Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KUALITAS DAYA
“VOLTAGE SAG”

OLEH

I Gede Ngurah Arya RAditya ( 1705542025 )

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia pada masa sekarang ini. Energi listrik
mempunyai sifat fleksibel, dapat dengan mudah diubah menjadi energi lain sesuai
dengan kebutuhan manusia. Hampir semua peralatan yang digunakan oleh manusia
tidak dapat berfungsi tanpa adanya energi listrik. Melihat begitu pentingnya energi
listrik dalam kehidupan manusia, maka PT. PLN Persero sebagai penyedia energy
listrik di Indonesia berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
konsumen. Secara garis besar sistem energi listrik dibagi menjadi tiga bagian yaitu
: Pembangkitan, Penyaluran dan Distribusi. Kualitas daya listrik dapat dilihat dari
besarnya tegangan, frekuensi serta pelayanan yang kontinyu. Dalam usahanya
untuk memenuhi hal tersebut, PLN selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas
sistem listrik yang dikelolanya. Salah satu usahanya adalah dengan meningkatkan
kualitas sistem tenaga listrik, baik pada sistem pembangkitan, saluran transmisi,
maupun saluran distribusi.
Perencanaan, pengelolaan pembangkitan, penyaluran dan pendistribusian
energi listrik dituntut untuk memenuhi tuntutan konsumen terhadap peningkatan
kuantitas dan kualitas energi yang dihasilkan. Peningkatan kualitas energi listrik
juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem, hal
ini dimaksudkan untuk menjaga peralatan-peralatan sistem yang sensitif terhadap
gangguan. Permasalahan besar dalam sektor energi listrik tersebut menuntut adanya
deregulasi sehingga diperoleh solusi yang menguntungkan semua pihak. Beberapa
kendala yang dihadapi untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah keterbatasan
sumber-sumber energi, mahalnya biaya investasi, pemeliharaan dan operasi sistem
energi listrik. Lebih-lebih dimasa mendatang ada kecenderungan sistem
pembangkitan dilakukan secara terdistribusi (distributed generation) sehingga
akan memungkinkan munculnya pelaku-pelaku bisnis baru khususnya didaerah-
daerah.
Pemadaman listrik yang terlalu sering dengan waktu padam yang lama dan
tegangan listrik yang tidak stabil, merupakan refleksi dari keandalan dan kualitas
listrik yang kurang baik, dimana akibatnya dapat dirasakan secara langsung oleh
pelanggan.
Sistem tenaga listrik yang andal dan energi listrik dengan kualitas yang
baik atau memenuhi standar, mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi
kehidupan masyarakat modern karena peranannya yang dominan dibidang industri,
telekomunikasi, teknologi informasi, pertambangan, transportasi umum, dan lain-
lain yang semuanya itu dapat beroperasi karena tersedianya energi listrik.
Perusahaan-perusahaan yang bergerak diberbagai bidang sebagaimana disebutkan
diatas, akan mengalami kerugian cukup besar jika terjadi pemadaman listrik tiba-
tiba atau tegangan listrik yang tidak stabil, dimana aktifitasnya akan terhenti atau
produk yang dihasilkannya menjadi rusak atau cacat.
Di negara-negara yamg memiliki sistem pembangkit, transmisi dan
distribusi energi listrik dengan teknologi dan peralatan mutakhir serta manajemen
yang baik seperti Amerika Serikat, Jepang, Perancis dan negara-negara maju
lainnya benar-benar memberikan perhatian khusus terhadap keandalan dan kualitas
listrik karena pengaruhnya yang krusial terhadap roda perekonomian. Ukuran
keandalan dan kualitas listrik secara umum ditentukan oleh beberapa parameter-
parameter seperti transien, tegangan dip, swell, under voltage, over voltage,
interupsion, harmonisa, fliker, harmonisa triplen variasi frekuensi dan noise
Parameter-parameter yang menentukan keandalan dan kualitas listrik sebagaimana
disebutkan diatas adalah sesuatu yang meyakinkan (measureable) dan dapat
diminimalkan dengan cara mengkoreksi terhadap konfigurasi dan peralatan pada
sistem, manajemen serta sumber daya manusia yang handal dari perusahaan yang
menjual energi listrik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Voltage Dip (Voltage Sag)

Tegangan dip ( voltage dip ) disebut juga dengan voltage sag. Istilah voltage sag
ini secara umum digunakan oleh komunitas kualitas daya di Amerika Serikat, sedangkan
istilah voltage dip secara umum digunakan oleh IEC.
Tegangan sag adalah satu gangguan pada kualitas tenaga listrik. Tegangan sag
dalam gangguan kualitas tenaga listrik dikategorikan sebagai kejadian/ events.
Salah satu problem yang paling sering pada kualitas tenaga sekarang ini adalah voltage
dips. Voltage dips merupakan penurunan besarnya tegangan RMS pada saat yang singkat.
Penurunan tegangan dibawah 90 persen dari tegangan nominalnya dan terjadi
selama 3 sampai 10 cycle atau 50 sampai 170 millisecond.Disamping durasinya yang
pendek, penyimpangan yang kecil dapat menghasilkan gangguan yang serius. Ada dua
sumber yang dapat menyebabkan timbulnya voltage sag yaitu yang berasal dari luar
peralatan (eksternal) dan yang berasal dari dalam peralatan itu seniri (internal). Penyebab
utama terjadinya voltage sag pada peralatan yang berasal dari luar (eksternal) adalah
sambaran petir saluran transmisi, selain itu tiupan angin yang mengenai pohon dan
menimpa saluran transmisi, badai es, binatang (misalnya tupai), dan star-up dari peralatan
yang ada disebelahnya. Sedangkan penyebab voltage sag yang berasal dari dalam peralatan
itu sendiri adalah starting dari peralatan itu sendiri, pentanahan atau kerusakan kabel.

2.1.2 Pengertian Voltage Dips


Voltage sag atau yang sering juga disebut sebagai voltage dipmerupakan
suatu fenomena penurunan tegangan rms dari nilai nominalnya yang terjadi dalam
waktu yang singkat, sekitar 10 ms sampai beberapa detik. IEC 61000-4-30
mendefinisikanvoltage sag (dip) sebagai penurunan besar tegangan sementara pada
titik di bawah nilai threshold-nya. IEEE Standard 1159-1995 mendefinisikan
voltage sag sebagai variasi tegangan rms dengan besar antara 10% sampai 90% dari
tegangan nominal dan berlangsung selama 0,5 siklus sampai satu menit. Gambar
2.1 menunjukkan gelombang tegangan saat terjadi voltage sag dengan besar 0,3 pu
dan berlangsung selama 0,3 detik.

Gambar 2.1 contoh bentuk gelombang saat terjadivoltage sag

2.2 Penyebab tegangan sag


Gangguan adalah penyebab tipikal dari tegangan sag. Pada tempat
terjadinya gangguan, tegangan fasa yang mengalami gangguan mengalami sag yang
paling besar. Luasnya pengaruh tegangan sag dipengaruhi oleh lokasi dari
gangguan, jaringan, dan karakteristik dari gangguan. Pada prinsipnya pelanggan
tegangan rendah mengalami tegangan sag sebagai pengaruh gangguan yang terjadi
pada :

1. sistem transmisi dan sistem subtransmisi


2. sistem distribusi tegangan menengah lokal
3. sistem distribusi tegangan menengah pada penyulang lain
4. sistem distribusi tegangan rendah lokal
5. sistem distribusi tegangan rendah dari fasa yang sama atau beda fasa
Gambar 2.2 Sistem jaringan tenaga listrik

Tegangan sag juga dapat muncul saat pengisian transformator, contohnya


saat pemutus daya pada kondisi hubung tutup pada gardu induk tegangan menengah
atau rendah untuk mengisi penyulang tegangan menengah. Suatu penyulang
mungkin mensuplai banyak transformator. Saat pemutus daya pada gardu induk
pada keadaan hubung tutup, transformator-transformator daya yang terhubung
dengan penyulang mengalami inrush yang bersamaan. Hal ini menyebabkan
tegangan sag pada gardu induk. Tegangan sag dapat disebabkan oleh pengasutan
motor berkapasitas besar. Arus yang besar muncul saat pengasutan motor, pada
pengasutan motor timbul penurunan tegangan yang kemudian diikuti oleh
pemulihan tegangan secara bertahap pada semua fasanya, ditunjukkan pad Gambar
2.10. Karena motor biasanya ditempatkan pada tingkat tegangan rendah, maka
daerah yang terpengaruh tegangan sag hanya lokal.
Gambar 2.3 Tegangan sag karena pengenergian pada transformator

Gambar 2.4 Magnitude tegangan saat pengasutan motor induksi (diiukur pada tegangan 400 v)
Secara umum, ada dua penyebab terjadinya sag tegangan, yaitu yang
dikarenakan oleh adanya kegagalan (fault) dalam sistem dan penyalaan motor
induksi berdaya besar Motor induksi umumnya mengkonsumsi 5 sampai 6 kali
arus ratingnya pada saat start dan arus ini akan menurun secara bertahap seiring
dengan pertambahan kecepatan motor sampai pada kecepatan ratingnya. Durasi
dari sag bergantung pada dinamika motor dan dinamika motor tersebut ditentukan
oleh parameternya, khususnya inersia motor. Pada kasus voltage sag karena
penyalaan motor yang besar, sag yang terjadi biasanya tidak terlalu signifikan tapi
berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
Kegagalan yang terjadi pada saluran transmisi dan distribusi yang biasanya
menjadi sumber terjadinya sag adalah singe-line-to-ground (SLG) dan line-to-
line (L-L) fault. SLG fault sering disebabkan karena kondisi cuaca yang buruk
seperti karena petir, salju/es dan angin. Aktivitas binatang dan juga manusia seperti
konstruksi juga dapat menyebabkan SLG fault. L-L faultdapat terjadi akibat cuaca
buruk, ranting pohon maupun karena binatang. Fault pada feeder paralel
menyebabkan tegangan jatuh pada bus substation yang akan mempengaruhi
semua feederlainnya sampai fault dihilangkan.

Gambar 2.5 terjadinya voltage sag akibat fault


2.2.1 Pengaruh dari Tegangan Sag
Pengaruh tegangan sag :
a. Pada motor, tegangan sag akan menyebabkan drop pada torsi motor, yang
nantinya akan menyebabkan penurunan kecepatan pada motor.
b. Peralatan computer dan PLC
Tegangan sag menyebabkan hilangnya data, malfungsi pada peralatan, dan
lain-lain. Tegangan sag menyebabkan kegagalan kinerja PLC terhadap
motor.

c. Industri
Tegangan sag akan menyebabkan padamnya lampu, hal ini karena pada
industri menggunakan lampu jenis HID (High Intensity Discharge). Lampu
HID padam untuk tegangan yang berkisar antara 85 % - 90 % dari tegangan
nominal untuk periode sependek 1 siklus dan membutuhkan beberapa detik
untuk restart.

d. Peralatan yang peka terhadap gangguan dan variasi tegangan akan menjadi
trip.

2.2.2 Karakteristik dari voltage dip


Terdapat 3 bagian dalam mengkarakteristikan tegangan sag yaitu
karakteristik primer, sekunder, dan tersier.
Karakteristik tegangan RMS atau disebut juga karakteristik primer, sebagai
dasar dan berdasarkan atas pengertian dari tegangan sag.
Karakterisktik sekunder adalah karakteristik tegangan sag yang berkaitan
dengan nilai tegangan seketika tersebut, seperti pergeseran fasa saat awal tegangan
sag.
Sedangkan karakteristik tersier adalah karakteristik yang tidak dapat
diidentifikasi baik melalui nilai RMS ataupun melalui nilai seketika tegangan,
contoh komponen simetri dari fasa-fasa tegangan, gangguan harmonik, fasa dan
magnitude tegangannya, dan lain-lain.
2.2.3 Magnitude Sag
Magnitude tegangan saat terjadi tegangan sag diperoleh dengan metode
Root Mean Square :

t
1
  (v( )) .d …………………………………….(2.1)
2 2
V rms
T t T

Magnitude tegangan sag dengan gangguan tiga fasa pada jaringan radial
dengan model pembagian tegangan digambarkan sebagai berikut :

Ppc= point of common coupling

Gambar 2.6 Jaringan radial sederhana

zF
Vsag  .E ……………………………….(2.2)
zS  zF

Dengan E adalah tegangan sebelum gangguan, Zs adalah impedansi sumber


dilihati dari pcc, dan Zf adalah impedansi antara pcc dan gangguan.
Magnitude tegangan sebagai fungsi dari jarak gangguan ditulis sebagai
berikut :
zl
Vsag  .E ……………………………….(2.3)
z S  zl

Dengan z adalah impedansi penyulang per satuan panjang dan l adalah jarak
antara gangguan dengan pcc.
2.2.4 Durasi Tegangan Sag
Durasi tegangan sag diartikan sebagai rentang waktu saat tegangan rms
fasanya berada di bawah batas sampai, saat tegangan rms berada di atas batas.
Siklus tegangan sag menurut IEEE Std. 1159-1995 dibatasi dalam jangkauan 0.5
siklus sampai 1 menit. Dalam sistem tenaga yang kompleks, siklus tegangan sag
dipengaruhi oleh komponen-komponennya seperti proteksi, beban, dan lain-lain.

2.2.5 Pelonjakan Sudut Fasa (Phase-angle jumps)


Pelonjakan Sudut-fasa disebabkan perbedaan di perbadingan X/R antara
sumber dan penyulang, dan juga oleh transformator. Tegangan pada pcc adalah

Zf
V sag  .E
Zs  Z f

Dengan Zf adalah impedansi gangguan


Zs adalah impedansi sumber

Pelonjakan Sudut-fasa (Phase-angle jumps) pada V sag adalah :

X   X  XF 
  arg(V sag )  tan 1 F   tan 1 S 
 RF   RS  RF 

2.3 Sistem Proteksi Untuk Mengatasi Voltase Sag


1. Proteksi Jarak

Gambar 2.7 Proteksi Jarak


2. Proteksi differensial

Gambar 2.8 Proteksi Differensial


3. Sistem Proteksi Berupa Relay Overcurrent Pada Tegangan Lebih Rendah

Gambar 2.9 Rlay Overcurrent


4. Sistem Proteksi Berupa Fuse Pada Tegangan Rendah

Gambar 2.10 Fuse

2.4 Solusi
Pada dasarnya, metode yang digunakan untuk mengurangi pengaruh dari
tegangan sag dapat dikatagorikan menajdi beberapa ukuran, yaitu :
1. mengurangi jumlah gangguan
2. memperbaiki sistem tenaga untuk mengurangi pengaruh dari tegangan sag
termasuk langkah-langkah
a. mengurangi durasi tegangan sag
b. mencegah propogasi sag
c. mempertahankan tegangan yang ada saat tegangan sag
3. menggunakan peralatan mitigasi tegangan sag antara sistem tenaga dan
beban yang sensistif
4. meningkatkan imunity dari beban
2.4.1 Mengurangi jumlah gangguan
Cara ini berlandaskan bahwa jika semakin sedikit gangguan yang timbul
pada sistem tenaga maka semakin sedikit pula tegangan sag yang disebabkan oleh
gangguan. Untuk menghindari gangguan dan sag, beragam cara untuk memperbaiki
sistem tenaga seperti :
1. Memilih komponen aleternatif
1.Kabel bawah tanah sebagai ganti saluran udara
2.Konduktor yang diselubingi sebagai ganti saluran telanjang
3.Surja petir sabagai ganti spark gap
2. Memasang pelindung kabel (shielding wire)
3. Meningkatkan tingkat isolasi
4. Memiliki komponen sistem tenaga dengan kualitas yang baik
5. Menerapkan kebijaksanaan yang ketat untuk pemeliharan dan pemeriksaan

2.4.2 Solusi pada struktur sistem tenaga


Karakteristik sistem tenaga sangat mempengaruhi propogasi tegangan sag.
Dari sudut pandang sag tegangan, struktur mesh pada sistem tenaga mempunyai
kekurangan daripada radial. Cara yang efektif untuk membatasi propagasi tegangan
sag adalah menukar bus dan substasiun pada jalur suplai untuk membatasi jumlah
dan panjang dari penyulang pada daerah yang dipengaruhi.
Gambar 2.11 Pembagian jaringan distribusi untuk mengurangi propagasi tegangan sag

2.4.3 Penggunaan Peralatan Mitigasi Tegangan Sag


Peralatan seperti uniterruptible power supplies (UPS), motor-generator sets,
trafo tegangan konstan (constant voltage transformers), dan static tap changer dapat
digunakan sebagai mitigasi tegangan sag.

2.4.4 Transformator Ferroresonant (Ferroresonant Transormer)


Transformator Ferroresonant banyak digunakan untuk mengatasi tegangan
sag. Transformator Ferroresonant disebut juga constant voltage transformers
(CVTs). Idealnya CVT digunakan pada beban kecil yang konstan. CVT berbeda
dengan trafo lainnya karena CVT memnungkinkan inti tarfo sampai keadaan jenuh,
yang akan mempertahankan output tegangan yang relatif konstan saat terjadi
gangguan.
CVT biasanya satu fasa 1:1, digunakan dengan rangkaian pengatur 120 v
atau beban yang rendah.

Gambar 2.12 output tegangan regulasi CVT 1000 VA


Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan ukuran dari CVT adalah
arus beban dan karakteristik dari beban .
Ketika trafo overload, tegangan akan menurun dan jatuh sampai nol kira-
kira pada pembebanan 150%. Oleh karena itu, jika profil beban meliputi arus inrush
atau starting motor, trafo harus mampu untuk beban transien ini, bukan beban
steady state. Juga harus diketahui bahwa CVT tidak punya energi tersimpan. Oleh
karena itu, hanya bisa diterapkan untuk perlindungan terhadap tegangan sag, bukan
interupsi. Gambar 6-2 menunjukkan respon CVT untuk interupsi dan tegangan sag.

Gambar 2.13 Respon output CVT berbagai input

Kelebihan dari CVT adalah lebih ekonomis dan mudah perawatannya


karena tidak menggunakan baterai ataupun komponen yang bergerak.

2.4.5 Uninterruptible Power Supply (UPS)

Gambar 2.14 menggamabrkan topologi dari voltage frequency independent (VFI), konversi secra
online atau dobel dari static UPS
Alat ini akan menyediakan supali daya listrik saat terjadinya penuruan
tegangan, atau pemutusan. Saat interupsi beban disuplai dari baterai melalui AC/
DC converter. Jika UPS ini dibutuhkan sebagai proteksi dip tau tegangan sag,
penyimpanan energi dapat berupa kapasitor, hal demikian tersebut diuraikan
sebagai ‘conditioner”.
Pada UPS, ditermui beragam konfigurasi, yaitu UPS on-line, UPS-in line,
UPS in passive standby operation.

2.4.5.1 Double conversion UPS (dikenal sebagai UPS online)


Pada operasi normal, beban disuplai dengan daya secara permanen melalui
inverter. Tegangan searah atau dc yang digunakan inverter disuplai oleh rectifier
bila tegangan dari sumber utama terletak di dalam batas toleransi yang diijinkan
oleh penyearah, atau oleh baterai bila hal tersebut tidak bekerja.

Gambar 2.15 Double Convertion UPS

Pada sistem pada gambar di atas, baterai direpresentasikan pada bagian dc


dari inverter dan penyearah juga berfungsi sebagai charger baterai. Pada konfigurasi
yang lain baterai memiliki charger yang terpisah dan dihubungkan ke inverter
secara langsung melalui saklar saat suplai utama mengalami kegagalan.

2.4.5.2 UPS in line-interactive operation


Saat kondisi normal, suplai daya utama untuk beban disediakan melalui
saluran dalam hal ini adalah power interface.
Power interface dalam instalasi dengan inverter dihubungkan secara pararel
dengan beban, memungkinkan mutu dari tegangan yang disediakan untuk
disempurnakan suatu bentuk wujud yang spesifik dengan memperkenalkan regulasi
tegangan, dan juga menyaring harmonik oleh beban.
Baterai dicharger oleh melaui inverter, yang beroperasi kebalikan – reverse.
Gambar 2.16 UPS in line-interactive operation

Pada konfiguarsi ini digunakan breaker yang bekerja sangat cepat untuk
menghindari gangguan beban.

2.4.5.3 UPS in passive stand-by operation


Pada operasi normal, beban disuplai secara langsung melaui saluran. Saklar
digunakan untuk mensuplai beban mealui inverter dengan tujuan agar suplai tetap
terjaga. Konfigurasi ini digunakan pada peralatan yang memiliki sensitifitas yang
rendah contohnya adalah PC (personal computer).

Gambar 2.17 UPS in passive stand-by operation

2.3.5.4 UPS Pararel


Kemampuan ketersediaan daya dapat dicapai dengan menggunakan
konfigurasi UPS secara pararel. Konfigurasi ini juga digunakan untuk beban yang
membutuhkan daya yang melebihi dari kemampuan daya UPS.
Pada umumnya penggunaan UPS secara pararel digunakan untuk
meningkatkan ketersediaan , untuk menjaga kontinunitas kelangsungan beban saat
UPS mengalami kegagalan.
Gambar 2.18 UPS Paralel
3. Kesimpulan
1. Untuk mengatasi tegangan sag digunakan cara sebagai berikut
1 Mengurangi jumlah gangguan
2 Memperbaiki sistem tenaga untuk mengurangi pengaruh dari tegangan sag
termasuk langkah-langkah
1 Mengurangi durasi tegangan sag
2 Mencegah propogasi sag
3 Mempertahankan tegangan yang ada saat tegangan sag
3 Menggunakan peralatan mitigasi tegangan sag antara sistem tenaga dan
beban yang sensistif
4 Meningkatkan imunity dari beban
2. Penggunaan peralatan mitigasi tegangan sag harus disesuaikan dengan
kebutuhan
Daftar Pustaka

Junaedi. 2012. “Volatse sag”. https://media.neliti.com/media/publications/70921-ID-


mengurangi-gangguan-kedip-tegangan-pada.pdf

Mawang. 2015. “Kualitas Daya”. https://studylibid.com/doc/832361/implementasi-


perbaikan-kualitas-tegangan-akibat-voltage-sags

Mulyadi.2016. “Kualitas Daya”.


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/KUALITAS_DAYA_SISTEM_DISTRIBUSI.pdf

Anda mungkin juga menyukai