Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FARINGITIS AKUT

A. Pengertian

Istilah ini menunjuk pada semua infeksi akut faring, termasuk tonsilitis dan faringo tonsilitis.
Ada atau tidaknya tonsil tidak mempengaruhi kerentanan, frekuensi atau perjalanan atau
komplikasi penyakit, keterlibatan faring merupakan bagian dari sebagian besar infeksi
saluran pernafasan atas dan juga ditemukan bersama dengan berbagai infeksi menyeluruh akut.
Namun pada batas tertentu faringitis akut menunjuk pada keadaan dimana keterlibatan utama
adalah pada tenggorokan, penyakit ini tidak lazim pada anak di bawah umur satu tahun tetapi
berlanjut sarnpai akhir masa kanak-kanak dan kehidupan dewasa(ilmu kesehatan anak, edisi
15, Behrman F. Kliegman, Arum). Faringitis adalah proses peradangan pada tenggorokan
(Perawatan Medikal Bedah, Charlene J. Reeves, Gayleroux, Robin Lockhart).

B. Etiologi

- Kuman streptococcus beta hemolyticus

- Streptococcus viridans

- Streptococcus pyogenes

- Virus

(Kapita Selekta Kedokteran, 1999)

C. Patofisiologi

Penularan terjadi melalui dropplet, kuman menginfiitrasi lapisan epitel


kemudian apabila epitel terkikis maka jaringan iimfoid superfisial bereaksi kemudian akan
terjadi pembendungan radang dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. (Kapita Selekta
Kedokteran, 1999).

D. Manifestasi Klinis

Suhu tubuh naik sampai 40° C, rasa gatal kering di tenggorokan, lesu, nyeri
sendi, odinofagia, anoreksia dan otalgia. Bila laring terkena suara akan menjadi serak,
pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, tonsil membengkak, hiperemis terdapat detritus
(tonsilitis folikularis), kadang detritus berdekatan menjadi satu (tonsilitislakunaris)
atau berupa membran semu. Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan terutama
pada anak-anak. (Kapita Selekta Kedokteran, 1999).

E. Komplikasi

- Otitis media akut

- Abses peri tonsil

- Abses para faring

- Toksenia

- Septikinia

- Bronkitis

- Nefritis akut

- Miokarditis

- Artritis

(Kapita Selekta Kedokteran, 1999)

F. Penatalaksanaan

1. Keperawatan

Ø Istirahat di tempat tidur sampai demam hilang

Ø Diet makanan lunak

Ø Banyak minuet

Ø Kompres leher dengan es bisa digunakan meredakan rasa sakit

(Keperawatan Medikal Bedah, Charlene J. Reeves, Gayle Roux, Robin. Lockhart)

Medik

Ø Pemberian antibiotik golongan penisilin atau sulfonanida selama lima hari

Ø Antipiretik
Ø Obat kumur atau obat hisap dengan desinfektan

Ø Bila alergi pada penisilin dapat diberikan eritromisin atau klindamisin

(Kapita Selekta Kedokteran, 1999)

Diagnosa keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan

b. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic, dehidrasi, pakaian tidak cocok,


penyakit, penurunan / tidak mampu berkeringat, medikasi.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorsi zat-zat
gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.

d. Resiko deficit volume cairan b.d output berlebihan


Rencana Keperawatan

Diagnosa NOC / Tujuan NIC / Intervensi


Nyeri acute b-d. Setelah Manajemen nyeri
peradangan Batasan dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri secarakomp
karakteristik tindakan kepera rehensif termasuk lokasi, karakteristik,
- Laporan secara verbal watan selama 3 durasi, frekuensi,kualitas dan faktor
atau non verbal x 24 jam nyeri presipitasi.
- Fakta dari observasi berkurang 2. Observasi reaksi
- Posisi antalgic dengan kriteria non verbal dari ketidaknyamanan
untuk menghindari nyeri hasil 3. Gunakan teknik komunikasi
- Gerakan melindungi 1. Pasien terapeutik untuk mengetahui pengalaman nye
- Tingkah laku berhati- melaporkan ri pasien.
hati bahwa nyeri 4. Kaji kultur yang mem-pengaruhi
- Muka topeng berkurang respon nyeri.
- Gangguan tidur (mata 2. Pasien 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
sayu, tampak capak, sulit atau melaporkan lampau
gerakan kacau, kebutuhan tidur 6. Evaluasi bersama pa-
menyeringai) dan istirahat siendan tim kesehatan lain tentang
- Terfokus pada diri tercukupi ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
sendiri 3. Pasien 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
- Fokus menyempit mampu mencari dan menemukan dukungan
penurunan persepsi waktu menggunakan 8. Kontrol lingkungan yangdapat mempe
kerusakan proses berpikir, metode non ngaruhinyeri seperti suhu
penurunan dengan orang lain farmakologi ruangan, pencahayaan dan kebi-singan.
dan lingkungan) untuk menguran 9. Kurangi faktor presi-pitasi nyeri
- gi nyeri. 10. Pilih dan
Tingkah laku distraksi, lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
contoh : jalan- farmakologi dinterpersonai).
jalan, menemui orang l 11. Kaji tipe dan sumber nyeri
ain dan/atau aktivitas, untuk menentukan intervensio.
aktivitas berulang-ulang) 12. Ajarkan tentang Teknik non
- farmakologi
Respon autonom(sepert 13. Berikan analgetikuntuk mengurangi ny
i diaphoresis, perubahan teka eri
nan darah, perubahan nafas, 14. Evaluasikeefektifan kontrol nyeri
nadi dilatasi pupil). 15. Tingkatkan istirahat
- Perubahan autonomic 16. Kolaborasikandengan dokter jika ada
dalam tonus (mungkin keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
dalam rentang dari lemah ke 17. Monitorpenerimaan pasien tentang man
kaku) ajemen nyeri
-
Tingkah lakuekspresif Administrasi analgetik
contoh gelisah, merintih, 1. Tentukan lokasi, karak-teristik,
menangis, waspada, iritabel, kualitas dan derajat nyeri sebelumpemberian
nafas panjang / obat
berkeluh kesah. 2. Cek instruksi
- Perubahan dalam dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
nafsu makan dan minum. 3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu.
5. Tentukananalgesik pilihan tergantung
tipe dan beratnya nyeri.
6. Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara teratur.
8. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik pertama kali.
9. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
10. Evaluasi efektifitas analgesik, tanda
dan gejala (efeksamping)

Resiko kekurangan volume Setelah Monitor Cairan (4130)


cairan b.d kehilangan volume dilakukan 111 1. Tentukan riwayat jenis dan
cair an aktif, kegagalan tindak-an banyaknya intake
dalam mekanisme penga- perawatan cairan dan kebiasaan eleminasi
turan selama 3 X 2.. Tentukan faktor resiko yang
24 jam volume meyebabkan
Batasan karakteristik : cairan dan ketidak-seimbangan cairan
- Kelemahan elektrolit (hipertermi, diuretic,
- Haus adequate / kelainan ginjal, muntah, poliuri,
- Penurunan turgor kulit seimbang. diare, diapore-
- Membran mucus/kulit sis, terpapar panas, infeksi)
kering Hidrasi (0602) 3. Menimbang BB
- Nadi meningkat, Kriteria hasil : 4. Monitor vital sign
tekanan darah - Hidrasi kulit 5. Monitor intake dan output
menurun,tekanan nadi adekuat 6. Periksa serum, elektrolit dan
menurun - Tekanan membatasi cairan bila di-
- Penurunan pengisian darah dalam perlukan
kapiler batas normal 7. Jaga keakuratan catatan in-
- Perubahan status - Nadi teraba take dan output
mental - Membran 8. Monitor membrane mukosa,
- penurunan urin output mukosa lembab turgor kulit dan rasa haus
- Peningkatan - Turgor kulit 9. Monitor warna dan jumlah
konsentrasi urun normal urin
- Peningkatan suhu - Berat badan 11. Monitor distensi vena leher,
tubuh stabil dan dalam crackles di paru, odem peri-
- Hematokrit meningkat batas normal fer dan peningkatan berat
- Kehilangan berat - Kelopak mata badan.
badan mendadak. tidak cekung 10. Monitor akses intrvena
- Urin out put 11. Monitor tanda dan gejala
normal overload cairan
- Tidak demam 12. Catat adanya vertigo
- Tidak asites, 13. Berikan cairan
edema perifer 14. Pertahankan aliran infuse
- tidak ada rasa sesua advis
haus yang sangat
- tidak ada
napas pendek
/kusmaul
Manajemen Cairan (4120)
Balance Cairan 1. Timbang beratat badan etiap hari dan
(0601) monitor
Kriteria hasil kecenderungannya.
- Tekanan darah 2. Timbang popok
normal 3. Pertahankan keakuratan catatan intake dan
- Nadi perifer output
teraba 4. Pasang kateter kalau perlu
- Tidak terjadi 5. Monitor status hidrasi (kelembaban
ortostatik membrane mukosa, denyut nadi, tekanan
hypotension darah)
- Intake-output 6. Monitor vital sign
seimbang 7. Monitor tanda-tanda overhidrasi /
dalam 24 jam kelebihan ca-iran (crackles, edema perifer,
- Serum, distensi vena le-her, asites, edema pulmo)
elektrolit dalam 8. Berikan cairan intravena
batas normal. 9. Monitor status nutrisi
- Hmt dalam 10. Berikan cairan intravena
batas normal 11. Berikan intake oral selama 24 jam
- Tidak ada 12. Berikan cairan dengan selang (NGT)
suara napas kalau
tambahan perlu
- BB stabil 13. Monitor respon pasien terhadap terapi
- Tidak ada elektrolit
asites, edema 14. Konsul dokter jika ada tanda dan gejala
perifer kelebihan cairan
- Tidak ada
distensi vena Manajemen Hipovolemia (4180)
leher 1. Monitor status cairan termasuk intake dan
- Mata tidak output
cekung 2. Pertahankan patensi akses intravena
- Tidak bingung 3. Monitor Hb dan Hct
- Rasa haus 4. Monitor kehilangan cairan (perdarahan,
tidak berlebih muntah, diare)
an 5. Monitor tanda vital
- Membrane 6. Monitor respon pasien terhadap
mukosa lem- perubahan cairan
bab 7. Berikan cairan isotonic / kristaloid (NaCl,
- Hidrasi kulit RL) untuk rehidrasi ekstraseluler
adekuat 8. Monitor tempat tusukan intravena dari
tanda infiltrasi atau infeksi
9. Monitor IWL (missal :diaporesis)
10. Anjurkan pasien untuk menghindari
mengubah
posisi dengan cepat, dari tidur ke duduk
atau
berdiri
11. Monitor berat badan
1 12. Monitor tanda dehirasi ( turgor kulit
menurun,
pengisi-an kapiler lambat, membrane
mukosa
kering, urin output menurun,
hipotensi, rasa
haus meningkat, nadi lemah
13. Dorong intake oral (distribusikan
cairan selama
24 jam dan beri cairan diantara waktu
makan)
14. Pertahankan aliran infuse
15. Posisi pasien Trendelenburg ketika
hipotensi
jika perlu

Monitoring Elektrolit (2020)


1. Monitor elektrolit serum
2. Laporkan jika ada ketidakse-
imbangan elektrolit
3. Monitor tanda dan gejala ke-
tidakseimbanga elektrolit
(kejang, kram perut, tremor,
mual dan muntah, letargi, ce-
mas, bingung, disorientasi,
kram otot, nyeri tulang, de-
presi pernapasan, gangguan
irama jantung, penuruna
kesadaran : apatis, coma)

Manajemen Elektrolit (2000)


1. Pertahankan cairan infuse yang
mengandung elektrolit
2. Monitor kehilangan elektrolit lewat
suction nasogastrik, diare, diaporesis
3. Bilas NGT dengan normal salin
4. Berikan diet makanan yang kaya kalium
5. Berikan lingkungan yang aman bagi
pasien yang mengalami gangguan
neurologist atau neuromuskuler
6. Ajari pasien dan keluarga tentang tipe,
penyebab, dan pengobatan
ketidakseimbangan elektrolit
7. Konsul dokter bila tanda dan gejala
ketidakseimbang-an elektrolit menetap.
8. Monitor respon pasien terhadap terapi
elektrolit
9. Monitor efek samping pemberian
suplemen elektrolit.
10.Konsul dokter pemberian obat
yang mengandung elektrolit (aldakton,
kalsium glukonas, Kcl).
11.Berikan suplemen elektrolit baik lewat
oral,
NGT, atau infuse sesuai resep

Hipertermi b.d. Setelah Pangaturan panas (3900)


dehidrasi pening- dilakukan 1. Monitor suhu tiap 2 jam.
katan metabolik penyakit tindakan perawat 2. Monitor tekanan darah, nadi dan
Batasan karakteristik : an 2 x 24 jam respirasi.
- Suhu tubuh > normal suhu badan 3. Monitor suhu dan warna kulit.
- Kejang pasien normal 4. Monitor dan laporkan tanda dan gejala
- Takikardi Termoregulasi hipertermi.
- Respirasi meningkat (0800) 5. Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang
- Diraba hangat Kriteria hasil : adequate.
- Kulit memerah - 6. Ajarkan pasien bagaimana mencegah
Suhu kulit panas yang tinggi.
normal 7. Berikan obat antipiretik
- Suhu 8. Berikan obat untuk mencegah atau
badan 35,9°C- mengontrol menggigil.
37,7°C
- Tidak Pengobatan Fungsi (3740)
ada sakit kepala 1. Monitor suhu dengan sering
- Tidak 2. Monitor IWL
ada nyeri otot 3. Monitor suhu dan warna kulit
- Tidak 4. Monitor tekananda rah, nadi dan respi
ada perubahan rasi
warna kulit 5. Monitor derajatpenurunankesadar
- Nadi, an
respirasi dalam 6. Monitor kemampuan aktivitas
batas normal. 7. Monitor leukosit, hematokrit
- Hidrasi 8. Monitor intake dan output
adequate 9. Monitor adanya aritmia jantung
- Pasien 10. Dorongpeningkatan intake cairan
menyatakan 11. Berikan cairan intravena
nyaman 12. Tingkatkan sirkulasi udara dengan kipas
- Tidak angin
menggigil 13. Dorong atau lakukan oral
- Tidak hygiene
iritabel / 14. Berikan obat antipiretik untuk
gragapan / mencegah pasien menggigil
kejang 15. Berikan obat antibiotic untuk mengobati
penyebab demam.
16. Berikan oksigen
17. Kompres dingin
diselangkangandan aksila
18. Anjurkan pasien untuk tidak memakai sel
imut clan memakai selimut dan memakai baj
u berbahan dingin.
Manajemenlingkungan (6480)
1. Berikan ruangan sendiri s
esuai indikasi
2. Berikan tempat tidur clan
kain/linen yang bersih dan nyaman
3. Batasi pengunjung
Mengontrol infeksi (6540)
1. Anjurkan pasien Untuk mencuci ta
ngan
2. Gunakan sabun Untuk mencuci tan
gan
3. Cuci tangan sebelum dan sesu
dah melakukan kegiatan perawatan Pasien
4. Ganti tempat infuse
dan bersihkan sesuai dengan protokol.
5. Berikan perawatan kulit di area
yang odem
6. Dorong pasien Untuk cukup istirahat
7. Lakukan pemasangan
infuse dengan teknik aseptik
8. Anjurkan pasienminum
antibiotik sesuai resep.

Resiko ketidak seimbangan Setelah Monitor nutrisi


nutrisi kurang dari kebutuhan dilakukan 1. BB pasien dalam batas normal
tubuh (1975) berhubungan de tindakan ke- 2. Monitor adanya penurunan ber
ngan ketidakmampuanpemasu perawatan at badan
kan atau mencerna makanan selama 2 x 3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yan
atau mengabsorbsi zat- 24 jam g biasa dilakukan
zat gizi berhubungan dengan kebutuhan 4. Monitor interaksianak atau orang
faktor bioiogis, psikologis ata nutrisi tua selama makan
u ekonomi. pasien terpenuhi 5. Monitorlingkungan selama makan
Batasan karakteristik : dengan kriteria h 6. Jadwalkan pengobatan dan
- Berat badan 20% atau asil : tindakan tidak selama jam makan
lebih dibawah ideal - Adanya 7. Monitor kulit
- Dilaporkan adanya intake peningkatan kering dan perubahan pigmentasi
makanan yang kurang dari berat badan 8. Monitor turgor kulit
RPA (Recommended daily sesuai dengan 9. Monitor kekeringan, rambut kusam,
allowance) tujuan dan mudah patah
- Membrana mukosa dan - Berat badan 10. Monitor mual dan muntah
konjungtiva pusat ideal sesuai 11. Monitor kadar albomin, tot
- Kelemahan otot yang dengan tinggi al Protein, Hb dan Ht.
digunakan untuk badan 12. Monitor makanankesukaan
menelan/mengunyah. - Mampu 13. Monitor pertumbuhan dan perkembanga
- Luka, inflamasi pada mengidentifikasi n
rongga mulut kebutuhan nutris 14. Monitor
- Mudah merasa kenyang, i pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan
sesaat setelah mengunyah - Tidak ada konjungtiva
makanan. tanda-tanda 15. Monitor kalori dan intake nutrisi
- Dilaporkan atau fakta mal nutrisi 16. Catat adanya edema, hiperemik,
adanya kekurangan makanan - hipertonik papula Iidah dan cavitas oval.
- Dilaporkan adanya Menunjukka
perubahan sensasi rasa n Manajemen nutrisi
- Perasaan peningkatan fung 1. Hindari makanan yang membuatalergi
ketidakmampuan untuk si 2. Hindari makanan yang tidak bisa ditol
mengunyah makanan pengecapan dan eransi oleh pasien
- Miskonsepsi menelan 3. Kolaborasidengan ahli gizi untuk
- Kehilangan BB dengan - Tidak terjadi menentukan kebutuhan kalori dan jenis
makanan cukup penurunan berat makanan yang dibutuhkan.
- Keengganan untuk makan badan yang 4. Berikan makanan secara selektif
- Kram pada abdomen berarti. 5. Berikan buah
- Tonus otot jelek segar (pisang) atau jus buah
- Nyeri abdomen dengan 6. Berikan informasi tentang kebutuhan n
atau tanpa patologi. utrisi yang dibutuhkan pasien dan
- Kurang berminat bagaimana cara makannya.
terhadap makanan
- Pembuluh darah kapiler
mulai rapuh
- Diare atau steatorhea
- Kehilangan rambut yang
cukup banyak (rontok)
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi,
miss informasi

Anda mungkin juga menyukai