Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Manusia dan Ketuhanan

Modul ini mengupas tentang Manusia dan


Ketuhanan

Fakultas Program Studi OL Kode MK Disusun Oleh

02 U001700001
Ilmu Komputer Teknik Informatika Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si
(2A1153EL)
E-312-1

Abstract Kompetensi
Modul ini akan mengelaborasi tentang Diharapkan mahasiswa mengerti
Mengenal Manusia dan Ketuhanan tentang cara mengenal Manusia dan
Ketuhanan

2016 Pendidikan Agama Islam UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Manusia dan Ketuhanan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua keindahan alam semesta ini beserta kehidupannya merupakan
suatu sistem yang sangat luar biasa.Tentu saja hal itu tidak terjadi begitu saja. Berbagai
macam pertanyaan pun bermunculan di pikiran manusia tentang dari mana asalnya semua
yang ada di dunia ini.
Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang menciptakan termasuk alam semesta ini, bahkan
termasuk manusia itu sendiri. Berasal dari hal ini lah manusia mempercayai adanya kehadiran
suatu zat yang telah mengatur dan menciptakan semua hal yang ada di dunia ini. Berasal dari sini
pula terbentuknya berbagai macam agama dan keyakinan yang dianut oleh manusia.

1.2 Rumusan Masalah


a.Siapakah Tuhan itu?
b.Bagaimana sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan?
c.Bagaimana konsep Ketuhanan dalam Islam?
d.Bagaimana implementasi iman di dalam kehidupan?
e.Apa masalah yang dihadapi dalam kehidupan yang percaya terhadap Ketuhanan ?

1.3 Tujuan
a.Memahami siapa itu Tuhan
b.Memahami asal mula pemikiran manusia tentang Tuhan
c.Memahami makna iman dan fungsinya dalam kehidupan
d.memahami pengimplementasian iman dalam kehidupan
e.Mengetahui ciri-ciri orang beriman
f.Mengetahui Problematika dalam hidup berketuhanan

2016 Pendidikan Agama Islam UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manusia dan Ketuhanan


Manusia merupakan satu bagian dari alam semesta yang bersama – sama dengan
makhluk hidup lainnya mengisi kehidupan di alam semesta ini. Dibandingkan dengan binatang,
manusia memiliki fungsi tubuh dan fisiologis yang tidak berbeda. Namun, dalam hal yang lain
manusia tidak dapat disamakan dengan binatang, terutama dengan kelebihan yang dimilikinya,
yakni akal yang tidak dimiliki oleh binatang.
Manusia diciptakan dengan disertai akal tentu bukan tanpa tujuan. Manusia memiliki
akal supaya dapat berfikir secara detail dan rasional untuk mengetahui darimana semua alam
semesta ini berasal.

2.2 Siapakah Tuhan Itu ?


Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan “Tuhan” ,dalam al-Qur’an dipakai untuk
menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam surat
al-Furqan ayat 43.

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya ?”

Perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya sendiri :

Dan Fir’aun berkata : ‘Wahai para pembesar hambaku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku’.
(QS.alQhashash : 38)

Contoh ayat-ayat tersebut diatas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung
arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (Fir’aun
atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja).
Perkataan ilah dalam Al-Qur’an juga dipakai dalam bentuk

2016 Pendidikan Agama Islam UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama’: aalihatun). Untuk dapat
mengerti tentang definisi Tuhan atau illah yang tepat, berdasarkan logika Al-Qur’an adalah
sebagai berikut :
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting)
oleh manusia sedemikian rupa,sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya.
Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup didalamnya yang
dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau
kegembiraan,dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau
kerugian.
Dapat disimpulkan bahwa Tuhan bisa berbentuk apa saja ,yang dipentingkan oleh manusia .
Yang pasti ialah manusia tidak mungkin atheis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan . Menurut logika Al-
Qur’an setiap manusia pasti memiliki sesuatu yang dipertuhankannya.

2.3 Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan

Pemikiran Barat
Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil
pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah ,baik yang bersifat penelitian rasional
maupun pengalaman batin.
Dalam literatur sejarah agama,dikenal teori evolusionisme ,yaitu teori yang menyatakan
adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi
sempurna.Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max Muller,kemudian dikemukakan oleh EB
Taylor,Robertson Smith ,Lubbock, dan Jevens.Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan
menurut teori evolusionisme adalah sebagai berikut :

a.Dinamisme
Manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh dalam
khidupan. Mula-mula sesuatu yg ber- pengaruh tsb ditujukan pada benda. Setiap benda memiliki
pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif ada pula yang negatif. Kekuatan yang ada pada
benda disebut dengan nama yang berbeda-beda , seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu) dan
syakti(India).

2016 Pendidikan Agama Islam UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
b.Animisme
Animisme adalah kepercayaan yang mempercayai bahwa suatu hal baik yang bernyawa ataupun
tidak mengandung sebuah roh. Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif
sekalipun bendanya telah mati.
Oleh karena itu,roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa
tidaksenang,serta memiliki kebutuhan-kebutuhan. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak
terkena efek negatif dari roh-roh tersebut , manusia harus menyediakan kebutuhan-kebutuhan roh.
Saji-sajian yang sesuai dengan pesan dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.

c.Politeisme
Politeisme adalah ajaran yang mengandung kepercayaan pada dewa-dewa. Dalam kepercayaan ini
hal yang menimbulkan perasaan takjub dan dahsyat bukan lagi disebabkan oleh roh-roh tapi oleh
dewa-dewa.
Apabila roh-roh dalam animisme tidak diketahui tugas - tugas yang sebenarnya, dewa-dewa
dalam politeisme telah memiliki tugas-tugas tertentu. Demikianlah, ada dewa yang bertugas
menyinarkan cahaya dan panas ke permukaan bumi. Dewa ini dalam kepercayaan Mesir Kuno
disebut Ra, dalam agama India kuno Surya dan dalam kepercayaan Persia kuno Mithra. Ada pula
dewa dengan tugas-tugas yang lain dan nama yang berbeda di setiap kepercayaan yang ada di dunia.

d.Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan . Oleh karena
itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi karena tidak mungkin memiliki kekuatan yang sama.
Lama-Kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif. Satu bangsa hanya
mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan(ilah)
bangsa lain.

e.Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme.

2016 Pendidikan Agama Islam UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional.
Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham yaitu : deisme (pencipta
alam), panteisme(alam itu sendiri) dan teisme(jauh dari alam namun pencipta alam itu sendiri).

2.4 Konsep Ketuhanan Dalam Islam


Tuhan dalam bahasa Arab disebut ilah yang berarti “ma’bud” (yang disembah). Pengertian
Tuhan berdasarkan islam , ialah Zat Yang Maha Esa, tidak ada lagi Tuhan selain Dia. Beberapa ayat
Al-Qur’an yang mengungkapkan tentang konsep dasar tentang ketuhanan antara lain sebagai berikut:
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa,tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.”
(Al-Baqarah:163).

Istilah Tuhan dalam Al-Qur’an digunakan kata ilaahun, yaitu setiap


yang menjadi penggerak/motivator,sehingga dikagumi dan dipatuhioleh manusia . Allah SWT
merupakan suatu zat yang patut diimani oleh seluruh manusia yang ada di muka bumi.

a.Definisi Iman
Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau
keyakinan . Dengan demikian, rukun iman adalah dasar,inti atau pokok-pokok kepercayaan yang
harus diyakini oleh setiap pemeluk agama islam.
Iman merupakan asas penentu dalam kehidupan manusia. Sebab itu dalam perspektif agama
islam, manusia dikelompokkan berdasarkan keimanannya , yaitu menjadi kelompok kafir dan
mukmin.
Iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan diwujudkan
dengan amal perbuatan.Dengan demikian, iman merupakan keselarasan antara hati,ucapan dan
tingkah laku, serta dapat dikatakan juga sebagai pandangan dan gaya hidup.

b.Wujud Iman

2016 Pendidikan Agama Islam UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim
untuk berbuat amal sholeh. Seseorang dikatakan beriman bukan hanya dilihat dari kepercayaannya,
tetapi dilihat pula dari ucapan dan tingkah lakunya.
Oleh karena itu, menjadi seorang muslim berarti meyakini dan menjalankan segala sesuatu yang
diajarkan dalam ajaran islam.

c.Tanda-tanda Orang Beriman


Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang beriman sebagai berikut :
1.Jika disebut nama Allah SWT. , hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah SWT. tidak lepas
dari syaraf memorinya (Al-Anfal:2)
2.Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah SWT. (Ali Imran : 120,
Al-Maidah : 12, Al-Anfal : 2, At-Taubah : 52, Ibrahim : 11)
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakan perintah-Nya. (Al-Anfal : 3, Al-
Mu’minun : 2,7)
4.Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah SWT. (Al-Anfal : 3, Al-Mu’minun : 2,7)
5.Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (Al-Mu’minun : 3,5)
6.Memelihara amanah dan menepati janji (Al-Mu’minun: 6)
7.Bersungguh-sungguh di jalan Allah SWT dan suka menolong. ( Al-Anfal : 74)
8.Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (An-Nur : 62)

2.5 Implementasi Hidup Berketuhanan

a. Pemantapan Iman
 Masa depan ditentukan oleh umat yang memiliki kekuatan iman yang dominan. Maka,diharuskan
untuk memantapkan iman dari sejak dini.

b.Menguatkan Jati Diri


 Melemahnya jati diri yang dialami oleh banyak orang saat ini mengharuskan kita untuk berbenah
diri guna menguatkan jati diri yang baik dengan iman yang kuat.

c.Arus Globalisasi

2016 Pendidikan Agama Islam UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
 Arus globalisasi menimbulkan tugas yang tidak mudah bagi kaum muslim untuk tetap
menguatkan iman. Kaum muslim harus siap dan kuat untuk memerangi arus globalisasi agar selalu
dapat dekat dengan sisi Allah SWT.

d.Paradigma Tauhid
 Tauhid merupakan modal yang sangat penting guna mengkokohkan diri sebagai muslim. Sebagai
seorang muslim diharuskan untuk memiliki pengetahuan tentang tauhid. Apabila Akidah Tauhid
telah hilang,dapat dipastikan akan lahir perilaku fatalistis dengan hanya menyerah kepada nasib
sambil bersikap apatis dan pesimis.

2.6 Problematika Yang Sering Dihadapi Dalam Kehidupan Berketuhanan

a.Problem Ekonomi
 Perilaku homoeconomicus, yaitu perilaku yang memenuhi kebutuhan hidupnya dan melupakan
dirinya sebagai homoreligious yang erat dengan kaidah-kaidah moral.

b.Problem Moral
 Perilaku bermoral yang semakin menipis di era globalisasi harus segera dibenahkan. Jika tidak,
maka akan terbentuk lingkungan dengan perilaku minim empati dan akhirnya terjadi tidak
ketentraman.

c.Problem Agama
 Tantangan Agama dalam kehidupan modern ini lebih dihadapkan kepada faham sekulerisme yang
menyatakan bahwa urusan dunia hendaknya dipisahkan dari urusan agama . Hal yang demikian akan
menimbulkan apa yang disebut dengan split personality dimana seseorang bisa berkepribadian ganda.
Misalnya pada saat yang sama seseorang yang rajin beribadah juga bisa menjadi seorang koruptor.

d.Problem Keilmuan

2016 Pendidikan Agama Islam UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
 Dengan pengetahuan yang berkembang pesat, hal ini dapat berdampak positif ataupun negatif.
Positif dalam arti ilmu pengetahuan yang berkembang pesat membuat seseorang lebih berilmu
pengetahuan, Negatifnya adalah dengan ilmu pengetahuan dan informasi yang berkembang pesat
juga memudahkan seseorang mendapatkan informasi yang tidak selaras/ tidak seharusnya di dapat.

2.7 Peran Iman dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan Modern
Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan beberapa pokok
manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia :

a.Iman melenyapkan sikap materialis


b.Iman menanamkan semangat berani
c.Iman menanamkan sikap evaluasi diri
d.Iman memberikan ketentraman jiwa
e.Iman mewujudkan kehidupan yang baik
f.Imam melahirkan sikap komitmen
g.Iman memberikan keberuntungan
h.Iman mencegah penyakit

2016 Pendidikan Agama Islam UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
BAB III
KESIMPULAN

Setelah mempelajari materi ini,beberapa hal yang dapat kami simpulkan adalah :
1.Alam semesta beserta kehidupannya dengan sistem yang luar biasa tentu ada yang menciptakan ,
yaitu Allah SWT.
2.Sesungguhnya Allah SWT. Esa, dan tiada Tuhan selain diri-Nya
3.Allah SWT. menciptakan manusia dengan tujuan untuk menguji manusia dari segi keimanan dan
ibadah yang dikerjakan, serta menjadikan manusia sebagai pemimpin di kehidupan dunia.
4.Untuk membangun pondasi yang kuat untuk menghadapi arus globalisasi yang datang dibutuhkan
tekad yang kuat serta iman yang kuat agar tak terbawa pengaruh arus globalisasi
5.Al-Qur’an telah menjawab berbagai macam pemikiran yang muncul akibat dari peristiwa –
peristiwa yang luar biasa yang telah terjadi di kehidupan ini

2016 Pendidikan Agama Islam UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Hatim, Dr. Muhammad Abd al-Qadir. 2002. Al-I’lam fi al-Qur’an al-Karim. Kairo: al-
Hai’ah al-Masriyyah al-‘Ammah lil-Kitab.
Wahyuddin, Achmad, dan M. Ilyas dkk, Pendidkan Agama Islam untuk Perguruan
Tinggi , Grasindo: Jakarta 2009.
Departemen Agama Republik Indonesia. 2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta:
CV. Naladana.
Dewan Redaksi. 2010. Ensiklopedi Metodologi Al-Quran. Jakarta: Kalam Publika.
Agustian A.g. 2001. ESQ Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual. Arga. Jakarta.
Al-Hufiy, A.M. 2000. Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW. Pustaka Setia.
Bandung.
Al-Sya'rani, A A. 2004. 99 Akhlak Sufi: Meniti jalan surga bersama orang-orang Suci.
Mizan Media Utama. Bandung.
Departemen Agama. 1971. Al-Quran dan terjemahannya. Departemen Agama.
Jakarta.
Sanusi A. 2006. Jalan Kebahagiaan. Gema Insani Press. Jakarta.

2016 Pendidikan Agama Islam UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai