Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN

Sedikit Membantu Untuk Tugas Dan Pengetahuan Pendidikan Agama Maupun Umum, Semoga Bisa
Membantu dan Bermanfaat...!!!

Sunday, April 10, 2011

Pengertian Tauhid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Banyak dari umat Islam hanya mengenal agama Islam dengan hanya yakin dan percaya bahwa Allah SWT
adalah Tuhannya. Mereka tidak mengenal secara luas tentang Tauhid dan bagaimana cara mengesakan
Allah SWT, sehingga mereka hanya yakin dan percaya dengan Islam tanpa adanya Ibadah dan
pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.

Renungkanlah QS. Al Ikhlash ayat 1 s.d. 4 :

Artinya :

1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.


3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan

4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlash : 1-4)

Firman Allah dalam QS. Adz Dzaariyaat ayat 56 :

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.”(QS.
Adz Dzaariyaat : 56)

Bila kita cermati ayat-ayat Al-Quran di atas, sangatlah jelas bahwa Allah adalah satu dan kita wajib
beribadah kepada Allah SWT serta janganlah menyutukanNya dengan apapun.

1.2.Batasan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah Tauhid dalam Islam yaitu sebagai berikut :

Bagaimanakah Pengertian Tauhid itu?

Adaberapakah Pembagian Tauhid itu?

Bagaimanakah Hakekat dan Inti Tauhid itu?

Apa sajakah Buah Hakekat Iman itu?

Bagaimanakah Keutamaan Tauhid itu?

Apakah Balasan Ahli Tauhid?

Bagaimanakah Keagungan Kalimat Tauhid?

Bagaimanakah Kesempurnaan Tauhid?


1.3.Tujuan dan manfaat

Adapun tujuan dan manfaat makalah ini adalah:

1. Semoga kita dapat memahami tentang tauhid

2. Dapat mengetahui hikmah dan buah dari tauhid .

3. Setelah memahami isi dari makalah ini semoga kita mempunyai kieimanan dan tauhid yang kuat dan
lebih mantap dari sebelumnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tauhid

Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.

Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT semata, Rabb (Tuhan) segala
sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya
Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil.
Sesungguhnya Dia SWT bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan
kekurangan. Dia SWT mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.

2.2. Pembagian Tauhid

Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada dua :
1) Tauhid dalam pengenalan dan penetapan, dan dinamakan dengan Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma
dan Sifat. Yaitu menetapkan hakekat zat Rabb SWT dan mentauhidkan (mengesakan) Allah SWT dengan
asma (nama), sifat, dan perbuatan-Nya. Pengertiannya : seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa
Allah SWT sematalah Rabb yang Menciptakan, Memiliki, Membolak-balikan, Mengatur alam ini, yang
sempurna pada zat, Asma dan Sifat-sifat, serta perbuatan-Nya, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu,
Yang Meliputi segala sesuatu, di Tangan-Nya kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia SWT
mempunyai asma’ (nama-nama) yang indah dan sifat yang tinggi. Dalam QS. QS. Asy-Sura ayat 11 :

Artinya : “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-
pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang
biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar
dan Melihat”. (QS. Asy-Sura : 11)

2) Tauhid dalam tujuan dan permohonan, dinamakan tauhid uluhiyah dan ibadah, yaitu mengesakan
Allah SWT dengan semua jenis ibadah, seperti: doa, shalat, takut, mengharap, dll. Pengertiannya :
Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT saja yang memiliki hak uluhiyah terhadap
semua makhlukNya. Hanya Dia SWT yang berhak untuk disembah, bukan yang lain. Karena itu tidak
diperbolehkan untuk memberikan salah satu dari jenis ibadah seperti: berdoa, shalat, meminta tolong,
tawakkal, takut, mengharap, menyembelih, bernazar dan semisalnya melainkan hanya untuk Allah SWT
semata. Siapa yang memalingkan sebagian dari ibadah ini kepada selain Allah SWT maka dia adalah
seorang musyrik lagi kafir. Firman Allah SWT (QS. Al-Mukminun : 117) yang Artinya : “Dan barangsiapa
menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu,
maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada
beruntung”.

Tauhid Uluhiyah atau Tauhid Ibadah; kebanyakan manusia mengingkari tauhid ini. Oleh sebab itulah Allah
SWT mengutus para rasul kepada umat manusia, dan menurunkan kitab-kitab kepada mereka, agar
mereka beribadah kepada Allah SWT saja dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya.

1) sebagaimana dalam firman allah surat Al-Anbiya` :25 .yang artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang
rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya : “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.”
2) sebagaimana Firman surat an - nahl 36Allah SWT yang artinya : Dan sungguhnya Kami telah mengutus
rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka
di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-
orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).(QS. An-Nahl :36). Thaghut adalah
syaitan dan apa saja yang disembah kecuali selain dari Allah SWT.

2.3. Hakekat dan Inti Tauhid

Hakekat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari Allah SWT,
dan pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selainNya SWT tanpa sebab atau perantara.
Seseorang melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan yang berbahaya dan semisalnya, semuanya
berasal dariNya SWT. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang mengesakanNya dengan ibadah itu
dan tidak menyembah kepada yang blain.

2.4. Buah Hakekat Iman

Seseorang hanya boleh tawakkal kepada Allah SWT semata, tidak memohon kepada makhluk serta tidak
memperdulikan celaan mereka. Ia ridha kepada Allah SWT, mencintaiNya dan tunduk kepada hukumNya.

Tauhid Rububiyah diakui manusia dengan naluri fitrahnya dan pemikirannya terhadap alam semesta.
Tetapi sekedar mengakui saja tidaklah cukup untuk beriman kepada Allah SWT dan selamat dari siksa.
Sungguh iblis telah mengakuinya, juga orang-orang musyrik, namun tidak ada gunanya bagi mereka.
Karena mereka tidak mengakui tauhid ibadah kepada Allah SWT semata.

Siapa yang mengakui Tauhid Rububiyah saja, niscaya dia bukanlah seorang yang bertauhid dan bukan
pula seorang muslim, serta tidak dihormati/diharamkan darah dan hartanya sampai dia mengakui dan
menjalankan Tauhid Uluhiyah. Sehingga dia bersaksi bahwa tidak Ilah (sesembahan) yang berhak
disembah selain Allah SWT semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan dia mengakui hanya Allah SWT saja
yang berhak disembah, bukan yang lainnya. dan konsekuensinya adalah hanya beribadah kepada Allah
SWT saja, tidak ada sekutu bagiNya.
Tauhid Uluhiyah dan Rububiyah memiliki ketergantungan satu sama lain:

1) Tauhid Rububiyah mengharuskan kepada Tauhid Uluhiyah. Siapa yang mengakui bahwa Allah SWT
Maha Esa, Dia lah Rabb, Pencipta, Yang Memiliki, dan yang memberi rizki niscaya mengharuskan dia
mengakui bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT. Maka dia tidak boleh berdoa
melainkan hanya kepada Allah SWT, tidak meminta tolong kecuali kepadaNya, tidak bertawakkal kecuali
kepadaNya. Dia tidak memalingkan sesuatu dari jenis ibadah kecuali hanya kepada Allah SWT semata,
bukan kepada yang lainnya. Tauhid uluhiyah mengharuskan bagi tauhid rububiyah agar setiap orang
hanya menyembah Allah SWT saja, tidak menyekutukan sesuatu dengannya. Dia harus meyakini bahwa
Allah SWT adalah Rabb-Nya, Penciptanya, dan pemiliknya.

2) Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah terkadang disebutkan secara bersama-sama, akan tetapi keduanya
mempunyai pengertian berbeda. Makna Rabb adalah yang memiliki dan yang mengatur dan sedangkan
makna ilah adalah yang disembah dengan sebenarnya, yang berhak untuk disembah, dan tidak ada
sekutu bagi-Nya.

Sebagaimana dalam surat al- ikhlas; yaitu:

a) Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.

b) Raja manusia.

c) Sembahan manusia.

Dan terkadang keduanya disebutkan secara terpisah, maka keduanya mempunyai pengertian yang sama,
seperti firman Allah SWT dalam surat al an`am ayat 164 yang Artinya :
Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu.
Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan
seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali,
dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.” (QS. An-An’aam:164)

2.5. Keutamaan Tauhid

Dari ‘Ubadah bin ash-Shamit r.a, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada
Ilah (yang berhak disembah) selain Allah SWT. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan sesungguhnya Muhammad
SAW adalah hamba dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, serta kalimah-Nya
yang diberikan-Nya kepada Maryam dan Ruh dari-Nya. Dan (siapa yang bersaksi dan meyakini bahwa)
surga adalah benar, neraka adalah benar, niscaya Allah SWT memasukkannya ke dalam surga
berdasarkan amal yang telah ada”. Muttafaqun ‘alaih.

Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah SWT berfirman,
‘Wahai keturunan Adam, selama kamu berdoa dan mengharap kepada-Ku, niscaya Kuampuni semua
dosa kalian dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosanya). Wahai keturunan Adam, jika dosamu telah
sama ke atas langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya Kuampuni dan Aku tidak
perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai keturunan Adam, jika engkau datang kepadanya dengan
kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau datang menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan
sesuatupun dengan-Ku, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi).” HR. at-
Tirmidzi.

2.6. Balasan Ahli Tauhid

Dari Jabir r.a, ia berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah,
apakah dua perkara yang bisa dipastikan?’ Beliau menjawab, ‘Siapa yang meninggal dunia dan keadaan
tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah SWT niscaya dia masuk dan siapa yang meninggal dunia
dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan Allah SWT, niscaya dia masuk neraka.” HR. Muslim.

2.7. Keagungan Kalimat Tauhid


Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Nabi Nuh
‘alaihissalam tatkala menjelang kematiannya, beliau berkata kepada anaknya, “Sesungguhnya aku
menyampaikan wasiat kepadamu: Aku perintahkan kepadamu dua perkara dan melarangmu dari dua
perkara. Saya perintahkan kepadamu dengan kalimat laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak
disembah) selain Allah). Sesungguhnya seandainya tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi diletakkan
dalam satu daun timbangan dan kalimah laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain
Allah) diletakkan pada daun timbangan yang lain, niscaya kalimat laa ilaaha illallah lebih berat. Dan
jikalau tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi merupakan sebuah lingkaran yang samar, niscaya
dipecahkan oleh kalimah laa ilaaha illallah dan subhanallahi wabihamdih (maha suci Allah dan dengan
memujian-Nya), sesungguhnya ia merupakan inti dari semua ibadah. Dengannya makhluk diberi rizqi.
Dan aku melarangmu dari perbuatan syirik dan takabur…” HR. Ahmad dan al-Bukhari dalam al-Adab al-
Mufrad.

2.8. Kesempurnaan Tauhid

Tauhid tidak sempurna kecuali dengan beribadah hanya kepada Allah SWT semata, tiada sekutu bagi-Nya
dan menjauhi thaghut, seperti firman Allah SWT(QS. An-Nahl :36); Yang Artinya : “Dan sungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”.

Thaghut adalah setiap perkara yang hamba melewati batas dengannya berupa sesembahan seperti
berhala, atau yang diikuti seperti peramal dan para ulama jahat, atau yang ditaati seperti para pemimpin
atau pemuka masyarakat yang ingkar kepada Allah SWT. Thaghut itu sangat banyak dan intinya ada lima:

Iblis (semoga Allah SWT melindungi kita darinya),

Siapa yang disembah sedangkan dia ridha

Siapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya,

Siapa yang mengaku mengetahui yang gaib,

Siapa yang berhukum kepada selain hukum Allah SWT.


BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

Pengertian Tauhid

Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.

Thaghut itu sangat banyak dan intinya ada lima:

Iblis (semoga Allah SWT melindungi kita darinya),

Siapa yang disembah sedangkan dia ridha

Siapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya,

Siapa yang mengaku mengetahui yang gaib,

Siapa yang berhukum kepada selain hukum Allah SWT.

3.2.Saran

Setelah pembahasan makalah ini, diharapkan Mahasiswa pada khususnya dan Umat Islam pada
umumnya dapat memahami Tauhid, sehingga dapat mengenal Allah SWT serta dapat mengamalkannya
dengan ibadah dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mengenal Allah SWT sebagai Tuhan yang esa dan yang patut disembah, kita akan terhindar dari
perbuatan syirik. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang dilindungi Allah SWT dari perbuatan
syirik yang mengantar kita ke neraka jahannam. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad bin Abdullah At Tuwaijry, Tauhid, keutamaan dan macam-macamnya,


(www.islamhouse.com, 2007)

Muhammad bin AbdulWahab, KitabTauhid, (http://www.scribd.com/ doc/ 10055486 / Kitab-Tauhid,


Yayasan Al-Sofwa, 2007)

Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety, Rahasia di balik kalimat Tauhid dalam ayat-ayat Al Quran,
(http://www.4shared. com/file/ 41066124/ ed75e1eb / RAHASIA_KALIMAT_ TAUHID.html?s=1, 2008)

Syaikh Muhammad At-Tamimi, Dasar-dasar Memahami Tauhid, (www.perpustakaan-islam.com, Islamic


Digital Library, 2001)

joko at 7:12 PM

Share
6 comments:

Ali imronMarch 30, 2012 at 8:42 AM

terima kasih atas sakinah ilmunya

Reply

Kunjungi ya,,http://nellyaloevera.multiply.com/April 17, 2012 at 11:52 PM

syukron,,alhmdllah,,sangt mmbntu akhy

Reply

yusnakjailMay 20, 2012 at 10:01 AM

terima kasih atas pedoman n sakinah ilmunya

Reply

nayviaJune 10, 2012 at 11:33 AM

alhamdullah, trimakasih

Reply

Ari AllbatrosNovember 5, 2012 at 8:22 PM

Terima Kasih banyak yah...

saya izin untuk meng-copy unuk membuat makalah..


sekali lagi terima kasih... ya mba.. ^^

Reply

Ony JunithaOctober 16, 2013 at 3:57 PM

wah makalahnya bermanfaat sekali,ijin copy yya buat jadi refrensi z.mkasi:)

Reply

Links to this post

Create a Link

Home

View web version

About Me

joko

View my complete profile

Powered by Blogger.

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai