TINJAUAN PUSTAKA
dan 33 tahun (1970 – 2003) di DAS Ciliwung Hulu dan Tengah terjadi perubahan
luas semua tipe penggunaan lahan kecuali taman (kebun raya Bogor). Kondisi
DAS Ciliwung Hulu sebesar 42% dan di DAS Ciliwung Tengah sebesar 47%
dengan proporsi terendah 23% dan tertinggi 69% yang menjadi aliran permukaan
6
Penelitian yang berkaitan dengan karakteristik suatu DAS atau SubDas
Analisis Banjir di DAS Wai Ruhu dan Way Batu Merah, Ambon.
perairan (total land and water areas) yang dibatasi oleh topografi pemisah air
luas (discharge) pada sungai atau sistem sungai yang ada di dalamnya dan
selanjutnya sistem sungai ini juga merupakan pengatus (drainage) dari semua
aliran yang ada di daerah ini dan sistem pengatus tersebut akan berakhir pada
suatu lepasan tunggal (single outlet) yang bermuara pada satu badan air yang
lebih besar seperti sungai, danau, atau laut (Martopo, 1985). Menurut Harto
7
dibatasi oleh batas topografi, yang berarti ditetapkan berdasarkan aliran air
fisik DAS, dalam hal ini, terrain dan geomorfologi, pola aliran, dan penyimpanan
air sementara pada DAS, dapat membantu mengidentifikasi daerah yang memiliki
8
Gambar 2.2 Peta Pembagian Subdas di DAS Ciliwung
9
Karakteristik fisik utama dari DAS adalah luas areanya, bentuk, elevasi,
kemiringan lahan, orientasi, jenis tanah, sistem sungai atau drainase, kapasitas
tampungan air dan tumbuhan penutup. Efek dari karakteristik fisik DAS ini
tampungan air tanah. Jenis tanah juga mempengaruhi jenis penggunaan lahan dan
Mevorach, 1984) :
intersepsi, transpiration.
tanah dasar dan tebing, ukuran butiran sedimen, aliran dasar, aliran
6. Geologi : struktur, fraktur, batuan dasar, jenis material tanah atau lapukan
batuan.
10
2.2.2 Banjir
peningkatan debit air yang terjadi pada badan sungai, jika debit air semakin
meningkat dan kapasitas sungai sudah tidak mampu lagi menampung debit air
tersebut, maka air sungai tersebut akan melimpah keluar dari badan sungai.
Beberapa jenis banjir antara lain banjir bandang, banjir sungai, dan banjir pantai.
Banjir bandang adalah banjir yang terjadi dalam jangka waktu sekitar 6
jam dari awal permulaan curah hujan yang tinggi, berkaitan dengan kumpulan
gumpalan – gumpalan awan, badai dasyat, siklon tropis, atau lewatnya cuaca
karena hujan yang sangat lebat, terutama jika lereng tangkapan tidak dapat
menahan dan menyerap sebagian besar air tersebut. Penyebab banjir bandang
daerah yang cukup luas. Banjir sungai disebabkan oleh keadaan sungai yang
sudah tidak dapat menampung air lagi, atau digenangi oleh air dari daerah lain
Banjir pantai biasanya dikaitkan dengan siklon tropis, yang berasal dari air
hujan diperburuk dengan gelombang badai yang disebabkan oleh angin yang
bertiup di sepanjang pantai. Air laut dapat membanjiri daratan karena pengaruh
dari gelombang pasang – surut yang tinggi, gelombang badai, atau terjadi
tsunami.
11
2.3 HIDROLOGI DAS
jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan
akhirnya mengalir ke laut kembali. Dalam siklus hidrologi ini terdapat beberapa
proses yang saling terkait, yaitu antara proses hujan (presipitation), penguapan
analisis hidrologi, karena kedalaman curah hujan (rainfall depth) yang turun
12
Untuk memperoleh besaran hujan yang dapat dianggap sebagai kedalaman
hujan, diperlukan sejumlah stasiun hujan dengan pola penyebaran yang telah
terdiri daridua jenis, yaitu alat ukur hujan biasa (manual raingauge) dan alat ukur
menghasilkan curah hujan dan debit banjir rencana periode ulang tertentu yang
lain :
c. Menentukan curah hujan maksimum tiap tahunnya dari data curah hujan
lain :
13
2.3.3 Analisis Curah Hujan Rata – Rata
potensi hujan suatu wilayah, data-data hujan didapatkan dengan pengukuran curah
pada institusi tertentu seperti BMKG untuk diolah dan hasil pengolahan data akan
berupa peta wilayah hujan, peta banjir, dan lainnya.Terdapat 3 macam metode
yang bisa digunakan dalam menganalisis hujan rerata, yaitu metode rerata aljabar,
1
R ( R1 R2 ... Rn ).............................................................................
n
Dimana :
wilayah tidak menyebar merata, maka perhitungan curah hujan dilakukan dengan
14
Dimana :
Metode isohyet meninjau kontur dan tinggi hujan yang sama, kemudian
15
Gambar 2.6 Metode Isohyet
16
- Jumlah pos hujan cukup : Metode isohyet, Thiessen, Rata-rata Aritmatik.
Periode ulang adalah waktu perkiraan dimana hujan dengan suatu besaran
tertentu akan disamai atau dilampaui, Besarnya debit hujan untuk fasilitas
drainase tergantung pada interval kejadian atau periode ulang yang dipakai.
Dengan mamilih dedit dengan periode ulang yang panjang dan berarti debit hujan
dengan periode ulang yang terlalu kecil dapat menurunkan biaya konstruksi, tetapi
hujan disamai atau dilampau. Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam
distribusi frekuensi dan empat jenis distribusi yang banyak digunakan dalam
17
a. Distribusi Normal
X T X K T S ............................................................................. (2.1)
Dengan:
K T = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang. Nilai
18
14 5 0,2 0,84
15 10 0,1 1,28
16 20 0,05 1,64
17 50 0,02 2,05
18 100 0,01 2,33
19 200 0,005 2,58
20 500 0,002 2,88
21 1000 0,001 3,09
(Sumber: Bonnier,1980 dalam Suripin,2004)
mengikuti distribusi Log Normal. Persamaan distribusi Log Normal dapat ditulis
dengan:
YT Y K T S ............................................................................... (2.2)
Dengan:
YT = Log X,
K T = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang. Nilai
19
YT Y K T S ............................................................................... (2.3)
20
d. Distribusi Gumbel
X Tr X K .S ................................................................................ (2.4)
YTr Yn
K .................................................................................... (2.5)
Sn
Dengan:
S .. = standard deviasi,
K .. = faktor frekuensi,
Yn .. = reduced mean,
S n . = reduced standard,
21
Tabel 2.4 Reduced Standard Deviation (Sn)
22
Sebelum menganalisis data hujan dengan salah satu distribusi diatas, perlu
1 n
a. Rata-rata ( X ) X i ................................................ (2.6)
n i 1
X
n
2
i X
b. Simpangan Baku ( S ) i 1
.................................... (2.7)
n 1
S
c. Koefisien variasi (Cv) ......................................................... (2.8)
x
n
n x1 x
3
......................... (2.10)
n 1n 2n 3.S 4
Tabel 2.6 Karakteristik Distribusi Frekuensi
Sumber: DR. Ir. Sri Harto BR. Dipl. HE. Hidrologi Terapan
sering disebut juga uji kecocokan non parametik, karena pengujian tidak
23
menggunakan fungsi distribusi tertentu. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai
berikut:
a. Urutkan data (dari besar ke kecil atau sebaliknya) dan tentukan besarnya
X1 = P(X1)
X2 = P(X2)
(persamaan distribusinya).
X1 = P’(X1)
X2 = P’(X2)
c. Dari kedua nilai peluang tersebut, tentukan selisih terbesarnya antar peluang
24
25 0,21 0,24 0,27 0,32
Apabila nilai Dmaksimum lebih kecil dari Do maka distribusi teoritis yang
Dmaksimum lebih besar dari Do maka secara teoritis pula distribusi yang digunakan
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu.
cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula
intensitasnya. Seandainya data hujan yang diketahui hanya hujan harian, maka
2
R 24 3
I 24 ...................................................................... (2.12)
24 t
25
Jika data yang tersedia adalah data hujan jangka pendek dapat dihitung dengan
a
I ................................................................................ (2.13)
t b
DAS,
memperkirakan waktu konsentrasi, dimana dalam hal ini durasi hujan diasumsikan
koefisien adalah laju infiltrasi tanah, kemiringan lahan, tanaman penutup tanah
dan intensitas hujan. Selain itu juga tergantung pada sifat dan kondisi tanah, air
tanah, derajad kepadatan tanah, porositas tanah dan simpanan depresi. Untuk
besarnya nilai koefisien aliran permukaan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
26
Tabel 2.8 Koefisien Aliran untuk Metode Rasional
27
Datar, 0-5% 0,10 – 0,40
Bergelombang, 5-10% 0,25 – 0,50
Berbukit, 10-30% 0,30 – 0,60
(Sumber: McGuen, 1989 dalam Suripin,2004)
dipakai adalah metode Rasional USSCS (1973). Model ini sangat simpel dan
dengan ukuran kecil kurang dari 300 ha. Model ini tidak dapat menerangkan
hubungan curah hujan dan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf. Persamaan
Zat cair dapat diangkut dari suatu tempat lain melalui bangunan pembawa
alamiah maupun buatan manusia. Bangunan pembawa ini dapat terbuka maupun
tertutup bagian atasnya. Saluran yang tertutup bagian atasnya disebut saluran
tertutup (closed conduits), sedangkan yang terbuka bagian atasnya disebut saluran
terbuka (open channels). Pada sistem pengaliran melalui saluran terbuka terdapat
28
permukaan air yang bebas (free surface) di mana permukaan bebas ini dipengaruhi
oleh tekanan udara luar secara langsung, saluran terbuka umumnya digunakan
pada lahan yang masih memungkinkan (luas), lalu lintas pejalan kakinya relatif
jarang, beban kiri dan kanan saluran relatif ringan. Pada sistem pengaliran melalui
saluran tertutup (pipa flow) seluruh pipa diisi dengan air sehingga tidak terdapat
permukaan yang bebas, oleh karena itu permukaan tidak secara langsung
dipengaruhi oleh tekanan udara luar, saluran tertutup umumnya digunakan pada
daerah yang lahannya terbatas (pasar, pertokoan), daerah yang lalu lintas pejalan
irigasi.
b. Saluran non prismatik (non prismatic channel), yaitu saluran yang bentuk
sungai.
Aliran pada saluran terbuka terdiri dari saluran alam (natural channel),
muara, dan saluran buatan (artificial channel), seperti saluran drainase tepi jalan,
membawa air ke pembangkit listrik tenaga air, saluran untuk supply air minum,
29
dan saluran banjir. Saluran buatan dapat berbentuk segitiga, trapesium, segi
Pada umumnya tipe aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen, karena
kecepatan aliran dan kekerasan dinding relatif besar. Aliran melalui saluran
terbuka akan turbulen apabila angka Reynolds Re > 2.000 dan laminer apabila Re
V .L
Re ............................................................................... (2.16)
L=R,
R ................................................................................... (2.17)
30
Dengan: R = jari-jari hidraulik (m)
Untuk mencari nilai kecepatan aliran dapat menggunakan rumus Manning yang
2 1
1
V R 3 S o2 .................................................................... (2.18)
n
n = koefisien Manning,
Nilai koefisien Manning dapat dicari dengan melihat tabel di bawah ini:
Koefisien Manning
Bahan
(n)
Kaca 0,010
31
Untuk mencari debit aliran pada saluran dapat menggunakan rumus:
Penampang melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang dapat
dari banjir, juga dapat menghemat biaya pembuatan saluran drainase tersebut.
(B) dan kedalaman air (h), luas penampang basah (A) dan keliling basah (P) dapat
Atau
32
Lebar dasar saluran (B) = ................................................... (2.21)
h
persamaan:
P = 2h ................................................................. (2.23)
h
Dengan asumsi luas penampang (A) adalah konstan, maka Persamaan (2.23) dapat
dideferensialkan terhadap h dan dibuat sama dengan nol untuk memperoleh harga
P minimum.
d
2 2 0 ................................................................. (2.24)
dh h
2h 2 h ....................................................................... (2.25)
Atau
2h atau h ............................................................... (2.26)
2
Jari-jari hidraulik
h
R= .................................................................... (2.27)
2h
Atau
2h 2 h
R= .................................................................... (2.28)
2h 2h 2
adalah jika kedalaman air setengah dari lebar dasar saluran atau jari-jari
33
2.4 HEC-RAS
analisis hidrolik sungai dan analisis genangan banjir. HEC-2 dengan cepat
semakin bertambah dari tahun ke tahun antara lain untuk analisis jembatan,
hidrologi, yaitu perhitungan profil aliran tetap, aliran tidak tetap, dan
banjir dan studi evaluasi genangan banjir, serta memiliki kemampuan untuk
perhitungan hidrologi beserta data – data hidrologi. Data ini berlaku pada
semua analisis yang terdapat di dalam HEC-RAS, baik analisis aliran tetap,
Program ini memiliki empat komponen model satu dimensi, antara lain :
34
Gambar 2.9 Tampilan Layar Utama HEC-RA
Sumber : Panduan HEC-RAS, 2010
Sungai biasanya mempunyai luas tampang yang berubah dan berbentuk
non prismatis. Kehilangan energi pada saluran tersebut adalah kehilangan energi
karena gesekan dasar atau karena perubahan bentuk tampang. Kehilangan energi
2v 2 2 1v 21
Y2 + Z2 + Y1 Z1 hc
2g 2g
Dimana :
α1 , α2 = koefisien kecepatan
35
1
Kehilangan tinggi energi terdiri dari 2 bagian yaitu nilai kritis
dan kehilangan kuat tekan. Berikut adalah persamaan rumus kehilangan tinggi
energi :
Keterangan :
L = Panjang
reach
Sf = kemiringan gesekan
Dimana :
Llob, Leh, Lrob = jarak cross section untuk overbank kiri, tengah dan kanan
Qlob, Qeh, Qrob = debit rata-rata untuk overbank kiri, tengah dan kanan
saluran sungai, nilai kekasaran Manning dan data aliran untuk melakukan analisis
36
hidrologi (HEC, 2002). Parameter – parameter ini digunakan untuk membentuk
seri penampang sungai sepanjang saluran sungai. Pada setiap saluran sungai akan
dibedakan atas beberapa segmen, yaitu batas sungai kiri, batas sungai kanan, dan
tali arus. Setiap bagian sungai ini dibedakan dalam perhitungannya karena
(Istiarto, 2009). Dengan asumsi tersebut, maka pembentukan data – data yang
1. Data aliran
Data aliran dalam HEC-RAS berupa data debit pada periode ulang tertentu
dalam satuan m3/detik. Perolehan data debit dapat berasal dari pengukuran
dengan kondisi batas dalam analisis hidraulik. Input data yang digunakan
dalam HEC-RAS harus dapat mewakili input aliran yang dapat memberikan
tegak lurus arah aliran sungai dan daerah di kanan kiri sungai yang mungkin
37
terpengaruh terhadap aliran sungai ketika banjir, dalam hal ini adalah
dibutuhkan untuk menirukan geometri ini antara lain adalah peta situasi alur
gambar bangunan atau struktur hidraulik yang ada di sepanjang alur sungai.
banjir sungai pada saluran sungai dan pada dataran banjir. Formula Manning
V = 1/ nR2 / 3S1 / 2
Keterangan:
aliran pada saluran tertentu yang nilainya sangat subjektif. Cowan (1960)
n = (n0 + n1 + n2 + n3 + n4 ) m5
38
Tabel 2.10 Nilai Koefesien Kekasaran Manning
n0 adalah nilai dasar n untuk saluran yang lurus, seragam dan halus menurut
bentuk dan ukuran penampang saluran, n3 adalah nilai untuk hambatan, n4 adalah
nilai untuk kondisi vegetasi dan aliran, dan m adalah faktor koreksi bagi belokan –
belokan saluran
permanen satu dimensi pada sungai yang memiliki alur kompleks. Semula, modul
loncat air, dan draw-downs). Bagian program yang menghitung aliran di tampang
39
merupakan program yang sama dengan program hitungan yang ada pada modul
analisis dam-break, limpasan melalui tanggul dan tanggul jebol, pompa, operasi
Resapan antara lain dapat menampung dan menahan air hujan baik yang melalui
atap rumah maupun yang langsung ke tanah sehingga tidak langsung keluar dari
pekarangan rumah, tetapi mengisi kembali air tanah dangkal sebagai sumber air
bersih.Prinsip kerja dari sumur resapan adalah menyalurkan dan menampung air
hujan ke dalam sebuah lubang atau sumur, agar air hujan dapat memiliki waktu
tinggal di permukaan tanah lebih lama sehingga sedikit demi sedikit air dapat
meresap ke dalam tanah. Di bawah tanah, air yang meresap ini akan merembes
masuk ke dalam lapisan tanah yang disebut lapisan tidak jenuh, dimana pada
berbagai jenis tanah, lapisan ini masih bisa menyerap air. Dari lapisan tersebut, air
akan menembus kedalam permukaan tanah (water table), dimana dibawahnya ada
air tanah (ground water), yang terperangkap dalam lapisan akuifer. Dengan
demikian, masuknya air hujan ke dalam tanah akan membuat imbuhan air tanah
40
Gambar 2.12. Sumur Resapan dan air tanah
A. DAFTAR ACUAN DAN STANDAR DESAIN SUMUR RESAPAN
Perkotaan;
2. SNI 03-2453-2002 Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk
Lahan Pekarangan
3. SNI 03-2459, 2002 Tentang Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan untuk
Lahan Pekarangan
Lahan Pekarangan
5. SNI 0624051991, Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan
Pekerjaan Umum
41
B. PERSYARATAN TEKNIS SUMUR RESAPAN
1. Persyaratan Umum
a. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah
b. Sumur resapan harus dijauhklan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari
septic tank (minimum lima meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum
c. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua
meter di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table)
menyerap air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm per jam (artinya,
genagan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga
klasifikasi, yaitu :
• Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam.
• Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm per jam.
2. Persyaratan teknis
b. Daerah pemukiman
42
f. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas
setempat, seperti letak septik tank, sumur air, posisi rumah dan jalan
umum
te
Vrsp = .A tot.K
R
43
Dimana :
Kv.Ah Kh.Av
Krata - rata =
Atot
Dimana :
44