Anda di halaman 1dari 439
HSI RE SET ore Teg Edisi 2 Thomas C. Timmreck, PhD PENERBIT BUKU KEDOKTERAN fil EGC EGC 1422 ANINTRODUCTION TO EPIDEMIOLOGY, 2E Original English Language Baition Published by Jones and Bartlett Publishers, Inc. One Exeter Plaza, Boston MA 02116 Copyright © 1998 All Rights Reserved EPIDEMIOLOGI: SUATU PENGANTAR, E/2 ‘Alin bahasa:- Munaya Fauziah, SKM; Apriningsih, SKM; Palupi Widyastuti, SKM; ‘Mulia Sugiarti, SKM; dr. Ratnawat Editor edisi bahasa Indonesia: Palupi Widyastuti, SKM Hak cipta terjemahan Indonesia © 2001 Penerbit Buku Kedokteran EGC P.O, Box 4276/Sakarta 10042 ‘Telepon: 6530 6283 Anggota IKAPI Desain kulit muka: Samson P. Barus Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilararig mengutip, memperbanyek, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Cetakan I: 2005 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) ‘Timmreck, Thomas C. Epidemiologi: suatu pengantar / Thomas C. Timmrec Munaya Fauziah ... [etal]; editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti, — Ed. 2 — Jakarta : EGC, 2004. xvi, 480 bm. ; 21 x 27m. Judul asi: An introduction to epidemiology, 2/e. ISBN 979.448.643-4 1, Bpidemiologi. 1. Judul. 11. Fauziah, Munaya. TIL. Widyastuti, Palupi. 6144 ‘onarinama aw paRaTAN Klasifikasi Umum Penyakit 31 Klasifikasi Penyakit Berdasarkan Penyebab 34 ‘Sumber Tak Hidup yang Menycbablan Kesakitan dan Kecacatan 34 Jalan Masuk Agens Penyakit Infeksius ke dalam Tubuh Manusia 35 Masa Inkubasi Penyakit Menular 36 39 asi Internasional Penyakie 41 Penyalit yang harus Dilaporkan Di Amerika Serikat (Centers for Discase Control and Prevention) 42 Imunisasi: Melindungi Masyarakat terhadap Penyakit 45 Imunitas Kelompok 47 ‘Pencegahan dan Pengendalian Penyakie Menular 48 ‘FILEBERITA _ Penularan Penyakit dan Tindakan Pencegahan Universal 55 ‘Klasifikasi Penyakit Tidak Menular dan Penyakit Kronis 55 Penyakit dan Gangguan Akibat Defisiensi Gizi 57 Penyakit dan Kondisi Kronis 58 Sasaran Kesehatan Tahun 2009 a Latihan a Referensi 66 Bab3 ——_Sejarah Perkembangan Epidemiologi o7 ‘Tujuan Instruksional Khusus 67 Pendahuluan 68 Hippocrates, Abli Epidemiologi Pertama 68 Observasi Penyakit oleh Sydenham oo Epidemiologi Penyakit Skorbut di Tahun 1753 70 ‘Cowpox dan Hubungan Epidemiologinys dengan Smallpox 7m Epidemiologi Demam Nifas di Rumah Sakit Bersalin 72 Sejarah Pengkajian Epidemiologi tetnadap Kolera di London 2B FILE BERITA Epidemi Kolera 76 Koneribusi Pasteur dan Koch pada Epidemiclogi 7 ‘Mikroskop dan Kontribusinya dalam Epidemiologi 79 John Graunt dan Perkembangan Data Sutistke Vital 7 Ramazzini dan Epidemiologi Kesehatan Kerja serta Higiene Industri 81 “Typhoid Mar 82 Epidemiologi Vieamin dalam Mengatasi Penyakit yang Derlaitan dengan Gi 83 Permulzan Epidemiologi di Amerika Serikat (1793—1913) 84 ‘Scjarah Perkembangan Morbiditas dalam Epidemiologi 85 Penelitian Sifilis Tuskegee 86 Studi Jancung Framingham _ 89 Epidemiologi Merokok dan Kanker 89 yal Latihan. 90 Referensi 91 Bab4 Ukuran Status Kesehatan dalam Epidemiologi: Mortalitas—~Rate dan Rasio 93 Tajuan Insieuksional Khusus 93 Pendahub 94 ratiscik Mortaita 94 viii Be 9! Rasio ~ ey] Proporsi 100 -Martalita 101 FILE BERITA _Penyebab Utama Kematian di Seluruh Dunia 105 ‘Tiga Tingkacan Rate (Penggunaan Umum) 106 Tipe Rate/Rasio Morvalitas. 106 Mortalitas Bayi 108 born 13 Angka Kematian Thu 4 ‘Angka Kematian yang Disemailan 115 Mortality Crossover 121 ‘Then Waleeu Morrali 121 Years of Potential Life Lost (YPLL)_ 121 al Latihan 122 Referensi L BabS __Uuran Status Kesehatan dalam Epidemiolagi: Morbiditas—-Rate dan Rasio 126 Tujuan Instrulsional Khusus 126 ‘Pendahuluan L Anglea [nsidensi dan Angka Prevalensi 127 ‘Metode Angka Insidenst 130 Beberapa Konsep Dasar Insidenst 131 FILE KASUS Rubella (tnsidensi Penyakit) 133 Risiko pada Morbiditas 133 a : 34 Insidensi dan Angla Serangan. 140 Prevalensi_ 14: FILE KASUS Gonorrhea Pingpong (Penyakis Kambuban) 147 Dea Tipe Epidemi: Common Source dan Propagated Source 148 Odds Ratio 151 FILE BERITA Hantavirus (Kemunculan infobi) 152 Seeker RaRUE Tee Sac ia Salad Referensi 161 Bab6 Data Statistik Vital Epidemiologi dan Indikator Status Kesehatan 162 “‘Tujuari Instrulsional Khusus 162 Pendabuluan 163 ‘ScnsusPendudule 00a Standard Metropolitan Statiaical Area (SMSA) 168 “Registrasi Kejadian Vital 169 ‘Angka Kelahiran dan Angka Kelahiran Kasar 170 Kematian dan Akte Kematian pada Dawa Statistik Vital 171 eran Petugas Autopsi dan Ahli Koroner 172 ‘Daubuteeneis Penggunaan Komputer dalam Dara Statistik Vital dan Epidemiologi 176 ‘Sumber Pilihan untuk Data Epidemiologi dan Informasi Statistik Vical 177 Asosiasi Profesional Swasta Sebagai Sumber Daca, 186 Soal Latihan 1s Refetensi 18 Bab 7 Statistik Deskriptif dalam Epidemiologi 189 “Tujuan Instruksional Khusus 189 Pendzhuluan 190 Komputer di dalam Statistik Deskriptf Epidemiologi 190 Dasar Statistik Deskriptif 191 FILE BERITA AIDS/HIV (Epidemi, Prevalensi, Pencegahan, dan Pengendalian) 193 Tipe dan Sumber Data Statistik Desksiptif 193 Daca Parameuik dan Nonparamessik 195 Kecendenungan Sentral 196 ‘Kemiringan Kurva Lonceng Distibusi Standaz 197 Tabel dan Penyajian Data dalam Epidemiologi 200 Grafik dan Tebel untuk Menyajikan Data Statistik Deskripa™ 201 Rate, Rusio, Proporsi dalam Epidemiologi 205 Contoh Tabel dan Diagram yang Digunakan dalam Laporan Epidemiclogi 206 al Larihan 1 Refaxensi 4 Bab 8 Metodologi Penelitian, Desain Studi, dan Studi Analitile 215 “Tujuan Inscruksional Khusus 215 Tendabuluan 16 Studi Epidemiologi Obsecvasi 216 Studi Epidemiologi Deskriptif vs. Studi Epidemiologi Analitik 217 Desain Studi 2 Desain Ekspesimental/Anslicix di Bidang Epidemiologi 219 Studi Ohservasi 20 FILE KASUS Kumpulan Data dalam Studi Kasus Kontrol 222 FILE KASUS Studi Retvospetsif dan Hasil 226 sudi G nallPenclivian Survei 2 Selelsi Populasi Penclitian 231 urvei dalam Studi Cross-Sectional 232 Lima Teknik Pengumpulan Data 233 Tengambilan Sampel Populasi untuk Stadi Epidemiclogi 234 ‘Metodologi Survei Epidemiologi Kesehatan Nasional 238 Studi Prospekif/ Scudi Longitudinal 239 Kohort dan Studi Koborr “a, Studi Ketahanan Hidup dalam Epidemiologi 247 Delt Be ae 5 Erika Penelitian _250 Kesimpulan 250 Lasihan 251 Referensi 253 Bab 9 Waktu, Tempat, dan Orang 255 Pendahul 256 Waku 256 Pengklasteran Waktu 267 Tempet 271 Pera dan Peta Titik dalam Epidemiologi 276 Penggunaan Peca Bangunan dalam Epidemiologi 285 FILE BERITA Pemetaan dalam Epidemiologi 201 Orang 201 Jenis Kelamin 298 Ras dan Emile 301 Status Perkawinan dan Keluarga 304 Struktur Keluarga dan Penelitian Genealogis 305 Pekerjaan 306 Pendidikan Sebagai Karakteristik Orang 307 Soal Latihn 308 Referensi aa Bab 10 Perkembangan Metodologi Observasi, Asosiasi, dan Kausalitas 313 ‘Tyjuan Instrulsional Khusus 313, Pendabuluan a4 Kausalitas dalam Epidemiologi 314 ‘Metode Pencegahan dan Pengendalian yang Dirancang dari Kausalivas 318 Faktor-Fakcor dalam Kausalitas Penyakit 318 Jaringan Penyebab : 320 ‘Asosiasi Epidemiologi dalam Kausalivas Penyakie 325 ‘Pembentukan Hipotesis dalam Epidemiologi 330 dan Deteksi Penyakit dalam Populasi 337 Sensitivitas dan Spesifisicas: Uji Validitas 340 Seal Latihan 346 Referensi 347 Bab 11 Pengembangan dan Pelaksanaan Investigasi dan Seudi 349 ‘Tujuan Instruksional Khusus 349 Pendahuluan 0 Perencanaan dan Pelaksanaan Studi Epidemiologi 390 Penywsunan Studi Epidemiologi 351 Langkah-langkah dalam Investigasi Epidemiologt 351 "FILE BERITA — Investigasi dan Pengendalian Penyaki 357 Perencanaan Studi Epidemiologi Kohore Okupasi 358 Langlah-langkah Penyusunan Investigssi Penyaldie Bawaan Makanan 359 Pertanyaan Pokok dalam Epidemiclogi 361 Soal Latihan 363 Referensi 365 Bab 12 ___Epidemiologi Penyahit Kronis dan Perilaku 366 “Tujuan Instruksional Khusus 366 Pendabuluan 36: Epidemiologi Penyakit Kronis 367 Faktor-Faktor Risiko pada Penyakit Kronis dan Penyalde Aldbat Perilalew 369 FILE BERITA _ Perokok Remaja (Epidemiologi Perilaku) 371 Odds Ratio dalam Penyakit Kronis 372 Pengembangan Jaringan Peayebab uncuk Penyakit Kronis atau Gangguan Akiba: Peilaka 372 Penyakit Menular (Beberapa Contoh) 377 Pencegahan dan Pengendalian: Suacu Ciri Khas Epidemiologi 387 Quality of Adjusted Life Years HEALTHY PEOPLE 2000 388 Prioritas dalamProgram Pencegahan dan Promosi Kesehatan dalam Epidemiologi 389, Health Belief Model dalam Epidemiologi Penyakit Kronis 389 Soal Latihan 391 Referensi 393 Lampiran I Studi Kasus 395 Studi Kasus No. I John Snow dan Kolera 396 (A) Kolera—Contoh, Kasus, dan Observasi 396 Percanyaan 400 (B) Kolera dan KLB Broad Street 401 Pertanyaan 408 (©) Epidemi Kolera Tahun 1853 dan Dua Perusahaan Air Bersih di London 408 Epidemi Kolera Tahun 1854 410 Pertanyzan 414 (D) Isu-Isu Epidemiologi 414 Pereanyaan 418 Studi Kasus No. H Pelaksanaan Investigasi Terbadap Epidemi Penyakie Bawaan ‘Makanan—Demam Tifuid di Schenectady 419 Kasus Demam Tifeid di Schenectady, New York 420 Pertanyaan 422 Studi Kasus No. Ht KLB Shigellosis Waterborne dari Sumber Air Umum di Sekolah 426 Kasus KLB Shigellosis Waterborne dari Sumber Air Umum di Sekolah 426 ‘Pertanyaan 431 Studi Kasus No. IV Analisis Retrospebsif Antara Deherjaan dan Kematian Akibat Algohol | 4 Kesus Pekerjaan dan Penycbab Kematian Terkait Alkobol di California Percanyaan Studi Kasus No. V_ Studi Kohort Retrospektif Terbadap Hubungan Antara Cacat Bawaan 432 435 dan Limbah Berbahaya 436 Kasus Cacat Bawaan yang Berhubungan dengan Kedekatan Lerak dengan Lokasi Limbah Berbahaya 436 Pertanyaan 44) Studi Kasus No. VI Sejarah dan Epidemialogi Epidemi Polio 442 (A) Ulasan Tentang Poliomielitis yang Dikenal Dewasa Ini 443 Pertanyaan 443 n dan Laporan Pertama Tentang Epidemi Polio di Swedia 444 450 (© Epidemi Mayor Percama Poliomielitis di Amerika: Rutland, Vermont 451 Pertanyaan 452 {D) Simon Flexner, M.D. dan Wade Hamilton Frost, M.D.: Abli Epidemiologi - Amecika yang Menyelidiki Poliomictiis 452 Pertanyaan 456, (E) Epidemi_ Poliomielitis di Los Angeles, Tahun 1934 457 Pertanyaan 458 Epilog 458 Referensi 459 Lampiran H Asosiasi dan Rekanan di Bideng Epidemiologi 460 Lampiran HII Peranghat Lunak Epidemiologi Epi Info dan Epi Maj 462 " EPLINEO. 42 EPI MAP. 463 Lampiran IV Situs Internet 465 Kata Pengantar Bidang epidemiologi sudch lama dikenal, yaitu semenjak maraknya hari-hari penelitian penyakic menular yang dilakukan oleh ilmuwan terkenal, seperti Louis Pasteur, Dr. Rober: Koch, dan Dr. John Snow. Perkembangan besai-besaran pengetahuan di bidang ilmu biologi dan kedokteran berlangsung sangat cepat schingga sulitdiikuti, Perkembangan ita memberikan koneribusi yang sangat besar untuk bidang epidemiologi, samz halnya dengan pengetahuan yang didapat dalam ilmu sosial dan perilaku. Kemajuan di bidang statistik sangat membantu upaya penelician yang dilakukan di bidang imu biomedis dan ilmu perilaku Karena memberikan cara-cara analisis yang logis dan cfelaif terhadap temuan penelitian. Akan tetapi, kemajuan itu juga telah memengaruhi persepsi beberapa tenaga profesionzl di bidang ilmu biomedis dan epidemiologi, mis, rentang apa yang ada di dalam bidang epidemiologi. Persepsi seperti iu cenderung mengaburkan arti pening dasar-dasar epidemiologi yang tampaknya semakin menghilang di dalam proses analisis temuan penelitian biomedis. ‘Alhir-akhir ini, banyak buku yang menggunakan judul epidemiologi ternyata hanya merupakan buku biostatistik belaka yang dilengkapi dengan sedikit informasi tentang dasar-dasar investigasi epidemiologi atau studi epidemi, Biostatistik, sebuah cabang penting dalam ilmu statistik tradisional, sangat penting untuk menyelesaikan tahap terakhir investigasi epidemiologi, Akan tetapi, biostatistike bukanlah epidemiologi. Beberapa buku epidemiologi kelihatannya ditulis oleh ahli biostatistik untuk ahli biostatistik, dengan banyak prinsip yang disingkirkan, atau masih lebih baik, cepat-cepat disamarkan, agar dapat langsng membahas biostistik. Buku epidemiologi lainnya ditulis oleh dokeer yang memiliki banyak gelar di bidang keschatan masyarakat dan keahlian menonjol lainnya, yang menganggap bahwa peserta didik juga memiliki pengetahuan dan laar belakang biomedis tingkat lanjut. Buku seperti itu, yang ditulis oleh ilmuwan ali dan ditujukan untuk ahli biomedis Jainnya, menyebabkan peserta didik pemula menjadi tidak paham dan bingung, Buku ini diculis dan dikembangkan sebagai tcks pengantar epidemiologi untuk peserta didik yang hanya memiliki sedikit pengetahuan di bidang ilmu biomedis dan statistik. Buku Epidemiolog: Suatu Pengantar ni dcalis untuk mengisi kebutuhan akan teks pengantar dan bahwa analisis tingkatlanjut terhadap studi riset empiri, yang menggunakan metode statistik tingkat lanjut, menjadi cenderung. kee bidang biestatistik bukan epidemiolog schingga tidak dimasukkan dalam buku ini dan dapat ditemukan pada mata kuliah atau bul biostatstik. Sudah banyak buku bagus yang membahas tentang statistik, desain penelitian empiris, biostatistik sehingga topik tersebus tidak perlu lagi dibahas dalam buku pengantar epidemiologi ini. Buku ini akan mengenalkan epidemiologi pada pescrta didik pemula melalui penjelasan ventang iptifdan akan berakhir pada penjelasan tentang biostatistik inferens. Dengan demikian, jika pesertadidik ingin mengerahui cara melakukan studi eksperimentalringkatlanjut dan kemudian menganalisis temuannya dengan menggunakan uji-T, analisis multivariat, atau ANOVA, mereka harus mencari buku-buku tentang biostatistik dan statistik terkaie. Kata Pengantar Edisi Kedua Di zaman dengan jumlah penyakit menular,infeksi baru yang tidak dikenal, dan parogen mutasi yang semzkin banyak ini, epidemiologi menjadi lebih penting dari sebelumnya. Minat yang ditunjulkan pada bidang investigasi penyakit semakin tinggi dengan munculnya berica yang teratur di surat kabar, radio, dan televisi—termasuk program TV di tabloid—tenteng wabah penyakic dan infeksi yang tidak biasa. Semakin banyak program kesarjanaan di bidang ilmu kesehatan, pendidikan dan promosi keeschatan, serea keperawatan dan petawatan kesehatan, yang menyzdari pentingnya mempelajari imu epidemiologi schingga mereka sekarang banyak yang memasukkan mata kuliah tersebut dalam pro- gram studinya. Dewasa ini, epidemiologi telah dipelajari baik di tingkat sarjana maupun pascasasjana, dengan alasan yang tak lain dan cak bukan adalah untuk mempertinggi kewaspadzan ckan peryakit dan mempromosikan tindakan pencegahan penyakit pada peserta didik yang kelak akan menjadi praktisi perawaran kesehatan. Buku ini, Epidemiolog: Suatu Pengantar, telah dikenal karena kemudahan penggunzannya, keter- bacaannya, dan mudah dimengerti, oleh peserca didik. Edisi kedua ini bahkan lebih mudah dimengerti karena adanya tambehan gambar yang diberikan oleh Centers for Disease Control aiid Prevention, “file kasus’, dan “file beria”, juga karena dicombak ulang. Edisi baru ini juga menyertakan Jeasus baru tentang “Riwayat dan Epidemiologi Polio”. Dalam Lampiran juga termuat beberapa alamat Internet yang berkaitan dengan bidang epidemiologi, asosiasi di bidang epidemiologi, dan Epi Info. Ada beberapa tugas yang harus dikerjakan dengan menggunakan komputer, dan konsep tentang relative rick disajikan secara singlet. Buku ini disusun sebagai buku ajar untuk pengantar dsar-dasar epidemiologi yang komprehensif baik untuk mata kuliah epidemiologi program sarjana maupun pascasarjana atau sebagai bahan pengantar bagi praktisi pemula yang baru mengenal kegiatan bidang epidemiologi. Alasan sebenarnya i balile penulisan buku ini adalah bahova banyak informasi dan materi yang ada dalam buleu-buku pengantar epidemiologi yang sebenarnya tidak perlu dimasukkan delam mata kuliah biostasistik. Kolega, profesor yang mengajarkan mata kuliah ini, dan peserca didik, semuanya menéukung alasan pemisahan kedua jenis buku atau mata kuliah ini, dan tetap mempertahankannya sebagai epidemiologi dasar tanpa harus beralih ke statistik atau bioseatistik inferens. Dengan demikian, bul Epidemiologi Suan Pengantar ini tdale mengubsh pendekatan dasarnya dan terap mempertshankean segala kemudahannya sehingga menjadikan edisi pertama buku ini menjadi teks pengantar yang unik. dijadikan sebagai karier. Mata kuliah pengancar dasar-dasar epidemiologi dipertukan di kebanyakan program sarjana dan pascasarjana bidang kesehatan komunitas dan Kesehatan masyaralat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan higiene industri, pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan, administiasi lyanan kesehatan dan program lsinnya yang berlaitan dengan gelar keschatan schingga hal ini merupakan salah satu alasan ditulisnya buku ini. Buku Epidemiologi: Suatu Pengantar ini juga dapat digunakan oleh ahli epidemiologi sebagai buku pegangan untuk prakcie. Oleh karena itu, buku ini diharapkan dapat menjadi buku pegangan yang berguna dan praktis dalam mata kuliah pengantar epidemiologi, dan juga bagi ahli epidemiologi yang bekerja di lapangan. Abli epidemiologi itu bisa jadi merupalean orang yang ahli dalam penyelenggsrzan proyek international di negara berkembang, arau ahi higiene industri pada pabrik industri besar, atau perawat di bagian penyakit menular suatu rumah sakit dan pusat keschatan, ahli epidemiologi penyakit kronis pads badan pemerin:ah, abli imu perilaku yang sedang melakukan investigasi epidemiologi tethadap kesehatan perilaku, atau staf epidemiologi pada departemen kesehatan masyarakat setempat. BAB 1 Dasar-Dasar Epidemiologi TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Bab ini membahas landasan dan konsep dasar epidemiologi menyajikan konsep dasar, pemikiran, dan landasan-landssan prinsip dari epidemiologi: mendefinisikan istilah epidemiologi, abli epidemiologi, dan istilah lain yang, berhubungans rmenyajikan maksud, cajuan, rang lingkup, dan kegunaan epidemiologi menyajikan beberapa konsep dasar, pemikiran, dan landasan prinsip dari peran seorang ahli epidemiologis menyajikan segitiga epidemiologi: mengulas jenis dan klasifikasi epidemiologis ‘menyajikan segitiga epidemiologi yang lebih mutakhir pada penyakit kronis dan gangguan perilakcu; menyajikan konsep dan prinsip-prinsip Aasus yang digunakan dalam epidemiologis menyajikan tiga tahap pencegahan yang dipergunakan di bidang kescharan masyarikat dan epidemiolo ‘menyajikan istilah kunci dan soal latihan untuk mengkaji pemahaman terhadap_ -Konsep dalam bab ini. 2 Bab 1 /Dasar-dasar Epidemiolog! PENDAHULUAN ‘Apakah epidemiologi itu? Apa arti epidemiologi dan bagaimana cara mendefinisikennya? Dengan menelaah kembaliistlah dasar medisnya kita dapat mengetahui arti dari istlah ini, perama-tama istlah epidemiolog didahului dengan awalen epi- yang berarti “permukaan, di atas, menimpa,” misalnya dalam istlah medis epidermis, yang berarti di atas “permukaan tubuh (kulie).” Kata dasarnya demo berarti “orang, populasi, manusia,” misalnya dalam istilah demograf, yaivu studi tencang data statistik kependudukan, Akhirennya -ologi berarti “ilmu tentang.” Delam istilah medis yang sebenarnya, teseorang membacanya dengan cara akchiran terlebih dahulu kemudian awalan, setelah itu baru kata dasarnya. Dengan demikian, istilah epidemiologi jika diartikan eara-perkata memiliki arti “sesuatu yang menimpa manusia™’ DEFINISI EPIDEMIOLOGI ‘Ada beberapa profesional keschatan masyarakat yang memandang cpidemiologi sebagai ilmu pe- ngetahuan, Profesional lainnya memandang epidemiologi lebih sebagai suatu metode bukan sebagai ilmu murni karena ketidakjelasan definisi mengenai bidang ilmunyz. Dalam buku ini epidemiobogi diasumsikan sebagai suatu metode ilmiah, Epidemiologi adalah metode investigasi yang digunakan untuk mendeteksi penyebab arau sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau risiko yang menyebabkan penyakie, cedera, cacat atau kematian dalam populasi atau dalam suatu kelompok manusia. Seorang ahli epidemiologi sering kali diangeap sebagai scorang “detektif penyakix dan epidemi”. Epidemiologi telah didefinisikan dengen berbagai cara, Salah satu definisinya adalah ilmu yang ‘mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian, dan faktor-faktor yang memengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia. Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada distribusi satus kesehatan, penyakit, atau masalah Kesehatan masyarakat lainnya berdasarkaa usa, jenis kelamin, ras, geograi, agama, pendidikan, pekesjaan, perilaleu, wakeu, tempat, orang, dan sebagainya. Karakterisasi ini dilakukan guna menjelaskan distribusi suacu penyakit acau musalah yang terkait dengan Kesehatan jila dihubungkan dengan falcor penyebab, Epidemiologi berguna uncuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi kinis, dan pelayanan keseharan terhadap penyakit atau mengkaji dan ‘menjelaskan faktor lain yang berdampak pada status kesehatan penduduk. Epidemiologi penyzkit juga dapac menyereakan deskeipsi keberadaanaya di dalam populasi dan faktor-fukror yang me- ngendalikan ada atau tidakaya penyakit tersebut2? Sain berfokus pada tipe dan keluasan cedera, kondisi, atau penyakit yang menimpa suatu keelompok stau populas, epidemiologi juga menangani fakeorrisiko yang dapat memberilan dampak, peagatuh, pemicu, dan efek pada distribusi penyakie, cacat/defek, ketidakmampuan, dan kematian. Sebagai metode ilmiah, epidemiologi digunakan untuk mengkaji pola kejadian yang memengaruhi faktor-faktor di atas. Tugas seorang ahli epidemiologi adzlah menentukan ada tidaknya kenaikan atau penurunan faktor-faktor tersebut selama berbagei periode wektu—hari, minggu, bulan, tahun, Tugas yang harus dilakukannya juga mencakup penencuan apakah suatu daerzh atau lokasi tertentu mengalami peningleatan arsu penurunan yang lebih dibandinglan daerah atau lolasilainnya, Foleusnya yang ketiga Definis Ahi Epiderrologi 3 adalah pada karakteristik manusia yang terlibat dan apakah karakteristik itu berbeda atau sama dalam beberapa hal. Dengan kata lain, seoreng abli epidemiologi sangat betkepentingan dengan aspek sucktu, tempat, dan onang dati suatu kejidian penyakir, cacatidefek, ketidakmampuan, dan kematian. Distribusi kondisi patologi dari populasi manusia atau falaor-faktor yang memengaruhi distribusi teisebut, semuanye menjadi subjek yang dibahas dalam epidemiologi.*# DEFINISI AHLI EPIDEMIOLOGI Abi epidemiologi adalah seorang ilmuwan bidang keschatan masyarakat yang bertanggung jawab melakukan semua kegiatan yang berguna dan efektif yang diperlukan untuk kebethasilan pelaksanaan kegiatan epidemiologi. Dia menggunakan penalaran deduktif dan induktif untuk mendeskripsikan distribusi penyakit dan menemparkan observasi centang kejadian penyakit ke dalam pengetahuan medis dan ilmiah. Ahli epidemiologi melakukan serangkaian penalaran dan menarik kesimpulan dari beberapa hasil observasi centang kejadian penyakit, defek, ketidakmampuan, cedera, atau kemacian, dalam kelompok atau populasi, Di dalam melakukan aktivitasnya, selain menggunakan pengetahyan medis, biologi, dan petilaku (ancropologi, psikologi, sosiologi, pendidikan), ahli epidemiologi juga smenggunakan ilmu stats, demogrefi, nyanan kesehatan, dan perawatan medis, sera ilmu komputer!#3 Latar belekang pendidikan seorang ahli epidemiclogi bisa beragam, mulai dari dokrer yang menjalani pelatihan di bidang keschatan masyarakat dan epidemiologi, program S3 di dalam ilmu- ilmu kesehatan dan keseharan masyarakat, program master, dan beberapa program sarjana keschatan masyarakat dan sarjana ilmu keschatan. Ada bebcrapa profesional yang mengejar gelar sarjana dan master dengan kelehususan epidemiologi yang kemudian menjadi pakar lapangan yang sangat ahli dan terlatih. Beberapa dokter pengobatan pencegahan khusus pun mengambil spesialsasi jurusan epide- miologi. Ahli epidemiologi dapac bekerja di semus tingkatan pemerin:ahan baik di pemerintahan federal, negara bagian, maupun pemetintahan loka, di dalam badan-badan keschatan yang sesuai Mercka juga mempunyai karier di organisasi perawatan keschatan, organisasi keschatan swadaya dan niclaba, rumah sakit, milicer, dan industi swasta. Abli epidemiologi juga dipekerjakan oleh universi- tas dan fakultas kedokteran untuk mengzjar mata kuliah atau untuk mdakukan penelitian epi- demiologi. TUJUAN EPIDEMIOLOGI ‘Menurut Lilienfeld dan Lilienfeld, ada tiga eujuan umum studi epidemiologi Berkut tiga tujuan epidemiologi yang sudah diperbaharui: 1. uncuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebzb penyakit) satu penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom, atau kematian melalui analisis tethadap dita medis dan epidemiclogi dengan menggunakan manajemen informesi, sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/ petilakus é 2. untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan hipotesis yang digjulan dan dengzn ilmu pengetahuan, ilmu perilaleu, dan ilmu biomedis yang terbarus 3. untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkch-langkah pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berisiko, dan untuk pengembangan langlah- fangkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlulan; yang kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkeh-langkah, kegiatan, dan program incervensi. 4 Beb 1 / Dasar-asar Epideriolog! RUANG LINGKUP DAN PENERAPAN EPIDEMIOLOGI Dalam sejarahaya, epidemiologi ikembangkan dengan menggunakan epidemi penyakit menular sebagai suatu model studi. Landasan epidemiologi masih berpegang pada model peayakit, metode, dan pendekatannya. Dahulu banyak metode dan pendekatan epidemiologi yang dikembangkan seiring dengan pencarian terhadap penyebab terjadinya berbagai penyakit menular dan epidemi yang sangat menghancurkan yang ada pada waktu itu. Pengerahuan dan pendekatan yang digunalan pada awal perkembangan ilmu epidemiologi temyara masih berguna untuk abli epidemiologi di masa modein ini, Bahkcn pada zaman dahulu, beberapa epidemi setelah direlusuri ternyata berasal dari penyebab- penycbab noninfeksius. Di tahun 1700, hasil penyelidikan James Lind tethadap penyakit skorbut mengarah pada kekurangen vitamin C dalam makanan sebagai penyebabnya (Bab 3). Penyakit defisiensi gizi lainnya dihubungkan dengan kekurangan vitamin A dan vitamin D. Beberapa studi telah menghubungkan keracunan timbal dengan beragam penyakit ringan, kolik, gout, keterbelakangan mental, dan kerustkan saraf pada anak, pelukis, dan pengeajin tembikar. Contoh, hasil pengamatan menunjuldkan bahwa pelukis di zaman dahulu yang menggunakan cat bertimbal dan sering menempelkan ‘jung kuas pada bibir dan lidahnya pada akhirnya akan menderita gejala keracunan timbal, penyzkit mental, dan penyakit kronis sejenis. Observasi serupa juga dilakukan pada pengrajin tembikar yang ‘menggunakan timbal untuk melapisi tembikaraya. Dewasa ini, epidemiologi sudah terbukti efektif dalam mengembangkan hubungan sebsb akibat pada kondisi-kondisi noninfeksius seperti penyalah- gunaan obat, bunuh diri, kecelakaan lalu lintas, keracunan zat kimia, kankes, dan penyakit jantung. ‘Area epidemiologi penyakic kronis dan penyakit perlaku merupakan cabang ilmu epidemiologi yang paling cepat berkembang.?”* Sebagai metode investigasi, epidemiologi merupakan landasan bidang keschatan masyarakat dan pengobaran pencegahan. Epidemiologi digunakan untuk menentukan kebutuhan akan program- program pengendalian penyakit, untuk mengembangkan program pencegahan dan kegiatan perencanaan layanan kesehatan, serta untuk menetapkan pola penyakit endemik, epidemik, dan pandemik. Endemi (awalan en- berarti “dalam atau di dalam”) adalah berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang sama atau keberadaan suatu penyzkit yang terus-menerus di dalam populasi atau wilayah tertentu—prevalensi suatu penyakit yang biasa berlangsung di satu wilayah atau kelompok. terentu Hiperendemi (awalan Ayper- berarti “di atas") adalah istilah yang dihubungkan dengan endemi, ‘tetapi jarang digunakan. Istilah ini menyatakan akeivitas yang terus-menerus melebihi prevalensi yang diperkirakan, sering dihubungkan dengan populasi tertencu, populasi yang kecil, atau populasi yang jarang seperti yang ditemukan di rumah sakit, Klinik bidan, atau institusi lain. Istilah ini juga menunjukkan keberadaan penyakit menular dengan tingkat insidensi yang tinggi dan terus-menerus melebihi angle prevalensi normal dalam populasi dan ternyata menyebar merata pad: semua usia dan kelompok. Kejadian endemi penyakit yang berhubungan tetapi dengan tipe yang jelas berbeda, discbut holoendemi Holoendemi (awalan bolo- berarti “keseluruhan atau semua”) menggambarkan suatu penyakit yang kejadianaya dalam populasi sangat banyak dan umumnya didapat di awal kehidupan pada sebagian besar anak dalam populas.. Prevalensi penyakit menurun sejalan dengan pertambahan usia kelompok sehingga penyakit lebih sedikic muncul pada orang dewasa dibandingkan pads ansk-anak. Penyakit yang sesuai uncuk kategori ini adalah chickenpox dan pada ildim negara tropis, malaria. Epidemi adalah wabah atau munculnya penyakit tertentu yang berasal dari satu sumber tunggal, dalam satu kelompok, populasi, masyaraksr, atau wilayah, yang melebihi tingkatan kebiasaan yang diperkirakan, Epidemi terjadi jika kasus baru melebihi prevalensi suatu penyakit. Kejadian luar biasa Manfaat Epidemiologi 5 (KLB) akut—peningkatan secara tajam dari kasus baru yang memengaruhi kelompok terrentu— biasanya juga disebut sebagai epidemi, Keparahan dan keseriusan penyakit juga memengaruhi definisi suatu epidemi. Jika penyakit sfatnya mengancam kehidupan, hanya diperlukan sedikic kasus (seperti pada rabies) untuk menyebabkan terjadinya epidemi. Pandemi (awalan pan- berarti “semua atau melintasi”) adalch epidemi yang menyebar luas melintasi negara, benua, ztau populasi yang besar, kemungkinan seluruh dunia. AIDS merupakan * penyakit pandemi. DESKRIPSI INSIDENSI DAN PREVALENSI Bagsimana KLB penyakit memengaruhi populasi dan apakah penyakit itu termasuk endemik atau epidemik di dalam populasi dideskripsikan dan ditecapkan dalam suatu cara yang spesifik. Insidensi merupakan salah sacu ukuran uncuk menetapkan terjadinya KLB. Insidensi menjelaskan sampai sejauh mana seseorang—di dalam populasi yang tidak menderita penyakit—terserang penyakit sclama periode wakcu tertentu. Kunci untuk mengukur insidensi adalah dengan melihat jumlah kasus baru satu penyakit dalam populasi tertentu selama periede waktu tertentu. Fokus mengukur insidensi adalah pada kasus baru dalam periode waktu tertentu pada sekelompok orang tertentu. Derajat insidensi yang tinggi menandskan bahwa epidemi telah terjadi. Insidensi dapat diobservasi dengan ‘cara membuat kurva epidemi. Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang mengalami penyakit, gangguan, atau kondisi tertentu pada satu titik waktu, Prevalensi sepadan dengan insidensi, dan tanpa insidensi penyakit tidak akan ada prevalensi penyakit. Kunci untuk mengukur prevalensi adalah dengan rmelihat populasi dari berbagai sudut pandang, pada satu tik wakeu. Hal ini bagaikan menghentikan pataran jarum jam sejenak dan menanyskan berapa kasus penyakie ertentu yang terjadi dalam sekelompok orang pada saat itu. Ini yang disebut dengan point prevalence. Insidensi memberitahukan kita tentang kejadian asus baru. Prevalensi memberitchukan tentang derajat penyakit yang sedang berlangsung dalam populasi pada satu titik wakeu. Prevalensi berpegang pada dua faktor: (1) berapa banyak orang yang telah mendapatkan penyakit itu sebelumaya (berdasarkan insidensi terdahulu) dan (2) durasi atau lamanya kejadian penyakit ivu dzlam populas.. Angka insidensi, angka prevalensi, point prevalence, dan hubungan antar-variabel akan dibahas dalam Bab 52%: MANEFAAT EPIDEMIOLOGI Bidang kesehatan masyarakat telah membuktikan bahwa epidemiologi memang sangat membancu dari segi pelaksanaan misi,cujuan, dan kegiatannya di dalam melindungi kesehatan populasi maupun 6 Bab 1 / Dasar-dasar Epidemiologi TABEL1.4 (Lagjutan) ‘Fakir risiko, masalah, dan perilaku apa salakah yang dapat mempengaruh kelompok atau populasi? * Sotiap Kelomeok dkali dengan melakukan pengtaiian terhadap faktorrisiko dan ‘menggunakan teknik pemerksaan kesehatan, mis, (isiko Kesehatan, pemeriksaan, skrlning Kesehatan, tes Kesehatan, pengkalen Fenyaki, can sebagainya. 4. Pengkajian, evaluasi, dan perelitian * Sebalk pa pelayanan kesetatan masyarakat can pelayenan Kesehatan dalam mengalas! masala dan memenuhi Kebutunan pepulas! atau kelompok * Untuk mengkali keefektfan; eisiens; Kuallas; kuantias; akses; ketorsediaan layanan untuk mengobatl, ‘morgendalikan atau menoogah ponyskit; cedora; Keidakmampuan; atau kematian. 5, Melengkapl gambaran klinis * proses iventitkasi dan clagnosis untuk menstapkan banwa sualu kondis! memang ada atau banwa sessorang ‘memang merderia penyaki tert. ‘+ Merentukan hubungan sebeb akbat, mis.,radang terggorokan daat manyebabkan demam rematk. 6. Identifikasi sincrom ‘+ Membantu menyusun dan menetapkan ktteria untuk merdefinsikan sindrom, mis. sindrom Down, fetal alchol, Kematian mencadak pada bay, ds. 7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit * Temuan epidemiologi memungkirkan diakukannya pengendalian, pencegahan, den perusnahan penyebeb enyakit,Kondisi, cedera, ketidakmampuan, ata kematian. kelompok masyarakat. Tabel 1.1 menyajikan cujuh manfaat epidemiologi, dan meskipun tidak lengkap dan rinci, setidaknya daftar manfaat tersebut sudah mewakili hal mendasarnya. Perlu dliperhatikan bahwe diagnosis atau verifikasi suatu kondisi harus dilengkapi sebelum tuasi ini mirip dengan situasi yang dihadapi detektif saat menyelidiki pembunuhan, Dia harus memastikan bahwa kejahatan memang terjadi sebelum penyelidikan dimulai SEGITIGA EPIDEMIOLOGI KLB penyskie dalam populas sering kali melibatkan sekumpulan atau beberapa faktor. Banyak orang, benda, cara penularan, dan organisme yang dapat terlibat dalam penyebaran penyakit. Oleh karena itu, model epidemiologi sangat membantu di dalam mempelajari dan meagkaji lebih dalam fenomera yang memiliki beragam aspek ini, Untuk menimbulkan suatu penyakit infeksius, satu faktor tunggal harus ada dart faktor tunggal itu disebut sebagai agens. Pada penyakit menular misalnya, spirochete merupakan agens penyakitsifilis sementara bakceri merupakan agens kolera. Pada penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan, timbal merupakan agens dari keracunan timbal dan asbestos merupakan agens dati asbestosis. Epidemiologi menggunakan cara pandang ekologi untuk menglaji intersksi berbagai elemen dan faktor dalam lingkungan dan implikasi yang berkaitan dengan penyakit. Ekologi merupakan hubungan organisme, antara satu dengan lainnya. Organisme berbagi lingkungen yang serupa dan berkontribusi pada lingkungan tersebut, Semua penyakit atau kondisi tidak selalu dapat dikaitkan hanya pada satu faktor atau penyebab tunggal. Jike diperlukan lebih dari satu penyebab untuk menimbulkan satu penyakit, hal ini disebut sebagai penyebab ganda (multiple causation). Sara bakteri tunggal yang hidup dalam isolasi tidak cukup untuk menimbulkan KLB penyakit dan dengan sendirinya tidak dapat bertanggung jawab cethadap terjadinya KLB maupun dinyatakan sebagai penyebab. Cara penularan harus imbangkan, tingkar sanitasi di dalam masyarakat, kemampuan organisme untuk cumbub dan berkembang biak, lingkungan atau media yang sesuai untuk perkembangbiakan, daya tular (communicability) organisme, tingkat imunitas dalam populasi, kepadatan populasi atau Sogtiga Epidemiciogi 7 kkedekatan kasus antara satu dengan yang lain juga berkontribusi ke dalam tingkatan arau intensitas KLB yang terjadi, Ketika koloni Inggris menetap di benua Amerika, mereka menularkan penyakit smalipex kepada penduduk asli Amerika. Epidemi kemudian merajalela dan menyebabkan kematian seluruh anggota sebuah suku. Pada tahun 1500-an, seluruh penduduk asli Kepulauan Jamaika meninggal begitu small pox masuk ke kepulauan tersebut. Tidak adanya pajanan, tingkat imunitas dalam populasi, ber ‘ara penularan, kurangnya sanitasi, kurangnya pengetahuan, dan kondisi lingkungan menyebabkan epidemi menjadi tidak terkendali dan memusnahkan seluruh populasi. Situasi epidemiologi yar bertumpuk seperti itu menyebabkan terjadinya epidemi. Keterkaitan antara empat faktor epidemiologi sering berkontribusi dalam terjadinya KLB suatu penyakit. Keempat faktor tersebut meliputi (1) peran pejamu, (2) agens atau organisme penyebab penyakit, (3) keadaan lingkungan yang dibutuhkan penyakie untuk berkembang pesat, bertahan, dan menycbas, dan (4) permasalahan yang berkaitan dengan wakeu. Kererkairan antara berbagai fiktor yang berkontribusi dalam KLB penyakit akan lebih dipah jika disajikan dalam bentuk model. Gambar 1.1 mempesliharkan segitiga epidemiologi. Model ini berguna untuk memperlihatkan interaksi dan ketergancungan satu sama lainnya antara dingkungar, pejamu, agens, dan waktu seperti yang digunakan dalam investigasi penyalcit dan epidemi, Segitiga epidemiologi ini didssarkan pada model penyakit menulat. Segitiga epidemiologi digunalan uncuk smenganalisis peran dan kererkaitan setiap faktor dalam epidemiologi penyakic menulzr, yzitu pengaruh, reaksivitas, dan ofte yang dimiliki setiap fektor tethadap fakcor lainnya. Untuk memahami model segitiga epidemiologi ini, geseorang harus memahami istiah yang digunaken dalam segitiga tersebut. Agens adzlah penyebab penyakit. Bakteri, virus, parast, jamus, atau kapang merupakan berbagai agens yang ditemukan sebagai penyebab penyakit infeksius. Pada penyakit, kondisi ketidakmampuan, cedera, atau situasi kematian lain, agens dapat berupa zat kimia seperti pelarut/solven, faktor fisik seperti radiasi atau panas, defisiensi gizi, atau beberapa substansi hain seperti racun ular berbisa. Satu atau beberapa agens dapat berkontribusi pada aru penyakit. Pejamu adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi tempat persinggahan penyakit, Pejamu bisa saja terkena atau tidak terkena penyakit. Pejamu memberikan tempat dan penghidupan kepada suacu patogen, (Patogen merupakan mikroorganisme penyebab penyakic atau Waktu GAMBAR 1.1 Seytige epidemiclogt Bab 1 / Dasar-desar Epidemiclogi GAMBAR 1.2 Petugas kesohaian masyarakat sering menyerang perantara (reservoir) suatu agens di bagan kaki {ingtungan dari seaitiga epidemiciog|. Ranta infeks! dapat dipvtus dengan membasmi vektor yang hidup di lingkungan. Pesawal terbang sering dipakal untuk meryemprotlokasi beralr(lingkungan) yang menjadi tempat perkembangbiakan ‘ayamuk guna membasmi vektor yang menyebabkan penyakit malaria, kaki gajah St. Louis, dan yellow fever. (Gambar atas kebaikan Ceniers for Dsease Control and Prevention, Atlanta, Georgia) substansi terkait lainny2,) Tingkat imunitas, susunan genetik, tingkat pajanan, status kesehatan, dan kebugaran tubuh pejamu dapat menentukan efek yang ditimbulkan organisme penyakit terhadap tubuh. Kondisi rubuh pejamu dan kemampuan organisme untuk menerima lingkungan yang baru juga menjadi faktor penencu, karena beberapa organisme hanya dapat rumbuh subur pada kondisi yang ideal dan terbatas. Contohnya, banyak organisme penyakit infeksius yang hanya dapat hidup dalam rentang suhu yang sempit Lingkungan adalah segala sesustu yang mengeliling} dan juga kondisi luar manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit. Fakcor-faktor lingkungan dapat mencakup. aspek biologis, sosial, budaya, dan aspek fisik lingkungan."Sekitar tempat hidup organisme dan efeke dari lingkungan tethadap organisme itu juga merupakan bagian dari lingkungan. Lingkungan dapat berada di dalam pejamu atau di luar pejamu (dalam masyarakat), Waktu dapat memengaruhi masa inkubasi, harapan hidup pejamu atau patogen (agens),: dan durasi perjalanan penyakit stau kondisi. Permasalahen lain yang berkaitan dengan wakeu mencakup kkeparahan penyakit, dalam hal berapa lama seseorang terinfeksi atau sampai suatu kondisi menyebabkan kematian atau sampai melewati ambang bahaya menuju kesembuhan. Penundaan waktu dari infeksi sampai munculnya gejala, durasi, dan ambang epidemi dalam populasi (kurva epidemi) merupakan clemen wakeu yang harus dipethatikan seorang abli epidemiologi. (Lihat Bab 2 dan 9 untuk penjelasan lebih lanjut mengenai masalah-masalah yang bethubungan dengan penyakit dan kurva epidemi.) Konsep Penularan Penyakit 9 Misi seorang ali epidemiologi adalah mematahkan salah satu kaki segitige epidemiologi, yang mengganggu hubungan ancara lingkungan, pejamu, dan agens untuk menghentikan KLB yang tengah berlangsung. Demikian pula dengan bidang keschatan masyarakat, sasaran bidang ini adalah mengendalikan dan mencegah penyakit (ihac Gambar 1.2). Dengan mematahlean salah satu kaki segitiga epidemiologi, intervensi kesehatan masyarakat dapat memenuhi sebagian sasiran ini dan rmenghentikan epidemi. Epidemi dapat dihentikan jka salah saca elemen dalam segitiga epidemiclogi diubah atau dibuang schingga penyakic tidak legi meneruskan penularan dan rute infeksiny2. KONSEP PENULARAN PENYAKIT Beberapa konsep epidemiologi tentang penularan penyakit yang berhubungan atau memengaruhi segitiga epidemiologi antara lain benda tak hidup (fomie), vektor, reservoir, dan carrer. Fomite atau benda mati adalah benda yang mempunyai peran dalam penularan penyakit. Fomite dapat berupa penuil, pulpen, gelas, gagang pintu, mata pena, pakaian, atau benda mati lainnya yang menghancarkan infeksi akibat terkontaminasi organisme penyebab penyakit yang kemudian disentuh oleh orang lain (lihat Gambar 1.3). Yektor adalah serangga, mis.,lalat, kuru, nyamuk, hewan kecil seperti mencit,rikus, atau hewan. pengerat lain. Vektor adalah setiap makhluk hidup selain manusia yang membawa penyakit (carrier) yang menyebzrkan dan menjalani proses penularan penyakie. Vektor menyebarkan agens infeksi dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke manusia atau hewan ain yang rentan melalui kotoran, gigitan, ddan cairan tububnya, atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada makanan. Reservoir adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah, atau zat organi (seperti tinja dan makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak organisme infeksius. Sewaleu organisme infeksius berkembang biak dalam reservois, mereka melakukannya sedemikian rupa sehinggs penyakit dapat dlitularkan pada pejamu yang rentan, Manusia sering berperan sebagai reservoir sckaligus pejamu. Jika hewan menularkan penyakit pada manusia, inilah yang disebut dengan zoonosis. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa zoonoses adalah penyakit dan infeksi yang ditularkan ancara hewan vertebrata dan manusia (WHO, Technical Report #378 of the Expert Committee on Zoonoses, 1967). Satu istilah lain terkait yang menggambarkan proses yang berkontribusi dalam penyebaran penyekit, adalah carrier. Carrier mengandung, menyebarkan, dan merupakan tempat persinggahan GAMBAR 1.3 Penyakit dapat dituarkan dengan bertagai care. Seorang ahil epidemiologi harus mempethitungkan ‘semua cara penularan yang memungkinkan ketika melekukan Investigasi waban pery@kit. Gendang yang dibali di Halt inv merupakan fomite yang menyetabkan penularan penyatit aniraks Kult pada seorang wanita usla 22 tahun yang membelinya, (Gembar atas ketalkan Centers for Disease Contr j 10 Bab 1 / Dasar-dasar Epidemiolog| SIKLUS EPIDEMIOLOG! PENYAKIT PES. ‘imodthas dar Kanner, Gokrea dn Huber, "Racal Observant ‘nthe Eeumisooy of Pagve ante Sine AJPH 2591068 GAMBAR 1.4 Tkus dan anjing hutan sering kali menjadi cerviar penyakit pes. Pinjal berperan sebagal vaktor dalam ponularan penyakit peo kepade manuela eopert torihat dalam siklus epiemiologi bubonic plague, (Gambar atas kebalkan Centers for Disease Control and Prevention, Atanta, Georgia) organisme penyebab infeksi (lihat Gambar 1.4). Orang yang terinfeksi organisme penyebab infeksi seting kali tidele menunjuklean tanda-tanda penyaleie aeau maniferrasi klinis dari penyaleie. Akan terapi, orang atau hewan juga dapat menjadi sumber infekci dan penyebaran penyakit yang potensial terhadap orang (atau hewan) lain. Kondisi carrier dapat betlangsung dalam keseluruhan perjalanan penyakie atau selama perjalanan hidup manusia jika tidak diobati dan bahkan tidak terlihat karena. carrier munglcin tidale sakie (carcer yang schat). Beberapa carrier dari penyakit vereentu bisa terinfeksi dan menjadi carrier seumur hidup, seperti Tjphoid Mary (Bab 3), Tuberkulosis adalah salah satu peayakic lain yang umumnya dikenal mempunyai carrier, Beberapa carrier dapat sembuh dari kondisi ini. Typhoid Mary dapat disembuhkan dengait pembedzhan (pembuangan kandung empedu adalah pengobatan pada masa itu). Jika ia hidup di zaman modern ini, ancibiouk pasti digunakan dengan cfectif2 Pada carrier ditemukan beberapa kondisi atau keadaan yang berlainan, Ada enam tipe carrier yang diidentifikasi oleh bidang ilmu kedokteran dan keschatan masyarakat. Active carrier Seseorang yang terpajan dan menjadi tempat bersarangnya organisme penyebab penyakit dan kondisi ini peayakitnya, disebut cart Convalescent carrier Seseorang yang terpajan dan menjadi tempat bersarangnya organisme pe- nyebab penyakic (patogen) dan berada dalam masa pemulihan, tetapi masih dapat menularkan penyakit ke orang lain disebut carrier konvalesen. Gara Penularan Penyakit uw Healthy carrier Seseorang yang terpajan dan menjadi tempat bersarang organisme penysbab pe- nyakit (patogen), tetapi tidak sakie atau tidak menunjukkan gejala sakit disebur carrer sehat. Kasus seperti itu bisa disebut sebagai kasus subklinis. Incubator carrier Seseorang yang terpajan dan menjadi tempat bersarangnya organisme penyebab penyakit (patogen), masih berada pada tahap awal penyakit serta menunjukkan gejala dan kemampuan uncuk menularkan penyakit disebut carrier inkubator. Intermittent Carrier Sescorang yang terpajan dan menjadi tempat bersarangnya organisme pe- nyebab penyskit (patoger) dan secara berulang dapat menyebarkan penyakit disebut sebagai carrier intermiten, carrier ini dapat menyebarkan penyakit kapan saja dan di mane saje. Passive carrier Sescorang yang terpajan dan menjadi tempat bersarangaya organisme penyebab penyakit (patogen), tetapi tidake menunjukkan tanda-tanda dan gejala penyakit disebut carrier pas, hal ini sama seperti carrier sehat."""? CARA PENULARAN PENYAKIT Beberapa cara penularan penyakit telsh diidentifikasi. Ada bermacam metede yang digunakan agens untuk becpindah dari pejamu yang satu ke pejamu lainnya, atau kefuar dari pejamu untuk menginfeksi pejamu lainnya yang rentan—baik manusia maupun hewan. Ada dua cara umum penularan penyakit: penularan langsung dan penularan tidak langsung, Penularan langsung, atau juga dikenal sebagai penularan dari orang ke orang, adalah perpindahan patogen atau agens secara langsung dan segera dari pejamu/teservoir ke pejamu yang rentan. Penularan langsung dapat tctjadi melalui kontak fisik langsung atau kontak langsung orang per orang, seperti bersentuhan dengan tangan yang terkontaminasi, sentuhan kulit dengan kulit, berciuman, atau hubungen seksua. Penularan tidak langsung terjadi ketika patogen atau agens berpindah atau terbawa melalui beberapa item, organisme, benda, atau proses perantara menuju pejamu yang rentan schingga menimbullean penyakit. Fomite, vektor, udara yang beredar, partkel debu, droplet aie, sit, maksnan, Kontak oral-feal, dan mekanisme lain yang secara efektif menyebarkan orgenisme penyebab penyakit adalch alat penularan tidak langsung. Penularan tidak langsung dilakukan melalui salah sat atau beberapa cara penularan berikut: penularan airborne (melalui. droplet atau partikel debu), water- borne, vebicleborne, atau penularan vectorborne. Penularan airborne tesjadi ketika droplet atau partkel debu membawa patogen ke psjamu dan menginfeksinya. Penularan waterborne terjadi ketkea patogen, mis, kolera atau shigella, terbavwa dalam air minum, kolam renang, sungai, atau danau yang digunaken untuk berenang. Penularin vehiclebome berhubungan dengan fomite (barang/benda), misalnya peralacan makan, pakaian, peralatan cuci, sisi, bocol air minum, dan scbagainya. Penularan airborne tetiadi ket sescorang bersin, batule, tau berbicara, memercikkan parogen mikroskopik yang terbawa dalam droplet ke udsra dan dihirup oleh seseorang yang rentan yang berada di dekatnya. Cara lainnya adalah jika droplec terbawa melalui saluran pemanas atau pendingin ruangan di dalam gedung atau discbarkan melalui kipas angin ke scluruh bangunan atau kompleks bangunan. Beberapa abli epidemiologi mengelompokkan penyebaran melalui droplet sebagai penularan Jangsung, karena biasanya berlangsung dalam jarak beberapa mecer dari pejamu yang rentan dan karena memang langsung. Bagaimanapun, secara logika droplet dari bacuk atau bersin disebarkan melalui mekanisme perantara untuk membawa patogen ke pejamu yang rentan. Dengan demiian, 12 Bab 1 / Daser-dasar Epidemiciog! penularan semacam ini adalah penularan tidak langsung. Penularan ini juga merupakan penularan dari orang ke orang dan sangat umum terjadi pada penularan influenza dan pilek, Penyebaran droplet juga dapat terjadi melalui peralatan pengisap udara dan proses sirkulasi udara (alat pemanas dan AC) dalam bangunan, yang membawa penyakie bawaan dropler ke tempat yang jauh, sering kali ke tempat yang terpencil, dan menyebabkan penyakit, Penyakit tuberkulosis dan Legionnaie disebarkan melalui cara seperti ini (jhat contoh kasus, hal 285—288). Beberapa penuleran penyakt secara vectorbome memiliki proses mekanis yang sederhana, seperti etika parogen menggunakan pejamu (mis. lalat, pinjal, kucu, cikus) sebagai mekanisme untuk menumpang, untuk memperoleh makanan, atau sebagai proses perpindahan fisik untuk menyebat. Penularan ini disebue penularan mekanis. Saat patogen menjalani perubahan sebagai bagian dari sildus hidupnya selama berada pada pejamu atau vektor dan perubahan ini berlangsung sebelum disebarkan ke pejamu yang baru, maka penularan ini disebut penularan biologis. Penularan biologis dengan mudah dapat dilihae pada penyakit malaria; darah yang diisap nyamuk Anopheles bevina diperlukan protozoa Plasmodium untuk menyempurnakan siklus perkembangan seksualnya. Hal ini hanya dapat terjadijika nutrien darah yang dicerna ditemukan dalam usus nyamuk Anopheles, MATA RANTAI INFEKSI Ada hubungan yang erat antara segitiga epidemiologi dengan mata rantai infeksi (Gambar 1.5). Penularan penyakit terjadi kerika patogen atau agens meninggalkan reservoir melalui jalan keluar (portal of exit) dan disebarkan dengan salah satu cara penularan. Patogen atau agens penyebab penyakir memasuki tubuh melalui jalan masuk (portal ofenery) dan menginfeksi pejamu jika pejamu dalam keadaan rentan. Rantai agers/patogen etiologis mencakup bakceri virus, cacing, zat kimia, atau substansi hewan atau tumbuhan atau faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit, ketidakmampuan, kesakitan, sindrom, atau kematian. Sumber/revervoir adalah media atau habitat tempat patogen atau agens infeksius tumbuh subur, memperbanyak diri, dan berkembang biak dengan cepat, Reservoir mencakup manusiz, hewan, kondisi, atau substansi lingkungan tertentu, mis, makanan, tinja, acau bahan organik yang membusuk, yang kondusif untuk pertumbuhan patogen. Banyak penyakit infeksius atau meaular yang mempunyai reservoir manusia dan beberapa reservoir hewan. Ada dua jenis reser voir manusia dan hewan yang umum diketahui; orang sakit bergejala (simptomatik) yang menderita, penyakit, dan carrier, atau orang yang menjadi tempat persinggahan patogen, yang tidak menunjukkan. gejala (asimptomarik) sakit, terapi dapat menularkan penyakit Begitu agens atau patogen meninggalkan reservoir, agens dengan menggunakan suatu cara penularan akan berpindsh ke pejamu yang rentan, baik melalui penularan langsung (Ikontak orang ke orang) atau penularan tidak langsung (droplet atau partikel debu bawaan udara, vekror, fomite, substansi makanan). Rantai paling akhir dalam mata rantai infeksi adalah individu atau pejamu yang rentan—biasanya manusia atau hewan, Pejamu umumnya dilindungi dari serangan patogen oleh =] oe | =a Lomond GAMBAR 1.5. Mata rantalinteksi Penggolongan Epide/KLB 1B FILE BERITA Pedikulosis (Penularan Orang ke Orang) ‘atu Kepala: Epidem Beant oberapa orang berpendapat bahwa kuti kepala tau kutu rambut merupakan cangauan yang hanya menyusahkan. rmasyerakat keles baviah atau orang yang higiene perorangannya buruk. Namun, epdemi pedkulosis ditingkat rnasional semakn menjad-jadl baik dl sekolah negeri maupun swasta. Kutu pengisap darah (ordo Anoplura leh menyukel pelamu mamalia dan jerang yang meryerang spesies lain bbahkan yang terdokat sekall pun seperthewan pelharaan. Kutu kepale hidup pada rambut Kepela dekattonghuk dan telings. Sikus hidup kutu kepala dhabiskan pada pejamu, biesanya pada orang yang same. Kei tahapan kehidupan. ut Kopala (tel nimfe, can vasa) berangsung Sekar tiga minggu. Jka Kulu Kepela Keluar atau dak menstap lg] pada pejamu, mereka akan mati dalam sohri atau dua har. Kutu Kepela ini sangat kecl sekitar 2—S mm dan mereka terhat menggenggam balang rambut deka Kult Kepala dengan kukunya yang berbertuk krusus. Kutu betina dewasa Iidup sekiar sbulan dan menghasikan 150 atau iabihlelur yang disebut nt Kurang lebih 10 tour sehari Ni jangan sampal dianggao setagal buss hal spray atau Ketombe. Nit yang benema puth Kekuningan, berbentuk oval nlokat ‘at pada tagian bawah tatang rarrbut dan rrembutuhkan walt aatu minggu untuk menetae, Hanya secitt penyekt yang divarkan meal Kutu Kepala, ttepikutu torsebut sudeh merupakan masaiah seni, Mereka mengisep dareh dart menyurdikkan airiiumya selama pengisapan yeng menyebabkan rasa gatal dan Infeksi sokunder akibat kotoran, gigtan, dan oakavan mereka. Penuleran teradi balk secara langsung, melalui Kontak dengan orang yang berkutu, atau secara tidak langsung ‘melalui omit yang dipakai bergantan atau tersama sepert scart, ton, jaket, sir, balu hangs, den sepral. Kutu ‘epale tdek dapat melorrpatetau tarbang sehingga penularan melalui forte tejaci teruiama di sekolah, saat anak sling mercoba dan bertucar pakaian dengan anek lairnya, Karena kutu kopale menyukal darah untuk makenanryya dan lingkungan yang hangat dan berbulu, penularan orang ke orang paling umum teyjadl. Tindakan pengendalian lebih Waktu biasanya berar-hart pada penyekit pemnapasan) GAMBAR 23. Porat jeryakit perrapasan infeksius. Gejale prodromal: Haluaran dari hidung, sakt kepal ‘domam ringan, pegal esluruh badan, itabiitas, golisah, gangguan pencernasn, batuk, dan eakit tanggorok (Diem dari Green, ., dan CL. Anderson. 1982. Communty Health, 4th ed. St Louis: CV. Mosby) dliagnosisnya. Pada masa fastigium, walaupan tingka penularan paling tinggi, pasien tidak banyak menularkan penyakit karena biasanya pada tahap ini ia dirawat di rumah atau di rumah sakit. Defereescence (penurunan demam) adalah masa ketika gejala penyakit berkurang. Pada masa i begitu pasien merasa dirinya telah sembuh dari penyakit, ia tidak akan bethati-hati sehingga penyakit dapat kambuh kembali (relaps) karena perjalanan penyakit belum lengkap dan sistem kekebalan penderita belum sekuat sedia kala. Jika pertahanan tubuh melemah dan tidak dapat melawan patogen secara efeleif, relaps dapat terjadi di cahap ini. Tahap ini juga merupakan eahap penularan penyskit ‘yang cukup tinggi karena pasien mungkin sudah dapat beraltivitas dan belum sepenuhnya pulih serta masih infeksius. Convalescence (pemulihan) adalah masa pemulihan atau penyembuban. Pada tick ini, sseorang. smungkin masihinfeksius,ceapi merasa lebih schat, serng keluar dan jalan jalan, dan menyebarkan penyakie. Zoonosis 39 Defection adalah masa ketika patogen dibunuh stau dikslahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Pada beberapa penyaki, defection dan convalescence bisa berada pada tahap yang sama, dan pada tahap defection inilah isolasi dicingkackan.* Faktor penyakic yang memenganuhi tidak saja penyakit saluran pernapasan bagian atas, tetapi juga banyak hal lainnya, adalah kekuatan atau keganasan (virulensi) penyakic itu. Virulensi adalah kekuatan suatu agens peayakic dan kemampuannya menimbulkan kasus penyakit yang parah atau menycbabkan kematian. Berkaitan dengan virulensi suatu patogen adalah viabilitas agens penyebab penyakie ini. Visbilitas, suatu konsep yang masih berkaitan, adalah kapssitas patogen atau agens penyebab penyakit untuk dapat bertahan di luar tubuh pejamu dan untuk tetap ada dan hidup di dalam lingkungan. Jika penyakit seperti penyakit pernapasan belum bermanifestasi dengan sendirinya atau hanya menimbulkan kasus penyakit atau kondisi yang ringan, hal itu discbut subkdinis. Ada bebcrapa penyakit yang dapat dibuktikan keberadaannya melalui uji kinis seperti analisis darah schingga keberadaan suatu reaksi antigen dapat diketahui, Akan terapi, gejala Klinisnya mungkin tidak jelas. Keadaan seperti itu juga termasukinfeksi subKlinis atau kasus subkdinis karena hanya dapat dipastikan secara imunologis jika gejala Klinisnye tidak tampak dengan jelas. ZOONOSIS Sudah Jama diketahui behwa binatang juga dapat menjadi pejamu, vektor, atau sumber beberapa infeksi acau penyakit tertentu (lihat Gambar 2.4). Berdasarkan sejarah, iketahui bahwa beberapa penyakie tertencu dapat ditularkan dari binatang ke manusia. Zoonosis didefinisikan sebagai infeksi atau penyakit infeksius apa pun yang dapat menular dari binatang ke manusia. Penyakit bise menjadi endemik atau epidemik. Dengan demikian, cara lain yang dapat digunakan untuk mengelompokkan dan mempelajari penyakit adalah dengan melihar kemampuan penyskit itu untuk ditularkan dari binarang ke manusiz. Ada lebih dari 185 jenis penyakit yang dapat diuularkan dari binatang ke manusia."” Berikut beberapa penyakit zoonotik yang umum ditemulan AIDS dermacofilesis Rocky Mountain spotted fever amebiasis lepra salmonelosis antraks Lyme disease + sigelosis bovine pepular stomatitis _paseurolosis infeksi streprokokus brucelosis pes tetanus California encepbalive demam-Q trichinosis cat-scratch fever rabies tularemia Colorado tick fever rat-bite fover ‘yellow fever cowpox rickettsalpox ‘scabies zoonotik demam dengue ‘Ada beberapa jenis binatang yang dapat menjadi carrier penyakit tanpa menunjukkan tanda- ‘anda atau gejala apa pun. Contoh, coyote (anjing hutan) dapat membewa pes, tanpa pernah menjadi sakit akibat penyakic ini, tetapi menyebarkannya pada tikus dan manusia melalui pinjal sebagai vektor. Manusia mungkin aken digigicpinjal mat berada dj hutan arau pun di rumah, kemudian sakic selama beberapa hari, dan tidak mengira kalaw penyakit tersebut terjedi karena inokulasi seranggs. Sejarah memperlihatkan bahwa rangkaian kejadian dari binatang ke pinjal kemudian ke manusia merupakan suatu hubungan yang tidak mudab terjalin. Selama beratus-ratus tahun manusia terkena penyakit malaria dari gigitan nyamuk tanpa pernah menyadari bahwa penyakit itu berasal dari 40 Bab 2/ Konsep Penyakit Praklis Dalam Epideriologi nyamuk yang meng gigitan pinjal dan pes. Manusia sangat protektif terhadap binatang peliharaan mereka dan implikasi apa pun yang, menyebabkan mereka terkena penyakit yang berasal dari binatang peliharaan itu tidak alean dapat mereka terima, Akan tetapi, kemungkinan itu memang ada dan tidak boleh luput dari perhatian abli epidemiologi. Selah satu gangguan paling umum yang luput dari perhatian pemilik binatang adalah alergi yang diderita anggota keluarga akibat bulu binatang. Anak-anak atau orang dewasa mungkin akan mengslami alergi selama bercahun-tahun dan tidak pernah menyangka kalau binatang enya. Hal yang sama juga berlaku untuk rangkaian kejadian yang melibadkan, Sistsorkus ¢§ GAMBAR 2.4 Contoh zoonosis dan siklus penularan penyakit. Siklus hidup T. solium pada dua pejamu melibatkan manvsia sebagai pear deff pada hap cacng ita dewasa yang dapat akibat mengonsursl deging babi meriah atau sotengah matang yang terkentarsinas sisson. Bab, pelamu porentar, ternfekl paras peda stadium la akst menetantelur yang aca cam trjamamusia sebagai caer cacing pa, Manusia Karena ceroooh akan menean parasit ii pada stadium lara melalui utofeca-oral (Sumber. Centors for Diseese Contol and Prevention, ‘Localy Scquired nourocystcercosis-Norh Carolina, Messachuset, and South Caraina, 19851991". Mortidty and Mortality Weekly Repor. Pubic Heath Seroes, U.S. Deparient af Health and Human Services, Vel. 21, No.1, Jan. 10,1952, +4) Tikus atap Tikus Nowegia Keduanya merupakan vektor penyakit Kiasifikasi Intemasional Penyakit 41 peliharaannya merupakan sumber alergi yang dialaminya sampai ia diperiksa oleh dokter. Tularemia (rabbit fever), cat-scracth fever, cacing dari anjing, dan parrot fever (psittacosis) sudah ada sejak dahulu dan merupakan contoh penyakit zoonotik. KLASIFIKASI INTERNASIONAL PENYAKIT Sclama bertahun-tahun Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memikul tanggung jawab uncuk membuat klasifikasi penyakit. Susunan klasfikad cerbaru sudah mencapai edisi kesembilan dan disebut sebagai ICD-9, ICD-9 didesain guna mengklasifikasi informasi morbiditas dan mortaliras untuk cujuan statistik, yaitu untuk mengindeks eatatan rumah sak berdasarkan penyakit dan prosedur pengobatan, dan untuk penyimpanan dan pemanggilan data. Metode ICD-9 ini ternyata penggunaannya terbates di kawasan rumah sakit sehingga dilakukan modifikasi Klinis pada ICD-9-CM (CM kepanjangan dari clinical modification [modifikasi Klinis]). Proses untuk menerapkan ICD-9 di lingkungan klinis dilakukan oleh U.S. National Committee on Vital Health Statistics melalui subkomisenya yang menangani bidang daca statistik di rumah sakit, Melalui penelitian yang dilakukan oleh American Hospital Associa tion dan American Medical Record Association, bethail dicemukan ICD yang cocok untuk mengindeks catatan rumah sakit. Setelah mengeluarkan berbagai edisi, melakukan revisi dan penyesuaian, ICD-9- CM mulsi diujicobakan di tahun 1979 dengan beberaps pembaharuan yang dilakulcan secara berkala. ICD-9-CM diterbiekan dalam 3 volume: Volume 1 Penyakit: Daftar Tabel, Volume 2 Penyakit: Indeks Abjad, Volume 3 Prosedur: Daftar Tabel dan Indeks Abjad. Untuk memberikan kode numerik pada berbagai kondisi dan penyakit digunakan empat sampai lima digic bilangan. Dengan begicu, sctiap kondisi, subkondisi, atau suatu modifikasi antara kondisi dan. penyakie diwakili dengan satu bilangan. ICD-9-CM juga memasuldkan cedera dan kondisi yang tidak perlu dikelompokkan sebagai penyakit.Jike ads sescorang yang mendatangi penyelenggara perawatan Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, skrining kesehatan, atau sekedar kunjungan biasa dan pada saat itu tidak menderita sakit, tevspi mengalami masalah atau kondisi yang dapat memengaruhi status kesehatannya, kode khusus “V” ditambahkan dalam catatannya. Cedera, keracunan, dan kecelakaan dinyatakan dengan kode “E”” ICD-9-CM memuat daftar ratusan jenis penyakit dan kelainan dalam sistem Kasifikasi keseluruhan. Sistem klasifikasi ini sebagian menggunakan pendekatan sistem cubuh untuk mengelompokkan berbagai jenis penyakit yang menyerang masing-masing sistem cubuh. Berikut struktur unum klasifikasi ICD-9-CM secra keseluruban. Penyakit infeksi dan parasic Neoplasina (kanker) Penyakit endokrin, nusrisional, dan metabolik serta kelainan imunitas, Penyakit darah dan organ penghasil darah Penyakit sistem saraf dan organ indera Penyakic sistem sirkulasi Penyakie sistem pernapasan Penyakit sistem pencemaan Penyakit sistem genitourinarius Komplikasi kehamilan, kelahiran, dan nifas Penyakie kulit dan jaringan subkutan Penyakit sistem muskuloskeletal dan jaringen ikat + Anomali/kelainan kongenital + Kondisi tertentu akibat petiode perinatal 42 Bab 2! Koneep Peryakit Prakti Dalam Epidemiclogi + Cedera dan Keracunan + Kode-V = Klasifikasi faktor-faktor yang memengaruli status keschatan dan berkaitan dengan layanan keseharan + Kode-E = Klasifiasi penyebab eksternal cedera dan keracunan ICD-10-CM sejak tahun 1996 telah digunakan di 28 negara dan telah dite:jemahkan ke dalam 37 bahasa. Amerika Serikac sejak tahun 1999 menggunakan ICD-10 tersebut untuk membuat laporan tentang kematian dan akte kematian di negara ini harus dikodekan dengan kode-kode yang, ada dalam ICD-10. : ICD-10 ini merupakan ICD-9 yang sudsh mengalami perombakan berulang kali, ermasuke penambahan kode “2” untuk kunjungan rawat jalan, format kode berubah mengikuti sistem alfa- numetik, penambahan jumlah kode (enam digitangka, penandaan tubub kiri-kanan) dan menyajikan sistem pengkodean yang lebih spesifik. Edis’ ini juga meaggunakan proses prioritasasi berurutan yang, berkaican dengan penyakic atau kondisi yang dapat memengarubi lebih dari saru sistem tubuh. Stuleur bab diubsh agar dapat memasuldzan bab-bab eentang sistem tubuh, dan kdasifiasi ssi eubuh secara umum dipakai. Bahasa diubah agar konsisten dengan praktik Klinis sekarang. Versi lengkap ICD-10-CM dan ICD-10-PCS (Procedural Coding System) menurut rencana akan diterbitkan di akhir musim semi tahun 1998 dan akan diterapkan secara keseluruhan di bulan Oktober 2000. PENYAKIT YANG HARUS DILAPORKAN DI AMERIKA SERIKAT (CENTERS FOR DISEASE CONTROL AND PREVENTION) Dj Amerika Serikat, dewast ini ada 49 jenis penyakit yang harus dilaporkan, Dengan dikeluarkannya undang-undang dan dibuatnya peraturan di tingkat pemerintahan federal, pelaporan tentang semua jenis penyakit yang harus dilaporkan (notifiable) menjadi suatu kewajiban hukum. Kewajiban hukum yang sama juga berlaku di semua nogara bagian Amerika Setikat. Dokter, rumah sakit, laboratorium, Klinik, dan penyelenggara perawatan Kesehatan lain yang mungkin mengadakan kontak dengan pasien, yang menderita penyakit serius, diwajibkan secara hulum untuk melaporkan semua kasus penyakit yang harus dilaporkan. Pelaporan penyakit tercentu, seperti AIDS dan penyskie menular seksual (PMS), pada kenyataannya tidak selalu dilekukan dengan ckurat dan efisien. Ada beberapa penyelenggara perawatan keschatan yang lebih memilih melindungi pasien penderita AIDS atau PMS dengan tidak melaporkan kasusnya sehingga tidak sesuai dengan data statistik yang dilaporkan. Sistem pelaporan melalui telepon atau kartu yang sudah dicetak (Lihat contoh dalam Gambur 2.5 di bawah) dibuat bagi penyelenggara layanan kesehatan guna memudahkan pelaporan. ‘Ada beberapa profesional yang menganggap penyakit yang harus dilaporkan (notifiable disease) sebagai penyakit yang dapat dilaporkan (reportable disease), Apa yang menyebabkan suatu penyakic menjadi keprihatinan atau begicu seriusnya sebingga harus dilaporkan? Ada dua faktor pokok yang menyebabkan penyakit menjadi harus dilaporkan, yaitu kemampuan penyakie itu untule menimbulkan kematian dan daya tular penyakit itu. Semakin besar peluang seseorang untuk meninggal akibat suatu penyakit atau semakin tinggi peluang penyebaran suacu penyakic di dalam komunitas menimbulkan kekhawatiran besar bagi petugas kesehatan sehingga penyakit seperti icu harus mendapat pengendalian yang menyeluruh. Pemberitahuan kepada petugas kesehatan akan adanya ancaman penyakit pada suatu populasi yang cukup besar akan menjadi citik awal dilakukanaya investigasi epidemiologi. Jika tindakan pencegahan tidak dapat menanggulangi penyakit itu, misalnya imunisasi tidak dilakukan, maka proses pelaporan akan mengingatkan petugas keeschatan dan tokoh politik akan pentingnya pelaksanaan cindakan untuk meneegah terjadinya KLB enyakit yang Harus Dilaporkan di Amerika Serikat 43 ee at YON Ores meee Fi gis cies ae ots | [STAR comats ont satan ° ESE Se Oucurer eteonuey Legge tS ie rc vm Ganreran G<1 oni esrowrt Se GAMBAR2.5. Contoh Kartu yang digunakan untuk pelaporen penyakkt yang harus dlaporkan oi negara bagian Calms. PENYAKIT PENURUNAN PENINGKATAN KASUS DALAM ‘a MNooU Meangtis aseptic men Encl, Primer ° Hepat A aim Horas 8 te Hepat, Nom, Non 8 ne Hepat, db destin “= Lepleneloss i= ‘Matara = campak, Toa = rota taningokokal we ‘Gindong a ae es ve a a Rasio kasus dalam 4 minggu tarakhir terhadep kasus dalam 1S periode 4 mingguan (dari pride 4 mingguan terdahuly ‘selama 5 tahun terakhi). GAMBAR2.6 Conioh perbandingan peningkatan dan penurunan kasus penyskit yang harus dlaporkan dalam periods ‘4mingguan. (Sumber: The Centers for Disease Control and Preventon, "Notifable diseases reports, comparison of 4- ‘woek totals ending October 27, 1990," Morbicity and Mortality Weokly Repor, Public Healtn Servicer, U.S. Department of Health and Human Service, Vol. 99, No. 43, Nov, 2, 1900, p. 780) Bab 2/ Konsep Penyakit Prakiis Dalam Epidemiologi penyakit yang dapat mengancam keschatan dan kehidupan. Pelaporan penyakit yang harus dilaporkan ini memungkinkan dilekukannya penelusuran sumber infeksi, cara penularan, rute penyebaran, identifikasi media penularan (vektor dan fomite), dan dilakukannya pengidentifikasian wakeu, orang, dan tempat (lokasi dan klaster geografis) yang menjadi kekhawatiran di seputar penyakit khusus ini The Morbidity and Morality Weekly Report secara teratur menyajikan grafik yang berisi tentang tren kejadian (penurunan dan peningkatan) 12 sampai 14 penyakie teratas yang harus dilaporkan (Gambar 2.6). Tabel 2.8 menyajikan kejadian kumulatif tahunan penyakic yang harus dilaporkan. Gambar 2.7 memperlihatkan sistem pelaporan penyakic yang harus dilaporkan yang digunakan di ‘Amerika Serikat. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 46 Bab 2 / Korsep Penyakit Praktis Dalam Epidemiologi di suatu wilayah tertentu terjangkit penyakit menular, bahaya akan cerjadinya KLB yang serius arau epidemi setempat akan tetap sama sehingga setiap anak yang tidak divaksinisasi merupakan kelompok. yang berisiko terjangkit penyakit itu.'2°*3 ‘Ada tiga jenis imunitas yang dimiliki manusia, yaitu imunitas didapat, okrif, dan imunitas pasif Imunitas didapat diperolch karena pernah menderica suatu penyakit yang menstimulasi sistem pertahanan alami tubuh, atau karena sengaje (secara buazan) menstimulasi sistem pertahanan melalui imunisasi. Pada imunisasi aktif, tubuh membentuk antibodinya sendiri. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian vaksin 2tau karena harus merespons patogen penyakit tertentu yang menginvasi tubuh, Imunitas aktif dan didapat memang serupa. Imunitas pasif, yang terkadang disebur imunicas pasif alami, didapat melalui transfer eransplasental imunitas ibu terhadap peayakit kepada janinnya. Imunitas pasif juga dapat diperoleh dengan memasukkan antibodi yang sudah terbentuk ke dalam penderita yang renian,'45 Pada Tabel 2.9 dapat cilihat jenis-jenis penyakit yang sudah dibuat vaksirinya. Banyak penyakit ‘umum yang tidak ada valcdnnya, sebagian mash diteliti, atau lainnya hampir ditemulen. Saat ini, salah satu vaksin yang sangat diharepkan dapat ditemukan adalah vaksin AIDS, terapi kemungkinan ditemukannya vaksin ini masih sangat kecil, Ada beberapa vaksin yang tidak terlalu efektif sehingga memerlukan penyuntikan ulang (bsoster shot), sedangkan vaksin lain, seperti vaksin smallpox, dapat bekerja dengan baik. Vaccinia, vaksin untuk smallpox, merupakan agens pengimunisasi yang sangat efektif. Vaksin vaccinia diperkirakan menyebabkan musnahaya penyakit smallpox di seluruh dunia. Laporan mengenai kasus smallpox terakhir ditermukan tahun 1977 di Somalia, Pada bulan Mei 1980, Werld Health Assembly menyatakan bahwa dunia telah bebas dari penyakie smallpox. Walaupun laporan ini disebarluaskan ke seluruh dunia, banyak profesional keseharan yang merasa skeptis akan kebenaran berita pemusnchan ini dan merasa yakin bahwa mash terbuka peluang munculnya epidemi lain dari penyakit smallpox. Meskipun demikien, vaksin vaccinia merupakan contoh yang baik tentang kcefekifan pelaksanaan imunisasi secara luas dalam program pemberantasan penyakie.!© Pioses imunisasi sebenarnya adalah pengenalan suatu substansi yang dapat menimbulkan reaksi sistem imun melalui pembencukan antibodi penolak penyakit. Ada beberapa subransi yang diberikan ‘melalui oral (polio misalnya). Akan tetapi, kebanyakan substansi diberikan melalui injeksi/suntikan atau tusukan-tusukan pada kulic. Antigen spesific yang berasal dari bakteri, virus, atau tolsin mikroba yang diinaktivasi dimasukkan ke dalam tubuh dalam bentuk vaksin, Antigen merupakan suatu TABEL 29. Jonis penyakit yang diawan dengan vaksin ‘ntaks es Pheumania = Kotea, yt Polio Die 5 Rabies ‘Carroak Jeriman (ubete) ‘Smelisx Hopattis A : Spatied fever Hopatis B Tetanus loflvenza “Tuberatosis| Gambak 2 Domam told Meningitis eo Tihs Se Gondong S Batok rejan Portusis, Yellow fever Pes Be \Vaksin chickenpox tengah cluicobakan, Vaksai malaria sodang cj (lan. 1997}. (Sumber: “Summary of notable clseases in the U.S, 1990", Mortiity and Mortality Weky Reports, Centers (or Disease, Control and Prevention, Vol. 38. 83 Oct. 4, 1991) Imuntas Kelompok a7 subsansi yang mampu menstimulasi pembentuken antibodi di dalam tubuh. Kemampusn sistem antigen untuk mendapatkan kekuatan, aktivits, dan keefekcifan schingga dapat memberikan reaksi terhadap suatu penyakit discbut antigenisitas. Tujuan pemberian vaksin adalah agar tubuh memiliki antibodi yang dapat bekerja dengan cara yang spesifik dan dalam jalur yang dapat ditelusuri di dalam sistem pertahanan tubuk. Antigen yang dimasukkan menstimulasi sistem imun sehingga tubuh mengira dirinya diserang penyakit. Sistem pertahanan tubuh bereaksi dengan membentuk antibodi dan imunitas alami untuk melawan penyakit. Jika di kemudian hari ada patogen yang masuk ke dalam tubuh, sistem imun dapat segera mengenalinya dan tubuh akan terlindung dari penyakit itu karena sistem imun bereaksi dengan cepat. Ada beberapa vaksin yang dapat bercahan sampai seumur hidup, sedangkan liinnya tidak. Laporan terakhir menunjukkan bahwa revaksinasi mungkin diperlukan untuk beberapa penyakit ketika seseorang semakin berumur. Booster shot akan menjaga agar proses imun di dalam tubuh tetap aktif, Jika antigen dan antibodi untuk sementara waktu habis, booster shot diperlukan uncuk memperkuat atau mereakcivasi reaksi imun. Booster shor juga dapat diberikan di luar program imunisasi untuk membantu mengembangkan sistem pertzhanan imun tubuh terhadap segala kemungkinan yang ada*45!9 Jika tubuh tidak dapat memberikan reaksi yang cukup cepat atau cukup kuat, orang ini harus seger ditolong. Pertolongan dapat dilakukan dengan care memberikan antibiotile yang membancu sistem imun melawan patogen. Antibiotik yang umum digunkan, mis., penisilin, retrasiklin, streptomisin, atau substansi lain yang dapat menghancurkan stau menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogenik.**!? Tabel 2.9 memuat jenis-jenis penyakit yang vaksinnya sudah ditemukan dan saat ini dipakai di Serikat. Am IMUNITAS KELOMPOK Konsep imunias kelompok (berd immunity) ini didasarkan pada pemikiran yang menyatakan bahwa jika masa (cuatu populasi atau kelompok) dilindungi dengan ketat melalui imunisasi, peluang, munculnya epidemi besar dapat dikurangi sesedikic mungkin. Menurut Jonas Salk, salah satu pengembang vaksin poli, jika imunitas kelompok yang ada dalam suatu populasi mencapai 85%, epidemi polio tidak zkan terjadi. Imunitas kelompok jug: dianggap sebagai resistensi yang dimiliki suatu populasi atau kelompok (massa) ccthadap invasi dan penycbaran penyakit infeksius. Imunitas kelompok bergantung pada tinghac resistensi yang dimiliki suatu populasi terhadap suacu penyakit menular di mana proporsi anggota kelompok yang tidak-dapst diserang penyakie ita cukup tinggi Imunisasi atau pengelaman sebelumnya dengan suatu peayakit dapat mengurangi jumlah anggora yang rentan di dalam populasi. Imunitas kelompok ini dapat dicapai jika mereka yang rentan berkurang sempai jumlah tertentu dan jumlah orang yang terlindungi dan kebal mendominasi populasi iru. Imunitas kelompok membentuk halangan tethadap penyebaran penyakit melalui populasi Berkurengnya jumlth orang yang rentan akan menghentikan penyebaran penyakitdi dalam sebuah kelompok (ihr Gambar 2.8 dan 2.9). Gambar 2.8 menyajikan geafik cara penyebaran suatu penyakit di dalam sebush populasi jika tingkat imunitasnya rendah dan jumlah orang yang rentan sangat banyak. Sementara itu, cara pembentukan halangan untuk menghambat penyebaran penyakic jika tingkat kerentanan rendah, dan cara menghentikan penularan yang berlangsung di dalam populasi icu jika tingkat imunitasnya mencapai 85% ditunjukkan dalam Gambar 2.9. Jike tingkat imunitas kelompok tinggi, kemampuan orang yang rentan untuk berkontak dengan orang yang sakit sangat erbatas schinggs hampir di semua bagian, penularan penyakit dapar dihentikan. Gambar 2,8 dan Gambar 2.9 mempetlihatkan efek yang ditimbulkan oleh satu penderita terhadap penyebaran suatu penyakit di dalam populasi. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 50 Bab 2 / Konsep Penyakit Praktis Dalam Epidemiologi Pengendalian Lingkungan Program pengendalian lingkungan bertujuan untuk menyediakan udara, ais, susu, dan makanan yang bersih dan aman. Hal yang juga tercakup di dalam pengendalian lingsungan adalah manajemen pengelolaan limbah padat (sampch kering dan sampah basah), limbah cair (air kotor), dan pengendalian vektor (serangga dan binatang pengerat) penyakic.* ‘Untuk mendapatkan udara yang aman perlu dilakukan pengendalian patogen infeksius yang menyebar melalui udara (airborne). Asap (fumes) beracun, sinar ultraviolet, pencemaran udara, dan asap mesin juga termasuk permasalzhan yang ada di bidang pengendalian keamanan udara.* Persediaan air yang beisih dan aman merupakan faktor kunci di dalam pengendalian penyakit infeksius, khususnya penyakit bawaan air (penyakit enterik acau penyakit saluran pembuangan). De- ngan demikian, menjaga agar persediaan air tetap aman merupakan salah satu kegiatan yang paling pokok dan juge penting dalam program kesehatan masyarakat dewasa ini-* imbah cair mengandung patogen, tinja, polutan kimi, limbah industri, dan berbagai polutan serta limbah lain, Agar tidak menimbulkan pajanan pada populasi manusia, kororan dan air koror harus dialiskan dengan aman schingga sistem pembuangan kotoran bawah tanah saat ini menjadi sangat pentin; Dewasa ini, manajemen pengelolaan limbah padat merupakan tantangan terbesar yang harus diadapi bidang kesehatan masyarakat. Masalah yang tetap akan menjadi tantangan bagi bidang ini adalah masalah pembuangan yang teput untuk sumpah dan limbah padat lain, seperti hazardous material dan biohasardous material, yang juralahnya melimpah. Pengendalian terhadap masalah bau, GAMBAR 2.10 Anak ini menderita kasus rubeola, alau campak yang blas@ meryerang anak-enak. Penyakit ni depat Mandi (Bashing) + Buang air besar (Tailgting) + Buang air kecil (Continence) + Berbusana (Dresing) + Bergerak (Transfer) + Makan (Feeding) Seseorang yang dikaji dengan ADL diberi suatu peringkac yang dilambangkan dengan hucuf yang menunjukkan tingkatan fungsi. Huruf"A” menunjukkan kemampuan melakukan keenam butic tersebut secara independen dan mecupakan peringkat teratas seperti yang ada di dunia pendidikan. Peringkat terendah dilambangkan dengan huruf "G” yang menunjukkan bahwa seseorang sangat bergantung pada orang lain dalam menjalankan keenam fungsi di atas dan membucuhkan bancuan. Hurufhuruf di antara A dan G memperlihatken statu kontinum peningkatan keparahan ketidak- mampuan dan hilangnya kemampuan uncuk melakukan keenam butic di atas. Definisi khusus untuk keenam burir tersebut telah dikembangkan untuk memudahkan pengkajian.” SASARAN KESEHATAN TAHUN 2000 Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk menyelamatkan begitu banyak nyawa yang hilang akibat kematian dini atau kematian yang sebenarnya dapat cihindari, mengurangi cedera, ketidakmampuan, dan kesakitan. Dengan demikian, perkembangan dan penerapan sisaran di negara ini untuk tahun 2000 sudah dilakakan. Karena menyelamatkan nyawa saja tidak cukup, Healthy People 2000: National Health Prometion and Disease Prevention Objectives disusun dan diumumlan, Tantangan yang ada dalam Healthy People 2000 ini adalah penggunaan ilmu pengetahuan, keterampilan profesional, komitmen perorangan, dukungan masyarakat, dan kekuatan politik schingga masyarakat dapat menjalaai kehidupannya dengan lengkap dan akif. Kemudian, langkah- aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Ramazzini dan Epidemislog) Kesehatan Kerja serta Higiene Indust 81 “scatistik”. Fars memperkenalkan penggunaan dara statistik vital dan mengacur serta mengembangkan siseem data statistik vital yang banyak di antaranya masih digunakan sampai sekarang. Edmund Halley (1656-1742) menyusun Breslau Table of Birth and Funerals di cahun 1963 uncuk mengestimasi angka kematian din ia juga vermasuk salah satu koneribucor urama dalam daca statistik vital RAMAZZINI DAN EPIDEMIOLOGI KESEHATAN KERJA SERTA HIGIENE INDUSTRI Bernardino Ramazzini (1633—1714) lair di Carpi dekat Modena, Italia fa menjelani pendidikan kedokteran di Universitas Parma dan program pascasarjana di Roma. Pada akhirny, Ramazzini kembali kke kota Modena, tempat ia menjadi profesor kedokeeran pada universitas lokal. Ia tertarile dalam smasalah praktis pengobatan bukan unsuk mempelajariceori pengobatan lama, suatu kenyataan yang, tidak dapat diterima oleh rekan sejawatnya. Melclui keingintahuannya yang besar dan hasratnya untuk keluar dari teori pengobatan yang kuno, ia mulai mendapat pengakuan karena pendekarannya yang inovatif pada masalah kedokeran dan keschatan masyarakar.5*"16 Di tahun 1692, dalam usianys yang ke-60, Ramazzini menuruni sumur sedalam 80 kaki untuk melakukan pengukuran suhu dan barometrk dalam upayanya menemukan arus asal yang cepat dati air smusim semi kota Modena, Ia mencoba menghubungkan hasil pengukuran barometer dengan penyebab penyakit, yaitu dengan melakukan pengukuran setiap hari stlama terjadinya epidemi tifus."*"* Ramazzini menemui seorang pekerja yang bekerja di cesspool (tempat penampungan sementara tinja dan air kotor di bawah tanah). Dalam percakapannya dengan pekerja itu, ia diberi rahu bahwa jika sescorang terus bekerja dalam lingkungan seperti itu, orang itu akan menjadi buta, Ramazzini kemudian memeriksa mata pekerja im saat keluar dari lorong dan melihat ternyata mata mereka merah dan tidal cerah, Setelah menanyakan tencang efek lain bekerja di cessprof dan jamban mur, ia diberi tahu bahwa hanya mata yang terpengaruh.)¥516 Kejadian dengan pekerja cesspool tersebut mengalihkan perhatiannya pada masalah umum dalam pekerjaan yang berkaitan dengan kesehatan, la mulai menulis buku yang akan memengarubi bidang kerja kedoktcran dan memberikan implikasi epidemiologi yang berkaitan. Buku yang berjudul The Diseaues of Workers diselesaikan tahun 1690, terapi belum diterbitkan sampai tahun 1703, Pada masa itu, tidak lazim jika orang mengasihani kaum miskin atau kaum buruh schingga Ramazzini menunda penerbican buku iru karena menururnya buku itu tidak akan diterima masyarakat.*#!6 Menurut hasil observasinya, penyakit yang dialami para pekerja diakibatkan olch dua penyebab. Pertama, menurut keyakinannya, berasal dari sifat berbahaya yang dimiliki materi yang tengah dirangani pekerja karena materi tersebut sering meageluarkan wap beracun dan partikel yang sangat halus yang mungkin tethirup. Penyebab kedua dikacakan berkaitan dengan pergerakan yang kasar dan tidak teratur serta postur yang tidak alamiah yang dipaksakan pada tubuh ketika bekerj.*"* Ramazzini menjelaskan bahaya keracunan timbsl yang digunakan pembuat tembikar saat memati Ta juga menjelaskan bahaya yang harus dihadapi akbar penggunsan merkuri olch pembuat lacs pengrajin emas, dsb. Hasil observasinya memperlihatkan bahwa sangat sedikie dari mereka yang dapat ‘mencapai usia lanjut. Jika tidak meninggal muda, keschatan mereka sangat memprihatinkan schingga mereka betharap untuk cepat meninggal. Observasinya juga menunjukkan bahwa banyak yang ‘mengalami kelumpuhan pada Jeher dan tangan, kehilangan gigi, vertigo, asma, dan paralisis. Ramazzini juga mencliti pekerja yang menggunakan atau mengolah materi organik seperti pekerja tambang, pembuat roti, pembuat cerigu, pembuat rokok, dan pekerja yang mengolzh wool, batang lénan, rami, kapas, dan sutera—semua pekerja itu menghirup partikel yang singet halus saat mengolah materi iva, Ramzzzini lebih lanjut mengkaji eek yang herbshaya dari aspek fisike dan mekanis alam pekerjzan, mis. varises akibacberdiri saat bekerja,pegal pada pinggang akibat memutar roda tembikar, dan oftalmia aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. ‘Sejarah Perkembangan Morbiditas dalam Epidemiologi 85 juga menjadi perhatian’utama. Akibac lebia lanjut dari laporan rersebut adalah dibentuknya badan keeschacan yang segera diikuti dengan pembencukan departemen keschatan tingkat negara bagian dan departemen kesehatan masyarakat tingkatlokal tempat kegiatan bidang epidemiologi dapac dilakukan.'*? Konvensi yang membicarakan tentang karansina diadakan tahun 1850. Konvensi pertama diadakan tahun 1857 di Philadelphia, Amerika Serikat. Dalam pertemuan ini dibahas tindakan pencegahan penyakic tifus, kolera, dan yellow fever. Karantina di pdabuban laut dan higiene kaum imigran juga menjadi sorotan. Kegiatan pendidikan kesehatan masyarakat bermula pada saat ita. ‘Tahun 1879, sebuah buku pegangan pertama tentang kesshatan masyarakat, yang menyertakan topik epidemiologi, dipublikasikan oleh AH. Buck. Buku tersebut berjudul Hygiene and Public Health??? Karakteristik infeksi yeMow fever diterbitkan pada tahun 1901 (lihat Gambar 3.2). Tahun 1902, U.S, Public Healeh Service didiikan dan pada tahun 1906 dikeluarkan undang-undang the Pure Food and Drug Act. Selain itu metode standar untuk analisis air juga diberlakukan tahun 1906. Sementara di tahun 1913, teknik pasceurisasi susu terbukti efektif dalam mengendalikan penyebaran penyakit, dan di tahun yang sama ini didirikan fakultas keseharan masyarakat yang peccama, Harvard School of Public Health 82 SEJARAH PERKEMBANGAN MORBIDITAS DALAM EPIDEMIOLOGI Salah satu abli epidemiologi diawal tahun 1900-an yang membentu mengembangkan studi tethadap data statistike penyakit atau morbiditas (kesikitan) cdalah Edgar Sydenstricker. Perkembangan sistem data statistik kesakitan di Amerika Serikat berjalan’ cukup lambat. Salah satu masalahnys adalah bahwa pengkajian dan analisis data statistik kesakican cidak dapat dilakukan dalam cara yang sama dengan yang dilakukan pada daca kematian. Sydenstricker berkytat hanya pada definisi penyakit dan ‘menyadari bahwa bagi sermua orang, penyakie adalah sesuatu yang tidak dapat ditolalt dan merupakan peristiwa yang sering terjadi. Kelahiran dan kematian pada seseorang hanya terjadi sekali sementara penyakit sering kali terjadi, terutama di era tersebut ketika tindakan sanitasi, kesehatan masyarckat, mikrobiologi, dan pengendalian serta tindakan pencegahan penyakie tengah dikembangkan.” Di awal tahun 1900-an, data statistik kesakitan dari berbagai jenis penyakit tidak dikumpulkan secara teratur dalam skala yang besar. Perhatian pada data statistik penyaki akan diberikan hanya jika ada tuncutan dari suatu populasi tertentu terhadap keberadzan data tersebut dan penggunaan data itu dapat membawa pengatuh sosial dan ekonomis. Selain itu Sydenstricker juga menyebutkan bahwa perbedaan dalam pengumpulan data, definisi, kasus penyakit, keberadaan faktor yang janggal yang dapat memengaruhi keakuratan cataten, dan unsur waktu, semuanya merupakan halangan dalam pengumpulan data angka kesakitan yang homogen dalam jumlah yang besat> Sydenstricker menyarankan untuk mengelompokkan data statistik kesakitan dalam lima ke- lompok utama berdasarkan kegunaannya. Lima kelompok rersebut antara lin: 1. Report of communicable disease (laporan tentang penyakit menular)—Pengumuman tentang. beberapa penyakit dengan menggunakan metode yang masuk akal dan efekcif untuk mengen- dafikannye telah diterapkan. 2. Hospital and clinical record (catatan rumah sakit dan klinis)—Catatan ini dianggap tidak cukup signifikan untuk menggambarkan insidensi atau prevalensi kesakitan pada populasi. (Saat itu, kebanyakan orang dirawat di rumah kecuali mereka yang miskin dan memerlukan bantuan).. Catacan seperti ini hanya berguna untuk studi Klinis. 3. Insurance and industrial establishment and school iliness record (catatan penyakit di asuransi dan industri serta sekolah)—Tidak adanya catatan kesakitan di kalangan pekerja dalam industri besar di Amerika Serikat menjadi masalah dalam pendefinisian dan penjelasan tentang kesakitan yang aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. ‘Studi Jantung Framingham 89 Beberapa orang masih menginginkan studi tersebut dilanjutkan, sementara Ieinnya beranggapan bahwa bukanlah tindakan yang etis jika subjek penderita sifilis tidak dirawat.® Kisah ini rerungkap di kalangan pers di tahun 1972. Satu tahun kemudian, tuntutan hukum bersama diajukan di she United States District Court for the Middle District of Alabama. Kasus ini tidak pernah disidangkan, Bulan Desember 1974, pemerintah Amerika Serikat setuju untuk membayar dan bagi pewaris dari penderia sifilis.® STUDI JANTUNG FRAMINGHAM Pada tahun 1948 di Framingham, Massachusetts studi tentang penyakit kardiovaskular diperkenalkan. Tujuan studi ini adalah menenculaan manskah dari begitu banyak faktor tisiko yang memberilean kontribusi paling besar pada penyakit kardiovaskular. Pada awalny2, studi melibatkan 6.000 orang yang berusia antara 30 sampai 62 tahun, Orang-orang tersebut direkrut untuk berpartisipad dalam studi yang berjangka waktu 20 tahun ini, Pada akhirnya studi ini berlangsung selama 30 tahun, dengan subjek sebanyak 5.100 penduduk. Dalim setiap tahun dari 30 cahun tersebut, pemeriksaan medis dan tes terkaic lainnya dilakukan pada partisipan. Studi ini pada mulanya disponsoti oleh National Health Institue of the U.S. Public Health dan Massachusetts Department of Public Health, juga oleh Framingham Health Department tingkat lokal."* Lokasi untuk Studi Jantung Framingham ditentukan berdasarkan beberapa faltor yang menyi- rarkan bahwa kota tersebut adalah suatu kota kecil yang tipikal Amerika dan mewakili Amerika (representatf), Framingham memiliki populasi yang cukup stabil, satu rumah sakit utama yang digunakan oleh sebagian besar penduduk, dan suatu data kependudukan kota yang selalu diperbaharui setiap tahun dan kota ini jugs memiliki berbagai jenis pekerjaan dan industri. Teknik studi yang digunakan pada studi Framingham adalch studi kohort prospektif yang juga disebut studi longitudinal, (Lihat Bab 8 untuk contoh studi kohort prospektif dan longitudinal.)*#728 Penyakit yang paling menjadi fokus perhatian antara lain, penyakit jantung Koroner, penyakit jantung rematik, gagal jantungkongestif, angina pectoris, stroke, gout, penyakit kandung empedu, dan penyakic mata, Beberapa katagori Klinis penyakitjantung yang dibedakan dalam studi ini antara hin: infarksi miokerdisk, angina pectoris, insufisiensi koroner, dan kematian karena penyakit jantung koroner seperti yang ditunjukkan oleh diagnosis Klinis spesifik.**7** Banyak metods dan pendekatan studi prospeltif dan longitudinal yang dikembanglan dalam studi ini seperti penelusuran kehor, seleksi populasi, pengambilan sempel, isu yang berkaitan dengan usia populasi, pengerahan dukungen populasi, organisasi masyarakar, fokus penyakit kronis tertenti, dan analisis temuan studi." EPIDEMIOLOGI MEROKOK DAN KANKER Perkembangan epidemiologi berjalan dengan lambat dari akhir tahun 1800-an sampai pertengehan 1900-an. Setelah PD II berakhir, semakin banyak kasus kanker paru yang terdiagnosis, Dokter-dokcer mulai menaruh perhatian dan semal in tahu mengapa demikian. Di awal 1950-2n, beberapa penelitian tentang penyebab meningkatnya angka kanker paru dimulai, dengan merokok sebagai dugaan urama.®? Beberapa tipe studi dikembangkan, yang berarti mempersiapkan tahapan investigasi epidemiologi uuncuk mzsa mendatang, seperti studi kasus-kontrol dan studi kchort. Pada studi kasus-kontrol, faktor-fakzor yang berhubungan dengan perkembangan satu atau beberapa penyakie diamati, dengan aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Rate 7 Kematin Ibu Per100,000 Kelahiran Hidup Cr ee ee ee ee) Kelompok Usia tahun) GAMBAR 4:1 Kematian ju berdasarkan kelompok usa ol Amerka Senkat tanun 1979-—1985. (Sumber: Centers tor Disease Control and Prevention, “Special Focus on Reproductive Heath Surveilance—Meternal Mortal Surveillance, Urited States, 19791986," Morbidity and Mortaity Weekly Report, Public Health Service, U.S. Deparinent of Health and Human Services, Vol. 40, No. $8-2. July 1991) Jika pembilang dibatasi hanya pada laki-laki, penyebuc juge dibarasi pada laki-laki, kemudian jika pembilang digunakan uncuk mempelajari kondisi ibu hamil, penyebut juga harus dibatasi pada semua ibu hamil dalam populasi, dst. Perbandingan yang sama dan seimbang harus dibuac dalam rumus rare. Penyebur dapat menentukan batasan rumus, misalnya penetapan populasi berisiko—mercka yang kemungkinan terpajan penyakit. Pembilang di sini mencakup mereka yang terpajan pada risiko, Dari sudut pandang matematis, rate dianggap sebagai salah satu jenis rasio. Citi dari rate adalah bahwa wakcu merupakan satu elemen dan bahwa terdapat perbedaan hubungan antara penyebut dan pembilang. Waleu merupzkan unsur penyebue!* Dengan kata lain, rate adalah pernyataan numerik, yang menggunaken sebuah rumus uncuk menghicung frekuensi suatu kejadian yang berasal dari pembagian jumlzh kasus (pembilang) dengan jumlah populasi total yang mengalami kejadian tersebut (penyebut atau populasi berisiko), kemudian hsilnya cikalikan 100, 1.000 ataw 10,000 (suacu konstanta) untuk mengerahui jumlah kasus yang terjadi pada uni populasi cersebur** Jumlahkasus SRN © = Populasi diarea dalam periode wakcutertentu x 1.000 Rate yang tinggi seperti halnya rate yang rendah memberiken informasi dan wawasin yang berguna mengenai penyebab, peryebaran, penularan, dan efek keseluruhan penyakit pada suatu populssi (ihat Gambar 4.2), Kelompok yang schat dapat dibandingkan pada kelompok sakic yang hidup di wilayah yang sama tempat kelompok pertama itu seharusnya juga terkena penyakit, cetapi kenyataannya tidak. Dati sini, abi epidemiologi akan mendapackan banyak informasi tentang penyebaran penyakie juga cara mengembangkan tindakan pengendalian penyakit itu. Angka AIDS tinggi ditemukan pada kaum homescksual dan, angka AIDS rendah ditemukan pada pasangan monogami, yang semuanya tinggal dalam komunitas yang sama dan ikut berpartisipasi dalam penelitian tentang penyebab dan penularan penyakit. Penularan AIDS lebih berkaican dengan perilaku seksual dan percampuran cairan tubuh, khususnya darah serta tidak berkaitan dengan kerakteristik populasi, dan hal cetsebut bukan satu-satunya contoh yang menunjukkan cara pembuatan dan penggunaan rate.** aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Mortalitas 101 dibiarkan tetap desimal, ini berarti proporsi. Contoh berikut memperlihatkan cara menghitung proporsi dan Gambar 4.4 menyajikan diagram penggunaan proporsi/persencase. Contoh: 40 anak stat ini menderita campal, keseluruhan anak yang berjumlah 80 pernah me- ngalami campak. 40 sekarangsedang sak = 40 dibagi dengan 80 S0tonlkasuscampak = 0,50x100 = 50% yang sakic (0,50adalah propors. 50% adalah persenase) 14.8% Tidak diketahul 5.5% Tidak diahirksn 51,6% Lanicnidup 0.8% Kehamian ganda 9.9% Lahir mat, 13,0% Kehamilan eitopik GAMBAR 44 Kemstian ibu berdasarkan hasl alhirkaharilan di Amerka Sarkat pada tahun 1979-1986, (Sumber: Centers for Disease Control ard Prevention, ‘Special Focus on Reproductve Health Suveilanoe—Malamal Morality ‘Surveilance, United States, 1970-1096," Mortidity and Mortality Weokdy Ropor, Publis Hoalth Sorvice, US, Department cof Heath ard Human Services, Vol. 40, No. SS-2, July 1991) MORTALITAS Di akhir tchun 1600-an, Graunt mengembangkan suatu sistem penelusuran dan pemahaman terhadap penycbab kematian yang discbut sebagai Bills of Moreality. William Fart (1807 —1883), yang ditunjuk sebagai Registrar General di Inggris, kermudian mengembangkan ide Graunt tersebut. Sistem registasi arr uncuk data statistik vital menjadi landasan pengumpulan data dan penggunaan data statistik vital dalam epidemiologi. Kegiatan Graunt dan Farr didasarkan, pada data statistik yang dikaickan dengan kematian. (Lihat Bab 3.) Mortalitas merupakan istlah epidemiologi dan data statistik vital untuk kematian, Di kalangan masyarakat kita, ada tiga hal umum yang menyebabkan kematian: (1) degenerasi organ vital dan ondisi teekait; (2) status penyakit; dan (3) sebagai akibat masyarakat atau lingkungan (bunuh diri, kecelakaan, bencana alam, dsb.)." aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. no Bab 4 / Ukuran Status Kesehstan dalam Epidemiolegi: Mortalitas—Rate dan Rasio San Bernardino County, California, county yang wilayahnya terluss di Amerika Serikat, memiliki angka kematian bayi yang diperlihatkan dalam pethitungan berikut: SanBernardinoCounty(1988) = x 1.000 10,4 Angka Kematian Bayi Baru Lahir ‘Waktu yang paling berbahaya bagi bayi adalah wakcu tepat sebelum dan sesudah lahit. Neonatal rate menggambarkan buruknya perawatan pranatal, berat badan lahir rendah, infeksi, kurangnya sarana- prasana keschatan, cedera, prematuritas, dan defekicacat lahir. Pethatian khusus diarahkan pada sistem pelaporan kematian bayi baru lahir. Beberapa kasus kematian bayi yang memiliki-berat badan. sangat rendah (di bawah 2500 gr) mungkin tidik dilaporkan, dan hal ini mungkin lebih banyak terjadli pada bayi dengan berat badan sangat rendah: di bawah 1.000 gr.!# ‘Angka kematian bayi baru lahir (neonatal mortality rate) didefinisikan sebagai jumlah kematian bayi di bawah usia 28 hari (pembilang) dalam periode waktu tertentu, biasanya satu tahun, Penyebut ‘mencakup jumlah total lahir hidup dalam periode waktu yang sama. Hasil perhicungan biasanya dinyatakan dalam kematian per 1.000 (a:au 10,000 arau 100.000, seperti ketentuan). Angka kematianbayi baru labir= J4mlahkematianbayiberusind bavah28 ari 999 TJumlehkelahiranhidupdi tahun yang sama Angka Kematian Pascaneonatal ‘Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di negara belum ber- kembang, terutama pada wilayah tempat bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi, defisiens! nutrisi, dan penyakit infeksi. Gembar 4.9 memperlihatkan contoh penggunaan tren pada angka neonatal dan pascaneonatal selama periode 24 tahun, tahun 1960—1984. Angka ‘kematian bayi baru Iahir adalah kematiah yang terjadi pada bayi usia 0 sampai dengan 28 hari per-1.000 Bayi kul ita KEMATIAN PER-1,000 KELAHIRAN 15 Tok Veo Tons mk Tard Tort tom tom Tore tow tom Tak TAHUN GAMBAR 4.9 Angka kemalian bayi baru lahir dan pascaneonatal pada pelahiran bayi tunggal berdasarkan ras dan tahun di Amerka Serikat, 1960—1984. (Sumber: Chronic Disease and Health Promotion Reprint fom the MMWR, 19851989, Vol 4, Center for Chronic Disease end Health Promotion, Centers for Disease Contrel and Prevention, US. Depertment of Heaith and Human Service) aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 4 Bab 4/ Ukuran Status Kesehatan dalam Epidemiolog!: Mortalitas—Rate dan Rasio ANGKA KEMATIAN IBU Mortalitas ibu merupakan salah satu indikacor utama status keschatan suatu populasi. Indikator ini den mortalitas bayi sudah lazim digunakan untuk membandingkan status kesehatan negara Amerika Serikat dengan negara lain, (Lihat Tabel 4.4 yang menyajiken perbandingan mortalitas ibu. Amerika Serikat dengan negara lain.) ‘Angka mortalitas ibu yang terendah biasaditemukan paca negera yang memiliki homogenitas tinggi, negara industri, dan negara maju. Negara yang belum berkembang memiliki angka yang lebih tinggi akibat tingginya angka kemiskinan dan kurangnya kegiatan kesehacan masyarakat. Di Amerika Serikat, angka kematian ibu biasanya lebih tinggi pada orang kulit hitam dan Latin dibandingkan angka kkematian ibu orang kulit purih dan Asia. Usia juga berpengacuh pada mortaltasibu. Angka kematian ibu pada ibu yang masih remaja dan ibu yang lebih tua lebih tinggi daripada angka kematian ibu pada ibu dengan masa subur yang berusia 20 sampai 35 tahun. Rumah sakit dan dokeer membedakan tipe kematian ibu ke dalam dua kelompok: (1) kematian akibat penyebab obstetrik /angsung, yang dikaitkan dengan penyebab obstetrik dan penyelenggara layanan kesehatan, (2) sidak langsung, yang, dikaitkan dengan kondisi yang sudah dialami dan kematian bukan disebabkan olch tindakan penyelenggara layanan kesehatan. ‘Mortalicas ibu dikaickan dengun komplikasi kehamilan dan proses melahickan. Kematian ibu ‘mencerminkan seberapa baik penanganan manajemen medis pada proses pelahiran. Hal wersebut juga mencerminkan jumlah kasus perdarahan, toksemia, dan infeksi yang terjadi. Tindalan sanirasi dan kkeschatan masyarckat dan juga pengobatan medis lanjut, perawatan dan prosedur obstetik juga membantu di dalam menurunkan angka kematian ibu. Perawatan pranatal, kesinambungan dalam perawatan kehamilan, juga analisis laboratorium untuk golongan darah, pemeriksaan medis untuk memusnahkan penyakit, konseling gizi,tindaken pencegahan merokok dan penyalahgunaan alkehol serta obat semua berkontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu. Tingkat pendidikan, tingkat kemiskinan, dan status sosial-ekonomi merupakan faktor-faktor yang juga berkontribusi dalam ‘mortalita ibu. Morealisas ibu dipandang sebagai suatu bentuk kehilangan yang sangat besar di Kalangan masyarakat karena peristiva tersebut mengguncang Kehidupan anggota keluarge, menghancurkan struktur keluarga muda, mempersingkat kehidupan ibu di usis yang dini, dan meayebabkan anak yang masih kecil tidak mempunyai ibu. Angka kematian ibu (macernal mortality rate, MMR) dlidasarkan pada riko kematan ibu berkaitan dengan proses mlabiskan, persalinan dan pelahiran, perawatan obstetrik, komplikasi kehamilan, dan masa rifas. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 118 Bab 4 / Ukuran Status Kesehatan dalam Epidemiologi: Mortalitas—Rate dan Rasio Perempuan Kult Puih 0 44 514 15:24 25.54 15-46 45-84 8588 C574 75-88 85-117 GAMBAR 4.11 Angka kematian menurut usia, gender, dan ras di Amerka Serkat. Disajitan dalam skala ‘Semilogerime, (Sumber: ambi! dari data Vital Saistcs of the Untied States, The Natonal Center for Healtn Saaistcs, 1980) Angha (Rasio) Kematian Proporsional Angka kematian proporsional (proportionate mortality rate, PMR) dinyatakan sebagai angla kematian akibat penyakit atau penyebab khusus dilam periode waktu tertentu per 100 atau 1.000 atau 10.000 kematien di tahun atau periode yang sams. Beberapa ahli epidemiologi memperingatkan untuk berhsti- hati dalam menggunakan indikaro: ini, Jika PMR digunakan uncuk membandingkan perbedzan antarkelompok yang berbeda atau antarperiode waktu yang berbeds, ada beberapa kelemahan yang perlu dipethatikan. Jika populasi yang berbeda memiliki penyebab penyakit yang beragam yang dapat ‘mengaldbackan kematian dan jila anglea kematian dibandinglan dengan menggunalean PMR, bacilnya akan menunjukkan penyimpangan. Karena termasuk dalam proporsi, untuk menjadikanaya sebagai rate, haslnya harus dikalikan dengan 100 dan disjikan dalam bencuk persentase. PMR bukan uluran risiko atau probabilitas kematian yang disebabkan oleh penyebab khusus dalam kelempok. Mem- bandingkan persentate memang selalu berisiko, dan ini memang berlaku pada PMR. Rate, dan bukannya proporsi, merupakan alat perbandingan yang lebih akurat.6! Contoh PMR + Dua kota memiliki populasi sebesar 1.000.000. + Angka kematian dari semua penyebab di Pusat kora adalah 400 atau 40 per 100.000. + Angka kematian dari semua penyebab di Pinggiren koea adalzh 900 arau 900 per 100.000. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 122 Bab 4 /Ukuran Status Kesehatan dalam Epidemiologi: Mortaitas—Rate dan Rasio merampas lebih banyak wakeu kehidupan sescorang yang sebenaraya masih dapat dia jalani daripada waktu kchidupan yang dirampas oleh kematian yang terjadi pada kehidupan akhir. Pemuda usia 20 tahun yang meninggal karcna kecelakaan kendaraan alcbat mabuk saat menyetis,secara teori sebenarnya dapat hidup sampai usia72 tahun, ini berarti bahwa 52 tahun kehidupan produktifhilang begiea saja. Hilingnya kehidupan itu merupakan suatu kerugian bagi masyarakat karena kehilangan itu sebenarnya dapet dicegah. Jika ada 2.000 kematian akibat kejadian seperti di tas, sejumlah 104.000 tahun produkeif akan hilang. Beberapa sumber menghicung YPLL berdasarkan usia pensiun (65 tahun) karena konsep tersebut memiliki sudut pandang ekonomis yang jelzs. Namun, aspek sosial dan kemanusizan juga perlu diperhitungkan schingga contoh yang ada menggunakan rata-rata harapan hidup bukan usia pensiun. Pertanyzan seperti, "Apa untungnya hidup?” sering kali rimbul. Kerugian yang dialami masyarakat akibat tidak dibayamya biaya pelatihan, tenaga kerja, dan pajak juga sering diperhitungkan. Tindakan pencegahan dan pengurangan kematian techadap kasus yang seharusnya tidak perlu terjadi merupakan masalah pokok yang dihadapi bidang kesehstan masyarakat. Nilai kehidupan manusia merupakan tujuan pokok sektor keschatan manusia, demikian pula dengan sektor ekonomi, karena kedua sektor tersebut memiliki implikasi jangka panjang pada masyarakat.” Rate untuk Years of Potential Life Lost (YPLL) Rate YPLL memperliharkan cahun potensial kehidupan yang hilang per-1.000 populasi untuk chun kerja produlcf yang sehat dalam kehidupan, biasanya di bawah usia pensiun, dengan usia 65 sering digunakan. Banyak industri yang memperpanjang usia pensiun sampai 70 tahun, usia ini dapat dipakai sebagai sahun penghujung. Rata-rata harepan hidup juga telah digunakan untuk menghitung. angka YPLL, bergantung pada mavalah yang dibahas. Angka YPLL digunakan untuk membandingkan kematian lebih awal pada populasi yang berbeds. YPLL seseorang dihicung dengan car mengurangi usia kemasian dengan satu ritik akhir, miselny2 usia 65 tahun. Singkitkan semua orang yang berusia di atas 65 tahun dan jumlahlan semua YPLL. ‘Tahun kehidupan potensial yang hilang ‘Agha YELL = yan di bawah wis 65 tahun % 1-000 Satu konsep yang berhubungan dengan tahun-tahun kehidupan potensial yang hiling adah Quality Adjusred Life Years (QALY), suatu ukuran kesejahteraan yang mengukur fungsi mental, fis, dan fungsi sosial. Dengan mengalikan ukuran kesejahteraan dengan jumlah tahun kehidupan yang tersisa pada setiap interval usia, estimasi tahun kchidupan yang schat untuk suatu populasi dapat ditentukan. Tahun kehidupan yang sehat dihitung dengan menggunakan tabel kematian dan rata-rata jumlah tahun kehidupan tetap berada di awal setiap interval usia, Selain itu, estimasi kesejahveraan suaru populasi menurut usia juga diperlukan untuk dibandingkan dengan populasi pada tabel kematian. Lihat Bab 12 untuk informasi tambahan tentang Quality-Adjusred Life Years." SOAL LATIHAN Istilah Kunci Definiskan dan jelaskan istilah berikut! angka abortus mortalicas bayi angka kematian bayi mortality crosover angka kematian bayi baru Iahir odds ratio aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. BAB 5 Ukuran Status Kesehatan dalam Epidemiologi: Morbiditas—Rate dan Rasio TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Bab ini membahas rate dan rasio kecakitan menyajikan rate dan rasio yang digunekan dalam konsep insidensi, prevalensi, dan konsep morbiditas (kesakitan) terkait lainnya; = mendefinisikan istilah yang berkaitan dengan morbiditas; + = menyajikan insidensi, angka insidensi beserta rumusnya, dan informasi terkait hin; menyajikan prevalensi, angka prevalensi beserta rumusnya, dan informasi verkait fain; = mengulas sumber data dan informasi morbiditas; dan menyajikan soal latihan dan pertanyaan yang akan membantu mengkaji konsep dan materi dalam bab ini, 126 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 130 Beb 5 / Ukuran Status Kesehatan dalam Epideiologi: Morbiditas—Rate dan Ratio tingka: patologi yang sama dengan mereka yang tetap bertahan dan mengikuti penelitian sampai sclesai. Terakhis, untuk beberapa subjek, kondisi patologis mungkin sengat parah dan memburuk dengan cepat schingga orang-orang tertentu diobservasi kurang dati periode penelitian yang seharusnya. Perhicungan numerik yang utuh digunakan untuk pembilang, tetapi wakeu pada penyebut lebih sedikit dari waltu penelitian sehingga dapat menyimpangkan hasil.“5 Berikut dara yang menyajikan perbandingan angka, proporsi, dan perbedzan-perbedasn yang berhubungan dengan waktu, dan merangkum isu-isu yang berkaitan dengan insidensi kesakitan.°4°4” Saat membandingkan proporsi dan rate penyakit, sangat penting untuk membedakan ‘antara perbedzan aktual dan apa yang kelihatannya merupakan penyebab terjadinya petbedaan atau perbedaan yang tampa. Saat menglaji perbedaan tersebut, berileut beberapa petunjuk yang dapzt dijadikan acuan: Perbedaan dalam Angka dan Proporsi Penyakit yeng Terjadi dalam Kelompok Penclitian atau Populasi yang ‘Terpajan. Apakah 1. perbedaan yang ada dalim klasifikasi penyakit, kondisi, gangguan, ketidakmampuan, atau. kematian di ancara kelompok-kelompok penelitian? 2, perbedaan yang ada dalam tahapan penyakit, kondisi, gangguan, ketidakmampuan, atau kematian di anrara kelompok-kelompok penelitian, yang terjadi akibat beragam tahapan pajanan yang mengenai populasi? 3, petbedsan yang ada peda distribusi usa di dalam atau di antara kelompok-kelompok penelitian? 4, perbedaan yang ada dalam mutu ukuran yang digunakan dalam penyebut di antara keelompok penelitian? (Isu-isu dan perbedaan penyebus) 5. perbedsan yang ada dalam diagnosis di antara kelompok-kelompok penelitien yang digunakan dalam pembilang? (Isu-isu dan perbedaan pembilang) Perbedaan yang Berhubungan dengan Waktu. Apakah 1. perbedaan yang ada dalam klasifikasi penyakit, kondisi, gangguan, ketidakmampuan, atau kematian selama wakeu penelitian? 2. perbedian yang ada pada tahapan penyakit, kondisi, gangguan, ketidakmampuan, atau kematian di ancara kelompok-kelompok penelitian selama wakeu penelitian, yang terjadi akibat beragam tingkatan pajanan yang mengenai populasi? . 3. perbedaan yang ada pada distribusi usia selama wakcu penelitian atau dalam periode wwaktu yang berbeda? 4, perbedaan yang ada pada mutu ukuran yang digunakan dalam penyebuc selama wekew penelitian? (Isu-isu dan perbedzan penyebut) 5. petbedaan yang ada peda mum diagnosis atau pengaruh wen diagnosis sama waktu penclitian yang digunakan dalam pembilang? (Isu-isu dan perbedaan pembilang) METODE ANGKA INSIDENSI ‘Angka insidensi (incidence rate) dapat digunakan untuk penyakit akut menular berjangka pendek (mis., kolera atau campak) atau dapat digunakan uncuk mengukur kondisi kronis atau berjangka panjang (mis., kanker atau diabetes mellitus). Ada dua pendekatan yeng digunakan untuk angka aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 134 Risk Ratio Bab 5 / Ukuran Status Kesehatan dalam Epideiologi: Morbiditas—Rete dan Ratio, tetapi tidak terdiagnosis, dan penduduk melakukan migrasi. Orang-orang yang bergerak masuk atau keluar dan tinggal untuk sementars waktu di dalam kelompok studi populasi akan menggoyahlan angle yang terbencuk. Salah sacu cars unrule mengatasi mesalah semacem itu adalah dengan melakulan estimasi penduduk pada pertengahan tahun atau pada titik tengah periode wakeu pelaksanzan studi.” Abli epidemiologi juga harus mempertimbangkan semua perbedaan yang ada dalam karakceristik kelompok studi. Bias yang ditemukan dalam pengambilan sampel dan seleksi individu yang terpajan pada sesuatu yang dicurigai sebagzi penyebab dan beragam cara pengukuran pajanan dan risiko dengan tingkatan yang berlainan juga harus diperhitungkan, Salah sacu topik pokok yang berkaitan dengan risiko adalah risk ratio, Risk ratio adalah rasio dari dua risiko yang terpisah. Risk ratio juga disebut sebagai rasio insidensi kumulatif (cumulative insidence ratio) dan berkaitan erat dengan rate ratio, Risk ratio berasal dari perbandingan probabilitas pengembangan suatu penyakic. Risk ratio juga digunakan jika periode wakeu penyakit memiliki durasi yang sudah pasti“Contoh, kolera dengan satu masa inkubasi yang pasti juga memiliki satu durasi yang pas. Pada penyakit yang memiliki masa inkubasi lama atau bervariasi, penetapan risk ratio membutuhkan periode ob:ervasi yang culup lama. Selama periode waleeu yang pendeke risk nario atau rasio dari setiap elompok populasi kan mendekati 2,0 tetapijika periode wal memanjang, semua anggota kelompok akan terpajan. Rate ratio akan tetap konstan pada 2,0 selama periode observasi yang lebih lama, tetapi risk ratio akan mendekati 1,0 karena risiko perorangan meningkat.° Probabilitas pajanan suatu_penyaki tanpa pajanan Risk ratio atau Risiko uncuk kelompok primer yang dikes Risiko kelompok pembanding RELATIVE RISK Imu epidemiologi rertarike pada asosiasi di antara karakteristik kelompok atau populasi dan penyakie tertentu, Relative risk adalah ukuran tradisional yang digunakan untuk mengkaji asosiasi di antara kkarakteristik kelompok dan penyakit. Relative rik adalah rasio dari anghca insidensi penyakit di antara mereka yang terpajan suatu penyakit dibandingkan dengan angka (rate) mereka yang tidak terpajan penyakie ieu. Rasio probabilitas terkena penyakie atau kematian yang terjadi di ancara mereka yang terpajan suatu penyakit dibandingkan dengan tisiko mereka yang tidak terpajan penyakie tersebut adalah hal yang berkaitan dengan relative risk. Odds ratio, force of morbidity, dan rasio insidensi kumulztif adalah istilah yang kelihatannya dipercukarkan dengan relative risk, cetapi selatif risk mempunyai rumus yang khusus. Rasio insidensi kumulatif adalah angka insidensi kuumulatif mereka yang terpajan suatu penyakit dibandingkan dengan angka insidensi kumulatif mereka yang tidak ‘terpajan.24* Dalam relative risk ada dua asumsi yang digunakan. Asumsi I: Frekuensi penyakit atau kejadian dalam suatu populasi herus kecil. Anvmi 2: Kasus-kasue penyakit atau kejadian harus mewakili asus yang ada dalam populasi dan kontrol studi merupakan perwakilan dari mereka yang bukan kasus. Rumus relative risk disajikan di bawah ini 54" aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 142 Bab 5 /Ukuran Status Kesehatan dalam Epideiologi: Morbicitas—Rete dan Ratio makanan yang disebabkan oleh bakteri, Investigasi wabah yang dilakukan mencakup penyelidikan_ tethadap beragam sumber makanan, siapa menyiapkan makanan apa, kasus orang yang sakie vs orang, yang schat, siapa memakan apa, kapan, dan berapa banyak. Hasil investigasi dapat dipakai untuk menghitung angka serangan.*567 Konsep epidemiologi dipakai untuk menentukan ada tidaknya asosiasi di antara risiko pajanan (memakan makanan) pada suatu kejadian khusus dan penyakit certentu. Ada tiga rumus angka serangan: (1) angka serangan kasar (crude attack rate), (2) angka serangan umm (general attack rai), (3) angka serangan menurut jenis makanan (food-specific attack rate). Angka serangan dihitung mulai dati perspektif yang lebih besar (angka serangan kasar) kemudian ke fokus yang lebih sempit (angka serangan), dan akchicnya ke pengkajian yang sangat spesifik (angka serangzn menurut jenis makanan). Libat Gambar 5.4. Jumlahorang sakitakibatpenyakic Jumlahorang yang menghadiviacara Angkaserangankasar = x 100 Agha serangan 1 Jitah orang sakir(basus bar) dalam pesiode wakru errant, 1g Jumlah orang/populasi berisiko dalam periode waktu tertentu Jumlah orang yang memakan makanantertentu dan menjadisakit Jumlah coral orang yang memakanmakanantertentu Angka eranganmenurut jenis makanan= x 100 Angha Serangan Sekunder ‘Angka serangan sekunder (econdary attack rate) dipakai dalam investigasi penyakie infehsius dengan periode waktu yang terbatas dan patogen yang terlibet memiliki masa inkubasi pendek. Angka serangan sekunder sering kali digunakan pada saat kasus suatu penyakit terjadi di dalam rumeh yang sama atau kelompok kerja yang sama, dan saat kasus primer penyakic terjadi dalam periode wake scbelum orang lain dalam kelompok yang sama terkens penyakit, Jika orang lain dalam kelompok jatuh sakit dan kejadiannya diakibatkan oleh infeksi primer, mereka termasukkasus sekunder. Mereka yang jatuh sakie akibat terinfeksi kasus primer ditencukan dengan menggunakan angka serangan sekunder. Jumlah orang yang pernah kontak atau terpajan pada penderita infeksi primer atau sumber primer infeksi dalam masa inkubas! patogen digunakan dalam perhitungan rate ini. Pengkajian i menggunakan jumlah coral kasus yang terpajan. Jumlsh kasus pejumlah orang yang terpajan dikurangi keasus indeks kemudian dikalikan dengan 100. Dengan kata lain, yang dikalikan dengan 100 adalah jumlah orang yang terinfelsi per jumlah orang yang rentan dan terpsjan.*°*#"* Pembilang dalam angka scrangan sckunder mencakup jumlah kasus penyakit yang terjadi dalam kelompok atau rumah tangga yang sama setelah kejadian awitan kasus primer atau kasus pertama dan ‘yang terinfeksi oleh kasus primer. Jumlah orang yang terinfeksi digunakan sebagai pembilang, Jumlah ‘orang yang rentan dan terpajan digunakan sebagai penyebut. Penyebur tidak mencakup individu yang scelumnya pernah etkena penyakit dan sckarang menjadi imun, atau individu yang mendapatkan imunisasi: orang yang rentan merupakan satu-satunya yariabel yang digunakan sebagai penyebut.**7- Jambah orang terpajan yang terkena penyakit - selama masainkubasi “Angle serangensekunder = 5-7 Salerangyangerpaanclchlarmiprmne * 0° aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 146 Bab 5 /Ukuran Status Keschatan dalam Epidoiolog: Morbicitas—Rato dan Ratio Kekambuhan Penyakit dalam Prevalensi Periode Abli epidemiologi, saat berhadapan dengan prévalensi periode dan peint prevalence, sering kali harus ‘menentukan parameter yang memengaruhi penelitian atau perhitungan rate. Beberapa parameter didefinisikan berdasarkan sifat penyzkit atau kejadiannya. Beberapa ahli epidemiologi berupaya keras mendefinisikan kasus kekambuhan ini. Sifat penyakit membantu dalam pendefinisian beberapa pa- rameter. Contoh, peluang kckambuhan penyakit campik adalah kecil. Sebaliknya, gonorrhea bisa menjadi penyakit kambuhan atau kasus baru. Jika sifat alami penyakit menyebabkan penyakit menjadi kambuh dengan seadirinya, ahli epidemiologi akan membust suatu pernyataan tentang efck penyakit itu dan akan memasubkannya sebagai kasus baru dalam prevalensi periode. Jika sifat alami penyakic memang tidak menyebabkan kekambuhian arau jika imunisasi prevalen di dalam populasi atau kkasusnya, kasus kambuhan tidak dihitung sebagai kasus baru, Pravalensi Perlede dan Pont Prevalence untuk KLB Gorormh ar At Mei hn Aug Sep Oct Nov Dec n_Feb Mav Apr Mel in Aap tee b al i pr hare fl ay t BH eazi + Wort 1 2 way 1 “eden ns Sept Ban nl ee ® i t Tanggal Awitan Penyakit GAMBAR 5.6. Grafk provalansi periade dan point prevatonce, aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 150 Bab 5 /Ukuran Status Kesehatan dalem Epideiologt: Morbicitas—Rate dan Ratio berulang-ulang karena hal tersebut mewakili lamanya masz inkubasi dan gelombang kasus-kasus kambuhan. Karena berbagai sumber pada epidemi propagated termasuk rentan, peningkatan peluang untuk terpajan penyakit berlangsung menurut rumus logaritma. Pada akhirnya, kurva akan me- nunjukkan penurunan yang terus-menerus kearena jumlah individu yang rentan berkurang secara berrahap. Epidemi propagated juga dipengaruhi oleh faktor tempat. Distribusi geografis juga dapat membedakan kedua jenis sumber epidemi itu. Epidemi common sources atau epidemi dengen satu sumber tunggal bizsanya ditemukan pada satu tempat atau di lokasi-lokasi yang terbatas. Epidemi ‘propagated menycbat secara lateral dan juga membentuk konfigurasi siklus dan terus menycbar dati satu generasi kasus ke generasi selanjuenya. Epidemi propagated dapat terjadi tidak saja pada penyakit infeksi, tetapi juga dapat mencakup kejadian yang berhubungan dengan keschatan kerja, kejadian lingkungan, penyakit yang berkaiten dengan perilaku, sertz kondisi-kondisi akibat zat kimia dan agens kinnya.* Gambar 5.8 dan 5.9 menyajikan dua bagan yang melukiskan contoh epidemi propagated. Pada bagan ini digunakan grafik garis dan diagram batang. Grafik garis menunjuldkan berbagai sumber penyakit dan faktor waktu pemaparan dilam epidemi prepageted. Dixgram batang menyajikan kurva epidemi, wakru, dan gelombang kedua dalam epidemi. Waret_[ Apa [Wet [ “nt [san] gusts Seo Kasas Hepat Dolom Rusrg Maken yong Game Diduge Kaus Subs ( Bangss yargTerangk. GAMBAR 5.6 _Contoh grafk ais dari epidemi propagated hepatiis menular di calam insttus! yang merawat penderita kolerbelakangan mental. Grafik gais ini merupakan penyalian probabllias penyebaran hepatitis di antara pasien dan ‘pegawal Intiusi can menusjukkan bangesl yang telat berat. (Sumber: Diambil dari Matthow, E.,, ola, “A Major Epidemic of Infectous Hepatitis in an insiution for te Mentaly Retarded”, American Joural of Epicemiclogy, Vol. 98, pp.199—215, 1973) aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 154 Bab 5 / Ukuran Status Kesehatan dalam Epideiologi: Morbicitas—Raate dan Ratio sumber informasi kesakitan yang paling umum dan paling luas penyebarannya di Amerika Serikat. The National Center for Health Statistics of the U.S. Public Health Service menerbitkan beberapa publikasi secara rutin. Salah satunya adalah Advance Data yang diterbitkan secara teratus, yang memuat sekumpulan besar penelician mengenai penyakit akut dan kronis. Laporan Iain khusus mengenai kesakitan, tabel kematian, dan laporan penelitian diterbitkan dan didiseribusikan secara rutin. Banyak negara bagian yang menerbitkan laporan sejenis berdasarkan data dari pusat statistik kesehatan negara bagian itu sendiri. Contoh, California menerbitkan Califoraia Morbidity dan Data Matters. Laporan seperti ini merupakan suatu sarana pemberitahuan bagi mereka yang perlu mengetahui informasi tentang KLB penyakit yang menjadi masalah. Pada beberaps kasus, pengembangan dan penyebaran laporan tepatwakru semacam ini tidak terlalu berguna untuk mencegah atau mengendaliken KLB yang tengah terjadi, terutama pada penyakit menular yang berdurasi singkat. Laporan-laporan mengenai penyakit yang harus dilaporkan (notifiable disease), yang, juga disebut sebagai penyakic yang dapat dilaporkan (reportable diseas?), juga disusun dan disebarluaskan. Laporan semacam ini merupakan suatu sarana pemberitahuan bagi mereka yang perlu mengetahui informasi tentang KLB yang dapat memengaruhi status kesehatan masyarakac atau yang berpotensi menimbulkan epidemi. Laporan tersebut berguna dalam perencanasn, pengendalian, atau intervensi terhadap kejadian penyakit atau KLB di masa mendatang dan juga untuk penelitian dan riser.¥? The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menetapkan satu sistem standar pelaporan rutin untuk semua jenis penyakit dengan fokus wtama pada penyakit yang harus dilaporkan. Pencatatan juga mencakup luka tembak, AIDS, abortus, kelainan kongenital, dan fakcor-falcor lain yang ‘memengaruhi status keschatan. Peleporan penyakit pada awalnya berasal dari dokter dan laboratorium, yang kemudian me- Japorkannya pada departemen kesehatan. Pelaporan penyakit yang harus dilaporkan atau penyakit yang mengancam jiwa seseorang juga daps¢ dilaporkan secara langsung ke CDC. Akan terapi; jka berkaican dengan respons tercepat yang dapat diberikan pada suatu epidemi, mercka yang dapat memberikan respons tercepat adalah mereka yang paling dekat jaraknya dengan pasien. Dengan demikian, petugas keschatan masyarakat setempat, dokter setempat dan rumah sakit adalah yang paling pertama dapat merespons dan harus diberi tahu serta dilibatkan dengan segera. Petugas keschatan dari negara bagian dan CDC juga sering dilibarkan untuk memberikan bantuan. Akan tetapi, pengendalian dan respons yang paling cepat adalah peda tingkat lokal. Rabies, KIB keracunan makanan, kolera, atau penyskit ‘apa pun yang menjadi kekhawatiran utama dan membutuhkan tindskan pengendalian, memerlukan pelaporan dan respons yang segera guna pengendalian dan pencegahan epidemi di masa yang akan datang. Kegiatan pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan terhadap penyakitjuga mencakup penyediaan data dan informasi tentang penyebaran penyakic, penularan, sumber, dan potensinya untuk menginfeksi kelompok manusia di masa yang akan dacang. Pelaporan penyakit secara hukum diwajibkan pada setiap individu di negara bagian dan di wilayah ‘Amerika Serikat sementara daftar penyakit yang harus dilaporkan beragam dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya. Akan tetapi, daftar dari CDC uncuk penyakit yang harus dilaporkan tetap menjadi standar uncuk pelaporan KLB atau kejadian penyakic untuk seluruh wilayah negara. Daftar dari CDC untuk penyakit yang herus dilaporkan disajikan dalam Bab 2. Badan Keschatan Dunia (WHO) mewajiblan empat penyakit yang harus dilsporkan, yaitu kolera, pes, yellow fever, dan AIDS. Penyakit smallpox dahulu wajib untuk dilaporkan, teapi sekarang tidak termasuk dalam daftar yang harus dilaporkan, Pelaporan penyakit masih kurang lengkap dan kurang konsisten. Upaya telzh dilakukan untuk menjadikan proses pelaporan semakin efeleif dan semakin mudah bagi sumber sumber pelaporsn. Dewasa ini, dokter dapat menelepon, mengirim faks, atau mengisi kartu pos. Beberapa dokter merasa aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 158 Bab 5 / Ukuran Status Ksohatan dalam Epidelalogi Morbiditas—Rate dan Ratio ‘Sistem perunutan pencatatan menjadi sumber informasi cerbaik tentang perjalanan penyakis, dara demografi, penggunaan pelayanan kesehatan, ferilitas, penelitian genetik, masalah Kesehatan ibu, masalah kescharan anak, penelusuran dan perkembangan pen) ronis sclama beberapa wakta, dan riwayat alami penyakit tertentu atau kejadian yang berkaitan dengan kesakitan.245 Survei Status Kesehatan dan Penyakit Pecahan-pecahan data kesakitan dan data yang berhubungan dengan kesehatan yang dikumpulken dari dokter dan catatan medis rumah sakit merupakan bagian yang sangat sedikic dari keseluruhan gambaran kejadian penyakit pada suxtu-komunitas, negara bagian, atau bahkan negara. Terlebih lagi, data tersebut tidak menyajikan gambaran lenglap status kesehatan atau faktor-falcor yang memengaruhi, berkontribusi, atau yang menurunkan status keschatan negara secara keseluruhan. Survei pada penyakit tertentu dilaksanakan baik di daerah perkotzan maupun pedesaan. Informasi tentang perawatan medis, pengendalian, dan tentang pencegahan dikumpulkan untuk memasukkan tahapan penyakit pada saat diagnosis, lokasi dan informasi tentang tumor dalam kasus kanker, serta informasi dasar mengenai berbagai jenis penyakit.245¢ Uneuk memperoleh pengetahuan dan informasi yang lebih mendalam, survei morbiditas kemudian dilakukan di tingkat lokal, negara bagian, dan nasional. Beberapa survei ditujukan untuk peayakic tertentu atau kelompok penyakit yang saling berkaitan. Pada tahun 1956, Kongres Amerika Serikat melakukan National Health Survey (NHS) yang bertujuan untuk menyedickan sumber data dan informasi yang berkesinambungan mengenai status kesehatan penduduk di Ameriks Serikat dan untuk mengumpulkan informasi yang menyeluruh mengenai kesakitan. NHS merupakan sumber utama informasi di negara ini untuk penyakit-penyakit yang bizsa terjadi, cedera, ketidakmampuan, defisie fungsional, dan penggunaan pelayanan kesehatan. Survei ini dilaksanakan oleh National Center for Health Statistics. Berikut beberapa survei nasional di Amerika Serikat yang dilakukan secara teratur. + The Health Interview Survey—wawancara pada individu yang tidak dilembagakan di seluruh rumah tangga secara nasional. Beberapa item wawancara mencakup batasan kegiatan sehari-hari, penyakit akut, kondisi kronis, dan kunjungan ke dokter dan rumah sakit. + Health and Nutrition Examination Survey (dahulu Health Examination Surcey)—dilaksanakan untuk menambah informasi yang telah dikumpulkan dalam Health Interview Survey. Sampelnya adalah individu dari populasi umum dan dikaji melalui skrining keschacan dan pemeriksaan fisik yang dilakukan tiga tahun sekali. + National Hospital Discharge Survey—dilakukan untuk mengumpulkan data tenting populasi yang tengah memanfaatkan dan sudah dipulangkan dari rumch sakit. + National Notifiable Disease Surveillance System—dilaksanakan oleh Center for Disease Control, sistem ini terutama digunakan uncuk memberikan informasi mingguan tentang kejadian penyakit yang dinyatzkan sebagai penyakit yang harus dilaporkan. Rangkuman detanya diberikan selali setiap tahun ke departemen keschatan dan abli epidemiologi di seluruh negara bagian. The Mor- bidity ard Mortality Weekly Report dan the Summary of Notifiable Disease in the United States adalah, media untuk melaporkan penyakit yang statusnya harus dilaporkan. (Lihat Penyakit yang Harus Dilaporkan di Amerika Serikat dan Sistem Pelaporan Penyakit yang Harus Dilaporkan, Gambar 2.7 dalam Bab 2). + National Nursing Home Survey—dilakukan untuk mengumpulkan data tentang populasi yang rmerjalani perawatan jangka panjang dan status kesehatan penghuni panci wreda di Amerika Serikar. + National Ambulatory Medical Care Survey—survei nasional tethadap sampel probabilitas yang dilakukan oleh Division of Health Care Statisics, Ceniers for Disease Concrol and Prevention. Dsta aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. BAB 6 ta Statistik Vital Epidemiologi dan Indikator Status Kesehatan TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Bab ini membahas data statistik vital di bidang epidemiologi dan indikator-indikator status kesehatan menyajikan daca statistik vital dan kegunaannya di dalam epidemiolo; mendefinisikan data statistik vital dan istilah-istilah epidemiologi cerkait; membahas sensus dan perannya di dalam penyusunan informasi dan data statistik vitals mengulas konsep Standard Mentropolitan Statistical Area (SMSA) dan cara mencrapkannya pada cpidemiologi dan data statistik vitals mengulas kejadian-kejadian vical dan proses registrasinya: mengulas kejadian-kejadian vital utama, seperti kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian, serta implikasi epidemiologisnya; menyajikan sumber-sumber data epidomiologi dan data statistik vital; dan menyajikan soal latihan untuk membancu memahami konsep dan prinsip-prinsip yang ada dalam bab ini. 162 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 166 Bab 6 / Date Statistik Vital Epidemiotogi den Indikalor Status Kesehatan Metode untuk Menghitung Populasi ‘Ada beberapa metode yang dipakai untuk menghicung populasi, Berikut dua metode, berdzsarkan lokasi penduduk saat dilakukan perhicungan, yang sebaiknye dipakai: populasi de jure dan populasi de facto. Pethitungan populasi de jureadalah perhitungan penduduk yang berasal dari satu tempat tanpa menghiraukan ada tidaknya orang tersebut di eempat itu pada hari dilakukannya sensusi penduduk yang dihicung berdasarkan tempat tinggalnya. Populasi de facto adalah ketika penduduk dihiung berdasarkan lokasinya berada saat peshitungan dilakukan; menghitung penduduk yang berada di suztu Jokasi ertentu pada saat sensus dilakuken,"* Saat pelaksanaan scnsus, hanya beberapa pertanyaan yang diajukan, sementara item yang lebih rinci akan ditanyaken pada sampel dari populasi tersebut. Pertanyaan untuk sampel diubah seciap kali sensus dilakukan guna memenuhi kebutuhan sosial, keschatan, dan ekonomi negara saat itu. Beberapa petugas sensus akan mengunjungi setiap rumah, sementara lainnya melalui surat menyurat."* The Cen- sus Bureau melakukan sensus penduduk dan perumahan setiap 10 tahun. Hasiinya berupa seri buletin sensus yang menyajikan pertanyaan yang diajukan dalam sensus 1990 dan jawaban yang diberikan penduduk Amerika saat itu. Setiap buletin berfokus pada satu atau sekelompok pertanyaan yang. muncul dalam pertanyzan sensus tahun 1990, Pertanyaan sensus itu mencakup: gender ras status perkawinan asli Hispanik tipe rumah dan kondisi tempat inggal jumlah kamar dan kamar tidur asal/keturunan tempat tinggal pada 1985, bahasa yang dipakai di rumah, tahun pindah dan tahun bangunan didirikan tempat lahir, kewarganegaraan, dan tahun menjadi warga negara pendidikan status pekerjaan pengalaman kerja tahun 1989 kelengkapan fasilitas pemipaan dan dapur ketersediaan telepon dan kendaraan bahan bakar penghangat ruangan Pertanyaan yang Diajukan ke Setiap Penduduk + hubungan dalam rumah rangga © jenis kelamin + usia + status perkawinan + jumlah unit rumah pada alamat + faslivas pemipaan + jumlah kamar + fama tinggal + sewa atau milik sendiri aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. ‘Sumber Plihan untuk Data Epidemiotogi dan Informasi Staistik Vital 177 SUMBER PILIHAN UNTUK DATA EPIDEMIOLOGI DAN INFORMASI STATISTIK VITAL Informasi dalam dokumen yang berasil dari sumber pemerintah maupun nonpemerintah memuat data yang dikumpullan dan dilaporkan dalam berbagai metode dan cars. Oleh karena itu, data mungkin akan bervariasi baik dari segi sumber, metode pengumpulan, definisi, seruktur pelaporan, dan periode wakcuny2. Populasi yang menjadi sasaran berbagai sistem pengumpulan data tersebut mungkin tidak sama, dan interpretasi data sengat penting guna memahami perbedaan tersebut. Kebanyakan data tentang morbiditas dan penggunaan sarana prasarana keschatan berasal dari penduduk sipil yang tidak dilembagakan. Laporan pemerintah sering kali tidak memasukkan beberapa populasi schingga hal ini pertu dipertimbangkan olch ali epidemiologi. Populasi yang tidak dimasukkcan dalam sebagian besar penelitian umum antara lain angkatan militer, penduduk usia muda, penduduk kelompok usiz ape pun yang dilembagakan, penghuni panti weda, penduduk lanjut usia. Semnua sistem pengumpulan data memiliki keleurangan dan merupalean subjek terjadinya kesalahan, Pencataran mungkin tidak lengkap atau. berisi informasi yang tidak akurat, Beberapa tabel dan data secarajelas memperlihatkan kekurangan tersebut. Beberapa pendltian dibatasi pada populasi ertentu, atau segmen-segmen dalam populasi. Namun, pemerintah federal telah mengembangkan suatu sistem survei dan pengumpulan dzta ke tingkat yang kesalahan pengambilan sampelnya (sampling) diupayekan agar tetap minimum dan populasi yang dipakai adalah populasi besar dan pada beberapa kasus, risalnya pada data statistik vial, dilakukan pethitungan yang lengkap. ‘Aktivitas dan sumber utama pengumpulan data berasal dari Department of Health and Human Services, Public Healsh Services, Centers for Disease Control and Prevention, dan dati National Center for Health Statistics, serca sumber tambahan lain. National Vital Statistics System (National Center for Health Statistics) ‘Melalui sistem data statistik vital nasional ini, National Center for Health Statistics mengumpulkan dan menerbitkan data kelahiran, kematian, kematian janin, perkawinan, dan perceraian di Amerika Serikat. Informasi ditecima dati kantor registra di semua negara bagian, New York City, Distrik Columbia, Puerto Rico, U.S. Virgin Islands, dan Guam. Ada beberapa negara bagian yang mengirim informasi mereka melalui Cooperative Health Seatscs Sytem, yaitu dengan menggunakan program komputer yang disebut Vita Stains Cooperative Program unvuk melapockan data mereka ke Navisnal Center for Health Statistics . Sctelah thun 1985, semua 50 negara bagian berparisipasi dalam program kerja sama tersebut. Beberapa peneltian menunjulekan bahwa 99.3% dari semua kelahiran di Amerika Serikat telah terdaftar. ‘Tidak ada informasi yang sebanding untuk kematian, tetapi umumnya diyakini bahwa registasi kematian setidaknya selengkap regstrasi kelahiran, Perkiraan sementara angka kematian menurut penyebab, usia, ras, dan jenis kelamin berasal dari sampel kematian terkini (Curent Mortality Sample). Sammpel tersebut mencapai 10% sampel sistematis alae kematian yang diterima setiap bulannya di laneor data statistik vital tingle negara bagian dan wilayah serea di New York City. Semua akte kematian yang diterima selama periode 1 bulan ddjadikan sampel tanpa memandang bulan atau tahun teradinya kematian, National Survey of Family Growth (National Center for Health Statistics) Data hasil survei nasional pertumbuhan keluatga ini didasarkan pada sampel penduduk sipil wanita usia 15-44 tahun yang tidak dilembegakan dan yang tinggal di Amerika Serikar. Survei putaran pertama dan kedua tidak memasukkan wanita yang belum pernzh menikah, kecuali mereka memiliki anak, Putaran ketiga dan keermpat memasukkan semua wanita usis 15-44 tahun baik yang sudah, pernah, maupun belum menikah, aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 190 Bab 7 / Statistik Dosksiptif dalam Epidemiotogi PENDAHULUAN Epidemiologi adalah suatu metodologi ilmiah yang digunakan untuk mempelijari epidemi dan temuannya, dan hasil studi epidemiologi kemudian digunakan di bidang keschatan masyarakat dan kedokteran untuk mengendalikan kejadian luar biasa (KLB) penyakit dan mencegah terulangnya kejadian penyakit tersebut di masa mendatang. Tujuan umum dan keberadaan epidemiologi adalah untuk menopang kegiatan di dalam program kesehatan masyarakat. Di awal perkembangannya, epidemiologi hanya mengkaji cpidemi penyakit yang berkaitan dengan wakwu, tempat dan orang, suatu konsep yang masih berfungsi dan dipakai sampai saat ini. Selain itu, epidemiclogi memiliki landasan ilmu medis dan biologi yang kuat, yang juga tetap penting sampai sekarang. Meskipun pengertian tentang penyakis, ketidskmampuan, dan penyebab kematian telah berubzh seiring perjalanan wakeu akibac penyakic kronis dan penyakit yang berkaian dengan perilaku dan gaya hidup, model penyakit masih berlaku dan berguna untuk studi dan prakctik epidemiologi. Landasan dan dasar pemikiran pokok yang menggerakkan fungsi-fungsi epidemiologi di masa lalu, saat ini masih dipakai. KOMPUTER DI DALAM STATISTIK DESKRIPTIF EPIDEMIOLOGI [Akibat kemajuan teknologi, landasan biomedis epidemiologi berkembang menjadi suatu bidang ilmu yang sangat kompleks karena dilibatkannya penggunzan statistik untuk mendukung analisis cemuan epidemiologi. Komputer memilikisuatu kemampuan untuk meagembangkan database semua penyakit, baik penyakit menular maupun kronis, dan mengubah tampilan pengumpulan dan analisis dara epidemiologi. Dengan menggunakan komputer dalam pengumpulan dan analisis data, pengkajian terhadap data menjadi lebih mudzh sekaligus lebih kompleks di seat yang bersamaan. Lebih mudah, arena komputer melakukan perhitungan yang dulu dilakukan dengan tangan atau mesin; kompleks, arena banyaknya kemungkiaan, metode, dan penyusunan dalam analisis data yang ditawarkan oleh komputer. Karena analisis yang dilakulan melalui komputer sangat rinci din kompleks, saat ini ilmuwan memiliki kemampuan untuk melakulan lebih banyak analisis statistik dan dapat menggunakan berbagai jenis uji statistik, di mana kesemuanya dapat dipakai untuk menyusun beragam jenis tabe, grafik, dan diagram serta menyajiken tampilan gambar—berdasarkan data—yang mudah untuk dikaji. Kegiatan pokok di bidang epidemiologi didasarkan pada pemikiran yang logis, akal sehat, dan rasional yang dedukif, Seiring kemajuan yang terjadi di dalam ilmu dan bidang statistik, metode studi epidemiologi dan analisis komputer juga mengalzmi kemajuan. Karena kemajuan dan penggunaan statinik di dalam penclitian ilmu medis dan hubungannya yang erat dengan bidang cpidemiol. ‘Amu epidemiologi justra tampak bercampur aduke dan dipertukarkan dengan ilmu biostatistika. Sayangnya, epidemiologi menjadi praktik yang semakin matematis dan statstis baik untuk menencukan pembilang maupun penyebut rate dan rasio, tetapi juga pada p-value studi empiris yang merupakan dasar biostatistika. Penggabungan epidemiologi dan biostatistika menycbabkan epidemiologi menjadi Jarut dalam biostatistika sehingga menyamarkan identitas epidemiologi. Sudah banyak buku ajar baru yang menyebut epidemiologi dengan istilah analisis statistik dan biostatistik dan hanya sedikit ‘membahas epidemiologi dasat. Buku pengantar ini mengambil sikap bahwa epidemiologi dan biostatistika merupakan ‘dua bidang ilmu yang berbeda. Biostatistika memang memberikan analisis yang mutakhir dan pengkajian probabilitas, seperti yang digunakan dalam uji Klinis, studi prospektif, dan studi empiris murni. Landasan yang sebenarnya dari epidemiologi, yang dibangun dari studi retrospektif, statistik deshripef, dan tabd yang digunakan untuk penyajian dita, di dzlam buku ajar ini tetap dipertahankan sebagai aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 194 Ordinal Interval Bab 7 / Statistik Deskriptif dalam Epidemiciogi Skala ordinal digunakan untuk mengurutkan kategori. Kategori disusun sedemikian rupa sehingga sara kategori lebih tinggi sementara kategori lain lebih rendah, dan angka dapar dipakai untuk melabeli berbagai kategori tersebut. Pemberian angka pada berbagai tingkaran di dalam skala akan menempatkan kategori berdasarkan urutan. Skala ordinal yang biasa digunakan adalah skala lima- poin yang mengkategorisasikan informasi dari urutan yang terendah sampai tertinggi. Skala seperti ini terkadang disebur sebagai skala Likert. Melalui proses pembentukan skala ordinal ini akan semakin banyak informasi yang dapat diberikan, Contoh, jika di dalam suatu survei kesehatan masyarakat, partisipan ditanya kesedizannya untuk pergi ke Minik imunisasi yang didirikan di lingkungan tempat tinggalnya, skala lima poin dapst dipakai untuk melengkapi kuesioner ini dan pectanyaan (Kategori) lainnya, Berileur contoh susunan pertanyaan ckala lima poin. Contoh: (Dari huesioner survei Klinik kesehatan), Pevtanyaan 3. Jika scbuab klinik irwunisasi telah didirikan di fingkungan tempat tinggal Anda, maukah ‘Anda membawa anak Anda ke Klinik untuk diimunisasi? (Berikan tanda cek pada kotak yang menurut ‘Anda paling sesuai.) 1 2 __ — ———— Tidak mau Pikir-pikir Munghe Kemungkinan _Pasti datang daang dahulu datang besar datang ‘Skala Mterval membagi kategori berdasarkan jarak yang sama di antara kategori-kategori atau unit- unit ukuran. Skala interval tidak mempunyai angka nol absolut. Skala interval memberikan informasi lebih banyak daripada skala nominal dan ordinal. Strulcur angka dalam data interval dibebani satu makna dan jarck ancar angka atau selisih angka menunjukkan ukuran. Makna diberikan pada angka tersebut katena selisih ancar-angka sebanding dan berguna dalam analisis data. Salah satu contoh skala interval adalah Intelligence Quotient atau 1Q (lihat Gambar 7.1). IQ rata-rata adalah 100. Angka 0 di dalam tes IQ bukan berarti subjek tidak memiliki inteligensi, erapi bahwa tes menggunakan rentang yang terlalu tinggi untuk mengukur tingkat inteligensi yang rendah. Angka yang rendah di dalam skala IQ (di bawah 100) menunjukkan IQ yang rendah. Angka yang tinggi pada skala IQ berarti IQ yang melebihi rata-rata. Kunci pada skela IQ adalah pada rata-rata 100-nya sehingga perbandingan dapat dilakukan. Berat badan juga merupakan contoh ukuran yang tidak memiliki angka nol absolut. Skala Rasio Slala rasio, karakteristiknya banyak yang sama dengan skala interval, cetapi skala ini memiliki angka nol absolut. Termometer, timbangan badan, spedometer, jumlah pengudjung Klinik imunisasi, dan jumlah partisipan survei, merupakan beberape contoh penggunaan skal rasio. Skala rasio mengandalkan selisih yang seimbang di antara semua angka dan satu makna yeng konsisten dari semua angka dan selisih antara dalam skala; selishh ancara 7 dan 8 sama dengan selisih antara 77 dan 78, 50 adalah separuh dari 100, 30 adalah dua kali 15, dst. Skala rasio digunakan dalam pengkajian waktu, jumlah wakeu yang digunakan, skor ujian, dsb. Skala rasio merupakan dasar bagi sebagian besar analisis staristike deskriprif dan inferensial, dan setidaknya merupakan satu titik mulai untuk sebagian besar anal aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 198 Bab 7 / Statistik Deskriptif dalam Epidamiclogi tengah sementara separuh dari dari skor tersebut menyebar dengan rate di sisi posicif maupun sisi negatif mean, Distribusi normal merupakan contoh ideal yang dipakai sebagai standar untuk atau negatif, Bencuk distribusi ditentukan oleh penyebaran angka dalam distribusi. Kemiringan (kewness) distribusi digunakan untuk menencukan nama bentuk kutva yang dihasilkan. Ada beberapa bentuk kemiringan yang telah diidentifikasi* Distribusi Miring Positif Distribusi miring posftif adalah distribusi yang condong ke arah Kanan. Ini tentu saja bertentangan dengan apa yang keliharannya logis. Karena angka-angka mengumpul di sebelah kiri mean, distribusi menjadi miring ke kanan, Kemitingan berada di bagian ekor. Sisi ekor yang merupakan sisi terdatar menentukan arah kemiringan. Median berada di bagian puncak kurva. Pada distribusi miring, mean sering kali berada di bagian ekor (miring) dari median. Distribusi miring positif menunjukkan bahwa angka-angka mengumpul di bawah mean. Jika ini merupakan sustu yjian untuk mendapackan jjazah, ahli bidang lingkungan misalnya, ini berarti bahwa ujian cerlalu suit Karena hanya beberapa orang yang mendapat nilai tinggi. Gambar 7.2 menunjukkan distribusi kemiringan positif* Frekuensi Modus Median Mean Rendah Ting GAMBAR 7.2 Distrbus! miring post, Frekuensi ‘Mean Median Modus Rendah Tings GAMBAR 7.3. Distrbus! miring negatt aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 202 Bab 7 / Statistik Deskriptf dalam Epidemiologi -ozmexman -ozmeaman PARTISIPAN DALAM PROGRAM SKRINING KESEHATAN KELUARGA GAMBAR 7.9 Conthh gaafk soba PENGELOMPOKAN USIA PARTISIPAN LANSIA 81 keatas 558460 71848) 68.470 GANBAR 7.10 Contoh diagram pie. PENGELOMPOKAN USIA PARTISIPAN LANSIA KELOMPOK ssegeo ais.das s68d70 718.475 768480 >80 USIA GAMBAR 7.11. Contoh graf k gars aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 210 Bab 7 / Statistik Doskriptif dalam Epidemiclogi asus drakunkuliasis yang terdeteksi selara survei nasional—Nigeria 700.000 400,000 00.000 300.000 Jumiah Kasusu 200.000 Jaen “*data 1980 adalah 100.000 . "en toe eae 70.409] J 17-034 0 Corana 1980 ‘Tehun Peleporar GAMBAR 7.26 Contch diagram batang opidemiologie tiga dimonel tontang kasue Drakunkuliasi (paracit nematoda— cacing). (Sumber: Morbidity and Mortality Weekly Reports, Vol. 40, No. 15, April 19, 1991, p. 246) Grafik Garis ‘Ada berbagai tipe grafik garis yang digunakan untuk menyajikan dats epidemiologi dasar dan lanjut Grafik garis menggunakan berbagai jenis sumber data dasar yang telah dijelaskan di atas, Beberapa tabel menggunakan kombinasi dari skala data yang betlainan. Gambar 7.27 sampai Gamber 7.29 merupakan beberapa contoh dari berbagai jenis grafik garis pada Morbidity and Mortality Weekly Reports, dissjikan sebagai contoh penggunaannys dalam penyusunan laporan epidemiologi. 285 Tahun “Ss, 18-24 Tahun = 25-44 Tahun Pajanan tethadap falcor risikeo juga dapat membantu menentukan risiko, Falcor risiko adalah perilaku, kejadian, pengalaman, atau pajanan yang dikaitkan dengan munculnya kejadian penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, atau kematian. Semakin banyak pajanan terhadap faktor risiko, semakin besar probabilitas verjadinya suatu penyakit atau hasil negatif hin, Faktor risiko sering dialami individu dalam dosis yang kecil, sedikit demi sedikit. Seseorang swatu saat hanya merokok satu batang, terapi hal ini merupakan faktor risiko yang dapat menyebabkan sejumlzh besar penyakit smulai dasi penyakic jancung, kanker paru, sampai penyakit paru obstruktif kronis. Begieu satu fakcor risiko teridentifikasi, faktor rsiko itu dapat diintervensi, dimodifikasi, dikendalikan, dan dihindari melalui pendidilean kesehatan, promosi kesehatan, dan upaya pencegahan. Falcar risike yang dapat diubah atau dihindari tersebut sering disebue sebagai faksor rsiko termodifikasikan. Rasio risiko, perbedaan risiko, attributable risk, angka serangan, dan risiko seladif semuanya ibahas secara rinci dalam Bab 5. SKRINING DAN DETEKSI PENYAKIT DALAM POPULASI Misi epidemiologi adalah untuk menunjang program keschatan masyarakat. Tujuan ahli epidemiologi adalah uncuk memahami kausalitas dan hubungan penyakicschingga program pengendalian penyakit aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Referensi 347 Stress Test Alfa Stress Test Delta Sensitivitas = 60% 75% Spesifiscas ~ 95% 90% Dati informasi di atas, ccncuken uji mana yang akan menghasillan proporsi negatif palsu terbesar! Kemudian, tentukan uji mana yang akan menghasilkan proporsi positifpalsu terbesar! Uji mana yang. akan menghasilkan jurlah positif benas terbanyak? Uji mana yang akan menghasilkan jumlah negacif palsu terbanyake? 104 Definisikan dan jelaskan konsep hipotesis! Ada empat teknik pengembangan hipocesis yang disajikan. Jelaskan dan diskusikan masing-masing teknik dan berikan contoh penyakit atau kondisi seciap pendelearan, sertajelaskan mengapa hal itu merupakan contoh yang bail! 10.5 Jelasken dan diskusikan konsep dasar asosissi dalam kausalicas penyakie! Bandingkan dan bedakan ‘vosiasi langsung dengan aosiasi tidak langsung, asosiasi simetris dengan asosiasi tidak simetrist 10.6 a, Dari informasi halaman 341-342 seburkan aspek-aspek uji dan skrining yang ditampilkan dalam keasus ini, kemudian jelaskan signifikansi masing-masing aspeld b, Jelaskan aspek personal, psikologis, sosial, dan aspek ekonomi dari pentingnya memiliki uji yang spesifisitas dan sensitivitasnya tinggi! Gunakan kasus helaman 344 sebagai contoh untuk mendukung penjelasan Anda! . 10.7 Susunan kemungkinan den hasil yang ada dalam macriks epidemiologi 2 x 2 digunakan uncuk mengenalisis temuan epidemiologi. Sebutkan dan jelaskan semua kemungkinan yang ditemukan dalam Gambar 10.9! Bandingkan pengaturan dalam studi retcospekif dengan pengaturan dalam studi prospekci! REFERENSI 1. MacMahon, B., and'TF Pugh. 1970. Epidemiology: Principles and Methods. Boston: Litle, Brown and Company. 2, Mausnet, JSu and S. Kramer. 1985, Epidemiology: An Introductory Text. Philadelphia: WEB. Saunders, 3. Lilienfeld, AM.,and D.E Lilienfeld. 1980. Foundation of Epidemiobyy. New Yorke Oxiord Univesity Press. 4, Friedman, G.D. 1978. Primer of Epidemiology. New York: McGraw 5. Kelsey Jl, W.D. Thompson, and A.S. Evans. 1986, Methods in Observational Epidemiology. New York: Oxford University Press. Hil, AB. 1965. “The Environment and Disease: Association or Causation?” Proceedings ofthe Reyal Society of ‘Medicine, Vol. 58, pp. 295-300. 7. Slome, C., D.R. Brogan, SJ. Eyres, and J. Lednar, 1982. Barie Epidemiological Methods and Bioratticr. Monterey, CA: Wadsworth. 8. Buck, C., A Llopis, E. Nsjera,and M. Terris. 1988. The Challenge of Epidemiology luc: and Selected Readings, ‘Washington, D.C: Pan American Health Organization, Pan American Sanitary Bureau. 1. Rivers, TM, 1937. “Viruses and Koch's Postulates’, fournalof Bacteriology, Vol. 33, pp. 1=12. 10. Evans, AS. 1976, “Causation and Disease: The Henle-Koch Postulates Revisited”, Yale Journal of Biological “Medicine, Vol. 9, pp. 175-95. 11. Green, L., and M. Knucter. 1991, Health Promotion Planning, 2” edition, Mayfield Publishing Company. 12, Centers for Disease Control and Prevention, October 1991. Presenting Lead Potoning in Young Children Public Health Service, U.S. Department of Health and Human Service. 13, Shindell, S. J.C. Sallowsy, and CM. Oberembe. 1976. A Cruniehook in Health Care Delivery. New Yorke: Appleton- Ceneury-Crofis. 14, Baker, EL. (Editor) 1989, “Surveilance in Occupational héalth and Safety”, American journal of Public Health Supplement, Vol.79, December aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 352 Bab 11 / Pengembangan dan Pelaksanaan investigasi dan Studi 2. Konfirmasi dan Pastikan Diagnosis atau Keberadaan Masalah Medis atau Masalah Ke- schatan. Evaluasi medis, pemeriksaan klinis, dan ujilaboratorium yang dilakukan oleh petugas medis biasanya diperlulan uncuk memastikan diagnosis. Masukan dari ahli kesehatan lingkungan dan penyelenggara perawatan kesehatan lain mungkin diperlukan uncuk memastikan keberadaan masilah kescharan, Pengkajian terhadap temuan Klinis harus dilakukan untuk memastikan kebenaran dan reliabilitas suatu temuan, Pada studi kasus Bab 10, hasil positif pemeriksaan laboratorium yang temyata salah menimbulkan banyak persoalan dan memberikcan informasi yang keliru dalam investigasi peayakit. Ada beberapa kondisi,cedera, atau kondisi akibae perilaku yang tidak dapat diuji baik secara dinis maupun secara laboratorium, Penyakit yang disebabkan oleh bakteri lebih mudah didiagnosis sementara gangguan atau kondisi pekerjaan atau lingkungan, walau tidak mudah untuk didiagnosis, keberadaannya harus dapat dipastikan. Di sisi lain, ada beberapa penyakit atau kondisi yang hanya dapat dipastilean melalui pemerikszan lshoratorium dan bahkan ada penyakit yang unik atau eksorik yang hanya dapat dipastikan melalui Laboratorium khusus yang terbatas jumlahnya, seperti Center: for Disease Control and Prevention. 3. Tetapkan Keiteria untuk Mengidentifikasi Seseorang sebagai Kasus. Karakteristik peturjuk yang tampak bergantung pada kondisi dan penyakit yang sedang diinvestigasi. Karakteristik ini dapat ditunjuldean melalui tands-tanda, gejala, perjalanan penyalcic, tempat dan jenis pajanan, cemuan laboratorium, dan pemeriksaan Klinis siat mengidentifikasi kasus. 4 Lacak Kasus yang Terlewst. Ahliepidemiologi harus melacak kasus yang luput dari pengawatan, yang tidak dianggap sebagai kasus, dan yang tidak dilaporkan atau yang tidak dikenali sebagai kasus. Doktes, Klinik, bealsh maintenance organization (HMO), twang gawat darurat rumah sakit, Klinik kesehatan masyarakat, Klinik kesehatan migean, dan fasilitas terkait lainnya harus diperiksa untuk memattikan apakah Iasus lain juga mengalami penyskic atau kondisi yang sedang diinvestigasi. Penderita asimptomatik atau kasus ringan sekaligus kontaknya hatus dievaluasi. Untuk memisahkan dugaan kasus dari kemungkinan kasus, individu-individu di dalam kelompok akan ditempatkan sesuai dengan kategori yang tepat. 5. Buat Taksiran Kasus secara Kasar dengan Menggunakan Pendekatan, Referensi, Metode, dan Sistem yang Baku, Dalam hal ini, jumlzh orang yang terpajan dan jumlah orang yang sakit harus dihitang, Kasus indeks (pecunjuk) dan juga semua kasus yang berpenyakic diberikan kererangan penjelas, kemudian diagnosisnya ditetapkan melalui pengkajian, pemeriksaan, dan prosedur medis standar. Populasi studi (populasi yang berisiko) juga harus dipastikan. Begitu pula dengan semua orang yang berisiko, baik dekat maupun jah, harus dilengkapi dengan keterangan penjelas. 6. Orientasikan Studi dan Data Berdasarkan Waktu, Tempat, dan Orang. ‘Walceu: Pastilcan setiap kasus berdasarlean waletu awitannya dengan menggunlean kur epidemik, Pastikan Anda mengetahui masa inkubasi, pengaruh wakwu terhadap cara dan media penularan, Kronologis perstiva, tchapan kejadian, mate rantai kejadian yang terikar dengan wakeu, dan distribusi waktu awican kasus harus dipastikan dan ditendai pada bagan dan grafik, Dari informasi kurva epidemik, centukan sifae perjalanan penyskit, pastikan apakah kelompok memang cexpajan dan terinfeksi dalam wakeu yang kurang lebih sama atau berbeda. Lihat apakah ada pengklasteran penyakic berdasarkan wakre dan cempat. Tencukan dan tetapkan wakwu kesus indeks dan wakeu awitan KLB. Gunskan informasi tentang masa inkubasi untuk menencukan pengiruh waktu dalam pesjalanan penyakie dan puncak serta lembah padz kurva epidemik Tempat: Dengan menggunakan peta titke (dot map atau spot map), tandai lokasi setiap kasus, Jika inkan dan memang bermanfaat, ahli epidemiologi jugs dapat menandai lokasi pajanan atau lokasi setiap kasus pada peta saat terjadi peristiwa atau pajanan, Sumber-sumber penyakit, faktor aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 358 Bab 11 / Pengembangan dan Pelaksanaan Investigasi dan Stud: (Checklist Singkat dan Rangluman Langkah-Langkah Investigasi Epidemiologi + Tetapkan terjadinya suatu KLB. + Konfirmasi dan pastikan diagnosis atau keberadaan suatu masalah medis atau masalah Kesehatan. + Tetapkan kriteria untuk menetapkan seseorang sebagai kasus. + Lacak kasus yang lupue dari perhatian, + Taksirkan secara kasar angka kasus dengan menggunakan pendekatan, referensi, metode dan sistem yang bake. Orientasikan studi dan data terhadap Wakiu, Tempat, dan Orang. ‘ Klasifikasikan epideminya. ‘Tentukan siapa saja yang betisiko. Laleulean anulisie pada temuan dan data. Kembangkan hipotesis. Lakukan uji hipotesis. Kendalikan epidemi dan cegah KLB yang mungkin muncul kemudian, ‘Susun laporan dan sampaikan informasi pada siapa saja yang perlu mengetahuinya. Lakulean pengaturan dan rencanakan kegiatan, PERENCANAAN STUDI EPIDEMIOLOGI KOHORT OKUPASI Metode cpidemiologi yang dibahas di atas adalah metode investigasi epidemiologi tradisional, didasarkan terutama pada model penyakit menular yang menggunakan studi cras-sectional (prevalensi) dan studi prospeltif (insidensi). Ahliepidemiologi juga menghabiskan banyak wakwu untuk melakukan studi kohort. Jurusin yang cukup baru di bidang epidemiologi adzlah kesehatan kerja karena ada boeberapa penyakic akibat kerja yang berkaitan dengan pajanan zat kimia atau pajanan zat toksik. Efek jangle panjang dari pajanan tingkat rendah di tempat kerja sudah diteliti selama heberapa waktu, ‘Studi kohort sudah dibahas dalam Bab 8 dan sangat berguna serca efektif untuk lingkungan keseharan kkerja. Studi kohort sering kali dilakukan dalam bentuk studi retrospektif yang memiliki beberapa kclebihan, Namun, kelebihan utamanya adalch bahwa catatan medis, catatan pegewai, cataran pewserikacan pekerja, catatan angka kesakitan dan kematian masyarakat, dan dokumen Jain yang memust informasi yang dikumpullan secara teratur dapat ditelusuri untuk mendapatkan sejumlah besar informasi, Akte kematian juga dapat memberikan beberapa data tentang penyebab kematian sckaligus penyakit dan kondisi eerkait.!** Masalah pokok yang biasa ditemukan dalam studi epidemiologi kohort okupasi ini adalah masalah kesehatan dan medis ci tempat kerja. Hal cerpenting dari faktor keschatan yang berkaitan dengan tempat kerja dan pekerjaan adalah riwayat pekerjaan dan catatan Klinis di tempat kerja. Riwayat pckerjaan mungkin bisa didapat atau juga tidak dari bagian kepegawaian. Dokumen riwayat pekerjaan yang berkaican dengan status kesehatan di tempat kerja tidak sealu disimpan sebagai bagian dari catatan kepegawaian, Kebanyakan industri besar memiliki Mlinik medisnya sendiri, dan catatan medis yang berasal dari Klinik semacam itu sangat berharga dalam studi epidemiologi kohort. Untuk perusahaan yang tidak memiliki Klinik, kegiatan epidemiologi agak sukar uncuk dilakukan karena rivayat pekerjaan harus disusun dahulu oleh ahli epidemiologi.' Langkah-Langkab dalam Investigasi Epidemiologi Okupasi Kohort Landasan studi epidemiologi okupasi kohort dapat dilihar di bawah ini, Ulasan ini hanya garis besarnya dan bukan tinjauan komprehensif tentang semua aspek yang ada dalam studi. Studi kohort, aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Soa! Latihan 363 (vectorborne diseast)? Apakah ada benda tertentu yang digunakan pada satu periode waktu,tetapi tidak digunakan pada musim lain, seperti minum dari gelas atau wadah yang sama? Apakah faktor-faktor risiko hanya tampak pada lokasi atau tempat tercentu? Apalah falzor tersebut hanya trlihat di tempat kerja atau hanya di rumah atau hanya di tempat rekreasi (gunung, pantai, kolam renang umum, dl.)? 2 SOAL LATIHAN Istilah Kunci Definisikan dan jelaskan ‘stilah-istilah berikut! chemichal poisoning pertanyaan epidemiologi epidemi common source sasaran epidemi propagated studi bidang epidemiologi foodborne illness studi epidemiologi okupasi “foodborne infection studi kohore “food poisoning tujuan khusus pengendalian (epidemi) tindakan pencegahan pengendalian (penyakét) ‘umpan balik Pertanyaan 11.1 Gambar 11.4 mempeilihatkan epidemi AIDS dan jumlah kasus serca kategori, a. Apakah yang bisa dikaji seorang ahli epidemiologi dari data ini? b, Predilsi apa yang dapat diprediksi dari epidemi AIDS seperti itu? c. Mengapa? Dade County Amerika Serikat ee S\_rereaunsen obs oinet! roo) Bib inet once an (@0) Kesainan Hemomancoaguas! Konak Heleroseksual Late t (County I Tanpa Pole ort Hatroeokust Lah ‘Country itdengan Pala Lato GAMBAR 11.4 Epidomi AIDS i Dado Counly dan Amerika Seritat, 1001-1000. (Sumber: Centore for Disease Control land Prevention, “Acquired Immune Deficiency Syndrome—Dade County, Florida, 1981-1990," Morbicliy and Mortality Weeki Report, July 26, 1991, Vol. 40, No. 28, pp. 489-483) aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Faktor-Faktor Risiko pada Penyakit Kronis dan Penyakit Akibat Perlaku 369 3. Setiap asosiasi yang teramati antara suatu karakteristik faktor risike dan penyakit kronis harus memiliki hubungan antara karakteristik faktor risiko dan penyakit yang diteliti, demikian pula dengan setiap karakteristik faktor risiko terkait serupa yang dapat menyebabkan penyakit selama penelitian 4, Insidensi penyakit kronis harus meningkat dalam hal durasi dan intensitas fakto 5, Distribusi suatu faktor risiko harus sebanding dengan fektor risiko penyakit kronis dalam semua faktor. 6, Semua aspek pada kesakitan akibat penyakitkronis harus dihubungkzn dengan tingkat pemajanan techadap faktor tisiko 7. Pengurangan acau pemindahan pajanan fakror risike harus dapat mengurangi atau menghentikan penyakir. 8, Populasi penduduk yang terpajan faktorrisiko dalam penelitian yang dikontiol harus lebih sering terkena penyakit kronis daripada mercka yang tidak terpajan. isiko. Lima Blemen Kausalitas dalam Penyakit Kronis Sekumpulan elemen yang menghubungkan asosiasi antara penyebab yang diduga dan terjadinya suatu penyakit kronis juga telah dikembangkan. Berilaut lima elemen yang berkaican dengan kausalitas pada penyakit kronis. Konsistensi dati arosiasi cebab-akibat. Kekustan dari asosiasi sebab-akibat. Spesifisitas dari asosiasi. Aspek fakior wake pada asosiasi. Koherensi pada atosiasi cebab-akibat. + yaene FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PENYAKIT KRONIS DAN PENYAKIT AKIBAT PERILAKU Sumber dari faktor-faktor risiko pada penyakie tidak menular dan penyakit kronis adalah perilaku, sike adalah pengalaman, perilaku, tindakan acau aspek-aspek pada gaya hidup, yang dapat memperbesar peluang terkena atau terbentuknya suatu penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, atau kematian, Faktor rsiko dapat terbentuk akibar kondisi, karakter, atau pajanan risiko yang memperkust, Peningkavan pajanan faktor tisiko dapat mempeibesar probabilitas terjadinya penyakit dan probabilitas tcrbentuknya asosiasi cpidemiologi keejadian penyakit. Salah situ cara untuk menetapkan fakcor-faktor risiko adalah dengan mengurangi atau memodifikasi pajanan tethadap risiko dan mengamati hasilaya. Contoh, jika merokek dikurangi, angks kasus kanker paru pun menurun.>¢"* Faktor risiko juga mengacu pada perilaku yang berisiko, kondisi penguar, atau faktor-fakcor predisposisi (penguat) Perilaku berisiko adalah kegiatan yang dilakukan seseorang yang sehat, terapi menganggap diri mereka berisiko tinggi terkena suatu penyakic, kondisi, atau gangpuan tercentu. Faktor-faktor predisposisi adalah faktor atau kondisi yang ada dan dapat memengaruhi perilaku arena menyediakan suatu motivasi untuk melakukan perilaku keschatan. Contoh, felcta bahwa orang tua anak-usia-sekolah merokok merupakan fakcor yang memengaruhi kemungkinan anak untuk juga merokok $478 Banyak faktor risiko yang berkaitan dengan gaya hidup, pekerjaan, lingkungan, dan perilaku terbentuk dari scjumlh pengaruh dan sumber yang tidak sclalu dapat dijclaskan, termasuk pilihan dalam gaya hidup, kondisi kehidupan, pengaruh sosial, dan pajanan lingkungan. Dengan menggunakan delapan penyebab teratas kematian yang berhubungan dengan penyakit kronis, atau yang disebabkan fiologis/genctik, lingkungan, dan sosial. Faktor aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Pengembengan Jaringan Penyebab untuk Penyatit Kronis atau Gangguan Akibat Perilaku 373 Pembentukan Jaringan Penyebab dan Decision tree Penyebab Jaringan penyebab memiliki kelemahan sehingga teknik ini tidek langsung mengarahkan penyelidike epidemiologis ke penyebab. Decision sree, yang dipakai bersama jaringan penyebab, merupakan pendekatan yang dianjurkan, Saat menyusun jaringan penyebab, sebuah decision fee yang terpisah dibuat untuk setiap aspek, faktor, dan elemen penyebab, Jawaban “ya” atau “tidak” dalam decision tree akan semakin mendekatkan abli epidemiclogi untule menemukan suatu penyebab, bukan jaringan penyebab saja. Decision tre, seperti yang digunakan dalam diagnosis penyakit, dapat mengajukan pertanyzan menjurus yang akan dijawab dengan ya atau tidak sehingga mengurangijaringan penyebab sementarz dan mengarahkan penyclidik ke jalur yang benar menuju temuan, asalkan pertanyaan dijawab dengan benar, Beberapa cabang jaringan penyebab memerlukan pengkajian kedua karena penyebab atau faktor risiko sekunder mungkin perlu dijadikan bahan pertimbengan. Jaringan penyebab tingkat kedua mungkin perlu dikembangkan. Pada beberapa kasus, pengkajian ketiga mungkin perlu dilakukan rethadap jaringan penyebab cingkat ketiga. Jaringan tingkat kedua dan ketiga dilekatkan dalam cabang yang. sesuai pada jaringan utama, dan berisi semua faktor risiko atau faktor-faktor yang ‘mungkin berkontribusi dalam terbentuknya suata penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung. “Teknik penyusunan jaringan penyebab telah dikembangkan dalam beberapa cara; bagan alir yang bergerak mulai dari yang paling acas sampai ke diagnosis penyakit di bagian dasar secara bertahap; satu inti pusat dengan percabangan di setiap sisinya. (Lihat Gambar 10.2 dan 10.4 dalam Bab 10.) Pada kasus keracunan timbal, jalur masuk ke dalam tubuh memengaruhi aliran tiga cabang menuju penyebab penyakit. (Lihat Gambar 10.4 dalam Bab 10.) Berdasarkan pendekatan jaringan yang sebenarnya, Gambar 12.1 menyalikan sebuah konfigurasi jaring labadaba untuk menggambarkan secara umum elemen jaringan penyebab dengan penyakit sebagai fokusnya. Gambar 12.2 menyajikan jaringan penyebab kedua yang berfokus pads penyebab penyakiv/faktor risiko. Gambar 12.3 menyajikan sebuah contoh decision tree yangharus disesuaifean dengan setiap situasi dan elemen yang dipertimbangkan di dalam investigasi. Singkatnya, sebuah jaringan penyebab merupakan suatu bagen semialur yang ‘mengidentifikasi setiap faktor risiko yang kemungkinannya sangat tipis dari setiap dimensi kehidupan, yang pada akhirnya mengarah pada penyakit yang terdiagnosis. Pada setiap Jangkah dan setiap clemen, sebuah decision rree disusun dan dipelajari untuke memastikan pembuatan kepurusan yang tepat yang mengarah pada penetapan penyebab penyakit Penyusunan Jaringan Penyebab dan Decision Tree Mengidencifikasi masalah, memastikan kondisi, mendapatkan diagnosis penyakit yang akurat. ‘Menemparkan diagnosis di tengah atau di bagicn dasar jaringan. ‘Menggali dan mendata semua sumber yang memungkinkan untuk penyakit. ‘Menggali dan mendata semua faktor tisiko dan falsor predisposisi penyskic. Mengembangkan sub-jaringan dan sub-jaringan tingkat tersier untuk berbagai cabang jaringan jika diperlukan. ‘Mengorganisasi dan menyusun daftar sumber dan faktor tisiko dari penyebab yang kemungkinannya paling tipis dan umum, secara bertahap, menjadi lebih spesifik dan terfokus saat langkah semakin mendekati diagnosis penyakic 7. Mengembangkan dan mengkaji decision tree penyebab pada setiap elemen yang dipertimbangkan untuk penyakit yang terdiegnosis. vaene a aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 378 Bab 12 / Epidemiologi Penyakit Kronis dan Perilaku GAMBAR 125 hi adalah gambar enterovirus yang menyebabken hepaitisinfeksius atau hepalts A viel. Penyakit ‘kronis dapat disebabkan oleh infeks!tetentu. Jka penderta hepatits A tJak sembuh, mereka mungkin aken mengalami Pocyakithati kronis. Sirosis hati dapat trial jka penderita hepatitis tetap tidak diotatl. Penyakit hati Kron paling Sering ‘radi pada hepattis C. (Gambar atas kebalkan Certers lor Disease Control and Prevention, llanta, Georgia) kedaruratan (kurangnya transportasi pribadi untuk penduduk asli Amerika), dan tertabrak kendaraan yang berkecepatan tinggi ketika sedang besjalan memperbesar kemungkinan terjadinya kemati: Studi yang dilakukan di New Mexico atas dampak konsumsi alkohol belum selesai. Akan cetapi, di ‘Amerika Serikar, 32,7% kasus pejalan kaki yang tertabrak ternyata disebabkan oleh pejalan kaki yang mabuk, Gambar 12.6 menyajikan angka fatalitas pejalan kaki pria menurut kelompok usia dan ras di ‘New Mexico selama tahun 1983—1987. * Pada tahun 1992, M.M. Gallaher, D.W. Fleming dkk., melakukan suatu studi retrospektif, Studi yang mereka lakukan adalah mengenai kematian pejalan kaki dan penderita hipotermia di antara penduduk asli Amerika di’New Mexico. Studi dilakukan dari 1 Januari sampai 21 Desember 1989 dan memasukkan elemen hipotermia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan penduduk asli Amerika untuk meninggal 8 kali lebih besar dalam tabrakan pejalan kaki dengan kendarsan bermotor dan 30 kali lebih besar akibat hiporermia dibandingkan penduduk lain New Mexico. Masalah alkohol juga dimasulckan dalam penyclidikan ini, Kemudian, dilaporkan bahwa pada stat kematian, 90% dari mereka yang diperiksa ternyata dalam keadaan sangat mabuk.” Fakcor risiko terjadinya kematian pejalan kaki dan penderita hipotermia pada penduduk asli Amerika adalah kurangnya transportasi. Sebagian besar penduduk asli Amerika hidup di tempac- tempat penampungan, sementara sebagian besar kematian terjadi di luar penampungan, yaitu di perbatasan kota arau di jalan yang menghubungkan komunitas dengan tempat penampungan. Faktor sik lain, yang tidak secara tegss dinyatakean sebagai fakorrisiko, adalah pelarangan minuman keras ddi tempat penampungan. Hal ini mendorong penduduk asli Amerika uncuk melakukan perjalanan ke komunitas penampungan tetangga, yang tempatnya sangat jauh, untuk mengonsumsi alkohol. Penduduk asli Amerika juga menempuh perjalanan jauh ini uncuk berbelanja, mengunjungi keluarga, ke sekolah, mencari hiburan, dll. Semua faktor tersebut, dalam konteks penelitian ini, menjadi fakror risiko. Gambar 127 adalah dor map yang memperlibatkan kematian penduduk asli Amerika karena kecelaksan pada pejalan kaki dan penderita hipotermia.? aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 382 Bab 12 / Epidemiologi Penyakit Kronis dan Perilaku 1} SS GAMBAR 129 Distribusi geooratis rasio berhentl merokok di Amerika Serkat (negara bagian tertantu)selama tahun 41988, (Sumber: Centers for Disease Control and Prevention, “Regicnal Variation in Smoking Prevalence and Cessation Bahavioral Risk Factor Suneillance, 1986', Chronic Disease and Haaltn Premotian Foprinis trem tha MMWR, 1985— 1969, Vol. 2, Tobacco Topics, Public Health Service, U.S. Department of Healh and Human Services, op. 36—38, 1931) =f yy 24320-45275. 52360-5775 GAMBAR 1210 Pots kematian kankor paru di Amerika Sorikat pada tahun 1986, (Rate por-100.000 ponduduk,) (Sumber. Centers for Disease Contrcl and Prevention, “Chronic Disease Reports: Deaths from Lung Cancer—Unted States, 1986", Chronic Disease and Health Promotion reprins from the MMWR, 1965-1999, Vol. 2, Tobacco Topics, Public Health Service, U.S. Department of Health and Human Servces, op. 26-28, 1891) terendah mengumpul di bagian timur Sungai Mississippi. Negara bagian di sebelah barat dan utara memiliki angka kasus berhenti merokok yang paling tinggi. Gambar 12.8 memperlihatkan distribusi geografis angka “perokok” di Amerika Serikat (negara bagian tercentu) selama tahun 1986, Gambar 12.9 memperlihatkan distribusi geografis rasio bethenti merokok di Amerika Serikat (negara bagian tertentu) selama tahun 1986. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 390 Bab 12 / Epidemiologi Penyakit Kronis dan Periaku fara Ags dengar Antara Agine cena Foal Pejamu TehadapPenyat tau Agins Cingkangan den Perk, sone rasta Sol STATUS KESEIATAN YANG BAK Free eee Oe AWTTAN PENYAKIT—»PERIODE PATOGENKK—> PEMULIHAN SS ee PENCEGANAN PRIMER Bencegetan Penceganan Terser Faaal Pecinaungan | || Deanoste dan ]| | pembaican rte Keseatan Pengobuianin ||| Ketdakmampuan | _Rebabttas Pancidkan uni Stining Kesshaten | Pengobatan yang | Fasitas Keshatan ‘oeeatan an foruan Capa can Waoyeratt Gar HiionePorsonat | Keoued Popuas! | Adonuat Mode urn Teal woxarancin | "Yang at caperanng ‘yang Bak Ponaitezen Meds | Menghambat Santas Tencegenan, | roses Pena ionargens | tttonga Porgeetan Di Kecohatn EPenyemaunan | Percegshan Penban reed ia! | Penguangan enyoat ones! nga yan ‘Bahaya Pekerjean Maksimum eeruraan Mengortkan dan |. Menqurang! Price varg emacs! | AspanGlayang |" Menowah ‘ancakmemoan| Kembali ‘otal don Penyetaren Teetaan atau ond Koja) Boner tod Ponakt Peete Kohan ‘a oak scope angen Menghindasi | Pancoganan aya tip ‘ataogen onjkt Kab Ton Pa Sort tan Komp Menghinar aie “eal Pekan Persapan a Peay Manure Pes ‘Stcanarnpuan Sing ‘osthatan GAMBAR 12.14 _ntoraksi tiga tindakan pencegahan dalam kesohatan masyarakat dan perjalaran alarl penyakit, bidang promosi kesehatan, dan dalam program keseharan masyarakat untuk memprediksi kesehatan atau penyakit yang berkaitan dengan perilaku berdasarkan pola keyakinan, Penyakit kronis terkadang terjadi akibar keyakinan sescorang tethadap perilaku yang berhubungan dengan keschatan (sebenarnya justru dengan penyakit) yang berlangsung dalam wakw yang cukup untuk menimbulkan suatu penyakit. Cntoh, seeorang mungkin lebih menikemati merokok-daripada harus memikirkan konsekuensi keschatan akibar perilaku tersebut, ceruams dalam jangka panjang. Ada empat konsep dasar yang telah dikembangkan berkaitan dengan pola perilaku penyakit dan keschatan yang dimotivasi oleh keyakinan sescoranig. Tabel 12.4 menyajikan empat asumsi dasar pada healsh belief model. ® aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 394 Bab 12/ Epidemiologi Penyakit Kronis dan Perilaky 21. Commiztee for the Study of the Future of Public Health Division of health Care Services. 1988. The Furure of Public Health Insioute of Medicine, National Academy of Sciences. Washington, D.C.: National Academy Press. 22. Mullen, PD. J. Hersey. and D.C. Iverson. 1987. “Health Belief Models Compared”, Social Science and Medicine, Vol. 24, pp. 973981. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 398 ‘STUDI KASUS NO.I/ John Snow dan Kolera “Selain fakra yang disebutkan di atas, yang membuktikan bahwa kolera memang ditularkan ari orang ke orang, ada fakta lain yang menunjukkan, pertama, bahwa berada di ruangan yang sama dengan pasien dan merawatnyz, tidak berarti menyebabkan seseorang terpajan pada penyakit yang membehayalan. itu; dan, kedus, bahwa uncuk rercular kolera, seseorang tidak perlu harus berads di dekat penderitanya karena bibit penyakit tersebut dapat ditularkan dart tempat yang jauh. Biasanya sudah menjadi anggapan umum, bahwa jika kolera merupakan penyakit menular, penyakit tersebut pasti disebarkan melalui haluaran atau bau yang tidak enak yang dikeluarkan pasien ke udara sckitar dan dihirup orang lain ke dalam paru-parunya. Asumsi ini menyebabkan munculnya opini-opini yang sangat bertentangan tentang penyakit tersebut. Akan tetapi, setelch berpikir serius, bagaimanapun kita tidak memiliki hak untuk membatasi cara sustu penyakie peayakit menular, yang sudah sangat kita pahami, mungkin menyebar dengan cara yang sama sekali berbeda. Gatal, dan beberapa penyekit kulitlainnya, ditularkan melalui satu cara; siflis, dengan cara lain, dan cacing usus dengan cara yang lain pula, cara yang satu sama lain cukup berbeda.....” iralarkan, karena Penyakit Kolera Disebarkan oleh Bibit Penyakit yang Memasuki Saluran Pencernaan “Penyakit yang ditularkan dari orang ke orang disebabkan oleh beberapa zat yang disebarkan dari orang yang sakic ke orang yang sehat, dan yang memiliki kemampuan untuk bertambah dan ber- kembang biak di dalam sistem tubuh orang yang diserang. Pada penyakit sifilis, smallpex, dan nac- cinia, kita memili bukei fisik mengenai penambzhan jumlah bibie penyzkeit, dan pada penyakit menular Ieinnya bukti penambahan ini berasal dari fakta tentang penyebarannya yang cukup meyakinkan, Karena kolera bermula dari penyerangan pada siluran pencernaan, dan karena kita telah melihat bahwa darah tidak dipengaruhi oleh racun apa pun di tahap awal penyakit ini, bibit penyakit yang menyebabkan kolera pasti memasuki saluran pencernaan—peda kenyatsannya, pisti ertelan secara tidak sengaja, karena seseorang tidak akan menerimanya dengan senang hati; dan penambahan i penyakit atau racun kolera, pasti berlangsung di dalam lambung atau usus. Racun kolera ji diproduksi dalam jumlah yang memadai, kelihatannya, berperan sebagai iritan pada permulaan lambung dan usus, atau mungkin, rcun.terrebut alan menarik cairan dari darah yang beesirkulasi di dalam kapilar melalui daya tarik yang sama dengan daya tarik yang dimiliki sel-sel epitel beberapa ‘organ untuk melakukan beragam sekresi dalam cubuh yang sehat. Karena bibit penyakit kolera dapat memperbanyak jenisnya sendiri, bibit tersebut pasti memiliki sebentuk struktur, yang kemungkinan adalah sebuah sel. Tidale ada yang berkeberatan dengan pendapat yang menyatakan bahwa strukeur racun kolera tidak dapat dlihat melalui mikroskop, Karena bibit penyakic smallpox dan chancre hanya dapat dikenali berdasarkan efeknya dan bukan berdasarkan karakteristik isiknya,” “Masa antara waktu pertama kalinya racun memasuki sistem dan permulaan munculnya penyakit, disebur masa inkubasi, Masa inkubasi sebenarnya adalah masa reproduksi bibit peayakie; dan peayakit terjadi akibat semakin banyaknya keturunan bibit penyakit yang semula dihasillan oleh sejumlah: kecil racun. Pada kolera, masa inkubasi atau reproduksi ini jauh lebih pendek daripada kebanyakan penyakit menular atau penyakit epidemik lainnya. Dari kasus yang secara rinci dijelaskan sebelumnya, masa inkeubasi umumnya berlangsung selama 24 sampai 48 jam. Karena pendelenya masa inkubssi ini dan karena kuantitas racun peayakit yang dikeluarkan saat buang ais, kolera terkadang menyebar dengan kecepatan yang tidak pernah ditemukan pada penyakit ainnya...” “Kejadian tertelannya sebagian kecil hasil ejeksi dan dejeksi pasien kolera, ternyara cukup banyak untuk menyebablan penularan penyskit. Tidak ada hal lain yang terbuleti dapat memperkuat peayebaran kolera selain higiene perorangan yang buruk baik karena kelangkaan air maupun karena kebiasaan. Sprei tempat tidur hampir selalu basah akibathaluaran yang dikeluarkan pasien kolera, dan arena haluaran ini tidak memiliki warna dan bau yang biasa, tangan orang yang menunggui ikut menjadi basah tanpa disadarinya; dan kecuali orang ini sangat menjaga kebersihannya dan mencuci aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. (8) Kolera dan KLB Pompa Broad Street 405 minuman keras, dan Tn. Huggins yakin bahwa mereka tidak minum air sama sekali; dan dia merasa cukup yskin bahwa pekerjanya tidak pernah mengambil air dari pompa di jalan. Di pabrik sendiri terdapat sebuah sumur yang dalam, selain air dari New River: “Seorang ibu yang berusia 28 tahun dan dalam keadaan hamil delapan bulan, pergi seorang diti (walaupun mereka tidak biasa meminum airnya ) pada hari Minggu, canggal 3 September ke pompa di Broad Street untuk mengambil aimya. Keesokan harinya, keluarganya pindah ke Gravesend dan dia terscrang kolera pada hari Selasa jam 7 pagi dan meninggal ranggal 15 September karena demam yang terus-menerus, setelh melahirkan, Dua dari anaknya jugs meminum air tersebut, dan terserang penyakit pada hari yang sama dengan ibunya, tetapi mereka berhasil sembuh.” “Di dalam ‘Weekly Rerurn of Birth and Death’ edisi 9 September, dimuat kasus kematian berikut yang terjadi di distrik Hampstead: Di West End pada canggal 2 September, janda seorang pembuat percussion-cap (sejenis bubuk peledak), usia 59 tahun, mengalami diare selama 2 jam, epidemi kolera, 16 jam.” “Menurut anck laki-lokinya, ibunya ini sudah beberapa bulan tidak tinggal di sekitar Broad Street. Sebuah kereta kuda pergi dari Broad Street ke West End setiap hari, dan sudah menjadi kebiasaan sais kereta untuk mengambilkan sebotol besar air dari pompa Broad Street, karena ibunya lebih menyukai ‘cara seperti ini. Air diambil pada hari Kamis, 31 Agustus dan ia meminumnya pada sore hari, dan juga pada hari Jumat. Wanita ini terkena kolera pada sore keesokan harinya, dan meninggal pada hari Sabru, seperti yang dikutip dari data di atas. Seorang keponakan, yang tengah mengunjungi wanita ini, juga meminum air tersebut; ia kembali ke tempat tinggalnya di bagian permukiman yang sehat dan lebih tinggi di Islington, terserang kolera dan juga meninggal. Tidak ada kasus kolera pada saat iu, baik di West End maupun di permukiman tempat keponakannya meninggil. Selain kedua orang ini, hanya ada satu pembantu yang ikut meminum air di Hampstead West End, dan dia tidak mengalami sakit, atau setidaknya tidak parah. Cukup banyak orang yang meminum air dari pomp Broad Street selama terjadinya KLB dan tidak terkena koleca, tetapi hal ini tidak memperlemah bukti yang berkaitan dengan dampak air tersebut, karena adanya alasan yang akan disajikan kemudian dalam tulisan ini, Aktivits ini ditunjukkan pada Gambar 12 yang menyajikan tanggal/kejadian kronologis epidemi kolera akibat pompa Broad Street.” “Tampaknya cukup jelas bahwa dari 56 serangan yang disajikan pada tabel sampai 31 Agustus, sangat sedikic kasus yang dapat bertahan sampai sore harinya. Serangan tersebut cerjadi sangat tiba- tiba, seperti yang saya ketahui dari petugas keschatan yang tinggal di tengah-tengah kepadatan distri, dan dimulai pada malam antara tanggal 31 Agustus dan 1 September. (Lihat Gambar 1.2.) Hampir tidak ada tanda-tanda serangan diare pada kasus yang terjadi dalam tiga hari pertama KLB; dan menurut beberapa petugas kerehatan, sangat sedikit kasus yang mereka tangani pada hari itu berakhir dengan kesembuhan.” “Jumlah serangan terbesar dalam satu haci terjadi pada hari pertama bulan September, segera setelah KLB dimulai. Keesokan harinya, jumlah serangan menurun dari 143 menjadi 116 dan pada lusa harinya menjadi $4. Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 jika dilihat sekilas menunjulkken bahwa serangan dan kematian yang baru jumlahnya semakin betkurang setiap hari setelah tanggal 1 dan 2 September. Pada 8 September—hari ketika pegangan pompa dilepas—terdapat 12 serangan; tanggal 9, 11 serangan; tanggal 10 dan 11 September 5 serangan dan pada tanggal 12 September hanya 1 serangan:; setelah saat itu, tidale pernah terjadi lebih dari 4 serangan untuk setiap harinya. Selama penurunan epidemi, kematian justru lebih banyak daripada serangan (bandingkan Gambar 1.2 dengan Gambar 1.3), karena begitu banyaknya orang yang mengalami demam sampai beberapa hati sebelum akhirnya meninggal.” “Akiba kepindahan penduduk segera setelah KLB dimulai, sudah parti jumlah kematian berkurang banyak; tetapi serangan sudah berkurang walaupun penggunaan sir belum dikentikan, dengan demikian aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Epidemi Kolera Tahun 1854 au ddan sangat penting bagi komunitas, yang tidak dapat dikaji melalui metode yang terlalu kaku atau dipastikan di atas sebuah pondasi yang jugs terlalu kaku.” “Saya meminta izin pada General Registrar Office untuk mendapatkan alamat orang yang meninggal akibat kolera, di distri yang persediaan airnya dicampur sedemikian rupa seperti yang saya utarakan di atas. Beberapa alamac yang saya dapatkan juga dimuat dalam “Weekly Returns’ dan saya, atas kebaikan badan te:sebut, diizinkan mengambil salinan alamat lain. Saya memulai penyelidikan pada pertengahan bulan Agustus di dua subdistri Lambeth, yang disebut Kennington bagian pertama dan Kennington bagian kedua. Pada ranggal 12 Agustus di kedua subdistrk tersebutterjadi 44 kematian, dan saya menemukan bahwa 38 rumah tempat kematian ini terjadi, mendapatkan pasokan air dari Southwark and Vauxhall Company, empat rumah dari Lambeth Company, dan dua tumah memiliki sumur pompanya sendiri dan tidak memasok air deri kedua perusahaan tereebut.” “Begitu selesai memastikan rincian di atas, saya segera menyampaikannya pada Di. Farr, yang sangat terpukul dengan hasil cersebut, dan atas sarannya, Registrars pada semua distrik di seltan London diminta untuk membuat laporan tentang sumber pasokan air pada setiap rumah tempat serangan kolera berlangsung dan pada sctiap rumah pasien kolera yang meninggal. Instruksi akan dilakulkan setelah rangpal 26 Agustus, dan saya memutuskan untuk melanjucken penyelidikan saya sampai tanggal tersebut schingga faktanya menjadi meyakinkan untuk keselurukan epidemi “Penydlidikan ini tidak lepes dari masalah yang culup banyak. Hanya ada sedikit kejadian yang tidak berhasil saya dapackan informasinya. Bahkan ketika tagihan aie dibayar oleh pelanggan, mereka jarang dapat mengingat nama perusahaan air sampai mereka melihat tanda terimanya. Untuk pekerja yang membayar sewa kamar per minggu, taginan air dibayarkan oleh pemilik atau agennya, yang sering kali tinggal di tempat yang jauh, dan penyewa tidak tahu sama sekali urusannya. Dengan demikian, hampir mustahil bagi saya uncuk menyelesaikan penyelidikan ini jika saya tidak dapat membedakan air yang berasal dari kedua perusahaan tersebut dengan derajat kepastian yang sangat tinggi melalui uji kimia. Dari uji yang saya lakukan saat penyelidikan, saya menemukan adanya perbedaan yang besar pada jumlah natrium klorida (garam) yang terkandung di dalam kedua jenis air tersebut. Pada penambahan larutan perak nitrat ke dalam satu galon air dari Lambeth Company, yang berasal dari Thames Ditton dan jauh dari ssluran limbah Lendon, hanys 0,148 gr perakeklorida yang, didapatkan; ini menandakan adanya 0,062 gr natrium Klorida dalam air. Dengan memberikan perlakuan yang sama pada air dari Southwark and Vauxhall Company, didapatkan 5,90 gr perak klorida yang beratti terdapar 2,456 gr garam biasa per galon, Memang, perbedzan hasil uji pada kedua jenis air ersebut, sewlah penambahan perak nia, begitu besar sehingga kedua jenis air ersebur langsung dapat dibedakan tanpa menemui banyak masalah. Oleh karena itu, jika penghuni tidak dapat menemulan bukti yang jelas dan meyakinkan tentang perusahaan air, saya alcan mengambil sampel air di dalam botal kaca kecil (vial), menuliskan alamat pada labdnya; dan kemudian saya uj setelah sampai di rumah, Penampakan sekilas air umumnya dapat memberikan petunjuk yang sangat baik smengenai sumbernya, terutama jika diamati saat air dacang tepat sebelum ditampung di cankis dan wakcu kedatangannya juga memberikan beberapa bukti centang jenis airnya sevelah saya memastikan jadwal pemeriksaan petugas kedua perusahaan di setiap jalan. Akan tetapi, hal di atas tidak bergantung pada, kecuali untuk mengonfirmasikan bukti yang efektif, misalnya uji kimiaatau tagihan perusshaaa unculjumlah air yang dips.” “Berdasarkan laporan yang disampaikan kepada Parlemen, Southwark and Vauechall Company memasok 40.046 rumah dari 1 Januari 1853 sampai 31 Desember 1853, dan Lambeth Company memasok 26.107 rumah selama petiode yang sama; akibatnya terjadi 286 serangan fatal kolera dalam 4 minggu pertama epider di rumah-rumah yang pe:sediaan airnya dipasok olch Southwoark and Vewechall Co, dan hanya 14 di rumah-rumah yang dipasok oleh Lambeth Company, proporsi serangan faral pada setiap 10.000 rumah adalah sebagai berikut. Southwark and Vauxhall 71. Lambeth 5. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. (0) Isvtsu Epidoriotogi 415 sejumlah kecil haluaran ini yang tertelan bersama makanan, seperti cat yang tak sengaja tertelan oleh pengecat rumah akibat kebiassan yang tidak bersih schingga menyebabkan keracunan timbal.” “Ada satu atau dus keberatan yang lays dipechitungkan vethadap konsep cara penularan kolera yang tengah saya kembangkan. Messts Pearse dan Marston mengztakan bahwa berdasarkan kajian mereka tethadap kasus kolera yang diobati di Newcastle Dispensary tahun 1853, ada salah scorang perawat yang tidak sengaja meminum air beras yang tercemar tinja tanpa mengalami efek apa pun sesudahnya. Untuk menanggapi insiden acgatif tersebut, dapat saya katakan bahwa ada beberapa kondisi yang mungkin diperlukan dalam penularan kolera yang belum kita ketahui. Kita ketahui bahwa terdapat kondisicertencu yang harus ada ager penularan penyakit lain dapat terjadi. Sifilis kita ketahui hanya dapat ditularkan dalam status primernya, dan aaccine lymph harus dikeluarkan pada waktu yang tepat untuk menghasilkan efek yang semestinya. Pada insiden yang disebutkan di atas, walaupun kuantitas haluaran yang tertelan cukup besar, kerjanya masih dapat dihambat. Perlu diingat bahwa efek dri bibitpenyakit tidak pernah terjadi akibat bibit yang pertam2 kali masuk, tetapi akibat keturunanny: yang begitu banyak yang dihasilkan saat masa reproduksi, disebut sebagai masa inkubasis dan jika sekarung utuh biji-bijian atau benih tanaman apa pun, diletakkan dalam satu lubang di dalam tanah, maka sangat diragukan apakah ada panen yang dapat dituzi dari benih rersebut.” “Sebuah keberatan yang berulang kali diajukan terkadap penyebaran penyakit kolera melalui me- dia air adalah bahwa setiap orang yang meminum air pasti terkena penyakit saat itu juga. Keberatan ini muncul akibat kekeliruan departemen ilmu pengetahuan tempat penycli penyakit kolera ini berlangsung, memandang peayelidikan ini sebagai penyelidikan kimia bukan sebagai salah satu penyelidikan riwayat alami penyakit, yang memang scharusnya demikian. Kita tidak dapat mengasumsikan bahwa bibit penyakit yang memiliki sifat, dalam kondisi yang sesuai, untuk memperbanyak dirinya, juga dapat dilacutkan sedemikian rupa dalasm air, seperti halnya geram kimias dan dengan demikian tidak dapat dikatakan bahwa bibit kolera juga akan menycbar rata ke seluruh partikel air. Telur cacing pita sudah pasti mengalir melalui selokan ke dalam sungai Thames, tetapi ini tidak berarti bahwa setiap orang yang meminum segelas air juga pasti menclan salah satu dari celur versebut. Berkaitan dengan bibit penyakic kolera, ada banyak kondisi lain, selain kuantitas bibit rersebut dalam air sungai pada periode waktu yang berbeda dari periode epidemi, yang pasti memengaruhi peluang bibit its untuk tertelan, misalnya bibic inu menempel di ujung atau begian lain wwadah sampai bibic it diuraikan atau dimakan oleh binateng mikroskopik, atau justru tenggelam ke dasar wadah dan menetap di sana. Pada kasus sumur pompa Broad Street, Golden Square, jika bibit kolem terkandung dalam partikel kecil putih yang dapst dilihat deagan mata telanjang melalui pengamatan yang seksama, beberapa orang mungkin meminum air tanpa menelan bibic itu, karena bibic iu segera tenggelam ke bagian dasar wadah,” Durasi Epidemi dan Besar Populasi “Ada bebcrapa kondisi tertentu yang berhubungan dengan riwayat penyakit kolera yang dapat memberikan penjelasan yang memuaskan tentang prinsip-prinsip yang diuraikan di atas, dan pada akhimya tencu saja memastikan prinsip-prinsip tersebut, Poin pertama yang saya tekankan, yaitu periode durasi epidemi di tempat yang berbeds, yang hanya mengacu pada daya cular (communicabil. 4) penyakic, tanpa memandang cara penularannya, Durasi penyakic kolera di suatu tempat biasanya berhubungan langsung dengan jumlah populasi. Penyakit akan berada selama dua atau tiga minggu di suatu desa, dua atau tiga bulan di kota berukuran sedang, sementara di kota-Kota besar, penyakit ini akan berada selama satu tahun penuh atau lebih, Berdasarkan hasil analisis yang saya lakukan di tahun 1849 cethadap tabel yang sangat becharga dari Dr. Wm. Merriman, tentang kolera di Inggris tahun 1832, terdapat lima puluh dua tempat yang kelangsungan penyakitnya kurang dari 50 hari, dan rata- kan tentang penularan aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 421 Kasus Demam Tifoid di Schenectady, New York 5193 s/0¢ Wi worsen -nyoessoy ‘ipeisousios —_ sizi—siee veadooyg © winun ‘we 6ui6u0d oma HEI YELM ADERRIOES epenepn —ueGuowy unlovsty —usquer gz thio ke “Bon pues : ou sory Oeis IW Uerwer epee, ungeXuEINAeS — pues ides nung yueyondes afew) «dS “=p0OM ankes ‘yoqou Se Iw verwer —epe veDL epeyep —-suiapog. «(lO Boy ez ued =F “sou0bei, 042 0819 sie avivenwer BPE NEAL = PEED «Susp BIO wey Moun ke ‘sou00en sre aro dog out 66 wens Aupsoa ‘gjoe AW venue? epe xePL PEEP PD sUePICG —_-FIOH wey LMG dL ‘ou0be4a tieqou Soe aw uerwer —epe eR epee edu BIO won gat weieg«1rkHeOU yey deqos eboyes vewior oun 072M ulesiog OURS UEYENY EE NePL NK wUNKeS peop SUOPICA OA vex 90 awn se ecu soiea 66 ‘nina goe-JWuenwer — wpe yePL _UNqaX UEIMKeS —“CuNUB UY BIO voy itt wowing) = doh Yopuens goe'TWueruer — siz—ce_unqexuENKes Bole Pau ciz—comneny line «iz suo © ‘Suopiog =O ON np dz ‘souer 42608 12101 pues eb0ue, B04 SOG STU URE NERC SR nS SPO) EE ee ee eae ee reno rit se1a 66 fon gyoe "SW Ubruier ——ucuege]sesed ues “ssuenl0g BIO woy soning «dS ‘aypued ayy siayod pus vojkiea pues bu) sauaio1s ‘oe “SW uerWer forrocueusS unaayuenKes ‘wpvasides nuns yueiandes ys weumunal «= gg se S)oe 7 uenwer surela 10183 ‘ge sariawepyesipuNeH pe yePL «= aeswey "Bae BIO wey keg dk yeuny.en7 ip ueyey) —ueurefieg —Yyeqway) UeUEY SNS YMPOLE Jy uerojoyueyimy —ueelroyog urtuMeN BIST) euew -byy!suinsu0y uebuenquieg e6buey ‘suor meipyraee BITES Ape wausw9s 87> BPE pIO}LL WreWIOg snsey UeBLOP UeBUNgnYiEg BuEh ere UOUMBUEY LI TIEVL aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. STUDI KASUS NO. , Il. KLB Shigellosis Waterborne dari Sumber Air Umum di Sekolah Diambil dari Bain, W.B., Herron, C.A.. Keith, Bridson, et al.. “Waterborne Shigelloss at a Public School”, American Journal of Epidemiology, Vol. 101, No. 4 1975. Shigellosis adalah infeksi saluran intestinal yang discbabkan olch organisme shigella dan memiliki 4 subkelompok besar patogen. Sumber infeksi adalah ekskreta yang dikeluarkan oleh individu terinfeksi atau carrier, Shigellosis biasanya menyebar akibat mengonsumsi makanan atau air yang terkon- ‘taminasi tinja. Lalat juga merupakan suatu media/vektor kontaminasi. Fornite (benda tak hidup) juga be:peran dalam penyebaran peayakit ini. Permukiman padat penduduk dengan sanitasi yang buruk sering terserang epidemi penyaki anak-anak di daerah endemik. Masa irkubasi shigellosis sekitar 1 sampzi 4 hari. Pada anak kecib, awitan dapat terjadi secara tiba- tiba. Gejalanya melipuci demam, iritabilitas, mengancuk, anoreksia, muntah, diare, dan keram perut. Dalam 3 hari, darah, nanah, dan lendir dapat ditemukan dalam tinja. Frekuensi buang air besar melonjak sampai sekitar 20 kali lebih dalam scharis diare yang ditimbulkan culeup parah. Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap spesimen sampel menunjukkan adanya bakteri shigella dalam tinja, Hitung darah putih sering kali menurun saat awitan dan kermudian meningkat sampai 13.000. Kedar CO, plasma biasanya rendah, yang menunjukkan adanya respons dati asidosis metabolile akibat diare. Tindakan penceghan dan pengendalian yang dilakukan adalah mencegah penyebaran penyakic melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan juga Iclat dengan melakulan langlah- langkah sanitasi yang baik, misalnya cuci tangan sebelum menjamzh makanan, merendam paksian dalam air sabun sampai mendidih; isolasi tethadap pasien dan carries, dan isolasi tinja manusia. (Sumber: Berkow, R. (Editor-in-Chief), The Merck Manual, 14° Edition, Merck and Co. Inc.: Rahway, NJ. 1982) ini, yang juga menjadi sumber dari disentri basiler yang menyerang, KASUS KLB SHIGELLOSIS WATERBORNE DARI SUMBER AIR UMUM DI SEKOLAH Pada bulan November 1972, sebuah sckolah umum di Stockport, Iowa (dengan populasi 334 jiwa) mengalami KLB penyakit gastro-intestinal. Penyakic ini menyerang 194 (72%) dari 269 murid yang terdaftar di sekolah tersebut dan juga menyerang 14 dari 23 (61%) staf dan pengajarnya. Hasil pemeriksazn laboratorium dan klinis menunjukkan bahwa agens eticlogis penyakit ini adalah Shigella sonnei, Pengkajian sclanjunya yang dilakukan cethadap kasus infeksi sckunder memperlihackan. 426 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 10. Ml. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Kesus KLB Shigellosie Waterbome dari Sumber Air Umum di Sekolah 431 ‘mengzlami shigellosis pada 13 November sementara 1 pengajar lainnya dinyarakan terjangkit penyakit ini pada 15 November karena mengalami diare disertai demam. Pada 16 November, sampel air diambil dari keran di kamar mandi pria yang memperlihatkan angka coral coliform 125 per 100 ml. ‘Sampel air kedua diambil dari sekclah tanggal 17 November sebelum dilakukan superldorinasi pada sumut. Sampd air kedua memperlihatkan angka kemungkinan coliform 16+, dan Shigelle sonnei berhasil ditemukan dari sampel 1600 ml. Pertanyaan Sumber umum dan kasus pertama KLB berasil dari air sumur. Jelaskan bagaimana kemungkinan asus sekunder shigellosis cerjadi; seburkan kemungkinan cara penularan pada kasus sekunder! ‘Apakah tim bola basket dari komunitas tetanggga merupakan kasus penularan primer atau sekunder? Mengapa? Peran apa yang dipegang tim bola basket tetangga pada kasus seknder? Dalam hal ini, kasus sekunder didefinisikan sebagai diare yang dimulai antara tanggal 10 November dan 4 Desember. Mengapa tanggal tersebut dipilih uncuk tujuan ini dan bagaimana tanggal cersebuc dapat membantu menencukan kasus sekunder yang ada dalam investigasi ini? Banyak pethatian yang diberikkan untuk menentukan apakah suacu kasus bergejala atau tidak bergejala (asimptomatik). Apakah makna dari kedua status kesakitan tersebut dan mengapa hal ica penting delam penyakit is Hicunglah angka serangan sekunder untuk Tabel IIL.1! Masalah atau kelemahan apa yang Anda lihat dalam studi ini? Apa yang peilu dilakukan uncuk mengarasi kelemahan tersebut? Apakch tipe sistem pembuangan kotoran yang digunakan oleh kompleks sekolah dan bagaimana keefekcifannya? Pecan apa yang dimainkan sistem tersebut dalam penyebaran penyakit? Berapa angka serangan pada murid di bulan November? ‘Apa yang menyebabkan epidemi mereda setelah 16 November? Berapa angka serangan untuk pengajar dan staf di bulan November? Berapakah sensitifias murid dan pengsjar serta staf asimpromatik yang menjalani uji usap dubur? Berapakah spesifisitas murid dan pengzjar serta staf asimpromatik yang menjalani uji usap dubu? Kembangkan dan gambarkan grafik batang untuk kurva epidemiologi KLB shigellosis dengan menggunakan data dalam Tabel 111.2. Identifikasi kasus indeks dan tanggalnya, dan jelaskan siapa kkasus indeksnya! Kapan air dildorinasi? Apakah pengaruh air yang dikiorinasi pada kuurva epidemiologi? Gambarkean grafik batang angka serangan sekunder untuk epidemi shigellosis dengan menggunkan ddora dalam Tabel [11.3! Jelaskan mengapa kurva epidemi sekunder berbeda dengan kurva epidemi primer! Hicunglah angka serangan untuk berbagai volume air yang dikonsumsi dalam kaitannya dengan awican penyakit, yang ada dalam Tabel 111.4! Sebutkan hasil observasi Anda berkaitan dengan sumber kontaminasi shigelle sonnei dalam ait sumur, yang menyebabkan KLB! Berikan dua kemungkinan sumber patogen yang mencemari persediaan air, (1) Jangsung dan (2) tidak langsung! Langhah-langlah pengendalian dan pencegzhan apakah yang diperlukan untuk kasus ini dan shigellosis. secara umum? aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Kasus Cacat Bawaan 437 di lingkungan ccrjadi dalam dosis yang cukup tinggi untuk dapat menimbulkan efek medis yang merugikan manusia. Pajanan akibac kurang berhati-hatiterhadap limbah berbahaya seperci kasus Love Canal telah meningketkan kepedulian masyarakat tethadap setiap efek merugikan yang mungkin ditimbulkan oleh pajanan terhadsp kesehatan reproduksi. Juga belum jelas apakah individu yang cinggal di deka: lokasi limbah kimia roksik menerima dosis dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan buhaya keschatan, khususnya terhadap fungsi reproduksi. Salah satu masalahnya adalch bahwa banyak bahan kimia coksik yang ditampung di lokasi pembuangzn limbah toksik dan limbah bahan berbahaya, yang bersifac sitoroksik. Yaitu, bersifac memengaruhi se, jatingan, dan organ pada tahapan spesifik perkembangan dan menghambat atau mengganggu percumbuhan normal, khususnya pada tahap perrumbuhan serea perkembangan embrio dan janin Berdasrkan laporan, angka defek lahir yang tinggi ditemukan pada anak-anak yang terpajan merkuri, pelacut, dan bahan kimia toksik tertentu. Studi komunitas pun dilakukan berdasarkan Japoran hasil pengumpulan data tentang penyskit di sckitaclokasi imbah berbshaya. Cacat bawaan pada bayi yang baru lahir dari orang tua yang terpajan tangat jarang didokumentasikan dengan baik. Studi ini menggunakan pendekatan 4 hiporesis berurutan untuk mengevaluasi hubungan antara defek lahir dan kemungkinan pajanan terhadap lokasi limbah toksik. 1. Apakah kedekatan tempat tinggal dari lokasi limbah ketika hamil memperbesar risike mengandung anak yang mengalami defek? 2, Apakcah defek pada sistem organ tertentu bethubungan dengan kedekatan tempat tinggal dengan lekasi limbah toksik? 3. Apakah cefek bethubungen dengan migrasi bahan kimia yang keluar dari tempat itu? Bagaimana penjelasan ahli epidemiologi tentang kemungkinan meningkatnya risiko kkeschatan akibat hal ini? 4. Apakah hubungan anuara jenis baban kimia dengan defck sistem organ tertentu telah dievaluasi? Pestisida telah dihubungkan dengan mulut sumbing (bibir atau langit-langit mulut) atau defek pada otot rangka, logam berat dengan defek pada sistem saraf, pelarut dihubungkan dengan defek sistem saraf arau defek sistem pencernaan, sementara plastik dengan Kelainan kromosom. Apakah fasefase sesudahnya mendukung penemuan awal? Pada akhirnya, studi ini digundkan untuk menguji hhubungan ancara data base lingkungan dan Keschatan dengan metode pemetan geografis untuk memastikan pajaran lingkungan. Data base dasi New York Stase Department of Healch yang digunakan, adalah Congenital Malforma- tion Registry (CMR) dan Hazardous Wante Site Inspection Program. Kedua program ini disatukan uncuk menganalisis 4 hipotesis berurutan tersebut. Congenital Malformation Regisiry berisi laporan tentang semua cacat bawsan pada rumah sakic negara bigian, fisilitas medis, dan doker pribadi, yang didiagnosis pada anak-anak berusia hingga 2 tahun. Di negara bagian New York terdapat 917 lokasi limbah yang tersebar di 62 county (kabupaten). Lokasi limbah di New York City juga beberapa lokasi Jain sengoja dihapus karena informasi yang didapac tidak memadai. Untuk studi akhir digunakan 590 lokasi limbah di 20 county. Pendekatan studi pemetaan epidemiologis yang dipakai mencakup penandlaan setiap lokasi berdasarkan garis bujur dan gasis lintangnyz dengan menggunakan daca EPA dan data New York Department of Environmental Conservation. (Lihat Gambar V.1, peta Negara Bagian New York dengan lokasi limbah diwakili dengan gambar segitiga hitam keci.) Sebanyak 34.4111 kasus cacat bawaan lahir dicatat di CMR selama kohortlahit tahun 1983—1985 can 1984—1986, Semua kasus yang tidak biasa disingkiskan: kelehiran kembar, kasus yang tidak berguna, daftar pengecualian CDC untuk menghindati kekeliruan dalam pengklasfikasian cacat, hilangnya koordinat pemecaan sensus, alamat yang tidak lengkap, dan lokasi tanpa ristlah sensus. Studi didasarkan pada 12.442 cacat bawaan dan 9.313 kasus. Satu kasus dapat memiliki lebih dari satu ‘Ada delapan kategori cacat yang diambil dari ICD-9-CM (lihat Bab 2). Delapan kategori tersebue, ‘menurut literatur penelitian, berhubungan dengan pajanan terhadap bahan kimia atau zat-2at toksik aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. (A) Ussen tentang Peliomisltie yang Dikenel Dewasa Ini 443 vaksin Salk, Melalui penggunaan kedua jenis vaksin tersebut, jutaan manusia berhasil diselamatkan dari kepincangan atau kelumpuhan yang disebabkan oleh virus polio. (A) ULASAN TENTANG POLIOMIELITIS YANG DIKENAL DEWASA INI Virus penyebab polio berukuran sangat kecil dibandingkan dengan jenis virus lain, seperti virus smallpox dain chickenpox (cacar ait), Poliovirus termasuk kelas Enterovirus dari kelompok Picornavi- 1 versebut dibagi menjadi tiga tipe: Tipe I adalah penyebab tama kelumpuhan dan dapat menyebabkan epidemi sesuai hasil pengamatan tethadap kejadian kelumpuhan tersebut. Infeksinya sangat menular dan disebarkan melalui jalur fekal-oral dan jalur faring-orofaring (mylut-kerongkongan). Sumber utama penycbaran berasal dari tipe yang lebih sedikit, dilenal sebagai infeksi samar, yang menyebar luas dalam populasi yang tidak diimunisasi. Risiko penularan dari orang ke orang didasarkan pada falta bahwa kasus yang samar sering disalahartikan sebagai demam atau influenza. Kejadian luar biasa (KLB) yang mudah terlihat cukup jarang kecuali selama epidemi berlangsung, dan pada saat itu pun rasio infeksi samar terhadap kasus klinis melampaui 100:1. Epidemi kemungkinan besar terjadi jika tindakan pokok kesehatan masyarakat seperti mencuci tangan diabaikan, jika sanitasi makanan buruk, dan melalui penularan antarindividu oleh mereka yang mengira penyakitnya hanya penyakit fiu biasa. Jika sanitasi dan higiene buruk, siskulasi virus dapat meluas. Saat infeksi dan imunitas didapackan pada cahun pertama kehidupan, kasus bersifat sporadis yang terbatas terutama pada anak usia di bawah lima tahun, dan epidemi tidak terjadi. Polio merupakan penyakit musiman yang biasa terjadi di musim panas dan musim gugur. Negara iklim cropis dan negara belum berkembang mengalami epidemi tahunan. Populasi yang tidak divaksinasi berisiko tinggi terserang epidemi ‘Virus berkembang biak di kerongkongan dan siluran usus dan ada di dalam darah, tenggorok, dan tinja selama masa inkubasi. Setelah awitan, virus dapat ditemukan kembali di kerongkongan selama | sampai 2 minggu dan dati tinja selama 3 sampai 6 minggu atau lebih. Keterlibaran SSP beslangsung selama beberspa hari, berhenti begitu antibodi berkembang. Faktor predisposisi pasien yang berperan dalam keterlibatan neuroiogis yang serius ancara lain pertambehan usia, inokulasi/imunisasi terbaru (DPT tesbaru paling sering disemukan berhubungan dengan awitan poliomielitis), tonsilektomi yang baru dialami, kehamilan, dan pengerahan tenaga yang berhubungen dengan awitan fase SSP. Pada asus lama, fase pertama mungkin tidak diperhitungkan atau penyakit minor mungkin tidak diamati.! Rotary Imernational berupaya membasmi poliomiclitis dari muka bumi dengan memvaksinasi setiap orang di seluruh negara, khususnya di negara belum berkembang, Selzin iuu, banyak upaya yang dilakukan untuk menghentikan kegiatan vaksinasi polio di Amerika Serikar, seperti yang dilakukean tethadap smallpox. Tujuannya adilah bahwa semua orang akan dilindungi melalui vaksinisasi, dan sumber patogen akan dimusnahkan. Beberapa kelompok dalam kesehatan masyarakat_ mem- peringatkan bahwa menghentikan kegiatan imunisasi polio merupakan langkah yang buruk dan mereka juga mengeluarkan peringatan sama tentang vaksinasi smellpax yang dihentikan. Berlaitan dengan smallpox, dunia sekarang memiliki populasi yang cukup besar yang rentan terinfeksi small- pox—mereka yang lahir setelah tahun 1978. Banyak pethatian media terfokcus pada beberapa kasus ‘anak yang terkena polio akibat proses imunisasi. Walau begitu, media tidak akan dapat memperliharkan jutaan orang yang saat ini kemungkinan pincang akibat poli, jika bukan karena vaksin polio. rus. Berdasarkan imunologisnya, Pertanyaan AL Seburkan agens patogen dan kelompok dati paralisis infancil! A.2. Scburkan lokasi dalam tubuh tempat berdiamaya patogen terscbut! A3 Sebutkan cara penularan penyalkit yang dikenal saat ini, den implikasi epidemiologis cerkais! aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 464 LAMPIRAN Ill / Perangkat Lunak Epidemiologi Epi Info dan Epi Map Cartogam, yang nilai untuk setiap kesatuan geografisnya dapat digunakan untuk mengendalikan besar kesatuan itu. Epi Map juga dilengkapi dengan peta sketsa, dan peta lainnya dapat dibuat atau disunting dalam Epi Map. Banyak kasus dapat ditelusuri dalam peta yang lengkap di layar kurang daci sacu jam, yeng berarti lebih mudah dan cepat daripada harus mencarinya dalam peta yang sebenarnya. Teks uncuk Epi Map Manual ada di dalam help file yang dapat diakses dari HELP () di main ‘menu, Salinannya dapat dicetak dalam format teks biasa atau dengan ilustrasi dan tipografi yang lebih bail, dati fle Microsoft Word (Versi 6) yang tersedia melalui Intemet (Lihat di bawah). Epi Map didesain uncuk dipakai secara individual atau bersama Epi Jnfo, suatu sistem program komputer yang dibuat oleh CDC dan World Health Organization, yang memberikan perangkat lunak bidang umum untuk pengolahan kata, datebase, dan pekerjaan statistik dalam kesehatan masyarakat EPI MAP dapatdiperoleh dengan cuma-cuma dan dapat di-download dati home page milik Centers ‘for Disease Coniral and Prevention’ Epidemiology Program Office (Vihat Lampiran IV). aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Indeks Abortus, 180, 113, 154 Acak, 269 Poisson, 269 penempatan, 234-235 sampel, 224, 234-237 seleksi, 234 Advance Data, 154 ‘Agama terkait status kesehatan dan statistik, 165 Agens, 6-9, 12, 216, 221 kausatif, 266 pengimunisasi, 46 penyebab penyakit, 32 Abii epidemiologi, 3, 4. 17, 70 AIDS, 44, 46, 94, 97, 154, 180, 193, 260, 276, 299 Air bersih uneuk minum, 76 Air hujan dan kolera, 418 ‘Air, 74-76, 78, 81 Akcte kelahiran, 102, 169 ‘Akce kematian, 102, 169, 171 Alecvieas, pembatasan, 60 Alan Gutmacher Institute, 113, 181 Alcobol and occupation associated conditions, 432 Alergi, 31-32, 4041 Aliean air bawah tanah, 74 Alkohol, 59, 378 Alkcohol dan penyalahgunaan obat, 59, 378 ‘American Association of Colleges of Osteopachic Medicine, 186 American Dental Association (ADA), 186 American Hospital Asociation (AHA), 41, 186 ‘American Medical Asociasion (AMA) Surveys, 186 American Medical Record Association, 41 American Pychiatric Association, 55 American Public Health Association, 387 Analisis Klastet, 267-271 ddan perangkat lunak komputer, 269-290 Analisis retangga terdekat, 269 Analogi fakror, 316 Anderson, 455-456 - Angka (rasio) fatalitas kasus, 119-121, 248. io) insidensi kumulacif, 131 ‘Angka infeksi, 140 Angka kelahican, 106, 170, 175, 176 keaar, 170 Angka kematian, di bawah satu tahun, 108-111, 117 keanker, 259 keasar, 106-108 menurut penyebab, L18 menurut usia, 117 pascaneonatal, L10-111 femaja, 117 tzhunan, 106-107 Angka prevalens, periode, 145, 147 tchunan, 144 Angka rasio, 134 ‘Angka serangan, kasar, 141-142 umum, 140-143 Angka, 113-114, 117-121 insidensi, 127-133, serangan, 132, 139, 140-143, 337, 354, 429 yang disesuaikan, 98, 115-116 Animaleules,79 467 468 INDEKS Anjing hutan, 10 Antibiotik, Antibodi, 42 Antigen, 46 Antigenisitas, 47 Antraks, 9, 77, Asosiasi, 214-318, 325-330, 332 fakcor waktu, 328 kontinum, 327-328 langsung, 229 simettis, 329-330 tidak langsung, 329 Asumsi, 16 Asuransi keschatan dan akses ke kesehatan, 306 Atom, 69 Awitan, tanggal, 432 wakeu, 132 Bahan kimia di lingkungan, 436 Bahtesi, 27, 33-34, 51, 141, 272 Barrier alami, 271 Batas politik, 271-272 Bauasan kerangha waktu, 264 Bawaan air, epidemi, 78 KLB, 284, 285 penularan, 362 penyakic, 75-76, 355 Bawaan makanan, penularan, 141-142 ~ penularan penyakie , 362, 82 penyakit, 135-136, 354, 360 Bawaan vekcor, 34, 262 Benar, positif, 340 Beras, 83 Beriberi, 83 visibilitas, 237 237 Bill of Moriality 79, 80-81, 103 Binarang, ceksperimen, 78 peliharaan, 40 pengendalian, 51 Binatang mikroskopik sumber penyakit, 79 Biostatistik, 318, 326, 190-191 Booster shots, AT Breslau Table of Births and Funerals, 81 Buah jeruk, makan, 70 Bubonic plague, 320 Bunuh diri, 368 ‘Cacat bawaan, 436-441 ‘Cacat bawaan dan lokasi limbah berbahaya, 436-441 Cacar, 436-440 acing, 41 Cacing tanah, 77 California Morbidiry, 154 California Occupational Mortality Study (COMS), 433 Campak, 37. 44, 46, 50, 64 C200, 73+ Carrier, 9-11, 39, 419 convalescent, 10 asus, 220-223 inkubator, 11 penyakit kronis, 9-10, 82, 419 tifoid, 82. 419-420 ‘Caracan harian, studi panel, 245.246 Caratan kecelakaan, 336 Catatan Klinis, 155 Caverly, 451 Cedera akibat kerja, 368 - Census Bureau, 166, 168, 184 Centers for Disease Control and Prevention (CDC); 17, 98, 154, 163, 180, 227, 251 Chickenpox, 4, 33, 36, 56 Chronic Disease Surveillance Branch, 336 Chronic obieructive pulmonary disease (COPD), 59, 261 Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints (Mormons), 165 CLUSTER, 290 Communicable disease reports and sources of data, 153-156 Condition days, 62. Congenital Malformation Registry (CMR), 437 Control of Communicable Diseases in Man, 401 Convalescence (pemulihan), 38 Cowpex, 71 Cross productlodds ratio, 151 Current population survey, 184 INDEKS Daftar mortalitas, 75, 80-81 Dampak mata ranmai kejadian, 321 ” Dampak politik dalam mengendalikan penyakit, 74 Darah, 69, 87 " Data antarsensus, 167, Data awal hasil pretest, 249 Data base, ingkungan dan kesehatan, 437 Data Matters, 154. ‘Data parametrik dan nonparametrik, 195-196 Decision tres, 322-324, 342, 313, 375-376 Defection, 39 Defek, 15 Defek lahir, 437 tisiko, 440 Deferoescence (penurunan demam), 38 Demam nifas (demam puerperal), 72-73 Demografi, 117, 163, 167-168 Demographic Yearbook, 186 Denah, 428 Departemen Kesehatan Masyarakat Amerika, 76 Depariment of Health and Human Service, 27 Derajat kepercayaan, 218 Derajat, signifikansi, 249 Desain, eksperimental, 74, 78, 216, 218-220 penelitian, 216, 219-220, 224-225, 227, 332 penclitian empiris, 219 pretest/post-ies, 249-250 studi, 216-219 Deviasi dari mean, 196 Di mana, 256 Diabetes melitus, 385, 386 Diagnosis dan pengobatan, 21 Diagnosis dan perawaean, 339-344 Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 55 Diagram, pie, 202 sebab akibat, 376 tulang ikan, 325, 376-37 barang, 203, 208-210 Diare, 426, 429 Diet, 367 Disease-causing agent, 33-35 Distribusi, leprokurtic, 199 miring negatif, 198-199. 469 mizing posidf, 128 natural, 328 normal, 195-196 penyakit, 2.3 plaikuntik, 199 Poisson, 268-270 populasi, 164 populasi ras di Amerika Serikat, 301-304 temporal, 257 Dot map(s), 276, 280-281, 288-289, 380 Drebel, 79 Drug abuse warning network, 182 DSM-II(R), 57 DSMAV, 57 Durasi epidemi dan besar populasi, 415 E coli, 135-137 Efek pekerja yang sehat, 306-307 Eijkman, 83 Eksperimen dan penelitian, 316 Eksperimen Sifilis Tuskegee, 86-89 Eksperimen, buta, 225 Empedu, 69 Employment and earnings, 185 Endemi, 147 Endemik, 4, 73 Ensefalitis, 45, 128 EPA, 437, Epidemi, 8-9, 13, 45, 68, 76, 148-151, 154, 190, 451, 457-458 common source. 149, 372, 426-431 propagated, 149-150 digambarkan, 149 tipe, 148 . yang disebabkan makanan, 360-361 Epidemik, 4, 73 Epidemiologi, 1-3, 5-6, 21, 73, 190, 250 analitis, 332-333 ausalicas penyalcic, 325 dan biostatistike, 190-19 deskriptif, 256 « di Amerika Serikat, 84-85 investigasi, 42-44, 73, 317, 330, 358-359, 362 konsep dasar, 2-3 matriks, 151-153, 244, 333-343 metode penelitian, 216 metode, 21,74 470 INDEKS mortalitas, 94 pendekatan, 74, 75 penggunaan dan penyalahgunaan obar, 384 pengkajian, 82 pengumpulan data analisis, 190 penyelidikan, 136 perangkat lunak, 462 peristiwa, 314 pertanyaan, 71, 90, 360 peta, kegunaan, 276 riser, [90.192 ruang lingkup dan penerapan, 4.5 segitiga, 6-9, 15 studi analitis, 239 seadi, 190.192 survei, 232-234 surveilans, 333 tujuan, 3 Estimate of National Health Expenditures Survey, 183 Erika penelitian, 250 Briologi, 3. 28 “Faktor ‘A’ larut lemak,” 83 “Fakcor ‘B’ larut air,” 83 Fakior, diagnosis, pendidikan, 319 kausatif, 268, 318-320 penyebab, 15 predisposisi, 369 reinforcing 320 Faktor tisiko termodifikasi, 337 Falzor umum asosiasi tidak langsung, 329° Farr, 79, 101, 411, 416 Flegma, 69, Flexner, 452-454 Fluorescent dye, 430 Focus groups, 238-239 Fomite, 9, 32, 362, 150 Force of morbidity, 131, 135 Frekuensi, pencocoksn, 226 poligon, 203, tabel kontingensi, 200 Frost, 454-455 Fungsi psikososial dan biologis, 62 Funk, 83 Future of Public Health, 387 Gangguan dan penyakit kekurangan gi Gangguan, 3, 15, 55-57 Gaya hidup, dan akibat perilaku, 369-37 dan penyebab perilaku, 321, 367-368 pada populasi modem, 367-368 perubahan, 15, 21 Genealogi penyakit menular dan penyakit yang diturunkan secara genetik, 306 General Register Office, 411 Geng, 367-368 Goreja Jesus Christof Latter-Day Saints (Mormons), 306 Gilliam, 458 Golden Square, 74, 281, 401, 403, 415 Grafik, barang, 203-205 garis, 201-202, 205, 210-212 kolom, 203 Juas, 201 Graunt, 79-81, 101 Green, 319 Hoaluaran usus, 33 Harapan hidup saat lahir, 293 Hari aktivitas dibatasi, 62 Harvard School of Public Health, 85 Hazardous material, 30 Health and Nutrition Eeamination Survey, 178 Health Belief Model, 389 Health Interview Survey \78 Health service administrator, 336 Healthy carrier, WN. Healthy People 2000, 62, 368, 334 Healthy People 2010, 334 Henle, 317 Hepatitis, 378 Hidup bersama, 174, 305 Higiene, 52, 54, 84 Hill, 315 Hiperendemi, 4 Hipotesis, 16, 75, 216, 330-332, 354, 437 pembentukan, 330, 332 pengembangan, 314, 354, 437 pengkajian, 331 Hippocrates, 68-69 Hispanik, 301-302 Histogram, 204-205 Histoplasmosis, 149 i, 70-71, 83-84 INDEKS HMOs, 196, 164, 335 Hopkins, 83 House ofrepresentatif, 164 Hubungan pekerjaan dengan kesehatan 81-82 Hubungan respons terkait dosis, 139 Hubungan sebab akibet, 75, 90, 139, 217-218, 220, 224, 246, 268, 314-318, 326 -330, 372, 376 Hubungan wakeu, 315 Ibu, 72 ICD-10, 42. ICD-10-CM, 42, 103 1CD-10-PCS, 42 1CD-9, 41 ICD-9-CM, 41-42, 103, 437, Tim, 69 Imigrasi dan emigrasi, 74 Imunisasi, 13, 45-49, 54, 64, 108, 120, 129 bayi baru labir, 108 Imunitas, 8, 13, 30, 41, 71, 318 alami, 46 aktif, 46 kelompok, 47-48, 337 pasif, 46 tingkat, 48-49 Indeks harga konsumen (CPI), 184-185 Indeks tisiko pajanan, 440 Indikator status kesehatan, 108, 114, 127, 140, 164 Infeksi nosokomial, 156 Infeksi, 152 mata rantai, 8, 12 Ingeris, 396 Inkubssi, 11, 36, 74, 398 periode, 36-39, 74, 142, 148 masa, 256, 257, 398, 426, 449 Inokulasi, 36, 39, 71 Insidensi per orang, 131 Insidensi, 5, 127, 239, 333, 337 angle, 127-132 dan angka serangan, 140-143 penentuan, 130-132 penyakit atau kondisi, 333 scudi kohore, 244 suatu wabah, 131 Interdependensi fungsional, 339 “International Classification of Disease; Lihat ICD, ICD- 9.€M and ICD-10-CM” mn IncerStudy, 187 Intervensi psikologis, 250 Intervensi, 218, 249 Iowa State Dept. of Health, 427 Isolasi, 53 Jacobi, 451 Jalan masuk penyakic infeksius, 35-36 Janssen bersaudara di Belanda, 79 Jaringan penyebab, 15, 320-325, 372-377 Jatuh, 368 Jenner, 71 Jerman, 77, 78 Jesty, 71, 318 Johns Hopkins, 453 Kanker paru dan bronkus di Amerika Serikat, 274 Kanker paru, 89-90, 315, 369 Kanker saluran pencernaan, 433 Kanker, 31-32, 35, 59, 89-90, 258-260, 368, 432, 434 Kapan, 256 Karakceristik dalam populasi yang terpengaruh, 191 Karalceristik orang, 292-298 Karalaeriatlesldus chickenpox, 265 Karakteristik yang janggal pada variabel tempat, 272-273 Karakeristk, etiologi, 16 Kerantina, 52-53, 85 Kardiomiopati, 432 Kasus, 1617 Kasus berikur terdekat, 269 Kasus indeks, 12, 48-49, 148, 427 Kasus sangkaan, 17 Kasus terdekat, 269 Kategori, etnik dan ras, 165 Kausalitas, 28, 314-320, 325-330, 368 Kausalitas, dalam faktor biologis/medis, 316 Kebakaran, 368 Kecelekaan akibat hipotermia, 478 Kecelaleaan kendaraan bermotor, 368 Kecenderungan seatral, 196 Kesehatan masyarckat, departemen, 229 Kehamilan, 108 Keinvasifan, 28 Kejadian luar biasa (KLB), 4-7. 9, 13-14, 76 Kejadian vical, 103, 169, 175-176 Kejahatan, 367 Kekambuhan, 17, 146-147 472 INDEKS Kelahiran premaur di California, studi prevalensi, 383-384 Kelahiran, 108, 169 Kelelawar, 149 Kelompok eksperimencal, 217-219 Kelompok kontrol, 78, 218-219 seleksi, 223, 225 terandomisasi, 224 Kelompok perlakuan ganda, 224 Keluarga utub, 304 Kematian akibat kolera, 399-401 Kematian bayi, 221 Kematian ibu, 101, 1142115 angka, 114-115 berdasarkan kelompok usia dan ras, 97 Kematian janin, 103, 307 angka, 112 sratistke vital, 171 rasio, 99, 112-113 sertifikat, 105, 171 Kematizn Karena penyakit jantung koroner, 322, 367-368, 370 Kematian perinatal, 111-112 Kematian terkait alkohol, 433 Kematian terkait pekerjaan tertentu, 433 Kematien, 75, 94-96, 100-10}, 103-105, 118-119, 409 akibat kanker paru di Amerika Serikat, 383 akibat melanoma, 384-385, anak-anak, 108-111 angka untuk penyakic spesfile, 119 angka, menurut usia, 434 area registrasi, 94 statistik, 102-105 tabel, 94 Kemiskinan, 368 Kemoprofilaksis, 52 Keracunan, 51-82 Keracunan karbon monoksida, 379 Keracunan timbal, 81, 324 dan strabismus, 383 Kerusakan, 58. Kesakitan, 16, 35 Kesakitan din penyakit defisiensi, 70-71 Kesalahan observasi, 332 metodologi, 314 Kesehatan masyarakat, 2-3, 9, 49-54, 77, 78, 94, 271-272 aktivitas, 190, 318, 388, 390 departemen, 102, 172, 420, 336 : pencegahan dan pengendalian, 334 program imunisasi, 48 program, 190 surveilans, 334 tindakan, 48-49, 51-52 ukuran, 94 Kerahanan hidup, 247-249 Kerakutan, 368 Keterbatasan aktivitas, 61-62 Kererbarasan uji, 340 Ketidakmampuan, 15, 60-62 hati, 61-62 Kimia, kategori, 439 Khsifikasi, 31-34 dari penyakit infeksi atau menular, 33.34 -epidemi, 353, informasi morbiditas dan mortalitas, 41 kondisi, 16 patogen, 34,34 penyakit berdasarkan sumber, 32-35 penyakit dan kondisinya, 31-34, 58-62 penyakit/patogen berdasarkan peayebab, 27-29, 24 sumber tak hidup yang menyebablan keralitan, 34.35 Klaster bias, 237 Klastes waktu-tempat, 268 analisis menggunakan model Poisson, 268-270 Klastering, 270-271 KLB, 314-136 penemuan, 131-132 Kling, 447-449 Koch, 77-79, 317, 368, 395 Koherensi, 315 Kohort lahir, 258 Kohort rerbatas, 246 Kohort, 248, analisis, 244 feck, 244 kekurangan, 247 kelebihan, 246-247 studi, 89-90, 152-153, 221, 239, 242, 358, 117, 284-247 subjek, 245-246 INDEKS tabel kematian, 248, Kolera, 17, 44, 73-76, 78, 155, 396-418 Kolesterol, 59 Kompleksicas umum, 330 Komputer, 157-158, 190, 201-203, 216, 222, 289-290, 350 Komunitas, 49 Kongruens, 315, 328 Konjungrivits,infeksi, 78 Konsistensi, 315 Konsumsi alkohol, terkait pekerjaan, 432-435 Kontaminasi, 75, 4: 4] air, 74-76, 400, 410-411, 414-415 silang, 430 Kontrol, 218-219, 223-225 Koroner, 172 Kuesioner, 232-233, 427, 462 233 bentuk distribusi, 199 Kuru, 275, 328 Kurva epidemi, 8, 148, 151, 448-449 Kurva survival, 249 Kurva, berbentuk lonceng, 195 Kutu kemaluan, 291, 292 Kucu kepala, 13, 229, 275, 291 Lalat rumah, 52, 145, 273 Lambeth Water Company, 408-410 Landseiner, 449, 452, 454 Langkah pengendalian, 152 Laporan kejadian statistik vital, 102-103 Latar belakang etnik dan ras, 165 Lembar kerja untuk angka serangan makanan tertentu, 424 Lensa kristal, 79 Lesi terbuka, 24 Leuwenhoek, 79 Lima, Peru, 76 Limbah berbahaya, 436-441 Limbah cair (kotor), 50-5] Lind, 4, 70-71 Lingkungan, 7-9, 15, 19, 50, 69, 81, 119, 372 agens, 372 faktor, 325 pencegahan, 50-52 penularan pajanan, 440 473 perlindungan, 12 surveilans kesehacan, 336 Logam berat, 437 Lokasi limbah, 436-441 bbakan kimia toksik, 437, 440 di New York City, 437 Lokasi sumber penyakit secara geografis, 271 Lokasi, 267-270 London, 73-76, 90, 408 Los Angeles County Hospital, 457, 458 Love Canal, 437 Mabuk dan mengemudi, 385-387 Makanan, 70, 82-83 angka serangan spesifik, 139, 141-143, 360 angka serangan tertentu, 424 infeksi, 140, 359-360 keracunan, 359 pilthan, 367 Malaria, 33, 36-39, 44, 326 Mallon, Mary (Typhoid Mary), 82-83 Malnutrisi, $7, 432 Mammografi, 59 Manifestasi Klinis, 74 Mass fastigium, 36-38 ‘Masa kerja, 433 Masalah perilaku dan gangguan psikiatrik, 55-57 Massachusetts, 83, 89 Mauriks, 333, 343, 345, 354 McCollum, 83 Mean, 196-197, 198 Median, 197, 198 Medicaid Dara System, 184 Medlin, 444-646 Mekesiko, 76 Melanoma, 384 Memodifikasi pajanan tethadap risiko, 369 Mencuci tangan, 54,73 Mendata, 165 Mengindeks cacacan rumah sikir, 41 Merck Manual, 400, 436 Merkuri, 437 Metode, analogi, 331 aritmatik, 167 geomenrik, 168 474 INDEKS investigasi, 4 langsung, 115-116 penelician, empiris, 191 perbedaan, 331 persamaan, 331 tidak Langsung, 116 Metodologi, 78 Mecodologi survei epidemiologi kesehatan nasional, 238 Mikroba, 33-34, 77-79 Mikrobiologi, 77-79 Mikroorganisme, 77-79 Kelas dari, 33-34 sikdus pertumbuhan, 78 Mikroskop, 79 Minuman beralkohol, 416 Minyak ikan Cod, 84 Model PRECEDE, 319 Modifikasi desain penelitian dasar, 224 Modus, 197-198 Morbiditas, 85-86, 127, 133 angka dan rasio, 127-129, 120, 133-134, 136-137, 140-145, 147 daca dati rumah sakit, 156 registrasi dan perunutan pencatatan, 157 statistik, 85 Morbidity and Morality Weekly Report (MMWR), 44, 153-154, 208, 209 Mormon, 165 Morzalias bayi, 108-113 Mortaliras, 80, 94, 103-105 angka kematian, 94, 106-108 crossover, 121 daa, 75, 80-81 kemalangan, 121 rete dan rasio, 96-100 rte, neonatal and pascaneonatal, 110-111 ste, tipe, 106-107 statistik, 94-95 tabel, 95 uien wake, 121 ukuran, awal kehidupsn, 111 N, 205 N.Y. Dept. of Environmental Conservation Records, 437. N.Y. State Dept. of Health, 437 Nat Aerometrie Surveillance Network, 185 Nat. Ambulatory Medical Care, 179 Nat. Cancer Intitute, 336 Net. Center for Health Statistics, 94, 103, 169, 172, 172. 335 Nes. Family Growth Survey 159 Nat. Health & Nutrition Exarsnation Sarvy 178 Nat. Healt Interview Survey, 178 ‘Nat. Health Survey (NHS), 158, 335 Net. Hospital Discharge Survey, 158, 179 Nat. Household Surveys on Drug Abuse, 182 Nat. Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), 335 Nat. League of Nuriing, 186 Nat. Master Facility Inventory, 179 Nat. Notifiable Disease Surveillance System, 158, 180 Nat. Nursing Home Survey, 158.179 ‘Nat. Occupation Exposure Survey, 181 Net. Occupational Hazard Survey, 181 Nat. Survey of Drinking, 181 Nat. Survey of Family Growth, \ZZ Nat. Vital Statistics System, LIZ Nekropsi, 77 New Mexico, 377-380 New York, 82, 437 Nilai fakor target, 439 Nilai predikeif skrining, 344-345 Nilai Z, 197 NIOSH, 335 Nyamuk Anopheles, 36 Nyamuk, 12, 36, 40, 128, 326 ‘Obat yang mengandung sulfa, 54 ‘Obat-obatan, 232, 367 Obesitas, 57-58 Observasi klinis, 74 ‘Odds ratio, 100, 134, 151-153, 244, 440-441, 372 pajanan, 151-153 penyakit (angka), 151 Olahraga, 367 Orang tidak berpenyakie, 342-342, 344 Orang, 3, 49, 54, 133, 190, 256, 291, 331, 358. 372, 4u Overnutrisi, 57 Oxford Record Linkage Project in England, 157 Pabrik bir, 74, 400 Pabrik, 404 Pandemik, 4 INDEKS Pankreas, 372, 432 Papua Nugini, 328 Pasteur Institwie, 449 Pasteur, 77-79, 219, 220, 317, 396 Pasteurisasi susu, 85 Patogen, 7-8, 12-13, 28, 33-34, 36, 307 Pacogenesis, 23 Parologi forensik. 172 Pedikulosis, 275 Pejamu, 7-9, 12-13, 320 Pekerja asbestos, 315-316 Pekerja cesspool, 81 Pekerjaan dan alkohol, 432-433 Pekerjaan, 306-307 Pelaksanaan dan perencanaan kegiatan, 357, 350-351 Pelaporan penyakit yang harus dilaporkan, 42-45 Pelaut Jepang, 83 Pelayanan kesehatan umum, 45 Pellagra, 63-84 Pembilang. 96-97, 99-101, 107-113, 115, 119-121, 128 Pemeliharaan berat badan, 57-58 Pemeriksaan, klinis, 350 339 ‘tubuh jenazah, 399 Pemetaan bangunan, 276 Peminum berat den tekanan darah tinggi, 432 Pemulihan, 21 Penalaran induktif, 330-331 Penanganan makanan, 82 Pencegahan universal, 55 Pencegahan, 49, 387-388, 426 akctivitas, 140 dan perlindungan kesehatan, 139-140 dan prosedur intervensi, 358 fangkah, 18:21 metode, 18-21, 48-55 tindakan, 19 Pencemaran, 368 air, 401 dara, 50 Pencocokan, 225 keategori, 228 pasangan, 226 17, 475 tingkatan, 225 Pendidikan, 307-308 Pendidikan Kesehatan, 139, 228, 250, 319, 337, 387-388 Penduduk sli Amerika, 377-380 penyalahgunaan alkohol dan substansinya oleh generasi muda, 231 Penelitian, cross-sectional, 152 longitudinal. 228, 240-241 Pengelolaan makanan, 51 Tengelompokan kasus berdasarkan waktu dan tempat, 268 dalam Guillain-Barce, 270-271 Pengendalian dan pencegahan, 13, 16, 48, 84-85, 154, 356 pejamu cerkaic, 52 Pengendalian, 16, 154, 438 infeksi, $4-55, 108 Periggantian pengobatan, 336 Penghitungan penduduk, de jure, 166 Pengkajian statistik probabilitas, 217 Pengklasteran, 267-268, 289 wakeu, 267-268 geograli (spasial), 269, 420 Pengujian asosiasi, 327 Pengumpulan data, 222, 233 Penjumlshan kuadrat, 196 Penularan peayakit, 75, 62 Penularan tidak langsung, 149 Penularan, 13, 82, 149-150, 262, 354, 362 cara, 6, 9, 1-12, 75 media, 415, 419 ‘orang ke orang, 284 Penyakit akibat faktor lingkungan, 325 Penyakit alergi dan radang, 31 Penyakit bawaan makanan, penyebaran, 51 Penyakit dan gangguan akibat defisiensi gi2i, 57-58 Penyakit dan gangguan nutrsi, 32 Penyakit dan kondisi akut, 28, 59 Penyakie defisicnsi dan kesakitan, 57 Penyakie degeneratf (kronis), 31 Penyakit gastrointestinal, 427, 429 Penyakit gondong, 45 Penyakit infeksius, 27-31, 33, 35, 53, 58 investigasi, 283-284 konsep, 15 476 INDEKS Penyakit jantung, 105, 432 Penyakit kardiovaskules, 367 Penyakit kronis, 4, 15, 19-20, 31, 55-56, 38-62, 240, 246, 247, 258, 260, 367, 372, 376, 389 Penyakit Legionnaire, 12. 285-286 Penyakit menulas, 6, 15, 19, 27-29, 30, 36, 47, 229 pengendalian, 48 Penyakit metabolik, 31 Penyakit noninfeksius, 55, 58 Penyakit parasitik, 307 Penyakie pes, 72 Penyakit tidak menular, 55-57, 367-368, 369. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, 120 Penyakit yang harus dilaporkan, 42-45, 154, 335 Penyakit zoonotik, 28, 39-41 Penyakit, 32. 81 akibat perilaku, 15, 321-325, 367-368, 369, 370, 372, 390 asosiasi, 325-330 dari binatang peliharaan, 40-41 derektif, 350 disebabkan rumah sakit, 156 iatrogenik, 156 kekambuhsn dalam prevalensi periode, 146 keschatan, 335-336 Klaster, 267 odds ratio, 151-153 orang ke orang, 285 pengendalian, 6, 16, 21, 69, 82, 190-191, 357 penyebab dan penyebaran, 19-20, 32-34 penyebab, 6, 15, 75-79, 81-84, 318 penyebaran infeksi, 10, 47, 53-54 peristiwa, 329 registrasi, 45, 169 sistem pelaporan, 45, 153-154 sistem surveilans keschatan, 335 Penyalahgunzan alkohol dan subscansinya pada, generasi muda penduduk asli Amerika, 231 Penyebab kematian di akte kematian, 103-105 Penyebab kematian terkait alkohol dan pekerjaan, 432 Penyebab kematian, 20, 103, 105, 367 Penyebab langsung, 316 Penyebab rawat inap pada lansia, 338 Penyebab tidak langsung, 316 Penycbab utama kematian, 370 Penyebab, 15, 74 Penyebaran, 73, Penyebut, 95-97, 99-101, 106-111, 117, 128-129, 437, Penyediaan air umum, 427 Penyediaan air, 51, 74-76, 427, 429 Penyesuaian tidak langsung, 116 Penyusunan jaringan, 373-377 Perak klotida, 75 Perang Dunia Il, 87 Perawatan, panas dan dingin, 68 Perbedaan karakteristik orang, 292-296, 298 Perbedaan usia, 292-298 Peteeraian, 174, 305 angka, 174 Percobaan, bua, 224 Perencana kesehatan, 336 Perencanaan, melaksanakan program keschatan, 339 Perilaku berisiko, 369-37. Perilaku dan gaya hidup sehat, 391 Peringkat persentil, 197 Period and point prevalence, 17, 146-148 Periode prodromal, 36 Peristiva, asimetris, 330 Perkawinan dan percerzian, angka di Amerika Serikat, 174 Perlakuan, 218, 219 Perlindungan persediaan makanan masyarakat, 82, 51 Permukiman yang sangat padat, 367 Pernikahan dan perceraian, catatan, 157 Perokok dan kanker paru-paru, 89-0 Perpaduan variabel ras dan tempat, 301-302 Perpecahan keluarga, 305 Perpindahan penduduk, 74 Perpustakaan genealogi, 306 Persentase, 96, 100-101, 205, 342 Person day, 52 Perranyaan, 332, 360-361 Perubahan siklus, 264-266 Perubahan yang dapat diamati setiap saat, 332 Perunuran pencatatan dan komputerisasi, 157-158 Pes, 53,79 Pesta minuman keras, 385-387 Pesisida, 437 Pera, angka rubella di Amerika Serikat, 278 bangunan, 285-288 geogeai, 438 kejadian dan distribus'siflis di Amerika Serikat, 277 kematian terkait alkohol di Amerika Serikat, 280 INDEKS lokasi limbah negara bagian New York, 438 moralitas farena kanker paru di Amerika Serikat, 274, 382 of Broad St, 402-403 penggunaan, 276 untuk menemparkan lokasi kasus penyaleit, 276 wilayah River Thames London, 412-413, yang memperlihackan kejadian dan distribusi AIDS di Amerika Serikat, 277 Pecugas autopsi dan koroner, 172 Piramida, 298 usia dan populasi, 296-298 Plague, 10 Phusibilitas (Kelogisan), 416 Poins prevalence, 3,147, 256 Pola penyebab, 21 Poligami, 306 Polio (poliomielitis), 33, 32, 44, 60, 262-263, 443.444 Pompa Broad Street, 74, 401-408 Popper, 449 Populasi, 5, 47, 74, 96-98, 127, 130, 133, 140, 148, 185 awal, 96 berisiko, 97-100 data, 164 de facto, G5 ditempatkan secara acak, 224 , 167-168, 185 24 piramida, 296-298 tidak berisike, 99 umum, 117 Ee Positif palsu (dan negatif), 340, 345 Postulat kausalitas penyakit kronis, 368-369 Postulat Koch, 317, 368-369, 453 Prediktabilitas, 341 Prevalensi seurnur hidup, 144 Prevalensi, 5, 127, 143-148, 228 angka, 127, 143-145 odds ratio, 151 penyakie kronis, 143 studi, 228 survei, 229 Primes, 18-20 kasus, 12, 142, 148 y orang tetinfeksi, 142 ee 7 pencegahan, 18-21, 389 perawaran, 18 sumber infeksi, 142 sumber, 148 Probabilitas survival kumulatif, 248 Procedural Coding System, 42. Profilaksis, zat kimia dan antibiotik, 54 Program, deteksi dini, 19:20 imunisasi, 45-47 mikrokomputer, 462-464 MUMPS, 157 perencanaan dan pengembangan, 350 skeining kesehatan, 19, 337-344 Proporsi (persentase), 100-101, 106, 205, 340 Proses investigasi jaringan, 373 Protozoa, 79, 355 Priteacosie, Al Public Health Foundation-Association of State and Terri- torial Health Officials Reporting System, 186-187 Public Health Service, 86, 89, ZZ. Puncak, 199 Pure Food and Drug Act, 85 Quality-adjusted life years, V22 Rabies, 52, 77, 149 Rakitis, 83 Ramazzini, 81-82 Randomisasi, 224, 269 Range (selisih, rentang), 196 Ras, dan etnik, 301 dan kadar kolescerol tinggi, 303 dan kematian janin, 303-304 dan perubahan demografi, 302-303 Rasio fatalitas kasus, 18 Rasio kematian proporsional (PMR), 116-117 Rasio ketergantungan, 298 Rasio perokok di Amerika Serikat, 381 Rasio, 99-100, 106-107, 112-113, 115-120 proporsi, 134, 136-137 serangan, 353 skala data, 194. 204 Rate ratio, 100 Rate, 96-99, 106-114 adjusted, 106 478 INDEKS crude, 106 odds, 372 Ratusan pendekatan, 96 Rawat di cumah sakit, rara-rata, LB Registrar General, di Inggris, 75, 80, 101 Registrasi, 102, 103, 157, 169 kematian, 79-80, 103, 400, 409 tumor, 157 Rehobilicasi, 21 Rekam medis, 335 Rekuren, 247 Relative risk, 134-140 Reliabilitas, 340 Remaja, perokeok, 371 Rentan, 46-47 Rentang kehidupan, 244 Reservoir, 8:9, 12, 128 Respons imun, 47, 318 Respons penyebab umum, 330 Respons, gradien, 139 Rhou, 77-78 isika relat, 337 Risiko, 133, 362, 440 atéribusable, 137-138, 337 gradien, 139 kkurva kematian, 248 ‘meningkat, 140 odds ratio, 100, 151-152 pada asosiasi dan kausalicas, 337 pada morbiditas, 133 pajanan khusus pekerjzan tertentu, 307 pajanan, 369-371 ‘pengkajian dan penapisan, 337 penglajian dan skrining, 339 pengkajian, 337 perbedaan, 139, 337 rasio, 100, 134, 137, 237 River Thames, 412-413 Riwayat pekerjaan, bantuan komputer, 222 Rumah sakit bersalin, 72 Rumus angka prevalensi, 144-145 Rumus, nilai predikcif dari uji negatif (positif), 345 angka kelahiran kasar, 170-171 proporsi, 100-101 rasio kerergantungan, 298 rasio, 100 relative risk, 134-135 Sampah, 50-51 pengumpulan sampah, 76 Sampel kepadatan, 237 Sampel klaster, 236 Sampe! kuota, 236-237 Sasaran kesehatan tahun 2000, 62:63 Segitiga epidemiologi, 6-9, 12, 15 mutakhis, 15 Sejati, casio, 139 Sengkenit, 268 Sensus, 164-168, 433 Serangan jantung (CVA), 60 Serangea, 39 Sertifikat kelahiran, 437-438 Siapa, 256 Sifilis, 86-89, 276 Sildus hidup, kutu rambut, 268 Jalat rumah, 273 protozoa, 355 sengkenit (kutu anjing), 267 alley fever, 273 pinjal, 320 T. solium, 40. Siklus insidensi sebuah penyakit, 258 Sibsilah keluarga, 306 Sindrom Reye, 60 Sindrom, 27 Sirosis, 433 Sistem kekebalan wbuh, 39, 46 Sistem saraf pusat (SSP), 442-443 Sivotoksik, 437 Skala aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL), 62 Skala nominal, 193, 204 ‘Skala ordinal, 194. Skrining muktifase, 339 Spesimen tinja, 419 Statistik, desksiptif, 191-194 inferensial, 191-192, 217-218, 327 probabilitas, 218 wital, 75, 80-81, 94, 102-103, 163-164 INDEKS Status, gizi anak-anak, 371 keeschatan di Amerika Seriket, 387 keschatan penduduk, 2 keschaten populasi, 96, 308 perkawinan, 304-305 Stroke, 60 Struleur keluarga dan penelitian genealogis, 305 Swudi, 217 . berdasarkan pekerjaan, 358, 433 bersamaan, 239 bura ganda, 225 bura cunggal, 225 buta, 224-225, crosesecional, 227-231, 241 gerontologi, 240 hasi, 226, jantung Framingham, 89 kasus kontrol, 89-90, 220-223, 226, 444 kohort prospekif, 239, 242, 245 komunitas, 457 longitudinal, 228, 239-242 mosfologi, 79 observasi, 314, 216, 220 prospektif, 240-242, 314 quasieksperimental, 217 rangkap tiga, 225 rentang kehidupan, 241 retrospektif, 190, 220-221, 223, 226227. 314, 377378 tidak bersamaan, 239 warna, 430 Subakut, 29 Subjek, 216, 220, 224-225, 246 ‘Subkelompok populasi, 117 Subbdinis, 39 Subu, 77 ‘Sumber epidemi, perranyaan yang diajukan, 353 Sumber pelaporan, 154-157 Sumber penyebab ganda, 6, 331, 372 Sungai Thames, 409-410 Survei, 232-233 badan keschatan mental, 182 dalam studi cross-sectional, 232-233 479 keschatan pekerja, 336 keseluruhan, 236 linked io vital records, 159 metodologi, 232-234 penyakit dan status keschatan, 158, 177-184 surat kabar atau majalah, 233 Surveilans, 334-337 penyakit karena pekerjaan, 335, 433-434 Susu tidak dipasteurisasi, 420 Tabel, kematian, 248 kematian kontemporer, 248-249 kontingensi, 200 mortalitas, 94 yang digunakan untuk mempresentasikan data, 190, 200, 206-207 Tahapan, pencegahan, 18-21 Tahun per dekade, 257 ‘Tampilan gambar berdasarkan data, 190 Teknik pengobatan, 18 Tembakau, 371-372, 376 leunyah, 372 “Tempat tinggal yang berdekatan, 440 ‘Tempat, 3, 44, 69, 133-134, 150, 190, 256, 268, 271-275, 327, 358, 372 kaitannya dengan AIDS, 276 pengklasteran, 268-270 ‘Terapi observasi langsung (DOT), 357 Tersier, pencegahan, 18, 20-21, 389 ‘Thames River, 74 Tifoid, 82, 419-427 Tindakan, pencegahan, 21, 16, 18:21, 45, 54,337 pengendalian, 46, 52, 76, 154 perlindungan, 53, 318 Tingkat, ketidakmampuan, 60-61 signifikansi, 223 pekerjzan, 306 karantina, 34 pencegahan, 389 Tinja dan demam tifoid, 82 Titik diferensial, 38, ‘Toksin, 28, 141 Toksisivas, 28 480 INDEKS Tren, jumlah kelahiran dan kematian di Amerika Serikac, 171 kejadian, £4 siklus, 258, 264 wake, 257-266 Tuberkolosis, 78, 12, 357 Tujuan khusus, terkait usia, 63 Tularemia, 4 ‘Typhoid Mary, 10, 82, 419 U.S. Census of Population, 184 USS. Immunization Survey 181 U.S. Nat. Commiscee on Vital Health Sratistcs, 41 US. Public Health Service, 85, 334, 387 Uji, 224 dan diagnostik, 339 eksperimental, 216 Klinis, 217, 219-220 komunias, 217 kontrol acck, 224 laboratorium, 350 probabilicas, 223 ‘Ukuran, status kesehatan, 96 sebaran, 196 Ieeridakemampusan, 60-62 Underlying cause of death, 103 Undernutrisi, 57 Unsur kausal, 221 Usap dubur, 428 Usia remaja, persalinan, 221 Usia, 106, 109-110, 115, L18, 192, 292-298, 367-368 Vaccinia, 86 Vaksin, 442, 443 poliovitus, 458 oral, 458 Vaksinasi, 71, 77-78, 219, 443 Validitas, 16, 340 Variabel, 216 anteseden, 216 bbebas, 218) dihubungkan dengan morbiditas dan mortalitas, 191-192 pengganggu, 225-226, 438 terikar, 218 Varian, 196 interval waktu, 267 Vatiasi pendamping, 331 Variasi temporal, 257 Vatiolasi, 71 Vektor, 8-19, 40, 49, 128, 150. 267, 320, 362, 426 atu, 2 pinjal, 39 Viabilitas, Vibrio cholerae, 76 Virulensi, 28, 32 Virus, 128, 152, 378, 442.443 Vitamin, 83-84 Voght, 444 Von Heine, 444 Wabah, 9 ‘Waktu, 3, 5, 7, 8. 30, 38, 44, 68-69, 140, 190, 256, 328, 358, 372, 397, 399 awitan, 132 insidensi, 131 pemgjanan, 150 ‘Wawancara, 427 ‘atap muka dan melalui telepon, 233, 246 ulang, 167 Webster, 457 Weekly Retura of Births and Deaths, 75 Wernsuedt, 447 rman, 444-449, 455 Wilson dan Junger, 339 Wollstein, 453 World Health Organization (WHO), 34, 71, 127, 154, 186 World Health Statistics Annual, 185-186 Years of potential life lost, 121-122 Yellow fever, 46 Yield, 340 Zat, 69 Zat anti-beriberi, 84 Zoonosis, 9, 34 39-41, 51,71 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bahan dengan hak cipta aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. EPIDEMIOLOGI Tre gate tte tg Prey Bea ey Edisi kedua buku yang sukses ini memang ditujukan untuk melengkpi mata kuliah pengantar epidemiologi yang berhubungan dengan ee Ce a eee reer pascasarjana. Buku ini sangat baik untuk dijadikan referensi bagi ahli epidemiologi yang bekerja di lapangan, ahli higiene dan sanitasi, perawat di unit penyakit menular maupun bagi staf ahli epidemiologi een ee nore nen cae arene) dan pertanyaan, tujuan instruksional, dan studi kasus membuat pembahasan yang disajikan dalam buku ini menjadi lebih mudah Cree rete eaten Panam Senta ieee try td Dots carer Ue ten Re tease rental ‘+ Panduan bertahap dalam pelaksanaan investigasi epidemiologi * Kejadian, informasi, dan wawasan terkini yang berkaitan dengan setiap bab. IM!)

Anda mungkin juga menyukai