PENDAHULUAN
Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan baik dalam
Republik Indonesia. Oleh karena itu kemajuan suatu bangsa dan negara dapat
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan budi
pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
rangka mencari kurikulum, sistem pendidikan, Dan metode pengajaran yang efektif
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara yang
1945. Untuk mencapai tujuan tersebut maka guru memiliki tanggung jawab untuk
menanamkan kesadaran kepada siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
dan tehnologi yang berkembang dalam masyarakat. Guru atau tenaga pendidik harus
kreatif pada seluruh aspek yang akan dikembangkan pada diri anak didiknya, antara
lain aspek aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa yang sesuai dengan potensi
termotivasi dalam mengikuti pelajaran maka Siswa tersebut akan sulit menerima
Berdasarkan sumber yang diambil dari guru pengajar PPKn jika dilihat dari
daftar nilai kelas VIII7 yakni dari 30 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15
siswa perempuan terdapat 3 siswa atau 10 % dalam kategori Sangat Baik (SB) , 3
siswa atau 10 % dalam kategoori Baik (B), 15 siswa atau 50 % dalam kategori Cukup
(C), dan 9 siswa atau 30 % dalam kategori Kurang (K). Hal ini terlihat bahwa masih
banyak siswa yang masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang
ditentukan 75.
Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan baik dalam
Republik Indonesia. Oleh karena itu kemajuan suatu bangsa dan negara dapat
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan budi
pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
rangka mencari kurikulum, sistem pendidikan, Dan metode pengajaran yang efektif
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara yang
1945. Untuk mencapai tujuan tersebut maka guru memiliki tanggung jawab untuk
menanamkan kesadaran kepada siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
dan tehnologi yang berkembang dalam masyarakat. Guru atau tenaga pendidik harus
kreatif pada seluruh aspek yang akan dikembangkan pada diri anak didiknya, antara
lain aspek aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa yang sesuai dengan potensi
termotivasi dalam mengikuti pelajaran maka Siswa tersebut akan sulit menerima
Berdasarkan sumber yang diambil dari guru pengajar PPKn jika dilihat dari
daftar nilai kelas VIII7 yakni dari 30 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15
siswa perempuan terdapat 3 siswa atau 10 % dalam kategori Sangat Baik (SB) , 3
siswa atau 10 % dalam kategoori Baik (B), 15 siswa atau 50 % dalam kategori Cukup
(C), dan 9 siswa atau 30 % dalam kategori Kurang (K). Hal ini terlihat bahwa masih
banyak siswa yang masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang
ditentukan 75.
Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan baik dalam
Republik Indonesia. Oleh karena itu kemajuan suatu bangsa dan negara dapat
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan budi
pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
rangka mencari kurikulum, sistem pendidikan, Dan metode pengajaran yang efektif
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara yang
1945. Untuk mencapai tujuan tersebut maka guru memiliki tanggung jawab untuk
menanamkan kesadaran kepada siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
dan tehnologi yang berkembang dalam masyarakat. Guru atau tenaga pendidik harus
kreatif pada seluruh aspek yang akan dikembangkan pada diri anak didiknya, antara
lain aspek aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa yang sesuai dengan potensi
termotivasi dalam mengikuti pelajaran maka Siswa tersebut akan sulit menerima
Berdasarkan sumber yang diambil dari guru pengajar PPKn jika dilihat dari
daftar nilai kelas VIII7 yakni dari 30 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15
siswa perempuan terdapat 3 siswa atau 10 % dalam kategori Sangat Baik (SB) , 3
siswa atau 10 % dalam kategoori Baik (B), 15 siswa atau 50 % dalam kategori Cukup
(C), dan 9 siswa atau 30 % dalam kategori Kurang (K). Hal ini terlihat bahwa masih
banyak siswa yang masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang
ditentukan 75.
1. Pengertian Belajar
Menurut Makmun (dalam Abdul Rahmat 2015:2) Belajar ialah” suatu proses
bahwa belajar adalah “ proses yang tandai dengan adanya perubahan pada diri
individu”. Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada siri individu
ilmu politik sebagai kerangka kerja keilmuan pokok serta disiplin ilmu lain yang
kewarganegaraan.
3. Hasil Belajar Siswa
ukuran dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda. Ia juga
mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah suatu kinerja (performance)
4. Model Pembelajaran
mencapai belajar peserta didik untuk memcapai tujuan belajar tertentu, dan fungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merncanakan dan
1. Model Pakem
efektif.
1. Setting Penelitian
sehari-hari peneliti menemukan suatu kejanggalan dalam hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PPKn.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII7 SMP Negeri 8 Gorontalo,
dengan jumlah keseluruhan 30 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan.
3. Variabel Penelitian
c. Variable output merupakan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn
4. Prosedur Penelitian
tahap refleksi.
(Dalam Suandi:2015:21)
bersumber dari:
1) Observasi
Tekhnik ini adalah suatu cara pengumpulan data melalui arsip-arsip dan lain-
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu
penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan nyata
didalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi
Penelitian ini dialakukan sebanyak dua kali pertemuan dalam satu siklus.
Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Yang dalam hal ini
ketuntasaan minimal ditentukan adalah 75. Yang artinya bahwa hasil belajar
dikatakan tuntas apabila bisa mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditentukan.
Tabel 2
Aspek Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I pertemuan I
Siklus I Pertemuan
Tahap Kategori
SB B C K
Siklus I Pertemuan II
Presentase ( % ) 38 % 54% 8%
aspek yang diamati yaitu 5 atau 19% aspek criteria sangat baik (SB), 8 atau
31% aspek criteria Baik (B), 10 atau 38% kriteria Cukup (C),3 atau 12% kriteria
Kurang (K).
75%. Inilah yang menjadi acuan bagi peneliti untuk bisa melakukan peningkatan
tanggung jawab, sopan santun dalam berbicara, dan menghargai pendapat orang lain
diberikan dalam kelompok belum dikerjakan semaksimal mungkin karna masih ada
siswa yang hanya bermain dan saat pemaparan materi kepada kelompok lain atau
kepada siswa lain masih terjadi keributan dikarenakan masih ada siswa yang tidak
setuju dengan pendapat orang lain,takut atau masih kurang percaya diri terhadap
kemampuannya karana takut salah, dan ada siswa pada saat kelompok lain presentasi
atau melemparkan pertanyaan siswa tersebut tidak mengehargai. maka sopan santun
Dilihat dari tabel diatas menunjukan bahwa pada aspek kerja sama terdapat 28
siswa, aspek Tanggung Jawab 20 siswa, aspek sopan santun 23 siswa, menghargai
pendapat orang lain 17 siswa . Dan dari 30 siswa 4 orang atau 13% yang mendapat
kriteria sangat baik (SB), 20 orang atau 67% yang mendapat kriteria Baik (B) , 4
orang atau 13% yang mendapat kriteria Cukup (C), sedangkan 2 orang atau 7% yang
Dari hasil pengamatan yang telah diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut:
Menyenangkan yaitu:
1). Guru harus selalu mengawasi siswanya dengan cara berjalan mendekati
masing
2). Guru harus lebih menanamkan sikap yang baik dalam kelas seperti
Pada pelaksanaan siklus I pertemuan I dapat dilihat pada tabel diatas bahwa
peningkatan hasil belajar siswa walaupun belum mencapai target, pada siklus I
pertemuan I sudah mencapai 53% yakni 5 orang atau 16% dari 30 orang siswa yang
mendapat nilai SB,11 orang atau 37% dari 30 orang siswa yang mendapatkan nilai
B,12 orang atau 40% dari 30 orang siswa yang mendapat nilai C,2 orang atau 7%
Dengan melihat hasil dari siklus I Pertemuan I yang belum mencapai target
75% artinya masih diperlukan 22% sekitar 7 orang siswa yang nilainya harus
masing-masing
b. Guru harus lebih menanamkan sikap yang baik dalam kelas seperti
pembelajaran
hasil belajar.
berikut sebagai upaya perbaikan. Dengan melihat ketuntasan hasil belajar siswa
masih dibawah standar Kriteria ketuntasan minimal, dan model Pembelajaran Aktif
Kreatif Efektif dan Menyenangkan dianggap guru mitra sebagai model pembelajaran
yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru menyarankan kepada peneliti
Peneliti melaksanakan penelitian siklus I Pertemuan II ini pada hari senin, tanggal 30
april 2018. Magsud dari tindakan dari siklus I Pertemuan II ini adalah sebagai
lebih memotivasi siswa supaya aktif didalam pembelajaran. Pada pertemuan I, siswa
yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 16 orang Atau 53% dan yang belum
tuntas dalam belajar yaitu 14 orang atau 47% . jika dilihat dari hasil presentasi
tersebut, ketuntasan belajar siswa belum mencapai kriteria, ketuntasan minimal yang
bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi pengingatan
informasi yang keudian di simpan dalam memori dan organisasi kognitif, selanjutnya,
merespons dan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri siswa
ataupun lingkungannya.
ini. Belajar adalah merupakan aktivitas manusia yang sangat vital secara terus
menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup karna belajar adalah
perubahan yang relative permanen dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau
latihan yang diperkuat. Dalam hal ini adapun teori menurut Sudjana (dalam Abdul
Rahmat 15:2) mengemukakan bahwa belajar adalah “ proses yang tandai dengan
adanya perubahan pada diri individu”. Belajar diartikan sebagai proses perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu
dengan lingkungannya”.
Pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilakukan adalah sebagai suatu
kemampuan secara individu. Dalam hal ini adapun teori Menurut B. Uno (dalam
Subur 2015:1) Belajar adalah aktivitas seseorang dalam rangka memiliki kompotensi
sebagai proses elaborasi dalam upaya pencarian magna yang dilakukan untuk
merubah individu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sama halnya yang dilakukan
peneliti dalam penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 8 Gorontalo kelas VIII7
Dalam proses belajar akan menyebabkan hasil belajar pada individu yang
belajar, tidak pada orang lain dan setiap individu melakukan perilaku belajar yang
berbeda-beda. Hasil belajar menjadi suatu yang dijadikan untuk mengetahui seberapa
jauh seseorang menguasai bahan yang di ajarkan. Dengan mengetahui hasil belajar,
maka itu dapat menjadi motivasi bagi siswa agar menjadi lebih baik lagi dan
yang menentukan kemampuan yang telah dicapai oleh setiap individu, dalam proses
belajar, baik dari aspek kognitif,afektif dan psikomotorik. Adapun teori yang yang
berhubungan dengan hasil belajar yaitu menurut Bloom (dalam Thobroni 2015:21)
a. Knowledge (pengetahuan,ingatan);
c. Application (menerapkan)
f. Evaluating (menilai)
c. Valuing (nilai)
d. Organization (orgaisasi);
e. Chracteriztion (karakterisasi)
3. Domain Psikomotor mencangkup:
a. Initiatory;
b. Pre-routine;
c. Routinized
d. Keterampilan Produktif,tehnik,fifik,sosial,manajerial,dan
Intelektual
Hasil belajar yaitu yang menjadi ukuran oleh guru kepada siswa , dari hasil
belajar guru dapat melihat dan mengukur kemampuan yang dimiliki siswa setelah
suatu ukuran dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda. Ia juga
mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah suatu kinerja (performance)
Berdasarkan hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar suatu
ukuran dari proses belajar yang dilakukan oleh individu untuk mengetahui sampai
dimana kemampuan yang telah dicapai oleh individu dengan kondisi yang berbeda-
beda , seperti yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian di SMP Negeri 8
Gorontalo kelas VIII7 yakni mengukur hasil belajar siswa dengan mencakup 3 aspek
membagikan LKS kepada siswa dimana cara ini dapat mengukur pengetahun siswa,
dan sikap yaitu guru mengajak Siswa bermain dengan tujuan untuk memperdalam
materi ( guru meminta setiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengocok
dadu sebanyak 2 kali, dan mencabut kartu yang berisi pertanya, sesuai dengan angka
dadu yang telah dikocok. Kemudian pertanyaan dilempar kepada kelompok lain,
disisni guru dapat mengukur siswa dalam sikap yaitu, tanggung jawab, sopan santun
dalam berbicara dan menghargai pendapat orang lain, dan meningkatkan ketrampilan
yaitu guru membagikan kertas berwarna yang berisi pertanyaan kepada masing-
materi yang diajarkan dalam kehidupan nyata dan ketepatan mengerjakan tugas.
Memang pada dasarnya banyak hal-hal dan factor-faktor yang perlu dilewati
oleh guru dalam mencapai keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Tetapi dalam
proses pembelajaran banyak hal dan tehnik pula yang bisa dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu tehnik yang perlu diterapkan dan masih
sangat penting dikembangkan oleh seoorang guru yaitu menerapkan model atau
starategi pembelajaran yang dimana model atau strategi pembelajarn bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan yang lain dari model atau strategi yaitu
Dalam suatu proses belajar mengajar guru harusnya menggunakan suatu model
agar proses pembelajaran dapat terarah karna model pembelajaran yaitu seluruh
rangkaian penyajian materi ajar yang mencakup semua aspek sebelum dan sesudah
pembelajaran. Dalam hal ini adapun teori pandangan Sagala (2009:148), (dalam
peserta didik untuk mencapai belajar peserta didik untuk memcapai tujuan belajar
tertentu, dan fungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, karna guru harus membawa siswa
kedalam situasi yang nyaman tampa ada unsur keterpaksaan. Sama halnya dengan
teori yang dikemukakan oleh Samani (2000: 23) (dalam Subur 2015:26), suatu model
pembelajaran dapat dikatakan baik jika berhasil dalam 2 hal; proses dan produk. Jika
Lear and fun) dan mendorong siswa untuk aktif belajar dan berfikir kreatif, maka
model itu dikatakan baik. Demikian juga apabila juga model pembelajaran dapat
mencapai tujuan secara lebih efektif dan prokdutif maka model itu juga dikatakan
yaitu sesuatu yang akan membawa siswa pada keadaan yang menyenangkan dan
siswa akan paham terhadap penyampaian materi serta guru mampu mengorganisir
pembelajaran. seperti yang dilakukan guru selama proses Dalam penelitian selama
yang dilakukan guru mendorong siswa untuk aktif dengan Guru senantiasa
menyajikan ide baru dan perluasan konsep dengan Membagi siswa menjadi 4
kelompok, disini guru dapat mendorong siswa lebih aktif dan berfikir kreatif .
pembelajaran tidak mudah, karena memiliki banyak hambatan. Oleh karena itu yang
bisa dilakukan dalam meningkatkan keberhasilan siswa guru harus bisa mengatasi
hambatan tersebut. Sebab peran guru sebagai pembimbing dan dan fasilitator bagi
siswa dalam proses rekontruksi ide dan konsep PPKn sehingga siswa lebih banyak
Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan yang bekerja secara kelompok
dan saling tukar pendapat terhadap materi yang diberikan guru sehingga siswa lebih
Pada siklus I pertemuan I dan siklus I pertemuan II, masalah-masalah yang terjadi
yaitu: dimulai guru menyampaikan kompotensi yang ingin dicapai, guru menyajikan
materi sebagaimana biasa, untuk mengetahui daya serap siswa dengan membagi 4
kelompok, guru membagi wacana/materi dan kertas berwana yang berisi pertanyaan
untuk dibaca dan pertanyaan di jawab, kemudian guru dan siswa menetapkan yang
pertama berperan dan siapa yang menjadi pendengar begitu juga kelompok lainnya
hasil diskusi tersebut sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil diskusi
mereka, dan siswa di ajak bermain deng menentukan siapa yang mewakili setiap
kelompok mengocok dadu sebanyak dua kali.angka yang ada di dadu adalah angka
yang sesuai kartu yang berisi pertanyaan kemudian Kemudian pertanyaan dilempar
kepada kelompok lain. Kemudian guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari,
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan diatas baik dari
perubahan yang lebih baik dari hasil belajar sswa dan cara belajar siswa dengan
Pada evaluasi awal, siswa yang mencapai ketuntasan dalam belajar hanya 6
orang dengan presentasi 20% sementara target yang ditentukan yaitu 75%. Hal
demikian berarti belum mencapai target yang di tentukan. Sehingga perlu ada
kognitif dimana dilakukan tes tertulis yang diberikan guru kepada siswa guru
terdapat siswa yang belum menjawab pertanyaan dengan tetap. disini terlihat bahwa
dari 30 siswa yang mampu menjawab pertanyaan hanya sekitar 17 orang atau 57%
dan sisanya adalah 13 orang atau 43% yang masih belum tepat menjawab soal
kemudian pada aspek kognitif seperti bekerja sama dalam kelompok tanggung jawab,
sopan santun dalam berbicara, dan menghargai pendapat orang lain masih terlihat
ketepatan dalam mengerjakan tugas masih kurang dikarenakan masih banyak siswa
menjadi 16 orang dengan presentasi 53% yang menunujukan kategori sangat baik
(SB) hanya 16%,Baik (B) 37%, Cukup (C) 40%, dan Kurang (K) 2% .Hal ini berarti
menghampiri target yang diharapkan. Karena model pembeajara ini dianggap dapat
tindakan dari pada siklus I pertemuan I. Pada pertemuan ini dikaji apa saja yang perlu
diperbaiki. Setelah dilakukan perbaikan pada pertemuan ini pada aspek kognitif,
afektif dan psikomotor, ketuntasan siswa lebih meningkat lagi menjadi 9 orang
dengan presentasi 83% yang menunujukan kategori (SB) 23%, Baik (B) 60%, Cukup
(C) 17% dengan demikian hampir seluruh siswa mengalami ketuntasan dalam belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar terjadi peningkatan kegiatan guru, hal ini
menunjukan kategori sangat baik (SB) hanya 16%, Baik (B) 37%,Cukup (C)
40%.Kurang (K). Kemudian pada pertemuan II dapat dilihat dari hasil pengamatan
guru menunjukan pada kategori Sangat Baik (SB) 23%,Baik (B) 60%,Cukup (C)
17,Kurang (K) 0%. Dari hasil pengamatan KBM tersebut sudah terlihat ada
dan Menyenangkan yang dimagsudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah
mengalami tindakan atau bisa dikatakan telah memenuhi Kriteria ketuntasan minimal
1. KESIMPULAN
Dari hasil kegiartan pembelajaran yang telah dilakukan selama dilakukan selama dua
kali pertemuan, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
sistem parlementer kelas VIII7 SMP Negeri 8 Gorontalo, yang dilakukan berdasarkan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila
Dan Kewarganegaran di kelas VIII7 SMP Negeri 8 Gorontalo sebagaimana yang telah
Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn dengan melalui
model Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan di kelas VIII7 SMP
dengan kategori sangat baik (SB) dan Baik (B) dan pertemuan II sekitar 83% dengan
2. Saran
1) Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan model Aktif Kreatif Efektif dan
seorang guru.
didalam proses belajar mengajar, agar supaya siswa tidak bosan dan metode
DAFTAR PUSTAKA