evaluasi
Jumlah : 4 soal
Pertanyaan :
Dewi, Vivian Nanny Lia., & Sunarsih, Tri.2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku AjarAsuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : CV.
Andi Offset