Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Praktikum
Pemeriksaan Syaraf / Refleks

B. Waktu, Tanggal Praktikum


Waktu : 13.00 – 15.00
Tanggal Praktikum : Kamis, 22 November 2018

C. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui mekanisme terjadinya refleks
2. Mengetahui definisi pemeriksaan refleks
3. Melakukan prosedur pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis
dengan benar
4. Menjelaskan parameter normal hasil pemeriksaan refleks
5. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan refleks fisiologis

D. Dasar Teori
Ada dua sistem gerak pada manusia, yaitu gerak reflex dan gerak sadar
(terkoordinasi). Refleks ialah aktifitas yang timbul langsung sebagai respon
terhadap rangsangan tanpa olahan syaraf sentral bagian korteks. Refleks
bermacam-macam dari yang sederhana hingga yang kompleks. Contoh
refleks yang sederhana adalah refleks menyusu. Bayi yang baru lahir dan
sehat sudah dapat menghisap susu dari payudara ibunya. Refleks alimentasi
ini dapat dimulai dari pipi bayi yang disentuh puting payudara. Bayi akan
menengok ke arah payudara yang akan dihisap itu. Mulutnya membuka,
bibirnya menangkap puting payudara, mungkin tangannya akan memegang
payudara itu, lalu timbul gerakan menghisap dan menelan. Semua aktifitas
ini berjalan reflektoris (Suyanto, 2010).
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling
sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensr, interneuron,
dan neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks
tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe
sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan
oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan.
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh sel saraf sensori
langsung disampaikan oleh neuron perantara atau neuron penghubung
(Wulandari, 2009).
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan
terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar misalnya menutup mata dari debu,
menarik tangan dari benda panas yang menyakitkan yang tersentuh tanpa
sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan
saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan dengan sengaja
menyentuh permukaan benda panas itu (Pearce 2009).
Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan
tidak di sadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak
refleks. Neuron konektor merupakan penghubung antara neuron sensorik
dan neuron motorok. Jika neuron konektor berada di otak, maka refleksnya
di sebut refleks otak. Jika terletak di sumsum tulang belakang, maka
refleksnya disebut refleks tulang belakang (Taiyeb, 2016).
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung
refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks :
1. Reseptor rangsangan sensorik yang peka terhadap suatu rangsangan
misalnya kulit
2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju
kesusunan saraf pusat (medula spinalis-batang otak)
3. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan dianalisis
kembali ke neuron eferen
4. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer
5. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu
serat otot atau kelenjar
(Syaifuddin,2006).
E. Metode Pemeriksaan
Refleks Hammer

F. Alat dan Bahan


a. Palu refleks

G. Cara Kerja
a. Refleks Fisiologis
1) Refleks Fisiologis Extremitas Atas
- Refleks Bisep
a) Pasienduduk di lantai
b) Lengan rileks, posisi antara fleksi dan ekstensi dan sedikit
pronasi, lengan diletakkan di atas lengan pemeriksa
- Refleks Trisep
a) Pasien duduk dengan rileks
b) Lengan pasien diletakkan di atas lengan pemeriksa
c) Pukullah tendo trisep melalui fosa olekrani
- Refleks Brakhioradialis
a) Posisi Pasien sama dengan pemeriksaan refleks bisep
b) Pukullah tendo brakhioradialis pada radius distal dengan
palu refleks
- Refleks Periosteum radialis
a) Lengan bawah sedikit di fleksikan pada sendi siku dan
tangan sedikit dipronasikan
b) Ketuk periosteum ujung distal os. Radialis
- Refleks Periosteum Ulnaris
a) Lengan bawah sedikit difleksikan pada sendi siku, sikap
tangan antara supinasi dan pronasi
b) Ketuk periosteum ujung distal Os. Ulnaris
2) Refleks Fisiologis Extremitas Bawah
- Refleks Patela
a) Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai
b) Raba daerah kanan kiri tendo untuk menentukan daerah yang
tepat
c) Tangan pemeriksa memegang paha pasien
d) Ketuk tendo patela dengan palu refleks menggunakan tangan
yang lain
- Refleks kremaster
a) Ujung tumpul palu refleks digoreskan pada paha bagian
medial
- Refleks plantar
a) Telapak kakinpasien digores dengan ujung tumpul palu
refleks
- Refleks Gluteal
a) Bokong pasien digores dengan ujung tumpul palu refleks
- Refleks Anal Eksterna
a) Kulit perianal digores dengan ujung tumpul palu refleks
b. Refleks Patologis
- Refleks Hoffmann-Tromer
a) Tangan pasien ditumpu oleh tangan pemeriksa
b) Ujung jari tangan pemeriksa yang lain disentilkan ke ujung
jari tengah tangan penderita
- Refleks Grasping
a) Gores palmer dengan telunjuk jari pemeriksa diantara ibu jari
dan telunjuk
- Refleks Plamomental
a) Garukkan pada telapak tangan pasien menyebabkan kontraksi
muskulus mentali ibsilateral
- Refleks Snouting
a) Ketukkan hamer pada tendi insertio m
- Refleks Mayer
a) Fleksikan jari manis di sendi metacarpophalangeal,secara
halus normal akan timbul aduksi dan aposisi dari ibu jari
- Refleks Babinski
a) Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah
jari melalui sisi lateral
- Repleks Oppenheim
a) Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari
atas ke bawah dengan kedua jari telunjuk dan tengah
- Refleks Gordon
a) Lakukan goresan atau memencet otot gastochnemius
- Refleks Schaefer
a) Lakukan pemencetan pada tendo achiles
- Refleks Caddock
a) Lakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki diluar
telapak kaki dari tumit ke depan
- Refleks Rossolimo
a) Lakukan hamer refleks pada dorsal kaki pada tulang cuboid
- Reflek Mendel-Bacctrerew
a) Pukul telapak kaki bagian depan akan memberikan respon
fleksi pada jari-jari kaki
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Refleks Fisiologis
Nama : Elvina Jati Pratiwi
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 18 tahun
Gerak Refleks
No. Macam-macam gerak refleks
Fleksi Ekstensi
1. Refleks bisep  -
2. Reflesk trisep  -
3. Refleks patela - 
4. Refleks periosteum radialis  -
5. Refleks periosteum ulnaris  -

2. Reflek Patologis
Nama : David Lodewyk H.H
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 18 tahun
No. Macam-macam gerak refleks Positif Negatif
1. Refleks hoffman tromer - 
2. Refleks grasping - 
3. Refleks oppenheim - 
4. Refleks schaefer - 

B. Pembahasan
C. Aplikasi Klinis
Aplikasi klinis refleks terjadi pada penyakit HIV. Keterlibatan sistim saraf
pada infeksi HIV dapat terjadi secara langsung karena virus tersebut dan tidak
langsung akibat infeksi oportunistik immunocompromised. Studi dinegara barat
melaporkan komplikasi pada sistim saraf terjadi pada 30-70% penderita
HIV, bahkan terdapat laporan neuropatologik yang mendapat kelainan pada 90
spesimen post mortem dari penderita HIV yang diperiksa. Pemeriksaan neurologis
dijumpai sensorium apatis, tanda peninggian tekanan intrakranial, dari saraf kranial
dijumpai pupil anisokor, refleks cahaya (+) menurun pada mata kiri, mata kiri tidak
bisa dibuka, dan digerakkan. Sudut mulut kesan tertarik ke kiri. Hipertonus,
kekuatan motorik sulit dinilai kesan parese ke empat ekstremitas
didapati peninggian refleks biceps, APR/KPR. Refleks patologis Babinski kiri dan
kanan (+). Selain itu gangguan pada refleks dapat mengindikasikan suatu penyakit
seperti cereberal palsy terdapat peninggian tonus otot dan refleks yang di sertai
klonus dan refleks babinski yang positif. Tonus yang meninggi itu menetap dan
tidak hilang meskipun seseorang dalam kedaan tidur. (Mardiani, 2006)
BAB III
KESIMPULAN
1. Mekanisme gerak refleks disebut juga lengkung refleks. Terdiri dari organ
reseptor, neuron aferen, neuron efektor, dan organ efektor.
2. Refleks terdiri dari dua jenis refleks yaitu refleks fisiologis dan refleks
patologis. Refleks fisiologis adalah refleks yang muncul pada orang normal.
Sementara refleks patologis adalah refleks yang seharusnya tidak terjadi
(terjadi karena adanya gangguan pada sistem syaraf). Pemeriksaan refleks
fisiologis terdiri dari pemeriksaan refleks bisep, trisep, brakhioradialis,
periosteum radialis, periosteum ulnaris, dan patella. Sedangkan refleks
patologis terdiri dari refleks hoffman tromer, refleks grasping, refleks
snouting, refleks babinski, refleks oppenheim, refleks gordon, refleks
schaefer, refleks caddock. Dimana terjadi konsolidasi refleks babinski pada
refleks oppenheim, gordon, schaefer, dan refleks caddock.
3. Pada probandus yang normal, refleks fisiologis berupa sebagai berikut:
a. Refleks Bisep berupa fleksi pada siku dan kontraksi bisep
b. Refleks Trisep berupa ekstensi siku dan kontraksi trisep disendi siku
c. Refleks Brakhioradialis berupa gerakan menyentak pada radius
d. Refleks Periosteum Radialis berupa fleksi lengan bawah dan supinasi
tangan
e. Refleks Periosteum Ulnaris berupa pronasi tangan
f. Refleks patella berupa kontraksi otot kuadrisep dan ekstensi lutut
4. Pada probandus yang abnormal, refleks patologis akan muncul berupa
sebagai berikut:
a. Refleks babinski berupa normalnya kontraksi jari kaki bergerak fleksi,
abnormalnya ibu jari bergerak dorsofleksi sedangkan keempat jari
lainnya abduksi.
b. Refleks hoffman tromer berupa ibu jari adduksi dan jari-jari tangan
adduksi.
c. Grasping refleks berupa menggenggam jari tangan pada orang yang
abnormal.
d. Refleks snouting berupa timbul respon refleks menyusu.
DAFTAR PUSTAKA

Mardiani, Elita. 2006. Faktor-faktor Risiko Prenatal dan Perinatal Kejadian


Cerebral Palsy. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :
Gramedia Pustaka Ilmu
Suyanto, Slamet. 2010. Hasil Kajian Neuroscience dan Implikasinya dalam
Pendidikan. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY : Yogyakarta
Syaifuddin. 2006. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi
2. Jakarta : Salemba Medika
Wulandari, Puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia
Berbasis Mikrokontroller AT 89S8252. Jurnal Neutrino Vol. 1 No. 2
Taiyeb, Mushawwir. 2016. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan Biologi
FMIPA UMM : Makassar
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
UNIT 1
PEMERIKSAAN SYARAF ATAU REFLEKS

Disusun Oleh :

Zaima Arrosyidi A. I1C018018


David Lodewyk H. H. I1C018040
Elvina Jati Pratiwi I1C108044
Nur Halimah I1C018046
Fiparmada Fatimatuzzara I1C018048
Kiasati Mumpuni Putri I1C018050

Asisten :
Arya Indra Madani G1A016050

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2018

Anda mungkin juga menyukai