Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN

PENYULUHAN PADA PASIEN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PAKISAJI
Jl. Raya Pakisaji No. 19 Telp. 0341-802932
E-mail. pkm.pakisaji@yahoo.com
MALANG-65162
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahNya karunia
yang di berikan, sehingga kami dapat menyelesaikan buku pedoman penyuluhan pasien UPT
Puskesmas Pakisaji dengan tepat waktu. Penyusunan buku pedoman ini sebagai gambaran
dan acuan penyuluhan pada pasien yang dilakukan di dalam gedung UPT Puskesmas Pakisaji.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan buku pedoman penyuluhan pada pasien di UPT Puskesmas Pakisaji. Semoga
buku pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Kami menyadari dalam penyusunan pedoman penyuluhan pasien ini masih ada
kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan guna perbaikan di masa
mendatang agar menjadi lebih baik.

Malang, Januari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
1.1. Pendahuluan
1.2. Latar Belakang
1.3. Tujuan
1.4. Sasaran
1.5. Ruang Lingkup Pedoman
1.6. Batasan Operasional
BAB II
2.1. Tata Laksana
2.2. Jenis Informasi yang disampaikan
BAB III
3.1. Metode Penyuluhan pada pasien
3.2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan
3.3 Alat bantu penyuluhan
BAB IV PENUTUP
BAB I

1.1Pendahuluan
Pendidikan pasien dan keluarga di puskesmas khususnya untuk individu-individu
yang sedang memerlukan pengobatan dan atau perawatan sangat dibutuhkan. Selain itu
promosi kesehatan ditujukan kepada pengunjung puskesmas, baik pasien rawat jalan
maupun keluarga pasien yang mengantar atau menemani pasien di puskesmas karena
keluarga pasien diharapkan dapat membantu menunjang proses penyembuhan dan
pemulihan pasien.

Pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan dimaksudkan apabila


pasien sudah sembuh dan kembali ke rumahnya, mereka mampu melakukan upaya-upaya
preventif dan promotif kesehatannya, terutama terkait dengan penyakit yang telah
dialaminya. Penerapan proses belajar kesehatan di puskesmas berarti semua pengunjung
puskesmas, baik pasien melalui informasi dari para petugas puskesmas, tetapi dari apa
yang dialami, di dengar dan dilihat di puskesmas. Sehingga, pendidikan mencakup
informasi sumber-sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan tindak lanjur
pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila
diperlukan. Pendidikan yang efektif dalam satu puskesmas hendaknya disediakan format
visual dan elektronik, serta berbagai pembelajaran jarak jauh dan teknik lainnya.

1.2Latar Belakang

Pendidikan kepada pasien/keluarga pasien merupakan salah satu cara untuk


meningkatkan outcome klinis yang optimal, namum perlu ada kerjasama antara petugas
kesehatan dan pasien/keluarga. Pendidikan yang efektif diawali dengan asesmen
kebutuhan pembelajaran pasien dan keluarganya. Asesmen ini menjelaskan bukan hanya
kebutuhan akan pembelajaran, tetapi juga bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan baik. Pembelajaran akan lebih efektif ketika disesuaikan dengan keyakinan,
pilihan pembelajaran yang tepat, agama, nilai budaya, dan kemampuan membaca, serta
bahasa. Demikian juga ketika ditemukan hal yang dibutuhkan dalam proses pelayanan
pasien. Pendidikan
termasuk baik kebutuhan pengetahuan pasien selama proses pemberian pelayanan
maupun kebutuhan pasien setelah pulang untuk dirujuk ke pelayanan kesehatan lain atau
pulang ke rumah.
Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit
yang dideritanya seperti: penyebab penyakit, cara penularannya (bila penyakit menular),
cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila pasien dan
keluarganya memahami penyakit yang dideritanya diharapkan akan membatu
mempercepat proses penyembuhan dan tidak akan terserang oleh penyakit yang sama.

1.3 Tujuan
Bagi Pasien
Mengembangkan perilaku kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan masalah atau
penyakit yang diderita oleh pasien yang bersangkutan
Bagi Keluarga
1. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien. Dalam proses penyembuhan
penyakit, bukan hanya faktor obat saja, tetapi faktor psikologis dari pasien, terutama
penyakit tidak menular seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit
jiwa dan sebagainya, faktor psikologis sangat berperan. Dalam mewujudkan
lingkungan psikososial ini maka peran keluarga sangat penting. Oleh karena itu
promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagi keluarga pasien.
2. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit. Dengan melakukan pendidikan
kesehatan kepada keluarga pasien mereka akan mengerahui dan mengenal penyakit
yang diderita oleh pasien (anggota keluarganya), cara penularannya, dan cara
pencegahannya. Keluarga pasien tentu akan berusaha utnuk menghindari agar tidak
terkena atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota keluarga yang sakit
tersebut,
3. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain Keluarga pasien
yang telah memperoleh pengetahuan dan cara-cara penularannya, maka keluarga
tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau keluarganya yang sakit untuk tidak
menularkan penyakitnya kepada orang lain, terutama kepada orang lain, terutama
kepada tetangga atau teman dekatnya.
1.4 Sasaran
Pendidikan di Puskesmas pada intinya tidak terlepas dari pasien, keluarga pasien dan
petugas kesehatan yang memberikan pelayanan. Sasaran yang termasuk dalam ruang
lingkup pendidikan ini adalah :
1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkat penyakit.
2. Kelompok atau individu yang sehat seperti keluarga pasien yang mengantarkan
atau yang menemani pasien.
3. Petugas puskesmas, yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi petugas
medis,paramedis, dan non medis, sedangkan secara struktural dapat dibedakan
menjadi pimpinan, tenaga administrasi dan tenaga teknis. Apapun fungsinya dan
strukturnya semua petugas mempunyai kewajiban untuk melakukan promosi
kesehatan untuk pengunjung puskesmas baik pasien maupun keluarga, disamping
tugas pokok mereka. Oleh sebab itu sebelum mereka melakukan promosi kepada
pasien dan keluarga mereka harus dibekali kemampuan promosi kesehatan

1.5 Ruang Lingkup Pedoman


Pelayanan KIE meliputi pelayanan kesehatan primer yang diberikan pada pasien dan
masyarakat yang meliputi :
1. Ruang Pemeriksaan Umum
2. Ruang KIA-KB
3. Ruang Promkes
4. Ruang Pemeriksaan Gigi
5. Ruang HIV/IMS
6. Ruang TB
7. Ruang Rawat Inap
8. UGD
9. Kaber dan Nifas
10. Farmasi

1.6 Batasan Operasional


Batasan operasional diperuntukkan untuk pasien yang berkunjung ke Puskesmas Pakisaji
Kabupaten Malang
BAB II

2.1 Tata Laksana


Informasi yang disampaikan mencakup penyakit, penggunaan obat, peralatan
medik, aspek etika di puskesmas dan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Berdasarkan sasaran
promosi kesehatan, jenis kegiatan pendidikan pasien dan keluarga dapat dilakukan
dengan cara:
1. Individual (Bedside conseling )
Promosi kesehatan secara individu dilakukan dalam bentuk konseling. Konseling
dilakukan oleh dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, ahli gizi, sanitarian
terhadap pasien atau keluarga pasien yang mempunyai masalah kesehatan khusus,
atau penyakit yang dideritanya.
2. Kelompok
Metode penyuluhan kelompok seperti ceramah dan diskusi kelompok terutama
ditujukan kepada individu sehat dan dilakukan di luar gedung pada saat petugas
lapangan turun melakukan posyandu, posyandu usila, survey/skrining penyakit, dan
lain-lain.
3. Massa
Bagi seluruh pengunjung puskesmas, baik pasien maupun keluarga pasien dan tamu
puskesmas, maka pendidikan kesehatannya adalah dengan menggunakan metode
penyuluhan massa seperti poster atau spanduk yang dipajang baik di dalam maupun
di luar gedung puskesmas

2.2 Jenis informasi yang disampaikan :


1.
2. Penggunaan obat
3. Peralatan medic
4. Aspek etika di puskesmas
5. PHBS
BAB III

3.1 Metode penyuluhan pada pasien

Metode penyuluhan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


tercapainya suatu hasil penyuluhan kesehatan secara optimal. Metode penyuluhan
kesehatan menurut Notoadmojo (2007) yang dikemukakan antara lain :
Metode Penyuluhan Kesehatan Untuk Perorangan (Individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru
atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau
alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
1. Bimbingan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya
klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan
menerima perilaku tersebut.

2. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum
maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

3.2 Faktor Yang Mepengaruhi Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan


Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh, sasaran
dan proses penyuluhan.

1. Faktor penyuluh
Misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan,
penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat
dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta
penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan.

2. Faktor sasaran
Misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesayang
disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu
memp pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan
kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam
sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak
mungkin terjadi perubahan perilaku.
3. Faktor proses dalam penyuluhan Misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu
yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga
menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu
banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga
membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran

3.3 Alat Bantu Yang Menetukan Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan:


1. Leafleat
2. Peraga
3. Gambar
BAB IV

PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari Puskesmas
yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan target finansial saja, tetapi
sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan mengutamakan keselamatan pasien
dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan–
pelatihan.

Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini pelayanan di Instalasi Rawat Jalan
Puskesmas dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai