Aksi unjuk rasa ini disebut sebagai dinamika yang terjadi terhadap sejumlah
rancangan peraturan pemerintah yang dinilai mencederai amanat reformasi, di
antaranya Revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) dan Revisi Undang-Undang
KUHP (RUU KUHP).
Di Kota Bandung, unjuk rasa yang dilakukan ribuan mahasiswa pada Senin
(23/9) diwarnai kericuhan dan menyebabkan korban luka dari pihak
mahasiswa dan anggota polisi.
Ridwan Kamil mengaku memahami unjuk rasa tersebut hadir karena para
mahasiswa merasa ada yang tidak benar dalam rancangan kebijakan dari
pemerintah pusat. Salah satu jalan untuk meredam gejolak adalah melalui
dialog.
"Karena banyak hal yang mungkin perlu dialog dan ruang dialog itu tidak
maksimal. Menurut saya, kembalikan ke dialog. Khususnya di pusat," ia
melanjutkan.
"Mudah-mudahan (korban luka) bisa pulih lagi. Mari kita introspeksi, tidak ada
hal yang tidak bisa didiskusikan," pungkasnya.