Wilms Tumor
Wilms Tumor
Oleh kelompok 3:
SEMESTER V
B. ETIOLOGI
Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor
Wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:
1. WAGR syndrome :
a. Retardasi mental
b. Aniridia – bayi lahir tanpa iris
c. Gebitourinary malformation
2. Deny-Drash Syndrome
Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan
sangat langka. Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan
sindrom ini berada dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor
Wilms.
3. Beckwith-Widemann Syndrome
Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah
yang besar, pembesaran organ-organ.
Tumor Wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat
tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk
menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan
blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan
8-34 minggu. Beberapa kasus disebabkan karena defek genetik yang
diwariskan dari orang tua. Ada dua gen yang ditemukan mengalami defek yaitu
Wilms Tumor 1 atau Wilms Tumor 2. Dan juga ditemukan mutasi di kromosom
lain.
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang
juga menderita Tumor Wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat
keturunan yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus
Tumor Wilms diturunkan secara autosomal dominan.
C. PATOFISIOLOGI
Tumor Wilms ini terjadi pada parenkim ginjal. Tumor tersebut tumbuh
dengan cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor
tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas
berupa glomerulus dan tubulus yang primitif dan abortif dengan ruangan bowman
yang tidak nyata, dan tubulus abortif dikelilingi stroma sel kumparan.
Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di
invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sistem memperlihatkan warna yang putih
atau keabu – abuan homogen, lunak dan encepaloid. Tumor tersebut akan
menyebar hingga ke abdomen dan dikatakan sebagai suatu massa abdomen. Akan
teraba pada abdominal dengan dilakukan palpasi.
Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh dua trauma mutasi
pada gen supresor tumor. Mutasi pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen
supressor tumor yang menyangkut aspek prozigot dan postzigot. Mutasi kedua
inaktivasi alel kedua dari gen tumor supresor spesifik.
Munculnya tomor wilms sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh
dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau
pembuluh vena renal dan menyembur ke organ lain.
PATHWAY
Kelainan Genetika
Poliferasi patologik
Kelainan Genetika
Tubuli dan glomerulus tidak berdifusi
dengan baik pada kehamilan
Tumor wilms
E. KOMPLIKASI
Metastase ke par-paru, sum-sum tulang( anemia ), ginjal kontra lateral dan
hati.
Komplikasi dari pembedahan
Efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
IVP dengan pemeriksaan IVP tampak distorasi sistem pielokalises (perubahan
bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna umtuk
mengtahui fungsi ginjal.
Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya
metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien
dengan tumor wilms bilateral.
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan
tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan
USG, tumor wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga
dapat digunakan sebagai pandu pada biopsi, pada USG bagian sagital tumor
akan tampak mengalami pembesaran.
CT-Scan memberi beberapa keuntungan dalan mengevaluasi tumor wilms. Ini
meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intra renal yang biasanya
menyingkirkan neuroblastoma, deteksi masa multipel, penentuan perluasan
tumor, termasuk keterlibatan oembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal
yang lain.
Magnetic Resonance Imaging (MRI), dapat memberikan informasi tentang
perluasan tumor didalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah
intercardial. MRI akan memperlihatkan hipointensitas dan hiperintensitas.
Laboratorium, kada LDH meninggi dan VMA dalam batas normal. Urinalisis
juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat
juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien
dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa
serum.
H. FOKUS PENGKAJIAN
1. Aktifitas / istrahat
Kelemahan/keletihan
Perubahan pola istirahat ; adanya factor-faktor yang mempengaruhi tidur
misalnya,nyeri,ansietas. Keterbatasan partisipasi dalam hobi.
2. Eliminasi
Eliminasi urine : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa
metabolisme tdak dapat dieskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan
natrium pada tubulus ginjal yang tidak mengalami gangguan yang
menyebabkan oliguri, anuria, proteinuria, hematuria.
3. Makanan/ cairan
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan
air,edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh.Klien mudah mengalami
infeksi karena adanya depresi sistem imun.Adanya mual,muntah,dan
anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat.BB meningkat
karena adanya edema.Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
4. Kognitif dan preseptual
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan gatal-gatal
karena adanya uremia.gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi
hipertensi.
5. Presesepsi diri
Klien dan orang tua cemas dan takut karena adanya pembedahan
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
b. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan anak dipuasakan
sebelum dan sesudah operasi, anoreksia dan muntah
c. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan rencana
pengobatan
d. Kecemasan berhubungan dengan pembedahan dengan nephrectomy
e. Nutrisi kurang dari keburuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
J. INTERVENSI
a. Diagnosa I : Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
Tujuan : Nyeri dapat teratasi
Intervensi :
1) Tentukan nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas,
dan tindakan penghilangan yang digunakan.
Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan/keefektifan intervensi. Pengalaman nyeri adalah individual
yang digabungkan dengan baik respon fisik dan emosional.
2) Memberikan tindakan kenyamanan dasar misalnya (reposisi, gosokkan
punggung) dan aktifitas hiburan misalnya (musik, televisi).
Rasional : meningkatkan relaksasi dan membantu menfokuskan
perhatian.
3) Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (misalnya tehnik
relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi),tertawa, musik, dan sentuhan
terapeutik.
Rasional : memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa control.
4) Berikan analgesik sesuai indikasi.
Rasional : nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon
individual berbeda. Saat penyakit/pengobatan terjadi, penilaian dosis dan
pemberian akan diperlukan.
b. Diagnosa II : Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan anak
dipuasakan sebelum dan sesudah operasi, anoreksia dan muntah
Tujuan : klien akan menampakkan volume cairan adekuat/mempertahankan
cairan adekuat
Intervensi :
1) Pantau masukan dan haluaran dan berat jenis ; masukan semua sumber
haluaran misalnya muntah.
Rasional : keseimbangan cairan negatif terus menerus, menurunkan
haluaran renal dan konsentrasi urine menunjukan terjadinya dehidrasi dan
perlunya peningkatan penggantian cairan.
2) Kaji turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa, memperhatikan
keluhan haus.
Rasional : indikator tidak langsung dari status dehidrasi/derajat
kekurangan.
3) Dorong peningkatan masukan cairan sesuai toleransi individu.
Rasional : membantu dalam memelihara kebutuhan cairan dan
menurunkan resiko efek samping yang membahayakan.
4) Berikan cairan IV sesuai indikasi.
Rasional : diberikan untuk hidrasi umum serta mengencerkan obat anti
neoplastik dan menurunkan efek samping merugikan misalnya mual dan
muntah.
c. Diagnosa III : Kuranganya pengetahuan berhubungan dengan proses
penyakit dan rencana pengobatan
Tujuan :
- Klien akan mengatakan pemahaman tentang proses penyakit dan
pengobatan
- Klien akan berpartisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi
1) Tinjau ulang dengan pasien/orang terdekat pemahaman diagnosa khusus,
alternative pengobatan, dan sifat harapan.
Rasional : menvalidasi tingkat pemahaman saat ini, mengidentifikasi
kebutuhan belajar, dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien
membuat keputusan berdasarkan informasi.
2) Beri tahu kebutuhan perawatan khusus di rumah.
Rasional : memberikan informasi mengenai perubahan yang di perlukan
dalam rencana memenuhi kebutuhan terapeutik.
3) Lakukan evaluasi sebelum pulang ke rumah sesuai indikasi.
Rasional : membantu dalam transisi ke lingkungan rumah dengan
memberikan informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik.
4) Tinjau ulang pasien/orang terdekatnya pentingnya mempertahankan
status nutrisi yang optimal.
Rasional : meningkatkan kesejahteraan, memudahkan pemulihan dan
memungkinkan pasien mentolerir pengobatan.
d. Diagnosa V : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
Tujuan : Klien akan menunjukan berat badan stabil atau peningkatan berat
badan sesuai sasaran dan tidak
Intervensi
1) Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit tisep (atau
pengukuran atropometrik lain sesuai indikasi). Pastiakan jumlah
penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari atau
sesuai indikasi.
Rasional : membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori,
khususnya bila berat badan dan pengukuran atropometrik kurang dari
normal. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient, dengan
masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering
lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari.
Rasional : kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan.
Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan
masukan kalori dan protein adekuat.
3) Dorong komunikassi terbuka mengenai anoreksia.
Rasional : sering sebagai distress emosi, khususnya untuk orang terdekat
yang menginginkan untuk member makan pasien dengan sering. Bila
pasien menolak, orang terdekat dapat merasakan ditolak/frustasi
4) Rujuk pada ahli diet/tim pendukung nutrisi.
Rasional : member rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan
individu dan menurunkan masalah berkenaan dengan malnutrisi protein
dan defisiensi mikronutrien.
DAFTAR PUSTAKA
Suriadi & Yuliana Rita. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta: PT.
Percetakan Penebar Swadays.