Anda di halaman 1dari 9

NO.

SOP :
TANGGAL
:
PEMBUATAN
TANGGAL REVISI :
TANGGAL
:
EFEKTIF
DISAHKAN OLEH : Kepala UPTD
Puskesmas Bunten Barat

ACHMAD YANI, S.Kep, NS.MM


NIP: 19670509 199003 1 012

NAMA SOP : PENANGANAN DIARE AKUT

PENGERTIAN : Serangkaian kegiatan


penatalaksanaan penderita
dengan gejala berak cair lebih
:
dari 3x disrtai panas, ubun-
ubun cekung, bibir kering, nadi
cepat, mata cekung di Unit
Pelayanan UPT Puskesmas
bunten barat
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SAMPANG
UPT DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BUNTEN BARAT
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. SK Kepala Puskesmas 1. Memahami SOP peenata laksanan diare
2. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten sampan No: 440/9384/414/2015 tentang 2. Sebagai acuan penatalaksanaan tentang diare akut
Penggunaan Standar Operasional Prosedur Penyelenggaraan Program-program UKP di UPT di Unit Pelayanan UPT Puskesmas Ambulu.
Puskesmas bunten barat
KETERKAITAN PERALATAN / PERLENGKAPAN
1. UGD a. Oralit / anti biotic yang di perlukan
2. Pustu b. Alat infus dan cairan infus
3. Polindes c. Rekam medis
4. Kia
5. Poli umum
6. Ponkesdes

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN


Apabila pj program diaere tidak melakukan penanganan diare sesuai dengan SOP, maka penangan diare tdk Rekam medis
berjalan dengan baek

PELAKSANA MUTU BAKU KET


No KEGIATAN
Pj program diare pasien Kelengkapan Waktu Output
1. Petugas memberikan oralit - Orlit 3 menit - Pasien kooperatif
saat di berikan oralit

2. Pasien di lakukan pemasangan - 10 menit - Pasien mau di


infuse bila perlu lakukan pemasangan
infus
3. Petugas menganjurkan / 3 detik Pasien mengerti tentang apa
memberikan makanan yang di anjurkan oleh pj
sesuai dengan umur penanganan diare
pasien

4. Petugas menganjurkan 5 menit Pasien mengerti tentang apa


supaya mengencerkan yang di anjurkan oleh pj
susu yang biasa diminum penanganan diare
dengan perbandingan, 1
takar susu : 40-50 cc air
5. Petugas memberikan 1. Alat infuse 10 menit Pasien kooperatif saat di
antibiotik atas indikasi 2. Oralit dan antibiotik lakukan pemberian anti
biotic

NO. SOP :
TANGGAL PEMBUATAN :
TANGGAL REVISI :
TANGGAL EFEKTIF :
DISAHKAN OLEH : Kepala UPTD
Puskesmas Bunten Barat

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SAMPANG


UPT DINAS KESEHATAN ACHMAD YANI, S.Kep, NS.MM
NIP: 19670509 199003 1 012
SOP PENANGANAN TIFOID

NAMA SOP :
PUSKESMAS BUNTEN BARAT
Demam tipoit merupakan suatu
penyakit sistemik akut yang di
sebabkan oleh kuman salmonella
thipi
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. SK Kepala Puskesmas 1. Memahami SOP penangaanan tifoid
2. Memahami tatalaksana penanganan tifoid

KETERKAITAN PERALATAN / PERLENGKAPAN


1. pelayanan poli Umum 1. perlatan pengambilan sampel darah, untuk memastikan
2. pelayanan UGD demam
3. labotar/pemeriksaan penunjang 2. peralan perawatan pasien
4. pustu 3. anti biotic dan terpi sesuai advis dokter
5. poskesdes

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN


Apabila penanggung jawab program demam tifoid tidak melaksanakan tata laksana sesuai SOP maka hasil Register pasien
penanganan demam tifoid, tidak akan berjalan dengan baik
PELAKSANA MUTU BAKU KET
No. KEGIATAN dokter Pj demam Kelengkapan Waktu Output
tifoid
1. Dokter mendiagnosis pasien tifoid, dengan hail pemeriksaan lab Diannosis demam 60 menit -

2. Komunikasikan dengan pasien tentang keadaan pasien 10menit Pasien ,emgerti


tentang keadaan
pasien
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian anti biotic dan terapi anti biotic dan 20 menit Pasien meng
terapi sesuai advis adviskan obat-obatan
dokter sperti kloram penikol
dan sejenisnya, untuk
terapi pasien
4. Menganjurkan pasien untuk bedrest 10 menit Pasien kooperatif,
melaksanakan
bedrest selama sakit
5. Mengkolaborasikan dengan tim gizi 10menit Untuk menjaga diit
pasien

6 Memberikan HE pada pasien, persiapan pulang 20 menit Memberikan HE


terhadap pasien
tentang diet, dan
sebagainya
NO. SOP :
TANGGAL PEMBUATAN :
TANGGAL REVISI :
TANGGAL EFEKTIF :
DISAHKAN OLEH : Kepala UPTD
Puskesmas Bunten Barat
ACHMAD YANI, S.Kep, NS.MM
NIP: 19670509 199003 1 012

NAMA SOP
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SAMPANG BATRA
UPT DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BUNTEN BARAT PENGERTIAN
Pengobatan tradisional adl
Pengobatan dg cara, obat dan
pengobatnya yang mengacu pada
pengalaman, ketrampilan turun
temurun, dan atau
pdidikn/pelatihan dan diterapkan
sesuai dengan norma yg berlaku
dlm masy

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. UU KESEHATAN NO 36 TAHUN 2009 1. Membina upaya pengobatan tradisional
2. PERMENKES RI NO : 1186/MENKES/PER/XI/1996 TTG : PEMANFAATAN AKUPUNTUR DI 2. Memberikan perlindungan kpd masy
SARANA PELAYANAN KESEHATAN 3. Menginventarisasi jml batra, jenis dan cara pengobatannya
3. KEPMENKES RI NO : 1076/MENKES/SK/VII/2003 TTG : PENYELENGGARAAN PENGOBATAN
TRADISIONAL
4. KEPMENKES RI NO : 1277/MENKES/SK/VIII/2003 TTG TENAGA AKUPUNTUR
5. PERMENKES RI NO : 1205/MENKES/PER/X/2004 TTG PEDOMAN PERSYARATAN PELAYANAN
KESEHATAN SEHAT PAKAI AIR (SPA)
6. PERMENKES RI NO : 1109/MENKES/PER/IX/2007 TTG : PENYELENGGARAAN PENGOBATAN
KOMPLEMENTER – ALTERNATIF DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
7. PERMENKES RI NO : 003/MENKES/PER/I/2010 TTG : SAINTIFIKASI JAMU DLM PENELITIAN
BERBASIS PELAYANAN KESEHATAN
8. PERMENKES RI NO 1787 TH 2010TTG IKLAN & PUBLIKASI YANKES
KETERKAITAN PERALATAN / PERLENGKAPAN
1. Pj batra 1. Ruang kerja dengan ukuran min 2x 2,5 m2
2. Pelaksana batra 2. Ruang tunggu
3. Papan nama dg mencantumkan STPT dg ukuran maks 1 x 1,5
m2
4. Kamar kecil
5. Penerangan yang baik
6. Sarana dan prasarana yg memenuhi hygiene dan sanitasi
7. Obat tadisional yg memenuhi persyaratan
8. Pencatatan

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN


Apabila PJ batra tidak melakukan kegitan batra sesuai SOP maka kegiatan batra yang di lakukan tidak
akan sesuai prosedur.

PELAKSANA MUTU BAKU KET


No. KEGIATAN
Kelengkapan Waktu Output
1.

2.

3.
4.

Anda mungkin juga menyukai