Anda di halaman 1dari 21

RESUME BUKU

AQIDAH ISLAM

“AQIDAH ISLAM : POLA HIDUP MANUSIA BERIMAN”

DISUSUN OLEH :

NABILA FAUZI

1700020058

TEKNIK KIMIA KELAS A

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2017/2018
RESUME BUKU
“AQIDAH ISLAM : : POLA HIDUP MANUSIA BERIMAN” (ILMU
TAUHID)
PENULIS BUKU: SAYYID SABIQ (GURU BESAR UNIVERSITAS
AL_AZHAR)

Judul : Aqidah Islam (Pola Hidup Manusia Beriman)


Penulis : Sayyid Sabiq (Guru Besar Universitas Al-Azhar)
Penerjemah : Moh. Abdai Rathomy
Bahasa : Indonesia
Cetakan : XVIII
Penerbit : CV Penerbit Diponegoro
Jumlah Halaman : 522
Dimensi : 15,5 x 21,5 Cm
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam, dan intinya adalah iman dan amal.Iman dan amal, atau
aqidah dan syari’ah kedua-duanya berkaitan satu sama lainnya seperti keterkaitan
antara buah dan pohonnya.Iman mencerminkan aqidah dan pokok-pokok yang
menjadi landasan syari’at Islam. Dan dari dasar-dasar ini keluarlah cabang-
cabangnya. Amal mencerminkan syari’ah dancabang-cabang yang dianggap sebagai
tindak lanjut dari iman dan aqidah.
Pengertian Keimanan Atau Aqidah itu tersusun atas 6 perkara yaitu
1. Ma’rifat kepada Alloh
2. Ma’rifat kepada alam yang ada dibalik alam semesta ini atau alam yang tidak
dapat dilihat.
3. Ma’rifat kepada Kitab-kitab Allah yang diturunkan untuk menentukan rambu-
rambu kebenaran dan kebathilan.
4. Mar’rifat kepada para nabi dan rasul Allah yang telah dipilih untuk menjadi
pembimbing dan pemimpin makhluk menuju kepada yang hak.
5. Ma’rifat kepada hari akhir dan hal-hal yang ada didalamnya.
6. Ma’rifat terhadap qadar (takdir).
Kesatuan Aqidah : Aqidah merupakan kesatuan yang tidak akan berubah-
ubah karena pergantian zaman atau tempat, tidak pula berganti-ganti karena
perbedaan golongan atau masyarakat. Alloh berfirman dalam syuarat As Syura ayat
13.
Aqidah merupak ruh bagi setiap orang, dengan berpegang teguh padanya
itu ia akan hidup dalam keadaan yang baik dan menggembirakan, tetapi dengan
meninggalkannya akan matilah semangat kerohanian manusia. Aqidah bagaikan
cahaya yang apabila seseorang buta dari padanya maka pasti orang tersebut akan
tersesat dalam liku-liku kehidupan, bahka tidak musthil orang tsb akan terjerumus
dalam lembah kesesatan yang amat dalam. Alloh berfirman dalam syurat As al-
An’am ayat 122.

BAB 2
MA’RIFAT KEPADA ALLOH

Ma’rifat Kepada Alloh adalah seluhur-luhur dan semulia ma’rifat, sebab


Ma’rifat Kepada Alloh itulah yang merupakan asas atau fundamental yang diatasnya
didirikanlah segala kehidupan kerohanian.
Ada dua cara atau sarana untuk melakukan ma’rifatullah yaitu :
1. Menggunakan akal pikiran untuk memikirkan dan memperhatikan segala sesuatu
yang diciptakan oleh Allah. Ma’rifatullah dapat dilakukan dengan bertafakur.
Sesungguhnya tiap organ tubuh mempunyai tugas, sedangkan tugas akal adalah
merenungkan, memperhatikan dan memikirkan. Jika potensi ini tidak difungsikan
maka hilanglah kerja akal dan tidak berfungsi pula tugasnya. Islam menghendaki agar
akal bangkit melepaskan diri dari belenggunya dan bangun dari tidurnya.
“Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.” (Yunus : 101)
Tidak memfungsikan akal dapat menurunkan derajat manusia ke tingkatan
yang lebih rendah dari derajat binatang. Taqlid (mengikuti orang lain tanpa
mengetahui alasan dan tujuannya) menjadi penghalang bagi kemerdekaan akal dan
pengekang akal untuk berpikir. Oleh karena itu Allah memuji orang-orang yang
bersikap objektif terhadap berbagai fakta dan dapat membedakan antara yang satu
dengan yang lain, sesudah diteliti, diperiksa, dan dicermati lalu mereka mengambil
yang terbaik dan meninggalkan yang lain. Allah mencela orang-orang yang bertaqlid
yang tidak mau berpikir kecuali mengikuti pikiran orang lain. Ketika Islam mengajak
manusia untuk berpikir, sesungguhnya apa yang dikehendakinya adalah berpikir
dalam batas kemampuandan jangkauan akal.
“Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan jangalah kamu memikirkan
tentang dzat Allah, sebab kamu tidak akan dapat memikirkan kadar kedudukan-
Nya(sebagai mana mestinya).” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam alHilyh secara
marfu’ kepada Nabi dengansanad yang lemahtetapi maknanya shahih).

2. Dengan Mengenal nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya.


Sarana lain yang dipergunakan Islam untuk mengenalkan manusia kepada
Allah dengan menjelaskan nama-nama Allah yang baik (al-Asma’ al-Husna) dan
sifat-sifat-Nya yang luhur. “Katakanlah: serulah Allah dan serulah Ar-Rahmaan.
Dengan nama yang mana saja yang kamu seru, Dia mempunyai Al-Asmaul-Husna
(nama-nama yang terbaik)” (Al-Israa’ : 110)
“Dan bagi Allah-lah nama-nama yang terbaik, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut Asmaul-Husna itu.” (Al-A’raaf : 180)

BAB 3
DZAT KETUHANAN
Kemustahilan untuk Menemukan Dzat Ketuhanan
Sesungguhnya hakikat Dzat Tuhan tidak dapat diketahui oleh akal manusia.
Sebab Dzat tuhan memang tidak dapat dijangkau oleh akal, dan sesungguhnya
meskipun akal manusia itu cerdas dan kemampuan untuk mengetahui sesuatu telah
mencapai puncaknya namun ia sangat terbatas dalam suatu batas tertentu dan sangat
lemah untuk mengetahui hakikat berbagai hal atau benda yang bahkan dapat
dilihatnya dalam sehari-hari. Sebagai contoh bahwa manusia sampai saat inipun
belum dapat mengetahui secara benar tentang hakikat jiwa itu sendiri padahal jiwa itu
melekat pada diri manusia itu sendiri. Manusiapun tidak dapat mengiraikan hakikat
cahaya atau sinar padahal, padahal cahaya atau sinar itu adalah benda yang amat
jelsa dan terang sekali. Dan masih banyak contoh lainnya.
Sesungguhnya Dzat Alloh masih jauh lebih besar dari apa yang dapat dicapai
oleh akal ataupun yang dapat diliputi oleh pemikiran-pemikiran. Firman Alloh SWT
dalm quran surat Al_An’am ayat 103 “ Alloh tidak akan dapat dicapai oleh
penglihatan-penglihatan dan Dia dapat mencapai penglihatan-penglihatan itu dan Dia
adalah Maha Halus dan Waspada.”
Kelemahan Mema’rifati Hakikat Benda-Benda Tidaklah Membuktikan
Ketiadaan Benda-Benda itu
Tebatasnya akal pikiran dan kelemahannya atau tidak dapatnya mencapai
hakikat benda-benda itu tidak dapt digunakan bukti bahwa benda-benda itu tidak ada.
Jadi kalau akal pikiran tidak dapat dari pada jiwa, tidak berarti bahwa jiea itu tidak
ada. Begitu juga akal pikiran tidak dapat menjelaskan hakikat cahaya, tidak berarti
bahwa cahaya itu tidak ada, jelas sekali bahwa cahayaitu ada dan merta keseluruh
alam.
Demikian pula halnya dengan Dzat ketuhanan (Illahiyah), jikaa manusia
belum mencapai hakikaatnya, maka tidaklah ini berarti bahwa Dzat ketuhanan
(Illahiyah) itu tidak ada, tetapai Dzat Ketuhanan (Illahiyah) itu ada dengan sekokoh-
kokoh penetapan sebagai sesuatu yang wajib ada.
Alam Semesta Adalah Bukti Adanya Sang Maha Pencipta
Semua yang ada di Lingkungan alam semsta ini dapat digunakan sebagai
bukti tentang wujudnya (adanya) Tuhan, bahkan benda-benda yang terdapat disekitar
alam semesta dan unsur-unsurnya dapat membuktikan bahwa benda-benda itu pasti
ada pencipta dan pengaturnya. Hal in dijelaskan dalam Q.S AT_Thur ayat 35-36, Q.S
Al-Fushshilat ayat 37.
Fitrah Sebagai Bukti Adanya Alloh
Alam semesta serta segala sesuatu yang ada di dalamnya yang tersusun rapi
dan kokoh bukan hanya itu saja yang dapat dijadikan bukti akan adanya Tuhan yang
menciptakan Langit dan Bumi ini, tetapi masih ada saksi lain lagi yang dapat
digunakan untuk itu yaitu berupa perasaan-perasaan yang tertanam dalam jiwa setiap
insan yang merasakan akan adanya Alloh SWT. Perasaan ini merpakan pembawaaan
sejak manusia dilahirkan dan oleh sebab itu disebut sebgai fitrah. Hal in dijelaskan
dalam Q.S Yunus ayat 12.
Perasaan sejatinya tertanam di dalam jiwa setiap manusia. Dan di dalam
perasaan itu pula setiap manusia akan meyakini adanya Tuhan yang Maha Suci.
Namun kadang-kadang perasaan ini tertutup dan tenggelam oleh suatu hal dan tidak
akan bangkit kembari dari kelalaiannya kecuali jika ada pemicu yang
menyadarkannya semisal kecacatan, penyakit yang dideritanya, bahaya yang
mengepung dirinya, ataupun ketika ada ancaman-ancama suatu hal.
Pengokohan Ketuhanan
Pengalaman spiritual juga menjadi bukti akan eksistensi sang Pencipta yang
Maha Kuasa. Diantara bukti-bukti adanya Tuhan adalah bahwa orang-orang yang
benar-benar beriman kepada Allah lebih tinggi ilmunya, lebih banyak adabnya, lebih
suci jiwanya, lebih bersih hatinya, lebih banyak pengorbanannya, lebih besar
kepeduliannya terhadap kepentingan orang lain dan lebih banyak manfaatnya untuk
umat manusia. Hal apa yang menyebabkan kecenderungan tersebut. Perhatikan
dengan orang yang tidak beriman. Mereka sangat pekat kebodohannya, keras
wataknya, kotor jiwanya, gelap hatinya, rusak akhlaknya dan menjadi seperti
binatang dalam berbagai tuntutan maupun kebutuhan-kebutuhannya. Di balik itu
semua pasti terdapat suatu rahasia, dan perlu diyakini bahwa orang yang beriman
selalu mendapat dukungan dari Allah.
Tidak ada satu buktipun yang mengingkari tentang adanya eksistensi Allah.
Karena memang sebenarnya akal yang mau berfikir keras tidak akan menerima
ketiadaan dari Allah. Meskipun ilmu pengetahuan sudah mencapai puncaknya, namun
hal tersebut tidaklah dapat dijadikan dasar untuk mengingkari Allah. Bahkan seorang
ilmuwan yang sejati akan menjadi seorang yang paling kuat imannya kepada Allah.

BAB VI
SIFAT-SIFAT ALLOH TA’ALA
Allah SWT yang menciptakan alam semesta ini selain memiliki asma’ul
husna (nama-nam yang baik) juga memiliki sifat-sifat yang luhur yang merupakan
penetapan dari kesempurnaan KetuhananNya serta keagungan IllahiyahNya. Sifat-
sifat yang menjadi milik Alloh SWT. Itu diantaranya ada yang disebut dengan sifat
Salbiah dan diantaranya lagi disebut dengan sifat tsubutiah.
Sifat-sifat Salbiah
Yang termasuk golongan sifat Salbiah yaitu :
- Alloh SWT bersifat Awwal dan Akhir
Allah adalah dzat yang maha dahulu, artinya bahwa tiada permulaan bagi wujud-
Nya dab bahwa wujud Allah tanpa didahului dengan tahap tiada. Allah adalah dzat
yang Maha Akhir. Artinya bahwa Allah itu dzatnya tiada akhir, kekal tanpa batas, dan
tanpa berkesudahan. Dia itu Azali (Maha dahulu) dan abadi, tidak didahului oleh
siapapun.
“Dialah yang Awwal dan yang Akhir, yang Dhahir dan yang Bathin dan Dia
mengetahui segala sesuatu.”(Al-Hadiid : 3)
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah”(Al-Qashash :88).
- Alloh SWT tidak Serupa dengan Sesuatu
Allah yang Maha Suci tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia
tidak sama dengan apapun. Segala sesuatu yang terlintas dibenak anda maka Dia
tidaklah seperti itu.
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.” (Asy-Syuura : 11)
Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah, sedangkan Allah Maha
Kuat dan Maha Perkasa. Manusia diciptakan dalam keadaan memerlukan pertolongan
orang lain, sedangkan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji. Manusia beranak dan
diperanakkan, sedangkan Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Manusia
pelupa, sedangkan Allah tidak pernah keliru dan tidak pula lupa. Manusia serba
berkekurangan sedangkan Allah Maha Sempurna secara mutlak.
- Alloh SWT adalah Maha Esa
Allah SWT Maha Esa baik dalam Dzat-Nya, sifat-sifat-Nya dan perbuatan-
perbuatan-Nya. Esa dalam Dzat, maksudnya adalah bahwa Allah SWT tidak
tersusun dari beberapa bagian yang terpotong-potong dan bahwa Alloh SWT tidak
ada sekutu bagiNya dalam memerintah dan menguasai kerajaanNya. “Maha Suci
Allah, Dialah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” (Az-Zumar : 4). Esa dama
sifat-sifat, maksudnya tidak ada sesuatu atau seorangpun yang sifatnya menyerupai
sifat Alloh Ta’ala. Esa Af’alNya maksudNya bahwa tidak seorangpun yang selain
Alloh Ta’ala itu yang mempunyai perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh Alloh.
Terkait hal ini dijelaskan dalam Quran Surat al-Ikhlas ayat 1-4, Al Anbiya ayat 22, al-
Mu’min ayat 91, all_isra 42-43.
Adapun yang termasuk sifat-sifat Subutiah anatar laian :
- Quasa (qudrah), maksudnya Alloh SWT tidak lemah sedikitpun untuk
mengerjakan sesuatu.
- Berkehendak (iradah) yakni Allah menentukan sesuatu yang mungkin ada
dengan sebagian apa yang pantas berlaku untuknya. Allah bebas berkehendak
menjadikannya tinggi atau pendek, baik atau buruk, berilmu atau bodoh, dll.
- Mengetahui (ilmu), yakni mengetahui segala sesuatu, dan ilmu-Nya meliputi
segala sesuatu yang ada, baik yang terjadi di masa lampau atau yang sedang terjadi
atau yang akan terjadi.
- Hidup (hayat), yakni sifat hidup inilah yang membuat pihak yang disifatinya
menjadi layak menerima sifat qudrah, iradah, ilmu, sama’, dan bashar. Andaikata Dia
tidak hidup maka sifat-sifat tersebut tidak aka nada pada-Nya.
- Berfirman (kalam), yakni tidak dengan huruf dan tidak pula dengan suara.
Allah telah menetapkan sifat ini kepada diri-Nya sendiri.
- Sama’ ( mendengar ) dan Bashar ( Melihat)
Allah itu Maha Mendengar, yakni dapat mendengar segala sesuatu sehingga
Dia benar-benar, dapat mendengar langkah-langkah semut hitam yang berjalan di atas
batu licin diwaktu malam yang gelap gulita. Sebagaimana Dia mampu mendegar
segala sesuatu, Dia-pun Maha Melihat, yakni melihat segala sesuatu dengan
penglihatan menyeluruh mencakup segala yang ada. Penglihatan Allah tidaklah
menggunakan mata seperti cara melihat makhluknya.
Sifat Dzat dan sifat Af’al
Sifat-sifat Allah diantaranya ada yang disebut sifat Dzat, dan ada juga yang
disebut sifat-sifat af’al (perbuatan). Sifat Dzat adalah sifat tsubutiyah atau sifat-sifat
ma’ani sebagaimana yang diuraikan sebelumnya. Adapun sifat-sifat af’al (perbuatan)
adalah seperti mencipta dan memberi rezeki. Alloh yang membentuk makhluk ini dan
juga mengaruniakan rizki pada mereka.
Sifat-sifat Alloh Sebagai Tiang Petunjuk Jalan
Sesungguhnya kita wajib berjalan mengikuti petunuk sifat-sifat Allah itu,
menggunakannya sebagai cahaya penerang jalan, menjadikan sebagai contoh tauladan
teritinggi, dan mencapai puncak ketinggian jiwa dan peningkatan ruhani yang
sempurna. Allah “Rabbul-‘Alamin” merupakan teladan tertinggi yang wajib
diteladani oleh orang beriman, Allah “Maha Pemurah” mengaruniakan nikmat pada
makhluk-makhluk-Nya, dan menampakkan cinta-Nya kepada mereka, sekalipun
mereka tidak mengerjakan suatu amal yang menyebabkan mereka berhak menerima
hal itu. Allah “Maha Pengasih” memberikan balasankepada manusia atas amal
perbuatanya. Ini juga merupakan contoh yang sangat tinggi, yang mengharuskan
umat manusia membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan pula. Allah “Yang
menguasai hari pembalasan” menghitung amal perbuatan manusia, lalu memberikan
balasan kepada orang yang berbuat buruk dengan balasan setimpal, bukan karena
senang menyiksa, melainkan dengan semangat toleransi (bersediamemberi maaf).
Sebagaimana seorang pemimpin yang penyayang wajib bersikap seperti itu terhadap
yang dipimpinnya. Keempat sifat-sifat Allah tertinggi yang palinng utama, serta
keteladanan-Nya yng sangat tinggi. Apa saja pelajaran yang dapat diambil dari sifat-
sifat ini juga berlaku untuk sifat-sifat yang lain. Dari keempat sifat Allah ini dapat
diambil pelajaran untuk dijadikan tauladan. Demikian pula halnya dari sifat yang lain.
Misalnya sifat cinta dan sayang merupakan cerminan dari sifat-sifat Allah berikut : 1)
Ar-Rauf (Maha Belas Kasihan), 2) Al-Wadud (Maha Mencintai), 3) At-Tawwab
(Maha Menerima Taubat), 4) Al-‘Afuw (Maha Memaafkan), 5)Asy-Syakur (Maha
Pemberi Balasan), 6) As-Salaam (Maha Damai), 7)Al-Mu’min (Maha Pemberi Rasa
Damai), 8)Al-Baar (Maha Baik Dalam Tindakan Dan Pemberian), 9)Rafi’ud Darajaat
(Maha Meninggikan Derajat), 10)Ar-Razaq (Maha Pemberi Rezeki), 10) Al-Wahhab
(Maha Pemberi Karunia), 11) Al-Wasi’ (Maha Luas Anugrah-Nya). Demikian pula
halnya dengan sifat-sifat yang mempunyai makna ‘mengetahui’ yang tercermin dalam
sifat-sifat-Nya sebagai berikut: 1) Al-‘Alim (Maha Mengetahui), 2) Al-Hakim (Maha
Bijaksana), 3)As-Sami’ (Maha Mendengar), 4) Al-Bashir (Maha Melihat), 5) Asy-
Syahid (Maha Menyasikan), 6)Ar-Raqib (Maha Mengawasi), 7) Al-Bathin (Maha
Mengetahui Rahasia).

BAB 5
HAKIKAT KEIMANA DAN BUAHNYA
Iman kepada Allah mencermikan hubungan paling mulai antara manusia
dengan Penciptanya. Hal ini dikarenakan makhluk yang paling mulia di muka bumi
adalah manusia, dan sesuatu yang ada di dalam diri manusia yang paling mulia adalah
hatinya, sedangkan sesuatu yang ada di dalam hati yang paling mulia adalah
keimanan. Diantara manifestasi iman adalah ahwa Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai
oleh orang yang beriman dari pada apapun juga, dan hal itu tampak dalam ucapan,
perbuatan dan perilakunya. Jika di sana masih ada sesuatu yang lebih dicintainya dari
pada Allah dan Rasul-Nya berarti imannanya tidak murni lagi, dan akidahnya
tergoncang. Nabi Muhammad bersabda :
“Ada tiga hal; barangsiapa dalam dirinya terdapat tiga hal tersebut maka ia benar-
benar telah mendapatkan manisnya iman, yaitu: 1. Allah dan Rasul-Nyalebih dicintai
dari ada selain keduanya. 2. Ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah. 3. Ia
benci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci untuk dilempar ke dalam
neraka.”
Nabi juga bersabda :
“Tidaklah beriman salah seorang dari kamu sehingga aku lebih dicintai dari pada
orang tuanya, anaknya, dirinya sendiri, dan manusia seluruhnya” (HR. Bukhari).
Sebagaimana iman tercermin dalam bentuk cinta (kepada Allah dan Rasul-
Nya), maka keimanan juga tercermin di dalam jihad meninggikan kalimat Allah dan
berjuang meninggikan bendera kebenaran, menghentikan kezaliman dan kerusakan
di bumi. Pengaruh dan dampak iman akan tampak dengan jelas dalam rasa takut
kepada Allah.
“Sesungguhnya yang taku kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah
ulama.” (Fathir :28)
Bila ma’rifat seseorang kepada Allah semakikn sempurna maka sempurna
pula rasa takutnya kepada Allah. Manifestasi keimanan yang paling besar adalah
berpegang teguh kepada wahyu Allah. Iman dapat menumbuhkan hubungan yang
beraneka macam. Ia dapat mengikat hubungan antara orang-orang beriman dn Allah,
dengan ikatan kasih saying dan cinta. Iman juga dapat mempererat hubungan antar
sesame kaum mukminin atas dasar kasih sayang. Apabila manusia telah mengenal
Tuhannya melalui akal dan hati maka ma’rifat ini akan menghasikan buah yang
masak baginya dan meninggalkan dampak yang bagus dalam dirinya. Ma’rifat ini
juga akan mengarahkan perilakunya menuju kebaikan dan kebeneran, keluhuran dan
keindahan. Buah keimanan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kemerdekaan jiwa dari kekuasaan orang lain.


2. Iman dapat membangkitkan keberanian di dalam jiwa dan keinginan untuk
terus maju, menganggap enteng kematiandan menggandrungi mati syahid
demi membela kebenaran.
3. Keimananmenetapkan keyakinan bahwa Allah-lah yang Maha Pemberi rezeki,
dan bahwasanya rezeki tidak dapat dipercepat karena kerakusan orang yang
rakus, dan tidak pula dapat ditolak oleh kebencian orang yang benci.
4. Rasa tenang dan tentram.
5. Keimanan dapat meningkatkan kekuatan maknawiyah manusia dan
menghubungkan dirinya dengan contoh taulan tertinggi.
6. Kehidupan yang baik.

BAB 6
KADAR (TAKDIR)
Alloh SWT adalah maha pencipta yang bebas. Dia mengatur segala sesuatu
dengan kebijaksanaan dan kehendakNya sendiri. Alloh berfirman “ segala sesuatu itu
disis Alloh adalah dengan ketentuan Takdir ” (Q.surat Ar_Rad ayat 8 ).
Makna yang gamblang dari Takdir yaitu bahwa ALLOH Ta’ala membuat
beberapa ketentuan, peraturan dan undang-undang yang diterapkan, peraturan dan
undang-undang yang diterapkan untuk segala yang sesuatau yan ada, dan segala
sesuatu yang ada itu pasti akan berlaku, beredar dan berjalan tepat dan sesuai dengan
apa-apa yang telah dipastikan dalam ketentuan, aturan dan peraturan tsb. Alloh
berfirman dalam Q. Surat Yasiin ayat 37-40.
Kita wajib beriman kepada takdir. Iman kepada takdir merupakan sebagian
dari kepercayaan atau aqidah yang harus ditanamkan dengan sebenar-benarnya
didalam hati setiap muslim. Dalam hal takdir tidak ada pengertian paksaan. Takdir itu
sama sekali tidak boleh dianggap sebagai jalan untuk bertawakkal yang tidak
sewajarnya, tidak boleh pula dijadikan sebab untuk melakukan kemaksiatan, bahkan
tidak boleh diartikan sebagai suatu paksaan Tuhan kepada seseorang hambaNya,
tetapi sebaliknya yaitu bahwa takdir haruslah dianggap sebagai jalan untuk
mentahkikkan tujuan-tujuan atau cita-cita yang besar dari sekian banyak amal
perbuatan yang besar pula.
Adapun hikmah beriman kepada takdir yaitu memberikan pelajaran kepada
manusia bahwa segala sesuatu yang ada dalam alam semesta ini hanya akan berjalan
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digarisakan oleh Dzat yang maha tinggi.
Oleh sebab itu, jika ia tertimpa musibah ia tidak akan menyesal, juga ketika tertimpa
pertolongan dan keuntungan dia tidak bergembira sehingga lupa daratan.

BAB 7
MALAIKAT
Malaikat adalah suatu golongan makhluk yang ghaib, yang wujud
jasmaniahnya tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan. Yang
mengetahui perihal keadaan mereka dan hakikat yang sebenarnya hanyala Alloh
SWT. Malaikat itu disucikan dari kesyahwatan-kesyahwatan hayawaniah, terhindar
sama sekali dari keinginan hawa nafsu, terjauh dari perbuatan-perbuatan dosa dan
salah. Malaikat diciptakan dari cahaya.
Keutamaan Manusia Melebihi Malaikat.
Manusia dimuliakan oleh Alloh SWT dengan mengaruniakan ilmu
pengetahuan yang tidak diberikan kepada malaikat. Hal ini dijelaskan dalam Q.surat
Al-Baqarah ayat 31-34. Sedang keutaan yang dimiliki oleh Malaikat yaitu dalam hal
ketaatannya kepda Alloh juga dalam hal meninggalkan maksiat.
Tabiat Malaikt adalah secara sempurna berbakti kepada Alloh, tunduk dan
patuh pada kekuasaan dan keagunganNya, melaksanakan seua perintahnya dan
mereka ikut mengatur hal-ihwal alam emsta ini, dengan mengikuti kehendak dan
iradah Alloh SWT.
Karya Malaikat dalam alam ruh yaitu :
1. Bertasbih ( memahasucikan ) serta patuh dan tunduk sepenuhnya kepada Alloh
Ta’ala, sebagiaman firman Alloh dalam surat al-A’raf ayat 206 dan Az-Zumar ayat
75.
2. Mamikul ‘Arasy, sebagiaman firman Alloh dalam surat al-Ghafir ayat 7 dan
Al-Haqqah ayat 17.
3. Memberi salam kepada para ahli surga, sebagiaman firman Alloh dalam surat
aR-Rad ayat 23-24.
4. Menyiksa para ahli neraka, sebagiaman firman Alloh dalam surat at-Tahrim
ayat 6 dan al-Muddatsir ayat 27-31.
Karya Malaikat dalam alam Dunia dan yang berkaitan dengan Manusia
1. Menggitkan kekuatan ruhani yang ada dalam diri manusia dengan
mengilhamkan kebaikna dan kebenaran.
2. Malaikat berdo’a kepada oarng-orang mukmin.
3. Malaikat ikut membaca Ta’min bersama orang-orang yang sholat.
4. Malaikat hadir dalam sholat-sholat terutama sholat subuh dan asar.
5. Malaikat turun diwaktu ada bacaan Al-Quran.
6. Malaikat hadir dalam Majlis-majlis dzikr.
7. Malaikat memohon kerahmatan bagi kaum mikminin terutama para ahli ilmu.
8. Malaikat membawa kabar gembira.
9. Malaikat mencata segala amal perbuatan.
10. Malaikat memberikan pengokohan kepada kaum mukminin.
11. Malaikat bertugas mencabut nyawa.

BAB 8
JIN
Jin adalah suatu macam makhluk yang termasuk golongan ruh yang berakal
yang juga diberi perintah taklif ( menjalankan syari’at agama), sebagaimana halnya
bangsa manusia, hanya saja mereka itu tidak mempunyai bahan-bahan kebendaan
sebagaimana yang dipunyai manusia sehingga ia tertutup oleh panca indra.
Jalan bagi kita untuk mengethui jin itu adalah melalui wahyu. Jin diciptakan
oleh Alloh SWT dari api. Sebagaiman firmanNya dalam surat Al-Hijr ayat 26-27.
Jin digolongkan dalam beberapa golongan berdasarkan tingkat ketaatnya kepada
Alloh yaitu ada jin muslim, kafir dan iblis. Jin merupakan makhluk ghaib tetapi jin
tidak dapat mengetahui hal-hal yang ghaib. Jin kafir dan iblis tersebut masuk dalam
golongan syaithan ( Hizbus Syaithan). Diman pemimpin atau nenek moyang
golongan syaithan ( Hizbus Syaithan) itu adalah Iblis. Iblis dan syaithan yang
menyertainya itu semua amal perbuatannya mencerminkan kejahatan, kerusakan serta
kebinasaan. Syaithan mengajak manusia untuk melanggar apa yang sudah digariskan
oleh Alloh SWT.
Setiap manusia disertai oleh syaithan yang akan menggaggu dan
menggodanya untuk melakukan kemaksiatan. Semakin sering manusia tersebut
melakukan kemaksiatan maka posisi dan kedudukan syaithan dalam diri orang
tersebut semakin kuat, dan begitu sebaliknya. Oleh sebab itu manusia harhus tetap
siap siaga untuk melawan semua bujukan dan rayuan syaithan dengan cara terus
menerus melakukan amal kebaikan.

BAB 9
KITAB-KITAB DARI LANGIT
Alloh SWT menurunkan wahyu kepada para nabi dan Rasulnya dan untuk
disampaikan kepada ummat-ummatnya yang berupa kitab. Adapun kitab-kitab yang
tercatat dan dapat kita ketahui yaitu ada 4 kitab diantaranya kitab Taurat diturunkan
untuk nabi Musa a.s.,kitab Injil kepada Nabi Isa a.s., kita zabur kepada nabi Daud a.s.
dan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab-kitab tersebut berisi petunjuk
dan cahaya penerang bagi manusia.
Kitab Al-Quran diturunkan kepada nabi terahir yaitu nabi muhammad SAW
yang memiliki beberapa keistimewaan dari kitab-kitab yang lain yaitu Al-Qura’an
kitab terahir yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya dan ajaranya akan tetap
berlaku sepanjang masa dan tetapt terjaga keasliannya oleh Alloh SWT.

BAB 10
RASUL-RASUL
Alloh SWT mewajibkan atas setiap oarng-orang beriman untuk percaya
kepada rasul-rasukNya tanpa membedakan antara yang satu dengan yanglainnya.
Apabila seseorang sudah beriman kepada sebagian rasul dan mengkari sebagian yang
lain, maka ia jelas menjadi orang kafir.
Setiap ummat mempunyai rasul, tidak ada satu umat pun dalam suatu masa
kecuali semuanya dikirimkan rasul oleh Alloh SWT, yang bertugas mengajak mereka
untuk berbakti kepada Alloh SWT menuju jalan yang benar sekaligus
menjadipemimpin mereka.
Rasul adalah seorang manusia laki-laki dari ummat itu sendiri yang dipilih
oleh Alloh untuk menerima wahyu dan untuk disampaiakan kepada ummatnya. Tugas
utam rasul adalah untuk mengajak ummatnya untuk beribadah kepada alloh SWT dan
menegakkan agamaNya.
Ada beberapa rasul yang termasuk dalam golongan rasul ulul azmi yaitu
Muhammad SAW, Nuh As, Ibrahim AS, Musa As, dan Isa AS. Ulul azmi maksudnya
teguh sekali hatinya dan segala cita-citanya dikejar dengan segenap tenaga yang
dimilikinya sehingga akhirnya tercapai.
Setiap rasul diberikan mu’jizat oleh Alloh SWT sebagai salah satu bukti dari
kerasulannya. Mu’jizat adalah suatu luar biasa yang menyalahi kebiasaan-kebiasaan
umat manusia yang diberikan oleh Alloh kepada para rasulNya. Janis mu’jizat yang
diberikan oleh Alloh SWt kapada tiap rasulNya itu berbeda-beda sesuai dengan
keadaan kaumnya masing-masing.

BAB 11
MANUSIA TERSUSUN DARI TUBUH DAN ROH
Manusia itu tersusun dari dua macam unsur yaitu tubuh kasar dan ruh halus.
Dengan tubuh kasarnya manusia dapat bergerak dan merasakan segala sesuatu,
sedang dengan ruhnya manusia itu dapat menemukan, mengingat, berfikir,
mengetahui,berkehendak, memilih, mencintai, membenci dansebagainya.
Tubuh kasar manusia itu berasal dari tanah,yang merupakan suatu kepastian
yang haruskita akui, karena telah banyak bukti yang menunjukkan hal tersebut
sedangkan terkait roh, roh merupakan urusan dan perkara Alloh SWT sendiri yang
selainNya tidak ada yang dapat mengetahui hakikat dari roh itu sendiri. Yang dapat
diketahi oleh manusia adalah bahwa roh itu berdiam di dalam tubuh manusia dan
dengan adanya roh tersebut tampaklah gerak kehidupan dari tubuh tersebut dan dapat
diketahui pula apa akibat dari adanya kehidupan tsb. Ada alim ulama islam yang
mendefinisikan roh yaitu suatu zat yang memiliki sifat tesendiri dan berbeda dengan
benda-benda lain. Ia adalah jisim ruhaniah (sebangsa nur atau cahaya ) amat tinggi
kedudukannya dan hidup, selai itu ia dapat meninggalkan tubuh kasar dan dapat
menjalar dalam rongga tubuh itu bagaikan mengalirnya air dalam tangkai yang hijau
hidup. Roh itu tidak dipisah-pisah atau dibagi. Roh merupak makhluk yang baru atau
hawadist bukan benda yang qodim atau dahulu.

BAB 12
TANDA-TANDA HARI KIAMAT
Tibanya hari kiamat secara pasti tiak ada yang dapat mengetahuinya kecuali Alloh
SWT, tetapi Alloh SWT mwmbwrika rambu-rambu kepada manusia yang merupakan
tanda-tanda dekatnya kiamat. Tanda-tanda datangnya hari kiamat itu secara garis
besar dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Tanda –tanda kecil ( alamat sughra)
2. Tanda-tanda besar (alamt kubra )
Adapun tanda-tanda kecil yaitu sebagai berikut :
1. Diutusnya nabi akhir zaman yaitu nabi Muhammad SAW
2. Pemimpin-pemimpin yang ada merupkan keturunan-keturunan wanita-wanita
tawanan atau golongan rendah.
Sedang tanda-tanda kubra yaitu :
1. Terbitnya Matahai dari arah barat
2. Keluarnya suatu binatang dari bumi yang dapat bercakap-cakap dengan manusia.
3. Almahdi
4. Munculnya Masih Dajjal
5. Turunnya nabiullah Isa AS.

BAB 13
HARI AKHIR (HARI KIAMAT)
Percaya kepada rukun hari kiamat merupakan salah satu dari rukun iman dan
merupakan bagian yang penting dari beberapa bagian akidah. Dimana hari kiamat
merupakan hari dimana hancurnya semua alam semesta ini beserta isinya,dan bumi
akan berubah tidak seperti bumi yang sekarang ini dan selanjutnya alloh SWT akan
menciptakan alam lain yang disebut dengan alam akhirat. Alam dimana semua
manusia dibangkitkan dan dihisab segala amal perbuatan yang telah dilakukan selama
hidup di dunia.
Amal perbuatan yang telah dilakukan manusia selama hidup di dunia akan
menetukan kondisi saat dia dibangkitkan, ada yang dibangkitkan dalam kondisi yang
sempurna, kurang sebagian, dan berbagai jenis kondisi lainnya sesuai dengan kadar
amal perbuatannya di dunia.

BAB 14 : HISAB
HISAB ADALAH PUNCAK PENETRAPAN KEADILAN ILAHI
Alloh SWT memiliki semua sifat kesempurnaan diantaranya yaitu Alloh maha
Adil dan Bijaksana. Dia maha adil tidak akan menganiaya atau merugikan
seseorangpun dari makhluknya, Dia juga maha bijaksana tidak akan meletakkan
sesuatu itu bukan pada tempatnya. Sebagian dari keadilan dan kebijaksanaan Alloh
SWT itu adalah bahwa Dia tidak akan mempersamakan antara orang yang berbakti
dan taat kepadaNya dengan orang kafir yang durhaka, antara orang mukmin dan
orang musyrik,anatar orang yang baik dan jahat, dst. Hisab ini merupakan pengadilan
yang setinggi-tingginya dan seadil-adilnya yang akan dialami manusia, tidak ada
satupun perbuatan yang pernah dilakukan di dunia kecuali semuanya akan dihisab,
baik itu perbuatan yang baik ataupun buruk, baik kecilatau besar tidak akan ada yang
terlewatkan dan terlupakan. Hasil hisab tersebut akan menentukan nasib manusia
apakah akan tinggal di surga Alloh yang penuh dengan kenikmatan ataukah tinggal di
neraka yang penuh dengan siksaan dan penderitaan. Alloh tidak akan salah dalam
memberikan putusannya terhadap makhluknya.

BAB 15
SURGA DAN NERAKA
Balasan yang diberikan oleh Alloh SWT terhadap makhluknya yaitu berupa
kenikmatan syurga bagi yang taat dan siksaaan neraka bagi yang durhaka.
Neraka. Ada beberapa untuk neraka yaitu :
1. Hawiyah : suatu jurang yang sangat dalam dan barangsiapa yang jatuh disitu pasti
pasti tidak akan dapat kembali naik ke atas kecuali dengan izin Alloh. QS. Al
Qari’ah ayat 8-11.
2. Lazha, api neraka lazha ini memiliki kehebatan yang luar biasa sehingga kulit
kepalapun mengelupas dengan sendirinya dan memiliki daya tarik yang kuat
sehingga siapapun yang mendekat akan langsun di sambar. Qs al Ma’arij ayat 15-
18.
3. Sa’ir, ini dijelaskan Alloh dalam Qs al-Mulk ayat 5
4. Saqar, Dijelaskan Alloh dalam Qs. Al Muddatsir ayat 26-30.
5. Hutamah, Dijelaskan Alloh dalam Qs. Al Humazah ayat 4-9.
Surga atau Jannah merupakan balsan bagi yang taat, yang memilki
kenikmatan-kenikmatan yang luar biasa yang tidak bisa dibayangkan oleh akal
manusia. Adpun kenikmatan Surga yang tertinggi di samping kenikmatan-
kanikmatan yang lainnya yaitu
1. Dapat melihat Alloh SWT. Qs Al-Qiyamah ayat 22-23.
2. Dapat bermunajat dengan Alloh SWT. Qs Yasin 55-58.
3. Mendapat keridhaanNya. Qs. At-Taubah 72 dan Ali imran 15.
BAB 16
PENUTUP
Apa yang ditempuh manusia dan apa yang telah dilaksanak olehnya dalam
kehidupan di dunia merupakan suatu pernyataan dari kenyataan aqidah atau
kepercayaannya. Jika aqidah yang terpateri dalam jiwanya itu baik dan benar maka
baik dan benar pula jalan yang ditempuhnya serta lurus dalam mengerjakannya,
sebaliknya jika aqidah itu rusak dan salah maka jalan yang ditempuhnya juga rusak,
salah dan sesat. Oleh sebab itu, Aqidah Tauhid dan keimanan adala suatu hal yang
mutlak perlu yang sama sekali tidak dapat ditinggalkan dan diabaikan oleh siapapun,
supaya orang itu dapat mencapai kesempurnaan dan dapat merealisasikan
kemanusiaanya itu sendiri.

REFERENSI
Sabiq, Sayid. 2010. Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman. Bandung: penerbit
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai