Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH AKTIVITAS SCAFFOLDING DALAM KONTEKS

SCIENTIFIC APPROACH TERHADAPHASIL BELAJAR KONSEP


KALOR

Nur Aini1, Abdurrahman2, Nengah Maharta2


1
Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila knulaini@gmail.com
2
Dosen Pendidikan Fisika Fkip Unila

Abstract:theinfulence scaffolding activity based on scientific approach to result heat concept.


The research aimed to knowthe infulence of scaffolding activity based on scientific approach to the
result on heat concept of junior high school. Scaffolding strategy was a helped strategy by teacher
to student in the learning process until student can be interacted with each other and can be
motivated the higher scaffolding activity. This research used one-shot case study design. The
result of research showed that there was an infulence of scaffolding activity based on scientific
approach to learning result on heat concept of junior high school with score 47% with average
percent score 69.95% high category, while result study average student with score 73.68 as high
category.

Abstrak: pengaruh aktivitasscaffoldingdalam konteks scientific approach terhadap hasil


belajar konsep kalor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas scaffolding
dalam konteks scientific approach terhadap hasil belajar konsep kalor SMP. Strategi scaffolding
merupakan strategi berbantuan oleh guru kepada siswa dalam proses pembelajaran di kelas
sehingga siswa dapat saling berinteraksi satu sama lain dan dapat mendorong aktivitas scaffolding
lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan desain one-shot case study. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh aktivitas scaffolding dalam konteks scientific approach terhadap hasil
belajar konsep fisika SMP sebesar 47% dengan persentase rata-rata aktivitas scaffolding adalah
sebesar 69,95% dengan kategori tinggi, sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah sebesar
73,68 dengan kategori tinggi.

Kata kunci: hasil belajar,scaffolding, scientific approach

51
PENDAHULUAN scaffolding adalah istilah yang diambil
Kebanyakan siswa menganggap untuk menggambarkan bantuan se-
fisika merupakan pelajaran yang sulit mentara yang menyediakan guru bagi
dan rumit karena terlalu banyak meng- siswa untuk membantu menyelesaikan
gunakan rumus-rumus dan pengem- tugas atau mengembangkan pemaham-
bangan konsep. Rendahnya kemampu- an baru, sehingga mereka nantinya
an siswa dalam memahami suatu akan dapat menyelesaikan tugas-tugas-
konsep yang diajarkan menyebabkan nya dengan baik.
siswa enggan untuk bertanya atau Scaffolding dan bantuan adalah
bahkan siswa tidak tahu harus bertanya hal yang berbeda. Hammond (2001:
apa.Strategi pembelajaran yang di- 20) menyatakan bahwa perbedaan
gunakan untuk membimbing siswa agar antara scaffolding dan bantuan kita
siswa lebih aktif dalam bertanya adalah misalkan dalam contoh keadaan misal-
scaffolding.Ringkasnya, siswa perlu nya pada kegiatan belajar mengeja,
belajar dan bekerja secara berkelompok dalam situasi ini, guru bisa membantu
sehingga siswa dapat saling berinterak- dengan memberikan ejaan yang benar.
si dan diperlukan bantuan guru ter- Pada situasi lain guru menycaffold
hadap siswa dalam kegiatan pem- bagaimana berpikir tentang ejaan,
belajaran.Berdasarkan uraian yang misalnya, mendorong peserta didik
telah dijelaskan, maka telah dilakukan untuk berpikir tentang suara dari kata
penelitian yang berjudul “Pengaruh itu, dan bagaimana mereka dapat
AktivitaspadaScaffolding dalam dibaca. Dalam definisi kami, secara
Konteks Scientific Approach terhadap kualitatif scaffolding berbeda dari ban-
Hasil Belajar Siswa pada Konsep tuan untuk mendukung siswa meny-
Kalor” elesaikan tugas dalam konteks baru
Istilah scaffolding memang tidak yaitu untuk mengetahui bagaimana
terlalu asing akhir-akhir ini. Hammond berpikir, tidak hanya apa yang harus
(2001: 20) menyatakan bahwabagian dipikirkan.
penting dalam setiap pembahasan teori Scaffolding memiliki langkah-
dasar scaffolding berhubungan dengan langkah utama dalam
teori pembelajaran Vygotsky. Meski- pembelajaran.Lange (2002:2866)
pun Vygotsky tidak pernah meng- menyatakan bahwa ada dua langkah
gunakan istilah scaffolding, landasan utama yang terlibat dalam scaffolding
teori yang terletak dalam kerangka pembelajaran:
Vygotsky, dan karyanya sering dikutip a) Pengembangan rencana pem-
oleh mereka yang telah mengambil belajaran untuk membimbing
gagasan scaffolding dalam konteks peserta didik dalam memahami
penelitian pendidikan. materi baru, dan
Kebanyakan orang mengenal b) Pelaksanaan rencana, pembelajar
scaffolding pada gedung yang baru memberikan bantuan kepada
dibangun. Pada bangunan scaffolding peserta didik pada setiap langkah
berguna untuk mengokohkan bangunan dari proses pembelajaran.
pada awal pembangunan. Burns & Scaffolding terdiri dari beberapa aspek
Joyce (2005: 9) menyatakan bahwa khusus yang dapat membantu peserta
pada ranah pendidikan, scaffolding didik dalam internalisasi penguasaan
juga seperti pada gedung yang baru di- pengetahuan. berikut aspek-aspek sca-
bangun.Dalam konteks interaksi kelas, ffolding:

3
a) Intensionalitas: kegiatan ini mem- sendiri untuk hal-hal yang mem-
punyai tujuan yang jelas terhadap bingungkan mereka, sementara pe-
aktivitas pembelajaran berupa rencanaan atau strategi pertanyaan
bantuan yang selalu didiberikan dapat merangsang siswa untuk mencari
kepada setiap peserta didik yang tahu bagaimana untuk memecahkan
membutuhkan. masalah.
b) Kesesuaian: peserta didik yang ti- Chin (2002: 65) menyatakan
dak bisa menyelesaikan sendiri bahwa sebagai pendidik, memiliki
permasalahan yang dihadapinya, keterampilan bertanya sangat penting
maka pembelajar memberikan ban- untuk mengajar dengan baik. Namun,
tuan penyelesaiannya. dengan penekanan pada pembelajaran
c) Struktur: modeling dan mem- aktif, berpikir kritis dan kreatif, ke-
pertanyakan kegiatan terstruktur di terampilan bertanya juga penting untuk
sekitar sebuah model pendekatan belajar dengan baik.
yang sesuai dengan tugas dan Kemampuan bertanya dan mem-
mengarah pada urutan alam pe- buat pertanyaan dengan baik dibutuh-
mikiran dan bahasa. kan oleh peserta didik agar mereka
d) Kolaborasi: guru mencipta-kan mampu meningkatkan pemahaman
kerjasama dengan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah.
dan menghargai karya yang telah Sebagai guru sebaiknya mampu
dicapai oleh peserta didik. Peran melatih siswa untuk bertanya walaupun
pembelajar adalah kola-borator pada tingkat dasar. Karena dengan
bukan sebagai evaluator. peserta didik mengajukan pertayaan,
e) Internalisasi: eksternal scaffolding sebagai pengajar kita dapat mengetahui
untuk kegiatan ini secara bertahap sejauh mana tingkat pemahaman siswa
ditarik sebagai pola yang di- dalam kegiatan pembelajaran. Chin
internalisasi oleh peserta didik. (2001: 93) menyatakan bahwa
Kemampuan bertanya dan mem- pertanyaan-pertanyaan bisa membantu
buat pertanyaan dengan baik dibutuh- penyelidikan lebih lanjut dan memicu
kan oleh peserta didik agar mereka pemikiran yang lebih dalam pada
mampu meningkatkan pemahaman peserta didik karena mereka
untuk memecahkan suatu masalah. Kita mendiskusikan ide-ide mereka dan
sebagai guru sebaiknya mampu melatih menindaklanjuti pertanyaan mereka.
siswa untuk bertanya walaupun pada Sebuah pertanyaan pemahaman dapat
tingkat dasar. Karena dengan peserta merangsang siswa untuk menghasilkan
didik mengajukan pertanyaan, sebagai penjelasan mereka sendiri untuk hal-hal
pengajar kita dapat mengetahui sejauh yang membingungkan mereka,
mana tingkat pemahaman siswa dalam sementara perencanaan atau strategi
kegiatan pembelajaran. Chin (2001: 93) pertanyaan dapat merangsang siswa
menyatakan bahwapertanyaan- untuk mencari tahu bagaimana untuk
pertanyaan bisa membantu penyelidi- memecahkan masalah.
kan lebih lanjut dan memicu pemikiran Pertama dan terpenting, pertanyaan
yang lebih dalam pada peserta didik dari siswa menunjukkan bahwa mereka
karena mereka mendiskusikan ide-ide telah berpikir tentang ide-ide yang
mereka dan menindaklanjuti pertanya- menghubungkan mereka dengan hal-
an mereka. Sebuah pertanyaan pe- hal lain yang mereka ketahui (Chin &
mahaman dapat merangsang siswa Osborne, 2008: 3).
untuk menghasilkan penjelasan mereka

53
Kunci pembelajaran aktif adalah hasil belajar merupakan suatu pen-
aktivitas bertanya. Kemampuan ber- capaian tujuan pengajaran.
tanya peserta didik sangat diperlukan Belajar merupakan proses yang
dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan seseorang dalam berinteraksi
memusatkan pada peserta didik ini dengan lingkungannya untuk mem-
agar tercipta suatu situasi dan kondisi peroleh perubahan tingkah laku yang
yang hangat didalam kelas. Disamping baru. Perubahan tingkah laku me-
keengganan peserta didik untuk ber- rupakan hasil belajar. Sementara hasil
tanya, kesempatan terkadang tak belajar diperoleh setelah berakhirnya
menghampiri mereka. Bagaimana bisa proses pembelajaran. Djamarah dan
fase bertanya dilewati begitu saja. Jika Zain (2006: 121) mengatakan
aktivitas bertanya ini dilewati begitu bahwasetiap proses belajar mengajar
pembelajaran aktif yang memusatkan selalu menghasilkan hasil belajar.
pada peserta didik ini tidak akan Akhir dari kegiatan inilah yang
berjalan dengan semestinya. Chin menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan
(2004: 107) menyatakan bahwa siswa dalam proses belajar mengajar.
mempertanyakan adalah kunci untuk Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan
pembelajaran aktif dan bermakna serta disajikan da-lam bentuk hasil belajar
merupakan hal terpenting dalam siswa.
pembelajaran inkuiri ilmiah. Rumusan Hasil belajar dapat diukur dengan
pertanyaan yang bagus juga merupakan berbagai alat. Salah satunya dalam
tindakan kreatif. bentuk tes. Amir dalam Arikunto
Pendekatan scientific ialah pen- (2007: 32) menyatakan bahwa tes ialah
dekatan yang digunakan dalam pem- suatu alat atau prosedur yang sistematis
belajaran yang dilakukan melalui pro- dan objektif untuk memperoleh data-
ses ilmiah, yaitu proses mengamati (ob- data atau keterangan-keterangan yang
serving), menanya (questioning), men- diinginkan tentang seseorang, dengan
coba (experimenting), menalar (asso- cara yang boleh dikatakan tepat dan
ciating), dan mengomunikasikan (co- cepat. Untuk mengetahui keberhasilan
mmunicating). Kegiatan pembelajaran dalam belajar diperlukan adanya suatu
seperti ini dapat membentuk sikap, pengukuran hasil belajar yaitu melalui
keterampilan, dan pengetahuan peserta suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan
didik secara maksimal. Kelima proses dalam bentuk angka.
belajar secara scientific tersebut di-
implementasikan pada saat memasuki METODE PENELITIAN
kegiatan inti pembelajaran (Fadlillah, Populasi dalam penelitian ini
2014: 175). Hasil belajar merupakan ialah seluruh siswa kelas VII SMPN 1
tolak ukur yang utama untuk menge- Gedongtataan Semester Genap Tahun
tahui keberhasilan belajar seseorang. Pelajaran 2014/ 2015.Kelas populasi
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: yang berjumlah 10 kelas hanya diambil
3) hasil belajar adalah hasil dari suatu satu kelas (VIIi) sebagai sampel.
interaksi dari tindak belajar dan tindak Teknik yang digunakan oleh peneliti
mengajar. Bagi guru tindak mengajar untuk mengambil kelas sampel, yaitu
diakhiri dengan proses evaluasi hasil menggunakan teknik random tak ter-
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar batas (random sederhana).
ialah berakhirnya penggal dan puncak Penelitian ini dilakukan secara
proses belajar. Sementara dari sisi guru langsung dalam kegiatan pembelajaran
pada siswa SMP. Desain yang diguna-

54
kan untuk mengukur pengaruh untuk menghitung reliabilitas dapat
aktivitasscaffolding dalam konteks digunakan rumus alpha, yaitu:
scientific approach terhadap hasil 𝑛 𝜎12
belajar siswa pada konsep kalor SMP 𝑟11 = 1− 2
𝑛−1 𝜎𝑡
menggunakan rancangan desain One- di mana:
Shot Case Study. Rancangan ini 𝑟11 = reliabilitas yang dicari
merupakan sebuah de-sain penelitian
𝜎𝑖2 = jumlah varians skor tiap-tiap
yang menggunakan satu kelas sampel
item
eksperimen untuk meng-etahui 2
𝜎𝑡 = varians total.
pengaruh dari sebuah perlakuan yang
Menurut Sayuti dalam Saputri
diberikan.Penelitian ini terdiri dari tiga
(2010:30), kuesioner dinyatakan
bentuk variabel penelitian, yaitu
reliabel jika mempunyai nilai koefisien
aktivitas padascaffolding, hasil belajar
alpha yang lebih besar dari 0,6. Untuk
konsep kalor, dan variabel
menentukan besarnya koefisien alpha,
moderatornya adalah pendekatan
maka digunakan ukuran kemantapan
scientific approach.
alpha yang diinterprestasikan sebagai
Analisis Instrumen
Validitas suatu instrumen me- berikut:
nunjukkan adanya tingkat kevalidan 1. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00-0,20
atau kesahihan suatu instrumen. berarti kurang reliabel.
Instrumen yang valid atau sahih me- 2. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21-0,40
miliki validitas yang tinggi, sebaliknya berarti agak reliabel.
instrumen yang kurang valid berarti 3. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41-0,60
memiliki validitas rendah (Setyosari, berarti cukup reliabel.
2012). Pengujian validitas dalam pe- 4. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61-0,80
nelitian ini dilakukan dengan meng- berarti reliabel.
gunakan program SPSS 22.0. 5. Nilai Alpha Cronbach’s 0,80-1,00
Instrumen yang reliabel adalah berarti sangat reliabel. Setelah
instrumen yang bila digunakan be- instrumen valid dan reliabel,
berapa kali untuk mengukur objek yang kemudian disebarkan pada sampel
sama, akan menghasilkan data yang yang sesungguhnya. Skor total
sama. Reliabilitas instrumen diperlukan setiap siswa diperoleh dengan
untuk mendapatkan data sesuai dengan menjumlahkan skor setiap nomor
tujuan pengukuran. Perhitungan untuk soal.
mencari harga reliabilitas instrumen Pengujian Hipotesis
didasarkan pada pendapat Arikunto Pengujian hipotesis dilakukan
(2008: 109). setelah melakukan uji normalitas dan
Instrumen yang reliabel adalah uji linieritas.
intrumen yang bila digunakan beberapa Uji linieritas bertujuan untuk
kali untuk mengukur objek yang sama, mengetahui apakah dua variabel
akan menghasilkan data yang sama. mempunyai hubungan yang linier atau
Reliabilitas instrumen diperlukan untuk tidak secara signifikan. Uji ini biasanya
mendapatkan data sesuai dengan tujuan digunakan sebagai prasyarat dalam
pengukuran. Perhitungan untuk men- analisis korelasi atau regresi linear.
cari harga reliabilitas instrumen di- Pengujian dilakukan dengan meng-
dasarkan pada pendapat Arikunto gunakan program SPSS 22.0 dengan
(2008: 109) yang menyatakan bahwa metode Test for Linearity pada taraf
signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan
mempunyai hubungan yang linear bila

55
signifikansi (linearity) kurang dari 0,05 dilakukan terhadap kelas VIIIc di luar
(Priyatno, 2010: 73). sampel, kelas VIIi SMPN 1
Uji regresi sederhana dilakukan Gedongtataan, Kab. Pesawaran dengan
untuk menghitung persamaan regresi- jumlah 30 siswa. Instrumen yang diuji
nya. Dengan menghitung persamaan adalah instrumen soal hasil belajar.
regresinya, maka dapat diprediksi se- Sementara, instrumen lembar observasi
berapa tinggi nilai variabel terikat jika aktivitas scaffolding digunakan
nilai variabel bebas diubah-ubah serta langsung kepada sampel penelitian
untuk mengetahui arah hubungan pada saat penelitian berlangsung tanpa
antara variabel bebas dengan variabel diuji. Uji validitasdilakukan untuk tiap-
terikat apakah positif atau negatif. tiap butir soal, sedangkan uji
reliabilitas dilakukan untuk
HASIL PENELITIAN keseluruhan butir soal.
Penelitian ini dilakukan dari a. Uji Validitas Hasil Belajar
tanggal 04 Maret 2015 sampai dengan Pada awalnya peneliti menguji
30 Maret 2015 di SMPN 1 soal hasil belajar sebanyak 25 butir
Gedongtataan, Kab. Pesawaran. Proses soal. Namun setelah dilakukan uji
pem-belajaran berlangsung selama dua validitas melalui program komputer,
kali pertemuan dalam satu pekan diperoleh sebanyak 22 butir soal yang
dengan alokasi waktu dua jam dan tiga valid. Dengan demikian ada tiga butir
jam pe-lajaran yang terdiri dari 40 soal saja yang tidak valid yang
menit. Pe-nelitian dilakukan kepada kemudain tiga soal tersebut dibuang.
siswa kelas VIIi yang berjumlah 38 Peneliti ingin menggunakan 20 soal
orang, kemudian siswa dibagi menjadi saja yang berarti peneliti harus
enam kelompok yang setiap kelompok membuang dua soal lagi. Dua soal
terdiri dari enam dan atau tujuh siswa. yang dibuang peneliti adalah soal
Data scaffolding pada aktivitas dengan nilai validitas dan reliabilitas
bertanya diperoleh selama kegiatan terendah.
pembelajaran berlangsung pada saat Uji Reliabilitas Hasil Belajar
siswa melakukan diskusi kelompok, Uji Reliabilitas hasil belajar
sedang-kan data hasil belajar diperoleh diambil dari 31 siswa dengan jumlah
dari ulangan setelah satu bab materi soal sebanyak 25 butir soal. Reliabilitas
yang telah diajarkan. Data-data yang tes dilakukan dengan program kom-
diperoleh selanjutnya diuji meng- puter. Hasil reliabilitas hasil belajar
gunakan software (SPSS 22.0) untuk ditampilkan pada Tabel 1.
mengetahui normalitas data serta
pengujian lainnya yang berguna untuk Tabel 1.Hasil uji reliabilitas hasil
menguji hipotesis yang telah diajukan. belajar
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Sebelum peneliti melakukan Cronbach's Alpha N of Items
penelitian, peneliti terlebih dahulu 0,871 20
melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen yang akan Tabel 1 menampilkan nilai Cronbach's
digunakan dalam penelitian. Pengujian Alpha sebesar 0,871. Dengan demikian
ini dimaksudkan untuk mengetahui dapat diketahui bahwa nilai Cronbach's
apakahinstrumen yang digunakan Alpha berada diantara 0,81 sampai
dalam penelitian ini bersifat baik dan dengan 1,00 yang berarti instrumen
tepat untuk digunakan. Pengujian tersebut bersifat sangat reliabel.

56
Data Hasil Penelitian scaffolding dan data hasil belajar siswa.
Pada penelitian ini data yang Data kriteria penilaian scaffolding dan
diperoleh adalah data aktivitaspada hasil belajar ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2.Perolehan kriteria scaffoldingdan hasil belajar siswa
Kriteria Jumlah Siswa
Scaffolding Hasil Belajar
Sangat Tinggi 4 6
Tinggi 28 29
Sedang 6 3
Rendah 0 0
Sangat Rendah 0 0

Tabel 2menampilkan jumlah siswa sebanyak 3 siswa, untuk kategori


yang memiliki aktivitas pada scaffold- rendah dengan rentang nilai 20,1 - 40
ing untuk kategori sangat tinggi dengan sebanyak 1 siswa, dan untuk kategori
rentang persentase 80,1%-100% sangat rendah dengan rentang nilai 0 –
sebanyak 4 siswa, untuk kategori tinggi 20 sebanyak 0 siswa. Nilai hasil belajar
dengan rentang persentase 60,1%-80% tertinggi adalah 85 dan nilai terendah
sebanyak 28 siswa,untuk kategori adalah 55. Rata-rata nilai hasil belajar
sedang dengan rentang persentase siswa adalah sebesar 73,68 dengan
40,1%-60% sebanyak 6 siswa, untuk kategori tinggi.
kategori rendah dengan rentang 2. Hasil Uji Analisis Data
persentase 20,1%-40% sebanyak 0 Data yang telah diperoleh
siswa, dan untuk kategori sangat kemudian dianalisis menggunakan uji
rendah dengan rentang persentase 0%- normalitas, uji linearitas, dan uji regresi
20% sebanyak 0 siswa. Persentase linier sederhana untuk mengetahui
tertinggi aktivitas pada scaffolding apakah hipotesis yang telah diajukan
adalah 83,4% dan persentase terendah dapat diterima atau ditolak.
aktivitas pada scaffolding adalah Hasil Uji Normalitas
53,4%. Persentase rata-rata aktivitas Uji normalitas dilakukan sebagai
padascaffolding adalah sebesar 69,95% prasyarat sebelum melakukan uji yang
dengan kategori tinggi. Untuk hasil lainnya untuk melihat apakah data yang
belajar, jumlah siswa yang memiliki diperoleh berdistribusi normal atau
hasil belajar untuk kategori sangat tidak. Berdasarkan uji normalitas
tinggi rentang nilai 80,1 – 100 dengan menggunakan program SPSS
sebanyak 6 siswa, untuk kategori tinggi 22.0 dengan metode Kolmogorov-
dengan rentang nilai 60,1 – 80 se- Smirnov diperoleh hasil yang di-
banyak 29 siswa, untuk kategori sedang tampilkan pada Tabel 3.
dengan rentang nilai 40,1 – 60

Tabel 3. Hasil uji normalitas kolmogrov-smirnov


No Data Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Scaffolding 0,200 Normal
2 Hasil Belajar 0,061 Normal
Tabel 3menampilkan nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) dari data scaffolding adalah

57
0,2 dan hasil belajar belajar fisika linier sederhana. Dua variabel di-
siswa yang diperoleh adalah 0,061. katakan mempunyai pengaruh yang
linier bila nilai linearity kurang dari
Nilai scaffolding dan hasil belajar 0,05. Berdasarkan uji linieritas dengan
siswa lebih dari 0,05 yang berarti data menggunakan program SPSS 22.0 yang
berdistribusi normal. telah dilakukan, diperoleh nilai
probabilitas atausig.linearity untuk data
a. Hasil Uji Linieritas scaffolding dan hasil belajar yang
Uji linieritas merupakan pra- ditampilkan pada Tabel 4.
syarat sebelum melakukan uji regresi

Tabel 4.Hasil uji linieritas


Data Sig. linearity Keterangan
Scaffolding – Hasil Belajar 0,000 Linearity
𝑌 = 22,885 + 0,726 𝑋 yang artinya
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa jika aktivitas pada scaffolding (X)
nilai sig. linearity dari data scaffolding nilainya adalah 0, maka hasil belajar
dan hasil belajar adalah 0,000. Nilai (Y) sebesar 22,885. Jika aktivitas pada
signifikansi dari data tersebut kurang
dari 0,05, maka dapat disimpulkan scaffolding mengalami kenaikan 1,
bahwa antara variabel scaffolding dan maka hasil belajar mengalami pe-
hasil belajar terdapat hubungan yang ningkatan sebesar 0,726.
linear. c. Hasil Uji Hipotesis
b. Hasil Uji Regresi Linier Hipotesis yang diajukan dalam
Sederhana penelitian ini ada satu hipotesis yang
Uji regresi linier sederhana diuji dengan menggunakan uji regresi
digunakan untuk memprediksi nilai linier sederhana. Berdasarkan per-
dari variabel terikat apabila nilai olehan data, maka diambil keputusan
variabel bebas mengalami kenaikan hipotesis penelitian sebagai berikut:
atau penurunan dan untuk mengetahui H0 : Tidak terdapat pengaruh aktivitas
arah pengaruh antara variabel bebas pada scaffolding dalam konteks
dengan variabel terikat apakah positif scientific approach terhadap hasil
atau negatif. Karena data pengaruh belajar konsep kalor.
scaffolding terhadap hasil belajar H1 : Terdapat pengaruh aktivitas pada
berdistribusi normal dan linear, maka scaffolding dalam konteks
dapat dilakukan uji regresi linier scientific approach terhadap hasil
sederhana. Hasil dari uji regresi untuk belajar konsep kalor.
pengaruh scaffolding terhadap hasil Dengan persamaan regresi linier untuk
belajar dengan menggunakan program pengaruh scaffolding terhadap hasil
SPSS 22.0, dengan persamaan regresi belajar yang diperoleh sebagai berikut:
yang diperoleh dari adalah: 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋 𝑌 = 22,885 + 0,726 𝑋
𝑌 = 22,885 + 0,726 𝑋 dengan Y: Hasil belajar
dengan Y: Hasil belajar X: Aktivitas pada Scaffolding
X: Aktivitas pada Scaffolding Persamaan regresi linier tersebut
Dapat dilihat persamaan regresinya menunjukkan bahwa koefisien regresi
adalah: yang dihasilkan bernilai positif yang

58
artinya terjadi hubungan positif antara padascaffolding dalam konteks
scaffolding dengan hasil belajar, scientific approach terhadap hasil
semakin tinggi scaffolding maka belajar konsep kalor.
semakin meningkat hasil belajar. Pembahasan
Adapun kriteria pengujian hipotesis Penelitian ini bertujuan untuk
adalah: mengetahui terdapat atau tidak
1. Bila nilai Fhitung ≤ Ftabel maka terdapatnya pengaruh aktivitas pada
hipotesis nol diterima dan hipotesis scaffolding dalam konteks scientific
satu ditolak. approach terhadap hasil belajar konsep
2. Bila nilai Fhitung> Ftabel maka kalor. Berdasarkan hasil penelitian
hipotesis nol ditolak dan hipotesis diperoleh data scaffolding dan hasil
satu diterima. belajar. Data hasil penelitian yang telah
Fhitung yang diperoleh dari Tabel 6 diperoleh menunjukkan bahwa terdapat
sebesar 36 lebih besar dari Ftabel yaitu pengaruh aktivitas padascaffolding
31,979sehingga H0 ditolak dan H1 terhadap hasil belajar. Adapun
diterima. Tabel 6 juga menunjukkan pengaruh dari scaffolding terhadap
bahwa nilai Sig. adalah 0,000 lebih hasil belajar siswa dapat dilihat pada
kecil dari 0,05 yang berarti H0 ditolak diagram yang ditampilkan pada
dan H1 diterima. Dengan demikian Gambar 1.
terdapat pengaruh aktivitas
35

30

25

20
Scaffolding
15
Hasil Belajar
10

0
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah

Gambar 1.Diagram pengaruh aktivitas pada scaffolding terhadap hasil belajar

Dilihat dari Gambar 1 diketahui bahwa dan siswa tersebut cenderung memiliki
scaffolding dan hasil belajar siswa rasa ingin tahu yang tinggi. Dengan
memiliki hubungan, yaitu semakin demikian siswa akan mencari tahu
tinggi scaffolding siswa terhadap jawaban permasalahan tersebut dari
pelajaran fisika, maka hasil belajar berbagai sumber, misalnya melalui
siswa akan semakin tinggi juga. Hal ini kegiatan eksperimen atau diskusi. Hal
berarti scaffolding mempengaruhi hasil itu dapat menyebabkan siswa akan
belajar siswa, siswa yang memiliki semakin paham dengan konsep-konsep
scaffolding yang tinggi terhadap fisika, fisika secara langsung sehingga hasil
akan cenderung lebih aktif dalam belajar siswa akan tercapai lebih
kegiatan pembelajaran di dalam kelas optimal. Kemudian, kedua data yang

59
telah didapatkan diuji normalitasnya hipotesis dilakukan dengan cara Uji
untuk melihat apakah kedua data Regresi Linear Sederhana. Kegunaan
tersebut berdistribusi normal atau tidak. regresi dalam penelitian salah satunya
Setelah dilakukan uji normalitas adalah untuk meramalkan atau
menggunakan program SPSS 17.0, memprediksi variabel terikat (Y)
terlihat bahwa untuk datascaffolding apabila variabel bebas (X) diketahui.
dan data hasil belajar berdistribusi Regresi sederhana dapat dianalisis
normal, karena nilai Asymp. Sig. (2- karena didasarioleh hubungan
tailed) yang diperoleh lebih dari 0,05 fungsional atau hubungan sebab akibat
yaitu sebesar 0,200 untuk data kausal variabel bebas (X) terhadap
scaffolding dan 0,061 untuk data hasil variabel terikat (Y).
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa Berdasarkan data yang
nilai Asym. Sig. (2-tailed) untuk kedua diperoleh,nilai konstanta a sebesar
data lebih besar dari α , nilai yang 22,885 dan nilai konstanta b sebesar
digunakan adalah 0,05 artinya data 0,726, sehingga persamaan regresi
scaffolding dan hasil belajar yang diperoleh adalah:
berdistribusi normal. Setelah dilakukan 𝑌 = 22,885 + 0,726 𝑋.
uji normalitas, dilanjutkan pula dengan Analisisaktivitaspada scaffolding dalam
uji linearitas sebagai prasyarat sebelum konteks scientific approach dapat
melakukan uji korelasi dan uji regresi berpengaruh terhadap pe-ningkatan
linear. atau penurunan hasil belajar siswa
Pada Tabel 4 terlihat bahwa dapat menggunakan persamaan regresi
antara data scaffolding dan hasil belajar linear sederhana.
terdapat hubungan yang linear. Hal ini
dikarenakan nilai signifikansi yang SIMPULAN DAN SARAN
diperoleh kurang dari 0,05 yaitu nilai Simpulan
Sig. linearity untuk kedua data adalah Hasil penelitian dan pembahasan
sebesar 0,000. Setelah data hasil dapat disimpulkan bahwa terdapat
penelitian diuji normalitas dan pengaruh aktivitas pada scaffolding
linearitasnya, maka langkah dalam konteks scientific approach
selanjutnya adalah melakukan uji terhadap hasil belajar konsep kalor
korelasi untuk menjawab hipotesis yaitu sebesar 47% , yang merupakan
yang telah diajukan, karena data nilai koefisien determinasi dengan nilai
scaffolding dan hasil belajar koefisien korelasi sebesar 0,686 dengan
berdistribusi normal, maka uji korelasi persamaan regresi:
menggunakan uji Korelasi Bivariate 𝑌 = 22,885 + 0,726𝑋
dengan metode Pearson Corrleation. dimana konstanta a dan b merupakan
Berdasarkan hasil uji korelasi, koefisien yang signifikan.
diperoleh nilai rhitung untuk data Saran
scaffolding dengan hasil belajar adalah Penelitian ini dapat dikembang-
0,686. Sementara, arah hubungannya kan lebih lanjut untuk memperoleh
adalah positif karena nilai r positif, hasil yang lebih komprehensif, maka
berarti semakin tinggi scaffolding maka peneliti menyarankan hal-halse-
semakin tinggi pula hasil belajar bagaiberikut: (1) bagi
siswa.Setelah kedua data diuji guru,pembelajaran scaffolding dapat
normalitas, linearitas, dan korelasi dijadikan sebagai salah satu alternatif
langkah se-lanjutnya yaitu melakukan strategi pem-belajaran fisika yang
uji hipotesis yang telah diajukan. Uji dikombinasi-kan dengan berbagai

60
modelatau metode pembelajaran siswa mengembangkan konsep dan
lainnya guna mencapai hasil belajar mempengaruhi hasil belajar siswa; dan
yang optimal; (2) bagi sekolah, hasil (3) bagi peneliti, diharapkan peneliti
penelitian diharapkan dapat menjadi berikutnya dapat melakukan pe-nelitian
per-timbangan dalam penerapan menggunakan strategi
strategi pembelajaran di SMPN1 scaffoldingdengan materi pelajaran lain
Gedongtataan, Kab. Pesawaran karena dan tidak hanya mengukur variabel
pembelajaran meng-gunakan hasil belajar saja.
strategiscaffoldingdapat membantu

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar- Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar
dasar Evaluasi Pendidikan. dan Pembelajaran. Jakarta:
Jakarta: Bumi Aksara. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Djamarah dan Zain. 2006. Strategi
Penelitian. Jakarta: Rineka Belajar Mengajar. Jakarta:
Cipta. Rhineka Cipta.
Burns, Anne & Joyce, HdS. 2005. Fadlillah, M. 2014. Implementasi
Teachers’ voices 8: Explicitly Kurikulum 2013 dalam
supporting reading and writing in Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs,
the classroom. Australia : & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-
Macquarie University. Ruzz Media.
Chin, Christine. 2001. Learning in Hammond, Jennifer. 2001. Scaffolding:
Science: What Do Student’s Teaching and Learning in
Questions Tell Us About Their Language and LiteracyEducation.
Thinking. Hong Kong : Australia: Primary English
Education Journal, 29 (2), 85- Teaching Association.
103. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis
Chin, Christine. 2002. Student- Statistik Data dengan SPSS.
Generated Questions: Yogyakarta: MediaKom.
Encouraging Inquisitive Minds in Saputri, Novika. 2010. Pengaruh
Learning Science. Institute of Fasilitas di Rumah dan Motivasi
Education (Singapore): Teaching Belajar pada Pembelajaran Fisika
and Learning, 23(1), 59-67. melalui Metode Pemberian Tugas
terhadap Hasil Belajar Fisika
Chin, Christine. 2004. Students' Siswa Kelas X Semester Genap
questions: Fostering a culture of SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun
inquisitiveness in science Pelajaran 2009/2010. Skripsi.
Classrooms. The Association for Bandarlampung: Universitas
Science Education : School Lampung.
Science Review, 86(314), 107- Setyosari, Punaji. 2012. Metode
112. Penelitian Pendidikan dan
Chin, Christine & Osborne, Jonathan. Pengembangan Kencana Prenada
2008. Students' Questions: A Media Group: Jakarta
Potential

61
62

Anda mungkin juga menyukai