Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Hasil ukuran
1 Asupan Jumlah rata-rata zat gizi besi Skala pengukuran:
zat besi (Fe) dalam mg yang diasup rasio
(Fe) dari makanan yang
dikomsumsi dalam 2 hari, baik Zat besi (Fe) : ……mg
yang dirumah maupun diluar
rumah, dikumpulkan dalam
metode food recall dengan
melakukan wawancara kepada
anak didampingi ibu.
2 Asupan Jumlah rata-rata zat gizi Skala pengukuran:
Protein protein dalam mg yang diasup rasio
dari makanan yang
dikomsumsi dalam 2 hari, baik Protein :…….mg
yang dirumah maupun diluar
rumah, dikumpulkan dalam
metode food recall dengan
melakukan wawancara kepada
anak didampingi ibu.
3 Kadar Kadar hb yang diukur langsung Skala pengukuran:
Hb menggunakan alat digital ordinal
check. Dikategorikan menjadi :
Kadar Hb: …..gr/dl
22
J. Hipotesis
Ha1 = ada hubungan asupan zat besi (Fe) dengan kadar hemoglobin anak kelas 1
sekolah dasar yang mengalami stunting di Kecamatan Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang.
Ha2= ada hubungan asupan protein dengan kadar hemoglobin anak kelas 1
sekolah dasar yang mengalami stunting di Kecamatan Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 104258 Pematang Biara, SD Negeri 105336
Rantau Panjang dan SD Negeri 105344 Denai Lama Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang. Alasan pemilian tempatnini dengan melihat hasil survey pengukuran TBABS
anak kelas 1 yang berada di pesisir Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang yang telah
dilakukan pada bulan Oktober 2017 yang dimana prealensinya lebih tinggi
dibandingkan angka Deli Serdang. Waktu data penelitian Mulai dari penentuan
masalah judul , pengumpulan databhingga seminar hasil yakni muai Oktober 2018 –
Juli 2018.
24
3. Responden
Responden adalah orang tua anak yang mengalami stunting sebanyak 49
siswa diwilayah kerja puskesmas pantai labu yang menjadi sample.
4. Prosedur Pengambilan Sampel
Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
a. Seluruh populasi yang akan dijadikan sampel diskrining. Skrining
dilakukan pada 18 Oktober 2017 – 19 Oktober 2017.
b. Dari hasil skrining diperoleh anak stunting sebanyak 51 siswa (terdiri dari
19 perempuan dan 30 laki-laki) dari 3 sekolah dasar yang berbeda dari 31
sekolah dasar yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang, yaitu SD Negeri 104258 Pematang Biara, SD
Negeri 105336 Rantau Panjang dan SD N 105344 Denai Lama wilayah kerja
Puskesmas Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
b. Karakteristik Responden
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, diperoleh dengan metode
wawancara dengan alat bantu kuesioner.
c. Data Asupan Protein dan Zat Besi (Fe)
Diperoleh dengan teknik wawancara dengan metode food recall 24 jam
sebanyak 2 kali secara berturut-turut dan food list slama 5 hari. Adapun cara
yang dilakukan dalam mengumpulkan data recall ialah mendatangi rumah
responden yang anaknya sebagai sampel dan dibantu oleh 5 orang teman
(enumerator) yang merupakan mahasiswi Jurusan Gizi Semester V Lubuk
25
Pakam yang telah disamakan pemahanan dengan peneliti. Dengan prosedur
Food Recall 24 jam yaitu :
26
Prosedur pengukuran kadar Hb:
a) Accu-check dinyalakan dengan menekan tombol ON.
b) Ujung jari dibersihkan dengan menggunakan kapas beralkohol.
c) Accu-check dimasukkan ke dalam lanset, kemudian letakkan ujung lancet
pada jari, kemudian tekan tombol pada ujung accu-check sehingga darah
keluar, lalu darah dibersihkan.
d) Stick hemoglobin diambil, tempelkan pada jari yang ditusuk, jari ditekan agar
darah keluar kembali sampai memenuhi daerah lingkaran putih pada stick
hemoglobin.
e) Stick hemoglobin dimasukkan ke accu-check
f) Tunggu 1-2 menit, kemudian lihat hasil pemeriksaan (kadar Hb) pada
monitor.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini mencakup data jumlah siswa yang terdiri dari jenis
kelmain, tempat/tanggal lahir dan gambaran umum dari pihak sekolah
27
Untuk mendeskripsikan setiap variabel (Protein dan Zat besi (Fe) dengan kadar
Hemoglobin) yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi nilai minimum, maksimum,
rata-rata dan Standar deviasi.
b. Analisis Bivariat
Dilakukan untuk melihat keeratan hubungan asupan seng dan kalsium dengan
kadar Hemoglobin. Sebelum dilakukan analisis bivariat, maka masing-masing data
dilakukan uji kenormalan data yaitu dengan uji Kolmogorov-Smirnov, jika ternyata
setelah dilakukan uji kenormalan data, data yang dihasilkan adalah berdistribusi normal
(p>0,05) sehingga dilakukan uji statistik korelasi Pearson dengan tingkat kepercayaan
95%. Dengan mengambil kesimpulan, jika p<0.05 maka Ha diterima. Untuk mengetahui
keeratan hubungan dua variabel disimbolkan dengan r, nilai r berkisar antara -1 s/d 1
dapat dilihat keeratannya yaitu :
r = 0,001–0,25 = tidak ada hubungan atau hubungan lemah
r = 0,26 – 0,50 = hubungan sedang
r = 0,51 – 0,75 = hubungan ketat
r = 0,76 – 1,00 = hubungan sangat kuat/sempurna
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. SD N 105336 Rantau Panjang
SD N 105336 Rantau Panjang terletak di Jalan Rantau Panjang Desa
Kelambir Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara yang memiliki luas tanah 2,973 M2. Data ruang kelas SD N 105336 Rantau
Panjang berjumlah 6 ruang kelas dengan jumlah siswa sebanyak 219 orang dan
rombongan belajar sebanyak 9 rombongan belajar. SD N 105336 Rantau Panjang
memiliki tenaga pendidik sebanyak 17 orang.
2. SD N 104258 Pematang Biara
SD N 104258 Pematang Biara terletak di Jalan besar Pematang Biara
Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara dengan
Nomor Statistik Sekolah 100070116049 yang memiliki luas tanah 2,230 M 2. Data
ruang kelas SD N 104258 Pematang Biara berjumlah 6 ruang kelas dengan jumlah
siswa 438 orang dan rombongan belajar sebanyak 12 rombongan belajar. SD N
104258 Pematang Biara memiliki tenaga pendidik sebanyak 20 orang.
3. SD N 105344 Denai lama
SD N 105344 Denai lama terletak di Desa Denai Lama Kecamatan Pantai
Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara dengan nomor statistik
101070116058. Data ruang kelas SD N 105344 Denai lama berjumlah 8 ruang
kelas dengan jumlah siswa sebanyak 238 orang dan rombongan belajar sebanyak
8 rombongan belajar. SD N 105344 Denai lama memiliki tenaga pendidik tetap 8
orang dan tenaga pendidik tidak tetap 4 orang.
B. Karakteristik Sampel
1. Umur
Umur adalah rentang kehidupan yang dimulai sejak lahir kemudian ditentukan
dengan skala pengukuran memakai tahun. Distribusi sampel menurut umur
dapat disajikan pada Tabel 6.
29
Tabel 6. Distribusi sampel berdasarkan umur
Umur n %
7 tahun 29 59,2
8 tahun 18 36,7
>8 tahun 2 4,1
Jumlah 49 100
Pada tabel 6 menjelaskan bahwa kategori umur pada sampel yang diteliti
lebih banyak yang berusia 7 tahun yaitu sebanyak 29 orang (59,2%), 8 tahun
sebanyak 18 orang (36,7%) dan >8 tahun sebanyak 2 orang (4,1%).
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah atribut-atribut fisiologis dan anatomis yang
membedakan antara laki-laki dan perempuan. Distribusi sampel menurut jenis
kelamin dapat disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 30 61,2
Perempuan 19 38,8
Jumlah 49 100
Pada tabel 7 menjelaskan bahwa kategori jenis kelamin pada sampel yang
diteliti lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 orang (61,2%)
dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang (38,8%).
30
C. Karakteristik Responden
1. Umur
Tabel 8. Distribusi responden berdasarkan umur
Kategori Umur n %
20-29 tahun 15 30,6
30-39 tahun 23 46,9
40-49 tahun 9 18,4
>49 tahun 2 4,1
Jumlah 49 100
Pada tabel 8 menjelaskan bahwa kategori umur pada responden yang paling
banyak adalah umur 30-39 tahun sebanyak 23 orang (46,9%), diikuti yang umur
20-29 tahun sebanyak 15 orang (30,6%), diikuti yang umur 40-49 tahun
sebanyak 9 orang (18,4%) dan diikuti yang umur >49 tahun sebanyak 2 orang
(4,1%).
2. Pendidikan
Tabel 9. Distribusi responden berdasarkan pendidikan
Kategori Pendidikan n %
SD 15 30,6
SMP 13 26,5
SMA 21 42,9
Jumlah 49 100
31
3. Pekerjaan
Tabel 10. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
Kategori Pekerjaan n %
Ibu rumah tangga (IRT) 44 89,8
Petani 2 4,1
Wiraswasta 1 2,0
Pedagang 1 2,0
Guru 1 2,0
Jumlah 49 100
Dari tabel menunujukkan bahwa nilai rata-rata asupan Protein 11.2898 gr dengan
asupan Protein tertinggi 50.80 gr dan asupan protein terendah 20.15 gr . Protein
merupakan zat gizi yang penting bagi tubuh karena selain berfungsi sebagai sumber
32
energi dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur (Almatsier,
2004).
Pada asupan Zat Besi (Fe) nilai rata-rata asupannya sebesar 4.0627 gr dengan
asupan lemak tertinggi 10.50 gr dan asupan lemak terendah 1.75 gr. Besi merupkan
mineal mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia dan hewan, yaitu
sebanyak 3-5 gram didalam tubuh manusia dewasa. (Almatsier, 2004).
E. Kadar Hemoglobin
Hemoglobin adalah suatu pigmen dalam darah berfungsi untuk member warna
merah pada darah dan mempunyai kapasitas untuk membawa oksigen maupun karbon
dioksida (Muchtadi, 2010). Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam
butiran-butiran darah merah. Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar
ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa
(Widyastuti, 2014).
Tabel 12. Distribusi kadar hemoglobin anak kelas 1 sekolah dasar yang
mengalami stunting.
Kategori kadar hemoglobin n %
Normal 22 44,9%
Tidak normal 27 55,1
Jumlah 49 100%
Pada tabel 12 menjelaskan bahwa kategori kadar hemoglobin pada sampel yang
paling banyak adalah kadar hemoglobin tidak normal yaitu sebanyak 27 orang (55,1%)
dan kadar hemoglobin normal sebanyak 22 orang (44,9%).
33
Tabel 13. Rata-rata nilai minimum dan maksimum kadar hemoglobin pada anak
kelas 1 sekolah dasar yang mengalami stunting.
Kadar N Minimum maksimum Rata-rata Standar
hemoglobin deviasi
(gr/dl) 49 6,60 14,90 11,28 1,74
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar hemoglobin 11,28
gr/dl dengan kadar hemoglobin tertinggi 14,90 gr/dl dan kadar hemoglobin terendah
6,60 gr/dl. Rata-rata kadar hemoglobin pada anak kelas 1 sekolah dasar yang
mengalami stunting tersebut berada di bawah batas normal berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan oleh WHO, 2001 yaitu 11,5 gr.
Berdasarkan Tabel.10 diatas setelah dilakukan uji statistik diperoleh nilai p-value
(0,0001< 0,05) dengan keeratan nilai r=0,530 dengan demikian dapat kesimpulan
bahwa ada hubungan Zat besi (Fe) dan hemoglobin anak SD Negeri 1 yang mengalami
stunting dimana hubungan memiliki keeratan hubungan yang kuat.
Hasil yang sama ditemukan pada penelitian Cendani & Murbawani (2011) yang
menyatakan bahwa seluruh responden dalam penelitiannya memiliki asupan zat besi
dalam kategori kurang, namun sebagian besar tidak mengalami anemia dan ada
hubungan antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri.
Penelitian Supardin, et al (2013) menyatakan bahwa jika responden memiliki asupan
zat besi yang kurang, tetapi tidak mengalami anemia berarti responden masih memiliki
cadangan zat besi di dalam tubuhnya.
Penelitian Argana & Kusharisupeni (2004) mengatakan bahwa zat besi di dalam
tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu cadangan dan fungsional. Zat besi yang berbentuk
34
cadangan tidak mempunyai fungsi fisiologi selain sebagai buffer, yaitu menyediakan zat
besi kalau dibutuhkan untuk berperan dalam fungsi fisiologi, sedangkan zat besi yang
bersifat fungsional berbentuk hemoglobin dan sebagian kecil dalam bentuk myoglobin.
Apabila tubuh kekurangan masukan zat besi maka tubuh akan mengaktifkan zat besi
cadangan untuk mencukupi jumlah zat besi fungsional.
Anemia gizi juga dapat timbul karena kekurangan salah satu atau beberapa zat
gizi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin seperti zat besi, asam folat,
vitamin B12, protein dan vitamin C. Penyebab utama anemia gizi besi adalah asupan
zat besi yang tidak cukup dan absorbsi zat besi yang rendah serta pola makan yang
kurang beraneka ragam. Faktor lain penyebab anemia gizi antara lain sosial ekonomi,
pendidikan, status gizi dan pola makan, fasilitas kesehatan, pertumbuhan, daya tahan
tubuh dan infeksi (Wahyuni 2004, dalam wiwik 2010).
Tanda–tanda dari kekurangan zat besi dimulai dengan menipisnya simpanan zat
besi dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya
kapasitas serum untuk mengikat zat besi. Pada tahap kekurangan zat besi selanjutnya
berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya
jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunnya
kadar ferritin serum. Tahap lanjut terjadinya anemia ditandai dengan rendahnya kadar
hemoglobin (Guthrie,2004, dalam Wiwik).
35
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tadete (2013) pada
anak Sekolah Dasar di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kepulauan Kota
Manado dengan taraf signifikansi 0,027 (<0,05).
Hasil penelitian sebelumnya juga didukung oleh Penelitian yang dilakukan oleh
Andarina dan Sumarmi (2006) pada anak balita usia 13-36 bulan di Sidoarjo yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat konsumsi protein
dengan kadar hemoglobin dengan taraf signifikansi 0,000 (<0,05), dimana balita yang
mengkonsumsi protein kurang dari 75% AKG mengalami anemia.
Protein yang cukup dibutuhkan agar sintesis hemoglobin berjalan dengan baik,
karena protein memiliki peran pening dalam absorbsi dan transportasi besi, sehingga
rendahnya asupan protein tidak dapat mendukung proses pembentukkan hemoglobin,
rendahnya kadar hemoglobin dalam darah merupakan indikator terjadinya anemia. (
Roziqo oktokenia ikhfina, 2016 ).
36
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian yang telah dilakukan tentang
hubungan asupan Zat Besi (Fe) dan Protein dengan kadar hemoglobin pada anak
kelas 1 sekolah dasar yang mengalami stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai
Labu Kabupaten Deli Serdang yaitu:
1. Rata-rata asupan Zat Besi (Fe) pada anak kelas 1 sekolah dasar yang
mengalami stunting adalah sebesar 4,06 gr
2. Rata-rata asupan Protein pada anak kelas 1 sekolah dasar yang mengalami
stunting adalah sebesar 3,48 µg
3. Rata-rata kadar hemoglobin pada anak kelas 1 sekolah dasar yang
mengalami stunting adalah sebesar 11,28 gr/dl berada di bawah batas
normal berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh WHO, 2001 yaitu 11,5
gr
4. Ada hubungan antara asupan Zat Besi (Fe) dengan hemoglobin pada anak
kelas 1 sekolah dasar yang mengalami stunting dengan nilai keeratan kuat
(r= 0,530) di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
5. Ada hubungan Protein dengan kadar hemoglobin pada anak kelas 1 sekolah
dasar yang mengalami stunting dengan nilai keeratan sedang (r=0,306) di
Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
B. Saran
1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada responden dan
sample yang diteliti agar lebih memperhatika asupan Zat Besi dan Protein
karena asupan ini juga sangat penting dan dibutuhkan oleh tubuh
2. Puskesmas pantai labu sebaiknya melakukan pemeriksaan kadar emoglobin
agar sampel yang diteliti mengetahuai kadar hemoglobin.
37
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, (2003) Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama..
Nuryanto dkk (2014), Pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan dan sikap
tentang gizi anak Sekolah Dasar, Jurnal Gizi Indonesia, 32-36
Supariasa. 2016. Penilaian Status Gizi., Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta
Rahayu, Atikah dan Laily Khairiyati (2014), Risiko Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian
Stunting Pada Anak 6-23 Bulan, Jurnal Penel Gizi Makan, 37(2): 129-136
Sari, Mega Permata (2015), Pengaruh Pendidikan Gizi Tentang Anemia Dengan Media
Animasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Gizi Remaja Putri Di Smpn 01
Tasikmadu Karanganyar, Program Studi Ilmu Gizi Universitas
Muhammadiyah Surakatra
Zumroh, Nur Ainun, Asih Media Yuniarti dan Budi Prasetyo (2015), Pola Asuh Orang
Tua Dengan Konsep Diri Anak Stunting Di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngerong
Gempol Pasuruan, Medica Majapahit. 42-53.
Pramudyat, Sucipto, Purbowati, Galeh Septiar Pontang (2017), Hubungan Karakteristik
Ibu Dengan Stunting Pada Balita Usia 6-24 Bulan Di Desa Gapura
Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, Program Studi Ilmu Gizi
Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
38
Lampiran 1
N Kegiatan 2017 2018
o. Sep Okt Nov Des Jan Fe Ma Ap M Ju Jul Ag
b r r ei ni i st
1. Penelusuran
Pustaka
2. Penyelesaian
Proposal
3. Seminar
Proposal
4. Perbaikan
Proposal
5. Pengumpulan
Data
6. Penyusunan
Laporan
7. Penulisan
Karya Tulis
Imiah
8. Seminar
Karya Tulis
Ilmiah
9. Perbaikan
Karya Tulis
Ilmiah
39
Lampiran 2.
Perencanaan Anggaran Biaya
1. Biaya print jurnal : Rp.80.000
2. Fotocopy formulir food recall : Rp.45.000
3. Print proposal : Rp.250.000
4. Fotocopy proposal : Rp.150.000
5. Snack : Rp.300.000
6. Biaya tak terduga : Rp.400.000
7. Biaya Penelitian
- Transportasi 4 orang mahasiswa : Rp.150.000
- cek kadar hemoglobin : Rp.800.000 +
Total Rp.2.175.000
40
Lampiran 3.
(INFORMED CONSENT)
B. Identitas responden
1. Nama Responden :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan :
6. Telp/HP :
Lampiran 5.
42
Nama Anak : Umur :
Selingan
Makan
siang
Selingan
Makan
malam
Selingan
43
Lampiran 6.
Nama :
Hari ke:
Tanggal :
44
Lampiran 7.
protein besi hb
N 49 49 49
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 49
45
Correlations
protein besi hb
N 49 49 49
N 49 49 49
N 49 49 49
46