: 201207023
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. A UMUR 19 TAHUN P1A0 3 HARI
POST PARTUM DENGAN BENDUNGAN ASI DI BPS IRMAYANI AMD.KEB
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila Pada :
Hari
: Kamis
Tanggal
: 09 Juli 2015
Penguji I
Penguji II
Dr.Wazni Adila,MPH
NIK.2011041008
Kata Kunci
: Bendungan ASI
Kepustakaan
: 20 Referensi
MOTTO
PERSEMBAHAN
Bismilahirohmanirohim Allhamdulillahirabilallamin ku ucapkan
puji syukur kehadirat Tuhan YME yang merupakan kekuatan
tertinggi dalam hidup ku yang tidak pernah berhenti mencurahkan
Anugerah-Nya dalam setiap untaian langkah perjalanan hidup ku
sampai saat ini.
Untuk kedua orang tuaku, ayah Huzzah Rambe S.H. dan mama
Masjaleha Siregar S.Pd. adalah motivator utama dalam hidup ku,
setiap untaian deraian peluh keringat kalian adalah merupakan
gambaran usaha untuk mengahantarkan ku pada gerbang
kesuksesan, karya tulis ilmiah ini aku persembahkan untuk kalian
ayah dan mama ku tercinta
Untu adik-adik ku Abdul Malik Rambe dan Zahra Rosalina Rambe
yang selalu membuat hari-hari ku indah dan selalu menyemangati
ku ,terimakasih untuk doa dan dukungan kalian yang tiada pernah
habis untuk ku.
Untuk pembimbingku terimakasih atas kesediaannya untuk
meluangkan waktu membimbing dan berbagi ilmu serta berdiskusi,
banyak hal yang bisa saya ambil dari ini semua, terimakasih ibu
Untuk teman-teman yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu
namanya disini khususnya angkatan ke tujuh terimakasih untuk
kebersamaan yang telah kita lewati selama tiga tahun yang akan
terukir indah menjadi sebuah kenangan dikemudian hari nanti,
semoga kita bisa selalu menjadi pribadi yang lebih baik untuk
kedepannya amin.
Untuk almamaterku tercinta Akademi Kebidanan Adila Bandar
lampung tempatku menuntut ilmu .
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat TuhanYang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul : Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny.A Umur 19 Tahun P 1 A0 dengan
Bendungan Asi di BPS Irmayani Amd.Keb. Bandar Lampung Tahun 2015
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr.Wasni Adila MPH, selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
2. Ibu Silvia Anggraini S.ST. M.Kes dan ibu Margareta Rinjani S.ST selaku penguji karya
tulis ilmiah.
3. Ibu Irmayani Amd.Keb selaku tempat saya mengambil kasus di lahan praktek.
4. Serta staf dosen yang membantu saya dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhirnya penulis
berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Bandar Lampung,
Penulis.
2015
DAFTAR ISI
ii
INTISARI...
iii
iv
MOTTO ..............................................................................................
PERSEMBAHAN. .
vi
vii
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN .
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................
47
74
78
81
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ................................................................................
91
98
127
128
128
132
142
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..............................................................................
147
148
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam
organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu dan merupakan makanan terbaik
untuk bayi (Bahiyatun, 2009; h. 29).
Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna (Dewi, 2011; h. 19) ASI eksklusif
adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun
makanan lain seperti susu formula, jeruk, airteh dan airputih, serta tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6
bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan
sampai anak berusia 2 tahun atau lebih (Ambarwati, 2010; h. 30).
Menurut Word Health Organization (WHO), secara gobal pada tahun 2012 hanya 38%
bayi di dunia yang mendapatkan ASI eksklusif hingga 6 bulan pertama seperti yang
dianjurkan (UNICEF, 2014).
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, cakupan pemberian ASI di Indonesia hanya
30.2% Angka ini berada jauh dibawah target kementrian kesehatan yaitu cakupan ASI
eksklusif bagi bayi 0- 6 per 2014 sebesar 80%.
(asipasti.info, 2014).
Pemberian air susu pada bayi usia 0-1 tahun mempunyai arti sangat penting terutama
menyangkut pemenuhan zat gizi dan zat lain pembentuk kekebalan tubuh terhadap
penyakit.pemberian ASI Eksklusif di usia 0-6 bulan di pandang sangat strategis,karena
pada kondisi tersebut kondisi bayi masih sangat labil dan rentan terhadap berbagai
penyakit.Cakupan bayi mendapatkan ASI Eksklusif di provinsi lampung tahun 2012
sebanyak 29,24% dimana angka ini masih di bawah target yang di harapkan yaitu 60%.
(Profil Dinkes provinsi Lampung, 2012).
Pada tahun 2012 terjadi peningkatan pencapaian ASI eksklusif di kota Bandar lampung
yaitu sebesar yaitu 67,93% namun di tahun 2013 sampai bulan Agustus pencapaian
pemberian Asi eksklusif mengalami penurunan yaitu hanya 64,55% .Angka ini bila di
bandingkan dengan target Nasional masih di bawah target yang di inginkan (80%).(Dinas
kesehatan.Kota Bandar lampung, 2013)
Pada permulaan nifas, apabila bayi belum menyusu dengan baik,atau kemudian apabila
kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna terjadi bendungan asi (Sulistyawati, 2009;
h. 190). Bendungan Air Susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan (Rukiyah, 2010; h. 345). Bendungan air susu dapat terjadi
pada hari ke- 2 atau ke-3 ketika payudara telah memproduksi air susu. Bendungan
disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup untuk
menyusui, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi(bounding)
kurang baik, dan dapat pula karena adanya pembantasan waktu menyusu. Gejala
bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara bilateral dan secara
palpasi teraba keras, kadang terasa nyeri serta seringkali disertai peningkatan suhu badan
ibu, tetapi tidak ada tanda-tanda kemerahan dan demam.(Prawirohardjo, 2010; hal 652)
Masalah Bendungan ASI jika tidak ditangani dapat berpotensi terjadinya mastitis
(Rukiyah, 2010; h. 349).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPS Irmayani, Amd.Keb. Bandar Lampung pada
tanggal 8 April 2015 didapatkan 1 ibu nifas yang mengalami bendungan ASI karena itu
penulis tertarik mengambil judul Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Ny. A umur 19 tahun
P1A0 3 Hari Post Partum dengan Bendungan ASIuntuk meminimalkan Kurangnya
pemberian ASI eksklusif pada bayi yang diakibatkan oleh bendungan ASI.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny.A 19 tahun P1 A0 3 hari Post
Partum dengan Bendungan ASI di BPS Irmayani Amd.Keb. Bandar Lampung Tahun
2015?
nifas yaitu Ny.A 19 tahun P1A0 3 hari Post Partum dengan bendungan ASI
di BPS.Irmayani Amd.Keb. Bandar Lampung
2. Tempat
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengambil kasus di BPS Irmayani, Amd.Keb.
Bandar Lampung
3. Waktu
Pelaksanaan asuhan kebidanan dalam Karya Tulis Ilmiah dilaksanakan pada tanggal 8
April 2015
Data Sekunder
Sumber informasi yang bukan dari tangan pertama, dan yang bukan mempunyai
wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi atau data tersebut.
(Notoatmodjo, 2005; h. 63)
1. Studi pustaka
Bahan-bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang
latar belakang teoritis dari suatu penelitian. Hasil penelitian yang baik perlu
di tunjang dengan bahan perpustakaan yang memadai dan yang baik. Bahanbahan perpustakaan yang dapat di gunakan untuk menunjang latar belakang
masalah, kerangka teoritis, dan hipotesi penelitian adalah buku yang di
terbitkan, berbagai jenis penerbitan berkala seperi majalah, jurnal, bulletin,
brosur, atau sebagainya, berbagai harian atau surat kabar, karangan atau
makalah ilmiah yang tidak di terbitkan seperti makalah, skripsi, tesis, dan di
sertai laporan-laporan penelitian dan instansi. (Notoatmodjo, 2005; h. 63-65)
2. Studi dokumentasi
Semua bentuk informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik dokumendokumen resmi maupun tidak resmi seperti laporan, atau catatan-catatan di
dalam kartu klinik (Notoatmodjo, 2005; h. 62-63)
BAB II
TINJAUAN TEORI
Waktu
Tujuan
6-8
jam
setelah
persalinan
6
hari
setelah
persalinan
2
minggu
setelah
prsalinan
6
minggu
setelah
persalinan
yang
berat 1000
gram.
2. Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari dibawah pusat.
3. Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat
simpisis dengan berat 500 gram.
4. Pada 2 minggu post partum,TFU teraba di atas simpisis dengan
berat 350 gram.
5. Pada 6 minggu post partum, fundus uteri mengecil(tak teraba)
dengan berat 50 gram.
mengompresi
Tinggi
Fundus
Uteri
Setinggi pusat
2 jari dibawah
pusat
Pertengahan pusat
dan simpisis
Tak teraba diatas
simpisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
Berat
Uterus (gr)
1000
750
Keadaan Serviks
500
350
50-60
30
Lembek
c.
d. Perenium
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena
sebelumnya terenggang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada
post natal hari kelima, perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian tonus-nya, sekalipun tetap kendur daripada keadaan sebelum
hamil (Sulistyawati, 2009; h.77-78)
e.
f.
sulit
kepala
janin
dan
tulang
pubis
selama
persalinan
kandung
kemih
hyperemia,kadang-kadang
odem
memperlihatkan
trigonum
yang
odem
dan
menimbulkan
dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan
menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor.
h.
mempengaruhi
otot
halus
yang
mengurangi
ini salah satunya bisa di akibatkan oleh proses persalinan sulit atau
karena kehilangan darah yang berlebih.
(Ambarwati, 2010; h.138)
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali
permenit.Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit
adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan
infeksi. (Sulistyawati, 2009; h. 81)
Normal frekuensi pernapasan pada orang dewasa adalah 16 24 kali
permenit, pada ibu post partum umumnya pernapasan lambat atau
normal karna dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
Bila pernapasan pada masa post partum lebih cepat kemungkinan
adanya tanda tanda syok. (Rukiyah, 2011; h. 69)
3. Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinana tekanan
darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat postpartum dapat
menandakan terjadinya pre-eklamsi postpartum.(Dewi dan Sunarsih,
2011; h.60)
Pada beberapa kasus di temukan keadaan hipertensi post partum,
tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak
ada penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan
pengobatan.
(Ambarwati, 2010; h. 139).
Tekanan darah normalnya adalah sistolik 90 120 dan diastolnya 60
80 mmHg. Tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan
lalu
mengeluarkan hormon
jumlah
susu
normal.
Rata-rata
ibu
harus
suplementasi
dapat
meningkatkan
kualitas
asi,
b. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat
tidurnya
dan
membimbing
ibu
secepat
mungkin
untuk
atau
luka
diperut,
serta
tidak
memperbesar
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila
mengalami kesulitan BAB, lakukan diet teratur, cukup cairan,
konsumsi makanan berserat, olahraga, berikan obat rangsanagan
per oral atau per rectal atau klisma bilamana perlu (Yanti, 2011; h.
83).
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan
diri ibu postpartum adalah sebagai berikut.
1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum.
2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk
membersihkan membersihkandaerah disekitar vulva terlebih
dahulu , dari depan ke belakang , kemudian membersihkan
daerah sekitar anus. Nasihati ibu untuk membersihkan vulva
setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
3. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang setelah
dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari dan
disetrika.
4. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan alat kelaminnya.
5. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan
kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah tersebut
(Saleha, 2009; h. 73-74).
proses
involusi
uterus
dan
memperbanyak
perdarahan.
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup , istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari.
Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan
istirahatnya antara lain:
1. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
2. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara
perlahan.
3. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.
(Yanti, 2011; h. 84).
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien , berapa jam pasien
tidur , kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca , mendengarkan
music , kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang ,
penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas
karena dengan istirahat cukup dapat mempercepat penyembuhan.
(Ambarwati, 2010; h. 136)
e. Aktivitas seksual
Aktifitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua
jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk
memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
b) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampai masa waktu terrtentu, misalnya setelah 40 hari atau 6
minggu setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada
pasangan yang bersangkutan.
(Saleha, 2009; h. 75).
f. Latihan dan senam nifas
Senam nifasadalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan
setelah keadaan tubuhnya pulih kembali.
senam nifas bertujuan untuk:
a) Mempercepat penyembuhan
b) Mencegah timbulnya komplikasi
c) Memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar
panggul dan otot perut
Pada saat hamil, otot perut dan sekitar rahim, serta vagina telah
teregang dan melemah.Latihan senam nifas dilakukan untuk membantu
mengencangkan otot-otot tersebut.Hal ini untuk mencegah terjadinya
atau diri
kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram, dan saat menyusui 800
gram.
b) Bentuk
c) Ukuran
1. Struktur Makroskopis
Struktur makroskopis payudara adalah sebagai berikut
a. Cauda Aksilaris
:Alveolus
merupakan
unit
terkecil
yang
oleh estrogen
untuk
b. Bagi ibu
1) Mencegah
perdarahan
pascapersalinan
dan
mempercepat
a. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan
ASI 8 kali pada 2-3 minggu pertama.
b. Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi
lebih muda pada hari kelima setelah lahir
c. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali perhari
d. Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.
e. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis
f. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
g. Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) bayi sesuai
dengan grafik pertumbuhan
h. Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motorik sesuai dengan
rentang usianya)
i. Bayi kelihatan puas, sewaktu waktu saat lapar akan bangun dan tidur
dengan cukup
j. Bayi menyusu dengan kuat (rakus) kemudian melemah dan tertidur
puas (Dewi, 2011; h. 24).
2.2.2.8 Memerah dan menyimpan ASI
Cara memerah ASI adalah sebagai berikut :
a. Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya sekitar 1-1,5 cm dari areola.
Usahakan untuk mengikuti aturan tersebut sebagai panduan, apalagi
ukuran dari areola tiap wanita sangat bervariasi. Tempatkan ibu jari di
atas areola pada posisi jam 12 dan jari lainnya pada posisi jam 6.
b. Dorong kearah dada, hindari meregangkan jari.Bagi ibu yang
payudaranya besar , angkat dan dorong kearah dada.
c. Gulung menggunakan ibu jari dan jari lainnya secara bersamaan
d. Gerakkan ibu jari dan jari lainnya hingga menekan gudang ASI hingga
kosong.Jika dilakukan dengan tepat maka ibu tidak akan kesakitan saat
memerah.
e. Putar ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI lainnya.
Demikian juga saat memerah payudara lainnya , gunakan kedua tangan
(Sulistyawati, 2009; h. 39-41)
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat
sebagai berikut:
a. Di udara bebas / terbuka
: 6-8 jam
b. Di lemari es ( 40C )
: 24 jam
: 6 bulan
(Saleha,2009;h.28)
Mencairkan ASI beku dapat dilakukan dengan cara sebagaiberikut:
a. Siapkan air hangat suam kuku di dalam rantang atau panci kecil
b. Taruhlah plastik berisi ASI beku dalam air hangat tersebut. ASI
akan mencair dalam waktu kurang dari 5 menit (Saleha, 2009; h. 27)
2.2.2.9 Masalah Dalam pemberian ASI
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya
beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada
sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui sering
diangap masalah pada anak saja. Dan hal ini akanmenjadi masalah
menyusui pada masa nifas dini yaitu sebagai berikut:
a. Puting Susu Lecet
Puting susu lecet dapat disebabkan oleh trauma saat menyusui.
Selain itu,
puting
susu
distirahatkan,
sebaiknya
ASI
tetap
kalang
duktus
yang
mengakibatkan
terjadinya
produksi ASI dan penurunan refleks let down. Bra/ kutang yang
ketat juga dapat menyebabkan engorgement segmental , demikian
pula puting yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada
duktus.
Gejala :
a) Pembengkakan ini ditandai dengan bentuk aerola payudara lebih
menonjol dan puting yang lebih mendatar , sehingga membuat
payudara sukar diisap oleh bayi.
b) Kulit pada payudara tampak lebih mengilat.
c) Ibu mengalami demam.
d) Payudara terasa nyeri.
Penatalaksanaan :
a) Masase payudara dan ASI diperas dengan tangan sebelum
menyusui.
b) Kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah vena
dan rasa nyeri. Dapat dilakukan secara bergantian dengan
kompres panas untuk melancarkan aliran darah payudara.
c) Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang
bengkak untuk melancarkan aliran ASI dan menurunkan
tegangan payudara.
Pencegahan.
1) Bila memungkinkan , susukan bayi segera setelah
lahir.
Bendungan Asi
a. Pengertian
Sesudah bayi dan plasenta lahir, kadar estrogen dan progestron turun
dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang
menghalangi keluarnya prolaktin waktu hamil, dan sangat
dipengaruhi oleh estrogen, tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi
prolaktin oleh hypopisis. Hormon ini menyebabkan alveolusalveolus kelenjar mamma terisi dengan air susu, tetapi untuk
mangeluarkannya dibutuhkan reflex yang menyebabkan kontraksi
sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil
kelenjar-kelenjar tersebut. Pada permulaan nifas apabila bayi belum
mampu menyusui dengan baik, atau kemudian apabila terjadi
kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi
pembendungan air susu (Rukiyah, 2010; h. 345).
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 ketika
payudara telah memproduksi
oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup
sering menyusui, produksi meningkat,
terlambat
menyusukan,
hubungan
2.2.2.11
2.2.2.12
2.2.2.13
perawatan
payudara
setelah
mlahirkan,
untuk
(b)
(c)
(d)
(e)
(h)
(i)
Nama jelas dan lengkap bila perlu nama panggilan sehari hari agar tidak
keliru dalam memberikan penanganan.
b) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20
tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan
dalam masa nifas.
c) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdoa. .
d) Suku/bangsa
Pasien berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
e) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya. .
f) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena
ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
g) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
(Ambarwati, 2010; h. 131-132).
h) Keluhan utama.
tentang
keadaan
dasar
dari
organ
reproduksinya
(1) Menarche
Usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk wanita Indonesia
pada usia sekitar 12- 16 tahun.
(2) Siklus
Jarak antara menstruasi yang di alami dengan menstruasi
berikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar 23-32 hari.
(3) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstrusi yang di
keluarkan.
(4) Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang di rasakan ketika
mengalami menstruasi misalnya sakit yang sangat, pening sampai
pingsan,atau jumlah darah yang banyak.Ada beberapa keluhan yang
disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnose tertentu
(Sulistyawati, 2009; h. 112-113).
2) Pola kebutuhan Sehari-hari
(1) Nutrisi
1) Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah
air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama ibu
kebutuhan
(2) Eliminasi
Ibu di minta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum. Jika
dalam 8 jam post partum belum dapat berkemih atau sekali
berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan keteterisasi.
Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah
hari kedua post partum
(Saleha, 2009; h.73).
(3) Istirahat
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b) Memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak
perdarahan
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup , istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari.
1) Baik
2) Lemah.
2. Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang ke sadaran pasien,bidan dapat
melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan compos
mentis sampai dengan koma.
(Sulistyawati, 2009; h. 121-122).
3. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
Pada beberapa kasus di temukan keadaan hipertensi post partum, tetapi
keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada
penyakit-penyakitlain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.
(Ambarwati, 2010; h. 139) .
4. Nadi
Berkisar antara 60- 80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit pada masa
nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya
bisa di akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah
yang berlebihan.
5. Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada
umumnya disebabkan oleh dehidrasi , yang disebabkan oleh keluarnya
cairan pada waktu melahirkan , selain itu bisa juga disebabkan karena
istirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan.Tetapi pada
umumnya
setelah
12
jam
post
partum
suhu
tubuh
kembali
Muka
kulitnya
kanan
dan
kiri.Ketidaksemitrisanmuka
Telinga
fungsi
mulut yang
81).
Leher
Dada
Payudara
ke-3
:
TFU :
Involusi
Berat
Uterus (gr)
1000
750
500
Bayi lahir
Uri lahir
Satu
minggu
Setinggi pusat
2 jari dibawah pusat
Pertengahan
pusat
dan simpisis
Dua
minggu
Enam
Keadaan
Serviks
Lembek
Beberapa hari
setelah
postpartum
dapat dilalui 2
jari.
minggu
Delapan Sebesar normal
minggu
Akhir minggu
pertama dapat
dimasuki
1
jari.
30
Genetalia
Perenium
natal
hari
kelima,
2.2.5 Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh sebelumnya yang merupakan lanjutan dari
masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi atau antisipasi. Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien
atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka
pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang terjadi berikutnya
2.2.6 Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan
keluarga.Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisiensi dan
aman (Ambarwati, 2010; h. 145).
2.2.7 Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana
(Ambarwati, 2010; h.147).
2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan
Berdasarkan Permenkes 572 tahun 1996 tentang Registrasi dan Praktik Bidan,
kompetensi yang ada didalam kurikulum DIII Kebidanan (1996), serta memperhatikan
draft ke VI kompetensi inti bidan yang disusun oleh ICM Februari 1999, maka
kompetensi inti bidan dapat diuraikan sebagai berikut :
Kompetensi 5 :
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.
a. Pengetahuan Dasar.
1) Fisiologi nifas.
2) Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan/abortus.
3) Proses laktasi/menyusui dan tehnik menyusui yang benar serta penyimpangan yang
lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses , mastitis ,puting susu lecet ,
puting susu masuk.
4) Nutrisi ibu nifas , kebutuhan istirahat,aktifitas dan kebutuhan fisiologis lainnya seperti
pengosongan kandung kemih.
5) Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
6) Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.
7) Bonding & attachment orang tua dan bayi baru lahir untuk menciptakan hubungan
positif.
8) Indikator subinvolusi : misalnya perdarahan yang terus menerus , infeksi.
9) Indikator masalah-masalah laktasi.
10) Tanda gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginam menetap ,
sisa plasenta , renjatan(shock) dan pre eklampsia post partum.
11) Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum,seperti anemia kronis
,hematoma vulva , retensi urin dan incontinentia alvi.
12) Kebutuhan asuhan dan konseling selama dan sesudah abortus.
13) Tanda dan gejala komplikasi abortus (Estiwidani, 2008; h. 90-91).
b. Ketrampilan tambahan
Melakukan insisi pada hematoma vulva.
Contoh: Dalam masa kehamilan, bidan sudah memperkenalkan masalah menyusui pada
ibu. Hal tersebut akan sangat bermanfaat karena ibu dan keluarga memiliki banyak
waktu untuk memahani manfaat ASI eksklusif dari pada susu botol. Ibu juga memiliki
waktu untuk berkonsultadi dengan bidan mengenai berbagai masalah dalam menyusui
dan melakukan persipan untuk menyusui misalnya perawatan payudara. (Soepardan,
2008; h. 65-67)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.A USIA 19TAHUN P1A0
3 HARI POST PARTUM DENGAN BENDUNGAN ASI
DI BPS IRMAYANI Amd.Keb
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
I. PENGKAJIAN
Tanggal
: 8 April 2015
Jam
: 12.00 WIB
Tempat
: 201207023
A. Data subjektif
1. Identitas pasien
Istri
Suami
Nama
: Ny. A
Nama
: Tn. D
Umur
: 19 tahun
Umur
: 19 Tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Sukubangsa
: Jawa
Sukubangsa
: Jawa
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
82
2. AlasanDatang
Ibu P1A0 3 hari post partum datang ke BPS Irmayani Amd. Keb, dan Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kesehatannya.
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan payudaranya terasa penuh, panas, berat dan keras serta nyeri.
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayathaid
Menarche
: 12Tahun
Siklus
: 28 Hari
Teratur/tidak
: Teratur
Lama
: 7hari
Volume
Warna
: Merah segar
Dismenore
: Ada
Bau
: Khas
Flour albus
: 3 Juli 2014
TP
: 10 April 2015
Tanggal bersalin
: 5 April 2015
Frekuensi ANC
: 11 kali kunjungan
5. Riwayat kesehatan
a. Sekarang
Ibu sedang tidak mengalami penyakit apapun selama masa nifasnya sampai
saat ini seperti (TBC, Hepatitis, PMS) penyakit menurun seperti (DM, Asma,
Hipertensi) penyakit berat seperti (Jantung, Ginjal, Paru-paru)
b. Yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti (TBC, Hepatitis, PMS)
penyakit menurun seperti (DM, Asma, Hipertensi) penyakit berat seperti
(Jantung, Ginjal, Paru-paru) dan ibu tidak pernah dirawat dirumah sakit yang
berhubungan dengan penyakit organ reproduksi
c. Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita menular seperti (TBC, Hepatitis,
PMS) penyakit menurun seperti (DM, Asma, Hipertensi) penyakit berat seperti
(Jantung, Ginjal, Paru-paru)
6. Riwayat KB
No
Jenis
kontrasepsi
Tanggal
Mulaimemakai
Oleh Tempat
Kelu
han
Tanggal
Berhenti/ganticara
Oleh
Tempat
Alasan
Belum
pernah
air
Selama Nifas
lauk
(tahu,telur,tempe),
sayur
(bayam,
Selama Nifas
c. Pola Istirahat
Selama Hamil
Selama nifas
d. Personal hygiene
Selama hamil
Selama nifas
e. Pola Seksual
Selama hamil
Selama nifas
8. Riwayat Psikososial
a. Status perkawinan
b. Status emosional
9. Riwayat spiritual
a. Selama hamil
mengaji
b. Selama nifas
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan emosional
: Stabil
TTV
:
TD
: 120/80 mmHg
Pernafasan
: 22 kali/menit
Nadi
: 80 kali/menit
Suhu
: 36,80C
2. Pemeriksaanfisik
a. Kepala:
Warna rambut
: Hitam
Ketombe
: Tidak Ada
Benjolan
: Tidak Ada
b. Wajah
Cloasma
: Tidak Ada
Hiperpigmentasi
: ada
Pucat
: Tidakada
Edema
: Tidak Ada
c. Mata
Simetris
Kelopak mata
: Tidak oedema
Konjungtiva
: Tidak pucat
Sklera
: Putih
d. Hidung
Simetris
Polip
Kebersihan
: Bersih
e. Mulut
Warna bibir
: Merah
Pecah- pecah
: Tidak Ada
Sariawan
: Tidak Ada
Gusi berdarah
: Tidak Ada
Gigi
: Tidak berlubang
f. Telinga
Simetris
Gangguan pendengaran
: Tidak ada
g. Leher
Simetris
: Tidak Ada
: Tidak Ada
h. Ketiak
Pembesaran kelenjar limfe
: Tidak Ada
i. Dada
Retraksi
: Ada
: Tidak Ada
j. Payudara
Simetris
Pembesaran
Putting susu
: Menonjol
: Tidak Ada
Konsisitensi
Pengeluaran
: Ada, colostrum.
Nyeri ketuk
: Tidak Ada
l. Abdomen
Pembesaran
: Tidak Ada
Konsistensi
: Keras
Kandung kemih
: Kosong
Uterus
TFU
m.
n.
: 3 jaridibawahpusat
Kandung kemih
: Kosong
Kontraksi
: Baik
Anogenital
Vulva
Perineum
Pengeluaran vaginam
: Lochea rubra
Anus
Ekstermitasbawah
Oedema
: Tidak Ada
Kemerahan
: Tidak Ada
Varices
: Tidak Ada
Reflek patella
: (+) Kanandankiri
3. PemeriksaanPenunjang
a. Pemeriksaan Laboraturium
Tidakdilakukan
4. Data Penunjang
a. Riwayat persalinan sekarang
1. IBU
Tempat melahirkan
Penolong
: Bidan
Jenis persalinan
: Spontan
Lama persalinan
: 12 jam
Catatan waktu
Kala I
: 9 jam 15menit
Kala II
: 0 jam 30 menit
Kala III
: 0 jam 15 menit
Kala IV
: 2 jam 0 menit
Lama
: 12 jam 0 menit
Ketuban pecah
: Spontan
Plasenta
Lahir secara
: Normal
Diameter
: 18 cm
Berat
: 500 gram
: 49 cm
Perineum
2. Bayi
Lahir tanggal/pukul
Berat badan
: 3300 gram
Panjang badan
: 50 cm
Nilai apgar
: 8/9
Jenis kelamin
: Perempuan
Cacat bawaan
: Tidak Ada
Masa gestasi
: 39 minggu 4 hari.
TABEL 3.1
MATRIKS
Tgl/
Jam
Pengkajian
08-042015/
12:00
WIB
Ds :
- Ibu mengatakan
payudaranya
terasa penuh ,
berat , panas
dan keras.
DO :
Keadaan umum :
baik.
Kesadaran :
composmentis.
TTV,
TD : 120/80
mmHg.
S: 36,8OC,
N:80x/i,
RR:22X/i,
Payudara teraba
keras , nyeri
tekan dan teraba
panas.
Pengeluaran
pervaginam
lochea rubra.
TFU 3 Jari
dibawah pusat
Interpretasi Data
(diagnosa , masalah
dan kebutuhan)
Dx :
Ny. A 19 tahun
P1A0 3hari post
partum dengan
bendungan asi.
Ds :
1. Ibu
mengatakan
baru pertama
kali
melahirkan dan
tidak
keguguran .
2..Ibu
mengatakan
melahirkan
tanggal 05-042015 pukul
22:30 wib.
3.. Ibu
mengatakan
payudaranya
terasa penuh ,
berat , panas
dan
keras.
Dx potensial
/Masalah
potensial
Payudara
bengkak.
Antisipasi/
Tindakan
segera
-Perawatan
payudara
Intervensi
Evaluasi
3. Lakukan perawatan
payudara.
3. Melakukan perawatan
payudara yaitu:
a. Mencuci tangan
b. Mempersilahkan
untuk duduk dengan
tenang,jika
memungkinkan
dengan diikitu oleh
suami yang
memberikan
dukungan.
-Pengelua
ran asi.
-Tehnik
menyusui.
Implementasi
DO :
Payudara teraba
keras , nyeri
tekan , dan
93
teraba panas.
TTV, TD :
120/80 mmHg.
S: 36,8OC,
N:80x/i,
RR:22X/i,
c. Ibu dipersilahkan
untuk menggendong
bayinya agar terjadi
kontak kulit antara
ibu dan bayinya. Ibu
dapat menaruh bayi di
pangkuannya namun
jikatidak
memungkinkan ia
cukup melihat dari
dekat.
d. Masase payudara dan
ASI diperas dengan
tangan sebelum
menyusui
e. Kompres dengan air
dingin untuk
mengurangi statis
pembuluh darah vena
dan mengurangi rasa
nyeri. Dapat
dilakukan selang
seling dengan air
panas untuk
melancarkan aliran
darah pada payudara.
f. Menyusui lebih
sering dan lebih lama
pada payudara yang
bengkak untuk
melancarkan ASI dan
menurunkan tegangan
pada payudara.
Masalah: Bendungan
Asi.
Kebutuhan :
Ajarkan untuk
perawatan payudara
dan pengeluaran asi.
4. Lakukan tehnik
pengeluaran asi
4. Melakukan teknik
pengeluaran ASI dengan
cara pengeluaran asi
dengan reflex oksitosin
yaitu :
a. Ibu membungkuk ke
depan , serta duduk
pada meja dengan
tangan terlipat dan
kepala diletakkan
diatas tangannya
b. Payudara dibiarkan
menggantung dan
terlepas dari kain
penutupnya.
c. Usap bagian
punggung ibu
kemudian beri
tekanan memutar
dengan ibu jari
mengarah kebagian
bawah sepanjang
tulang belakang yang
dimulai dari leher dan
punggung , kemudian
kearah bawah selama
3 menit.
d. Pijat aerola mamae
untuk mengetahui
bagaimana
pengeluaran ASI.
e. Pakai BH yang
menopang payudara.
f. Cuci tangan.
5. Ajarkan pada ibu
teknik menyusui
yang benar
5.Mengajarkan kepada
ibu tehnik menyusui
yang benar yaitu
dengan cara:
- Cuci tangan yang
bersih dengan
sabun,keluarkan
sedikit asi dan
oleskan kesekitar
puting,dengan posisi
duduk atau berbaring
santai
- Ibu harus mencari
posisi yang nyaman,
biasanya duduk tegak
di tempat tidur dan
ibu harus merasa
rileks dan santai
- Lengan ibu
menopang kepala
leher dan seluruh
badan bayi muka
bayi menghadap ke
payudara ibu hidung
bayi di depan puting
susu ibu posisi bayi
harus sedemikian
rupa sehingga perut
bayi menghadap ke
perut ibu bayi
seharusnya berbaring
dengan seluruh
tubuhnya menghadap
ibu kepala harus
sejajar dengan
perutnya.
Mendekatkan bayi ke
tubuhnya dan
mengamati bayi yang
siap untuk menyusu:
membuka mulut,
bergerak mencari dan
menoleh bayi harus
berada dekar dengan
payudara ibu.
- Ibu menyentuh puting
susunya ke bibir bayi,
menunggu hingga
6. Menganjurkan kepada
ibu untuk menyusui bayi
segera setelah
lahir,susukan bayi tanpa
jadwal,keluarkan sedikit
ASI sebelum menyusui
agar payudara lebih
lembek,keluarkan ASI
dengan tangan atau
pompa bila produksi
melebihi kebutuhan ASI.
7. Menilai dan
memberitahu ibu tanda
tanda bahaya masa nifas
seperti
- demam tinggi hingga
melebihi 38OC.
- Perdarahan vagina yang
luar biasa atau tiba-tiba
8. Memberitahu ibu
tentang kebutuhan
nutrisi yaitu.yang
mengandung
karbohidrat untuk
tenaga seperti yang
terdapat pada nasi ,
jagung, roti, dan
kentang, lalu protein
hewani dan nabati yang
terdapat dalam telur,
tahu, tempe, ikan,
sayuran hijau yang
banyak mengandung zat
besi seperti bayam daun
papaya, kangkung, lalu
buah yang banyak
mengandung vitamin
dan serat seperti jeruk,
papaya, mangga, serta
minum 8 gelas perhari
untuk memenuhi
11-042015/
14:00
WIB
Ds:
-Ibu mengatakan
nyeri
payudaranya
sudah berkurang
dan Asi belum
lancar.
DO:
Keadaan
umum:Baik
Kesadaran:
Composmentis
TTV:
TD:120/70
mmhg,
T:36,6OC,
N:80x/i,
RR:22X/i,
Dx:
Ny. A 19 tahun
P1A0 6 hari post
partum dengan
bendungan asi.
Ds:
1. Ibu mengatakan
baru pertama kali
melahirkan dan
belum pernah
keguguran
2.Ibu mengatkan
melahirkan
tanggal 05-042015 pukul 22.30
WIB
3..Ibu mengatakan
nyeri payudaranya
sudah berkurang
Payudara
bengkak
1. Perawa
tan
payudara.
9. Beritahu ibu
kebutuhan istirahat
yang cukup
1. Beritahu tentang
kondisi ibu saat
ini.
2. Mengkaji tentang
perawatan payudara
kepada ibu yaitu
a.Mencuci tangan
b.Mempersilahkan
untuk duduk dengan
tenang,jika
memungkinkan
dengan diikitu oleh
suami yang
memberikan
dukungan.
c. Ibu dipersilahkan
untuk menggendong
2. Pengelua
ran asi.
Payudara teraba
sedikit nyeri dan
keras
Pengeluaran
pervaginam
Lochea
sanguilenta
TFU :
Pertengahan
pusat dan
simpisis
DO:
Payudara teraba
sedikit keras dan
nyeri
TTV:
TD:120/70
mmhg, T:36,6OC,
N:80x/i,
RR:22X/i,
Masalah:
Bendungan Asi.
Kebutuhan:
Perawatan payudara
dan pengeluaran asi.
3.Mengkaji tentang
pengeluaran asi yaitu:
a. Ibu membungkuk ke
depan , serta duduk
pada meja dengan
tangan terlipat dan
kepala diletakkan
diatas tangannya
b. Payudara dibiarkan
menggantung dan
terlepas dari kain
penutupnya.
c. Usap bagian
punggung ibu
kemudian beri
tekanan memutar
dengan ibu jari
mengarah kebagian
bawah sepanjang
tulang belakang yang
dimulai dari leher dan
punggung , kemudian
kearah bawah selama
3 menit.
d. Pijat aerola mamae
untuk mengetahui
bagaimana
pengeluaran ASI.
e. Pakai BH yang
menopang payudara.
f. Cuci tangan.
4. Ajarkan kembali
pada ibu teknik
menyusui yang
benar
5. Menganjurkan ibu
tetap memberi ASI
pada bayinya sesering
sesering mungkin
dan tanpa jadwal.
6. Mengkaji kembali
pada ibu tentang
tanda-tanda bahaya
masa nifas seperti
- demam tinggi
hingga melebihi
38OC.
- Perdarahan vagina
yang luar biasa atau
tiba-tiba bertambah
lebih banyak dari
perdarahan haid
biasa atau bila
memerlukan
penggantian
pembalut 2 kali
dalam setengah jam
- Nyeri perut hebat di
bagian abdomen .
- Sakit kepala dan
pandangan kabur.
- Rasa sakit , merah
atau bengkak
dibagian betis atau
kaki.
- Puting payudara
berdarah
7. Tanyakan tentang
kebutuhan nutrisi.
7. Menanyakan kepada
ibu tentang kebutuhan
nutrisi
mengandung
karbohidrat untuk
tenaga seperti yang
terdapat pada nasi ,
7. Ibu telah
mengkonsumsi
makanan yang
mengandung nutrisi.
8.Ibu mengatakan
selama dia mempunyai
bayi ibu tidur jarang
yiatu hanya 6 jam pada
malam hari karna
terbangun jika bayi nya
ingin menyusui dan ibu
istirahat pada siang hari
1- 2 jam.
15-042015/
16:00wib
Ds:
- Ibu mengatakan
nyeri
payudaranya
sudah berkurang
dan ASI sudah
lancar.
DO:
Keadaan
umum: Baik
Kesadaran:
Composmentis
TTV:
TD:120/70
mmhg,
T:36,6OC,
N:80x/i,
RR:22X/i,
Payudara teraba
lembek
setelah ibu
menyusui
bayinya
Pengeluaran
pervaginam
Lochea serosa
TFU : Tidak
teraba diatas
simpisis
Dx:
Ny. A 19 tahun
P1A0 10 hari
post partum
Tidak ada
Tidak ada
1. Beritahu tentang
1. Memberitahu kondisi ibu
kondisi ibu saat ini
saat ini dengan hasil
pemeriksaan Payudara
sudah tidak mengalami
bendungan ASI
2. Evaluasi kepada
ibu tentang
perawatan
payudara
Ds:
Ibu mengatakan
baru pertamakali
melahirkan dan
belum pernah
keguguran.
Ibu mengatakan
melahirkan
tanggal
05-04-2015
pukul 22.30 WIB
Ibu mengatakan
nyeri
payudaranya
sudah berkurang
dan ASI sudah
lancar.
DO:
Payudara teraba
lembek setelah
ibu menyusui
bayinya
Masalah:
Tidak ada
Kebutuhan:
Evaluasi asuhan
2. Mengevaluasi tentang
perawatan payudara.
3. Mengevaluasi tentang
3. Evaluasi tentang
tehnik pengeluaran asi.
tehnik pengeluaran
asi.
3. Ibu mengatakan
mengatakan mengerti
penjelasan yang telah
di berikan dan
mampu
mempraktikanya
sesuai yang telah
diajarkan
4. Evaluasi tentang
tehnik menyusui
yang benar
4. Mengevaluasi tentang
tehnik menyusui yang
benar.
yang diberikan.
yang banyak
mengandung zat besi
seperti bayam daun
papaya, kangkung,
lalu buah yang
banyak mengandung
vitamin dan serat
seperti jeruk, papaya,
mangga, serta minum
8 gelas perhari untuk
memenuhi kebutuhan
ibu dan proses
menyusui
6. Evaluasi tentang
6. Mengevaluasi tentang
tanda bahaya masa
tandabahaya nifas
nifas
6. Sudah dilakukan
evaluasi terhadap ibu
dan hasilnya ibu tidak
ada tanda-tanda
infeksi masa nifas.
7. Evaluasi ibu
7. Mengevaluasi tentang
tentang kebutuhan
pola istirahat ibu.
istirahat yang
cukup
8. Anjurkan ibu
untuk kunjungan
ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan kasus karena Ny.A mempunyai nama jelas yang dapat
110
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan
dalam masa nifas.
(Ambarwati, 2010; h. 131).
b. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini Ny. A berumur 19 tahun
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini terjadi kesenjangan karena
pada kasus ini, Ny.A berumur 19 tahun.
3. Suku/bangsa.
a.Menurut tinjauan teori.
Pasien berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(Ambarwati, 2010; h. 132).
b. Tinjauan kasus
Ibu bersuku jawa.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena ibu tidak memiliki kebiasaan-kebiasaan adat yang berpengaruh
terhadap kehamilan,persalinan, dan nifas.
4. Pendidikan
a. Tinjauan Teori
Pengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya. (Ambarwati, 2010; h. 132).
b. Tinjauan Kasus
Pendidikan terakhir Ny. A adalah SMA
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan kasus karena Ny.A berpendidikan terakhir SMA sehingga
pada saat penulis memberikan konseling kepada ibu, ibu dapat mudah
mengerti hal ini sejalan dengan teori, dimana pendidikan SMA termasuk
dalam kategori sedang sehingga dalam menerima informasi ibu lebih mudah
mengerti
5. Pekerjaan
a. Tinjauan Teori
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya,
karena ini berpengaruh juga terhadap gizi pasien tersebut (Ambarwati,
2010; h. 132).
b. Tinjauan kasus
Pekerjaan Ny.A sebagai Ibu rumah tangga dan suami Ny.A bekerja sebagai
wiraswasta
c. Pembahasan
Berdasarkan
tinjauan
teori
dan
tinjauan
kasus
tidak
terdapat
6.
Keluhan Utama
a. Tinjauan Teori
Ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan (Sulistyawati, 2009; h. 111).
Tanda dan gejala bendungan ASI antara lain dengan ditandainya dengan
mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri,puting susu bisa
mendatar sehingga bayi sulit menyusui,pengeluaran susu terkadang
terhalang oleh duktus laktiferi yang menyempit ,payudara bengkak,keras
,panas, nyeri bila ditekan ,warnanya kemerahan,suhu tubuh mencapau
380C (Rukiyah, 2010; h. 346).
b. Tinjauan Kasus
Pada kasus Ny.A mengatakan merasakan nyeri, panas, keras, teraba panas
dan bengkak di payudaranya
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena sesuai dengan teori gejala dari bendungan ASI adalah payudara
bengkak, teraba keras, panas, berat dan nyeri saat di tekan.
7. Riwayat Kesehatan.
a. Menurut Tinjauan Teori
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya , yaitu
bila ada penyakit keluarga yang menyertainya (Ambarwati, 2010; h. 133).
b. Tinjauan kasus
Ibu mengatakan tidak mengalami penyakit apapun.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan kasus karena pada kasus Ny .A tidak ada riwayat penyakit
yang berasal dari diri sendiri ataupun dari keluarga.
8. Nutrisi
a. Tinjauan Teori
Nutrisi menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi ,
banyaknya , jenis makanan , makanan pantangan. (Ambarwati, 2010; h.
136).
1) Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu
ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama ibu menyusui dibandingkan
selama ibu hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu
dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml dan kira-kira 85 kal diperlukan
oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan rata-rata ibu menggunakan
kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6
bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu
harus mengkonsumsi 2.300-2.700 kla ketika menyusui.
2) Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan normal ketika
menyusui jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500
kallori yang
3) Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Ibu
menyusui dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam bentuk air putih,
susu, dan jus buah. Mineral, air, dan vitamin digunakan untuk kelancaran
metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat pengatur tersebut bisa
diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar.
4) Pil zat besi (FE) harus diminum 1x1 sehari, untuk menambah zat besi
selama 40 hari pascapersalinan.
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada 1 jam
setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI. (Dewi, 2011; h. 71).
b. Tinjauan Kasus
Ny.A makan 3 kali sehari dengan menu 1 porsi nasi, sayur (sayur bayam
dan katuk), lauk (tahu, telur , tempe), buah jeruk dan apel.
c. Pembahasan
Menurut tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas tidak terdapat kesenjangan
karena Ny. A dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
dengan baik dan ibu tidak mempunyai pantangan.
9.
Eliminasi
a. Tinjauan Teori
Ibu di minta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum. Jika dalam
8 jam post partum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum
melebihi 100 cc, maka dilakukan keteterisasi.
Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari
kedua post partum (Saleha, 2009; h.73).
b. Tinjauan Kasus
Ibu mengatakan BAK 4-5 kali sehari, sejak 4 jam post partum dan Ibu
mengatakan BAB 1 kali sehari sejak hari ke 2 post partum.
c. Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus,
pada kasus ini Ny.A sudah BAB sejak 2 hari post partum dan sudah BAK
sejak 4 jam post partum
10. Istirahat
a. Tinjauan Teori
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien
tidur.Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat
yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.
(Ambarwati, 2010; h. 136).
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup , istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari.
Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan
istirahatnya antara lain:
c. Pembahasan.
Berdasarka tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada ibu karena ibu telah
menjaga kebersihan dirinya. Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus.
4.1.2 Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Tinjauan Teori
1. Keadaan Umum.
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan, hasil pengamatan yang di laporkan kriteria:
3) Baik
2) Lemah.
2. Kesadaran.
Untuk mendapatkan gambaran tentang ke sadaran pasien,bidan dapat
melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan compos
mentis sampai dengan koma
(Sulistyawati, 2009; h. 121-122).
b. Tinjauan Kasus
Keadaan umum
:baik
: composmentis.
c. Pembahasan.
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus karena keadaan dan
kesadaran ibu dalam keadaan baik.
2. Tanda-tanda vital.
1. Tekanan darah.
a. Tinjauan Teori.
Pada beberapa kasus di temukan keadaan hipertensi post partum, tetapi
keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada
penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.
(Ambarwati, 2010; h. 139).
b. Tinjauan Kasus
Pada kasus ini tekanan darah Ny. A normal yaitu 120/80 mmHg
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena Tekanan darah Ny.A 120/80 mmHg. Dan menurut teori tekanan
darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik
60-80 mmHg.dan tekanan darah Ny. A dalam batas normal tidak
mengalami peningkatan.
2. Nadi
a. Tinjauan teori
Berkisar antara 60- 80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit pada masa
nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya
bisa di akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan
darah yang berlebih. (Ambarwati, 2010; h.138).
b.
Tinjauan Kasus
Pada kasus ini nadi Ny. A yaitu 80 kali/ menit
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena nadi ibu pada saat ini dalam batas normal yaitu 80
kali/menit dan berdasarkan teori nadi normal Berkisar antara 6080x/menit
(Ambarwati, 2008; h. 138).
3.
Suhu
a. Tinjauan Teori
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama pada masa nifas
pada umumnya di sebabkan oleh dehidrasi,yang di sebabkan oleh
keluarnya cairan pada waktu melahirkan,selain itu bisa juga di sebabkan
karena istirahat dan tidur yang di perpanjang selama awal persalinan.
(Ambarwati, 2010; h. 138).
Tanda dan gejala bendungan ASI antara lain dengan ditandainya dengan:
mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri, putting susu bisa
mendatar sehingga bayi sulit menyusui, pengeluaran susu kadang
terhalang oleh duktus laktiferi yang menyempit, payudara bengkak,
keras, panas, nyeri bila ditekan, warnanya kemerahan,suhu tubuh
mencapai 380c (Rukiyah, 2010; h. 346).
b. Tinjauan Kasus
Pada kasus Ny. A suhu tubuh ibu yaitu 36,80c pada nifas hari
ke 3.
c. Pembahasan
Menurut tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena suhu tubuh Ny.A yaitu 36,80c dan menurut teori pada ibu nifas
dengan bendungan ASI terkadang suhu tubuh ibu meningkat.
4.
Pernafasan
a. Tinjauan Teori
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal,yaitu sekitar 20-30
x/menit (Ambarwati, 2010; h. 138-139).
b. Tinjauan Kasus
Pada kasus Pernafasan Ny. A yaitu 22 kali/menit
c. Pembahasan
Menurut tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena Pernafasan ibu dalam batas normal yaitu 20-30 kali/menit. Pada
ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini
dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
5. Payudara
a. Tinjauan teori
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke- 2 atau ke-3 ketika payudara
telah memproduksi asi susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air
susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup untuk menyusui, produksi
meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi(bounding)
kurang baik, dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusu.
( Prawirohardjo, 2010; h. 652).
b. Tinjauan kasus
Bentuk payudara Ny.A simetris kanan dan kiri, pembesaran terdapat
pembengkakan dan mengkilat, puting susu menonjol, tidak ada benjolan dan
pengeluaran ada, sedikit asi.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan
karena ibu mengalami bendungan ASI yang ditandai dengan pembengkakan
pada payudara, Pengeluaran ASI nya sedikit yang disebabkan karena adanya
pembatasan waktu dalam menyusui.
6. TFU :
a. Tinjauan teori
Proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum
hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar
akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada hari kedua setelah persalinan
tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat.Pada hari ketiga sampai hari
keempat tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat.Pada hari kelima sampai
hari ketujuh tinggi fundus uteri pertengahan antara pusat dan simpisis. Pada
hari kesepuluh tinggi fundus uteri tidak teraba (Ambarwati, 2010; h. 77).
b. Tinjauan kasus
Tidak ada pembesaran, konsistensi Keras pada fundus lunak pada bagian
lain, kandung kemih Kosong, pada hari ke 3 TFU Ny.A 3 jari di bawah
pusat dan kontraksi baik, pada hari ke 6 TFU Ny.A pertengahan antara pusat
dan simpisis dan kontraksi baik dan pada hari ke-10 TFU Ny. A tidak teraba
diatas simpisis dan kontraksi baik.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan kearah
yang lebih baik,karena pada hari ke 3 TFU Ny.A 3 jari dibawah pusat, dan
menurut teori TFU pada hari ketiga sampai keempat yaitu 2 cm dibawah
pusat.Dan pada hari ke 6 TFU Ny.A pertengahan antara pusat dan simpisis,
dan menurut teori TFU pada hari kelima sampai hari ketujuh tinggi fundus
uteri pertengahan antara pusat dan simpisis. Pada hari ke-10 TFU Ny. A
tidak teraba diatas simpisis , dan menurut teori TFU pada hari ke-10 yaitu
tidak teraba.Hal ini di sebabkan karena involusi uteri yang berjalan dengan
baik.
7. Lokhea
a. Tinjauan teori
Lokhea rubra ini muncul pada hari pertama sampai hari ke-4 post partum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah, jaringan sisa-sisa
plasenta,
dinding
rahim,
lemak
bayi,
lanugo(rambut
bayi),
dan
b) Tinjauan kasus
Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah Ny A umur 19 tahun P1A0 3 hari post
partum post partum dengan bendungan asi. Data dasar dari diagnosa kebidanan
tersebut antara lain Ny. A umur 19 tahun, ibu melahirkan pada tanggal 05 april
2015, sudah pernah melahirkan satu kali dan belum pernah keguguran. Dan ibu
mengatakan nyeri pada payudaranya disertai teraba keras. Sedangkan data objektif
yang didapatkan dari Ny. A yaitu : Pada pemeriksaan payudara.
Simetris
Pembesaran
Puting susu
: Menonjol.
Benjolan
: Tidak ada
Pengeluaran
c) Pembahasan
Pada kasus ini, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori karena diagnosa yang
ditegakkan pada Ny. A dilakukan berdasarkan pengkajian dari data dasar berupa
data Subjektif dan Objektif.
b. Masalah
1) Tinjauan teori
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. (Ambarwati, 2010;
h.141).
c) Data Subjektif
Data yang didapat dari hasil anamnesa pasien
d) Data Objektif
Data yang didapat dari hasil pemeriksaan
2) Tinjauan kasus
benar terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini (Ambarwati,
2010; h. 142-143).
b. Tinjauan kasus
Dalam kasus ini masalah potensial yang mungkin terjadi pada Ny. A adalah payudara
bengkak
c. Pembahasan
Berdasarkan pembahasan di atas tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus karena mengidentifikasikan diagnosa potensial berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa. Masalah bendungan ASI yang tidak tertangani akan terjadi
payudara bengkak karena pada bendungan asi terjadi penyempitan pada duktus
laktifirus, jika tidak tertangani maka akan menyebabkan duktus laktifirus semakin
menyempit dan ASI tidak bisa keluar.
4.4 Tindakan Segera
a. Tinjauan teori
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manejemen kebidanan. Identifikasi dan
menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai
dengan kondisi pasien.
(Ambarwati, 2010; h. 143).
b. Tinjauan kasus
Pada kasus Ny. A dilakukan tindakan segera dengan melakukan perawatan payudara ,
tehnik pengeluaran ASI dan tehnik menyusui.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak ada kesenjangan karena tidak ada antisipasi
masalah potensial yang harus segera ditangani , sesuai teori
identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai
dengan kondisi pasien.
(Ambarwati, 2010; h. 143).
4.5 Perencanaan
a. Tinjauan teori
Langkah-langkah ini ditentukan oleh sebelumnya yang merupakan lanjutan dari
masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi atau antisipasi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari
setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman
antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang terjadi berikutnya.
(Ambarwati, 2010; h. 143).
Cara menangani :
1. Penanganan yang dilakukan yang paling penting adalah dengan mencegah
terjadinya payudara bengkak, susukan bayi segera setelah lahir, susukan bayi tanpa
jadwal, keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek,
keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan ASI.
2. Laksanakan perawatan payudara setelah mlahirkan, untuk mengurangi rasa sakit
pada payudara berikan kompres dingin dan hangat dengan handuk secara
bergantian kiri dan kanan, untuk memudahkan bayi menghisap atau menangkap
putting susu berikan kompres sebelum menyusui, untuk mengurangi bendungan di
vena dan pembuluh getah bening dalam payudara lakukan pengerutan yang dimulai
dari putting kearah korpus mamae, ibu harus rileks, pijat leher dan punggung
belakang.
pengosongan payudara yang tidak sempurna , faktor hisapan bayi tidak aktif faktor
menyusui yang tidak benar.
3. Melakukan perawatan payudara yaitu:
d. Mencuci tangan
b. Mempersilahkan untuk duduk dengan tenang,jika memungkinkan dengan
diikitu oleh suami yang memberikan dukungan.
c. Ibu dipersilahkan untuk menggendong bayinya agar terjadi kontak kulit antara
ibu dan bayinya. Ibu dapat menaruh bayi di pangkuannya namun jikatidak
memungkinkan ia cukup melihat dari dekat.
d. Masase payudara dan ASI diperas dengan tangan sebelum menyusui
e. Kompres dengan air dingin untuk mengurangi statis pembuluh
darah vena dan mengurangi rasa nyeri. Dapat dilakukan selang seling dengan
air panas untuk melancarkan aliran darah pada payudara.
f.
Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang bengkak untuk
melancarkan ASI dan menurunkan tegangan pada payudara.
reflex
oksitosin :
a. Ibu membungkuk ke depan, serta duduk pada meja dengan tangan terlipat dan
kepala diletakkan diatas tangannya.
b. Payudara dibiarkan menggantung dan terlepas dari kain penutupnya.
c. Usap bagian punggung ibu kemudian beri tekanan memutar dengan ibu jari
mengarah kebagian bawah sepanjang tulang belakang yang dimulai dari leher
dan punggung , kemudian kearah bawah selama 3 menit.
d. Pijat aerola mamae untuk mengetahui bagaimana pengeluaran ASI.
e. Pakai BH yang menopang payudara.
f. Cuci tangan.
5. Mengajarkan kepada ibu tehnik menyusui yang benar yaitu dengan cara:
- Cuci tangan yang bersih dengan sabun,keluarkan sedikit asi dan oleskan kesekitar
tempat tidur
- Bayi diletakan menghadap ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi jangan
hanya leher dah bahunya saja
- Jika bayi sudah selesai menyusu, ibu harus mengeluarkan puting dari mulut bayi
dengan cara memasukan jari kelingking ibu di antara mulut dan payudara
- Menyendawakan bayi dengan menyandarkan bayi di pundak atau menelungkupkan
bayi melintang di pangkuan ibu kemudian menepuk-nepuk punggung bayi
6. Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayi segera setelah lahir,susukan bayi
tanpa jadwal,keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih
lembek,keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi
kebutuhan ASI
7. Menilai dan memberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas seperti
a. Demam tinggi hingga melebihi 38OC.
b. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah lebih banyak dari
perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam
setengah jam
c. Nyeri perut hebat di bagian abdomen .
d. Sakit kepala dan pandangan kabur.
e. Rasa sakit , merah atau bengkak dibagian betis atau kaki.
f. Puting payudara berdarah
8. Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi yaitu.yang mengandung karbohidrat
untuk tenaga seperti yang terdapat pada nasi , jagung, roti, dan kentang, lalu
protein hewani dan nabati yang terdapat dalam telur, tahu, tempe, ikan, sayuran
hijau yang banyak mengandung zat besi seperti bayam daun papaya, kangkung,
lalu buah yang banyak mengandung vitamin dan serat seperti jeruk, papaya,
mangga, serta minum 8 gelas perhari untuk memenuhi kebutuhan ibu dan proses
menyusui
9. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat pada malam hari 7-8 jam /hari dan 1-2 jam
pada siang hari karena bila ibu kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
beberapa hal antara lain mengurangi jumlah asi yang diproduksi dan
memperlambat proses involusi uteri.
Pada tanggal 11 april 2015
a. Memberitahu kondisi ibu saat ini dengan hasil pemeriksaan payudara masih
mengalami bendungan asi
b. Mengkaji tentang perawatan payudara kepada ibu yaitu
- Mencuci tangan
- Mempersilahkan untuk duduk dengan tenang,jika memungkinkan
dengan
Cuci tangan yang bersih dengan sabun,keluarkan sedikit asi dan oleskan
kesekitar puting,dengan posisi duduk atau berbaring santai
tempat
payudara ibu jari dan telunjuk harus membentuk huruf C dan ibu jari ibu
tidak boleh terlalu dekat dengan areola
- Pastikan bahwa sebagian besar aerola masuk ke dalam mulut bayi semua, dagu
rapat ke payudara dan hidungnya menyentuh bagian atau payudara dan bibir
bawah bayi melengkung kearah luar
- Bayi diletakan menghadap ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi
jangan hanya leher dah bahunya saja
- Jika bayi sudah selesai menyusu, ibu harus mengeluarkan puting dari mulut
bayi dengan cara memasukan jari kelingking ibu di antara mulut dan payudara
- Menyendawakan bayi dengan menyandarkan bayi di pundak atau
menelungkupkan bayi melintang di pangkuan ibu kemudian menepuk-nepuk
punggung bayi.
e. Menganjurkan ibu tetap memberi ASI pada bayinya sesering mungkin dan tanpa
jadwal.
f. Mengkaji kembali pada ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
g. Menanyakan kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi
h. Mengkaji ulang ibu apakah ibu sudah cukup istirahatnya.
Pada tanggal 13 April 2015
a. Memberitahu kondisi ibu saat ini dengan hasil pemeriksaan payudara sudah
tidak mengalami bendungan Asi.
b. Mengevaluasi tentang perawatan payudara.
c. Mengevaluasi tentang tehnik pengeluaran asi.
d. Mengevaluasi tentang tehnik menyusui yang benar.
e. Menanyakankembali pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas
4.7 Evaluasi
1. Tinjauan teori
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang dilakukan bidan.
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses
manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sedah dilaksanakan tapi
belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati, 2010;
h. 147).
2. Tinjauan kasus
Pada tanggal 8 april 2015
a. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini.
b. Ibu mengerti tentang keluhan yang dialami.
c. Ibu telah dilakukan perawatan payudara dan ibu mengerti cara melakukan
perawatan payudara.
d. Ibu telah melakukan tehnik pengeluaran asi.
e. Ibu mengerti tentang tehnik menyusui yang benar dan bisa mempraktekannya.
f. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
g. Tidak ada tanda-tanda infeksi masa nifas dan ibu mengerti tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas
h. Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
i. Ibu mengerti akan kebutuhan istirahat yang cukup
Pada tanggal 11 april 2015
a. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini.
b. Ibu telah mengerti tentang perawatan payudara dan telah mempraktekannya
dirinya.
c. Ibu mengatakan tetap memberikan ASI Pada bayinya sesering mungkin dan tanpa
jadwal setiap 2 jam sekali
d. Ibu mengerti tentang tehnik menyusui yang benar dan telah mempraktekannya.
e. Ibu sudah mengerti tentang tanda-tanda masa nifas
f. Ibu telah mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi.
g. Ibu mengatakan selama dia mempunyai bayi ibu tidur jarang yaitu 6 jam pada
malam hari karna terbangun jika bayi nya ingin menyusui dan ibu istirahat pada
siang hari 1-2 jam..
Pada tanggl 13 April 2015
a. Ibu mengerti dengan kondisinya.
b. Ibu telah melakukan perawatan payudara yang baik dan benar.
c. Ibu mengatakan mengatakan mengerti penjelasan yang telah di berikan dan
mampu mempraktikanya sesuai yang telah diajarkan
d. Ibu telah melakukan teknik menyusui dengan benar.
BAB V
PENUTUP
Dari hasil study kasus yang penulis uraikan dalam laporan study kasus kebidanan dengan
judul Asuhan Kebidanan terhadap Ny. A P1A0 post partum hari ke 3 dengan bendungan ASI,
maka penulis menentukan kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat.
5.1 Kesimpulan
Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas terhadap Ny. A P1A0 3 hari
post partum dengan bendungan ASI menggunakan metode langkah varney diantaranya :
1. Penulis telah mampu melakukan pengkajian data pada Asuhan Kebidanan pada Ny
A P1AO post partum hari ke 3 dengan bendungan ASI di BPS Irmayani Amd.Keb
Bandar Lampung menggunakan tekhnik asuhan kebidanan manajemen langkah
varney
2. Penulis telah mampu menentukan interpretasi data ibu nifas berdasarkan hasil
pengumpulan data terhadap Ny. A Diagnosa Ny. A umur 19 tahun P1A0 post partum
hari ke 3 dengan bendungan ASI di BPS Irmayani , Amd.Keb Bandar Lampung
Tahun 2015 tidak ada masalah potensial
3. Penulis telah mampu menentukan diagnosa/masalah potensial terhadap Ny. A umur
19 tahun P1A0 3 hari post partum dengan bendungan ASI di BPS Irmayani Amd.Keb
Bandar Lampung Tahun 2015 tidak ada masalah potensial
4. Penulis telah mampu tindakan antisipasi pada ibu dengan penatalaksanaan bendungan
ASI terhadap Ny. A umur 146
19 tahun P1A0 3 hari post partum dengan bendungan ASI
di BPS Irmayani Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2015
5. Penulis telah mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada ibu nifas
dengan bendungan ASI terhadap Ny.A umur 19 tahun P1 A0 3 hari post partum dengan
bendungan ASI di BPS Irmayani Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2015
6. Penulis telah mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan pada
ibu nifas dengan penatalaksanaan bendungan ASI terhadap Ny. A umur 19 tahun P1A0
3 hari post partum dengan bendungan ASI di BPS Irmayani Amd. Keb Bandar
Lampung Tahun 2015
7. Penulis telah mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan pada
ibu nifas dengan penatalaksanaan bendungan ASI terhadap Ny. A umur 19 tahun P1A0
3 hari post partum dengan bendungan ASI di BPS Irmayani Amd.Keb
Bandar
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Retna Eny & Wulandari Diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :
Nuha Medika
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
Estiwidani, et all. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
Jannah,Nurul. 2011. Konsep Kebidanan. Bandar Lampung: AR-RUZZ MEDIA
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas ( Puerpurium ). Jakarta : CV.
Trans Info Media
Dewi, Vivian Nanny Lia & Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta :
Salemba Medika
Notoatmodjo, Soekijo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta
Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Rukiyah, Aiyeyeh, et all. 2010.Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta :Trans info
Rukiyah, Aiyeyeh, et all. 2011. Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta : Trans Info Media
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta :Salemba Medika
Soepardan, Suryani. 2005. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta:Salemba
Medika
Suherni, et all. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Prawirohardjo, Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan. 2008. Jakarta: PT.Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono.2010. Ilmu Kebidana. 2010. Jakarta: PT.Bina Pustaka
Yanti, Damai & Dian Sundawati, 2011. Asuhan kebidanan Masa Nifas. Bandung: Refika
Aditama
Tambunan, S. Eviana & Kasim Derwani. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi Mahasiswa
Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika
Sumber Lain:
http://www.who.int/nutrition, Diunduh tanggal 28 April 2015 Jam 14:00 wib
http://www.asipasti.info/2014/02/cakupan-asi-eksklusif-tahun-2013-hanya.html,2014,
Diunduh tanggal 28 April 2015 jam 15:00 wib
http://www.depkes.go.id/...PROVINSI.../08_Profil_Kes_Prov.Lampung_2012,
Diunduh tanggal 17 September 2015 jam 20:00 wib
http://diskes.bandarlampungkota.go.id, Diunduh tanggal 17 September 2015 jam 20:00 wib
DOKUMENTASI
Disusun Oleh :
HILDA PEBRINA RAMBE
NIM 201207023
Sub Topik
Hari / Tanggal
Waktu
Tempat
Penyuluhan / Pembicara
Peserta / Sasaran
: Ibu Nifas
Karakteristik
: Ibu Nifas
Jumlah
: 1 Orang
A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan ini , diharapkan ibu nifas dapat mengetahui teknik
pengeluaran asi dan perawatan payudara yang baik dan benar
B. Tujuan Khusus
1. Diharapkan ibu nifas dapat mengetahui pengertian tentang masa nifas
2. Diharapkan ibu nifas dapat mengetahui perawatan payudara
3. Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui tehnik pengeluaran asi
Materi : Terlampir
1.
2.
Perawatan payudara
3.
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1.
Leaflet
POKOK KEGIATAN
NO
MATERI
KEGIATAN PENYULUHAN
1.
Pembukaan
1. Mengucapkan salam
(5 menit)
sedikit
gambaran
mengenai
Proses
(15 menit)
3.
Evaluasi
(5 menit)
4.
Penutup
(5 menit)
LAMPIRAN MATERI
PENDAHULUAN
Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu
melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan
ibu mengalami berbagai masalah.
Dimana masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
puerpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42
Hari) setelah itu
Pada permulaan nifas,apabila bayi belum menyusu dengan baik atau kemudian apabila
kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna ,terjadi bendungan asi.Payudara
panas , keras dan nyeri pada perabaan serta suhu badan tidak naik.
MATERI PENYULUHAN
-Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpurium dimulai
sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 Hari) setelah itu .
Masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kirakira 6 minggu .
A. Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar
air susu keluar dengan lancar. Perawatan payudara untuk ibu menyusui merupakan
salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI.
B. Manfaat Perawatan Payudara
Menjaga kebersihan payudara, terutama kebesihan putting susu agar terhindar dari
infeksi. Melunakkan serta memperbaiki bentuk putting susu sehingga bayi dapat
menyusu dgn baik. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi asi
lancar. Mengetahui secara dini kelainan putting susu & melakukan usaha-usaha untuk
mengatasinya.
C. Tujuan
Tujuannya adalah memperlancar pengeluaran ASI saat masa menyusui. Untuk pasca
persalinan, lakukan sedini mungkin, yaitu 1 sampai 2 hari dan dilakukan 2 kali sehari.
Handuk 2 buah
Penjepit handuk
Washlap 2 buah
Cangkir 1 buah
Letakkan handuk diatas pangkuan ibu & tutuplah payudara dgn handuk
kemudian jepit.
Kompres dengan air hangat selama 2-5 menit, kemudian ganti dengan
air dingin (lakukan pengompresan pada payudara secara bergantian
dengan payudara sebelah kanan dan kiri)
A. Kesimpulan
Perawatan payudara perlu dilakukan bagi ibu yang menyusui. Perawatan payudara
yang tidak tepat, bisa menimbulkan berbagai masalah dalam menyusui.
B. Saran
Diharapkan ibu mengerti bagaimana cara melakukan perawatan payudara yang benar
dan dapat mempraktikkan sendiri secara mandiri. Diharapkan pula para ibu dapat
melakukan perawatan payudara secara rutin.
Evaluasi
Jenis
: Tanya jawab
Bentuk
: Secara lisan
Jumlah
: 4 soal
Pertanyaan
:
1. Apa pengertian perawatan payudara?
2. Sebutkan tujuan perawatan payudara?
3. Berapa kali sehari perawatan payudara di lakukan?
4. Alat apa saja yang digunakan dalam perawatan payudara?
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia., & Sunarsih, Tri.2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas.
Yogyakarta : CV.