Anda di halaman 1dari 9

5

BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan
lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga
memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan
tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses yang
menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh
proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam
kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-
lain. (Soetomo, 1993: 120).
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang
menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

B. Metode Ceramah
1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah,
dapat juga disebut metode deskripsi. Sesuai dengan namanya,
berceramah dipergunakan sebagai metode mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode
ceramah adalah cara penyampain bahan pelajaran dengan
komunikasi lisan.
6

Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan


untuk menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode
belajar mengajar. Penggunaan metode ceramah secara terus menerus
dalam proses belajar kurang tepat karena dapat menimbulkan
kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah
sebagai berikut; guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi
dan rumus diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan dekerjakan
sendiri oleh guru, langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa.

C. Kerja Kelompok
Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar. Ialah suatu
cara mengajar, dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa,
mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau
melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran
yang ditentukan pula oleh guru.
Robert L. Cilstrap dan William R Marti, memberikan pengertian
kerja kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya
berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan
kerja kelompok untuk mengajar mempunyai tujuan agar siswa mampu
bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama.
Adapun pengelompokkan itu biasanya didasarkan pada:
1. Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya.
2. Kemampuan belajar siswa
3. Minat Khusus
4. Memperbesar partisipasi siswa.
5. Pembagian tugas atau pekerjaan.
6. Kerja sama yang efektif.
7

Apakah keuntungan penggunaan teknik kerja kelompok itu?


Keuntungannya ialah:
- Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih
intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau
masalah.
- Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih
intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau
masalah.
- Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi.
- Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa
sebagai individu serta kebutuhannya belajar.
- Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan
mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
- Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi
temannya, menghargai pendapat orang lain, hal mana mereka
telah saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan
bersama.
Tetapi ini tidak ditunjang oleh penelitian yang khusus.
- Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang
mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka
yang kurang.
- Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk
yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
- Keberhasilan strategi kelompok ini tergantung kepada kemampuan
siswa memimpin kekompok atau untuk bekerja sendiri.
Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan ialah:
8

a. Keja kelompok berjangka pendek.


Bentuk ini dapat disebutu pula “rapat kilat” karena hanya
mengambil waktu ± 15 menit, yang mempunyai tujuan untuk
memecahkan persoalan khusus yang terdapat pada sesuatu
masalah. Umpamanya: Ketika instruktur menjelaskan sesuatu
pelajaran terdapat suatu masalah yang perlu didiskusikan. Guru
dapat menunjuk beberapa siswa, atau membagi kelas menjadi
beberapa kelompok untuk membahas masalah itu dalam waktu
yang singkat.
b. Kerja Kelompok berjangka panjang.
Pembicaraan di sini memakan waktu yang panjang, misalnya
memakan waktu 2 hari, satu minggu atau mungkin tiga bulan,
tergantung pada luas dan banyaknya tugas yang harus
diselesaikan siswa. Apabila siswa telah menyelesaikan tugasnya di
dalam suatu kelompok, ia boleh memilih membantu kelompok lain
sesuai dengan minat mereka.
Kerja kelompok berjangka panjang dapat dilaksanakan dengan
tujuan:
b.1. Membahas masalah yang benar-benar ada di dalam
masyarakat, umpamanya: masalah koperasi, lingkungan
sehat, pembuangan sampah dan lain sebagainya. Masalah itu
dibahas agar siswa mengetahui, memahami dan dapat
memberikan sumbangan pemikiran untuk memecahkan
masalah-masalah yang ada di dalam masyarakat tersebut.
b.2. Memotivasi siswa ke arah kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan masyarakat. Misalnya: penerangan
tentang makanan sehat, penggunaan metode mengajar yang
lebih efisien, menggalakkan KB dan sebagainya. Jadi dengan
9

kerja kelompok di sini siswa dapat menerapkan teori yang


dipelajari di sekolah ke dalam praktek hidup sehari-hari, di
samping dapat menyumbangkan pemikirannya/ide-ide serta
tenagannya bagi masyarakat sekitarnya.
b.3. Dengan melaksanakan kerja kelompok kerja kelompok
memberi pengalaman kepada siswa untuk mengenal
kepemimpinan/leadership, seperti membuat rencana sebelum
melakukan sesuatu pekerjaan, membagi pekerjaan,
memecahkan masalah/menyelesaikan tugas dengan bekerja
bersama.
b.4. Dengan bekerja sama itu siswa dapat mengumpulkan bahan-
bahan informasi atau data lebih banyak tentang berbagai jenis
aspek suatu masalah di dalam waktu relatif singkat.

c. Kerja Kelompok Campuran


Di sini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan
dengan kemampuan belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa
diberi kesempatan untuk bekerja sessuai dengan kemampuan
masing-masing sehingga kelompok yang pintar dapat selesai
terlebih dahulu tidak usah menunggu kelompok yang lain.
Kelompok siswa yang agak lamban, diizinkan menyelesaikan
tugasnya dalam waktu yang sesuai dengan kemampuannya.agar
kerja kelompok campuran itu mencapai sasaran, guru perlu
memperhatikan hal-hal ialah harus menyediakan tugas atau
kegiatan belajar yang sesuai dengan kemampuan belajar setiap
kelompok, kemudian setiap tugas harus disusun sedemikian rupa
sehingga setiap kelompok dapat mengerjakan sendiri tanpa
bantuan orang lain atau guru. Akhirnya guru harus memberi
10

petunjuk yang jelas, sehingga siswa tahu apa yang harus


dilakukan, dan apa yang diharapkan dari mereka masing-masing.
Supaya kerja kelompok dapat lebih berhasil, maka harus melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
- Menjelaskan tugas kepada siswa.
- Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok itu.
- Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
- Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan
membuat laporan tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok
tersebut.
- Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung, bila
perlu memberi saran/pertanyaan.
- Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil
kerja kelompok.

D. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial


Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu
unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah
dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atu
memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang
hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si
pebelajar.
11

Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan


prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan
pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat
bahwa pengertian hasil belajar dianggap sama dengan pengertian
prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat
yang mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan
prestasi belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang
lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya.
Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek,
misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.
Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah
sebagai berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran
di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes
mengenai sejumlah pelajaran tertentu.
Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau
kecapakan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas,
termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat.
b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.

E. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial


Pada Kurikulum 2013 Mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah
Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani, Agama, Kesenian,
IPA, IPS, Mulok dan PKn. Semua mata pelajaran ini akan diajarkan dalam
satu tema kecuali untuk kelas atas mata pelajaran Matematika dan PJOK
diajarkan terpisah. Pada saat ini sedikit perhatian yang ditujukan pada
12

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan mengembangkan model-


model yang sistematis. Pembelajaran dengan ceramah dan Tanya jawab
merupakan strategi yang paling sering digunakan dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial. Guru mendominasi pembicaraan dan buku-
buku konvensional masih merupakan sumber belajar yang primer.
Dengan cara yang seperti ini tidak mengherankan kalau siswa cenderung
secara umum apatis terhadap gejala sosial. Karena yang ditemukan
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial hanya fakta-fakta dan
bukan ide-ide (Armento: 1986) sebagai mana dikutip Karwono (1993: 61).
Sebagian besar penelitian tentang pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial telah mengkaji hubungan antara teknik-teknik
pembelajaran dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Penelitian
banyak dilakukan untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang stabil
antara fenomena-fenomena pembelajaran yang dipilih. Penelitian pada
variabel pembelajaran cenderung untuk menggambarkan perhatian umum
di bidang teknik penyelidikan inovatif dan reflektif. Topik-topik yang lain
menggambarkan refleksi sifat dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dan kurangnya konsensus pada definisi yang jelas dari tujuan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Perilaku siswa dianggap sebagai hasil
pembelajaran.
13

Anda mungkin juga menyukai