T
UMUR 29 TAHUN P2A0 6-8 JAM POST PARTUM
DI BPM NURHASANAH, Amd.Keb
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
NAMA
NIM
NAMA
NIM
PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila pada :
Hari
: Senin
Penguji I
Penguji II
NIK.11402049
NIK. 196602121956032008
MENGESAHKAN
Direktur Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung
dr.Wazni Adila,MPH.
NIK. 201104100
ii
INTISARI
Latar belakang penelitian ini adalah membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada
Masa Nifas dimana masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Masa nifas merupakan masa yang rawan
bagi ibu, untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Sekitar 60
% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50 % dari masa nifas
terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan. Bagaimanakah Asuhan kebidanan
pada ibu nifas terhadap Ny.T umur 29 tahun P2 A0 6 jam post partum di BPM
Nurhasanah, Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. Tujuan penelitian ini
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny.T di BPM Nurhasanah,
Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2015. Sasaran penelitian yaitu Ny.T umur 29
tahun P2 A0 6 jam postpartum, tempat penelitian di BPM Nurhasanah, Amd.Keb
Bandar Lampung, waktu penelitian pada tanggal 03 April 2015. Metode yang
digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah metode penelitian
deskriptif. Hasil dari penelitian yang dilakukan, ditemukan kesenjangan pada
variabel pendidikan dan TTV ibu. Simpulan hasil penelitian ini adalah semua
tindakan berhasil, ibu mengerti dengan kondisinya, ibu mengerti pencegahan
perdarahan pada masa nifas dan telah menyusui bayinya, telah dilakukan rooming
in serta pencegahan hipotermi pada bayi. Saran penelitian, diharapkan lahan
praktik dapat meningkatkan mutu pelayanan secara komprehensif dan
meningkatkan penyuluhan tentang persiapan masa nifas.
Kata kunci
Kepustakaan
Jumlah halaman
iii
CURRICULUM VITAE
Nama
NIM
: 201207194
Institusi
Angkatan
: Ke-7 (2012-2013)
Biografi
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Bandar Lampung, 1993-1994
2. SD Sejahtera IV Bandar Lampung, 1994-2000
3. SMP Negeri 8 Bandar Lampung, Tahun 2000-2003
4. SMA GAJAH MADA Bandar Lampung, Tahun 2003-2006
5. Saat ini penulis sedang menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan
ADILA Bandar Lampung sejak tahun 2012 hingga sekarang
iv
MOTTO
Lakukan setiap hal yang seharusnya kita lakukan,
dengan berpijak pada keyakinan akan kemampuan serta
restu orang tua.
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Studi kasus ini, dan dibalik penyelesaian
tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-orang yang
telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Puji
syukur
kehadirat
ALLAH
yang
maha kuasa
sehingga dapat
dan mendoakan setiap kegiatan apapun yang terbaik bagi penulis serta selalu
mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis lakukan.
3. Kepada pembimbing akademik terima kasih atas bimbingannya selama ini
yang selalu
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan karya
Tulis Ilmiah dalam bentuk Studi Kasus Kebidanan yang berjudul Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny.T Umur 29 Tahun P2A0 6-8 Jam
Post Partum Di BPM NURHASANAH, Amd.Keb Bandar Lampung Tahun
2015.
Dalam penyusunan KTI ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr.Wazni Adila, MPH selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung
2. Nesia Catur Hutami, S.ST, M.Kes selaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung
3. Kiki Purnama Sari, S.ST selaku pembimbing II Karya Tulis Ilmiah Akademi
Kebidanan ADILA Bandar Lampung
4. Nurhasanah, Amd.Keb selaku pembimbing lahan praktik
5. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
6. Teman-Teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dalam Karya
Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca guna perbaikan pada masa yang akan
datang. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb.
Bandar Lampung, juli 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................... 4
1.4 Ruang Lingkup ...................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 6
1.6 Metode dan Tehnik Memperoleh Data ................................... 7
viii
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ............................................................................. 81
4.2 Interpretasi Data Dasar ......................................................... 100
4.3 Diagnosa Potensial ................................................................ 102
4.4 Antisipasi Masalah ................................................................ 103
4.5 Perencanaan ........................................................................... 103
4.6 Pelaksanaan ........................................................................... 105
4.7 Evaluasi ................................................................................. 108
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 111
5.2 Saran ..................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
: Jadwal Penelitian
Lampiran 3
: Dokumentasi
Lampiran 4
: Lembar Konsul
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Masa Nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60 % kematian ibu
terjadi setelah melahirkan dan hampir 50 % dari masa nifas terjadi pada 24
jam pertama setelah persalinan,
Kebijakan program pemerintah pada kunjungan masa nifas yaitu, 6-8 jam, 6
hari, 2 minggu dan 6 minggu. Angka kematian ibu (AKI ) di Indonesia masih
termasuk tinggi. Data SDKI tahun 2007 mencatat AKI di Indonesia mencapai
228 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2012 Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) mencatat Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup ( http://www.infodokterku.com).
Angka kematian ibu (AKI) di Bandar Lampung tahun 2012 adalah eklamsi
36,67%, perdarahan 16,67%, infeksi 3,33%, penyebab lain 43,33% dari
18.900 ibu bersalin (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2012).
Berdasarkan prasurvey di BPM Nurhasanah, Amd.Keb Bandar Lampung
pada tanggal 3 april 2015 terdapat Ny.T P2A0 umur 29 tahun 6 jam post
partum, oleh karena itu Ny.T perlu di beri penjelasan tentang pentingnya
memberikan ASI awal, mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri,
memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga tentang
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, dan
melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
di BPM
data,
membuat
kesimpulan
dan
laporan
satu
metode
yang
digunakan
penulis
untuk
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas (puerpurium) dimulai
sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu (Dewi dan Sunarsih, 2011; h.
1).
Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali,mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali
seperti pra hamil. Lama masa nifas 6-8 minggu (Rukiyah,
2013; h. 2).
Masa nifas (puerpurium) adalah masa yang di mulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
(Sulistyawati, 2009; h. 1).
2.1.1.2
perawatan
menghindarkan/
masa
mendeteksi
nifas
adalah
kemungkinan
untuk
adanya
terjadinya
komplikasi
persalinan.
2.1.1.3
b.
c.
d.
2.1.1.4
2.1.1.5
Waktu
6-8 jam post partum
2
minggu
persalinan
setelah
6
minggu
persalinan
setelah
Tujuan
1. Mencegah terjadinya perdarahan masa
nifas karena atonia uteri.
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan dan memberikan rujukan
bila perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling kepada ibu atau
salah satu anggota keluarga mengenai
bagaimana mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI pada masa awal
menjadi ibu.
5. Mengajarkan
cara
mempererat
hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi.
Jika bidan menolong persalinan, maka
bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2
jam pertama setelah kelahiran atau sampai
keadaan ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
1. Memastikan involusi uteri berjalan
normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah
umbilicus
tidak
ada
perdarahan abnormal dan tidak ada
bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi,
atau
kelainan
pasca
melahirkan.
3. Memastikan ibu mendapat cukup
makanan, cairan dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling kepada ibu
mengenai asuhan pada bayi, cara
merawat tali pusat, dan bagaimana
menjaga bayi agar tetap hangat.
Sama seperti di atas (enam hari setelah
persalinan)
1. Menanyakan pada ibu tentang penyulitpenyulit yang di alami nya atau bayinya
2. Memberikan konseling untuk KB
secara dini.
2.1.1.7
lapisan luar
dari desidua
yang
dalam
atrofi
jumlah
besar,
sebagai reaksi
kemudian
terhadap
uterus,
mengalami
meninggalkan
atrofi
lapisan
dan
lapisan
desidua
terlepas
basal
yang
akan
dengan
akan
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Setinggi pusat
2 jari dibawah pusat
Pertengahan pusat-simfisis
Tak teraba diatas simfisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
Berat
Uterus
(gr)
1000
750
500
350
50-60
30
Diameter bekas
melekat placenta
(cm)
12,5
7,5
3-4
1-2
Keadaan serviks
Lembek
Beberapa hari
setelah PP dapat
dilalui 2 jari
akhir minggu
pertama dapat
dimasuki 1 jari
reaksi
basal/alkalis
yang
dapat
b) Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan
berlendir serta berlangsung dari hari ke-4
sampai hari ke-7 postpartum.
c) Lokhea serosa
Lokhea iniberwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit, dan robekan atau
laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai
hari ke-14.
d) Lokhea alba / putih
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua,
sel epitel, selaput lendir serviks, dan serabut
jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat
berlangsung selama 2-6 minggu postpartum.
( Sulistyawati, 2009; h. 76)
c) Perubahan pada serviks
Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk
serviks agak menganga seperti corong, segera
setelah bayi lahir. Bentuk ini disebabkan oleh
corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga
seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan
serviks
berbentuk
semacam
cincin.
Serviks
yang
sangat
besar
selama
proses
berangsur-angsur
akan
muncul
kembali,
perineum
menjadi
kendur
karena
sekresi,
serta
penurunan
kebutuhan
kalori
yang
kadang-kadang
odem
trigonum
yang
perdarahan
setelah
plasenta
oleh
factor
menyusui.
Seringkali
melahirkan,
kehilangan
cairan,
dan
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80
kali permenit. Denyut nadi sehabis melahirkan
biasanya akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang
melebihi 100 kali per menit adalah abnormal dan hal
ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi.
3) Tekanan Darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan
tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu
melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah
tinggi pada saat postpartum dapat menandakan
terjadinya pre-eklamsi postpartum.
4) Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan suhu
dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal
maka pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali bila
ada gangguan khusus pada saluran pernafasan
(Sulistyawati, 2009; h. 80).
cesaria
pada
jantung
dan
dapat
menimbulkan
dengan
timbulnya
haemokonsentrasi
2.1.1.8
dirinya
sendiri.
Pengalaman
selama
proses
c. Fase letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan
peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah
melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,merawat
diri dan bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah
meningkat.
Ibu
lebih
mandiri
dalam
memenuhi
memerlukan
istirahat
yang
cukup
sehingga
2.1.1.9
b. Ambulasi dini
yang
baik
untuk
mengajar
ibu
merawat/memelihara anaknya
4. Tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal
5. Tidak memengaruhi penyembuhan luka episiotomy
atau luka di perut
6. Tidak memperbesar kemungkinan prolaps atau retro
flexio
(Dewi dan Sunarsih, 2010; h. 73)
c. Eliminasi
1. Miksi
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post
partum. Jika dalam 8 jam post partum belum dapat
berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100
Hal ini
proses
involusi
uterus
dan
memperbanyak pendarahan
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri.
Senam
kegel
akan
membantu.
1. Idealnya
pasangan
harus
menunggu
sekurang-
metode
ini
dapat
mencegah
metode
tersebut
bekerja
dengan
baik
hormone
estrogen
dan
masa
kehamilan,
lactiferous.
Kontraksi
sel-sel
khusus
ini
perdarahan
pascapersalinan
dan
d) Mendapatkan
sumber
daya
manusia
yang
lemak
rantai
panjang
berperan
dalam
6) Vitamin
Kandungan vitamin dalam
lebih kurang.
1) Vitamin A
menimpa
di
usia
ini
dan
organ
Atonia
uteri
sering
dijumpai
pada
c. Tanda-tanda bahaya
11. Tidak bisa buang air besar selama 3 hari atau rasa
sakit waktu buang air kecil.
12. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh
bayinya atau diri sendiri.
(Damaiyanti, 2011: h. 98)
yang
berfokus
terhadap
klien.
Manajemen
atau
pengumpulan
mengumpulkan semua
data
data
dasar
yang dibutuhkan
adalah
untuk
3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut
untuk membimbing atau mengarahkan pasien
dalam berdoa.
4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan
untuk
mengetahui
sejauh
mana
tingkat
untuk
b. Keluhan utama
ini
diperlukan
untuk
mengetahui
ini
diperlukan
untuk
mengetahui
ini
diperlukan
untuk
mengetahui
apabila
menyertainya.
ada
penyakit
keluarga
yang
d. Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status
menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa
status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya
sehingga akan mempengaruhi proses kehamilanya.
e. Riwayat Obstetrik
1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu.Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus,
jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong
persalinan, keadaan nifas yang lalu.
2) Riwayat persalinan sekarang
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin
anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong
persalinan.Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui
apakah proses persalinan mengalami kelainan atau
tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat
ini.
f. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB
dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah
keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta
rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke
kontrasepsi apa.
mengetahui
pasien
dan
keluarga
yang
mengalami
banyak
perubahan
2) Eliminasi
Menggambarkan
pola
fungsi
sekresi
yaitu
membaca,
mendengarkan
musik,
yang
cukup
dapat
mempercepat
penyembuhan.
(Ambarwati, 2010; h. 136).
4) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu
menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah
genetalia,
karena
pada
masa
nifas
mengeluarkan lokhea.
(Ambarwati, 2010; h.137)
Cara perawatan personal hygiene:
1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
masih
terlebih
dahulu
dari
depan
ke
a. Vital sign
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan
dengan kondisi yang dialaminya.
1) Temperatur/suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam
pertama masa nifas pada umumnya disebabkan
oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya
cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga
disebabkan karena
istirahat
dan tidur
yang
mencapai
sampai
50x/menit,
serendah-rendahnya
beberapa
alasan
40
telah
tetap
stabil
setelah
melahirkan.
berkaitan
dengan
hemorhagi
uterus.
kepala
dan gangguan
Uterus
normal :
(1) Kokoh, berkontraksi baik
(2) Tidak berada di atas ketinggian fundal saat
masa nifas segera
Abnormal :
(1) Lembek
(2) Di atas ketinggian fundal saat
masa
postpartum segera
(3) Kandung kemih : bias buang air/tak bisa
buang air
3) Keadaan genetalia
1. Lokhea
Normal :
(1) Merah hitam (lokia rubra)
(2) Bau biasa
(3) Tidak ada bekuan darah atau butir-butir
darah beku (ukuran jeruk kecil)
(4) Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit
(hanya perlu mengganti pembalut setiap 3-5
jam)
Abnormal :
(1) Merah terang
(2) Bau busuk
(3) Mengeluarkan darah beku
(4) Perdarahan berat (memerlukan penggantian
pembalut setiap 0-2 jam)
ii.
iii.
iv.
Keadaan ekstermitas
(1) Varices
(2) Oedema
(3) Reflex patella
B. Interpretasi Data
Mengidentifikasi
diagnosa
kebidanan
dan
masalah
oleh
bidan
atau
dokter
dan
ataqu
untuk
daerah
genetalia
2. Ganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap
kali selesai BAK.
3. Istirahat
a) Cukup istirahat
b) Beri pengertian manfaat istirahat
c) Kembali mengerjakan pekerjaan sehari-hari
4. Gizi
a) Makan bergizi, bermutu dan cukup kalori
b) Minum 3 liter sehari atau segelas setiap habis
menyusui
c) Minum tablet Fe/zat besi
d) Minum vitamin A (200.000 unit)
5. Perawatan payudara
a) Jaga kebersihan payudara
b) Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan.
6. Hubungan sexual
Beri pengertian hubungan sexual kapan boleh dilakukan.
7. Keluarga berencana
sudah
dilaksanakan
tapi
belum
efektif
atau
Peraturan
Menteri
Kesehatan
(Permenkes)
Nomor
keputusan
menteri
kesehatan
(Permenkes)
Nomor
Kewenangan normal:
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh
bidan. Kewenangan ini meliputi:
1) Pelayanan Kesehatan Ibu
a) Ruang lingkup:
(1) Pelayanan ibu nifas normal
(2) Pelayanan ibu menyusui
(3) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
b) Kewenangan:
(1) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
(2) Penanganan
kegawat-daruratan,
dilanjutkan
dengan
perujukan
(3) Pemberian
vitamin
dosis
tinggi
pada
ibu
segera
melakukan
mengendalikan perdarahan.
pertolongan
pertama
untuk
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Anamesa Oleh
Tanggal
: 03 april 2015
Pukul
: 20.10 WIB
I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF :
1.
Identitas
Istri
Suami
Nama
: Ny.T
Tn.J
Umur
: 29 Tahun
30Tahun
Agama
: Islam
Islam
Suku
: Jawa
Jawa
Pendidikan
: SMP
SD
Pekerjaan
: IRT
Nelayan
Alamat
66
2.
Keluhan utama : Ibu mengatakan perutnya terasa mulas nyeri pada luka
jahitan.
3.
Riwayat Kesehatan
: Tidak ada
DM
: Tidak ada
Jantung
: Tidak ada
Asma
: Tidak ada
Ginjal
: Tidak ada
Hepatitis
: Tidak ada
: Tidak ada
DM
: Tidak ada
Jantung
: Tidak ada
Asma
: Tidak ada
TBC
: Tidak ada
: Tidak ada
DM
: Tidak ada
Jantung
: Tidak ada
Asma
: Tidak ada
TBC
: Tidak ada
4.
5.
Riwayat Perkawinan
a. Status pernikahan
: Syah
: 20 tahun
c. Lamanya pernikahan
: 9 tahun
Riwayat obsetri
a. Riwayat Haid
1) Menarche
: 14 tahun
2) Siklus
: 28 hari
3) Lama
: 7 hari
4) Bayaknya
5) Sifat
6) Dismenore
: Ada
Tahun
Tempat
persalinan
persalinan
2007
BPM
Hamil ini
UK
Jenis
Penolong
Penyulit
Keadaan
Bidan
Tidak ada
Baik
persalinan
Aterm
Spontan
1) HPHT
: 17-06-2014
2) Tafsiran Persalinan
: 24-03-2015
3) Tanggal bersalin
: 03-04-2015
4) Frekuensi ANC
: 8 kali
5) Suntik TT
: lengkap 2x
c. Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan selama 1 tahun.
6.
7.
Psikologi
1) Tanggapan ibu terhadap dirinya
Ibu bahagia bisa melahirkan anak keduanya dengan selamat dan
normal.
2) Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya
Ibu paham kondisinya saat ini sudah membaik.
3) Tanggapan keluarga terhadap bayinya
Keluarga sangat bahagia atas kelahiran sang bayi
4) Pengambil Keputusan
Dalam keluarga pengambilan keputusan dilakukan secara bersama
antara suami dan istri.
DATA OBJEKTIF
Tgl/waktu : 03 April2015/ 14.10 WIB
1. Pemeriksaan Umum
a.
Keadaan Umum
: Baik
b.
Kesadaran
: Compos mentis
c.
Keadaan Emosional
: Stabil
d.
Tanda vital
Tekanan darah
Pernafasan
: 22 x/menit
Nadi
: 82x/menit
Suhu
: 37 0c
2. Pemeriksaan fisik
a.
Kepala
Wajah
b.
c.
d.
e.
Pucat
: Tidak
Edema
: Tidak
Mata:
Simetris
Kelopak mata
: Tidak oedema
Konjungtiva
: Merah muda
Sklera
: Putih
Hidung:
Simetris
Polip
: Tidak ada
Kebersihan
: Bersih
Mulut:
Bibir
: Lembab
Lidah
: Bersih
Gusi
Gigi
Telinga:
Simetris
Gangguan pendengaran
: Tidak ada
f.
g.
Leher
Tumor
:Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
Ketiak
Pembesaran kelenjar limfe
h.
: Tidak ada
Dada
Retraksi
: Tidak ada
: Tidak ada
Payudara :
Simetris
Pembesaran
: Normal
Puting susu
: Menonjol
Areola
i.
Benjolan
: Tidak ada
Pengeluaran
: Kolostrum
Kebersihan
: Bersih
Konsistensi
: Lunak
Abdomen
Benjolan
: Tidak ada
Konsistensi
: Keras
Kandung kemih
: Kosong
Uterus
j.
k.
l.
Kontraksi
: Baik
: Simetris
Nyeri ketuk
: Tidak ada
Anogenital:
Labia mayora/ minora
Kelenjar bartholini
Pengeluaran vagina
: Darah
Jenis lochea
: Rubra
Warna
: Merah segar
Bau
: Amis
Perineum
Anus
Ekstremitas bawah:
Oedema
: Tidak ada
Kemerahan
: Tidak ada
Varices
: Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
4. Data Penunjang
Riwayat persalinan sekarang
a.
IBU
Tempat melahirkan
Penolong
: Bidan
Jenis persalinan
: Spontan Pervaginam
Lama Persalinan
Kala I
: 6 jam 55 Menit
Kala II
: 0 Jam 40 menit
Kala III
: 0 Jam 10 menit
Kala IV
: 2 jam 0 menit
Lama
: 9 jam 45 menit
Plasenta
Lahir secara
Selaput
: utuh
Kotiledon
: Lengkap
Diameter
: 18 cm
Tebal
: 3 cm
Insersi
: sentralis
: 50 cm
Perineum
b.
Bayi
Lahir tanggal/pukul
Jenis Kelamin
: laki-laki
Panjang Badan
: 50 cm
Berat Badan
: 3500 gram
Keadaan Bayi
Nilai apgar
: 9/10
Jenis kelamin
: laki - laki
Cacat bawaan
: Tidak ada
Masa gestasi
: 41 minggu 3 hari
BAB 4
PEMBAHASAN
81
b. Pendidikan
1) Tinjauan Teori
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
tingkat
intelektualnya,
sehingga
bidan dapat
memberikan
kasus
terdapat kesenjangan
c. Keluhan
1) Tinjauan teori
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan
masa nifas, misalnya pasien merasa mulas, sakit pada jalan lahir
karena adanya jahitan pada perineum (Ambarwati, 2009; h. 132).
2) Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny.T mengatakan perut terasa mulas.
3) Pembahasan
Dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori
dan kasus karena Ny.T mengalami suatu hal yang fisiologis yaitu
mulas pada perutnya, yang merupakan proses pengembalian
rahim kebentuk semula.
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Tinjauan teori
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada
hubungannya dengan masa nifas dan bayinya
(Ambarwati, 2009; h. 133)
b) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit
c) Pembahasan
Dalam hal ini tidak di temukan kesenjangan antara tinjauan
teori dan kasus karena Ny. T tidak menderita penyakit.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
a) Tinjauan teori
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut, kronis seperti: jantung, DM,
3) Pembahasan
Dalam hal ini antara tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak
terdapat kesenjangan dimana dikatakan perdarahan karena atonia
uteri sering terjadi pada paritas yang multipara dan grand
multipara, pada kasus Ny. T tidak terjadi atonia uteri karena telah
dilakukan pencegahan perdarahan dengan cara melakukan masase
pada fundus ibu.
g. Riwayat KB
1) Tinjauan teori
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini
dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati, 2009; h. 134).
2) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan sebelumnya pernah ikut KB jenis suntik 3 bulan,
1 tahun terakhir dan tidak ada keluhan.
3) Pembahasan
Dalam hal ini Ny.T pernah ikut KB sehingga tidak di temukan
kesenjangan antara teori dan kasus.
dengan
diet
berimbang
untuk
mendapatkan
2) Pola eliminasi
a) Tinjauan teori
Ibu diminta untuk buang air kecil minimal 6 jam post partum,
apabila setelah 8 jam post partum ibu belum dapat berkemih
maka ibu hendaknya dilakukan kateterisasi. Untuk pola buang
air besar, setelah 2 hari ibu diharapkan sudah dapat buang air
besar, jika pada hari ke 3 ibu belum dapat buang air besar
maka ibu diberi obat peroral atau perektal.
(Saleha, 2009; h. 73).
c) Pembahasan
Dalam hal ini terdapat kesenjangan antara tinjauan teori
dengan tinjauan kasus, karena ibu BAK pada 4 jam post
partum dibantu oleh tenaga kesehatan dengan menggunakan
pispot.
3) Pola istirahat
a) Tinjauan teori
1. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak
terlalu lelah
2. Memberi pengertian pada ibu, apabila kurang istirahat dapat
menyebabkan produksi ASI berkurang, proses involusi
berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan
3. Mengajarkan pada
ibu
untuk
kembali
mengerjakan
pekerjaan sehari-hari
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Akan
terasa lebih lelah bila partus berlangsung agak lama.
Seorang ibu baru akan cemas apakah ia mampu merasa
anaknya
atau
tidak
setelah
melahirkan.
Hal
ini
4) Personal hygiene
a) Tinjauan teori
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap
infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk
mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian,
tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga
(Saleha, 2009; h. 73).
b) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan selama pengkajian belum mandi, namun sudah
mengganti pembalut satu kali pada pukul 14.00 wib dengan
dibantu oleh penulis dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi
pada ibu.
c) Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak di temukan kesenjangan antara
teori dan kasus, tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada ibu
karena ibu telah menjaga kebersihan dirinya.
5) Aktivitas
a) Tinjauan teori
Ambulasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin untuk
membimbing
klien
keluar
dari
tempat
tidurnya
dan
6) Riwayat psikososial
a) Tinjauan teori
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.
Wanita
3)
Tekanandarah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
Pernafasan
: 22 x/menit
Suhu
: 370c
Pembahasan
Berdasarkan data diatas, ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus. Tekanan darah ibu normal 110/70 mmHg, Suhu ibu
normal 37C dan tidak terjadi peningkatan mencapai >38C
yang mengarah ketanda-tanda infeksi, nafas dan nadi ibu juga
dalam batas normal.Hal ini dikarenakan asupan nutrisi dan
cairan ibu cukup.
b. Pemeriksaan fisik
1) Payudara
a) Tinjauan teori
Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan
biasanya mengecil setelah menopouse. Pembesaran ini
simetris kanan dan kiri, tidak ada benjolan dan Ibu sudah
mengeluarkan kolostrum walaupun masih sedikit.
2) Abdomen
a) Tinjauan teori
Proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam
keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini
dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otototot polos uterus
Involusi uterus
Bayi lahir
: Setinggi pusat
Uri lahir
Minggu
: Pertengahan pusat-simfisis
Dua minggu
Enam minggu
: Bertambah kecil
Delapan minggu
: Sebesar normal
oedema,
hematoma,
bekas
luka
episiotomy/robekan, heating
(a) Keadaan anus : hemoroid
(b) Keadaan ekstermitas
(1) Varices
(2) Oedema
(3) Reflex patella
b) Tinjauan kasus
Vulva berwarna merah kehitam-hitaman, pengeluaran
pervaginam lokhea rubra, perineum terdapat luka jahitan,
dan anus tidak ada hemoroid
c) Pembahasan
Dalam hal ini tidak di temukan kesenjangan antara teori dan
kasus karena ibu dalam 6 jam postpartum dan lokhea ibu
lokhea rubra berwarna merah segar yang berisi lanugo, sisa
sel desidua, dan sisa plasenta. Lokhea rubra pada hari ke-1
sampai hari ke 3.
b. Tinjauan kasus
Diagnosa : Ny.T umur 29 tahun P2A06-8 jam postpartum
Data subjektif :
: Kolostrum
4. Pengeluaran pervaginam
: Lokhea Rubra
5. Kontraksi
: Baik
Masalah
Kebutuhan
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena diagnosa sesuai
dengandata-data yang dikumpulkan dan kebutuhan disesuaikan dengan
masalah yang ada.
c. Pembahasan
Dari pembahasan tersebut tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori
dengan tinjauan kasus karena tidak ada data yang menunjang untuk
dilakukanya tindakan segera serta kolaborasi tenaga kesehatan lainya
4.5 Perencanaan
a. Tinjauan teori
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi
juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut
yaitu apa yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati, 2009: h. 143).
Asuhan kebidanan yang diberikan ibu pada 6-8 jam postpartum adalah :
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila
perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi yang baru lahir (bounding
attachment)
6. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
(Sulistyawati, 2009; h. 6).
b. Tinjauan kasus
Asuhan yang diberikan terhadap Ny. T pada 6-8 jam postpartum adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
4.6 Pelaksanaan
a. Tinjauan Teori
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada
klien dan keluarga. Mengarahkan rencana asuhan secara efisien dan aman
(Ambarwati, 2010; h. 145).
b. Tinjauan kasus
Asuhan yang diberikan pada Ny.T 6-8 jam postpartum yaitu:
1.
Menjelaskan keadaan ibu saat Ini dalam keadaan baik sesuai dengan
pemeriksaan fisik yaitu keadaan ibu baik.
TD : 110/70 mmHg
RR : 22x/i
2.
: 370C
:80x/i
TFU
Kontraksi
: baik
Lokhea
: rubra
Payudara
: pengeluaran kolostrum
Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mulas yang dialami adalah hal yang
normal, hal ini dikarenakan proses pengembalian rahim kebentuk
semula.
3.
4.
5.
6.
7.
tambahan
9.
10. Melakukan dan mengajarkan pada ibu tentang cara personal hygiene,
yaitu :
a. Ajarkan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih,
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin.
b. Basuh daerah kelamin dengan air bersih, dari arah depan ke
belakang, hingga daerah anus.
c. Anjurkan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari.
d. Beritahu ibu untuk tidak menyentuh lukapada perineum.
11. Memberikan ibu asupan nutrisi yaitu 1 gelas air putih, dan makan 1
porsi nasi, 1 mangkuk sayur dan sepotong ayam.
12. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat, yaitu istirahat
tidur 6-8 jam pada malam hari dan minimal 1 jam pada siang hari.
13. Memberitahukan pada ibu tanda bahaya pada masa nifas, diantaranya
demam tinggi >38OC, Perdarahan vagina disertai gumpalan darah dan
berbau busuk, Nyeri hebat pada perut dan nyeri ulu hati, sakit kepala
hebat dan pandangan kabur, bengkak pada wajah, tangan dan kaki,
rasa sakit, merah atau bengkak, pada betis dan kaki, payudara
bengkak, kemerahan, lunak disertai demam, puting berdarah/merekah
sehingga sulit menyusui, tubuh lemas dan nafas terengah-engah,
kehilangan nafsu makan dalam waktu lama, tidak BAB selama 3 hari
dan sakit saat BAK, merasa sedih atau tidak mampu mengasuh
bayinya atau diri sendiri.
14. Menganjurkan ibu untuk datang kembali 1 minggu kemudian atau bila
ada keluhan sebelum jadwal kunjungan.
c. Pembahasan
Pada pembahasan tersebut, terjadi kesenjangan antara teori dan tinjauan
kasus, karena penulis memberikan asuhan sesuai dengan perencanaan yang
dimana penulis menambahkan asuhan selain dari asuhan 6 jam postpartum
pada
Ny.T
seperti,
menjelaskan
mengenai
kebutuhan
nutrisi,
menganjurkan
mengenai
pemenuhan
kebutuhan
istirahat,
4.7 Evaluasi
a. Tinjauan Teori
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan,
ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek
asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan
kembali yang belum terlaksana.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang bidan berikan
kepada pasien. Bidan mengacu pada beberapa pertimbangan antara lain:
1. Tujuan asuhan kebidanan
2. Efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah
3. Hasil asuhan
(Sulistyawati, 2009; h. 146-147)
b. Tinjauan Kasus
Setelah dilakukanya asuhan pada Ny.T 6-8 jam post partum dapat di
evaluasi dengan hasil sebagai berikut:
1. Ibu mengerti keadaannya saat ini dalam keadaan baik.
2. Ibu mengerti bahwa rasa mulas yang dialaminya adalah normal.
3. Pencegahan perdarahan masa nifas telah dilakukan.
4. Telah dilakukan pemberian ASI awal, ibu terlihat sedang menyusui
bayinya.
5. Bayi berada dalam 1 ruangan dengan ibu dan terlihat sedang disusui.
6. Bayi telah diselimuti, menunda memandikan bayi selama 24 jam dan
bayi telah diletakkan diruangan yang hangat.
7. Nutrisi telah diberikan dan ibu hanya menghabiskan setengah porsi.
8. Ibu telah meminum kapsul vitamin A pada pukul 13.10 wib.
9. Ibu sudah melakukan mobilisasi dini.
10. Telah dilakukan dan diajarkan pada ibu cara personal hygiene yaitu
11. Ibu sudah mengerti tentang pemenuhan kebutuhan istirahat.
12. Ibu telah mengerti dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda bahaya
pada.
13. Ibu telah mengerti dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda bahaya
pada.
14. Ibu sudah mengerti dan ibu mengatakan akan melakukan kunjungan 1
minggu kemudian bila ada keluhan.
c. Pembahasan
Dalam pembahasan ini tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dengan
tinjauan kasus karena hasil evaluasi berjalan dengan baik sesuai dari
pencapaian maksimal dari penatalaksanaan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas yaitu Ny.T umur 29
tahun P2A0 pada tanggal 03 april 2015 di BPM Nurhasanah, Amd.Keb Bandar
Lampung tahun 2015, asuhan yang dilakukan secara menyeluruh dengan
memberikan konseling dan memantau kondisi ibu sesuai dengan kebutuhan
ibu dengan melaksanakan asuhan. Maka penulis mengambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1 Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas yaitu Ny.T penulis
telah melaksanakan pengkajian dengan baik dan lancar. Pengkajian
tersebut didapat dari pengumpulan data yaitu dari data subjektif dan
objektif pasien, bernama Ny.T umur 29 tahun pernah melahirkan 2
kali dan tidak pernah keguguran, ibu mengatakan bahwa ia merasakan
mulas pada perutnya setelah persalinan pada tanggal 03 April 2015
pukul 12.10 WIB. Data objektif TTV : TD :110/70 mmHg, T : 370C,
N:82x/i, RR:22X/i, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, lokhea
rubra.
5.1.2 Interprestasi data dapat dilakukan dengan menentukan diagnosa
kebidanan ibu nifas yaitu Ny.T umur 29 tahun P2 A0 6 jam post
partum.
111
5.1.3 Tidak ditemukan diagnose potensial pada Ny.T karena hasil yang
didapatkan pada saat pengkajian dalam batas normal.
5.1.4 Tidak ada tindakan segera terhadap Ny. T umur 29 tahun P2A0 6 jam
post partum karena tidak ditemukan diagnosa potensial.
5.1.5 Telah diberikan rencana asuhan kebidanan pada Ny.T umur 29 tahun
P2A0 yaitu dengan melakukan asuhan pada ibu 6-8 jam post partum
sesuai dengan kebutuhan, yaitu jelaskan tentang kondisi ibu dan rasa
mulas yang di alami, ajarkan pemberian ASI awal, lakukan rooming in
dan pencegahan hipotermi, beri asupan nutrisi dan vitamin A pada ibu,
anjurkan mobilisasi dini, lakukan dan ajarkan tentang personal
hygiene, anjurkan ibu untuk pemenuhan kebutuhan istirahat dan
datang kembali 1 minggu kemudian atau bila ada keluhan.
5.1.6 Telah dilakukan pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan yang
telah direncanakan yaitu dengan melakukan asuhan terhadap Ny.T
umur 29 tahun P2 A0 6 jam post partum. Hal ini tertuang di dalam
matrik bab III.
5.1.7 Telah dilakukan evaluasi terhadap Ny.T dengan asuhan kebidanan ibu
nifas 6 jam post partum dan semua tindakan berhasil, yaitu ibu
mengerti dengan kondisinya dan rasa mulas yang dirasakan, ibu telah
menyusui bayinya dan bayi telah mendapatkan cairan yang pertama kali
keluar yaitu kolostrum, telah dilakukan rooming in, bayi diselimuti dan
menunda memandikan bayi selama 24 jam serta bayi telah diletakkan
diruangan yang hangat, ibu telah mendapatkan asupan nutrisi dan vitamin
5.2 Saran
Diharapkan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi:
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk studi
kasus
selanjutnya tentang
ibu
mengetahui
DAFTAR PUSTAKA
Tambunan, Eviana dan Kasim Deswani. 2011 .Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi
Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Yanti, Damai dan Sundawati Dian. 2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Jakarta: Refika Aditama