diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata Kuliah Keperawatan Jiwa 1
disusun oleh :
Kelompok: IV
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penyusun telah
menyelesaikan Tugas Case Analized Method dengan membahas “Asuhan
Keperawatan Penyalahgunaan Napza pada Tn. KN” dalam bentuk makalah.
Makalah ini telah penyusun susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehigga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu penyusun menyampaikan banyak terma kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sebagai mahasiswa yang
pengetahiannya belum seberapa, masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
sempurna dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan saran ataupun masukan agar penyusun dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal kepada yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Badri, M (2013) penyalahgunaan NAPZA biasanya didasari atas
beberapa hal yang menyebabkan seseorang menjadi penyalahgunaan NAPZA.
Pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar. Pertama, sebab-
sebab yang berasalh dari faktor individu seperti pengetahuan, sikap, kepribadian,
jenis kelamin, usia, dorongan kenikmatan, perasaan ingin tahu dan untuk
memecahkan persoalan yang sedang dihadapi. Kelompok kedua berasal dari
lingkungannya seperti pekerjaan, ketidakharmonisan keluarga, kelas sosial
ekonomi dan tekanan kelompok.
Narkotika menurut UU RI no 22 tahun 1997 adalah opiat, ganza dan
kokain. Adapun menurut Undang-Undang RI no 2 tahun 1997 adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan makanan baik sintesis maupun semi
sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan
ketergantungan. Psikotropika menurut Undang-Undang RI No.5 Tahun 1997
dalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini akan diuraikan dalam bab
pembahasan berdasarkan latarbelakang yang telah dibuat. Rumusan masalah ini
terdiri dari:
1. Apa definisi dari NAPZA?
2. Apa dampak penyalahgunaan dari NAPZA?
3. Apa jenis dari NAPZA dan perubahan pada orang yang mengkonsumsi
NAPZA?
4. Apa faktor penyebab penyalahgunaan dari NAPZA?
5. Apa manisfestasi klinis dari NAPZA?
6. Apa penatalaksaan dari NAPZA?
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah melakukan Case Analyze Method (CAM) ini mahasiswa
diharapkan mampu mengkaji, memahami kasus NAPZA baik secara konsep
klinis dan asuhan keperawatanya.
2) Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari NAPZA.
2. Untuk mengetahui dampak penyalahgunaan dari NAPZA.
3. Untuk mengetahui jenis NAPZA dan perubahan pada orang yang
mengonsumsi NAPZA.
4. Untuk mengetahui faktor penyalahgunaan dari NAPZA.
5. Untuk mengetahui manisfestasi klinis dari NAPZA.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari NAPZA.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi NAPZA
Narkoba merupakan zat psikoaktif narkotika, dan bahan-bahan berbahaya
lainnya. Selain itu juga dapat diartikan sebagai bahan atau zat-zat kimiawi yang jika
masuk ke dalam tubuh baik secara oral (dimakan, diminum, ditelan), diisap, dihirup,
atau disuntikan dapat mengubah suasana hati, perasaan, dan perilaku seseorang. Hal
ini dapat menimbulkan gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi
negatif, waktu pemakaian panjang dan pemakaian dosis yang berlebih.
Menurut Yusuf (2015), zat adiktif atau istilah yang paling dikenal kalangan
masyarakat luas dengan istilah narkoba adalah berasal dari kata narkotik dan bahan
adiktif. Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi napza, yang merupakan
kependekan dari narkotik, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Narkotik
adalah obat-obatan yang bekerja pada susunan saraf pusat dan digunakan sebagai
analgesik (pengurang rasa sakit) pada bidang kedokteran. Psikotropika adalah obat-
obatan yang efek utamanya pada aktivitas mental dan perilaku, biasanya digunakan
untuk pengobatan gangguan kejiwaan.
Menurut penulis napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) yaitu
obat berbahaya merupakan masalah yang sangat kompleks yang memerlukan upaya
penanggulangan secara komprehensif.
4
b. Gejala psikologik:
1) Euforia, yaitu rasa gembira tanpa sebab dan tidak wajar
2) Halusinasi dan delusi
Halusinasi adalah pengalaman pancaindera tanpa adanya
sumber stimulus (rangsangan) yang menimbulkannya. Delusi adalah
suatu keyakinan yang tidak rasional meski telah diberikan bukti-bukti
bahwa fikiran itu tidak rasional, yang bersangkutan tetap meyakininya.
3) Perasaan waktu berlalu dengan lambat
4) Apatis
Bersikap acuh tak acuh, masa bodoh, tidak peduli dengan tugas
atau fungsinya sebagai mahkluk sosial, sering kali lebih senang
menyendiri dan melamun, dan tidak ada kemauan.
c. Gejala fisik, seperti mata merah, nafsu makan bertambah, mulut kering dan
perilaku adaptif
2. Opiat
Mereka yang mengkonsumsi NAZA jenis opiat baik dengan cara menghirup asap
setelah bubuk opiat dibakar akan menghasilkan:
1) Pupil mata mengecil ataupun sebaliknya melebar
2) Euforia atau sebaliknya disforia, disforia adalah gangguan pada afektif (alam
perasaan/mood)
3) Apatis
4) Retardasi psikomotor, merasakan kelesuan dan ketiadanan tenaga.
5) Mengantuk/tidur. Pada umumnya penyalahguna tidak dapat tidur pada
malam hingga dini hari namun apabila sudah mengonsumsi nya akan tertidur
hingga siang atau sore keesokan harinya.
6) Pembicaraan cadel (slurred speech)
7) Gangguan pemusatan perhatian atau konsentrasi
8) Daya ingat menuurn
3. Kokain
6
E. Manisfestasi Klinis
Pengaruh NAPZA pada tubuh disebut intoksikasi. Selain intoksikasi ada juga
sindroma putus zat, yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat gejala yang timbul
akibat penggunaan zat yang dikurangi atau dihentikan. Tanda dan gejala yang
ditampilkan akibat intoksikasi dan putus zat berbeda-beda, tergantung pada jenis zat
yang di konsumsi.
1. Tanda-tanda non fisik yang biasa ditampakkan di rumah, meliputi:
a. Membangkang terhadap teguran orangtua
b. Tidak mau mempedulikan peraturan keluarga
c. Mulai melupakkan tanggung jawab rutinnya di rumah.
d. Malas mengurus diri ( tidak mau membereskan tempat tidur, malas mandi,
sering tidur, malas menggosok gigi, kamar berantakan, malas membantu)
e. Sering tersinggung dan mudah marah
f. Sering berbohong
g. Banyak menghindar pertemmuan dengan anggota keluarga lainnya karena
takut ketahuan bahwa ia menggunakan narkotika. Banyak mengurung diri di
kamar, dan menolak diajak makan bersama-sama anggota keluarga lainnya
8
BAB III
KASUS
A. Kasus
Klien berinisial KT, laki-laki usia 22 tahun, mahasiswa semester 9 yang
sednang menyusun skripisi namun tidak kunjung beres. KT adalah anak tunggal yang
kini tinggal bersama neneknya, karena ibunya sudah meninggal sejak KT di bangku
SMP, sedangkan bapaknya sudah menikah lagi sejak KT masuk kelas 1 SMA dan
tinggal bersama keluarga barunya di luar kota. Bapaknya sampai sekarang masih
rutin mengirimkan uang bulanan untuk keperluan KT melalui neneknya. Pada
dasarnya, KT merupakan orang yang manja, periang, dan mudah bergaul. KT pertama
kaliu mengenal rokok saat di bangku SMP karena di ajak oleh teman-teman sekelas.
Mulai mengenal minuman beralkohol saat di bangku SMA kelas 2. Saat masuk
bangku kuliah semester 7 akhir, KT mulai terpengaruhi oleh temanya untuk
mengkonsumi puthao.
bekas luka sayatan yang sudah menghitam di tanganya, tidak bertenaga, tatapan
kurang focus, saat di ajak ngobrol kurang berkonsentrasi dan tidak nyambung, respon
menjawab pelan, tidak bersemangat. Keluhan yang di rasakan klien sekarang adalah
badan terasa merinding, merasa kurang percaya diri, merasa tidak berguna setelah
menjadi pemakai obat, malu dengan teman-teman yang bukan pemakai dan merasa
tidak di percaya lagi oleh keluarganya.
B. Pembahasan
1. Pengkajian
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA TN.KT
a. Identitas Klien
Nama : Tn. KT
No. Merdec : 0000001
Umur : 22 tahun
Pendidikan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Kasih Sayang
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Ruangan : Melati
Tanggal Masuk RS : 8 April 2018
Tanggal Pengkajian : 9 April 2019
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. Y
Umur : 50 Tahun
Hubungan klien : Nenek
12
Faktor Predisposisi
1. Kehilangan objek
Klien kehilangan ibunya yang sudah meninggal sejak klien di bangku SMP dan
ayahnya yang sudha menikah lagi sejak klien masuk kelas 1 SMA
2. Kepribadian
Klien merupakan orang yang manja, periang, dan mudah bergaul
3. Kognitif
Klien merasa kesepian dan tidak ada teman untuk bercerita terutama ketika dia
mendapat masalah
Faktor Presipitasi
a. Faktor biologis
Klien
b. Faktor psikologis
Klien merasa kurang percaya diri dan merasa tidak berguna setelah pemakaian
obat dan malu terhadap teman-temannya
c. Faktor sosial dan budaya
Klien terpengaruh oleh pergaulan bebas broken home dan jauh dari agama
2. Data Psikologis
a. Status Emosi
Klien mengatakan gagal untuk berhenti menggunakan zat yang begitu kuat,
sehingga klien sering menyayat pergelangan tangannya saat menangani
sakau saat klien tidak memiliki obatnya.
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Data yang harus ditambahkan adalah anggapan klien terhadap anggota
bagian tubuh klien.
2) Harga Diri
Klien merasa kurang percaya diri, malu dengan teman-temannya yang
bukan pemakai dan merasa dipercayai lagi oleh keluarganya
13
3) Peran Diri
Klien adalah seorang mahasiswa
4) Identitas Diri
Klien orang yang memakai puthao hingga overdosis
5) Ideal Diri
Klien mengatakan ingin sembuh dan tidak mau lagi berhubungan dengan
zat psikoaktif
c. Pola Koping
Klien mengatasi masalah yang dihadapinya dengan menggunakan puthao
d. Gaya Komunikasi
Saat diajak ngobrol kurang berkonsentrasi dan tidak nyambung, respon
menjawab pelan, tidak bersemangat.
e. Data Sosial
1) Pendidikan dan pekerjaan
Klien seorang mahasiswa semester 9
2) Gaya Hidup
Klien mengatakan menggunakan Puthao dengan alasan supaya diakui
oleh geng nya sehingga dia punya teman untuk cerita dan kumpul-
kumpul, karena dirumahnya dia merasa bosan hanya berdua dengan
neneknya tidak bisa berbagi cerita berbagai permasalahan yang dirasakan.
f. Data Spiritual
1) Konsep Ketuhanan
Klien jauh dengan agamanya
2) Ibadah Praktik
Data yang harus ditambahkan adalah kebiasaan beribadah klien setiap
hari.
14
C. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Penggunaan puthao Harga Diri
- Klien mengatakan ↓ Rendah
merasa malu dengan Menggunakan puthao
teman-temannya dengan alasan supaya
yang bukan pemakai diakui gengnya
dan merasa tidak ↓
percaya lagi oleh Ketergantungan dengan
keluarganya. puthao
- Klien mengatakan ↓
menggunakan Merasa kurang percaya
puthao dengan diri
alasan supaya diakui ↓
oleh gengnya Merasa malu
sehingga dia bisa ↓
punya teman untuk Merasa tidak berguna
cerita atau kumpul- ↓
kumpul. Harga Diri Rendah
DO :
D. Perencanaan keperawatan
Nama klien : Tn. KT Dx Medis : Penyalahgunaan NAPZA No Medrec : Ruang :
Diagnosi Rencana tindakan krperawatan Rasional
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Risiko Tujuan umum: 1. Keyakinan terhadap 1. 1.
distress Klien menjadi dekat agama 2. Bantu klien untuk 2. untuk membuat klien
spiritual dengan agamanya 2. Arti dan tujuan memutuskan merencanakan tindakan
Tujuan Khusus: hidup bagaimana cara kehidupannya selanjutnya
1. Klien kembali 3. Beinteraksi dengan untuk memutuskan 3. untuk membantu klien
pada keyakinan orang lain untuk masalah yang dapat kembali dekat dengan
agamanya berbagi ide perasaan dihadapinya agamanya
2. Klien bisa lebih dan keyakinan 3. Gunakan contoh
memaknai tujuan untuk
hidup meningkatkan
kemampuan
pemecahan
masalah klien
dengan cara yang
tepat
Harga Tujuan Umum: 1. Klien dapat menjalin 1. Monitor pernyataan 1. Untuk memastikan
18
Diri Klien memilki konsep hubungan secara baik pasien terhadap harga diri klien
Rendah diri yang positif dengan berkomunikasi harga diri. 2. Untuk membantu klien
bd Tujuan Khusus: 2. Klien dapat 2. Bantu pasien kembali menjadi
Ganggua 1. Klien dapat menerima masalahnya mengidentifikasi percaya diri
n Citra berkomunikasi dan kembali dengan respon positif dari 3. Untuk membantu
Tubuh dengan baik percaya diri orang lain. pasien dalam
2. Klien dapat 3. Klien dapat 3. Dukung pasien menangani masalahnya
kembali percaya berkomunikasi dengan untuk mengevaluasi
diri baik dengan cara dirinya sendiri.
3. Klien dapat membina hubungan
dapat
membecirakan
perasaan yang
dirasakan secara
sosial
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Narkoba merupakan zat psikoaktif narkotika, dan bahan-bahan berbahaya
lainnya. Selain itu juga dapat diartikan sebagai bahan atau zat-zat kimiawi yang jika
masuk ke dalam tubuh baik secara oral (dimakan, diminum, ditelan), diisap, dihirup,
atau disuntikan dapat mengubah suasana hati, perasaan, dan perilaku seseorang. Hal ini
dapat menimbulkan gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif,
waktu pemakaian panjang dan pemakaian dosis yang berlebih.
NAPZA memiliki beberapa dampak seperti, dampak fisik, psikologis, sosial
dan spiritual dan ada erbagai jenis NAPZA ada beberapa seperti, ganja, opiat
(morphine, heroin/”putaw”), kokain, alkohol (minuman keras), amphetamine (ekstasi,
“shabu-shabu”), sedativa/hipnotika (nitrazepam, barbiturat), dan tembakau (rokok).
NAPZA memilki beberapa faktor seperti faktor individu dan faktor lingkungan
pergaulan (teman sebaya).
Pengaruh NAPZA pada tubuh disebut intoksikasi. Selain intoksikasi ada juga
sindroma putus zat, yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat gejala yang timbul
akibat penggunaan zat yang dikurangi atau dihentikan. Tanda dan gejala yang
ditampilkan akibat intoksikasi dan putus zat berbeda-beda, tergantung pada jenis zat
yang di konsumsi. NAPZA memiliki tanda dan gejala yang bisa ditampakkan dari
keluarga dan sekolah seperti, tanda non-spesifik yang bisa ditampakkan dari keluarga
dan tanda non-spesifik yang bisa ditampakkan dari sekolah. NAPZA juga bisa
tangani dengan beberapa terapi seperti, terapi medik-
psikiatrik(detoksifikasi,psikofarmaka dan psikososial), terapi medic-
somatik(komplikasi medik), terapi psikososial, dan terapi psikoreligius.
19
20
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih banyak kekurangan, kedepannya penulis
akan terus memperbaiki baik dari segi penulisan dan pengetikkan juga akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA