Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANDIRI BIOKIMIA II

Oksidan, Radikal Bebas, Anti Oksidan

Oleh :

Salma Kamila Sakinah

021811133099

DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2019
RADIKAL BEBAS
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang mengandung satu atau
lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Senyawa radikal
bebas timbul akibat berbagai proses kimia kompleks dalam tubuh, berupa hasil
samping dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada waktu
bernafas, metabolisme sel, olahraga berlebihan, peradangan atau ketika tubuh
terpapar polusi lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan
pencemar dan radiasi matahari atau radiasi kosmis (Fessenden dan Fessenden
,1986).
Radikal bebas dalam tubuh bersifat sangat reaktif dan akan berinteraksi
secara destruktif melalui reaksi oksidasi dengan bagian tubuh maupun sel-sel
tertentu yang tersusun atas lemak, protein, karbohidrat, DNA, dan RNA sehingga
memicu berbagai penyakit seperti jantung koroner, penuaan dini dan kanker. Oleh
sebab itu dibutuhkan antioksidan untuk mengatasi radikal bebas (Tina Dewi R,
2013).
Struktur kimia radikal bebasRadikal bebas dapat terbentuk in-vivo dan in-
vitro secara :
1. Pemecahan satu molekul normal secara homolitik menjadi dua. Proses ini
jarang terjadi padasistem biologi karena memerlukan tenaga yang tinggi dari
sinar ultraviolet, panas, dan radiasi ion.
2. Kehilangan satu elektron dari molekul normal3. Penambahan elektron pada
molekul normalPada radikal bebas elektron yang tidak berpasangan tidak
mempengaruhi muatan elektrik darimolekulnya, dapat bermuatan positif,
negatif, atau netral.
Reaksi rantai melibatkan radikal bebas yang biasanya dibagimenjadi tiga
tahap, meliputi inisiasi, propagasi dan terminasi.
1. Inisiasi
Tahap pembentukan awal radikal-radikal bebas. Hal ini menyebabkan
jumlahradikal bebas meningkat pesat.
2. Propagasi
Reaksi yang melibatkan radikal bebas yang mana jumlah radikal bebas
akan tetapsama.

3. Terminasi
Reaksi yang berujung pada turunnya jumlah radikal bebas.
Umumnya,penurunan ini diakibatkan oleh adanya penggabungan radikal
bebas yang masih tersisa.

Sumber-sumber Radikal Bebas


Sumber radikal bebas ada dua yaitu sumber eksogen dan sumber endogen.
- Sumber eksogen
biasanya berasal dari luar tubuh seperti polutan udara, radiasi, zat-zat
kimia karsinogenik, asap rokok, bacteri, virus dan efek obat (obat anastesi
dan pestisida).
- Sumber endogen
yaitu radikal bebas yang merupakan hasil metabolik normal dalam tubuh
manusia seperti proses oksidasi makanan, proses oksidasi xantin dan
olah raga yang berlebihan, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.1
berikut ini : (Fessenden and Fessenden, 1986 & Murray, 2009)
OKSIDAN
Oksidan, dalam pengertian ilmu kimia, adalah senyawa penerima elektron,
(electron acceptor), yaitu senyawa-senyawa yang dapat menarik elektron. Ion ferri
(Fe+++), misalnya, adalah suatu oksidan :

Oksidan yang terlibat dalam berbagai proses patologis sebagian besar justru
berasal dari proses-proses biologis alami. Dan melibatkan apa yang disebut
sebagai senyawa oksigen reaktif (reactive oxygen compounds ). Sebagian
diantaranya berbentuk radikal seperti radikal hidroksil (OH), radikal peroksil
(OOH), dan ion superoksida (O2-). Sebagian yang lain bukan radikal, seperti
singlet oksigen (‘O2), hidrogen peroksida (H2O2) dan ion hipoklorit (ClO-)

Senyawa oksigen reaktif, sesuai dengan namanya, berasal dari oksigen


(O2), senyawa yang diperlukan oleh semua organisma airobik termasuk manusia.

Organisma aerobik memerlukan oksigen untuk menghasilkan ATP, suatu


senyawa yang merupakan sumber enrgi bagi kebanyakan mahluk hidup, melalui
fosforilasi oksidatif.
yang terjadi di mitokondria. Proses tersebut secara sederhana dapat digambarkan
sebagai berikut :

NADH + H+ + O2  NAD+ + H2O + energi

ADP + P + energi  ATP

Pada proses tersebut terjadi reduksi O2 menjadi H2O yang secara sederhana dapat
ditulis sebagai berikut :

O2 + 4H+ + 4 e-  H2O
Dari persamaan tersebut diatas mudah dilihat bahwa reduksi oksigen
menjadi H2O merupakan pengalihan 4 (empat) elektron (4 electron transfer).
Dalam keadaan tertentu pengalihan elektron tersebut berjalan kurang sempurna
sehingga terjadi senyawa-senyawa oksigen reaktif yang sangat berbahaya, yang
akan merusak sel apabila tak diredam. Hal seperti itu terjadi dalam keadaan-
keadaan yang disebut jejas oksidatif (oxidative stress) (Bast, A.1991).

Dampak positive Oksidan.


Oksidan menimbulkan banyak kerugian, tetapi justru dampak negatif ini
dimanfaatkan oleh tubuh untuk melawan serbuan organisma patogen.
Untuk menghadapi “serangan dari luar ini”, alam (atau Sang Pencipta) telah
menyediakan sel-sel khusus yang disebut sel-sel radang (inflamatory cells )
seperti granulosit, monosit dan makrofag, yang dapat menghasilkan oksidan
seperti H2O2, O2, OH, ClO dan O2

Reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa-senyawa tersebut telah


dibicarakan dalam bab0bab sebelumnya.. Namun harap diingat bahwa oksidan-
oksidan tersebut selain dapat menghancurkan mikroorganisma dapat pula
merusak sel-sel jaringan tubuh sehingga sehingga apabila terjadi keradangan
hebat yang melibatkan banyak sel radang, kerusakan jaringan tak dapat
dihindarkan.

ANTIOKSIDAN
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menyerap atau
menetralisir radikal bebas sehingga mampu mencegah penyakit-penyakit
degeneratif seperti kardiovaskuler, karsinogenesis, dan penyakit lainnya.
Senyawa antioksidan merupakan substansi yang diperlukan tubuh untuk
menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal
bebas terhadap sel normal, protein, dan lemak. Senyawa ini memiliki struktur
molekul yang dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa
terganggu sama sekali fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal
bebas (Murray, 2009).
Dalam melawan bahaya radikal bebas baik radikal bebas eksogen
maupun endogen, tubuh manusia telah mempersiapkan penangkal berupa
sistem antioksidan yang terdiri dari 3 golongan yaitu :
1. Antioksidan Primer yaitu antioksidan yang berfungsi mencegah pembentukan
radikal bebas selanjutnya (propagasi), antioksidan tersebut adalah transferin,
feritin, albumin.
2. Antioksidan Sekunder yaitu antioksidan yang berfungsi menangkap radikal
bebas dan menghentikan pembentukan radikal bebas, antioksidan tersebut
adalah Superoxide Dismutase (SOD), Glutathion Peroxidase (GPx) dan
katalase.
3. Antioksidan Tersier atau repair enzyme yaitu antioksidan yang berfungsi
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak oleh radikal bebas, antioksidan
tersebut adalah Metionin sulfosida reduktase, Metionin sulfosida reduktase,
DNA repair enzymes, protease, transferase dan lipase.

Struktur dari senyawa antioksidan yang merupakan metabolit sekunder


dari tanaman (senyawa fitokimia) adalah
Kapasitas Antioksidan
Aktivitas antioksidan menggambarkan kemampuan suatu senyawa
antioksidan untuk menghambat laju reaksi pembentukan radikal bebas.
Penentuan kapasitas antioksidan secara in vitro ditentukan secara spektroskopi
UV-Vis. Eksplorasi senyawa fitokimia terutama senyawa bioaktif yang terdapat
pada tanaman obat atau bukan tanaman obat secara terus menerus diteliti untuk
mendapatkan senyawa antioksidan yang berfungsi untuk menjaga kesehatan
tubuh manusia dari serangan suatu penyakit (Prakash, 2001).
Pengujian aktivitas antioksidan harus didasari atas efek farmakologis dari
zat tersebut diantaranya adalah
1. Menyerupai aktivitas antioksidan endogen seperti SOD sintetis, katalase
rekombinan.
2. Menangkap ion logam yang diperlukan untuk tujuan katalisis reaksi oksidasi
oleh radikal bebas seperti deferoksamin.
3. Menangkap (scavenging) atau memutus reaksi rantai (chainbreaking) dari
radikal bebas seperti Vitamin C, E, β-karoten dan senyawa fenol (flavonoid)
4. Menghambat aktivitas enzim-enzim yang terlibat dalam pembentukan radikal
bebas seperti allopurinol (Prakash, 2001).
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. J. And J. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jilid I. Edisi Ketiga.


Jakarta: Erlangga.

Tina Dewi Rosahdi, Mimin Kusmiyati, Fitri Retna Wijayanti. 2013. UJI AKTIVITAS
DAYA ANTIOKSIDAN BUAH RAMBUTAN RAPIAH DENGAN METODE DPPH.
UIN : 07(01) : 1-5.

Panglossi V. Harold , 2006. Antioxidants. New York : Nova Sciance Publishers.

Murray R. K., Granner D.K., Rodwell V.W., 2009. Biokimia Harper, (Andri
Hartono)..Edisi 27.Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta

Landvik, S.V.,Diplock A.T.and Packer, L. 2002. Efficacy of Vitamin E in Human


Health and Disease. In : Cadenas, E. and L. Packer. 2002. Handbook of
Antioxidants. Marcel Dekker, Inc., New York

Bast, A. et al (1991) : Oxidants and Anti-oksidants : State of Art Am.J.Med.,91


Suppl.3C, Paper 3C-2S

Cochrane, G.C. (1991) : Cellular Injury by Oxidants. Am.J.Med. 91 : suppl. 3C,


paper 3C-24S

Prakash, A. 2001, “ Antioxidant Activity “ Medallion Laboratories : Analithycal


Progress,19 (2) : 1 – 4.

Anda mungkin juga menyukai